e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015)
PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA POHON HITUNG UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B1 Anak Agung Ayu Ratih Margitha Wati1, Ketut Pudjawan2, Didith Pramunditya Ambara3 1, 3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2 Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia 1
2
e-mail:
[email protected] ,
[email protected] , 3
[email protected] ABSTRAK Permasalahan yang dialami oleh anak di TK Pertiwi Bangli, yaitu perkembangan kognitif anak masih rendah, guru lebih cenderung mendominasi saat melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak dengan menerapkan metode pemberian tugas berbantuan media pohon hitung pada anak kelompok BI Semester II di TK Pertiwi Bangli. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah anak TK Kelompok BI Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 25 anak. Data penelitian tentang peningkatan perkembangan kognitif dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrumen berupa lembar format observasi. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif anak dengan melalui metode pemberian tugas berbantuan media pohon hitung pada siklus I sebesar 60,50% yang berada pada kategori rendah dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85,25% yang tergolong pada kategori tinggi. Jadi, terjadi peningkatan hasil kegiatan belajar dalam perkembangankognitif pada anak sebesar 24,75 %. Kata Kunci: Perkembangan Kognitif, Media Pohon Hitung, Metode Pemberian Tugas ABSTRACT The problem which was faced by the children of kindergarten Pertiwi Bangli was the cognitive development of children in which it was low. The teachers were more likely to dominate the class when the learning activities. As the result, this study aimed to improve children's cognitive development by applying the method of granting duty that supported by tree count media for the children of B1 group in second semester of kindergarten Pertiwi Bangli. This study consistently conducted research design by using Classroom Action Research in two-planned cycles. The subjects of the study were B1 group of 25 children in kindergarten Pertiwi Bangli in academic year 2014/2015. The research data were collected by using observation method in the form of sheet format. The data were analyzed by using descriptive statistical analysis of quantitative methods. The data analysis showed that the cognitive development of children through the provision of dutyaided method that supported by tree count media in cycle 1 was 60.50% which was at the low category and it had increased in cycle 11 in order the data was 82.25% that was classified in the high category. These findings clearly discovered that the result of learning activities in the cognitive development of children was 24.75%.
Keywords: Cognitive, Tree count media, duty-‐aided method
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015) PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini adalah Pendidikan yang ditunjukan untuk anak usia 3 s/d 6 tahun (PP No.27/1990 Pasal 6). Akan tetapi, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan nak usia dini di selenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Lalu pendidikan perlu di lakukan bagi anak sejak lahir sampai berusia 6 tahun (Rahman 2009: 48). Sementara anak usia dini memiliki tujuan pendidikan yang sangat penting dan berguna bagi bangsa, yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh dan berguna bagi bangsa dan negara. Anakanak adalah generasi penerus bangsa, yang kelak membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Oleh karena itu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan investasi yang paling berharga bagi pendidikan selanjutnya. Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pada usia 4-6 tahun dapat disebut juga masa emas (golden age) karena peluang perkembangan anak yang sangat berharga. Pada usia emas ini, anak memiliki berbagai potensi dasar yang perlu dikembangkan. Potensi dasar tersebut secara umum terbagi menjadi dua, yaitu perilaku dan kemampuan dasar anak. Pengembangan potensi dasar ini merupakan pondasi bagi anak untuk dapat menempuh kehidupan selanjutnya yang lebih baik, dan tumbuh sebagai manusia dewasa seutuhnya, maka dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) guru haruslah memiliki kreativitas dalam merancang pembelajaran agar dapat
