MENARA Ilmu
Vol. VI No.39 Jul 2013
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LINGKARAN DALAM LINGKARAN LUAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG Oleh Rahmi dan Anggun Leo Putri STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The purpose of this research is to know whether students’ understanding of mathematics concept by using Inside-Outside Circle method is better than students’ understanding of mathematics concept by using conventional method for student garade VIII of SMPN 11 Padang. The kind of this research is experimental research, by using students in class VIIID and VIIIE as samples which registered in 2011-2012 academic year. The instrument of this research is written test in essay form based on the indicator of concept understanding. Based on the data analysis to test the hypothesis, it is found that P-value 0.013 is lower than α=0.05, it means that Ho is rejected and H1 is accepted. So, it can be concluded that students’ understanding of mathematics concept by using InsideOutside Circle method is better than students’ understanding of mathematics concept by using conventional method. Key Word: Lingkaran Dalam Lingkaran Luar, Pemahaman Konsep Matematis A. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam membantu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari perkembangan pertanian, perdagangan, perindustrian, kependudukan maupun dalam perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena itu pembelajaran matematika perlu mendapat perhatian lebih agar hasil belajar matematika yang diperoleh siswa sesuai dengan yang diharapkan. Kenyataan di lapangan ditemukan hasil belajar matematika siswa masih belum sesuai dengan yang diharapkan. salah satu contoh yang terjadi di SMPN 11 Padang. Hasil observasi mengindikasikan keadaan di atas dikarenakan pembelajaran yang terlaksana belum optimal. keadaan ini terlihat selama proses pembelajaran berlangsung guru kurang mengoptimalkan keaktifan siswa, dengan alasan materi terlalu padat dan terbatasnya jam pelajaran yang disediakan. Artinya guru lebih memilih memaparkan materi dan memberikan sedikit kesempatan pada siswa untuk mengeksplor pengetahuan siswa. Menyikapi keadaan di atas dirasa perlu untuk memberikan masukan pada guru matematika di SMPN 11 Padang, agar pembelajaran yang terlaksana lebih bervariasi dan siswa terbiasa untuk mengeksplor pengetahuan. Untuk itu penulis mencoba melaksanakan pembelajaran dengan Metode Lingkaran Dalam Lingkaran Luar. Metode ini mempunyai potensi besar untuk membuat siswa saling bekerja sama, karena pembelajaran ini dirancang sedemikian rupa sehingga siswa yang satu dapat berinteraksi dengan siswa yang lain, yang diperkirakan dapat mengatasi peran yang dominan dari guru dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa punya kesempatan ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
105
MENARA Ilmu
Vol. VI No.39 Jul 2013
untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda, dan bekerja sama dengan siswa lain dalam suasana gotong royong, dengan demikian siswa punya kesempatan untuk mengolah pengetahuan serta meningkatkan pemahaman konsep terhadap materi yang dibahas. B. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang dan kajian teori, hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan metode lingkaran dalam lingkaran luar lebih baik daripada pemahaman konsep matematis dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Padang. C. Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian adalah Randomized Control Group Only Design. Sampel penelitian yang terpilih adalah siswa kelas VIII SMPN 11 Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2011/2012. Variabel dalam penelitian ini adalah : a. variabel bebas adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode lingkaran dalam lingkaran luar dan pembelajaran konvensional. b. variabel terikat adalah hasil belajar matematika siswa pada aspek pemahaman konsep. Instrumen penelitian berupa tes tertulis berbentuk esai dengan indikator pemahaman konsep. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan materi secara umum sesuai metode lingkaran dalam dan lingkaran luar. b. Guru membentuk kelompok siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen. Dalam pembagian kelompok ini guru membagi siswa berdasarkan kemampuan akademik. c. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok berdasarkan indikator pemahaman konsep. d. Siswa duduk berdasarkan kelompok masing-masing membentuk lingkaran dalam dan lingkaran luar, siswa pada kedua lingkaran tersebut saling berhadapan yang berpasangan dan saling berbagi informasi (pengetahuan) mengenai materi yang didiskusikan. e. Siswa memulai mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru dengan pasangannya masing-masing. Siswa pada lingkaran dalam yang memulainya. f. Setelah siswa berdiskusi. Diminta siswa berputar searah jarum jam. Siswa pada lingkaran dalam diam, lingkaran luar bergeser searah perputaran jarum jam, sehingga masing-masing siswa mendapatkan pasangan baru untuk berbagi hasil diskusi. g. Perputaran dilakukan sampai materi yang didiskusi tadi selesai diinformasikan keseluruh siswa dan selesai jika sudah bertemu kembali dengan pasangan awal. h. Guru berkeliling mengontrol jalannya diskusi dan memberikan pengarahan pada siswa yang mengalami kesulitan.
ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
106
MENARA Ilmu
Vol. VI No.39 Jul 2013
i. Setiap kelompok mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya kedepan. Untuk presentasi kedepan kelas, guru menunjuk salah satu anggota kelompok lingkaran luar secara acak. Selanjutnya guru memberikan penegasan dan penjelasan terhadap hasil diskusi siswa. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Peneltian Data mengenai pemahaman konsep matematis siswa dilihat dari hasil tes akhir setelah diberikan perlakuan dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode lingkaran dalam lingkaran luar. Dari hasil tes akhir pemahaman konsep matematis tersebut pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 50 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 25. Gambaran pemahaman konsep matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 10 berikut : Tabel 10. Analisis Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Sampel Kelas Sampel S Xmaks Xmin Eksperimen 81,52 14,94 100 50 Kontrol 71,33 18,87 100 25 Hipotesis dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode lingkaran dalam lingkaran luar lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Padang. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan bantuan minitab. 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan bantuan minitab diperoleh pada kelas eksperimen P-value = 0,117 dan pada kelas kontrol P-value = 0,481 lebih besar dari α(0,05) maka H0 diterima, yaitu nilai pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. 2) Uji Homogenitas Hasil uji homogenitas yang dilakukan dengan bantuan minitab menunjukkan bahwa selang kepercayaan bagi simpangan baku untuk kelas sampel beririsan dengan harga P-value = 0,220 lebih besar dari α = 0,05 maka H0 diterima, sehingga variansi pemahaman konsep kedua kelas sampel adalah homogen. 3) Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji-t satu pihak dengan bantuan Software minitab pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh P-value 0,013. Karena P-value kecil dari α, maka tolak H0 dan terima H1, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa metode lingkaran dalam lingkaran luar lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. 2. Pembahasan Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis, diperoleh P-value 0,013 lebih kecil dari , berarti tolak terima dengan demikian pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode lingkaran dalam lingkaran luar lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Padang. ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
107
MENARA Ilmu
Vol. VI No.39 Jul 2013
Lebih baiknya pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode lingkaran dalam lingkaran luar disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen diarahkan untuk dapat berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur, siswa bekerja sama dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi sehingga meningkatkan pemahaman konsep siswa. Jadi pada metode ini siswa dilatih untuk dapat menjelaskan dan berbagi informasi tentang apa yang telah dipelajari kepada teman yang belum mengerti. Pada pertemuan pertama diawal pembelajaran, guru menjelaskan materi secara umum tentang garis singgung dan sifat-sifatnya yang materi tersebut terlebih dahulu sudah dipahami dan diringkas dirumah oleh siswa. Kemudian penulis membagi siswa menjadi 4 kelompok serta menyebutkan anggota masing-masing kelompok. Ada siswa untuk kelompok lingkaran dalam dan ada kelompok lingkaran luar, dimana nantinya siswa duduk berhadapan sehingga berbentuk berpasangan dan dengan pasangannya itu mereka akan berdiskusi. Siswa pada lingkaran dalam yang memulai diskusi menurut Lie (2002: 66), maka dari itu untuk kelompok lingkaran dalam memiliki kemampuan yang lebih dari lingkaran luar. Setelah diskusi selesai, siswa pada kelompok lingkaran luar berputar searah jarum jam untuk menginformasikan materi yang telah didiskusikan sampai siswa tersebut kembali lagi kepasangan awalnya sehingga semua kelompok dapat memahaminya. Setelah pasangan asal telah kembali keawal dan materi telah diinformasikan keseluruh kelompok, maka salah satu siswa dari kelompok lingkaran luar disuruh presentasi hasil diskusinya ke depan kelas. Kemudian tugas diskusi siswa dikumpul serta guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran dan menugaskan siswa memahami serta meringkas materi selanjutnya dirumah. Rata-rata hasil diskusi yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah 75,69. Hal ini memperlihatkan hampir seluruh kelompok menguasi materi tentang garis singgung dengan indikator menyatakan ulang sebuah konsep. Namun, ada salah satu pasangan kelompok sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep namun masih melakukan kesalahan dalam menyatakan ulang sebuah konsep dengan banyak kekurangan. Berikut salah satu contoh hasil diskusi pada pertemuan pertama.
