PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Rizky Arifah Fauzia 115020101111021
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul : ”PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA)”
Yang disusun oleh : Nama
:
Rizky Arifah Fauzia
NIM
:
115020101111021
Fakultas
:
Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
:
S1 Ekonomi Pembangunan
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 3 November 2015
Malang, 3 November 2015 Dosen Pembimbing,
Mochamad Affandi., SE., SU.
NIP. 19500420 198002 1 001
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA) Rizky Arifah Fauzia Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Email:
[email protected]
ABSTRAK Perbankan dalam suatu perekonomian memiliki peranan penting yang nantinya mengatur laju keuangan masyarakat dengan menjalankan fungsi intermediasi, dimana fungsi tersebut dijalankan dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, tabungan, dandeposito) yang kemudian dana tersebut akan disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dengan kata lain, jika fungsi intermediasi perbankan berjalan dengan baik, maka industri perbankan akan sangat berperan dalam meningkatkan pembangunan ekonomi pada sektor riil yang akan berdampak kepada tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk melihat seberapa baik fungsi intermediasi yang dijalankan oleh pihak bank, maka dapat dilihat dari besarnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor internal dan eksternal perbankan terhadap fungsi intermediasi bank periode 2005-2014. Untuk melihat bagaimana pengaruh variabel terhadap LDR digunakan alat analisis regresi panel. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah Capital Adequency Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Non Performing Loan (NPL) dan Inflasi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu regresi panel yang paling baik digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model random effect. Hasil pengujian random effect menunjukkan bahwa ke empat variabel yaitu CAR, NPL dan Inflasi memiliki nilai probabilitas lebih dari 5% yang artinya ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap LDR. Sedangkan variabel ROA memiliki nilai probabilitas kurang dari 5% yang artinya variabel ini memiliki pengaruh signifikan terhadap LDR. Kata kunci: Loan to Deposit Ratio (LDR) , Capital Adequency Ratio (CAR), Return On Assets (ROA) , Non Performing Loan (NPL) , Inflasi.
A. PENDAHULUAN Perbankan dalam suatu perekonomian memiliki peranan penting yang nantinya mengatur laju keuangan masyarakat dengan menjalankan fungsi intermediasi, dimana fungsi tersebut dijalankan dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, tabungan, dandeposito) yang kemudian dana tersebut akan disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dengan kata lain, jika fungsi intermediasi perbankan berjalan dengan baik, maka industri perbankan akan sangat berperan dalam meningkatkan pembangunan ekonomi pada sektor riil yang akan berdampak kepada tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk melihat seberapa baik fungsi intermediasi yang dijalankan oleh pihak bank, maka dapat dilihat dari besarnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). Kinerja intermediasi dalam Industri perbankan nasional dapat direpresentasikan dari 5 bank dengan aset terbesar di Indonesia yaitu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero), PT Bank CIMB Niaga Tbk. Menurut perkembangan LDR kelima bank selama periode tahun 2005-2014 tersebut cenderung mengalami fluktuasi dan pertumbuhannya melambat pada akhir tahun 2014. Berikut merupakan perkembangan LDR secara grafis:
Grafik 1 : Perkembangan Loan To Deposit Ratio 2005-2014 150
Mandiri
100
BRI
50
BCA
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Loan to Deposit Ratio (%)
200
Periode
BNI CIMB
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan,2014 (diolah)
Pencapaian keberhasilan fungsi intermediasi bank dapat dipengaruhi beberapa faktor baik faktor internal dan eksternal bank. Beberapa faktor internal yang diteliti dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Non Performing Loan (NPL), dan faktor eksternal perbankan yaitu inflasi. FaktorFaktor ini dimasukkan ke dalam penelitian karena faktor-faktor tersebut memiliki perkembangan yang menunjukkan gap secara teori terhadap perkembangan LDR selama periode penelitian. Menurut data yang telah diperoleh peneliti, perkembangan CAR selama tahun 2005-2014 cenderung mengalami fluktuasi, sedangkan perkembangan LDR cenderung mengalami kenaikan selama beberapa tahun terakhir. Hal ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi CAR maka akan semakin tinggi pula LDR. Berikut merupakan grafik perkembangan CAR selama periode penelitian 2005-2014:
