PENGARUH CAPITAL, ASSET, MANAGEMENT, EARNING, LIQUIDITY (UNSUR CAMEL) DAN ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM (Kasus Pada Sektor Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia) ANDRI HELMI MUNAWAR NIM 098334012
The aim of this research is to find out and analyze the Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity (CAMEL Elements), Economic Value Added and stock price with the influence of CAMEL Elements and Economic Value Added to stock price at banks which is listed by BEI. PENDAHULUAN Perbankan merupakan tulang punggung didalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga yang mampu menyalurkan kembali danadana yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi yang membutuhkan bantuan dana atau defisit. Fungsi ini merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena berkaitan dengan penyediaan dana sebagai investasi dan modal kerja bagi unit-unit bisnis dalam melaksanakan fungsi produksi. Oleh karena itu agar dapat berjalan dengan lancar maka lembaga perbankan harus berjalan dengan baik pula. Kebijakan pemerintah tentang deregulasi bidang perbankan dilihat dari satu sisi mampu menghasilkan banyak kemajuan antara lain pada sisi jumlah bank yang beroperasi. Jika pada tahun 1987 jumlah bank yang beroperasi hanya 111 bank dan terus bertambah mencapai titik tertinggi pada tahun 1995 dengan 240 bank. Namun sejak krisis ekonomi tersebut, pada bulan Maret 1999 pemerintah melakukan kebijakan reformasi perbankan dengan melakukan penutupan 38 bank, pengambilalihan 7 bank, rekapitalisasi 9 bank, dan mempertahankan operasi 73 bank, sehingga pada tahun 2001 bank yang tersisa berjumlah 151 bank. Keadaan ini membuktikan bahwa perbankan Indonesia tidak memiliki pondasi yang kuat sehingga ketika terjadi masalah, likuiditas dan solvabilitas langsung jatuh, dengan kata lain perbankan Indonesia sangat rapuh. Adapun masalah-masalah yang dihadapi perbankan Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Non Performing Loan, yaitu jumlah kredit bermasalah yang meningkat tajam yang mengakibatkan bank harus menyediakan cadangan penghapusan utang yang cukup besar sehingga kemampuan memberikan kredit menjadi terbatas. 2. Likuiditas, yaitu masalah tingginya mobilitas dana masyarakat sehingga bank melakukan rangsangan dengan suku bunga yang tinggi agar dana dapat terhimpun kembali.
1
3.
Negative Spread, yakni kondisi dimana biaya dana lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman.
Menyadari pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prisip kehatihatian atau prudential banking dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu menetapkan aturan kesehatan bank. Dengan adanya aturan kesehatan bank, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga bank tidak akan merugikan masyarakat. Oleh karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis yang dilakukan disini berupa penilaian tingkat kesehatan bank. Bank Indonesia dan bank-bank yang ada di Indonesia memiliki alat untuk menilai tingkat kesehatan bank. Alat ini dinamakan CAMEL, dimana alat ini menghitung rasio-rasio Capital dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Debt to Equity Ratio (DER), Assets dengan menggunakan Non Performing Loan (NPL), Management menggunakan rasio Net Profit Margin (NPM), Earning dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), dan operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Liquidity dengan menggunakan rasio Loan To Deposit Ratio (LDR) yang pada akhirnya akan terlihat kondisi kesehatan suatu bank berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Rasio-rasio tersebut dapat mengukur apakah bank tersebut dikatakan sehat atau tidak. Namun apakah rasio-rasio itu berpengaruh