7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pusat Perdagangan 1. Pengertian Pusat Perdagangan Pusat perdagangan muncul karena adanya kebutuhan hidup penduduk. Pusat perdagangan tidak hanya menjadi tempat jual beli kebutuhan pokok saja, akan tetapi juga menjadi tempat berbagai fasilitas yang ditawarkan. Menurut Abdurrahmat dan Maryani (1997:55) secara sederhana pusat perdagangan dapat diartikan sebagai “Pertukaran barang dan jasa antarindividu dan antarwilayah di permukaan bumi”. Sedangkan pusat perdagangan menurut Anorga dalam Lahurensha (2007:11) adalah „tempat beraktivitasnya pembelian barang dengan maksud untuk dijual kembali kepada pedagang lain, konsumen akhir atau pemakai industri‟. Pusat perdagangan merupakan sarana perdagangan dengan jumlah pegawai yang banyak, modal usaha yang besar, omzet penjualan tinggi, daerah yang dilayani cukup luas dan toko-toko yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Dalam perdagangan, terdapat aliran sejumlah barang dari suatu daerah ke daerah lain baik secara regional maupun internasional. Oleh karena itu, diperlukan sarana transportasi dan ekonomi yag mendukung terjadinya mobilitas barang dan jasa yang akan diperjual belikan dalam kegiatan perdagangan. Konsep distribusi atau penyebaran menjadi faktor yang amat penting dalam tercapainya lalu lintas perdagangan yang lancar.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
2. Kajian Geografi terhadap Perdagangan Setiap makhluk hidup di permukaan bumi tinggal di suatu tempat dalam jumlah yang beraneka ragam. Manusia hidup dengan memanfaatkan sumberdaya alam lokal secara subsisten (untuk keperluan sendiri) tanpa adanya surplus (kelebihan) dalam berproduksi. Semua hasil produksi hanya untuk mencukupi kebutuhan akan langsung dikomsumsi tanpa menyisakan untuk kebutuhan esok hari. Mata pencaharian pendudukpun tergolong masih sangat sederhana, yaitu mengumpulkan (gathering) dan berburu (hunting). Namun seiiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan manusiapun semakin kompleks dan menuntut manusia untuk memproduksi dalam jumlah yang lebih besar. Dengan adanya penemuan teknologi, kemampuan manusia berkembang dari pengumpul makanan ke penghasil makanan (food producer). Hal ini akan mendorong timbulnya keanekaragaman jenis mata pencaharian, kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi serta komunikasi yang mendukung. Faktorfaktor inilah yang menyebabkan timbulnya perdagangan. Setiap tempat di permukaan bumi memiliki potensi yang berbeda-beda dalam memproduksi. Ada lahan yang baik untuk sawah, budidaya palawija, sayursayuran,buah-buahan serta ada pula lahan yang gersang. Hal ini disebabkan oleh perbedaan iklim, ketinggian tempat, jenis tanah, kondisi air serta teknik pengelolaan dan budidaya yang diterapkan. Suatu daerah yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi serta memiliki ketinggian tempat sekitar 800 mdpl sangat cocok untuk budidaya kopi, teh serta tanaman sayuran. Namun sebaliknya di daerah lain belum tentu dapat dilakukan budidaya teh dan kopi diakibatkan oleh kondisi
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
lahan yang berbeda. Perbedaan iklim inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan produktivitas antara suatu daerah dengan daerah yang lainnya. Setiap daerah yang memiliki potensi yang berbeda tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan di daerahnya masing-masing, sehingga masyarakat saling menukarkan barang mereka ke masyarakat di daerah lain untuk mencukupi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi di daerahnya sendiri. Tukar-menukar barang untuk mencukupi berbagai keperluan ini menimbulkan terjadinya perdagangan antardaerah, baik secara lokal, antarkota, antarprovinsi maupun antarnegara. Menurut Abdurrahmat dan Maryani (1997:55), “Perdagangan merupakan bagian dari geografi ekonomi yang khusus mempelajari persamaan dan perbedaan potensi wilayah dalam berproduksi, sehingga menimbulkan adanya gerakan atau