PENGARUH ALIH DAYA PROSES BISNIS TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN
(Suatu Penelitian pada Plaza Asia Tasikmalaya) Oleh :
NADYA EKA LESTARI 103402158 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya – Jawa Barat, Email :
[email protected] ABSTRAK
Di Bawah Bimbingan: Lucky Radi Rinandiyana Dian Kurniawan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Alih Daya Proses Bisnis yang sudah diterapkan, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya, serta pengaruh Alih Daya Proses Bisnis terhadap Keunggulaln Bersaing Plaza Asia Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan sampel sebanyak 27 responden yang diambil dari seluruh karyawan Building Management Plaza Asia Tasikmalaya. Teknik analisis data menggunakan regresi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Alih Daya Proses Bisnis yang diterapkan Plaza Asia Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, serta Alih Daya Proses Bisnis berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya. Saran yang penulis berikan terhadap Plaza Asia Tasikmalaya yaitu perusahaan harus meningkatkan pengelolaan hubungan antara Plaza Asia dengan service provider, meningkatkan kualitas pelayanan melalui manajemen venue, dan mempertimbangkan untuk menambah aktivitas yang dialihdayakan. Kata Kunci: alih daya proses bisnis, keunggulan bersaing berkelanjutan
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
1
ABSTRACT Under the Guidance: Lucky Radi Rinandiyana Dian Kurniawan
The objectives of this research were to knew and analyzed the implementation of Business Process Outsourcing, Sustainable Competitive Advantage Plaza Asia Tasikmalaya, and the influence of Business Process Outsourcing to Sustainable Competitive Advantage Plaza Asia Tasikmalaya. The research method used was survey method. Techniques of data collection was using interviews, questionnaires, and literature study. The sampling technique was using total sampling with a sample size of 27 respondents taken from all of the employee of Building Management in Plaza Asia Tasikmalaya. Data analysis techniques was using simple regression analysis. According to the research result, it is known that Business Process Outsourcing in Plaza Asia Tasikmalaya is included in good classification. Sustainable Competitive Advantage in Plaza Asia Tasikmalaya is included in good classification, and Business Process Outsourcingis influenced to Sustainable Competitive Advantage in Plaza Asia Tasikmalaya. Writer suggests that Plaza Asia Tasikmalaya should increase relationship management between Plaza Asia and service provider, increase the service quality through venue management, and consider to add another activity to be outsourced. Keywords: business process outsourcing, sustainable competitive advantage
PENDAHULUAN
Pada lingkungan bisnis yang bergerak secara aktif ini, ketidakpastian, kompleksitas, dan perubahan yang dinamis menuntut perusahaan untuk ikut bergerak secara aktif pula. Keadaan ini memunculkan persaingan yang ketat di antara para pelaku bisnis. Berbagai strategi harus diterapkan mengingat persaingan yang sudah sangat ketat dan mengglobal untuk mencapai keunggulan bersaing. Berakar pada prinsip awal manajemen, perlu diingat kembali bahwa manajemen pada prakteknya dilakukan dengan mengerjakan suatu pekerjaan melalui orang lain.
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
2
Penting adanya bagi manajemen untuk memfokuskan diri pada keahlian khusus perusahaan karena hal tersebutlah yang pada gilirannya akan membuat perusahaan lebih unggul dari pada pesaingnya. Jika seluruh kegiatan dilakukan sendiri oleh perusahaan akan sulit bagi perusahaan untuk memperhatikan spesialiasasi mereka karena fokus yang terbagi untuk kegiatan-kegiatan penunjang yang relatif bersifat nonstrategis. Selanjutnya akan sulit pula bagi perusahaan untuk bergerak cepat mengikuti dinamika lingkungan bisnis dan mengambil keputusan-keputusan yang dapat berpengaruh pada daya saing perusahaan secara global. Untuk itu perusahaan yang baik memilih mana kegiatan yang harus mereka tangani sendiri agar perusahaan tetap pada kompetensi intinya dan mana kegiatan yang harus mereka alihkan kepada pihak eksternal. Melihat ketatnya persaingan ini, kini timbul kecenderungan untuk mengalihkan beberapa kegiatan perusahaan kepada pihak lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan utama agar perusahaan dapat memfokuskan diri pada kompetensi inti. Mengingat kebutuhan perusahaan untuk bergerak cepat dan menyikapi persaingan dengan tepat, perlu adanya pemikiran bahwa memilih dan memilah kegiatan bisnis sesuai dengan prioritasnya membuat perusahaan beraktivitas dengan lebih efektif dan efisien.Pada akhirnya outsourcing menjadi pilihan yang tidak dapat dihindari saat ini. Pengalihan aktivitas ini dalam manajemen dikenal dengan nama outsourcing atau alih daya, di mana perusahaan mengalihkan kegiatan bisnis mereka yang bukan merupakan