1
1
PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP MINAT SISWA KELAS X MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK NEGERI 1 GORONTALO oleh Astuti Yusuf, Wenny Hulukati, Irpan A. Kasan ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh gejala yang terjadi di SMK Negeri 1 Gorontalo tentang minat siswa X mengikuti layanan bimbingan dan konseling.Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh bimbingan klasikal teknik cinematherapy terhadap minat siswa mengikuti layanan melalui eksperimen. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian “One Group Pre-Test and Post-Test Design” yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel X (teknik cinematherapy) dan variabel Y (minat) siswa kelas X SMK Negeri 1 Gorontalo dengan sampel penelitian sejumlah 34 siswa dari jumlah populasi 642 siswa. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan menggunakan teknik pengumpul data berupa teknik angket tentang variabel Y (minat). Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket yang disebar sebanyak dua kali yakni sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik pengolahan statistika pengujian normalitas data yang menghasilkan χ2hitung 𝑃𝑟𝑒 − 𝑡𝑒𝑠𝑡 = -56,4 dan χ2hitung 𝑃𝑜𝑠𝑡 − 𝑡𝑒𝑠𝑡 = −74,53 sedangkan harga χ2tabel pada taraf nyataα= 5,99. Ternyata harga χ2hitung <χ2tabel sehingga disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Uji hipotesis menggunakan uji t yang menghasilkan harga thitung sebesar -68,56 sedangkan t daftar pada taraf nyata 5% sebesar 2,00. Ternyata harga thitungmemperoleh harga lain (harga thitungtelah berada diluar daerah penerimaan H0) sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H 1. Artinya bimbingan klasikal teknik cinematherapy berpengaruh terhadap minat siswa mengikuti layanan bimbingan dan konseling, sehingga dapat direkomendasikan bimbingan klasikal teknik cinematherapysecara intensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan minat siswa mengikuti layanan.
Kata Kunci: Teknik cinematherapy, minat siswa.
Astuti Yusuf, selaku peneliti pada SMK Negeri 1 Gorontalo, 1Dr. Wenny Hulukati, M.Pd. 2Irpan A. Kasan, S.Ag, M.Pd selaku dosen tetap pada Jurusan Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Gorontalo.
2
Menurut Sunaryo bahwa bimbingan merupakan proses membantu siswa untuk
mencapai
perkembangan
secara
optimal.1Sementara
Natawidjajamengartikan bahwa bimbingan sebagai “suatu proses pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya siswa tersebut dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. 2 Meskipun bimbingan dan konseling dapat membantu siswa untuk mencapai perkembangan yang optimal, namun pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah belum maksimal, hal ini disebabkan kurangnya kesadaran dan keinginan siswa untuk mengikuti layanan.Seseorang yang memiliki minat dapat dilihat dari ciri-cirinya yakni, memiliki sikap Antusias atau perasaan senang dan respon.3 Fakta dilapangan yang penulis saksikan pada saat melaksanakan Praktik Lapangan Konseling di Sekolah (PLK-S) pada bulan September-Desember 2013, diperoleh data bahwa masih terdapat siswa yang belum memiliki minat mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang bersikap acuh pada saat mengikuti layanan, adanya siswa yang sering berbincang dengan temannya diluar dari materi layanan, kurangnya partisipasi/respon siswa pada saat mengikuti layanan, bahkan ada siswa yang hanya bermain dengan temannya pada saat mengikuti layanan. Temuan ini sangat tidak relevan dengan ciri-ciri orang yang memiliki minat. Sebagaimana diketahui bahwa efektifitas proses pembelajaran banyak dipengaruhi oleh media, oleh karena itu yang dapat dilakukan untuk membantu
3
siswa agar lebih berminat untuk mengikuti layanan adalah dengan menggunakan teknik yang bisa menarik perhatian siswa yaitu teknik cinematherapy. Silvianingsih (dalam Dermer, 2002:11) mengemukakan bahwa: “Cinematherapy merupakan teknik yang memanfaatkan media potongan film atau video berdurasi pendek sebagai upaya pengembangan kesadaran dan keragaman budaya. Melalui video/film, siswa dapat diperkenalkan pada berbagai komponen budaya, menilai berbagai perbedaan budaya antara dirinya dengan orang lain, yang kemudian memunculkan sebagai prasangka dalam situasi yang aman, hingga kemudian siswa dapat merefleksikan dirinya dengan karakterkarakter budaya yang ada pada tayangan”.4 Berdasarkan uraian tersebut