60 Mandiri
40 20
BRI
0
BCA 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Rasio Capital Adequacy Ratio (%)
Grafik 2 : Perkembangan Capital Adequacy Ratio 2005-2014
Periode
BNI CIMB
.Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2014,(diolah)
Faktor internal lain yang memiliki gap terhadap perkembangan LDR adalah resiko kredit macet atau NPL. Dalam perkembangannya, rasio NPL memiliki trend perkembangan yang berfluktuatif cenderung menurun. Menurut teori yang digunakan dalam penelitian ini, seharusnya NPL memiliki perkembangan yang searah dengan LDR. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian antara teori dan implementasi yang ada. Ketidaksesuaian tersebut dapat ditunjukkan dengan membandingkan grafik 1 dan grafik 3 sebagai berikut:
25 20 15 10 5 0
Mandiri BRI BCA 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Non Performing Loan (%)
Grafik 3: Perkembangan Non Performing Loan 2005-2014
Periode
BNI CIMB
.Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2014,(diolah)
Selain risiko kredit macet, rasio profit bank juga perlu dipertimbangkan bank. Dari data yang diperoleh disini, rasio ROA berfluktuasi dan memiliki kecenderungan menurun. Hal ini tidak sesuai dengan pergerakan LDR yang memiliki kecenderungan naik. Hal ini tidak sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang telah ada.
15 Mandiri
10
BRI
5
BCA
0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Return On Assets (%)
Grafik 4 :Perkembangan Return On Asset 2005-2014
Periode
BNI CIMB
.Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2014,(diolah)
Selain faktor internal yang mempengaruhi pihak bank dalam pengambilan keputusan dalam melakukan penyaluran kredit, pihak bank juga mempertimbangkan beberapa faktor eksternal seperti kondisi makro ekonomi, yang di proksikan dengan persentase inflasi. Dengan semakin tingginya inflasi, maka akan menyebabkan kecenderungan masyarakat untuk mengurangi tabungan mereka di bank. Pada data yang diperoleh, inflasi pada tahun 2005-2014 cenderung berfluktuatif akan tetapi memikili kecenderungan naik. Hal ini berbanding searah dengan pergerakan LDR yang naik. Hal ini tidak sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang terlah ada.
20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00%
Inflasi 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Inflasi (%)
Grafik 5 : Perkembangan Inflasi 2005-2014
Periode .Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2014,(diolah)
Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan diatas mengenai gap teori dan data yang tersedia dari beberapa faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi fungsi intermediasi maka menarik untuk diteliti mengenai “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perbankan Terhadap Fungsi Intermediasi Perbankan” B. TINJAUAN PUSTAKA Keberhasilan Fungsi Intermediasi Bank Sebagai lembaga keuangan, dalam operasionalnya bank selalu berkaitan langsung dengan arus dana yang ada di masyarakat. Bank berperan sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Dalam perkembangannya saat ini, bank merupakan salah satu pilar utama bagi masyarakat dalam melakukan transaksi. Untuk mengukur fungsi intermediasi bank digunakan rasio LDR. Menurut Kasmir (2010) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana dari masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Sedangkan Dendawijaya (2005) mendefinisikan LDR sebagai ukuran seberapa besar kemampuan bank dalam membiayai kembali penarikan dana yang dilakukan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Untuk ukurannya, Bank Indonesia menetapkan ketentuan untuk besarnya loan to deposit ratio yang dicapai oleh bank,yaitu maksimum sebesar 92% dengan batas minimum 78% (PBI Nomor 15/7/PBI/2013). Sedangkan untuk perhitungan Loan To Deposit Ratio sendiri, Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Semakin tinggi LDR menunjukkan bahwa semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank, hal ini terjadi karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar pula. Sebaliknya, angka LDR yang rendah menunjukkan tingkat ekspansi kredit yang rendah dibandingkan dengan dana yang diterimanya dan menunjukkan bahwa bank belum maksimal dalam menjalankan fungsi intermediasi (Syahrial Muchtar,2001)