kegiatan inti tetapi menunjang kegiatan inti mereka. Untuk lebih spesifik, selanjutnya istilah ini disebut juga dengan Business Process Outsourcing atau Alih Daya Proses Bisnis karena pengalihan daya yang dilakukan adalah alih daya kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan, bukan hanya tenaga kerja saja, seperti yang populer di Indonesia. Strategi Alih Daya Proses Bisnis ini berbeda dengan strategi outsourcing yang lebih umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia di mana perusahaan merekrut karyawan mereka dengan kontrak yang berjangka waktu. Hal ini berarti karyawan tersebut bukanlah karyawan yang berasal dari dalam perusahaan melainkan tenaga kerja yang tidak terikat dengan perusahaan yang bersangkutan. Sementara itu dalam Alih Daya Proses Bisnis, perusahaan menggunakan jasa dari perusahaan yang kegiatan operasinya yaitu menyediakan jasa pendukung kegiatan utama perusahaan seperti cleaning service, keamanan, atau call center. Perusahaan
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
3
membuat perjanjian yang juga berjangka waktu dengan perusahaaan penyedia layanan tersebut. Salah satu alasan utama dilakukannya Alih Daya Proses Bisnis adalah untuk efisiensi biaya. Kebutuhan perusahaan untuk mengurangi biaya disebabkan oleh makin tingginya biaya yang harus dikeluarkan.Maka outsourcing digunakan oleh perusahaan yang memiliki strategi untuk memperoleh keuntungan dari cost reducing termasuk di dalamnya pengurangan upah. Banyak perusahaan menemukan bahwa strategi ini memang mengurangi tingkat pengeluaran dibandingkan jika perusahaan melakukan sendiri kegiatannya. Service provider tidak memakan banyak biaya karena efek skala ekonomi yang disebabkan oleh penyediaan layanan yang sama kepada perusahaanperusahaan lain yang menggunakan jasa mereka. Alih Daya Proses Bisnis dapat meningkatkan fleksibilitas perusahaan karena risiko yang mereka hadapi dibagi dengan service provider yang disebabkan oleh penyerahan beberapa kegiatan yang semula ditangani sendiri oleh perusahaan kepada pihak eksternal. Jika semua kegiatan dilakukan sendiri secara otomatis perusahaan pun menanggung seluruh risiko yang ada. Penyerahan kegiatan ini membuat risiko yang ada pada keseluruhan kegiatan perusahaan menjadi berkurang. Service provider akan menanggung risiko dari kegiatan yang dialihkan perusahaan padanya. Pembagian risiko akan membuat perusahaan bergerak lebih cepat dan fleksibel ketika diperlukan manakala terjadi perubahan dikarenakan kondisi pasar, keuangan, teknologi, dan persaingan. Strategi Alih Daya Proses Bisnis akan menanggapi perubahan tersebut dengan adanya inovasi. Terdapat anggapan bahwa inovasi harus dilakukan sendiri oleh perusahaan, namun pandangan ini bergeser karena perusahaan perlu memanfaatkan setiap sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya internal maupun eksternal. Salah satu alasan perusahaan menerapkan strategi outsourcing adalah tidak tersedianya sumber daya yang dibutuhkan perusahaan. Strategi ini memberikan produk yang inovatif serta solusi layanan dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh perusahaan yang berbeda. Di samping alasan-alasan tersebut di atas, beberapa perusahaan menggunakan outsourcing karena kurangnya sumberdaya yang diperlukan, perusahaan tidak dapat
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
4
menyelesaikan kegiatan dalam jangka waktu tertentu, atau kesulitan dalam memecahkan masalah yang sulit dikendalikan. Namun demikian, meskipun Alih Daya Proses Bisnis sudah menjadi fenomena dalam lingkungan bisnis, di Indonesia sendiri strategi ini belum menjadi pilihan utama dalam menyikapi persaingan. Banyak perusahaan yang hanya mengutamakan contohnya, diferensiasi produk, customer service, peningkatan produktivitas, dan team development saja sebagai strategi operasional. Padahal jika diteliti lebih lanjut, ada strategi-strategi operasional lain yang dapat dipertimbangkan untuk dapat menjadi perusahaan yang unggul, salah satunya adalah Alih Daya Proses Bisnis. Dari sekian banyak pilihan kegiatan yang dapat di-outsource, Indonesia lebih familiar dengan penggunaan tenaga kerja outsourcing dibandingkan dengan misalnya, call center, accounting and finance, sekretaris, dan lain-lain. Hanya perusahaanperusahaan besar saja yang meng-outsource proses bisnis yang lebih dekat ke kegiatan inti perusahaan. Belum banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pengalihan pekerjaan penunjang begitu pula dengan pentingnya berfokus pada kompetensi inti, pada apa yang benar-benar perusahaan lakukan yang menjadi ciri khas dan membedakan perusahaan dari perusahaan lain yang sejenis. Terdapat anggapan bahwa Alih Daya Proses Bisnis tidak terlalu diperlukan selama suatu perusahaan dapat menangani proses-proses penunjang tersebut secara mandiri. Perusahaan masih sulit mempercayakan proses bisnis mereka pada pihak luar. Menangani setiap pekerjaan sendiri dianggap lebih aman karena