distribusi barang dan jasa antar berbagai tempat di permukaan bumi”. Geografi memandang perbedaan potensi lahan di suatu daerah sebagai hal dasar yang menyebabkan terjadinya perdagangan. Dengan adanya keanekaragaman potensi daerah akan menyebabkan terjadinya gerakan atau aliran distribusi barang antardaerah yang membutuhkan. Dengan demikian setiap daerah yang memiliki kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi di daerahnya akan mendapatkan transfer barang dan jasa dari daerah lain. Jarak antar suatu daerah pun akan mempengaruhi biaya angkut barang atau jasa. Semakin jauh lokasi yang dituju maka biaya angkutpun semakin besar sehingga harga barang semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Selain lokasi, aksesbilitas juga mempengaruhi harga barang atau jasa. Suatu daerah yang memiliki topografi bergelombang hingga berbukit akan meningkatkan biaya angkut barang dan
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
menyebabkan aksesbilitas yang semakin rendah. Sebaliknya, daerah yang relatif datar dengan sarana prasarana transportasi yang mendukung akan meningkatkan aksesbilitas dan mempemudahkan dalam hal transfer barang dari suatu daerah ke daerah lainnya. Menurut Robinson yang dikutip oleh Maryani (2000: 33) dalam artikel geosfer, yaitu: a. Geografi mempunyai perhatian yang besar, khususnya terhadap persamaan dan perbedaan ruang di permukaan bumi. b. Geografi selalu melihat penggunaan lahan, bagaimana lahan dimanfaatkan, sudah sesuaikah dengan daya dukung dan peruntukan lahan seperti kawasan mana yang paling tepat dijadikan aktivitas ekonomi tanpa merubah keadaan alam sekitarnya. c. Geografi selalu memperhatikan aktivitas ekonomi manusia dalam memanfaatkan ruang, khususnya dalam hal ini perdagangan dimana produsen berinteraksi langsung dengan konsumen. d. Geografi selalu melihat interaksi antar tempat di permukaan bumi. Hubungan tersebut didukung oleh ketersediaan transportasi dan komunikasi. e. Geografi selalu tertarik terhadap dampak atau gejala lain, baik dalam suatu wilayah dengan wilayah lain. Geografi sebagai disiplin ilmu yang memiliki pendekatan keruangan dan kewilayahan terhadap objek yang dikaji membuat perdagangan menjadi suatu objek yang menarik untuk dipelajari. Kegiatan produksi, distribusi hingga konsumsi barang dan jasa di suatu daerah menjadi aspek penting dalam menentukan kemampuan suatu daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Aliran sejumlah barang dari suatu daerah ke daerah lain antar kota, regional ataupun internasional akan terjalin dengan baik jika didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana transportasi serta komunikasi yang memadai.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
3. Sistem Sirkulasi Pusat Perdagangan a. Sistem Banyak Koridor 1).Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan, sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanyalah bagian depan/yang dekat dengan entrance saja. 2). Efektivitas pemakaian ruangnya sangat tinggi. 3).Terdapat pada pertokoan yang dibangun sekitar tahun 1960-an di Indonesia. Contoh : Pasar Senen, dan Pertokoan Duta Merlin di Jakarta.
b. Sistem Plaza 1).Terdapat plaza/ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi kegiatan dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk efisiensi ruang. 2).Mulai terdapat hierarki dari lokai masing-masing toko, lokasi strategis berada dekat plaza tersebut. Contoh : Plaza Indonesia dan Plaza Semanggi di Jakarta.
c. Sistem mall 1). Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa dan dalam ukuran besar dapat berkembang sebuah atrium 2). Jalur itu akan mnjadi sirkulasi utama karena menghubungkan dua titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi utama.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
Contoh : Pondok Indah Mall dan Mall Ciputra di Jakarta.
4. Karakteristik Kawasan Perdagangan Ratcliffe (1974 : 2), mengkategorikan hirarki pusat perbelanjaan menjadi lima bagian sebagai berikut : a.
