PERSPEKTJF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
ANALISA PENGARUH CAPITAL) ASSET, EARNING DAN LIQUIDITYTERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA BANK BUMN PERSERO Hartanti Akademi Manemen Keuangan Bina Sarana lnformatika Jln. Dewi Sartika No. 289, Jakarta Timur. Indonesia Email: tanti
[email protected]
ABSTRACT Information about the performance and condition of banks can be obtained through the financial statements. In measuring the performance of commonly used banking Financial Ratios including capital factor, the quality factor of produtive assets, management factors with an emphasis on general management and risk, earnings and liquidity. Assessment of bank financial statements useful in predicting bank earnings in the foture. This assessment is required by the parties concerned because interested parties I investors are not just looking at bank earnings or performance in one period only, but see the changes I growth in earnings from year to year, which is used as the basis for any investmentdecision. Objects in this study is a limited company that is owned Bank National Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, the State Savings Bank and Bank ll.fandiri. The financial statements used are five consecutive years during the 2005-2009 period that ended December 31. The research method used by the writer using kuantatif, with the presentation of data using tables and graphs, and analyze the influence of the Independent and dependent variables either simultaneously or partially. This study uses multiple regression analysis model coefficients with pooled time series model based lSDV (least Squares Dummy Variables). As for the partial use simple regression analysis model. The results showed no significant effect between variables simultaneously Capital, Asset, Earning and Liquidity on Bank Profit Growth Persero. Partially, no significant predictor variables in the rea/level in influencing 0:05 Persero Bank profit growth Key word: Banking Financial Ratios, Profit Growth I.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia perbankan Indonesia sangat pesat setelah terjadi deregulasi dibidang moneter dan perbankan pada 1 Juni 1983, dilanjutkan dengan paket kebijaksanaan 28 Oktober 1988 (Pakto 1988), disempumakan dengan paket Februari 1991 (Pakfeb) serta Paket Kebijakan Pada bulan Mei 1993 (Pakmei 1993). Deregulasi tersebut telah mengakibatkan kebutuhan dana secara langsung maupun t:idak Jangsm1g melalui perbankan. Kondisi ini mendorong tumbu1mya perbankan Indonesia baik menyangkut produk perbankan, jmnlah bank maupun jmnlah cabang yang semakin banyak masyarakat yang membutuhkan jasa perbankan sampai tahun 1997. Krisis ekonomi dan moneter tahun 1997 memberikan pelajaran yang berharga dalam bisnis perbankan. Sebagian besar bank mengalami kesulitan dalan1 permodalan, kualitas asset menjadi sangat buruk, manajemen tidak mampu mengantisipasi perubahan yang ada, bank tidak mampu menciptakan earnings, dan kesulitan likuiditas melanda sebagian besar bank di Indonesia. Agar kejadian tersebut tidak terulang kembali deregulasi perlu diperbal1arui dan kinerja perbankan ditingkatkan.
128
Bank BUMN persero adalal1 lembaga keuangan yang dimiliki pemerintah antara lain Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara. Dalam menjalankan operasionaln ya bertujuan 1mtuk memperoleh keuntungan optimal dengan memberikan l ayanan jasa kepada masyarakat. Bagi pernilik saham yang menanaillkan modal kepada suatu bank pasti mengharapkan keuntungan semaksimal mungkin baik itu berupa deviden ataupun kenaikan dari saham yang dimilikinya. Maka dari itu Bank harus meningkatkan kinerja dengan baik terutama menjaga tingkat profitabilitasnya s.ehingga akan memperoleh kepercayaan masyarakat. lnformasi tentang kinerja dan kondisi perbankan dapat diperoleh melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan setiap periode seperti laporan laba rugi dan Neraca. Lapdran tersebut diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang berkepent:ingan terhadap kondisi keuangan bank. Dalan1 mengukur kineija perbankan biasanya dilakukan penilaian atas kondisi laporan keuangan pada periode tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia (BI). Meliputi faktor permodalan (Capital), faktor kualitas
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
aktiva produktif (Asset), faktor manajemen dengan penekanan pada manajemen umum dan resiko, faktor rentabilitas (Earnings) dan faktor likuiditas (Liquidity). Penilaian kondisi laporan keuangan perbankan bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan perbankan. Prediksi ini bermanfaat terhadap kinerja perbankan dimasa yang akan datang. Penilaian tentang kinerja bank sangat penting dilakukan oleh pihak manajemen, investor, pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan dikarenakan pihak berkepentingan/investor tidak hanya melihat laba bank atau kinerja dalam satu periode saja, namun melihat perubahan/pertumbuhan laba dari tahun ke tahun. Laba dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan investasi, dan prediksi periode yang akan datang dengan harapan pengembalian lebih tinggi dari apa yang telah diinvestasikan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan, yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. (Kieso,weygandt dan Warfield dalam wibowo, 2002) Dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rug1 laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana. Secara umum laporan keuangan perusahaan ada empat yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan aliran kas. Tetapi yang biasa digunakan sebagai alat analisa yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Hal ini disebabkan laporan yang lain pada akhimya akan diikhtisarkan pada laporan neraca dan laporan laba rugi. Laporan neraca menunjukkan menggambarkan j umlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari oleh perusahaan serta biaya yang terjadi. Laporan neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. L aporan laba rug1 memperlihatkan hasil yang diperoleh dari oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan
Modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. (Munawir, 2002) 2.2. Rasio Keuangan Menurut Riyadi (2006) dalam mengukur kinerja keuangan perbankan atau kesehatan bank diperlukan analisis rasio meliputi rasio permodalan yaitu Capital Adequacy ratio (CAR); Aktiva produktif yaitu Aktiva Produktif Bermasalah Non Performing Loan (NPL), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Aktiva Produktif dan pemenuhan PPAP; Rasio rentabilitas yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Beban
Operasional termasuk Beban bunga dan Beban PPAP serta penyisihan Aktiva lain-lain dibagi pendapatan Operasional termasuk pendapatan bunga (BO/PO). Dalam mengukur kinerja perbankan biasanya dilakukan penilaian atas kondisi laporan keuangan pada periode tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia (Surat keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April 1997 disempumakan dengan SK Direksi Bank Indonesia No.30/277/KEP/ DIR tanggal 19 Maret 1998 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum meliputi faktor permodalan, faktor kualitas Aktiva produktif, Faktor manajemen dengan penekanan pada manajemen umum dan resiko, faktor Rentabilitas, Faktor likuiditas dan pelaksanaan ketentuan lain yang mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank. Menurut Taswan (2006) Rasio keuangan yang biasanya digunakan dalam menganalisis laporan keuangan perbankan adalah: 1. Rasio Solvabilitas (Capital) Rasio permodalan sering disebut juga rasio solvabilitas atau capital adequacy ratio. Analisis solvabilitas digunakan untuk a. Menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan b. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber dana dapat berasal dari hutang penjualan aset yang tidak dipakai dan lain-lain. c. Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut dimiliki oleh pemegang saharnnya, d. Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. 129
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
b.
Pada rasio perrnodalan dapat diukur dengan C4R (Capital Adequancy Ratio) yaitu rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumbersumber diluar bank. 2.
Kualitas Aktiva Produktif (Asset} Adalah Penilaian terhadap faktor kualitas aktiva produktif, meliputi: a. Kualitas Aktiva produktif atau akiva produktif yang diklasifikasikan dengan total aktiva produktif b. Tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva produktif c. Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif d. Sistem dokumentasi aktiva produktif e. Kinerja penanganan aktiva produktif berrnasalah Dalam mengukur kualitas aktiva produktif digunakan rasio NPL (NonPerforming Loan). Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit berrnasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit berrnasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.
3.
Rasio Rentabilitas (Earning) Rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas (keuntungan), rasio yang dapat diukur antara lain dengan ROA (Return On Assets}, ROE (Return On Equity}, NIM (Net interest Margin} a. Return OnAssets (ROA}
Rasio ini mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan
130
Return On Equity (ROE)
Rasio ini diperoleh dari perbandingan antara laba setelah pajak dengan ratarata modal inti c.
N etfnterest Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 4.
Rasio Likuiditas Suatu bank dikatakan liquid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Oleh karena itu, bank dapat dikatakan liquid apabila: a. Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi likuiditasnya b. Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari kebutuhan likuiditasnya, tetapi mempunyai asset atau aktiva lainnya (misal surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasamya, c. Bank mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset melalui berbagai bentuk hutang, Dalam mengukur likuiditas bank, bisa digunakan banking/Loan to Deposit Ratio (LDR).Rasio iru untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debitumya. Semakin tinggi raswnya semakin tinggi tinggi tingkat likuiditasnya.
Untuk lebih j elasnya rasw yang dipergunakan untuk mengukur kinerja perbankan bisa dilihat dalam tabel 1
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
Tabel 1 : Matrik perhitungan/Analisis Penilaian kine ja perbankan No 1.
Komponen
Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Terhadap Ketentuan Yan berlaku Asset Perkembangan aktiva bermasalah (non Performing assets)
Modal ATMR
Aktiva produktif bermasalah Aktiva produktif
dibandingkan dengan aktiva produktif
3
Rentabilitas (Earning) a. Return on Asset (ROA} b. Net Interest Margin (NIM}
Keterangan a. Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan BI tentang KPMM b. Rasio dihitung perposisi
Permodalan (Capital)
2
Formula & indikator Pendukun
a. Cakupan komponen dan kualitas aktiva produktif berpedoman pada ketentuan BI tentang kualitas aktiva produktif yang berlaku b. Aktiva Produktif (AP) bermasalah merupakan AP dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet c. AP bermasalah dihitung secara gross (tidak dikurangi PPAP) d. Rasio dihitung per posisi dengan perkembangan selama 12 bulan terakhir
Laba sebelum pajak Rata- rata total assets
Pendapatan bunga bersih Rata - rata aktiva produktif
c. Return on equity
(ROE} 4
Likuiditas Loan to Deposit ratio (WR}
Laba setelah pajak Rata- rata modal inti Kredit diberikan Dana Pihak ketiga
Sumber: taswan (2006)
2.3. Pertumbuhan Laba
Perusahaan dalam menjalankan usahanya bertujuan mendapatkan laba yang maksimal. Laba suatu perusahaan diperoleh dari selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan atau kelebihan penghasilan chatas biaya selama satu periode akuntansi. Laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam
a. Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain) b. Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antar bank)
perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akan datang , dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinetja perusahaan. (Harahap, 2004) Chariri dan ghozali (2003) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
131
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
1.