mereka yang lebih mengerti seluk beluk perusahaan. Selain itu keadaan ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah penyedia layanan Alih Daya Proses Bisnis di Indonesia. Peraturan pemerintah dan masih kurangnya adopsi dan adaptasi teknologi yang menunjang pelaksanaan outsourcing juga menjadi sebab lain masih sedikitnya praktik Alih Daya Proses Bisnis di Indonesia. Ketika outsourcing diasosiasikan dengan berbagai keuntungan, strategi ini dapat pula memunculkan risiko misalnya, hubungan dalam aktivitas, kerugian dasar kompetisi, perilaku oportunistik, peningkatan biaya transaksi dan koordinasi, keterbatasan inovasi dan pembelajaran, serta biaya pengadaan yang lebih tinggi dalam kaitannya dengan fluktuasi tingkat pertukaran mata uang. Bahkan tidak sedikit pula perusahaan yang memiliki kebijakan outsourcing tidak mendapatkan keuntungan seperti
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
5
yang diharapkan. Jika perusahaan hanya fokus pada pencapaian keuntungan jangka pendek saja tanpa mempertimbangkan faktor-faktor risiko tadi, mereka dapat gagal mengakses tujuan asli dari outsourcing. Perusahaan perlu dengan hati-hati menyeimbangkan antara keuntungan dengan risiko untuk memaksimalkan efek dari outsourcing untuk keuntungan competitive advantage yang berjangka panjang. Di bidang pusat perbelanjaan di Tasikmalaya, Plaza Asia berhasil menjadi pemimpin di kelasnya jika dibandingkan dengan pusat-pusat perbelanjaan sejenis lain. Dengan sumber daya-sumber daya yang dimiliknya baik teknologi maupun tenaga kerja, Plaza Asia mengungguli para pesaingnya. Selain faktor sumber daya, kapabilitas serta pengelolaannya, keunggulan bersaing yang didapat oleh Plaza Asia didukung pula oleh fokus terhadap kompetensi mereka dalam memberikan pelayanan yang baik. Tidak hanya itu, Plaza Asia memiliki kebijakan Alih Daya Proses Bisnis dengan mengalihkan aktivitas penunjang mereka yaitu, fasilitas parkir, keamanan, cleaning service, dan hygiene utilities. Hal ini membantu Plaza Asia memperoleh fokus yang menyeluruh terhadap praktik bisnis jasanya. Selanjutnya, agar Plaza Asia tidak hanya mendapatkan efek jangka pendek dari Alih Daya Proses Bisnis seperti biaya yang lebih rendah dan transfer
teknologi,
tetapi
juga
efek
jangka
panjangnya,
perusahaan
perlu
mempertimbangkan strategi manajemen sumber daya dan kapabilitas yang mereka miliki secara lebih optimal. Namun demikian, tentu saja Plaza Asia tidak dapat selamanya mengandalkan keunggulan bersaing yang demikian karena semakin berkembang dunia bisnis, persaingan yang ketat juga akan mengikutinya. Bukan tidak mungkin, Plaza Asia terkalahkan oleh kemunculan pusat perbelanjaan baru yang lebih unggul atau pusat perbelanjaan yang telah ada yang memperbaiki dirinya hingga dapat mengejar kekalahannya dari Plaza Asia. Selain itu, pada strategi alih daya yang diterapkan Plaza Asia, masih diperlukan pengelolaan yang menyeluruh terhadap hubungan perusahaan dengan penyedia layanan agar tercipta hubungan yang langgeng. Untuk itu, agar keunggulan bersaing yang dimiliki Plaza Asia berjangka panjang, dibutuhkan strategi yang tepat agar mereka memiliki keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Maka dari itu, hasil penelitian tersebut akan dituangkan dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Alih Daya Proses Bisnis Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Suatu Penelitian pada Plaza Asia Tasikmalaya”
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
6
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei, yang menurut Dermawan Wibisono (2000:19) : ”Survey merupakan teknik riset dimana informasi dikumpulkan melalui penggunaan kuesioner”. Dan metode survei ini merupakan bagian dari riset deskriptif dan riset sebab-akibat. Operasionalisasi Variabel Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami sebagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu : 1. Variabel bebas atau independen (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang tidak bebas. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Alih Daya Proses Bisnis. 2. Variabel tidak bebas atau dependen (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Alih Daya Proses Bisnis yang Diterapkan di Plaza Asia Tasikmalaya Dari begitu banyak strategi operasional, Alih Daya Proses Bisnis saat ini menjadi pilihan yang tidak dapat dielakkan. Dinamika dunia bisnis membuat perusahaan yang menghadapi persaingan ketat mau tidak mau membagi aktivitas bisnisnya ke pihak luar perusahaan. Tujuan utama strategi ini adalah agar perusahan dapat memfokuskan diri pada aktivitas yang relatif konseptual. Pada Plaza Asia Tasikmalaya, aktivitas yang dialihdayakan yaitu fasilitas parkir, kebersihan, keamanan, dan hygiene. Dengan dialihkannya aktivitas-aktivitas penunjang ini, Plaza Asia mendapatkan beberapa keuntungan di antaranya, efisiensi biaya, pertukaran pengetahuan, serta fokus yang lebih baik pada kegiatan inti perusahaan.