terhadap perubahan harga saham? Hal inilah yang menjadi pokok perhatian peneliti. Apakah ada pengaruh dari rasio-rasio keuangan tersebut terhadap perubahan harga saham emiten perbankan. Penggunaan rasio keuangan dalam penentuan kebijakan invesatasi telah dipakai secara luas namun demikian penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah mampu menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi persoalan ini dikembangkan suatu konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added) yang mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya (cost of capital) yang timbul sebagai akibat dari investasi yang dilakukan. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang secara langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu, oleh karena itu meskipun melibatkan perhitungan yang tidak sederhana sangat penting bagi investor untuk memahami konsep EVA. Biaya modal merupakan merupakan aspek yang paling khusus dan penting dalam EVA. Berdasarkan akuntansi konvensional, banyak perusahaan yang terlihat menguntungkan padahal kenyataanya tidak demikian. Analisis EVA dapat memperkecil resiko manipulasi laporan keuangan oleh manajemen, Sebagaimana yang dibahas Peter Drucker dalam artikelnya Harvard Business Review, menyatakan “Hingga perusahaan memberikan imbal hasil berupa laba yang lebih besar dari biaya modalnya, perusahaan itu beroperasi dalam kerugian. Tidak masalah apakah perusahaan itu
2
membayar pajak seolah–olah memang memiliki laba, perusahaan itu masih memiliki imbal hasil yang lebih kecil dari sumber daya yang dipakainya”. LANDASAN TEORI Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator atau perantara bagi peredaran lalu lintas uang, yaitu dalam bentuk simpanan dan kemudian mengelola dana tersebut dengan jalan meminjamkannya kepada masyarakat yang memerlukan dana. Pentingnya kesehatan bank merupakan aspek utama dalam menilai kinerja keuangan suatu bank. Menurut Sri Susilo dkk (2006: 51), Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Penggunaan analisa rasio keuangan sebagai alat untuk mengetahui kondisi bank apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat atau mungkin sakit. Untuk menilai kesehatan bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat ukur dalam penilaian kesehatan bank adalah dengan Analisis CAMEL yang terdiri dari penilaian permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas (Kasmir, 2003: 259). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sembilan rasio keuangan yang merupakan bagian dari alat ukur kesehatan bank diantaranya CAR, DER, NPL, NPM, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR. 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Faisal Abdullah (2005: 60), rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah Rasio yang membandingkan antara jumlah modal bank dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank. 2. Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Dendawijaya, (2005: 121) Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. 3. Non Performing Loan (NPL) Menurut Dahlan Siamat (2004: 175), kredit bermasalah atau Non Performing Loan adalahh pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. 4. Net Profit Margin (NPM) Menurut Sutrisno (2000: 56) Net Profi Margin merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
3