Pusat Regional Melayani penduduk lebih dari 300.000 dan menyediakan berbagai macam fasilitas perdagangan khusus dan deptstore. Kebanyakan konsumen membeli durable good. Pusat perdagangan regional menerima lebih kurang 15 % dari jumlah total belanja konsumen.
b. Pusat Sub Regional Melayani 100.000-300.000 dan menyediakan fasilitas perbelanjaan toserba dan masih trdapat spesialisai tetapi lebih terbatas dari pasar regional. Menyerap Lebih kurang 40% pengeluaran perbelanjaan konsumen. c.
Pusat Distrik atau komunitas Melayani kurang dari 50.000 penduduk dan menyediakan bermacam toko dan pasar swalayan tetapi hanya ada sedikit fasilitas perbelanjaan. Khusus pusat distrik atau komunitas cenderung untuk bercampur dengan pusat lingkungan. Menerima lebih kurang 25 % dari total pengeluaran konsumen.
d. Pusat Lingkungan Sering tidak bisa dibedakan dengan pusat distrik, yang menyediakan lebih kurang 12 toko untuk melayani 10.000 penduduk. e.
Pasar lokal Terdiri atas beberapa toko dan melayani sampai dengan 2000 penduduk. Pusat ini menerima lebih kurang 20 % dari total pengeluaran konsumen.
Sementara menurut Yeates dan Garner (1980 : 3), Terdapat beberapa jenis perdagangan sesuai dengan lokasi dan skala pelayanan,yaitu :
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
a. Nucleatios (Daerah pusat-pusat perdagangan berkelompok) Daerah untuk jenis fasilitas ini biasanya tersebar merata di seluruh kota dan mempunyai hirarki. Jumlah tingkatan dari hirarki dan barang-barang yang dijual tergantung pada ukuran kota. Pertumbuhannya secara spontan maupun sesuai dengan perencanaan. Pertumbuhan secara spontan biasanya terdapat di tempat-tempat yang mempunyai aksesibilitas tinggi bagi penduduk yang dilayaninya, seperti di persimpangan jalan-jalan utama, di pusat-pusat lingkungan, dan sebagainya. b. Ribbons (Daerah perdagangan sepanjang jalan) Daerah untuk jenis fasilitas ini biasanya terdapat dan berlokasi di jalan-jalan utama yang sering dilalui masyarakat. Kebutuhan terhadap lokasi yang paling sentral tidak terlalu diperhitungkan, tetapi mempunyai aksesibilitas maksimum kepada penduduk yang dilayaninya. Berbagai tipe/jenis daerah perdagangan ini biasanya mempunyai lokasi yang berbeda di suatu kota, tetapi membentuk pita-pita yang saling berhubungan, seperti : 1) Daerah perdagangan tradisional (Traditional shopping street) 2) Daerah perdagangan di jalan utama kota (Urban arterial) 3) Daerah perdagangan ke daerah sub-urban (New sub-urban ribbon) 4) Daerah perdagangan dekat jalan-jalan utama antar kota c. Specialized Areas ( Daerah-daerah perdagangan khusus ) Daerah perdagangan khusus ini terdiri dari 2 jenis, yaitu : 1) Menjual barang-barang atau memberi pelayanan khusus yang sama/serupa, misalnya daerah pembuatan sepatu, kaos, rekreasi, dan sebagainya. 2) Menjual/melayani kebutuhan-kebutuhan yang saling terkait secara fungsional, misalnya suku cadang mobil, meubel, dan barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Dengan demikian, lokasi pendirian daerah perdagangan tentu akan selalu memperhatikan pada kebutuhan penduduk setempat. Kriteria pasar tersebut pun disesuaikan dengan kondisi
lingkungan tempat pendirian
sehingga
aktivitas
perdagangan yang berlangsung dengan lancar tanpa adanya kepentingan penduduk lain yang dirugikan.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
