PENDAHULUAN
1. 1.
LATAR BELAKANG Penurunan fraksi harga (tick size) dalam beberapa tahun terakhir telah banyak
dilakukan oleh pasar modal di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kebijakan ini diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas di pasar modal dan menurunkan biaya transaksi jual beli saham. Akan tetapi informasi dibalik kebijakan ini serta dampak yang sesungguhnya terjadi setelah penurunan fraksi harga ini masih perlu diidentifikasi ulang mengingat penelitian ini telah banyak dilakukan di seluruh dunia dengan sistem pasar modal yang berbeda-beda dengan kesimpulan yang tidak seragam. Tanggal 6 Januari 2014 Bursa Efek Indonesia merubah tick size menjadi tiga kelompok harga sesuai dengan surat keputusan KEP-00071/BEI/.11-2013. Pada ketentuan baru ini, saham yang harganya di bawah Rp 500 fraksi harganya menjadi Rp 1, kelompok saham di harga Rp 500-Rp 5.000 fraksi harga menjadi Rp 5, sementara untuk saham di atas Rp 5.000 dicatatkan dengan fraksi harga Rp 25. Tabel 1. 1 Perubahan Fraksi Harga Berlaku Efektif per 6 Januari 2014 Surat Keputusan KEP-00071/BEI/11-2013 Lama
Baru
Kelompok Harga
Fraksi Harga
< Rp 200
Rp 1
Rp 200 - < Rp 500
Rp 5
Kelompok Harga
Fraksi Harga
< Rp 500
Rp 1
Rp 500 - < Rp 2.000
Rp 10
Rp 2.000 - < Rp 5.000
Rp 25
≥ Rp 5.000
Rp 50
Rp 500 -< Rp 5.000
Rp 5
≥ Rp 5.000
Rp 25
Ketentuan baru ini berbeda dengan ketentuan sebelumnya dimana terdapat lima kelompok harga yaitu tingkatan harga untuk kelompok saham dibawah Rp 200 memiliki fraksi Rp 1, untuk kelompok saham Rp 200-Rp 500 memiliki fraksi Rp 5, bagi saham di kisaran Rp 500-Rp 2.000 fraksi sahamnya sebesar Rp 10, sementara saham dengan harga Rp 2.000-Rp 5.000 fraksi harganya Rp 25. Dan saham yang memiliki harga di atas Rp5.000 memiliki fraksi sebesar Rp 50. Otoritas BEI berharap perubahan peraturan tersebut dapat menjadikan pasar modal Indonesia lebih likuid (Kompas, 6 Januari 2014). Penelitian-penelitian sebelumnya menemukan bahwa dampak dari ukuran fraksi harga minimum pada likuiditas dibagi menjadi dua. Jika fraksi harga terlalu besar, maka selisih harga beli tertinggi dengan harga jual terendah menjadi terlalu besar (bid-ask spread). Sebaliknya, jika ukuran fraksi harga terlalu kecil, maka dapat mengurangi volume lembar saham pada harga order jual terendah dan harga order beli tertinggi. Hal ini terjadi karena investor menjadi enggan untuk menampilkan order jual maupun order beli karena mereka akan lebih mudah untuk menjual maupun membeli saham pada harga satu fraksi diatas maupun dibawah harga pasar (front-run orders). Oleh sebab itu, ukuran fraksi harga yang terlalu kecil akan menurunkan profitabilitas para pemasok likuiditas (liquidity supplier).
Fenomena ini menunjukkan bahwa penelitian mengenai tingkat ukuran fraksi harga optimal di pasar modal telah menjadi topik yang cukup sering dibahas dalam literatur akademis selama beberapa dekade terakhir. Fokus utama yang menjadi pembahasan pada topik ini berkaitan dengan perbedaan sudut pandang mengenai dampak dari kebijakan fraksi harga ini. Meski penelitian pada bidang ini cukup banyak, akan tetapi masih belum ada kesimpulan yang seragam. Setelah melihat fenomena ini dan melakukan kajian literatur peneliti tertarik untuk mengidentifikasi pengaruh kebijakan fraksi harga minimum pada likuiditas di pasar modal Indonesia.