5. Return On Asset (ROA) Menurut Sutrisno (2001: 238) Return On Asset juga sering disebut rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. 6. Return On Equity (ROE) Menurut Riyanto (2001: 37) Rasio rentabilitas modal sendiri atau return on equity (ROE) merupakan perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal di satu pihak dengan modal sendiri di pihak lain. 7. Net Interest Margin (NIM) Menurut Almilia dan Herdiningtyas (2005) Rasio Net Interest Margin digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih ini diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik. 8. Rasio BOPO Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Menurut Dendawijaya (2003) rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. 9. Loan to Deposit Ratio Menurut Kasmir (2003: 272) pengertian Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan to Deposit Ratio menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110%. 10. Economic Value Added (EVA) Definisi EVA (Young, 2001: 17) EVA merupakan pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis (juga dikenal sebagai penghasilan sisa/residual income) yang menyatakan, bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal. 11. Harga Pasar Saham Menurut Abdul Halim (2005: 16) Harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut tercatat di bursa.
4
OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity (Unsur CAMEL) dan Economic Value Added terhadap harga saham pada bank-bank yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 26 bank yang listing di BEI penulis mengambil sampel dengan cara purposive sampling, mendasarkan pada informasi yang diperlukan terhadap data laporan keuangan lima tahun. Berikut ini adalah 15 bank yang dijadikan sampel penelitian, antara lain: 1. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2. Bank Mandiri Tbk. 3. Bank Nasional Indonesia Tbk. 4. Bank BCA Tbk. 5. Bank Panin Tbk. 6. Bank BNII Tbk. 7. Bank Mega Tbk. 8. Bank Victoria Tbk. 9. Bank Danamon Tbk. 10. Bank Niaga Tbk. 11. Bank Permata Tbk. 12. Bank NISP Tbk. 13. Bank Swadesi Tbk. 14. Bank Kesawan Tbk. 15. Bank Pundi Tbk. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan korelasional. Moh Nazir mengemukakan (2003: 54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode deskriptif berupa penelitian kasus, adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Misalnya penelitian terhadap bank-bank yang listing di BEI. Menurut Adi Nugroho (2004: 46) Metode korelasional yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis sejauh mana variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel-variabel pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
5
HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui pengaruh Unsur CAMEL dan Economic Value Added terhadap harga saham pada bank-bank yang listing di BEI maka perlu penyajian data yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Data perkembangan CAMEL, Economic Value Added dan harga saham pada bank-bank yang listing di BEI periode 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut: Unsur CAMEL, Economic Value Added dan Harga Saham pada Sektor Perbankan yang Listing di BEI periode 2005-2009 VARIABEL BANK
BBRI-05 BBRI-06 BBRI-07 BBRI-08 BBRI-09 MANDIRI - 05 MANDIRI - 06 MANDIRI - 07 MANDIRI - 08 MANDIRI - 09
BBNI - 05 BBNI - 06 BBNI - 07 BBNI - 08 BBNI - 09 BBCA - 05 BBCA - 06 BBCA - 07 BBCA - 08 BBCA - 09 PANIN - 05 PANIN - 06 PANIN - 07 PANIN - 08 PANIN - 09 BNII - 05 BNII - 06 BNII - 07 BNII - 08 BNII - 09 MEGA - 05
CAR (%)
DER (kali)
NPL (%)
NPM (%)
ROA (%)
ROE (%)
NIM (%)
BOPO (%)
LDR (%)
16.25
7.27
21.18
4.57
28.52
12.16
68.22
77.83
19.97
7.37
18.86
3.82
25.22
18.86
66.20
72.53
16.66
8.51
19.34
3.82
24.89
9.62
62.03
68.80
13.67
9.01
19.52
3.59
26.65
9.05
63.43
79.93
13.30
9.32
4.69 4.83 3.45 2.78 3.52
17.31
2.93
23.96
7.92
64.35
80.88
23.65 25.30 21.11 15.72 15.55 16.67 15.95 17.65 14.50 13.90 21.53 22.09 19.22 15.56 15.34 18.83 21.80 16.92 16.56 20.28 22.41 24.08 21.35 18.47 16.30 11.13
8.58 7.50 8.06 8.96 8.62 9.30 9.78 8.48 10.58 9.89 8.30 8.54 9.34 9.19 8.79 6.22 3.60 4.18 5.51 5.24 7.85 6.96 6.93 8.73 9.030 17.15