maka
diperlukan pengujian pengaruh
bimbingan klasikal teknik cinematherapy terhadap minat siswa kelas X mengikuti layanan, di SMK Negeri 1 Gorontalo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh bimbingan klasikal teknik cinematherapy terhadap minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling?.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan klasikal teknik cinematherapy terhadap minat siswa mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: (a) dapat memberikansumbangan yang bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi peneliti sendiri dalam upaya menambah pengetahuan khususnya dalam melihat pengaruh pelaksanaan bimbingan klasikal teknik cinematherapy terhadap minat siswa mengikuti layanan Bimbingan Konseling. (b) dapat berguna bagi responden (siswa) untuk meningkatkan minat mereka dalam mengikuti layanan Bimbingan Konseling, sehingga potensi yang ada pada diri mereka dapat berkembang secara optimal. KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Minat
4
Menurut Hilgard minat adalah suatu rasa suka dan rasa tertarik pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.5 Selanjutnya para ahli lain memberikan pengertian bahwa minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri yang dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya sendiri.6Sardimanmengemukakan bahwa secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif anak terhadap aspek-aspek tertentu. Minat sebagai kecenderungan melakukan suatu aktivitas disertai dengan rasa senang.7 Jadi, berdasarkan uraian para ahli tersebut maka minat adalah keinginan jiwa terhadap suatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicitacitakan. Seseorang yang tidak berminat pada sesuatu, maka orang tersebut tidak akan memusatkan perhatiannya pada sesuatu tersebut. Faktor-faktor Mempengaruhi Minat Terdapat tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu: (a) dorongan dari dalam diri individu, (b) motif sosial, dan (c) faktor emosional.8 Macam-macam Minat Minat memegang peranan penting dalam pelaksanaan proses bimbingan klasikal sehingga minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain berdasarkan timbulnya minat dan berdasarkan arahnya minat.9Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua macam yakni: (a) minat primitive, dan (b) Minat Kultural atau sosial. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua macam yakni: (a) minat intrinsik, dan (b) minat ekstrinsik. Ciri-ciri Minat
5
Zanikhan mengemukakan dua ciri utama minat, yakni: (a) antusias atau perasaan senang dan (b) Respon. Pengertian dan Tujuan Bimbingan Klasikal Layanan bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik.11Selain itu bimbingan klasikal juga merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa secara bersama-sama dengan jumlah siswa antara 30-40 siswa agar siswa dapat bersama-sama memecahkan masalah yang dihadapi.12 Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan layanan yang dilaksanakan oleh konselor secara tatap muka kepada siswa yang berjumlah 30-40 siswa agar dapat menyelsaikan masalah secara bersama.Tujuan bimbingan klasikal dilihat dari beberapa aspek, yakni: (a) aspek kognitif, (b) aspek afektif, dan (c) aspek psikomotor.13 Teknik Cinema Therapy Cinematherapy adalah penggunaan film untuk membantu individu belajar mengenal dirinya sendiri dengan memeriksa bagaimana respon mereka terhadap penggambaran peran dan situasi yang berbeda. 14 Cinema Teraphyjuga dapat diartikan sebagai metode penggunaan film untuk memberi efek positip pada pasien.15 Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa cinematherapy adalah teknik terapeutik khusus yang didalamnya menggunakan film komersial yang dipilih untuk mendapatkan arti terapeutik pada klien tentang pandangan secara individu atau dengan orang lain.
