PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH BHAKTI SUMEKAR SUMENEP
Evi malia Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura Abstract
Capital Adequacy Ratio (CAR) is a ratio that indicates the amount of owned capital adequacy of banks. The ideal level of CAR will increase public confidence as the owner of the funds to the bank. Credit growth is not optimal from the figures reflected LDR (Loan to Deposit Ratio). The lower the LDR, the higher the level of bank liquidity. Capital is also used to supplement existing assets to create profits, capital is too large to be able to influence the amount of profit. Capital is too small on the side will limit the ability of the bank’s expansion will also affect the ratings, especially depositors, borrowers and shareholders. The results showed a variable CAR and LDR jointly significant effect on ROA. That is, any changes in the independent variables, CAR and LDR simultaneously and partially together will affect the ROA Bank Rakyat Syariah Financing Bhakti Sumekar. Key word: CAR, LDR, ROA
PENDAHULUAN Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan utama menerima simpanan dari masyarakat dan mengalokasikan kembali kepada pihak ketiga untuk memperoleh dan menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. menurut jenisnya bank dapat dibedakan menjadi bank umum dan bank perkreditan rakyat (termasuk BPR Syariah). (Sochih,2008:83) BPRS Bhakti Sumekar adalah sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Sumenep dengan tujuan untuk meningkatkan dan mendayagunakan potensi ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan Asli Daerah (PAD). Bentuk Lembaga Keuangan yang ideal sesuai dengan kondisi daerah Sumenep adalah Lembaga Keuangan
Mikro, dalam hal ini adalah Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS). Lembaga Keuangan Mikro bagi Pemerintah Daerah berfungsi memberikan pembiayaan konsumer di kalangan PNS yang selama ini justru banyak dimanfaatkaan bank umum. Selain itu, Lembaga Keuangan Mikro juga berguna bagi pengembangan ekonomi kerakyatan guna mencapai kesejahteraan masyarakat daerah secara merata. BPRS Bhakti Sumekar meletakkan prinsip operasional berdasarkan sistem bagi hasil, artinya dalam hal memberikan dan menerima imbalan berupa bagi hasil sesuai dengan syariah Islam. Faktor modal sangat penting bagi BPR dalam rangka pengembangan usaha dan mengantisipasi kemungkinan resiko. Struktur permodalan adalah jumlah modal tertentu
|1|
secara aman dan seimbang yang harus dimiliki BPR Syari’ah dibandingkan dengan dana yang harus disiapkan untuk dikeluarkan apabila ada penarikan dana setiap saat/segera. Semakin besar porsi modal sendiri dibandingkan dengan simpanan pihak ketiga yang dapat ditarik segera akan lebih baik permodalannya. Kualitas aktiva produktif adalah kualitas kekayaan BPR Syari’ah yang dapat menghasilkan pendapatan. (Moh. Sochih,2008:83) Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya kecukupan modal yang dimiliki bank. Tingkat CAR yang ideal akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai pemilik dana terhadap bank sehingga masyarakat akan memiliki keinginan yang lebih untuk menyimpan dananya di bank, yang pada akhirnya bank akan memiliki kecukupan dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya seperti pemberian kredit kep ada masyarakat yang memungkinkan bank untuk dapat memperoleh laba lebih dari kenaikan pendapatan bunga kredit yang dikucurkannya. (Hardiyanti,2012: 5) Selain masalah CAR yang dialami oleh perbankan di Indonesia, masalah yang sering dihadapi bisnis perbankan adalah adanya persaingan tajam yang tidak seimbang yang dapat menimbulkan ketidak efisienan manajemen yang berakibat pada pendapatan dan munculnya kredit bermasalah yang dapat menimbulkan penurunan laba. Pertumbuhan kredit yang belum optimal tercermin dari angkaangka LDR (Loan to Deposit Ratio). Semakin rendah LDR, maka semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Apabila tingkat likuiditas terlalu tinggi, dapat berpotensi merugikan bank karena dana yang ideal menjadi terlalu besar sehingga akan memperbesar cost of fund dan pada akhirnya akan meningkatkan risiko keuangan bank. Semakin tinggi LDR, maka semakin tinggi kredit diberikan. Semakin besar | 2 | Vol. 4 No. 1 Juli 2015
tingkat kredit yang diberikan, semakin meningkatkan potensi risiko kredit (gagal bayar) dan apabila LDR terlalu tinggi, bank justru dapat mengalami permasalahan berupa kesulitan likuiditas. (Hardiyanti,2012:6) Uraian diatas merupakan alasan dilakukannya penelitian ini,sehingga dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti Sumekar Sumenep ? 2. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti SumekarSumenep? 3. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti Sumekar Sumenep? Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah UntukMengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti SumekarSumenep.
TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah Bank Islam atau yang disebut Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pem-
bayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip Syariat Islam.
(Profit and Loss Sharing Investment Account)
Berikut Tabel 2.1 secara rinci ketentuan Antonio dan Perwataatmadja membe- tingkat CAR dari Bank Indonesia: dakan menjadi dua pengertian yaitu: 1) Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsipprinsip syariah Islam.
Tabel 2.1 Standar Pengukuran Tingkat CAR Tingkat
Predikat
8% ke atas
Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
2) Bank yang tata cara beroperasinya meng6,4%-7,9% Di bawah 6,4% acu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. (Muhammad, 2011:15) Sumber: www.bi.go.id Capital Adequacy Ratio (CAR)
Loan to Deposite Ratio (LDR)
CAR adalah ketentuan permodalan, yaitu rasio minimum perbandingan antara modal risiko dg aktiva yang mengandung resiko. Pada saat ini, CAR yang harus dipenuhi oleh bank adalah minimum sebesar 12 %. Ketentuan ini berlaku di indonesia berdasarkan ketentuan bankfor international settlements (BIS).
Taswan (2010:264) mengemukakan bahwa Rasio ini mengukur likuidutas dari perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana yang diterima. Kredit yang dimaksud dalam hal ini meliputi:
Rumus CAR =
x 100 %
1.
Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangi dengan bagian kredit sindikasi yang dibiayai bank lain.
2.
Penanaman pada bank lain dalam bentuk kredit yang duberikan dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan.
Modal terdiri dari dari jumlah modal inti 3. Penanaman pada bank lain, dalam bentuk dan modal pelengkap. Sedangkan aktiva terkredit dalam rangka kredit sindikasi. timbang menurut risiko (ATMR) adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikaSedangkan dana yang yang diterima likan dg masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bank adalah meliputi: bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi 1. Deposito dan tabungan masyarakat. bobot 100 %. ATMR ini menunjukkan nilai 2. Pinjaman bukan daqri bank lain dengan aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi jangka waktu lebih dari 3 bulan (diluar modal dalam jumlah yang cukup. (Adedia dan pinjaman subordinasi). Handiman, 2009: 128) Dalam menelaah ATMR pada bank 3. Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan. syari’ah, terlebih dahulu harus dipertimbangkan, bahwa aktiva bank syari’ah dapaat dibagi atas:
4.
Modal inti.
5.
Modal pinjaman.
a) Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/ Norman (2005:21) mengemukakan bahwa: atau kewajiban atas hutang (wadiah atau Seperti halnya perbankan konvensional, BI qard dan sejenisnya) b) Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil Vol. 4 No. 1 Juli 2015 | 3 |
menggunakan FDR sebagai salah satu alat ukur tingkat kesehatan bank syariah. FDR dipakai untuk melihat kemampuan bank syariah untuk memenuhikewajiban yang harus dipenuhi dari dana yang telah dihimpunnya. Dalam dunia perbankan syariah tidak dikenal kredit (loan) dalam penyaluran dana yangdihimpunnya. Oleh karena itu, aktivitas penyaluran dana yang dilakukan bank syariah lebih mengarah kepada pembiayaan (financing). Hutang merupakan sesuatu yangharus dihindari dalam perbankan syariah. Rumus perhitungan likuiditas dikonversi karena masih dalam terminolgi yang sama yaitu fungsi intermediasi perbankan,terutama aspek penyaluran dana yang telah dihimpunnya untuk mendapat gain profit. Rumus LDR kedalam dunia syariah menjadi Financing to Deposit Ratio (FDR). (Rahmawati, 2013:40) Sehingga FDR dapat dirumuskan dengan:
FDR = Toleransi LDR oleh Bank Indonesia sebenarnya antara 89 % sampai dengan 115 %. Namun demikian bila diperingkat, maka LDR tersebut akan diketahui posisi kepatuhan likuiditasnya yaitu: Tabel 2.2: Kriteria LDR Rasio LDR Kurang dari 93,75 93,75 sampai dengan 97,50 97,50 sampai dengan 101,25 10 1,25 atau lebih
Predikat Likuiditas LDR Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber: www.bi.go.id
Hubungan CAR terhadap Profitabilitas (ROA) Permasalahan modal adalah berapa modal yang harus disediakan oleh pemilik sehingga keamanan dana pihak ketiga dapat terjaga. Modal juga digunakan untuk menambah aktiva yang ada untuk menciptakan profit, mo| 4 | Vol. 4 No. 1 Juli 2015
dal terlalu besar akan dapat mempengaruhi jumlah perolehan laba. Modal yang terlalu kecil di samping akan membatasi kemampuan ekspansi bank juga akan mempengaruhi penilaian khususnya para deposan, debitur, dan pemegang saham.Secara teoritis bank yang mempunyai CAR yang tinggi sangat baik karena bank ini mampu menanggung risiko yang timbul. Adanya modal yang cukup yang disediakan oleh pemilik sehingga kredit menjadi lebih luas dan adanya risiko yang kecil sehingga semuanya itu akan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Hubungan LDR terhadap Profitabilitas (ROA) Hardiyanti (2012: 20) Peningkatan LDR berarti penyaluran dana ke pinjaman semakin besar sehingga laba akan meningkat. Peningkatan laba tersebut menunjukkan ROA semakin tinggi. Standar LDR yang baik adalah 85% sampai dengan 110%. Oleh karena itu pihak manajemen harus dapat mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Logika teori tersebut didukung oleh hasil penelitian Buyung (dalam Hardiyanti, 2012) yang menyatakan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi LDR sampai dengan batas tertentu maka akan semakin banyak dana yang disalurkan dalam bentuk kredit akan meningkatkan pendapatan bunga sehingga ROA semakin tinggi.
Hubungan CAR dan LDR terhadap Profitabilitas Fathurrahman (201:18) mengemukakan Bila CAR suatu bank rendah, kemampuan bank untuk survive pada saat mengalami kerugian
juga rendah. Modal sendiri cepat habis untuk menutup kerugian yang dialami, sehingga berakibat pada tingkat likuiditas (LDR) bank, dan berakibat pada masyarakat terhadap bank yang bersangkutan, akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu. Penurunan CAR berpengaruh pada penurunan profitabilitas (ROA). Ada 2 (dua) penyebab CAR rendah yaitu terkikisnya modal perbankan akibat negative spread dan peningkatan aset yang tidak didukung dengan peningkatan modal. Berdasarkan hal tersebut di atas, diketahui bahwa resiko yang ditanggung bank semakin besar karena rendahnya modal sebagai penyangga resiko yang dapat melindungi nasabah. Hubungan ketiga variable tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
CAR
ROA
LDR Gambar 2.3 Hubungan CAR dan LDR terhadap profitabilitas
Hipotesis Hipotesis 1 : Ada pengaruh dari Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas (ROA). Hipotesis 2 : Ada pengaruh dari Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas (ROA).
METODOLOGI PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka angka dari laporan keuangan bank yang terdiri atas laporan keuangan bank. 2. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dalam bentuk infor-
masi baik secara lisan maupun tulisan dari perusahaan dan digunakan untuk mendukung data lainnya. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Variabel Dependen Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas (ROA). b. Variabel Independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) mewakili permodalan, dan X2 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
Teknik Analisa Data Metode Analisis Kuantitatif Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul untuk kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Penelitian ini menggunakan analisis Kuantitaif untuk mengukur pengaruh CAR, dan LDR, terhadap profitabilitas (ROA).
Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak mempunyai distribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan
Vol. 4 No. 1 Juli 2015 | 5 |
yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabelvariabel itu secara individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi Multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), di mana menurut Atmaja (2009:186) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.
F= Ket: m = Jumlah Variabel independent K = Banyaknya parameter dalam persamaan R2New = Nilai R2 dari persamaan regresi baru 2 R old = Nilai R2 dari persamaan regresi awal
Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang di uji. Tekhnik analisis ini sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam c. Uji Heteroskedastisitas perumusan kebijakan manajemen maupun daUji ini bertujuan untukmenguji apakah lam telaah ilmiah. Hubungan fungsi antara dalam model regresi terjadi ketidaksamaan satu variabel dependen dengan lebih dari satu variace dari residual satu pengamatan ke variabel independen dapat dilakukan dengan pengamatan yang lain (Atmaja. 2009:186). analisis regresi linier berganda. Dimana ROA sebagai variabel dependen sedangkan CAR d. Uji Autokorelasi dan LDR sebagai variabel independen. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan Persamaan regresi yang digunakan: asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi Y = b0+b1X1+b2X2 +e yang terjadi antara residual pada satu Keterangan: pengamatan dengan pengamatan lain Y = Variabel dependen (ROA)
Dengan Rumus: = 1=
B0 = Konstanta B1-b2 = Koefisien regresi variabel independen X1= CAR X2 = LDR E = Eror
pada model regresi (Atmaja. 2009:185). Ket: d = Durbin n = Jmh observasi
Uji koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) berfungsi k = jml variabel independent untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen (Atmaja. 2009: 180). Apabila angka e. Uji Linearitas koefisien determinasi semakin mendekati 1 Uji ini digunakan untuk melihat apakah maka pengaruh variabel independen terhadap spesifikasi model yang digunakan sudah variabel dependen semakin kuat. Yang berarti benar atau tidak.
| 6 | Vol. 4 No. 1 Juli 2015
variabel-variabel independen memberikan b. Pengujian secara simultan (Uji f) hampir semua informasi yang dibutuhkan unPengujian ini dilakukan untuk mengetahui tuk memprediksi variasi variabel dependen. secara bersama-sama apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis: Keterangan: R2 = Koefisien determinasi SSR = Sum of square Regression SSE = Sum of Square error N
= Jumlah pasangan observasi
K
= Jumlah variabel independen
Pengujian Hipotesis a. Uji statistik t Uji statistik diguakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun hipotessnya dirumuskan sebagai berikut: a)
H0 = b1 = b2 = 0 artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel beabs terhadap variabel terikat
b)
H0 ~ b1 ~ b2 ~ 0 artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel beabs terhadap variabel terikat
c)
Menentukan tingkat signifikan a sebesar 0.05 (5%) T hitung = Kriteria pengujiannya yang digunakan: 1) H0 diterima dan Ha diterima apabila t hitung < tabel. Artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
1)
H0: b1 = b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama.
2)
H0 ~ b1 ~ b2 ~ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama.