4.89 4.76 4.2 3.7 2.62 4.7 4.47 3.18 4.96 4.68 1.7 1.3 0.8 0.60 0.24 5.35 5.24 4.11 4.44 3.21 2.85 4.78 3.75 2.77 2.41 1.10
2.71 8.73 17.00 18.06 19.18 14.87 11.08 5.04 6.36 10.83 23.56 22.11 23.78 22.97 25.32 16.02 15.14 18.27 12.57 11.72 15.63 10.89 7.57 8.28 0.63 7.79
0.45 1.08 2.04 2.34 2.68 1.42 1.82 0.81 0.98 1.48 3.41 3.42 2.93 3.08 3.12 1.83 2.35 2.45 1.67 1.62 1.54 1.40 1.18 1.24 0.08 1.06
2.6 9.19 14.86 17.41 19.33 17.14 14.24 5.20 7.92 12.78 23.00 23.74 22.22 23.01 24.39 11.43 9.85 11.36 9.20 8.52 15.61 12.47 7.55 9.90 0.78 14.37
5.23 6.09 5.92 6.05 6.05 7.16 6.35 5.38 6.32 6.01 8.02 8.20 6.20 6.65 6.65 4.89 4.42 5.33 4.58 4.51 5.63 6.55 5.85 5.69 5.84 5.10
80.42 77.91 70.01 66.01 66.18 77.56 76.64 79.40 67.73 67.81 64.55 65.84 65.65 59.63 60.32 79.95 73.82 72.03 78.22 72.14 82.39 81.45 84.19 85.68 78.90 87.32
67.23 53.54 56.01 58.12 59.95 53.87 48.98 60.56 68.61 63.32 41.81 40.33 43.64 53.86 50.52 55.33 80.45 94.23 79.71 76.76 55.44 57.81 77.24 80.92 78.90 51.48
6
EVA (Rp)
Harga Saham (Rp)
-4771617.96
1,513
11571038.03
2,575
2336799.152
3,700
12938191.58
2,288
7075388.791 30291414.48 5843729.291 39688271.77 36627801.01 112356291.8 9241316.604 31867591.58 5622135.067 54863150.66 51423824.19 -3174019.99 -5477349.21 -6644041.76 806811.1879 -3401462.3 21464639.21 9698124.562 -1894279.53 25594559.09 -1371479.05 6089613.464 -9114555.67 -13254519.3 -65209191.4 9904864.938 -1505133.22
3,825 1,613 2,852 3,442 1,991 4,622 1,213 1,773 1,868 645 1,877 1,700 2,600 3,650 3,250 4,850 420 580 680 580 760 150 233 276 359 320 914
MEGA - 06 MEGA - 07 MEGA - 08 MEGA - 09 BVIC - 05 BVIC - 06 BVIC - 07 BVIC - 08 BVIC - 09 BDMN - 05 BDMN - 06 BDMN - 07 BDMN - 08 BDMN - 09 NIAGA - 05 NIAGA - 06 NIAGA - 07 NIAGA - 08 NIAGA - 09 PERMATA - 05 PERMATA - 06 PERMATA - 07 PERMATA - 08 PERMATA - 09
NISP - 05 NISP - 06 NISP - 07 NISP - 08 NISP - 09 SWADESI - 05 SWADESI - 06 SWADESI - 07 SWADESI - 08 SWADESI - 09 KESAWAN -05 KESAWAN -06 KESAWAN -07 KESAWAN -08 KESAWAN -09
PUNDI - 05 PUNDI - 06 PUNDI - 07 PUNDI - 08 PUNDI - 09
15.92 14.21 16.16 18.96 21.92 24.02 19.58 20.50 19.72 23.48 22.37 20.57 13.99 17.72 17.31 17.45 15.91 16.33 13.63 9.90 14.44 13.96 13.76 11.88 19.95 17.13 16.48 17.27 18.36 15.75 15.94 16.88 16.35 17.06 14.47 14.76 15.09 15.21 16.34 10.14 10.72 10.85 11.16 11.75
13.18 10.43 10.04 9.60 10.22 8.41 8.87 7.42 8.76 5.17 5.70 5.34 7.02 4.28 8.67 8.25 8.68 10.23 7.73 11.62 7.61 9.98 9.36 7.55 8.07 7.70 6.35 7.47 7.30 7.24 7.18 8.00 3.69 5.65 11.43 7.70 6.35 7.47 7.30 11.15 9.08 8.67 10.5 9.19
1.73 1.26 1.21 1.05 6.63 6.71 2.48 2.40 2.19 2.20 3.50 2.77 2.08 1.78 7.97 6.88 5.09 4.41 4.09 8.50 8.07 7.32 6.91 4.87 6.94 5.02 4.87 4.34 4.17 8.70 8.21 6.95 5.33 4.78 9.56 8.7 6.25 5.15 4.51 8.77 7.90 7.21 4.56 3.44
5.19 14.71 13.18 12.35 8.57 10.89 12.46 8.69 1.76 23.58 11.81 17.23 10.85 9.69 18.6 15.92 18.25 7.68 16.65 10.38 9.16 14.05 12.20 12.81 13.33 12.07 11.90 13.95 15.84 21.92 19.77 23.04 16.65 20.22 17.68 12.07 11.89 13.95 15.84
0.76 2.14 1.99 1.72 1.31 1.33 1.17 1.07 0.45 4.01 2.21 3.40 1.86 1.84 1.79 2.02 1.88 0.75 2.01 1.13 1.23 1.42 1.48 1.66 1.44 1.37 1.21 1.33 1.65 1.61 1.21 1.08 2.30 3.12 0.21 1.37 1.21 1.32 1.65 -4.00
8.38 18.34 18.06 16.04 11.53 12.53 12.55 8.70 2.17 23.32 13.89 19.76 14.47 9.68 13.79 13.65 14.69 6.79 13.52 24.62 8.35 10.55 10.85 10.79 10.16 9.60 7.42 8.73 10.53 18.20 20.30 20.01 7.68 17.93 2.69 9.60 7.42 8.73 10.53 -5.07
-9.39 0.38
-1.38
-14.57
0.05
0.52
-13.74
-1.68
-19.97
-38.98
-5.05
-52.99
-28.13
3.75 5.85 6.54 4.61 4.36 3.21 1.76 2.46 2.57 7.44 8.12 9.38 8.43 9.16 5.28 7.22 5.01 6.03 5.70 6.08 8.73 4.91 6.00 4.84 7.04 7.69 5.69 4.55 5.05 4.15 3.90 3.30 4.44 42.57 5.50 7.68 5.69 4.55 5.05 6.78 4.18 7.62 6.57 6.75