Laba didasarkan pada transaksi yang benarbenar teijadi Laba didasarkan pada postu1at periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. Laba memerlukan tentang biaya dalam bentuk biaya dalam bentuk biaya historis yang dike1uarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatn tertentu, Laba didasarkan pada pnns1pm penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang re1evan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
2.
3.
4.
5.
Menurut Baridwan (2000), Laba (gain) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang teijadi dari suatu badan usaha se1ama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik Laba merupakan salah satu indikator kineija perusahaan, Laba perusahaan dapat tercermin dalam 1aporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan yang disajikan pada laporan Rugi-Laba. Salah satu tolak ukur penilaian kineija adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelurnnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelurnnya (Warsidi dan Pramuka, 2000). Pertumbuhan Laba : =
Laba bersih tahun t - Laba bersih tahun t-1 Laba bersih tahun t-1
III. METODE PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah Bank BUMN persero yaitu Bank Nasional Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara dan Bank Mandiri. Laporan keuangan yang digunakan adalah lima tahun berturut-turut periode 2005-2009 yang berakhir 31 Desember. Metode penelitian yang penulis gunakan dengan menggunakan metode kuantatif, dengan penyajian datanya menggunakan bentuk tabel dan grafik serta menganalisis pengaruh antara variabel Independent dan dependent baik secara simultan maupun parsial. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah CAR (X1 ),NPL (X 2), ROA (X 3), ROE ()4), NIM (X 5), WR (X6) dan variabel dependennya pertumbuhan laba (Y) yang diolah dengan SPSS 18.0 dengan data yang telah di Loan terlebih dahulu. Sebelum pengujian hipotesa, diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji linieritas, normalitas, autokorelasi, heterokadastisitas dan multikolineritas. Penelitian ini menggunakan model analisis koefisien regresi berganda dengan pooled time series berdasarkan model LSDV (least Squares Dummy Variabel). Sedangkan untuk parsial menggunakan model analisis regresi sederhana.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian Data dalam penelitian ini yang berupa Rasio Capital, Asset, Earning dan Liquidity Bank BUMN Persero yang terdaftar di bursa Efek Indonesia yang meliputi CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, WR dan Pertumbuhan Laba selama tahun 2005-2009 adalah :
Tabel 2 : Rasio Keuangan Bank Persero BUMN tahun 2005-2009 Nama Bank Mandiri
BRI
BNI
132
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007
CAR %) 23,70 25,30 21,10 15,70 15,60 15,29 18,82 15,84 13,18 13,20 16,00 15,30 15,70
NPL (%) 25,20 16,30 7,20 4,70 2,80 4,68 4,81 3,44 2,80 3,52 13,70 10,50 8,20
ROA (%) 0,50 1,10 2,30 2,50 3,00 5,04 4,36 4,61 4,18 3,73 1,60 1,90 0,90
ROE (%) 2,50 10,00 15,80 18,10 22,10 38,00 33,75 31,64 34,50 35,22 12,60 22,60 8,00
NIM (%) 4,10 4,70 5,20 5,50 5,20 12,15 11,16 10,86 10,18 9,14 5,60 5,20 5,00
LDR (%) 51,70 57,20 52,02 56,89 59,15 77,83 72,53 68,80 79,93 80,88 54,20 50,00 60,60
Pertumbuhan Laba %) -89,09 301,49 79,51 22,25 34,67 4,84 11,79 13,62 23,15 22,66 -37,53 36,11 -53,37
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
BTN
2008 2009 2005 2006 2007 2008
13,50 13,80 16,60 18,23 21,86 16,14
4,90 4,70 4,04 3,91 4,05 3,20
1,10 1,70 1,66 1,78 1,89 1,80
9,00 16,30 33,66 23,36 21,54 19,64
6,30 6,00 5,27 5,13 5,31 5,08
2009
21,54
3,36
1,47
18,27
4,65
68,60 64,10 78,93 83,75 92,38 101,8 3 101,2 9
36,08 103,27 23,80 -16,48 10,14 6,97 13,95
Sumber: Bursa Efek Indonesia Data pada Tabel 2, CAR, NPL, ROA, ROE, NIM dan LDR di loan kan untuk mempermudah perhitungan dan proses perhitungan. Kemudian
data tersebut di pooled dummy akan terlihat data seperti berikut :
Tabel3 : DataPolledDummy Rasio keuangan Bank BUMN Persero tahun 2005-2009 No
LnCAR
LnNPL
3,17 2 3,23 3 3,05 4 2,75 5 2,75 2,73 6 7 2,93 8 2,76 2,58 9 2,58 10 11 2,77 12 2,73 2,75 13 14 2,60 15 2,62 16 2,81 17 2,9 18 3,08 19 2,78 20 3,07 Sumber : Data olahan
3,23 2,79 1,97 1,55 1,03 1,54 1,57 1,24 1,03 1,26 2,62 2,35 2,1 1,59 1,55 1,4 1,36 1,4 1,16 1,21
LnROA -0,69 0,1 0,83 0,92 1,1 1,62 1,47 1,53 1,43 1,32 0,47 0,64 -0,11 0,1 0,53 0,51 0,58 0,64 0,59 0,39
LnROE 0,92 2,3 2,76 2,9 3,1 3,64 3,52 3,45 3,54 3,56 2,53 3,12 2,08 2,2 2,79 3,52 3,15 3,07 2,98 2,91
4.2. Uji Asumsi Klasik Dari Data tabel 3, dilakukan uji asumsi klasik, jika lulus uji asumsi klasik maka dapat diterima sebagai sebuah bentuk permodelan yang sah.