menarik minat anak. Hal ini dikarenakan anak usia dini cepat bosan dan masih sangat senang untuk bermain, sehingga dalam pembelajaran pada anak usia dini memiliki prinsip, yaitu bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dalam proses perkembangan anak ini tentunya terdapat banyak kendala yang dihadapi, tetapi hendaknya guru dapat mengatasi serta memahami perkembangan dan perilaku setiap anak didiknya. Salah satu aspek perkembangan kognitif anak usia dini yang harus ditanamkan sejak dini, yaitu kemampuan kognitif anak. Pada usia kanak-kanak merupakan masa yang paling peka dan penting dalam mengembangkan aspek perkembangan kognitif anak, salah satu aspek yang dikembangkan adalah kemampuan kognitif anak. Pada masa kanak-kanak menugaskan anak belajar untuk mengembangkan kemampuan kognitif. Menurut Yulianti (2010:39), metode pemberian tugas merupakan cara pemberian pengalaman belajar dengan memberikan tugas yang secara sengaja diberikan kepada anak Taman KanakKanak. Manfaat dari metode ini adalah untuk meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan untuk memantapkan penguasaan prolehan hasil belajar. Contoh siswa diminta untuk. “Metode Pemberian tugas adalah metode yang membeikan kesempatan untuk anak”. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik anak dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori piaget. Perkembangan kognitif pada masa prasekolah/kelompok bermain mampu berpikir dengan menggunakan simbol, berpikiran masih dibatasi oleh persepsi. Mereka meyakini apa yang dilihatnya, dan hanya terfokus pada satu dimensi terhadap satau objek dalam waktu yang sama. Cara
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015) berfikirnya masih terfokus pada keadaan awal atau akhir suatu proses, bukan kepada prosesnya itu sendiri. Anak sudah mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu atas dasar satu dimensi, seperti atas kesamaan warna, bentuk dan ukuran. Berbagai macam media yang digunakan masih belum mampu menarik perhatian anak mengembangkan aspek kognitif dalam hal mengenal angka maupun hitungan. Maka dari itu peneliti ingin menggunakan media pohon hitung untuk menarik minat anak untuk mengembangkan aspek kognitifnya dalam hal mengenal angka maupun berhitung. Pohon hitung adalah mainan edukasi untuk melatih berhitung. Ada pula manfaat dari pada pohon hitung yaitu: untuk melatih kemampuan kognitif anak seperti berhitung, mengenal angka, dan pengenalan aneka benda. Menurut Tresnawati (2013:19), Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berate ‘Tengah’,’ Perantara’atau’Pengaturan’. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketika kelasan bahan yang disampaikan dapat di bantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikontrolkan dengan kehadiran media. Namun perlu diingat, bahwa peran media tidak akan terlihat bila penggunaan tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Media pohon hitung adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk pemebelajaran di Taman Kanak-kanak yang merupakan permainan edukasi untuk melatih berhitung anak-anak melalui media permainan edukatif. Media ini adalah alat permainan edukasi (APE) untuk kelompok pendidikan anak usia dini (PAUD). Menurut Tresnawati (2013:19), Media pohon hitung merupakan suatu media yang jenisnya visual. Media pohon hitung adalah mainan dukasi untuk melatih
kemampuan kognitif anak. Adapun manfaat dari pohon hitung: untuk melatih kemampuan kognitif anak seperti berhitung, mengenal angka, dan mengenal bentuk angka. Fisik mainan berbahan kayu, papan bergambar menyerupai sebatang pohon, sedangkan buah-buahanya terpisah dari papan yang berfungsi sebagai kartu angka bergambar buah yang dibelakang buah sudah tertulis angka 1-10 angka. Cara edukasinya: pasang sejumlah buah di papan brgambar sebatang pohon, gantungkan kartu buah yang sudah berisi angka pada paku kecil yang sudah di pasang gambar pohon. Misalnya indikator yang ingin dicapai menunjuk lambang bilangan 1-10. Anak diperintahkan untuk mengambil kartu buah yang di belakang gambar buah tersebut sudah tertulis angkanya, kemudian mengantungkan gambar kartu angka tersebut pada paku kecil sesuai dengan printah yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 Desember 2014 pada kelompok B1 Semester 2 di TK Pertiwi Bangli, dapat diamati secara seksama bahwa terdapat 25 orang anak, dari 25 anak terdapat 14 orang anak masih kurang dalam perkembangan kognitifnya seperti anak belum mampu mengenal lambang bilangan, anak belum mampu mengurutkan lambang bilangan 110, dan anak belum mampu membilang atau menyebut urutan bilangan 1-10 (*), 6 orang anak mulai berkembang seperti anak sudah mampu mengenal lambang bilangan tetapi anak belum mampu mengurutkan lambang bilangan 1-10 (**), dan 5 orang anak berkembang sesuai dengan harapan seperti anak sudah mampu mengenal dan mengurutkan lambang bilangan 1-10 (***) Penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif pada anak kelompok B1 Semester 2 di TK Pertiwi Bangli masih perlu ditingkatkan. Alternatif yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Pohon Hitung Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Pada Anak Kelompok B1 Semester II Di Tk Pertiwi Bangli.