Default Risk Pada Pemberian Kredit Default risk pada perbankan dicerminkan oleh rasio Non Performing Loan (NPL). NPL terjadi pada saat adanya kredit macet atau keadaan dimana nasabah tidak dapat membayar kreditnya kepada bank seperti kesepakatan dengan pihak bank. Kondisi gagal bayar tersebut dapat menjadi risiko kredit dalam perbankan. Risiko kredit dalam perbankan berarti bahwa pembayaran kredit tertunda atau tidak terjadi pembayaran sama sekali, sehingga dapat menyebabkan masalah arus kas dan mempengaruhi likuiditas bank (Greuning, 2011). Dengan adanya kredit macet atau meningkatnya rasio NPL, maka dapat berdampak pada kinerja bank karena akan berpengaruh pada likuiditas bank. Jika likuiditas bank yang bersangkutan terganggu, maka akan menyebabkan bank runs. Bank runs adalah keadaan dimana sebagian besar nasabah menarik dananya dari bank karena menurunnya kepercayaan masyarakat dan adanya kekhawatiran jika bank tidak dapat membayar dananya dalam jumlah penuh dan tepat waktu. Secara matematis, Non Performing Loan dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Rasio NPL merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas yang merupakan kredit bermasalah dibandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank (Slamet Riyadi,2006). Semakin besar nilai rasio NPL menunjukkan bahwa bank tersebut kurang baik dalam pengelolaan kreditnya dan juga menunjukkan indikasi bahwa risiko atas pemberian kredit yang diberikan oleh bank tersebut cukup tinggi. Maka, dapat disimpulkan bahwa NPL memiliki pengaruh negative terhadap LDR. Permodalan Sebagai Sumber Dana Bank Permodalan pada bank adalah salah satu hal penting untuk kelancaran aktivitas bank. Modal ini juga terkait dengan aktivitas perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Secara matematis, dapat diformulasikan sebagai berikut (Taswan,2010): Dengan tercukupinya modal bank, bank dapat mengurangi Risiko kerugian dari masalah kredit. Sedangkan menurut Taswan (2010), modal bank adalah dana yang nantinya diinvestasikan dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Maka, dapat disimpulkan bahwa CAR memiliki pengaruh positif terhadap LDR. Tingkat Profitabilitas Bank Sebagai Pendukung Sumber Dana Bank Bank dalam kegiatan operasionalnya, selain menjalankan fungsi intermediasi juga memprioritaskan labanya. Besar kecilnya profitabilitas bank, dapat di cerminkan oleh rasio Return on Asset (ROA) yang diformulasikan sebagai berikut: Laba yang tinggi membuat bank mendapatkan kepercayaan lebih dari masyarakat dan dapat memungkinkan bank dalam menghimpun modal lebih banyak sehingga bank dapat memperoleh kesempatan untuk menyalurkan kredit lebih banyak (Simorangkir,2004). Maka, dapat disimpulkan bahwa ROA memiliki pengaruh positif terhadap LDR. Inflasi Dan Arus Dana Bank Inflasi merupakan suatu keadaan adanya kecenderungan naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus (Boediono,2001). Kecenderungan kenaikan harga tersebut menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan akan mempengaruhi simpanan masyarakat pada bank. Tingkat inflasi yang tinggi juga akan menyebabkan tingkat suku bunga kredit akan ikut tinggi, dan sebaliknya ketika tingkat inflasi rendah maka tingkat suku bunga juga akan rendah. Menurut Dornbus dan Fisher (1997), dampak dari inflasi diantaranya adalah melemahkan semangat untuk menabung. Peningkatan inflasi akan menyebabkan nilai uang menurun dan mengakibatkan masyarakat tidak merasa diuntungkan dengan menyimpan uang di bank dengan mengharapkan bunga ditengah inflasi yang tinggi, sehingga enggan untuk menabung dan berdampak pada dana yang dihimpun oleh bank semakin kecil. Case dan Fair (2009) berpendapat bahwa ketika inflasi tidak dapat diantisipasi maka akan menyebabkan peningkatan risiko yang berkaitan dengan investasi pada perekonomian. Meningkatnya ketidakpastian dari tingginya inflasi akan membuat investor enggan untuk berinvestasi dalam modal dan ragu dalam melakukan investasi jangka
panjang. Dengan kemunduran investasi ini, akan berdampak pada semakin sulitnya perbankan untuk menyalurkan kreditnya. Maka, dapat disimpulkan bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap LDR.