LnNIM 1,41 1,55 1,65 1,7 1,65 2,5 2,41 2,39 2,32 2,21 1,72 1,65 1,61 1,84 1,79 1,66 1,64 1,67 1,63 1,54
LnLDR 3,95 4,05 3,95 4,04 4,08 4,35 4,28 4,23 4,38 3,39 3,99 3,91 4,1 4,23 4,16 4,37 4,43 4,53 4,62 4,62
P. Laba -89,09 301,49 79,51 22,25 34,67 4,84 11,79 3,62 23,15 22,66 -37,53 36,11 -53,37 36,08 103,27 23,80 -16,48 10,14 6,97 13,95
Dl
D2
D3
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0. 00 0. 00 0.00 0. 00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0. 00 0. 00 0. 00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0. 00 0. 00 0. 00 0.00 0. 00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Pengujian asumsi klasik ini terdiri atas lima pengujian, yakni Uji Linieritas, Uji Normalitas, U ji Autokorelasi, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Multikolinieritas.
A. Uji Linieritas
133
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
Normal P·P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
1.(h-------=----------- --
-
-- -
,
0
0 0
0 0
00 0
0
0
0
0 0 0 0
°
O.lt"'-------t --.-----.---.-----.----,----0.2
0.0
OA
o.a
0.8
1.0
Observed CumProb
Gambar 1 : Plot Garis Antar Variabel (Normal P-P) Sumber: Data olahan Gambar adalah diagram yang menggambarkan plot antara nilai residu (ZRESID ) dengan nilai prediksi (ZPRED) pada model regresi berganda pada penelitian ini,
sehingga diperoleh hasil bahwa model telah linier karena nilai residu yang mengikuti alur residu normal seperti pada gambar chatas.
B. Uji Normalitas
Tabel 4 : Uji Normalitas Model Descriptive Statistics
N Unstandardized Residual Valid N (listwise)
Statistic
Maximum Statistic
20
80.88125
Skewness Statistic Std. Error
.609
.512
Kurtosis Statistic Std. Error
-. 414
.992
20
Sumber: Data olahan Pada Tabel
III.3
dapat
dihitung
rasio
skewness dan rasio kurtosis model, yaitu dengan cara berikut ini : Rasio Skewness : 0.609/0.512 = 1.189 dan Rasio Kurtosis -0.414/0.992 = -
0.417. Hasil perhitungan dengan berdasarkan tabel III.I . rasio skewness sebesar 1.189 dan
C.
134
Uji Autokorelasi
rasio kurtosis sebesar -0.417, kedua rasio tersebut masih berada pada rentang nilai -2 sampai dengan +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada model penelitian 1m terdistribusi normal.
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
Tabel 5 : Uji Autokorelasi Model Model Summar/ Model
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson dimensionO 52.64144 2.137 a. Predictors: (Constant}, Dummy3, LnROA, LnCAR, Dummy2, Dummyl , LnNPL, LnLDR,LnROE , LnNIA1 b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba Sumber: Data Olahan
Berdasarkan hasil pengolahan data Tabel 5 terlihat bahwa nilai Durbin-Watson 2.137 berada pada sekitar wilayah penenmaan,
sehingga disimpulkan model dalam penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi.
D. Uji Multikolineritas Tabel 6 : Uji Multikolinieritas Model Coefficients" Model
Co/linearity Statistics Tolerance VIF
(Constant} LnCAR .219 4.573 LnNPL .105 9.561 LnROA .035 28.201 LnROE .057 17.491 LnNIA1 .037 27.076 LnLDR .075 13.408 Dummy ] .038 26.225 Dummy2 .186 5.384 Dummy3 .065 15.399 a. De pendent Variable: Pertumbuhan L aba Sumber: Data Olahan Pada Tabel 6, diperlihatkan bahwa nilai VIF pada model penelitian ini 2:10, sehingga model terbebas dari masalah multikolineritas,
kecuali pada variabel LnCAR, LnNPL, Dummy2.
dan
E. Uji Heteroskedastisitas Tabel 7 : Uji Glejser Coeljicient:l' Unstandardized Standardized Coe fficients Coefficients B Std. Error Beta 466. 216 (Constant2 -322. 587 LnCAR 65. 060 63. 807 . 593 -16. 650 -. 478 LnNPL 29. 245 -32. 229 -. 899 LnROA 51.761 LnROE 14. 724 37. 055 . 452 LnN IA1 62. 467 90.843 . 972 LnLDR 18. 218 95.880 .189 Dummy_1 -21.314 67. 387 -. 440 -5. 430 -.112 Dummy_2 30. 532 -. 619 Dummy_3 -29. 989 51.637 a. Dependent Variable: abresid Sumber: Data olahan Model
t Sig. -.692 .505 1.020 .332 -.569 .582 -.623 .547 .397 .699 .688 .507 .190 .853 -.316 .758 -.178 .862 -.581 .574
135
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
Ni1ai t statisik pada tabe1 7, tidak ada signifikan pada tarafnyata 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini terbebas dari masalah Heteroskedastisitas.