3)
Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 0.05 (5%) F hitung = Keterangan: R = Koefisien determinan n = Jumlah observasi k = Jumlah Variabel Kriteria pengujian sebagai berikut: 1. H0 diterima dan Ha ditolak apabila f hitung < tabel. Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 2. H0 diterima dan Ha ditolak apabila f hitung > tabel. Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik maka akan diperoleh karakteristik objek 2) H0 diterima dan Ha ditolak apapenelitian yang digunakan sebagai berikut. bila t hitung > tabel. Artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Vol. 4 No. 1 Juli 2015 | 7 |
Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian BPRS Descriptive Statistics Std. Mean Deviation
N
ROA CAR
592,05 6596,40
141,091 1978,282
20 20
LDR
8968,20
872,009
20
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa ROA memiliki rata-rata 59.2%. Hal ini menunjukan secara statistik selama periode penelitian besarnya ROA BPRS sudah memenuhi standart yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu diatas 1.5%. Sedangkan Standart deviasi ROA sebesar 14.1% masih lebih kecil jika dibandingkan nilai rata-ratanya sebesar 59.2%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simpangan pada rasio ROA relatif baik. Variabel CAR mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 65,96% Dengan melihat nilai mean, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik rasio CAR BPRS selama periode penelitian berada jauh di atas standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu minimal 8%. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti Sumekar telah memenuhi syarat CAR sebagaimana yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sementara untuk melihat berapa besar simpangan data pada rasio CAR dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 65.96% dengan standar deviasi (SD) sebesar 19.78%. Rasio LDR diperoleh rata-rata sebesar 89,68% hal ini menunjukkan selama periode penelitian tingkat LDR yang dicapai Bank Pemerintah sesuai dengan standart yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu < 93,75%, sementara standart deviasi LDR sebesar 87.2% terlihat lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Dengan demikian simpangan data pada rasio LDR baik.
Uji Asumsi Klasik
| 8 | Vol. 4 No. 1 Juli 2015
Sebelum dilakukan pengujian regresi liniear berganda terhadap hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui ada atau tidak pelanggaran asumsi klasik. a. Uji Normalitas Tabel 4.2 Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test U nstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
20 ,0000000 93,91186657 ,094 ,084 -,094 ,419 ,995
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Suatu model regresi dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikannya lebih dari 5% akan tetapi jika nilai signifikannya kurang dari 5% maka model regresi tersebut tidak berdistribusi normal. Daritabel diatas dapat diketahui nilai KS untuk pengujian analisis regresi variabel CAR dan LDR sebesar 0.419 dengan nilai signifikannya 0.995, artinya dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikan lebih besar dari 5%. b. Uji Multikoliniearitas Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variable bebas manakah yang dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Tolerance meng-
ukur variabilitas variable bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.
signifikansi korelasi antara variabel independent dengan residual sebesar 1.000 artinya nilai signifikan lebih besar dari standart yang telah ditentukan, maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan model regresi tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.
Tabel 4.3 Uji Multi koliniearitas
Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW), dengan ketentuan sebagai berikut:
Coefficientsa Collinearity Statistics
Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) CAR
,909
1,100
LDR
,909
1,100
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4.5 Karakteristik uji Durbin-Watson No
Nilai DW
Keterangan
1 2 3 4
0.9976> DW > 3.0024 1.6763
DW <3.0024
TerdapatAutokorelasi Tidakada Autokorelasi TidakdapatDisimpulkan Tidakdapat Disimpulkan
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas nilai Tolerance dan VIF terlihat bahwa tidak ada nilai Tolerance di bawah 0.10 dan nilai VIF tidak ada di atas 10 hal ini berarti kedua variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan multikolinieritas dan dapat digunakan untuk memprediksi ROA selama periode pengamatan 2010-2014
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model 1 a. b.
c. Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji spearman, jika korelasi antara variabel independent dengan residual di dapat siginfikan lebih dari 5% maka dapat dikatakan tidak terjadi masalah multikoliniearitas. Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas
Durbin-Watson 2,069
Predictors: (Constant), LDR, CAR Dependent Variable: ROA
Dari hasil tabel 4.6 di atas nilai DW sebesar 2.069 artinya DW lebih besar dari DL dan DW terletak antara DU dan (4-DU), maka nilai DW dapt disimpulkan tidak ada Autokorelasi karena sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
ANOVAb Model 1
Regression
Sum of Squares
Mean Square
df 2
,000 9857,020
Residual
,000 167569,335
17
Total
167569,335
19
F ,000
e. Uji Linearitas
Sig. a
1,000
a. Predictors: (Constant), LD R, CAR b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Uji Linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Untuk melakukan uji ini
Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat nilai
Vol. 4 No. 1 Juli 2015 | 9 |
kita harus membuat suatu asumsi bahwa fungsi yang benar adalah funfgsi linear. Tabel 4.7 Uji Linearitas ANOVAb Sum of Squares Regression 210657,615
Residual
167569,335
Mean F Sig. Square 2 105328,80 10,686 ,001a 8 17 9857,020
Total
378226,950
19
Model 1
Df
a.Predictors: (Constant), LDR, CAR b.Dependent Variable: ROA
independen dapat menjelaskan variabel dependenya. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat. Yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil perhitungan Koefisien Determinasi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut Tabel 4.9 Hasil Perhitungan R2
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 10.686 dan nilai probilitasnya 0.001 artinya nilai probabilitasnya lebih kecil dar 0.05 dan asumsi yang menganggap spesifikasi model liniear sudah bisa diterima
Uji Analisis regresi Linier Berganda
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients B 1
(Constant) 55,126
Std. Error
Coefficients
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model B 1
(Constant) 55,126
Std. Error
t
Sig.