C.METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menganalisa pengaruh faktor internal dan eksternal perbankan terhadap fungsi intermediasi bank. Variabel-variabel yang diduga mempengaruhi fungsi intermediasi bank atau Loan to Deposit Ratio periode 2005-2014 .Penelitian ini menggunakan jumlah populasi sebesar 120 Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 dan penentuan sampelnya menggunakan purposive sampling. Bank yang dipilih dalam penelitian ini sebesar 5 bank dengan asset terbesar periode 2014, karena bank-bank ini memiliki fungsi intermediasi yang kuat dan memiliki pengaruh besar dalam arus dana di masyarakat. Bank yang digunakan dalam penelitian ini yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk.Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan bank yang di publikasikan oleh Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Pusat Statistik. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) serta variabel independen yang digunakan adalah Capital Adequency Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Non Performing Loan (NPL), dan Inflasi. Dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap NPL digunakan alat analisis regresi panel yang merupakan kombinasi antara data silang tempat (cross section) dengan data runtut waktu (time series) (Kuncoro, 2011). Dengan model analisis sebagai berikut:
Dimana: LDR :Loan to Deposit Ratio CAR :Capital Adequacy Ratio ROA :Return On Assets NPL :Non Performing Loan e : error term i : cross-section (subjek-perusahaan bank) t : time-series (periode waktu) : intersep koefisien Menurut Widarjono (2009) terdapat beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel, yaitu pooling least square (Common Effect), pendekatan efek tetap (Fixed Effect) dan pendekatan efek random (Random Effect).Dalam penentuan model yang terbaik antara common effect, fixed effect, dan random effect digunakan dua teknik estimasi model. Uji yang pertama adalah Chowtest, uji ini digunakan untuk memilih antara model common effect atau fixed effect. Uji yang kedua adalah Hausman test yang digunakan untuk memilih antara model fixed effect atau random effect. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penentuan model antara common effect, fixed effect dan random effect dengan menggunakan uji chow dan uji hausman diperoleh model yang tepat untuk regresi panel dalam penelitian ini yaitu model random effect. Dan hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Variable C CAR? ROA? NPL? INFLASI? Random Effects (Cross) _MANDIRI--C
Coefficient 37.96205 0.768987 7.472164 1.130601 0.608573
-8.588649
Std. Error 11.73278 0.431735 2.48564 0.940572 0.751145
t-Statistic 3.235555 1.781156 3.006133 1.202036 0.810195
Prob. 0.0023 0.0816 0.0043 0.2356 0.4221
_BRI--C _BCA--C _BNI--C _CIMB--C
-3.60142 -25.73605 3.280948 34.64518
Effects Specification S.D. 20.5741 16.69133
Cross-section random Idiosyncratic random R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
Weighted Statistics 0.647405 Mean dependent var 0.616063 S.D. dependent var 16.8771 Sum squared resid 20.65631 Durbin-Watson stat 0
R-squared Sum squared resid
Unweighted Statistics 0.343346 Mean dependent var 33709.07 Durbin-Watson stat
Rho 0.6031 0.3969 23.88982 27.23755 12817.64 0.581567
96.1356 0.221137
Sumber: Data sekunder (diolah)