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015) Menurut piaget (1972:49-91) “perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif. Artinya, perkembangan terdahulu akan terjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan demikian, apa bila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan memperoleh hambatan. “Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan”. Salah satu media yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif, yaitu menggunakan media pohonhitung. Media pohon hitung merupakan suatu media yang jenisnya visual. Media pohon hitung adalah mainan edukasi untuk melatih kemampuan kognitif anak. Dilihat dari tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget anak usia prasekolah/kelompok bermain berada pada tahapan pra operasional, yaitu tahapan dimana anak belum menguasai oprasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu lain dengan menggunakan simbolsimbol. Melalui kemampuan di atas anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Koognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syarat pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syrafsyaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget. Perkembangan kognitif pada masa prasekolah/kelompok bermain mampu berpikir dengan menggunakan simbol, berpikiran masih dibatasi oleh persepsi. Mereka meyakini apa yang dilihatnya, dan hanya terfokus pada satu dimensi terhadap satau objek dalam waktu yang sama. Cara berfikirnya masih terfokus pada keadaan awal atau akhir suatu proses, bukan kepada prosesnya itu sendiri. Anak sudah mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu atas dasar satu
dimensi, seperti atas kesamaan warna, bentuk dan ukuran. Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa pada masa prasekolah anak sudah mampu berfikir dengan menggunakan simbol. Meskipun cara berfikir mereka masih dibatasi oleh persepsi serta masih bersifat memusat dalam kaku, namun mereka sudah mulai mengerti bagaimana mengklasifikasi sesuatu berdasarkan pemahaman mereka yang masih sederhana. Menurut Trisnawati (2013:10) kognitif adalah suatu proses berfikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan. Jean Piaget, yang hidup pada tahun 1896 sampai tahun 1980, adalah seorang ahli biologi dan psikologi berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah seorang yang merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif. Teori ini dibangun berdasarkan dua sudut pandang yang disebut sudut pandang aliran struktural (structuralism) dan aliran konstruktif (constructivism). Piaget yang menyatakan bahwa, anaka membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan dunia sekitarnya. Hasil dari interaksi ini adalah terbentuknya struktur kognitif, atau skemata (dalam bentuk tunggal disebut skema) yang dimulai dari terbentuknya struktur berpikir secara logis, kemudian berkembang meqjadi suatu generalisasi dan kesimpulan umum (menurut Piaget dalam Sudarna 2014 : 11-12). Menurut Tresnawati (2013:19), media pohon hitung merupakan suatu media yang jenisnya visual. Media pohon hitung adalah mainan edukasi untuk melatih kemampuan kognitifanak. Adapun manfaat dari pohon hitung untuk melatih kemampuan kognitif anak seperti berhitung, mengenal angka, dan mengenal bentuk angka.
Sedangkan secara khusus media pohon hitung digunakan dengan tujuan 1). Memberikan pengalaman belajar
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015)
yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat anak untuk belajar. 2). Mampu mngurutkan lambang bilangan 1-10. 3). Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh anak. 4). Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif. Manfaat dari media pohon hitung untuk melatih kemampuan kognitif anak seperti berhitung, mengenal angka dan pengenalan aneka benda. Misalnya indikator yang ingin dicapai menunjuk lambang bilangan 1-10. Anak diperintahkan untuk mengambil kartu buah yang di belakang gambar buah tersebut sudah tertulis angkanya, kemudian mengantungkan gambar kartu angka tersebut pada paku kecil sesuai dengan printah yang diberikan oleh guru. Misalnya indikator yang ingin dicapai menunjuk lambing bilangan 1-10. Anak diperintahkan untuk mengambil kartu buah yang di belakang gambar buah tersebut sudah tertulis angkanya, kemudian mengantungkan gambar kartu angka tersebut pada paku kecil sesuai dengan printah yang diberikanoleh guru. Berdasarkan paparan di atas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Pohon Hitung Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Pada Anak Kelompok B1 Semester II di TK Pertiwi Bangli Tahun Pelajaran 2014/2015”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif setelah menerapkan metode pemberian tugas berbantuan media pohon hitung pada anak kelompok B1 semester II tahun pelajaran 2014/2015 di TK Pertiwi Bangli. METODE Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 07 April 2015 pada kelompok BI di TK Pertiwi Bangli, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli dalam kegiatan pembelajaran. Kelompok yang menjadi