Beta
281,132
,196 ,847
CAR
,055
,012
,774
4,568 ,000
LDR
,019
,027
,119
,704 ,491
Berdasarkan output SPSS dapat dilihat bahwa nilai sebesar 0.505, dengan kata lain menujukkan bahwa besar persentase variabel ROA yang bisa dijelaskan oleh variabel CAR dan LDR sebesar 50.5%, sedangkan 49.5% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Pengujian Hipotesis t
Sig.
Beta
281,132
Unstandardized
a. Dependent Variable: ROA
Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS versi 18 terhadap ketiga variabel independen yaitu CAR dan LDR terhadap ROA ditunjukkan pada tabel berikut:
Model
Coefficientsa
,196 ,847
CAR
,055
,012
,774
4,568 ,000
LDR
,019
,027
,119
,704 ,491
a. Dependent Variable: ROA
a. Uji Statistik t Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen (CAR dan LDR) terhadap variabel dependen (ROA). Untuk menguji pengaruh parsial tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Berdasarkan model regresi dan tabel di atas maka hasil regresi berganda dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
2. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan.
Koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel | 10 | Vol. 4 No. 1 Juli 2015
Hasil uji analisis regresi coefficients dengan menggunakan SPSS terlihat pada di bawah ini: Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji t
Model (Constant)
Coefficientsa Unstandardize Standardized d Coefficients Coefficients B 55,126
Std. Error 281,132
CAR ,055 LDR ,019 a. Dependent Variable: ROA
,012 ,027
t
Sig.
Beta ,196 ,774 ,119
,847
4,568 ,000 ,704 ,491
Dari tabel 4.10 di atas, maka hasil regresi berganda dapat dianalisis sebagai berikut. 1. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh CAR terhadap ROA Hipotesispertama yang diajukan menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien transformasi regresi untuk variabel CAR sebesar 0,05 yang berarti berpengaruh secara positif terhadap ROA. Selainitu, nilai signifikasi yang dimiliki sebesar 0,000 dimana nilai inisignifikan karena lebih kecil dari 0,05. Karena tingkat signifikansinya kurang dari 0,05 maka dalam hal ini pengaruh CAR terhadap ROA nyata. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 2. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh LDR terhadap ROA Hipotesis yang diajukan menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap ROA. Dari tabel diatas hasil pengujian parsial (uji t) antara LDR terhadap profitabilitas (ROA) memperlihatkan bahwa koefisien untuk variabel ini bernila ipositif 0,19,
sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel LDR terhadap ROA adalahpositif. Akan tetapi nilai signifikansi menunjukkan nilai 0,491 yang berarti nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa LDR berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap ROA. b. Uji Statistik F Uji f digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen (Wahid Sulaiman, 2004:86). Langkah-langkah Uji f sebagai berikut: 1.
Menentukan Hipotesis Ho: = 0, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Ha: ~ 0, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
2.
Menentukan Tingkat Signifikan Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5% artinya risiko kesalahan mengambil keputusan 5%
3.