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
7
Untuk mengetahui hasil dari tanggapan karyawan mengenai Alih Daya Proses Bisnis di Plaza Asia Tasikmalaya dapat dilihat dari hasil jawaban karyawan melalui penyebaran kuesioner, yang terdiri dari 16 pernyataan. Daftar pernyataan tersebut disebarkan kepada 27 karyawan. Kuesioner tersebut telah diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil perhitungan valid dan reliabel (data uji validitas dan uji reliabilitas terlampir). Untuk mengetahui nilai dari setiap indikator dari Alih Daya Proses Bisnis yang diterapkan di Plaza Asia Tasikmalaya, maka dapat dihitung dengan langkah – langkah sebagai berikut:
Nilai tertinggi setiap indikator Alih Daya Proses Bisnis : 27 x 5 = 135 Nilai terendah setiap indikator Alih Daya Proses Bisnis : 27 x 1 = 27 Jumlah kriteria pernyataan NJI
=
:5
∑
= 135 – 27= 21,6 ≈ 22 5
Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Klasifikasi Penilaian Untuk Setiap Indikator Variabel X dan Y Nilai
Klasifikasi Penilaian
27 – 49
Tidak Baik
50 – 72
Kurang Baik
73 – 95
Cukup Baik
96 – 118
Baik
141 – 135
Sangat Baik
Sumber : Data pengolahan penelitian Berdasarkan data-data
yang dikumpulkan
melalui
kuesioner
yang
disebarkan kepada 27 orang karyawan Building Management Plaza AsiaTasikmalaya diperoleh hasil mengenai Alih Daya Proses Bisnis yang telah dilaksanakan. Secara
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
8
lengkap hasil analisa tanggapan karyawan mengenai Alih Daya Proses Bisnis dapat dilihat pada tabel berikut: Rekapitulasi Alih Daya Proses Bisnis No
Uraian
(1)
(2)
1.
Skor yang
Skor yang
ditargetkan
dicapai
(3)
(4)
(5)
135
106
Baik
135
111
Baik
135
107
Baik
135
108
Baik
135
120
Baik
135
101
Baik
135
113
Baik
135
106
Baik
135
108
Baik
135
113
Baik
135
110
Baik
Kriteria
Karyawan tidak memahami maksud dalam pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis
2.
Karyawan memahami tujuan dalam pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis
3.
Perusahaan memiliki visi dalam pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis
4.
Perusahaan memiliki misi dalam pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis
5.
Perusahaan memilih service provider yang sesuai dengan kebutuhan
6.
Ada pengelolaan atas hubungan perusahaan dengan service provider
7.
Terdapat perjanjian yang jelas dengan service provider
8.
Perusahaan menjalin hubungan yang terbuka dengan service provider
9.
Manajemen tidak memberikan tanggapan yang baik terhadap strategi Alih Daya Proses Bisnis yang digunakan
10.
Tidak ada penanganan yang tepat terhadap kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Alih Daya Proses Bisnis
11.
Kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan yang baik untuk melaksanakan Alih Daya Proses
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
9
Bisnis 12.
Perusahaan memilih service provider yang kompeten di bidangnya Total Skor
135
108
Baik
1.620
1.311
Baik
Sumber : Data Pengolahan Penelitian
Berdasarkan rekapitulasi Alih Daya Proses Bisnis pada tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa pernyataan mengenai ketidakpahaman karyawan terhadap maksud dari pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis sebagian besar menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 23 karyawan dengan jumlah skor 92dan total skor sebesar 106 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa mereka memahami maksud di dalam pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis. Pernyataan mengenai pemahaman tujuan oleh karyawan di dalam pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 24 karyawan dengan jumlah skor 96 dan total skor sebesar 111 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa mereka memahami tujuan di dalam pelaksanaan Alih Daya Proses Bisnis. Pernyataan mengenai visi dalam pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 20 karyawan dengan jumlah skor dan total skor sebesar 107 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa mereka memiliki visi dalam pelaksanaan Alih Daya Proses Bisnis. Pernyataan mengenai misi dalam pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 21 karyawan dengan jumlah skor 84 dan total skor sebesar 108 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa mereka memiliki misi dalam pelaksanaan Alih Daya Proses Bisnis. Pernyataan mengenai service provider yang sesuai dengan kebutuhan sebagian besar menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 12 karyawan dengan jumlah skor 60 dan total skor sebesar 120 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
10
Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa perusahaan benar-benar memilih service provider yang sesuai dengan kebutuhan. Pernyataan mengenai adanya pengelolaan atas hubungan perusahaan dengan service provider sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 23 karyawan dengan jumlah skor 92 dan total skor sebesar 101 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa ada pengelolaan atas hubungan perusahaan dengan service provider. Pernyataan mengenai adanya perjanjian yang jelas dengan service provider sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 16 karyawan dengan jumlah skor 64 dan dan total skor sebesar 113 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa ada perjanjian yang jelas dengan service provider. Pernyataan mengenai hubungan yang terbuka dengan service provider sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 23 karyawan dengan jumlah skor 92 dan total skor sebesar 106 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa ada hubungan yang terbuka dengan service provider. Pernyataan mengenai tidak adanya tanggapan yang baik dari manajemen terhadap strategi Alih Daya Proses Bisnis yang Digunakan sebagian besar menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 21 karyawan dengan jumlah skor 84 dan total skor sebesar 108 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa manajemen memberikan tanggapan yang baik terhadap strategi Alih Daya Proses Bisnis yang digunakan. Pernyataan mengenai tidak adanya penanganan yang tepat terhadap kendala yang terjadai dalam pelaksanaan Alih Daya Proses Bisnis sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 20 karyawan dengan jumlah skor 80 dan total skor sebesar 113 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa terdapat penanganan yang tepat terhadap kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Alih Daya Proses Bisnis. Pernyataan mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk melaksanakan strategi Alih Daya Proses Bisnis sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 25 karyawan dengan jumlah skor 100 dan total skor sebesar 110 sehingga pernyataan ini
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
11
termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik untuk melaksanakan strategi Alih Daya Proses Bisnis. Pernyataan mengenai pemilihan service provider yang kompeten di bidangnya sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 17 karyawan dengan jumlah skor 68 dan total skor sebesar 108 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa perusahaan memilih service provider yang kompeten di bidangnya. Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban konsumen mengenai Alih Daya Proses Bisnis yang diterapkan di Plaza Asia Tasikmalaya kemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban karyawan sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
= 27 x 12 x 5 = 1.620
Nilai terendah secara keseluruhan
= 27 x 12 x 1 = 324
Jumlah kriteria pernyataan
=5
NJI
=
∑
= = 259,2 ≈ 259 Klasifikasi penilaian untuk indikator Alih Daya Proses Bisnis yang diterapkan di Plaza Asia Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel X Keseluruhan Nilai
Klasifikasi Penilaian
324 – 583
Tidak Baik
584 – 843
Kurang Baik
844 – 1.103
Cukup Baik
1.104 – 1.363
Baik
1.364 – 1.620
Sangat Baik
Sumber : Data pengolahan penelitian Berdasarkan klasifikasi penilaian untuk indikator variabel X keseluruhan, nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Alih Daya Proses Bisnis adalah sebesar 1.620. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan Alih Daya Proses Bisnis yang diterapkan
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
12
di Plaza Asia Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya maksud dan tujuan yang jelas dalam pelaksanaan strategi Alih Daya Proses Bisnis, adanya visi dan misi terhadap strategi tersebut, pemilihan service provider yang sesuai dengan kebutuhan, pengelolaan hubungan yang baik antara Plaza Asia dengan service provider, perjanjian yang jelas dengan service provider, hubungan yang terbuka dengan service provider, tanggapan yang baik dari manajemen mengenai strategi Alih Daya Proses Bisnis, penanganan yang tepat terhadap kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Alih Daya Proses Bisnis, kondisi keuangan Plaza Asia yang baik untuk melaksanaan strategi tersebut, serta pemilihan service provider yang kompeten di bidangnya. 4.1.
Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya Keunggulan Bersaing Berkelanjutan yaitu suatu posisi yang lebih unggul
dibandingkan dengan kompetitor atau pesaing di mana keunggulan ini bertahan dalam jangka panjang dan terus menerus. Keunggulan Bersaing Berkelanjutan tercipta dari keunggulan bersaing yang berkembang dan dapat dipertahankan dengan pengelolaan yang rinci terhadap sumber daya perusahaan. Plaza Asia Tasikmalaya bertahan sejauh ini dengan persaingan yang semakin ketat tidak hanya di wilayah Tasikmalaya tetapi juga di sekitarnya. Plaza Asia masih menjadi tempat yang paling dicari dan digemari dari sekian banyak pusat-pusat perbelanjaan yang ada. Hal ini dikarenakan Plaza Asia Tasikmalaya menawarkan venue-venue yang unik dan khas yang sulit didapatkan dari pusat perbelanjaan sejenis. Dengan keunggulan bersaing yang berbasis pada sumber daya perusahaan, Plaza Asia Tasikmalaya mempertahankan posisinya di antara pesaing-pesaing yang saling berlomba menjadi pemimpin pasar. Diterapkannya strategi Alih Daya Proses Bisnis ini diharapkan dapat membawa Plaza Asia tidak hanya unggul dalam bersaing namun juga dalam mempertahankan keunggulannya tersebut. Untuk mengetahui hasil dari tanggapan konsumen mengenai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya dapat dilihat dari hasil jawaban karyawan melalui penyebaran kuesioner, yang terdiri dari 7 pernyataan. Daftar pernyataan tersebut disebarkan kepada 27 karyawan. Kuesioner tersebut telah diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil perhitungan valid dan reliabel (data uji validitas dan uji reliabilitas terlampir).