Sumber: Pojok Bursa FE UNSIL (data diolah kembali) 7
90.79 76.35 78.87 77.87 87.77 89.49 91.51 88.69 80.74 69.68 71.55 66.38 73.04 67.72 54.46 58.95 52.34 57.62 47.03 53.88 57.96 55.40 53.98 54.83 58.41 64.53 54.89 49.82 49.63 84.84 93.03 90.65 76.99 73.00 95.06 64.53 54.89 49.82 49.63 64.94 83.26 63.42 66.16 61.11
42.95 47.04 67.00 57.28 41.76 51.94 55.92 53.46 50.56 81.03 75.69 88.44 87.23 89.37 86.08 85.39 93.53 98.27 96.19 78.50 83.15 81.50 90.15 87.54 77.77 82.62 89.36 76.72 72.43 55.36 54.88 62.16 83.18 87.44 59.06 82.62 89.36 76.72 72.43 83.60 74.81 78.06 71.03 79.22
-7918772.08 -4462936.94 -9100902.43 -14838684.1 -100710.679 -833116.811 -3115921.02 -8736114.22 -3853243.58 15251016.34 9065223.555 -2458482.61 22082323.12 18486601.69 -3684543.63 4323236.338 -3803361.14 5682448.025 3038276.794 4923696.297 -9907409.96 -13782164 -21295336.6 -2686013.65 -7146327.68 -3534745.05 -5773520.42 -6989472.39 -6693380.7 -592733.242 -1450474.02 -637924.535 -2023344.29 -1312575.33 -918870.069 -3152335.79 -1466399.89 -1391277.89 -651345.08 -714002.324 -9402555.54 -971938.326 -1057485.99 -466197.54
936 1,404 1,560 2,007 68 76 129 81 120 3,590 5,102 6,046 2,343 4,550 398 904 884 486 697 698 843 863 475 776 770 850 900 700 1,000 225 375 482 600 600 139 159 173 232 287 51 44 48 34 64
Data panel (Cross Section Pooling Data) merupakan kombinasi dari time series data dan cross section data sehingga dapat disimpulkan sebagai data yang dikumpulkan dari beberapa objek dengan beberapa waktu. Berdasarkan metode Data Panel baik dengan pendekatan fixed effect maupun random effect, dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan fixed effect karena untuk pendekatan random effect penulis mengasumsikan bahwa pendekatan tersebut sangat baik digunakan untuk sampel yang dipilih secara random yang merupakan wakil dari populasi, sedangkan dalam penelitian ini adalah populasi untuk semua bank yang listing di BEI dengan laporan keuangan dari 2005 sehingga penulis menggunakan pendekatan fixed effect dengan pengujian lima asumsi model regresi yang berpedoman pada sumber literatur Suliyanto (2008). Pengolahan regresi data panel dilakukan dengan menggunakan software SPSS 18.0. Berdasarkan analisis kelima asumsi model regresi data, penulis menggunakan asumsi yang kedua yaitu menggunakan asumsi slope konstan tetapi intercept bervariasi untuk setiap individu, dikarenakan model regresi yang terbentuk baik, memiliki nilai R Square dan tidak adanya unsur autocorrelation dengan nilai Durbin Watson 2.605 (berada diantara dU s.d 4-dU) dengak k= 10 dan n=15, dU= 3.438 dan 4-dU= 0.562 sehingga nilai DW 2.605 berada diantara 3.438-0.562 (Suliyanto, 2008: 104). Jika menggunakan asumsi slope konstan tetapi intercept bervariasi untuk setiap individu, maka berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.12 selanjutnya akan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 18.0 hasilnya adalah sebagai berikut: a. Tabel Model Summary b
Model Summary Model 1
R .920
R Square a
Adjusted R Square
.846
.772
Std. Error of the Estimate .68178
Durbin-Watson 2.605
a. Predictors: (Constant), PUNDI, NIM, BBNI, BBCA, PERMATA, NISP, BNII, MANDIRI, NIAGA, BDMN, KESAWAN, MEGA, PANIN, SWADESI, BVIC, EVA, DER, ROE, CAR, NPL, BOPO, LDR, ROA, NPM b. Dependent Variable: HargaSaham
Berdasarkan pada tabel model summary dapat dideskripsikan sebagai berikut: R Pada tabel koefisien korelasi di atas menunjukkan bahwa hubungan antara variable Unsur CAMEL, Economic Value Added dengan Harga Saham yaitu sebesar 0.920. R Square Koefisien determinasi sebesar 0.846, maka besarnya pengaruh Unsur CAMEL dan Economic Value Added terhadap Harga Saham yaitu sebesar 84.60%, hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang terbentuk baik.