Gambar 4. Contoh hasil diskusi pada pertemuan pertama Gambar 4, terlihat pasangan ini sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep namun masih melakukan banyak kesalahan. Contohnya, pasangan tersebut hanya membuat garis singgung yang melalui titik di luar dan menjelaskan secara ringkas saja. Seharusnya pasangan tersebut membuat gambar garis singgung yang
ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
108
MENARA Ilmu
Vol. VI No.39 Jul 2013
melalui titik di luar dan menjelaskan garis singgung yang melalui suatu titik di luar lingkaran serta menyebutkan garis singgungnya dan juga dari semuanya itu dapat kesimpulan bahwa garis singgung yang melalui titik di luar dapat dibuat dua garis singgung pada lingkaran tersebut. Saat perwakilan dari kelompok lingkaran luar presentasi di depan kelas, penulis mempertegas penjelasan kelompok yang presentasi tersebut sehingga semua kelompok dapat menerima dan memahami materi tersebut serta mengulang penjelasan kelompok yang diragukan oleh kelompok lainnya. Penelitian pada pertemuan kedua yaitu kelompok disuruh untuk mengenali tentang garis singgung persekutuan dua lingkaran serta menemukan panjang garis singgung, menemukan panjang garis singgung yang melalui titik di luar dan menemukan panjang layang-layang garis singgung yang sebelumnya sudah dipahami dan diringkas terlebih dahulu dirumah. Rata-rata hasil diskusi yang diperoleh pada pertemuan ini adalah 84,72. Hasil diskusi memperlihatkan bahwa kelompok sudah mampu memenuhi ketiga indikator pemahaman konsep. Namun, ada pasangan kelompok yang masih melakukan kesalahan dalam menyatakan ulang sebuah konsep. Berikut salah satu contoh hasil diskusi pada pertemuan kedua.
Gambar 5. Contoh hasil diskusi pada pertemuan kedua Gambar 5, menunjukkan bahwa pasangan ini sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep namun belum sempurna. Kesalahan yang dilakukannya, dalam penjelasan pasangan ini tidak menjelaskan lebih lengkap sehingga penjelasannya belum sempurna. Pasangan ini hanya membuat gambar layang-layang garis singgung dan menjelaskan pengertian layang-layang garis singgung saja, sedangkan yang dikatakan garis singgung lingkaran itu tidak diperlihatkannya sehingga darimana terbentuknya layang-layang garis singgung tersebut tidak jelas. Seharusnya pasangan ini membuat gambar layang-layang dan menjelaskan gambar layang-layang garis singgung sehingga dapat menemukan garis singgungnya dan memahami bagaimana terbentuknya layang-layang garis singgung tersebut. Setelah selesai salah satu kelompok lingkaran luar presentasi di depan kelas, penulis memperjelas lebih detail lagi apa yang dipresentasikan kelompok tersebut sehingga semua kelompok dapat menerima dan memahami materi tersebut serta mengulang materi yang diragukan oleh kelompok lain.
ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
109
MENARA Ilmu
Vol. VI No.39 Jul 2013
Penelitian pada pertemuan ketiga yaitu kelompok disuruh untuk menemukan dan menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran yang sebelumnya sudah dipahami dan diringkas terlebih dahulu di rumah. Ternyata kelompok melaksanakan tugas yang diberikan sehingga materi ini sudah dipahami serta diringkas. Rata-rata hasil diskusi yang diperoleh pada pertemuan ini adalah 90,97. Secara keseluruhan hasil diskusi memperlihatkan bahwa kelompok sudah mampu memenuhi ketiga indikator pemahaman konsep. Namun masih ada pasangan kelompok yang belum mampu menyajikan konsep dalam bentuk berbagai representasi matematis dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah sehingga jawabannya belum sempurna. Berikut salah satu contoh hasil diskusi pada pertemuan ketiga.