1. 2. PERUMUSAN MASALAH Penelitian sebelumnya menemukan bahwa adanya pengaruh kebijakan fraksi harga minimum pada likuiditas di pasar modal (Ekaputra dan Ahmad, 2007). Dari sinilah muncul pertanyaan riset sebagai berikut. Apakah kebijakan penurunan fraksi harga yang dilakukan oleh BEI pada tahun 2014 dapat meningkatkan likuiditas di pasar modal Indonesia? 1. 3. TUJUAN PENELITIAN 1. 3. 1. TUJUAN UMUM Tujuan dari riset ini secara umum adalah pengujian hipotesis dari pengaruh perubahan fraksi harga pada likuiditas pasar modal Indonesia. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitianpenelitian sebelumnya di bidang pasar modal khususnya kebijakan fraksi harga. Penelitian yang yang membahas topik ini sebelumnya telah dilakukan oleh Purwoto
dan Tandelilin (2004) yang mengidentifikasi pengaruh fraksi harga pada likuiditas di pasar modal Indonesia sebagai bentuk studi kasus dari kebijakan fraksi harga baru yang dikeluarkan oleh BEI pada tahun 2000. Penelitian sebelumnya sebagian besar dilakukan di pasar modal Amerika Serikat sistem pasar yang menggunakan market makers (quote-driven dealer market) dengan fraksi harga yang seragam. Sebaliknya, pada penelitian ini berfokus pada sistem pasar di Indonesia yang menggunakan sistem limit order book (order driven market) dimana saham-saham yang memiliki harga per lembar saham yang rendah memiliki fraksi harga yang berbeda dengan saham-saham yang memiliki harga per lembar saham yang lebih tinggi. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kita pemahaman lebih tentang bagaimana fraksi harga mempengaruhi pasar dengan sistem yang limit order book. 1. 3. 2. TUJUAN SPESIFIK Hasil empiris penelitian ini akan membawa kejelasan dan pemahaman mengenai pengaruh dari perubahan fraksi harga. Dengan demikian dapat memberikan pemahaman baru kepada para regulator dalam rangka meningkatkan likuiditas dan kualitas pasar. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh para investor maupun pelaku pasar modal dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. 1. 4. MANFAAT PENELITIAN 1. 4. 1. BAGI REGULATOR Penelitian ini berguna bagi regulator dalam hal ini BEI sebagai salah satu bahan pertimbangan yang mendasari kebijakan di masa yang akan datang dalam
rangka meningkatkan likuiditas dan kualitas pasar modal. Karena riset ini diharapkan akan dapat menunjukkan seberapa besar pengaruh perubahan fraksi harga pada likuiditas di pasar modal Indonesia. Dengan mengetahui pengaruh ini, regulator dapat menerapkan kebijakan yang tepat dalam proses meningkatkan likuiditas pasar modal. 1. 4. 2. BAGI PELAKU PASAR Penelitian ini juga berguna bagi para pelaku pasar khususnya investor sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menerapkan strategi investasi dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang. 1. 4. 3. BAGI ILMU PENGETAHUAN Penelitian ini juga memberikan tambahan informasi untuk body pengetahuan khususnya mengenai topik market microstructure yang berkaitan dengan pengaruh perubahan fraksi harga pada likuiditas pasar modal. 1. 4. 4. BAGI PENELITI Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti karena telah memberikan pengalaman riset dan memberikan pemahaman mengenai variabel riset yang akan diteliti. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi maupun sebagai landasan teori bagi penelitian-penelitian sejenis selanjutnya.
1. 5. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I: PENDAHULUAN Berisi latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan riset. BAB II: KAJIAN LITERATUR Berisi pembahasan literatur, kerangka teoritis dan hipotesis. BAB III: METODE RISET Berisi desain riset, metode penyampelan, besaran sampel, pengumpulan data, instrumen riset dan uji instrumen. BAB IV: TEMUAN DAN PEMBAHASAN Berisi variabel penelitian, analisis hipotesis dan pembahasan. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan, saran, daftar pustaka dan lampiran.
metode