8
selain itu nilai Durbin-Watson sebesar 2.605 ditunjukkan dengan nilai yang tinggi. Artinya dengan menggunakan asumsi semua koefisien (baik intercept maupun koefisien slope) bervariasi untuk setiap waktu (time), model diakatakan baik dan layak untuk di analisis. b. Tabel Anova b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
127.572
24
5.315
23.241
50
.465
150.813
74
Residual Total
df
F
Sig.
11.435
.000
a
a. Predictors: (Constant), PUNDI, NIM, BBNI, BBCA, PERMATA, NISP, BNII, MANDIRI, NIAGA, BDMN, KESAWAN, MEGA, PANIN, SWADESI, BVIC, EVA, DER, ROE, CAR, NPL, BOPO, LDR, ROA, NPM b. Dependent Variable: HargaSaham
Dalam tabel Anova terlihat bahwa F hitung (11.435) dan nilai Sig. 0.000<α (0.05). Model dinyatakan baik (good) sehingga persamaan regresi yang terbentuk mampu menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Model yang terbentuk menjelaskan bahwa variabel Unsur CAMEL dan Economic Value Added berpengaruh signifikan terhadap Harga saham di sektor perbankan yang Listing di BEI. c. Tabel Coefficient Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.12 selanjutnya akan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 18.0 dengan hasil perhitungan pada tabel coefficients, hasilnya sebagai berikut: Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
a
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
4.586
2.575
CAR
-.001
.055
DER
-.073
NPL
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
1.781
.081
-.003
-.025
.980
.161
6.213
.100
-.108
-.726
.471
.140
7.152
-.048
.094
-.077
-.516
.608
.140
7.137
NPM
.054
.048
.395
1.123
.267
.025
40.044
ROA
-.337
.326
-.351
-1.032
.307
.027
37.526
ROE
.002
.024
.013
.068
.946
.083
12.060
NIM
.004
.023
.015
.195
.846
.518
1.930
-.015
.019
-.133
-.808
.423
.114
8.778
LDR
.001
.015
.014
.088
.930
.121
8.280
EVA
3.764E-9
.000
.054
.563
.576
.332
3.009
-.176
.679
-.031
-.259
.797
.216
4.633
BOPO
MANDIRI
9
BBNI
-1.370
.591
-.241
-2.317
.025
.285
3.510
BBCA
-.017
.673
-.003
-.025
.980
.220
4.553
PANIN
-2.540
.706
-.447
-3.596
.001
.200
5.007
BNII
-2.471
.652
-.435
-3.789
.000
.234
4.269
MEGA
-1.150
.673
-.202
-1.710
.094
.220
4.543
BVIC
-2.470
.668
-.434
-3.699
.001
.223
4.475
BDMN
1.234
.602
.217
2.051
.046
.275
3.636
NIAGA
-2.592
.917
-.456
-2.827
.007
.118
8.439
PERMATA
-2.272
.893
-.400
-2.544
.014
.125
8.008
NISP
-2.467
.857
-.434
-2.880
.006
.136
7.366
SWADESI
-2.677
.863
-.471
-3.101
.003
.134
7.479
KESAWAN
-3.009
.942
-.529
-3.195
.002
.112
8.906
PUNDI
-2.391
1.061
-.421
-2.254
.029
.089
11.298
a. Dependent Variable: HargaSaham
Persamaan regresi estimasi yang terbentuk adalah: Y = 4.586 – 0.001 CAR – 0.073 DER – 0.048 NPL + 0.054 NPM – 0.337 ROA + 0.002 ROE + 0.004 NIM – 0.015 BOPO + 0.001 LDR + 3.764E-9 EVA – 0.176 MANDIRI – 1.370 BBNI – 0.017 BBCA – 2.540 PANIN – 2.471 BNII – 1.150 MEGA – 2.470 BVIC + 1.234 BDMN – 2.592 NIAGA – 2.272 PERMATA – 2.467 NISP – 2.677 SWADESI – 3.009 KESAWAN – 2.391 PUNDI. Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, uji pengaruh Unsur CAMEL dan Economic Value Added di sektor perbankan yang listing di BEI terhadap harga saham menunjukkan hasil yang tidak signifikan dan terdapat beberapa variabel yang pengujian hipotesisnya ditolak diantaranya adalah CAR, DER dan ROA. Tabel Coefficient juga menggambarkan pengaruh karakteristik objek terhadap harga saham. Mayoritas karakteristik objek bank yang listing di BEI memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham karena tingkat Sign. < 0.05, diantaranya Bank BNI (Sign 0.025<0.05), PANIN (Sign 0.001<0.005), BNII (Sign 0.00<0.05), BVIC (Sign. 0.001<0.005), BDMN (Sign. 0.046<0.05), NIAGA (Sign. 0.007<0.05), PERMATA (Sign. 0.014<0.05), NISP (Sign. 0.006<0.05), SWADESI (Sign 0.003<0.05), KESAWAN (Sign 0.002<0.05), PUNDI (Sign 0.029<0.05), dan yang memiliki pengaruh tidak signifikan adalah Bank MANDIRI (Sign 0.797>0.05), BCA (Sign 0.980>0.05) dan Bank Mega (Sign 0.094>0.05). Dalam penilaian harga saham, semua variabel yang diteliti yang termasuk aspek fundamental belum dapat dijadikan alat ukur analisis karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya termasuk salah satunya aspek teknikal. Meskipun demikian penelitian ini setidaknya mampu menjelaskan sejauh mana pengaruh variabel Unsur CAMEL dan Economic Value Added terhadap harga saham pada sektor perbankan yang listing di BEI.