Bank BUMN Persero Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model yang terbentuk dalam persamaan jamak pada penelitian ini adalah:
Y
4.3. Hasil Penelitian
=
A. Analisis Pengaruh Capital, Asset, Earning Dan Liquidity Terhadap Pertumbuhan Secara Simultan Laba
-38]0,457 + 259,573 X 1 + 35,889 X ] 278,747 x3 + 324,118 x4+ 184,948 x5+ 519,175 x6 - 349,725 D1 - 115,908 D2495,214D3 + e
Tabel 8 : Hasil Uji F Regresi Berganda ANOVAb Model 1 Regression Residual
Total
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
84243.680 27711.209 111954.889
9 10 19
9360.409 2771.121
3.378
.036"
a. Predictors: (Constant), Dummy3, LnROA, Dummy!, LnNPL, LnLDR, LnROE, LnNIM b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
LnCAR,
Dummy2,
Sumber: Data Olahan Model dan Tabel 8, dapat memprediksi pengaruh Capital, Asset, Earning dan Liquidity secara Simultan terhadap Pertumbuhan L aba
Bank Persero, karena nilai probability sig pada uji F lebih kecil dari dari tarafnyata 0,05, yakni sebesar 0, 36.
Tabel9: Koefisien Regresi Berganda Coefficient:l'
Model
Unstandardized Coefficients B Std. Error
(Constant) LnCAR LnNPL LnROA LnROE LnNIM LnLDR
-3810. 457 963.127 259. 573 131.815 35. 889 60.416 -278. 747 106.931 324.118 76.549 184. 948 187.666 519.175 198.072 Dummy_1 -349. 725 139.210 -115. 908 63.074 Dummy_2 -495.214 106.674 Dummy_3 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba Sumber: Data olahan Konstanta atau nilai nilai murru pertumbuhan laba tanpa dipengaruhi faktor lain pada penelitian diatas sebesar -3810,457 dengan nilai signifikansi probability 0,003 sehingga signifikan pada taraf nyata 0,05, 1m menunjukkan dengan mengabaikan atau tanpa faktor ukuran kinerja keuangan yang baik, maka pertumbuhan laba Bank persero akan negatif.
136
Standardized Coefficients Beta
. 663 . 289 -2.178 2.786 . 807 1.510 -2.024 -.671 -2.866
t
-3.956 1.969 .594 -2.607 4.234 .986 2.621 -2.512 -1.838 -4.642
Sig.
.003 .077 .566 .026 .002 .348 .026 .031 .096 .001
Koefisien untuk Rasio permodalan atau Capita/Adequacy Ratio adalah 259,573, dengan
nilai probability sig sebesar 0.077, tidak signifikan pada taraf nyata 0.01 dan 0.05, namun signifikan pada taraf nyata 0.1. Koefisien CAR yang positif menunjukkan pengaruh CAR terhadap pertumbuhan laba adalah berbanding lurus, semakin tinggi CAR suatu Bank Persero, maka akan semakin tinggi
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
pertumbuhan labanya, maka kenaikan 1 persen CAR akan meningkatkan pertumbuhan laba Bank Persero sebesar 259, 5 persen. Koefisien untuk. kemampuan manaj emen bank dalam mengelola kredit bermasalah (jVPL) adalah 35,889, dengan nilai probability signifikan sebesar 0.566, sehingga tidak signifikan pada taraf nyata 0.01 dan 0.05, maupun pada taraf nyata 0.1.. Koefisien NPL yang positif merupakan anomali, sebab pada teori NPL yang besar akan membuat pertumbuhan laba terhambat, oleh karena nilainya yang tidak signifikan, maka pengaruh NPL terhadap pertumbuhan laba dapat diabaikan. Koefisien untuk mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan (ROA) adalah -278,747 dengan nilai probability sig sebesar 0,026, sehingga signifikan pada taraf nyata 0.05,. Koefisien ROA yang negatif merupakan anomali, sebab pada teori ROA yang besar akan membuat pertumbuhan laba lebih cepat.
Koefisien untuk. rasio ROE adalah 324,118 dengan nilai probability signifikansi sebesar 0,002, sehingga signifikan pada taraf nyata 0.05,. Peningkatan ROE 1 satuan diprediksi akan meningkatkan pertumbuhan laba sebesa.r 324,118 satuan, sedangkan koefisien kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk. menghasilkan pendapatan bunga bersih (NIM) adalah 184,948 dengan nilai signifikansi 0,348 sehingga tidak signifikan pada taraf nyata 0,05, kenaikan 1 satuan NIM diprediksi meningkatkan pertumbuhan laba sebesar 184,948 satuan. Koefisien untuk. mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya (LDR) adalah 519,175 dengan nilai probability sig sebesar 0,026, sehingga signifikan pada taraf nyata 0.05.Koefisien tersebut dapat menjelaskan bahwa peningkatan LDR 1 satuan diprediksi meningkatkan pertumbuhan laba sebesar 519,175 satuan.