Gambar 6. Contoh hasil diskusi pada pertemuan ketiga Gambar 6, menunjukkan bahwa pasangan tersebut belum mampu dalam menyajikan konsep dalam bentuk representasi dan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah sehingga jawabannya belum sempurna. Contohnya dalam menyelesaikan soal nomor 2, ada sebagian pasangan kelompok menulis semua soalnya seharusnya pasangan tersebut hanya membuat apa saja yang diketahui oleh soal sehingga tahu apa yang diketahui oleh soal serta tahu apa yang akan diselesaikan dalam soal tersebut. Seharusnya pasangan tersebut dalam menyelesaikan soal nomor 2, baca soal baik-baik dan analisa apa saja yang diketahui serta apa masalah yang harus kita pecahkan. Sehingga diakhir presentasi penulis menegaskan jawaban dari kelompok yang presentasi di depan kelas serta meluruskan jawaban kelompok yang kurang benar. Kegiatan siswa pada pertemuan terakhir yaitu siswa disuruh untuk menemukan dan menghitung panjang jari-jari lingkaran dalam dan luar segitiga yang sebelumnya sudah dipahami dan diringkas terlebih dahulu dirumah. Rata-rata hasil diskusi yang diperoleh pada pertemuan ini adalah 95,14. Hasil diskusi memperlihatkan bahwa kelompok sudah memenuhi ketiga indikator pemahaman konsep secara sempurna. Namun ada pasangan kelompok yang masih kurang sempurna jawabannya. Berikut salah satu hasil diskusi pada pertemuan keempat.
ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
110
MENARA Ilmu
Vol. VI No.39 Jul 2013
Gambar 7. Contoh hasil diskusi pada pasangan kelompok empat Gambar 7, terlihat pasangan tersebut belum mampu menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis dan mengaplikasikan algoritma kepemecahan masalah namun masih kurang sempurna. Contohnya, pasangan tersebut hanya membuat apa yang diketahui oleh soal tapi dalam hal menjawab soal masih kurang benar. Seharusnya pasangan tersebut dalam menyelesaikan soal dengan membuat sketsa yang diketahui oleh soal dan menyelesaikan soal dengan perhitungan yang benar sehingga kelompok lain bisa memahaminya. Masalah yang ditemukan selama penelitian yaitu pada saat kelompok lingkaran luar presentasi di depan kelas, sebagian kelompok ada yang merasa tidak puas dengan penjelasan dari teman-temannya yang presentasi di depan kelas. Selain itu ada juga, sebagian pasangan yang masih ragu dalam membedakan antara panjang garis singgung persekutuan dalam dengan panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Serta pada pertemuan terakhir ada pasangan yang belum bisa menentukan panjang jari-jari lingkaran dalam dan luar segitiga. Oleh sebab itu, saat selesai kelompok lingkaran luar presentasi di depan kelas penulis perlu menegaskan dan menjelaskan lebih detail lagi dari hasil diskusi pasangan untuk menghilangkan keraguan kelompok serta mengulang penjelasan kelompok dan membenarkan jawaban kelompok yang kurang benar. Selanjutnya setiap diakhir pertemuan setiap pasangan selalu mengumpulkan hasil diskusi yang telah mereka buat. Proses pembelajaran di kelas kontrol dilakukan dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Saat penulis menjelaskan materi, tidak semua siswa memperhatikan penjelasan peneliti. Pada awal pembelajaran terlihat bahwa siswa sama sekali belum memiliki pengetahuan awal untuk materi yang akan dipelajari, siswa hanya memperhatikan dan mencatat materi yang diberikan, kemudian penulis memberikan contoh soal dan soal latihan kepada siswa. Siswa yang kurang mengerti lebih memilih untuk tidak mengerjakan latihan dari pada bertanya kepada penulis. Di sini penulis berusaha meyakinkan siswa dan memberikan semangat agar siswa mau belajar dengan baik. Setelah dilakukan tes akhir pada kelas sampel, diperoleh data mengenai pemahaman konsep matematis siswa. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, di kelas eksperimen terlihat bahwa siswa secara umum sudah mampu memenuhi ketiga indikator pemahaman konsep. Namun, ada sebagian siswa yang sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep tetapi masih ada jawabannya yang masih kurang sempurna. Hal ini bisa dilihat dari contoh lembar jawaban tes akhir siswa kelas eksperimen berikut.
ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
111
MENARA Ilmu
Vol. VI No.39 Jul 2013
Gambar 8. Contoh jawaban tes akhir soal nomor 1 siswa kelas eksperimen Gambar 8, terlihat bahwa siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep namun jawaban siswa kurang sempurna. Pada soal nomor satu dengan indikator menyatakan ulang sebuah konsep, siswa sudah mampu mengambar dan menjelaskan pengertian garis singgung tetapi masih kurang sempurna atau kurang benar. Seharusnya dalam penjelasan, dari gambar garis singgung siswa dapat menjelaskan pengertian garis singgung lingkaran dengan menyebutkan ciri-cirinya atau sifat-sifat yang terlihat dari gambar dan baru dapat menyimpulkan pengertian garis singgung tersebut. Contohnya, siswa menjawab garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong suatu lingkaran tepat disatu titik dan tegak lurus dengan jari-jari. Seharusnya siswa menjawab, garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong suatu lingkaran tepat disatu titik dan tegak lurus dengan jari-jari lingkaran yang melalui titik singgungnya dimana setiap sudut yang dibentuk oleh garis yang melalui titik pusat dan garis singgung lingkaran besarnya adalah 90°. Setelah dilakukan tes akhir pada kelas kontrol, dapat dilihat siswa pada kelas kontrol belum mampu menyatakan ulang sebuah konsep, hal ini dapat dilihat dari salah satu jawaban siswa kelas kontrol seperti berikut.
Gambar 9. Contoh jawaban tes akhir soal nomor 1 siswa kelas kontrol Gambar 9 terlihat bahwa, siswa belum mampu menyatakan sebuah konsep dimana jawabannya masih jauh dari sempurna. Siswa menjawab, garis singgung lingkaran adalah garis yang menyinggung lingkaran disatu titik, membentuk sudut 90° dan tegak lurus dengan jari. Seharusnya siswa menjawab, garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong tepat disatu titik dan tegak lurus terhadapa jari-jari lingkaran yang melalui titik singgungnya dimana setiap sudut yang dibentuk oleh garis yang melalui titik pusat dan garis singgung lingkaran besarnya adalah 90°. Pada soal nomor 2 yang mengandung indikator ketiga indikator menyajikan, siswa kelas eksperimen rata-rata sudah mampu ketiga indikator tersebut. Namun ada sebagian siswa yang jawabannya kurang sempurna. Hal ini bisa dilihat pada soal nomor 2 yaitu mengenai menghitung panjang layang-layang garis singgung di bawah ini :
ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
112
MENARA Ilmu
2)
Vol. VI No.39 Jul 2013
Perhatikan gambar di bawah ini! Garis QR dan QP adalah garis singgung lingkaran yang melalui titk Q. Jika panjang OR = 15 cm, QR = 20 cm dan QO = 25 cm. Maka hitunglah :
a) Luas layang-layang OPQR b) Panjang tali busur PR Berikut gambar salah satu lembar jawaban siswa pada tes akhir kelas eksperimen.
Gambar 10. Contoh jawaban tes akhir soal nomor 2 siswa kelas eksperimen Berdasarkan gambar 10 lembar jawaban siswa tersebut terlihat bahwa siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep namun masih kurang sempurna. Siswa langsung menjawab soal nomor 2 tanpa menuliskan apa yang diketahui oleh soal dan masalah apa yang akan diselesaikan, sehingga tidak jelas apa maksud dari soal tersebut. Seharusnya siswa melengkapi jawabannya dengan menuliskan apa yang diketahui oleh soal dan masalah apa yang harus diselesaikan. Sedangkan pada kelas kontrol siswa sudah mampu memahami ketiga indikator, namun ada sebagian siswa yang masih kurang sempurna dalam menjawab. Berikut salah satu lembar jawaban siswa pada tes akhir di kelas kontrol.
ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
113
MENARA Ilmu
Vol. VI No.39 Jul 2013
Gambar 11. Contoh jawaban siswa soal nomor 2 kelas kontrol Gambar 11 terlihat bahwa, siswa sudah memahami ketiga indikator namun masih kurang sempurna. Siswa menjawab tanpa menuliskan apa yang diketahui sehingga dalam memecahkan masalah kurang benar dalam perhitungan namun rumusnya juga. Seharusnya siswa menuliskan apa yang diketahui dan ditanya oleh soal serta perhitungannya dan rumusnya benar. E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode lingkaran dalam lingkaran luar lebih baik daripada pemahaman konsep matematis menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Padang. DAFTAR KEPUSTAKAAN Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative di Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Depdiknas. (2001). Penyusunan Butir Soal dan Instrumen penelitian. Jakarta: Depdiknas Suherman, Erman dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA Universitas Pendidikan Indonesia. Shadiq, Fadjar.(2009). Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas. Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Iryanti, Puji i.(2002). Penilaian Untuk Kerja. Yogyakarta : Depdiknas. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
ISSN 1693-2617
LPPM UMSB
114