6
Tahapan-tahapan Cinema Therapy Tahapan-tahapan pelaksanaan cinematherapy yakni: (a) tahap asessmen, (b) tahap implementasi, (c) tahap debriefing.16 Sedangkan prosedur pelaksanaan teknik cinematherapy meliputi: 1) tahap menyaksikan tayangan video; 2) tahap diskusi; dan 3) tahap menulis kreatif.17 Pengaruh Bimbingan Klasikal Teknik Cinema Therapy terhadap Minat Siswa Mengikuti Layanan Teknik cinematherapy membawa pengaruh terhadap minat siswa untuk mengikuti layanan.Berikut akan dijelaskan bagaimana langkah atau proses cinematherapy. Mindlesness Logika (alur cerita) N O N T O N
Bahasa (dialog) Visual spacial (gambar, warna,simbol) Proses
Musik (suara & musik)
Aktif F I L M
Interpersonal Kinestetik
Makna
7
Bagan 1. Proses Kognisi Saat Menonton Film (Adaptasi dari Imaduddin 2011)
Bagan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:18 a. Logika (alur cerita): menandakan adanya bagaimana kita dapat memahami setting alur cerita dalam film atau cinema. b. Bahasa (dialog): menandakan adanya memahami dialog atau isi cerita dalam film. c. Visual spacial (gambar, warna,simbol): dalam proses aktif melihat film pasti ada unsur gambar yang hal itu menjadi dasar sugesti dengan adanya indera yang berperan untuk melihat yang kemudian membawa informasi melihat ke dalam proses kerja otak dalam memaknai arti simbol atau gambar. d. Musik (suara & musik): efek musik juga berpengaruh untuk memberikan sugesti ke dalam alam bawah sadar penonton. Penggunaan musik dalam film adalah hal yang mendukung dalam proses pemberian sugesti. e. Interpersonal: berkaitan dengan bagaimana diri dapat memahami keadaan personal dari tokoh yang diceritakan dalam film atau cinema. f. Kinestetik: atau kata lainnya adalah seni atau keindahan. Merupakan unsur film yang memiliki unsur kinestetik dalam memberikan pengaruh kepada penonton. Kinestetik berkaitan pula dengan gambar bergerak yang memberikan efek visual yang mendorong penonton untuk dapat memahami arti alur film yang diceritakan. g. Intra-psychic: merupakan keadaan jiwa personal, yang dapat membimbing dalam penemuan makna dari film yang dijadikan metode dalam cinema therapy.
8
Jadi, teknik cinema therapy dapat menjadi salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan minat siswa mengikuti layanan karena dengan cinema therapy dapat membangkitkan semangat diri bereksplorasi. Disamping itu juga pelaksanaan teknik cinematherapy sangat menarik jika diterapkan kepada siswa, karena tentunya jarang siswa yang didapati tidak tertarik dengan film. Hipotesis Terdapat pengaruh layanan bimbingan klasikal teknik cinematherapy terhadap minat siswa kelas X mengikuti layanan Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Gorontalo. Metode Penelitian Pelelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan April 2014 sampai bulan mei 2014.Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
eksperimen (quasi
experiment atau eksperimen semu)dengan desain ”One Group Pre-test and Postest Design”. Pre-test
Treatment
Pos-test
X1
T
X2
Keterangan : X1
= Pre-testminat siswa mengikuti layanan sebelum diberikan perlakuan teknik cinematherapy
X2
= Post-testminat siswa mengikuti layanan setelah diberikan perlakuan teknik cinematherapy
T
= Penerapan teknik cinematherapy
9
Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel yaitu: (1) Minat adalah variabel terikat
(dependen).
(2)
Teknik
Cinematherapy
sebagai
variabel
bebas
(independen). Indikator dalam penelitian ini adalah antusias atau perasaan senang Dan respon. Anggota populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Kota Gorontalo yang berjumlah 642 orang.Anggota sampel dalam penelitian ditetapkan sebanyak 30 Siswa atau 1 kelas. Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan purposive sampling, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui test yang terbagi atas Pre-test (tes awal)& Post-test (tes akhir), sedangkan instrumen pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket. Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian normalitas data digunakan uji chi kuadrat,19pengujian homogenitas data digunakan uji chi kuadrat,20dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji t.21 Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil analisis deskriptif variabel X1 (Pre-test) diperoleh skor minimum= 51; skor maximum = 68; range = 17; banyak kelas = 6; panjang kelas 3; rata-rata kelas = 60,61; varian = 16,72; dan standar deviasi = 4,08. Sedangkan variabel X2 (Post-test) diperoleh skor minimum = 64; skor maximum = 83; range = 19; banyak kelas = 6; panjang kelas 3; rata-rata kelas = 76,38; varian = 14,60; dan standar deviasi = 3,82. Pengujian Normalitas Data Variabel Pre-test dan Post-test Dari hasil perhitungan variabel pre-test dan post-test diperoleh data dengan hasil χ2hitung Pre-Test = -56,4 dan χ2hitung Post-Test = -74,53 sedangkan
10
