PENDEKATAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN
OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb
SUBPOKOK BAHASAN PRINSIP BELAJAR ORANG DEWASA
SISTEM BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING)
PRINSIP BELAJAR ORANG DEWASA Belajar akan menjadi sangat efektif bila peserta siap untuk belajar.
Meskipun motivasi itu sifatnya intern, namun akan tergantung pada pengajar dan pembimbing klinik untuk menciptakan suasana yang bisa mendorong motivasi dari peserta. Tugas utamanya adalah memfasilitasi pembelajaran mereka yang aman, agar menjadi kompeten dan menjadi bidan yang hati-hati dalam bekerja. Pengajar bidan harus mampu mengembangkan, critical thinking, clinical judgment, dan accountability dalam praktik mahasiswa. Penilaian yang objektif, yang dapat diterima mahasiswa, dan mahasiswa tahu kekurangannya sehingga ia dapat mengejar ketinggalannya.
Prinsip belajar orang dewasa meliputi ; persiapan pengajaran (Formal Preparation in Teaching), kompeten dalam praktik klinik (Competence in Clinical Practice) siap berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat (Commitment to Life Long Learning) Pengajar/pembimbing klinik merupakan Role model bagi mahasiswanya sehingga seorang pengajar/pembimbing klinik harus menjadi tauladan yang bisa ditiru oleh mahasiswa. Pengajar/pembimbing klinik harus selalu mengembangkan ilmu, mencari hal-hal baru dan mengikuti perkembangan iptek dalam kebidanan.
Belajar akan menjadi lebih efektif jika dibangun di atas apa yg sudah diketahui atau berdasarkan pada pengalaman peserta. Belajar akan bisa lebih efektif dan mudah apabila mahasiswa menyadari apa yg perlu dipelajari dan menggunakan variasi metoda dan teknik pengajaran. Pembelajaran praktek harus memberikan kesempatan utk mempraktekkan keterampilan yg diawali dg role play dan menggunakan model anatomik. Setelah mempraktekkan keterampilan, mahasiswa perlu melakukan pengulangan sampai dapat dikatakan kompeten dan mahir thd keterampilan tersebut. Situasi pembelajaran yg mendekati situasi realistik maka efektif pembelajaran tersebut. Pengajar/pembimbing klinik harus segera memberikan umpan balik yang bersifat positif dan tidak bersifat merendahkan/mengadili. Instruktur/pembimbing klinik harus memiliki kriteria mahir dan berminat dalam pembelajaran klinik serta rendah hati.
SISTEM BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) Sistem belajar tuntas (mastery learning) adalah sistem belajar yg menganggap semua mahasiswa dapat menguasai (mempelajari) pengetahuan, sikap dan keterampilan yg diperlukan asalkan diberikan waktu yg cukup serta metoda-metoda praktek yg sesuai dan benar-benar digunakan. Tujuannya adalah bahwa 100% dari mahasiswa akan “menguasai” pengetahuan dan keterampilan tersebut. Penilaian dan penguasaan pembelajaran dilakukan berdasarkan kompetensi, bersifat dinamis dan tidak terlalu menegangkan. Ciri-ciri pokok dari praktek klinik yg efektif : Didasarkan pada prinsip-prinsip belajar orang dewasa Menggunakan model perilaku (behavior modeling) Didasarkan atas kompetensi Menggabungkan teknik-teknik pembelajaran yang humanistis
MODEL (CONTOH) PERILAKU Seseorang akan dapat belajar lebih cepat dan efektif dengan jalan mengamati seseorang lain melakukan (memberi contoh) keterampilan atau kegiatan tersebut.
TINGKAT-TINGKAT PERFORMA: Perolehan keterampilan — Mengetahui langkah-langkah serta urut-urutannya (bilamana perlu) untuk melakukan keterampilan atau kegiatan yang diperlukan, tetapi memerlukan bantuan Kompetensi Keterampilan — Mengetahui langkah-langkah serta urut-urutannya (bilamana perlu) serta dapat melakukan keterampilan atau kegiatan yang diperlukan. Kemahiran Keterampilan — Mengetahui langkah-langkah serta urut-urutannya (bilamana perlu) dan secara efisien dapat melakukan keterampilan dan kegiatan yang diperlukan
BELAJAR BERDASARKAN KOMPETENSI. Belajar dengan jalan melakukan, terfokus pada bagaimana cara mahasiswa melakukannya. Instruktur klinik bertindak sebagai fasilitator, maka penilaian secara obyektif dilakukan atas kinerja keseluruhan. Maka dilakukan penilaian untuk : Menentukan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang pokok pelajaran pada awal praktek (keterampilan prapraktek/dimodel) Memotivasi mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan baru Menentukan apakah sudah ada kemajuan ke arah pencapaian tujuan praktek
Dengan penilaian dapat dilakukan : Standardisasi keterampilan Bimbingan sebelum, selama dan setelah praktikum adalah esensial Untuk menentukan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang pokok pelajaran pada awal praktek (keterampilan pra-praktek/dimodel) Memotivasi mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan baru Menentukan apakah sudah ada kemajuan ke arah pencapaian tujuan praktek
TEHNIK-TEHNIK PEMBELAJARAN YANG HUMANISTIK; Memberi kontribusi pada pembelajaran klinik yang lebih baik
Menggunakan model anatomis dan role play klinik Demonstrasi dilakukan dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kenyataannya Dengan Model dapat mempersingkat waktu pembelajaran
Dengan Model dapat meminimalisir resiko pada klien Dengan Model akan mengurangi perlunya kasus-kasus
UNSUR-UNSUR DALAM PEMBELAJARAN KLINIK: Mentransfer pengetahuan
Memahami rasionalitas tindakan yang dilakukan Perolehan keterampilan dan kesempatan praktikum Bimbingan oleh pemberi asuhan yang sudah berpengalaman
Evaluasi kinerja dalam pemberian pelayanan Pemberian umpan balik segera dan tidak menunggu (agar masih dapat terlihat buktinya)
TERIMA KASIH