Tabel 10: Koefisien Determinasi Regresi Berganda Model Sumnw.r/ Std. Error of the R Adjusted R Square RSquare Estimate Durbin-Watson . 867" .752 dimensionO .530 52.64144 2.137 a. Predictors: (Constant), Dummy3, LnROA, LnCAR, Dummy2, Dummyl , LfflVPL, LnLDR,LnROE , LfflVffiJ b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba Sumber: Data olahan Model
Tabel 10, menunjukkan bahwa Koefisien 2 determinasi (R ) pada persamaan regresi simultan diatas sebesar 0.752, artinya model diatas telah menjelaskan 75,2 persen faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba di Bank Persero. B. Analisa Pengaruh Parsial Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Model yang terbentuk. dalam persamaan sederhana pengaruh Capital (CAR) terhadap Pertumbuhan Laba pada penelitian ini adalah: y = -234,992 + 92,617 xi+ e Model diatas dapat memprediksi pengaruh Capital (CAR) terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero, karena nilai probability sig 0.316 lebih besar dari dari taraf nyata 0,05, maka secara parsial CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero
Tabel 11 : Hasil Regersi Parsial CAR terhadap Pertumbuhan Laba Coeffident$' Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Beta B Std. Error (Constant) -234. 992 254.775 LnCAR 92. 617 89.728 . 236 a. Dependent Variable : Pertumbuhan Laba Sumber: Data olahan Model
t -.922 1.032
Sig.
.369 .316
137
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
Berdasarkan Tabel 11, Konstanta atau nilai nilai murni pertumbuhan laba tanpa dipengaruhi CAR pada penelitian diatas sebesar -234,92 dengan nilai signifikansi prob 0,369 sehingga tidak signifikan pada tarafnyata 0,05, Koefisien untuk Rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio adalah 92,617, dengan nilai probability sig sebesar 0.316, tidak signifikan pada taraf
nyata 0.05, Koefisien CAR yang positif menunj ukkan pengaruh CAR terhadap pertumbuhan laba adalah berbanding lurus, semakin tinggi CAR suatu Bank Persero BUMN, maka akan semakin tinggi pertumbuhan labanya, maka kenaikan 1 persen CAR akan meningkatkan pertumbuhan laba Bank Persero BUMN sebesar 92,617 persen.
Tabel 12: Koefisien Determinasi Regresi Parsial CAR terhadap Pertumbuhan Laba Bank BUMN persero Model Summary Model dimensionO
R Adjusted R Std. Error of R Square Square the Estimate .236a .056 .003 76.62987
a. Predictors: (Constant}, LnCAR
Sumber: Data olahan Dari tabel 12, Koefisien determinasi (R2 ) pada persamaan regresi diatas sebesar 0.056 artinya secara parsial CAR berpengaruh terhadap petumbuhan laba Bank persero sebesar 5,6 persen C. Analisa
Pengaruh Asset Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Model yang terbentuk dalam persamaan sederhana pengaruh Asset (NPL) terhadap Pertumbuhan Laba pada penelitian ini adalah:
y = 6,850
+ 12,101 x2 + e
Model diatas dapat memprediksi pengaruh Asset (NPL) terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero, karena nilai probability sig 0. 683 lebih besar dari dari taraf nyata 0,05, maka secara parsial NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero.
Tabel 13 : Hasil Regersi Parsial NPL terhadap Pertumbuhan L aba Bank Persero Coe fficients" Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant} 6.850 52.476 1 LnNPL 12.101 29.134 .097 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
Model
t Sig. .131 .898 .415 .683
Sumber: Data olahan
Berdasarkan tabel 13, Konstanta atau nilai nilai murni pertumbuhan laba tanpa dipengaruhi NPL pada penelitian diatas sebesar 6,850 dengan nilai signifikansi prob 0,898 sehingga tidak signifikan pada tarafnyata 0,05, Koefisien untuk NPL adalah 12,101, dengan nilai probability sig sebesar 0.683, tidak signifikan pada taraf nyata 0.05, Koefisien NPL yang
138
positif menunjukkan pengaruh NPL secara parsial terhadap pertumbuhan laba adalah berbanding lurus, semakin tinggi NPL suatu Bank Persero, maka akan semakin tinggi pertumbuhan labanya, kenaikan 1 persen NPL akan meningkatkan pertumbuhan laba Bank Persero sebesar 12,101 persen.
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
Tabel 14: Koefisien Deterrninasi Regresi ParsialNPL terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN Model Sumnuuy Model R
R Square
.097" .009
dimensionO
Acfjusted Square
R Std. Error ()( the Estimate
-.046
78.48992
a. Predictors: {Constant), LnNPL
Sumber: Data olahan Berdasarkan tabel 14, Koefisien deterrninasi (R 2 ) pada persamaan regresi diatas sebesar 0.009 artinya secara parsial NPL berpengaruh terhadap petumbuhan laba sebesar 0,9 Persen
Model yang terbentuk dalam persamaan sederhana pengaruh Earning (ROA) terhadap Pertumbuhan Laba pada penelitian ini adalah:
D. Analisis Pengaruh Earning Pertumbuhan Laba Bank BUMN
Earning {ROA) terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero, karena nilai probability sig
Y = 24,315 + 4,414X 3 + e Model diatas dapat memprediksi pengaruh
terhadap Persero
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN
0.885 lebih besar dari dari taraf nyata 0,05, maka secara parsial Earning (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero.