Pengambilan Keputusan a. Jika probabilitas (sig F) < a (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen b. Jika probabilitas (sig F) > a (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel independent terhadap variabel dependen
Vol. 4 No. 1 Juli 2015 | 11 |
a. Variabel CAR berpengaruh positif dan
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji F ANOVA Model 1
Sum of Squares
Mean Square
df
Regression 210657,615
biayaan Rakyat Syariah Bhakti Sumekar.
b
F
Sig.
2 105328,808 10,686 ,001a
Residual
167569,335
17
Total
378226,950
19
9857,020
a.Predictors: (Constant), LDR, CAR b.Dependent Variable: ROA
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar 10,68 dengan signifikansi sebesar 0.001 lebih kecil daripada 0.05, dan F hitung > F tabel dimana F tabel sebesar 3.10. hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen sehingga hipotesis yang diajukan yaituCAR, dan LDR berpengaruh secara simultan terhadap Return On Assets (ROA) diterima. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu CAR dan LDR secara simultan atau bersamasama akan berpengaruh pada ROA.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesi m pu lan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian menunjukkan variabel CAR dan LDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu CAR dan LDR secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh pada ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti Sumekar. 2. Secara parsial variabel CARdan LDR memiliki pengaruh terhadap ROA. Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: signifikan terhadap ROA pada Pem| 12 | Vol. 4 No. 1 Juli 2015
b. Variabel LDR berpengaruh Positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti Sumekar.
Saran Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu: 1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-variabel lain diluar variabel ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap ROA dan dapat memperpanjang periode pengamatan dan disarankan untuk memperluas cakupan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan dengan menggunakan rasio-rasio lain selain rasio yang dipakai pada penelitian ini. 2. Bagi pihak manajemen perusahaan diharapkan selalu menjaga tingkat modalnya, sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan bank tersebut. Dengan melihat variabel CAR diharapkan perusahaan mampu menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bhakti Sumekar. 3. Dengan menstabilkan dan menjaga rasio LDR di posisi ideal serta memperhatikan kualitas kredit yang disalurkan untuk
menghindari terjadinya kredit yang ber- Mitasari, Dwihilda Rezha. 2012, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan To masalah sehingga dapat memperoleh Deposite Ratio, Net Interest Margin Dan Bopo keuntungan dari kredit yang disalurkan Terhadapa Tingkat Profitabilitas Bank. Skripsi. bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Universitas Brawijaya Bhakti Sumekar. Muhammad. 2011. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
DAFTAR PUSTAKA Atmaja, lukss setia. 2009. Statistika. Yogyakarta. Andi Yogyakarta.
Rahmawati, Ima Fitri.2013, Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap kecukupan modal (CAR) pada Bank Muamalat Indonesia Tbk. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Santosa, Anggita Puji. 2012, Pengaruh CAR, NPL, dan Jakarta. Kencana Prenada Media Group. LDR, terhadap ROA (Studi Pada Bank Umum Fathurrahman, Andi. 2012, Pengaruh Tingkat Capital yangListing di Bursa Efek Indonesia Tahun Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio 2007-2011). Skripsi. Makasar. Universitas Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT Bank Hasanuddin SulSelBar Makassar. Skri psi. Universitas Septiyarini, Ni Luh Sri dan Wayan Ramantha. 2012, Hasanuddin Makasar Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Dan Rasio Greuning, Hennie van dan sonja brajovic dan sonja Penyaluran Kredit Terhadap Profitabilitas brajovic bratanovic. Analisis Risiko Perbankan. S. Dengan Moderasi Rasio Kredit Bermasalah. ESalemba Empat Washington. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014): 192-206 Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Taswan.2010, Manajemen Perbankan. Yogyakarta. UPP STIM YKP Hardiyanti. 2012, Pengaruh CAR, NPL dan LDR Terhadap ROA Pada Bank BUMN yang Go-Public di Indonesia (Tahun 2006-2010). Skripsi. Makassar.Universitas Hasanuddin.
Vol. 4 No. 1 Juli 2015 | 13 |
| 14 | Vol. 4 No. 1 Juli 2015