Dan diperoleh persamaan dari hasil regresi panel menggunakan model random effect sebagi berikut: LDR = 37.962 +0.7689CAR+ 7.472ROA + 1.130NPL + 0.608INFLASI Tabel 1 adalah hasil regresi panel menggunakan model random effect yang menunjukkan bahwa ke empat variabel yaitu CAR, NPL dan Inflasi memiliki nilai probabilitas lebih dari 5% yang artinya ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap LDR. Sedangkan variabel ROA memiliki nilai probabilitas kurang dari 5% yang artinya variabel ini memiliki pengaruh signifikan terhadap LDR. Berdasarkan nilai Prob.(F-statistic) pada hasil regresi diatas juga menunjukkan ke empat variabel secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap LDR karena memiliki nilai probablititas (F-statistic) sebesar 0.0000. Nilai koefisien determinasi (R²) juga memiliki nilai yang cukup tinggi yaitu sebesar 0.647405 yang artinya bahwa sebesar 64% variabel independen dalam model mampu memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam menjelaskan perubahan variabel dependen. Sedangkan 36% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian. Selain untuk melihat pengaruh keseluruhan variabel, model panel ini dapat menunjukkan pengaruh variabel dependen terhadap fungsi intermediasi masing-masing bank. Berikut merupakan hasil yang diperoleh: Pengaruh Individu Masing-Masing Bank Bank C
Koefisien
Pengaruh
R-Squared
37.96205
MANDIRI
-8.588649
27.88980
0.73120
BRI
-3.601420
31.57974
0.93987
BCA
-25.73605
8.744208
-0.81622
BNI
3.280948
40.79024
0.575285
CIMB NIAGA
34.64518
74.00792
0.674191
Sumber : Data Sekunder, diolah (2014)
1.
Bank Mandiri dapat dijelaskan, bahwa ketika variabel independen (CAR, ROA, NPL, dan Inflasi) dianggap konstan, maka fungsi intermediasi bank Mandiri akan meningkat sebesar 27.8898%. Dimana nilai R-Squared bank Mandiri sebesar 0.7312 atau sebesar 73,1%. Yang artinya adalah variabel independen pada penelitian telah mampu menjelaskan variabel dependen yaitu fungsi intermediasi bank sebesar 73,1% dan sisanya sebesar 26,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
2.
Bank BRI
Ketika variabel independen (CAR, ROA, NPL, dan Inflasi) dianggap konstan, maka fungsi intermediasi pada bank BRI akan meningkat sebesar 31.57974%. Yang nilai R-squared pada bank BRI sebesar 0.93987 atau senilai 93,9%. Yang artinya bahwa variabel independen pada penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 93,9%, dan sisanya sebesar 6,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. 3.
4.
5.
Bank BCA Ketika variabel independen (CAR, ROA, NPL, dan Inflasi) dianggap konstan, maka fungsi intermediasi pada bank BCA akan meningkat sebesar 8.744208%. Yang nilai R-squared pada bank BCA sebesar 0.81622 atau senilai 81,6%. Yang artinya bahwa variabel independen pada penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 81,6%, dan sisanya sebesar 18,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Bank BNI Ketika variabel independen (CAR, ROA, NPL, dan Inflasi) dianggap konstan, maka fungsi intermediasi pada bank BNI akan meningkat sebesar 40.79024%. Yang nilai R-squared pada bank BNI sebesar 0.575285 atau senilai 57,5%. Yang artinya bahwa variabel independen pada penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 57,5%, dan sisanya sebesar 42,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Bank CIMB Ketika variabel independen (CAR, ROA, NPL, dan Inflasi) dianggap konstan, maka fungsi intermediasi pada bank CIMB akan meningkat sebesar 74.00792%. Yang nilai R-square pada bank CIMB sebesar 0.674191 atau senilai 67,4%. Yang artinya bahwa variabel independen pada penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 67,4%, dan sisanya sebesar 32,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. E. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan rumusan masalah , tujuan penelitian dan analisis pembahasan dari hasil pengujian dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Faktor modal (capital adequacy ratio), selama periode penelitian tidak mempengaruhi fungsi intermediasi bank. Hal ini disebabkan CAR pada kelima bank nilainya masih berada diatas batas modal minimum sebesar 8%, yang mana dapat menunjukkan bahwa sebagian besar dana yang ada di bank masih didominasi oleh Dana Pihak Ketiga (DPK). Sehingga sebagian besar kegiatan bank masih dibiayai oleh DPK yang dihimpun bank. Sedangkan dari sisi profit, besarnya perubahan profit memiliki pengaruh terhadap fungsi intermediasi bank. Hal ini ditunjukkan oleh pergerakan searah dari laju pertumbuhan profit dan loan to deposit ratio. 