sasaran penelitian adalah kelompok BI yang berjumlah 25 anak, yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah meningkatkan perkembangan kognitif anak di TK Pertiwi Bangli pada semester II. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). “PTK adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktekpraktek pembelajaran di kelas secara lebih professional” (Kanca, 2010: 108). Menurut Borg dalam Kanca, (2010: 110) bahwa “tujuan utama PTK adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan”. Dalam penelitian ini, bentuk penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah guru sebagai peneliti, yaitu guru dalam hal ini berperan dalam PTK. Terdapat empat bentuk PTK yaitu : guru sebagai peneliti, penelitian tindakan kolaboratif, simultan terintegrasi, administrasi sosial eksperimental. dalam penelitian ini, bentuk penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah guru sebagai peneliti, yaitu guru dalam hal ini berperan dalam PTK. Dalam PTK guru dapat menelti sendiri terhadap pembelajaran yang dilakukan di kelas. Dengan PTK, guru memberikan penelitian terhadap siswa dari berbagai aspek selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui PTK ini, guru dapat melakukan penelitian terhadap proses atau hasil yang diperoleh secara reflektif di kelas. Sehingga hasil penelitian dapat dipakai untuk memperbaiki praktek pembelajarannya. PTK juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dengan prktek pendidikan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan setelah seseorang melakukan penelitian terhadap kegiatannya sendiri, di kelasnya sendiri, melalui suatu tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi, guru tersebut akan memperoleh
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015) umpan balik yang sistematis apa yang selama ini selalu dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian guru dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik di kelas yang dimilikinya. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif. Dari uraian di atas dapat didefinisikan bahwa PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktekpraktek pembelajaran di kelas secara lebih professional. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus masingmasing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi / evaluasi dan refleksi. Dalam penelitian ini siklus ini kemungkinan akan dilakukan siklus berikutnya, apabila siklus sebelumnya tidak memenuhi kriteria.
Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Kanca, 2010: 129) tahap
Pertama, perencanaan yaitu dalam ini peneliti Perencanaan yang
dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak. Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah meminta ijin dan menyamakan apersepsi dengan guru tentang metode dan media yang akan digunakan selama melakukan penelitian. Tindakan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak. Kedua, Dalam tahap pelaksanaan ini, proses pembelajaran yang diterapkan, disesuaikan dengan model pembelajaran yang di gunakandan media pohon hitung dalam meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok BI TK Pertiwi Bangli. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah melakukan persiapan pelaksanaan tindakan dengan menyusun persiapan mengajar, yaitu RKH (rencana kegiatan harian) yang akan di gunakan dalam menerapkan model pembelajaran dan media yang telah di persiapkan, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan yang berupa langkah-langkah pelaksanaan tindakan dan proses pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan metode pemberian tugas berbantuan media pohon hitung untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. Ketiga, pengamatan, Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan (pada pertemuan 2). Peneliti mencatat bagaimana perilaku dan kemajuan anak saat pembelajaran berlangsung dan mencatat hal-hal yang muncul di luar perencanaan tindakan. Hasil pencatatan ini merupakan catatan kecil bagi peneliti sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan siklus II. Keempat, refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangakan dampak tindakan yang telah di berikan pada siklus I. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan perbaikan kekurangankekurangan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi ini adalah mengkaji dan menerangkan hasil penelitian terhadap pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan dicari pemecahan masalahnya untuk
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015) direncanakan tindakan pada siklus selanjutnya. Data tentang perkembangan kognitif anak pada kelompok BI TK Pertiwi Bangli menggunakanya itu metode observasi. Metode observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan ”pengamatan” secara sistematis tentang suatu objek tertentu. (Agung 2012: 61). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang perkembangan kognitif anak kelompok BI TK Pertiwi Bangli adalah dengan menggunakan lembar observasi, yang terdiri dari empat indikator, yaitu: 1. 2. 3. 4.
Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-10 Membilang dengan benda (Mengenal konsep bilangan dengan bendabenda) 1-10 Menunjuk urutan benda untuk bilangan 1-10 Menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan bendabenda 1-10 (anak tidak di suruh menulis)
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode analisis data, yaitu analisis deskriptif kuantitatif. Analisis statistik deskriptif adalah cara pengelolaan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus statistik deskriptif seperti disribusi frekuensi, grafik, modus (Mo), Median (Me), angka rata-rata (Mean), dan standar deviasi, untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012: 67). Sedangkan analisis deskriptif kuantitatif adalah “suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistic inferensial untuk menguji suatu hipotesis penelitian yang diajukan peneliti, dan kesimpulan ditarik berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis (Agung, 2012: 68). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Bangli, Kecamatan Bangli,
Kabupaten Bangli. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu dari bulan April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015 yang mana jumlah siswa kelompok BI semester II adalah 25 orang, yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 15 orang lakilaki. Penelitian ini, dilaksanakan dalam dua siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari 12 kali pertemuan, dan masing-masing pertemuan menerapkan RKM (Rencana Kegiatan Mingguan) dan RKH (Rencana Kegiatan Harian). Data yang dikumpulkan adalah mengenai peningkatan perkembangan kognitif anak dengan menggunakan Metode Pemberian tugas berbantuan media pohon hitung untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. Hasil analisisnya dapat dipaparkan sebagai berikut. Siklus I dilaksanakan dalam 12 kali pertemuan dan satu kali evaluasi yang dilakukan dari tanggal 07 April - 22 April 2015, hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif anak. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini disesuaikan dengan tahapantahapan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan tersebut diperoleh data yang diperlukan untuk mengevaluasi hasil penelitian tindakan kelas yaitu data mengenai peningkatan perkembangan kognitif anak melalui metode pemberian tugas berbantuan media pohon hitung untuk meningkatkan perkemban gan kognitif anak. Hasil observasi yang dilaksanakan pada saat menerapkan metode pemberian tugas berbantuan media pohon hitung untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak dengan menggunakan empat indikator, indikator pertama anak mampu mengurutkan lambang bilangan 1-10, indikator kedua anak mampu membilang dengan benda (Mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) 1-10, indikator ketiga anak mampu menunjuk urutan benda untuk bilangan 1-10, indikator keempat anak mampu menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda 1-10 (anak tidak di suruh menulis) dan masing-masing indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi penilaian berupa bintang yaitu:
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015) bintang 1 Belum Berkembang (BB), bintang 2 Mulai Berkembang (MB), bintang 3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH), bintang 4 Berkembang Sangat Baik (BSB). Skor total yang diperoleh masing-masing siswa dibagi dengan bobot maksimal di kali 100. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pemberian tugas berbantuan media pohon hitung untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak di TK Pertiwi Bangli pada Kelompok B I Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015, ini terbukti hasil perkembangan kognitif anak pada siklus I.
Gambar 2. Frekuensi Perkembangan Kognitif Anak Pada Siklus I
Gambar 3. Frekuensi Perkembangan Kognitif Anak Pada Siklus II
Keberhasilan dalam penelitian ini sesuai dengan teori menurut para ahli yang mendukung penelitian ini. Jika dilihat dari teori-teori yang peneliti kemukakan sebelumnya yaitu menurut pendapat Menurut Yulianti (2010:39), Metode pemberian tugas merupakan cara pemberian pengalaman belajar dengan memberikan tugas yang secara sengaja diberikan kepada anak Taman KanakKanak. Manfaat dari metode ini adalah untuk meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan untuk memantapkan penguasaan prolehan hasil belajar. Contoh siswa diminta untuk. “Metode Pemberian tugas adalah metode yang membeikan kesempatan untuk anak”. “Metode Pemberian tugas adalah metode yang membeikan kesempatan. Djamarah dan Zein (2002: 96) Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Pemberian tugas dapat merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok Media pohon hitung adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk pemebelajaran di Taman Kanak-kanak yang merupakan permainan edukasi untuk melatih berhitung anak-anak melalui media permainan edukatif. Media ini adalah alat permainan edukasi (APE) untuk kelompok pendidikan anak usia dini (PAUD). Pohon hitung juga. (Budiartini 2014) Menurut Tresnawati (2013: 19), Media pohon hitung merupakan suatu media yang jenisnya visual. Media pohon hitung adalah mainan dukasi untuk melatih kemampuan kognitif anak. Adapun manfaat dari pohon hitung : untuk melatih kemampuan kognitif anak seperti berhitung, mengenal angka, dan mengenal bentuk angka. Syamsu yusuf (dalam Masitoh dkk, 2005) mengemukakan perkembangan kognitif pada masa prasekolah/kelompok bermain mampu berpikir dengan menggunakan simbol, berpikiran masih dibatasi oleh persepsi. Mereka meyakini apa yang dilihatnya, dan hanya terfokus pada satu dimensi terhadap satau objek dalam waktu yang sama. Cara berfikirnya