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
13
Untuk mengetahui nilai dari setiap indikator dari Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya, maka dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut: Nilai tertinggi setiap indikator Keunggulan Bersaing Berkelanjutan : 27 x 5 = 135 Nilai terendah setiap indikator Keunggulan Bersaing Berkelanjutan : 27 x 1 = 27 Jumlah kriteria pernyataan NJI
=
:5
∑
= 135 – 27= 21,6 ≈ 22 5 Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 27 orang karyawan Building Management Plaza AsiaTasikmalaya diperoleh hasil mengenai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan yang telah dilaksanakan. Secara lengkap
hasil
analisa
tanggapan
karyawan
mengenai
Keunggulan
Bersaing
Berkelanjutan dapat dilihat pada tabel berikut:
Rekapitulasi Keunggulan Bersaing Berkelanjutan No
Uraian
(1)
(2)
Skor yang
Skor yang
ditargetkan
dicapai
(3)
(4)
(5)
135
110
Baik
135
110
Baik
135
111
Baik
135
103
Baik
135
108
Baik
135
108
Baik
Kriteria
Perusahaan tidak mampu 1.
memanfaatkan sumber daya teknologi yang dimiliki Perusahaan tidak mampu
2.
memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki
3.
4.
Perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya keuangan yang dimiliki Perusahaan mampu menetralkan ancaman yang berasal dari pesaing Sumber daya perusahaan hanya
5.
dimiliki oleh sedikit perusahaan sejenis
6.
Perusahaan memiliki sumber daya yang sulit ditiru oleh perusahaan lain
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
14
Perusahaan memiliki konsep sumber 7.
daya yang sama dengan perusahaan
135
108
Baik
945
758
Baik
lain namun penerapannya berbeda Total Skor
Sumber : Data Pengolahan Penelitian
Berdasarkan rekapitulasi Alih Daya Proses Bisnis pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pernyataan mengenai pemanfaatan sumber daya teknologi sebagian besar menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 22 karyawan dengan jumlah skor 88 dan tidak ada karyawan seorangpun yang menjawab tidak ada pendapat. Tabel tersebut menunjukkan total skor sebesar 110 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa sumber daya teknologi di Plaza Asia sudah dapat dimanfaatkan dengan baik. Pernyataan mengenai pemanfaatan sumber daya manusia sebagian besar menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 22 karyawan dengan jumlah skor 88 dan total skor sebesar 110 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa sumber daya manusia di Plaza Asia sudah dapat dimanfaatkan dengan baik. Pernyataan mengenai pemanfaatan sumber daya keuangan sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 17 karyawan dengan jumlah skor 68 dan total skor sebesar 111 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa sumber daya keuangan di Plaza Asia sudah dapat dimanfaatkan dengan baik. Pernyataan mengenai kemampuan perusahaan menetralkan ancaman yang berasal dari pesaing sebagian besar menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 15 karyawan dengan jumlah skor 60 dan total skor sebesar 103 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa Plaza Asia sudah mampu menetralkan ancaman yang berasal dari pesaing. Pernyataan mengenai sumber daya perusahaan yang hanya dimiliki oleh sedikit perusahaan sejenis sebagian besar menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 23 karyawan dengan jumlah skor 92 dan total skor sebesar 108 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa sumber daya yang dimiliki Plaza Asia jarang dimiliki oleh perusahaan lain yang sejenis.
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
15
Pernyataan mengenai sumber daya yang sulit ditiru oleh perusahaan lain sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 23 karyawan dengan jumlah skor 92 dan total skor sebesar 108 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan bahwa sumber daya yang dimiliki Plaza Asia sulit ditiru oleh perusahaan lain yang sejenis. Pernyataan mengenai konsep sumber daya yang sama dengan perusahaan lain dengan penerapan yang berbeda sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 23 karyawan dengan jumlah skor 92 dan total skor sebesar 108 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Baik. Artinya, sebagian besar karyawan menyatakan Plaza Asia memiliki konsep sumber daya yang sama dengan perusahaan lain yang sejenis tetapi penerapannya berbeda. Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban karyawan mengenai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya kemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban karyawan sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
= 27 x 7 x 5 = 945
Nilai terrendah secara keseluruhan
= 27 x 7 x 1 = 189
Jumlah kriteria pernyataan
=5
NJI
=
∑
= = 151,2 ≈ 151 Klasifikasi penilaian untuk indikator Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Y Secara Keseluruhan
Nilai
Klasifikasi Penilaian
189 – 340
Tidak Baik
341 – 492
Kurang Baik
493 – 644
Cukup Baik
645 – 796
Baik
797 – 945
Sangat Baik
Sumber : Data pengolahan penelitian
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
16