Tabel 15: Hasil Regresi Parsial ROA terhadap Pertumbuhan Laba Bank BUMN Persero C oefjicient!l'
Model
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
{Constant) 24.315 27.426 LnROA 4.414 30.149 . 034 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
T
Sig.
.887 .146
.387 .885
Sumber: Data olahan Berdasarkan Tabel 15, Konstanta atau nilai murni pertumbuhan laba tanpa dipengaruhi ROA pada penelitian diatas sebesar 24,315 dengan nilai signifikansi prob 0,387 sehingga tidak signifikan pada taraf nyata 0,05, Koefisien untuk ROA adalah 4,414, dengan nilai probability sig sebesar 0.885, tidak signifikan pada taraf nyata 0.05,
Koefisien ROA yang positif menunjukkan pengaruh ROA secara parsial terhadap pertumbuhan laba adalah berbanding lurus, semakin tinggi ROA suatu Bank Persero, maka akan semakin tinggi pertumbuhan labanya, kenaikan 1 persen ROA akan meningkatkan pertumbuhan laba Bank Persero sebesar 4,414 persen.
Tabel 16 : Koefisien Deterrninasi Regresi Parsial ROA terhadap Pertumbuhan Laba Bank persero BUMN Model Summary Model R
dimensionO
R Square
.034" .001
Adjusted Square
-.054
R Std. Error of the Estimate
78.81825
a. Predictors: (Constant), LnROA
Sumber: Data olahan
139
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
Dari Tabel 16, Koefisien determinasi (R2) pada persarnaan regresi diatas sebesar 0.001 artinya secara parsial ROA berpengaruh terhadap petumbuhan laba sebesar 0,1 Persen. 2.
f=-1,181 + +9,849X
4
+e
Model diatas dapat memprediksi pengaruh Earning (ROE) terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero, karena ni1ai probability sig 0.723 lebih besar dari dari taraf nyata 0,05, maka secara parsial Earning (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero.
Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN Model yang terbentuk dalarn persarnaan sederhana pengaruh Earning (ROE) terhadap Pertumbuhan Laba pada penelitian ini adalah:
Tabel 17 : Hasil Regresi Parsial ROE terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN Coe{ficients" Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
Model
-1.181 81.194 {Constant} 9.849 27.323 LnROE a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
T
.085
Sig.
-.015 .360
.989 .723
Sumber: Data olahan Tabel 17, menunjukkan Konstanta atau nilai murni pertumbuhan laba tanpa dipengaruhi ROE pada penelitian diatas sebesar -1,181 dengan nilai signifikansi probability 0,989 sehingga tidak signifikan pada taraf nyata 0,05, Koefisien untuk ROE adalah 9,849, dengan nilai probability sig sebesar 0.723, tidak signifikan pada taraf nyata 0.05,
Koefisien ROE yang positif menunjukkan pengaruh ROE secara parsial terhadap pertumbuhan laba adalah berbanding lurus, semakin tinggi ROE suatu Bank Persero, maka akan semakin tinggi pertumbuhan labanya, kenaikan 1 persen ROE akan meningkatkan pertumbuhan laba Bank Persero sebesar 9,849 persen.
Tabel 18 : Koefisien Determinasi Regresi Parsial ROE terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN Model Sumnuuy Model dimensionO a. Predictors:
R .085"
R Square
.007
AdjustedR Square
Std. Error of the Estimate
-.048
78.58209
{Constant}, LnROE
Sumber: Data olahan Tabel 18, menunjukkan Koefisien determinasi (R2) pada persarnaan regresi diatas sebesar 0.007 artinya secara parsial ROE berpengaruh terhadap petumbuhan laba sebesar 0,1 Persen. 3. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN Model yang terbentuk dalarn persarnaan sederhana pengaruh Earning (NIM) terhadap 140
Pertumbuhan adalah:
Laba pada
penelitian
ini
f = 56,525 -15,950X 5 + e
Model diatas dapat memprediksi pengaruh Earning (NINI) terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero, karena nilai probability sig
0.771 lebih besar dari dari taraf nyata 0,05, maka secara parsial Earning (NIM) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero.
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
Tabel 19: Hasil Regresi Parsial NIM terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN Coe{ficients"
Model
Standardized Coefficients Beta
Unstandardized Coefficients B Std. Error
56.525 (Constant) LnNIM -15.950 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
100.011 53.901
-.070
Sig.