10
SIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian variabel Unsur CAMEL yang terdiri dari Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity pada Sektor Perbankan yang listing di BEI periode 2005-2009 secara umum tingkat perkembangannya cenderung mengalami fluktuatif. Kondisi Economic Value Added (EVA) pada sektor perbankan yang listing di BEI Periode 2005-2009 cenderung mengalami fluktuatif. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya cost of debt dan cost of equity setiap periodenya. 2. Harga saham bank yang listing di BEI periode 2005-2009 cenderung mengalami fluktuatif. Pada periode 2005-2007 harga saham perusahaan secara umum mengalami peningkatan. Namun pada periode 2008 tingkat inflasi mengalami peningkatan yang salah satunya disebabkan karena global crysis, sehingga berdampak pada harga saham bank-bank yang listing di BEI dimana pada pada periode ini closing price setiap bank cenderung menurun. Pada akhir periode 2009 hampir semua bank mengalami peningkatan kembali seiring dengan kondisi ekonomi yang mulai stabil. 3. Berdasarkan analisis data panel menggunakan asumsi slope konstan tetapi intercept bervariasi untuk setiap individu, dikarenakan model regresi yang terbentuk baik, memiliki nilai R Square dan nilai Durbin Watson yang paling tinggi dan tidak adanya unsur Autocorrelation. Model yang terbentuk menjelaskan bahwa variabel Unsur CAMEL dan Economic Value Added berpengaruh signifikan terhadap Harga saham di sektor perbankan yang Listing di BEI. Uji pengaruh Unsur CAMEL dan Economic Value Added di sektor perbankan yang listing di BEI terhadap harga saham menunjukkan hasil yang tidak signifikan dan terdapat beberapa variabel yang pengujian hipotesisnya ditolak diantaranya adalah CAR, DER dan ROA. REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian, saran penulis sebagai berikut: 1. Meskipun secara uji statistik setiap variabel Unsur CAMEL menunjukkan tidak berpengaruh signifikan, setiap bank harus tetap memenuhi ketentuan standar/ batasan yang ditetapkan Bank Indonesia diantaranya standar CAR minimum 8%, NPL maksimum 5%, minimum ROA 1.5%, batas ideal NIM 3%-5%, ROE minimum 12%, maksimum BOPO 92%, dan LDR maksimum 110% serta diharapkan dapat terus meningkatkan pemenuhan kebutuhan layanan perbankan dan perlindungan kepada nasabah agar masyarakat semakin percaya dengan kredibilitas bank, tentunya tetap diawasi Bank Sentral untuk menunjang keberhasilan sektor perbankan, salah satunya dengan melihat perkembangan Analisis CAMEL. 2. Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel Economic Value Added, masih banyak bank dengan nilai EVA < 0, menunjukkan perusahaan tidak mampu mempertahankan penciptaan nilai ekonomisnya. Nilai EVA yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor external yang diluar kendali manajemen, seperti meningkatnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI rate), sehubungan dengan itu maka disarankan agar hal-hal yang berada di bawah
11