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015) masih terfokus pada keadaan awal atau akhir suatu proses, bukan kepada prosesnya itu sendiri. Anak sudah mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu atas dasar satu dimensi, seperti atas kesamaan warna, bentuk dan ukuran. Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa pada masa prasekolah anak sudah mampu berfikir dengan menggunakan simbol. Meskipun cara berfikir mereka masih dibatasi oleh persepsi serta masih bersifat memusat dalam kaku, namun mereka sudah mulai mengerti bagaimana mengklasifikasi sesuatu berdasarkan pemahaman mereka yang masih sederhana. Menurut Piaget ( dalam Sudarna, 2014: 12-15), perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif. Artinya, perkembargan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan demikian, apabila teriadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selaniutnya akan memperoleh hambatan. Piaget membagi perkembangan kognitif ke dalam empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase praoperasional, fase operasi konkret, danfaseoperasi formal”. Menurut Trisnawati (2013:10) kognitif adalah suatu proses berfikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan. Misalnya indikator yang ingin dicapai menunjuk lambang bilangan 1-10. Anak diperintahkan untuk mengambil kartu buah yang di belakang gambar buah tersebut sudah tertulis angkanya, kemudian mengantungkan gambar kartu angka tersebut pada paku kecil sesuai dengan printah yang diberikan oleh guru. Bahwa pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat, membangkitkan motivasi, memberikan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis siswa. Dalam proses pembelajaran guru memberikan keleluasaan kepada anak untuk berperan secara aktif dalam
pembelajaran, memberikan kesempatan untuk memakai media secara langsung, memberikan bimbingan, dorongan dan kasih sayang kepada anak, agar anak menjadi berani, terbiasa menggunakan media dan metode yang baru, tidak takut untuk maju kedepan. Namun kenyataannya di lapangan sedapat mungkin menyiapkan media yang diperlukan agar proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut di atas berarti bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon hitung untuk mengingkatkan perkembangan kognitif anakpada kelompok BI Semester II tahun ajaran 2014/2015 di TK Pertiwi Bangli. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana disajikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan perkembangan kognitif anak di TK Pertiwi Bangli, setelah dilaksanakan penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon hitung terjadi peningkatan sebesar 24,75% dari siklus I sebesar 60,50% yang berarti pada kategori rendah, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85,25% yang menunjukkan kategori tinggi. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas maka diajukan saransaran sebagai berikut. Disarankan kepada para guru hendaknya guru TK lebih kreatif dalam memilih metode serta media pembelajaran yang sesuai dengan tema, lingkungan, kemampuan dan karakteristik anak. Disarankan kepada anak agar lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga kemampuan kognitif anak dapat meningkat. Disarankan kepada kepala sekolah agar kepala sekolah mampu memberikan informasi mengenai metode dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran berlangsung secara efektif, efesien dan inovatif. Disarankan kepada peneliti lain agar dapat melaksanakan PTK dengan berbagai metode dengan bantuan media pohon hitung ataupun media lainnya.
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No. 1 –Tahun 2015) DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A.G. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Rahman
Ulfiani. 2009. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian
Azhar Arsyad.200. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sadiman. Arief S. Dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Bahri Djamarah. Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Sudarna. 2014. Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter. Perpustakaan Nasional RI: Genius publisher
Budiartini. 2014. Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Pohon Angka Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Pada Anak Kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Di TK Kuncup Harapan Banjar Desa Banjar Kecamatan Banjar. Skripsi. Jurusan PG PAUD Fakultan Ilmu Pendidikan Undiksha, Singaraja.
Tresnawati. 2013. Penerapan Metode Pemberian Tugas Dengan Media pohon Hitung Untuk meningatkan kemampuan kognitif Anak Kelompok B Semester II Tahun Plajaran 2012/2013 DI TK WIDYA SUTA KERTI SULANYAH. Skripsi. Jurusan PG PAUD Fakultan Ilmu Pendidikan Undiksha, Singaraja.
Hartati
Netth. 2013. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan 1 Sampai 10 Melalui Media Pohon Bilangan Bagi Anak Tunagrahita Ringan. Jurnal Penelitian
Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta Bandung Kanca. I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis data Kuantitatif. Singaraja: Program Studi Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Progam Paca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Latif
Mukhtar. Zukhairina, dkk. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana: PT Fajar Interpratama Mandiri
Yulianti Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains. Jakarta: PT Indeks Zain
Aswand. 2006. Strategi Mengajar. Jakarta: PT Cipta
Belajar Rineka