2. Resiko kredit macet juga tidak memiliki pengaruh terhadap fungsi intermediasi bank. Yang mana dari hasil yang didapat pada penelitian ini perubahan non performing loan berjalan berdampingan dengan loan to deposit ratio yang mana besaran perubahan non performing loannya masih cukup rendah karena bank masih cenderung mematuhi peraturan dari otoritas keuangan yang membatasi besaran non performing loan .Sehingga non tidak akan terlalu mengganggu kinerja bank. 3. Faktor eksternal perbankan (inflasi) tidak mempengaruhi kinerja fungsi intermediasi bank. Hal ini terjadi karena inflasi tidak memiliki pengaruh dalam jangka pendek dan memiliki pengaruh jangka panjang yang nantinya akan mempengaruhi penyaluran kredit. 4. Fungsi intermediasi bank CIMB Niaga memperoleh pengaruh paling besar dari variabel independen yang digunakan pada penelitian ini. Hal ini ditunjukkan oleh besaran koefisien yang dimiliki bank CIMB Niaga. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, diharapkan pihak bank perlu meningkatkan kinerjanya agar fungsi intermediasi bank dapat berfungsi dengan baik dan kredit yang disalurkan bank diterima dengan optimal sehingga profit yang diterima oleh bank pun bisa semakin tinggi. Selain itu, diharapkan bank mempertahankan dan terus melakukan manajemen kredit agar resiko kredit tidak berjalan searah dengan naiknya Loan to Deposit Ratio (LDR). Untuk penelitian selanjutnya, dihaparkan dapat melakukan pengembangan dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi intermediasi bank dan perlu dikaji secara lebih rinci terkait analisa fungsi intermediasi yang tidak hanya berfokus pada bank-bank terbesar di Indonesia melainkan perbankan di Indonesia secara lebih luas.
UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh Dosen Ilmu Ekonomi Universutas Brawijaya dan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas dan Bisnis Universitas Brawijaya yang telah berkontribusi atas penyusunan jurnal ini dan memungkinkan jurnal ini dapat diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. _____________. 2005. Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia. _____________. 2012. Laporan Pengawasan Perbankan. Case, Karl E.and Fair, Ray C. 2009. Prinsip-Prinsip Ekonomi Jilid II. Jakarta:Erlangga Dendawiajaya,Lukman. 2009. Manajemen Perbankan.Jakarta: Ghalia Indonesia Kasmir. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. 6th ed. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi 2008. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Kuncoro, Mudrajad & Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi). 1st ed. Yogyakarta : BPFE. Kompas. 2014. Ini 10 Bank dengan Aset Terbesar di Indonesia. http://kompas.com/ Manurung,Syahnia . 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Intermediasi Bank Melalui Pendekatan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Tahun 2006-2013 Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Laporan Keuangan Bank Triwulanan http://ojk.go.id Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. http://bi.go.id Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Bank Umum. http://bi.go.id Putong,iskandar.2002. Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi 2 . Jakarta: Ghalia Indonesia Siamat,Dahlan.1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta:Intermedia Suyatno, Thomas. 2003. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Taswan. 2010. Manajemen Perbankan (Konsep, Teknik, dan Aplikasi). 2nd ed. Yogyakarta : UPP STIM YKPN