Berdasarkan klasifikasi penilaian untuk indikator variabel Y keseluruhan, nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Keunggulan Bersaing Berkelanjutan adalah sebesar 758. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh kemampuan Plaza Asia untuk memanfaatakan sumber daya teknologi, sumber daya manusia, dan sumber daya keuangan yang dimilikinya, mampu menetralkan ancaman yang berasal dari pesaing, sumber daya yang jarang dimiliki oleh perusahaan lain sejenis, sumber daya yang sulit ditiru, serta memiliki konsep sumber daya yang sumber daya yang sama dengan perusahaan lain namun dengan penerapan yang berbeda. Pengaruh Alih Daya Proses Bisnis Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya Besarnya pengaruh Alih Daya Proses Bisnis (X) terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, menggunakan Simple Regression atau Regresi Sederhana. Data yang diperoleh dalam skala ordinal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya kemudian diubah dengan Metode Successive Interval (MSI) menjadi data berskala interval. Setelah dilakukan analisis regresi maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis menggunakan uji t, dimana hasil dan pengolahan data dilakukan melalui SPSS Versi 16.0. Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran yaitu output program SPSS tersebut. Dari output SPSS tersebut dapat dilakukan analisis sebagai berikut:
Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Alih Daya Proses Bisnis terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan, menggunakan koefisien determinasi (square/ rd = (r)2) atau menggunakan rumus Kd = r 2 x 100%. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari output SPSS terlampir. Dari tabel model summary diperoleh angka R square sebesar 0,381. R square dapat disebut juga koefisien determinasi yang berkisar antara 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square maka akan semakin kecil pula atau semakin
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
17
lemah pula hubungan kedua variabel. Dari hasil perhitungan didapat R square 0,381 atau 38,1% yang dalam hal ini berarti Alih Daya Proses Bisnis Plaza Asia Tasikmalaya memiliki pengaruh positif terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya dengan Standard Error of Estimate (standar penyimpangan) sebesar 2,36696. Semakin baik keadaan Alih Daya Proses Bisnis Plaza Asia Tasikmalaya maka Keunggulan Bersaing Berkelanjutannya pun cenderung akan semakin meningkat. Sedangkan sisanya yaitu 100% - 38,1% = 61,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Uji ANOVA (F test)
Dari tabel ANOVA (output SPSS terlampir) diketahui bahwa F hitung adalah sebesar 15,392 sedangkan F tabel sebesar 4,24, atau sig. (0,001) ≤ alpha (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan ternyata F hitung lebih besar dari pada F tabel (F hitung > F tabel, atau 15,392 > 4,24 maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% terdapat pengaruh antara Alih Daya Proses Bisnis terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan.
Persamaan Regresi
Untuk melihat pengaruh langsung variabel Alih Daya Proses Bisnis terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Plaza Asia Tasikmalaya, dapat dilihat dari tabel output SPSS pada Tabel Coefficients. Dari Tabel Coefficients maka didapat suatu persamaan regresi, yaitu : Y = 28,886 + 0,695X Di mana: Y
= Alih Daya Proses Bisnis
X
= Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
a
= 28,886
b
= 0,695
Persamaan regresi tersebut menyatakan bahwa variabel X (Alih Daya Proses Bisnis) memberikan pengaruh positif pada variabel Y (Keunggulan Bersaing Berkelanjutan), yang berarti bahwa pengaruh dari Alih Daya Proses Bisnis terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan memiliki kriteria positif (karena tanda +) yaitu sebesar 0,695. Koefisien Regresi positif tersebut menunjukkan semakin baik Alih Daya
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
18
Proses Bisnis suatu perusahaan maka Keunggulan Bersaing Berkelanjutan perusahaan pun akan semakin meningkat. Adapun Alih Daya Proses Bisnis Plaza Asia Tasikmalaya sudah cukup baik hal ini ditunjukan oleh nilai konstanta yang positif yaitu sebesar 28,886.
Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas diketahui bahwa penerapan
Alih Daya Proses Bisnis berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Karena nilai t hitung > t tabel atau 3,923 > 1,71 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh penerapan Alih Daya Proses Bisnis terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Strategi Alih Daya Proses Bisnis yang diterapkan oleh Plaza Asia Tasikmalaya termasuk ke dalam klasifikasi baik, begitu pula dengan Keunggulan Bersaing Berkelanjutannya. Strategi Alih Daya Proses Bisnis ini jelas memberi efek yang postif bagi keunggulan perusahaan dalam persaingan yang semakin ketat. Fokus pada kegiatan inti perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas menciptakan pelanggan yang loyal sehingga meskipun dari waktu ke waktu pusat-pusat perbelanjaan semakin menjamur dan memunculkan persaingan yang semakin ketat, Plaza Asia dapat mempertahankan posisinya sebagai yang terbaik di bidangnya.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut: Strategi Alih Daya Proses Bisnis yang diterapkan di Plaza Asia Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik. Hal ini dikarenakan oleh pemahaman maksud, tujuan, visi, serta misi dari strategi yang dipahami dengan baik oleh karyawan, pemilihan service provider yang diperhatikan dengan baik, penanganan yang tepat terhadap kendala yang terjadi dalam implementasi, dan juga adanya dukungan positif dari manajemen itu sendiri. Keunggulan Bersaing Plaza Asia Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik dikarenakan perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki dengan baik, sehingga tercipta loyalitas konsumen yang tinggi yang