kendali langsung manajemen khususnya yang dapat meningkatkan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) lebih mendapat perhatian. Hal tersebut dapat diupayakan dengan cara meningkatkan pendapatan-pendapatan lainnya seperti meningkatkan fee based income (charges) yang dibebankan kepada nasabah atau membuat biaya modal seminimum mungkin. Hal lain yang harus diperhatikan adalah proporsi ekuitas perlu diturunkan, sehingga bersamaan dengan biaya modal atas ekuitas yang terus menurun sejak tahun 2005 sampai dengan 2009, dapat mendukung penurunan WACC dan capital charge menjadi lebih efektif. 3. Hasil penelitian menunjukkan baik variabel Unsur CAMEL maupun Economic Value Added tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada Sektor Perbankan yang listing di BEI, namun faktor-faktor fundamental tersebut harus tetap diperhatikan untuk kepentingan keputusan investasi selain pertimbangan-pertimbangan lain seperti aspek teknikal, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, persaingan antar bank, kondisi sosial politik, maupun aspek eksternal lainnya yang berpengaruh terhadap perubahan harga saham. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2005. Auditing 1 Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Adi Nugroho dan Dwi Sunar Prasetyo. 2004. Pengantar Penyusun Skripsi. Solo : Rineka Cipta. Ali Arifin, 2002. Membaca Saham, Jakarta : PT Raja Gramedia. Almilia, Luciana Spica., dan Herdiningtyas, Winny., 2005. Analisis Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, Nopember 2005. Anthony, R. N. dan D. Young. 2001. Management Control in Nonprofit Organization. McGraw-Hill Companies, New York. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Boy Leon dan Sonny Ericson. 2007. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa, Jakarta: Grasindo. Brigham, Eugene F. Joel, F. Housten. 2001. Financial Management. Yati Sumiharti dan Wisnu Chandra Kristingi : Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan buku II Jakarta : Erlangga. Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indinesia. Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan aplikasi Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius. Faisal Abdullah. 2005. Manajemen Perbankan. Malang : UMM Malang. Gatot Wijayanto, 2003, EVA/NITAMI: Suatu Terobosan Baru dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan, No.12, Desember, Manajemen Usahawan Indonesia. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
12
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Malayu Hasibuan. 2001. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara. Mirza, Teuku & Imbuh S., 1997. Konsep Economic Value Added, Pendekatan untuk Menentukan Nilai Riil Perusahaan dan Kinerja Riil Manajemen, Usahawan No. 01. Moh Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Mudrajad Kuncoro, Suhardjono, 200. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Nur Indriantoro, Supomo. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta, BPFE. Republik Indonesia. 1998. Undang-undang No.10 tahun 1998 Tentang Perbankan. Jakarta : Available online at http://www.bi.go.id Ruddy Tri Santoso. 2005. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan. Yogyakarta: Andi Offset. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi Edisi 4). Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. Aplikasi Statistika (Dalam Penelitian). Bandung : Pustaka Setia. Sri Susilo dkk. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Suad Husnan. 2001. Manajemen Keuangan Edisi empat. Yogyakarta: BPFE. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Edisi 10. Bandung : Alfabeta. Suliyanto. 2008. Praktikum Analisis Statistik. Purwokerto : Universitas Jendral Sudirman. Supranto,J. 2004. Statistik Pasar Modal Keuangan dan Perbankan, Edisi dua. Jakarta : Rineka Cipta. Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan (Teori, Aplikasi dan Konsep). Yoyakarta : Ekonisia FE UII. Teguh Pudjo Mulyono. 2000. Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan. Jakarta: Jambatan. Weston, JF, and Copeland. 2004. Manajemen Keuangan. Jakarta : Binarupa. Journal : Ahmad Faisol. 2007. Analisis Kinerja Keuangan Bank pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Lampung : Universitas Lampung Journal : Hari Sukarno. Informasi Akuntansi Keuangan dan Kegagalan Bank Umum di Indonesia. Solo : Universitas Jember. Journal : Agustianto. 2008. Prospek dan Tantangan Bank Syariah 2008. Jakarta : Universitas Trisakti.
13