.565 -.296
.579 . 771
Sumber : Data olahan Tabel 19, menunjukkan Konstanta atau nilai munu pertumbuhan laba tanpa dipengaruhi NIM pada penelitian diatas sebesar 56,525 dengan nilai signifikansi prob 0,579 sehingga tidak signifikan pada taraf nyata 0,05, Koefisien untuk NIM adalah -15,950, dengan nilai probability sig sebesar 0. 771, tidak signifikan pada taraf nyata 0.05, Koefisien NIM yang negatif
menunjukkan pengaruh NIM secara parsial terhadap pertumbuhan laba adalah berbanding terbalik, semakin rendah NIM suatu Bank Persero, maka akan semakin tinggi pertumbuhan labanya, kenaikan 1 persen ROE akan menurunkan pertumbuhan laba Bank Persero sebesar 15,950 persen
Tabel20: Koefisien Determinasi Regresi ParsialNIMterhadap Pertumbuhan Laba Persero BUMN Model Sumnuuy Model dimensionO
R
. 070"
R Square
Ad justed R Square
.005
S td. Error of the Estimate
-.050
78. 67405
a. Predictors: (Constant}, LnN IM
Sumber: Data olahan Berdasarkan tabel 20 Koefisien determinasi (R 2) parsda persamaan regresi diatas sebesar 0.005 artinya secara parsial N IM berpengaruh terhadap petumbuhan laba sebesar 0,5 Persen.
Model yang terbentuk dalam persamaan sederhana pengaruh Liquidity (WR) terhadap Pertumbuhan L aba pada penelitian ini adalah: Y = 236,960-49,502X6 + e
Model diatas dapat memprediksi pengaruh Pertumbuhan Laba Bank Persero, karena nilai prob ability sig 0.545 lebih besar dari dari taraf nyata 0,05, maka secara parsial Liquidity (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero
Liquidity (LDR) terhadap
E. Analisis Pengaruh Liquidity terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia
Tabel 21 : Hasil Regresi Parsial WR terhadap Pertumbuhan L aba Bank Persero BUMN Coe{ficienttl'
Model Unstandardized Coe fficients B Std. Error (Constant} 236.960 -49.502 LnWR a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
339.958 80.196
Standardized Coe fficients Beta
-.144
Sig.
.697 -.617
. 495 . 545
Sumber : Data olahan
141
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
Konstanta atau ni1ai mumi pertumbuhan laba tanpa dipengaruhi LDR pada penelitian diatas sebesar 236,960 dengan nilai signifikansi prob 0,495 sehingga tidak signifikan pada taraf nyata 0,05, Koefisien untuk LDR adalah 49,502, dengan nilai probability sig sebesar 0.545, tidak signifikan pada taraf nyata 0.05, Koefisien LDR yang negatif menunjukkan
pengaruh LDR secara parsial terhadap pertumbuhan laba adalah berbanding terbalik, semakin rendah LDR suatu Bank Persero, maka akan semakin tinggi pertumbuhan labanya, kenaikan 1 persen LDR akan menurunkan pertumbuhan laba Bank Persero sebesar 49,502 persen.
Tabel 22 : Koefisien Determinasi Regresi Parsial LDR terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero BUMN Model Sununary Model
R
dimensionO
RSquare
.144"
Adjusted R Square
.021
Std. Error of the Estimate
-.034
78.04350
a. Predictors: (Constant), LnLDR
Sumber : Data olahan Berdasarkan tabel 22, Koefisien determinasi (R2) pada persamaan regresi diatas sebesar 0.021 artinya secara parsial LDR berpengaruh terhadap petumbuhan laba sebesar 2,1 Persen. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pegolahan data dan analisis terhadap variabel-variabel yang diamati dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil pengolahan data menunjukkan ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel Capital, Asset, Earning dan Liquidity terhadap Pertumbuhan Laba Bank Persero, artinya perubahan pada variabel independen, yakni Capital, Asset, Earning dan Liquidity secara bersamaan akan diikuti dengan perubahan pada variabel Pertumbuhan Laba Bank Persero. 2. Secara simultan variabel Rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 0.1 terhadap pertumbuhan laba Bank Persero. 3. Secara simultan variabel kemampuan manaj emen bank dalam mengelola kredit bermasalah (jVPL) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero. 4. Secara simultan variabel kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero pada tarafnyata 0.1. 5. Secara simultan variabel Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan
142
terhadap pertumbuhan laba Bank Persero pada tarafnyata 0.01 6. Secara simultan variabel Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero. 7. Secara simultan kemampuan bank dalam membaya.r kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba Bank Persero pada tarafnyata 0.05. 8. Secara parsial, tidak ada variabel prediktor yang berpengaruh signifikan pada taraf nyata 0.05 dalam mempengaruhi pertumbuhan laba Bank Persero. DAFTAR PUSTAKA Baridwan Zaki. (2000). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Chariri dan Imam Ghozali. (2000). Akuntansi. Semarang: UNDIP.
Teori
Harahap, Sotyan Safri. (2004). Analisis Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Munawir. (2002). Analisa L aporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Riyadi Slamet. (2006). Banking Assets And Liability Management. Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit FKUI.
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/II/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Taswan. (2006). Manajemen Perbankan. Konsep, Teknik dan Aplikasi dan Banking Risk Assestment. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/277/ KEP/DIR Tanggal 19 Maret 1998 Tentang : Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/II/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Warsidi dan Agus Pramuka. (2000). Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi Vol. 2 No.1
Wibowo Herman.(2002).Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Andi
143