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
19
membawa Plaza Asia menjadi perusahaan yang mampu unggul di antara para pesaingnya. Alih Daya Proses Bisnis memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada Plaza Asia Tasikmalaya. Artinya semakin baik penerapan strategi Alih Daya Proses Bisnis yang dilaksanakan oleh Plaza Asia Tasikmalaya maka semakin tinggi pula Keunggulan Bersaing Berkelanjutan yang dimilikinya. Saran Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan masukan bagi Plaza Asia Tasikmalaya, yaitu: Perusahaan perlu memberikan pengetahuan lebih atas maksud perusahaan menerapkan strategi Alih Daya Proses Bisnis terhadap karyawan. Komunikasi antara Plaza Asia Tasikmalaya dengan service provider dapat lebih diperhatikan intensitasnya, mengingat kegiatan yang dialihdayakan juga pada dasarnya menunjang kegiatan inti perusahaan. Hubungan yang baik diperlukan agar tercipta partnership yang saling menguntungkan tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga untuk jangka panjang. Dengan adanya kasus kesalahpahaman pada perjanjian salah satu aktivitas yang dialihdayakan antara Plaza Asia dengan service provider, perusahaan perlu memberikan pengawasan lebih pada proses perencanaan Alih Daya Proses Bisnis agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. Selain itu Plaza Asia dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan pengelolaan venue yang unik sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi Plaza Asia yang dapat memelihara keunggulan perusahaan dalam persaingan. Plaza Asia dapat mempertimbangkan untuk memperluas strategi Alih Daya Proses Bisnisnya. Tidak hanya fasilitas parkir, kebersihan, dan keamanan saja, falicitator training, IT, dan helper adalah aktivitas-aktivitas yang dapat dipertimbangkan untuk dialihdayakan sehingga perusahaan lebih memberikan fokusnya pada kegiatan inti memberikan pelayanan berkualitas tinggi yang pada akhirnya membawa keunggulan bersaing secara terus-menerus.
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
20
DAFTAR PUSTAKA Aaker, D. A. ( 1992 ). Strategic Marketing Management (3rd ed),. John Wiley & Sons, Inc. Arikunto, Suharaimi. (2000). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Barney, J. (1991). Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of Management, 17, 99-120. Bharadwaj, S.S., dan Saxena, K. B. C. (2010). Service Providers’ Competences in Business Process Outsourcing for Delivering Succesful Outcome: An Exploratory Study, Vikalpa, 35, 37-53 Brcar, Franc. (2011). The Perspective of Business Process Outsourcing in Slovenian Organizations. Organizacjic, 44, 145-150. Click, R. L. and Duening, T. N. (2005). Business Process Outsourcing; The Competitive Advantage, NJ: Hoboken, John Wiley & Sons. Cravens, D. W. (2000). Pemasaran Strategis, (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga. Day, G. S., and Wensley, R. (2000). Assessing Advantage : A Framework For Diagnosting Competitive Superiority, Journal of Marketing, 52, 1-20. Divisi Riset PPM Manajemen retrieved on 14-10-2013 in http://ppmmanajemen.ac.id/pusat-informasi/ El Sawy, Omar, A. (2001). Redesigning Enterprise Processes For e-Business. McGrawHill, Inc., New York. Ferdinand, A. T. (2003). Strategic Pathways Toward Sustainable Competitive Advantage. Research Paper Series, Seri Penelitian Manajemen, 14. 273-89. Guiltinan, Joseph. P. dan Paul, Gordon.W. (2000). Strategi dan Program Manajemen Pemasaran, (terjemahan), (Edisi Kedua) Jakarta: Erlangga. Hammer, M., and Champy, J. (1994).Reengineering The Corporation, Harper Business Hollander, A. S.,Denna, E., and Cherrigton, J.O. (2000).Accounting, Information, Technology, and Business Solution (2nd ed)., McGraw-Hill, Inc., New York. Hunt, S. D,. and Morgan, R.M. (2005). The Comparative Advantage Theory Of Competition. Journal of Marketing, 59, 1-15. Indrajit, R. E.dan Djokopranoto, R. (2004). Outsourcing Proses Bisnis. Jakarta: Grasindo.
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
21
Kartajaya, Hermawan. (1996). Marketing Plus 2000. Jakarta: Gramedia Kremic et.al. (2006).Outsourcing Decision Support: A Survey of Benefits, Risks, and Decision Factors. An International Journal: Supply Chain Management. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Priambada, Komang dan Maharta, Agus Eka. (2008). Outsourcing Versus serikat Pekerja: An Introduction to Outsourcing. Jakarta: Alih Daya. Rangkuti, Freddy. (2002). Measuring Customer Satisfaction. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Shi, Y. (2007).“Today’s Solution and Tomorrow’s Problem: The Business Process Outsourcing Risk Management Puzzle,” California Management Review, 49, (3), 27-44. Sugiyono. (2001). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suwondo, C. (2003). Outsourcing Implementasi di Indonesia. PT Elex Media Komputindo: Jakarta. The Outsourcing Institute, (1999). The Outsourcing Institute’s Annual Survey of Outsourcing End Users, Outsourcing Interactive online resources. USA Woodruf, R. B. (2000). The Next Source For Competitive Advantage. Journal Of Academy Of Marketing Science, 25, (2) 135-158.
[email protected] |Alih Daya Proses Bisnis, Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
22