harga χ2tabel pada taraf nyata α = 5,99. Ternyata harga χ2hitung <χ2tabel sehingga disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Pengujian Homogenitas Data Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 𝑥 2 hitung sebesar -1,51. Pada taraf nyata a=0,05 diperoleh 𝑥 2 (1-0,05)(5-1)= 𝑥 2 (0,95)(4) = 9,49. Ternyata harga chi-kuadrat hitung lebih kecil dari chi-kuadrat daftar.Jadi dapat disimpulkan bahwa data variabel X1 (Pre-Test) dan variabel X2 (Post-Test) memiliki varians populasi yang HOMOGEN. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis menggunakan uji t yang menghasilkan harga thitung sebesar 68,56 sedangkan t daftar pada taraf nyata 5% sebesar 2,00. Ternyata harga thitung memperoleh harga lain (harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0) sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan minat siswa mengikuti layanan bimbingan dan konseling setelah memperoleh teknik cinematherapy. Dari hasil pelaksanaan analisis terhadap data yang ada, menggunakan teknik pengolahan statistika pengujian normalitas data dengan hasil χ2hitung Pre-Test = -56,4 dan χ2hitung Post-Test = -74,53 sedangkan harga χ2tabel pada taraf nyata α = 5,99. Ternyata harga χ2hitung <χ2tabel sehingga disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Uji hipotesis menggunakan uji t yang menghasilkan harga thitung sebesar -68,56 sedangkan t daftar pada taraf nyata 5% sebesar 2,00. Ternyata harga thitung memperoleh harga
11
lain (harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0) sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1. Hasil eksperimen yang dilakukan oleh peneliti tersebut menunjukan terjadinya peningkatan minat siswa kelas X mengikuti layanan bimbingan dan konseling
di SMK Negeri 1
Gorontalo
setelah melaksanakan teknik
cinematherapy yang dapat dilihat dari adanya peningkatan skor rata-rata dari minat siswa siswa
pada saat penelitian. Hal ini menunjukan bahwa teknik
cinematherapy yang telah dilakukan memberikan dampak positif terhadap minat siswa siswa. Penutup Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh bimbingan klasikal teknik cinematherapy terhadap minat siswa kelas X mengikuti layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 1 Gorontalo, hal ini dapat diketahui dari hasil pengujian hipotesis, dimana harga thitung sebesar –68,56 dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t(0.975) (66) = 2,00. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang ada, maka ada beberapa hal yang perlu peneliti sarankan. Yakni: 1.
Bagi konselor: konselor sekolah diharapkan dapat menerapkan teknik
cinematherapy melalui layanan bimbingan dan konseling lainnya, seperti bimbingan kelompok, konseling kelompok maupun layanan informasi agar dapat membantu meningkatkan minat siswa mengikuti layanan.
12
2. Bagi siswa: diharapkan siswa terus menjaga minat mengikuti layanan bimbingan dan konseling, sehingga dapat mengambil pelajaran dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, dan tentunya siswa bisa mencapai perkembangan yang optimal. 3.
Bagi peneliti lain: diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti lain
khususnya
mengenai
bimbingan
klasikal
teknik
cinematherapy
untuk
meningkatkan minat siswa, dan menambah teori- teori baru yang dapat memperbarui hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Berg, Cross Jennings dan Baruch. 2004. Cinematherapy; Theory and Aplication. New York: Cambridge University Press. Budianingsih, Asri. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT.Rineka Cipta Dermer, SB. 2002. Problem Solving dan Psikologi. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Dirjen Diknas. 2004. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Djumhur I Himpunan Sarjana BK Indonesia (Makalah). 2011. Teknik dan Strategi Bimbingan dan Konseling untuk Pendidikan Karakter. Malang: Himpunan Sarjana Bimbingan dan Konseling. Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Belakang Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Ridwan. 2005. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta Rob Allen and Nina Krebs. 2007. Dramatic Psichological Storytelling Using theExpressive Arts and Psychotheatrics. Palgrave Macmillan: Martin’s Press. Sandjaja, Soedjanto. 2008. Pengaruh Ketertiban Orang Tua terhadap Minat Membaca Anak ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan. Jakarta:Unika Slameto.2003:Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
13
Soedjadi. 2001: Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Gie, The Liang. 2004: Cara Belajar yang Baik Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Gajah Mada. Tohirin.2009.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja grafindo Persada Wahyuningsih, M. 2003. Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta: Alex Media Komputindo. Wolz, Birgit. 2004. E-Motion Picture MagicA Movie Lover’s Guide to Healing and Transformation. Colorado: Glenbridge Publishing Ltd. Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizki Press. Zanikhan. 2009. Minat Belajar Siswa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.