5. Pengertian Mall Mall menurut Putri (2010:2) adalah “Gedung atau kelompok gedung yang berisi macam-macam toko dengan dihubungkan oleh lorong-lorong ( jalan penghubung )”. Selain itu juga mallsering diartikan sebagai jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan-jalan yang teratur diantara toko-toko kecil yang saling berhadapan. Menurut Rubinstein (1978: 1), Mall merupakan „penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen-elemen: a. Anchor (magnet) Merupakan transformasi dari nodesdapat pula berfungsi sebagai landmark. b. Secondary Anchor (magnet sekunder) Merupakan transformasi dari district, perwujudannya berupa retail store, supermarket, superstore dan bioskop. c. Street Mall Merupakan transformasi dari edges, sebagai pembatas pusat pertokoan di tempattempat luar. Menurut Balke dan Rausch dalam J. Timothy (2010:63)bahwa “Ide asli dari mall adalah menyediakan koleksi toko-toko dalam ruangan atau bangunan untuk konsumen”. Dengan cara tersebut, konsumen tidak diharuskan untuk berkeliling ke toko-toko individu, karena mall telah menciptakan sebuah one-stop lingkungan belanja. Mall menyediakan berbagai layanan masyarakat dan tren yang paling jelas di mall adalah penyediaan kombinasi belanja dengan rekreasi. Mall telah menjadi pusat rekreasi, menurut Nelson dalam J. Timothy (2010:64) “ Mall bukan hanya tempat untuk belanja, mall merupakan tempat tujuan rekreasi dengan berbagai fasilitas kenyamanan seperti restoran, arena bowling, kebun binatang mini,
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
pusat pameran, klub kebugaran, kasino, ice skating rinks, pusat olahraga, kolam renang, arcade, bioskop, food court, dan tempat bermain anak-anak”. Mall besar melayani khusus untuk kebutuhan wisatawan dengan menyediakan hotel, jasa makanan, angkutan bandara, agen perjalanan, dan penyewaan mobil. Desain mall menjadi salah satu strategi dalam menarik pengunjung, salah satunya menerapkan beberapa tema tertentu, diantaranya yaitu tema indoor dan outdoormall, tema alam berkonsep taman, berkonsep tematik dan juga mall berkonsep dengan hotel.
6.
Penentuan Lokasi Perdagangan Menurut
Robinson
(1974)
dalam
http://perencanaankota.blogspot.com/2012/08/teori-lokasi-kegiatan-perdagangan.html, enam kriteria yang dilihat dari ilmu geografi yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi perdagangan adalah : a. b. c. d. e. f.
Bahan mentah Sumber Daya tenaga (power resource) Suplai tenaga kerja Suplai air Pemasaran Fasilitas Transportasi Sementara menurut Sin (1982:2) bahwa “Faktor pengaruh yang membagi kawasan
perdagangan pusat kota dipengaruhi oleh aksesibilitas dan keterkaitan spasial”. Hal ini didukung oleh pendapat Morill (1982:4) yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi kegiatan perdagangan adalah : a. Spasial atau geografis, yang berkaitan dengan karakteristik seperti ruang, jarak, aksesibilitas, ukuran, bentuk, aglomerasi dan posisi relatif lokasi dalam keseluruhan.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16
b. Faktor-faktor lainnya yaitu ekonomi, politik, budaya sehingga saling berpengaruh antara faktor spasial dan aspasial. Selain itu juga perlu diperhatikan konsumen. Adapun menurut Diana (2003: 3) bahwa faktor-faktor penentu berkembangnya lokasi perdagangan meliputi : a.
Jumlah penduduk pendukung Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat diketahui dari luas daerah pelayanan tetapi luas daerah layanan tidak dapat ditentukan sendiri karena faktor ini bergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu fasilitas perdagangan.
b. Aksesibilitas Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas perdagangan kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas dan kelengkapan fasilitas parkir merupakan syarat penentuan lokasi dan kesuksesan kegaiatan perdagangan. c.
Keterkaitan spasial Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generative, analisa ambang batas penduduk dan pasar menjadi halyang penting sedangkan pada lokasi perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan merupakan hal yang penting.
d. Jarak Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan, namun menyukai tempat yang dekat maka faktor jarak merupakan pertimbangan penting untuk melihat kemungkinan perkembangan suatu lokasi terutama pusat perdagangan sekunder yang menunjukkan trade off antara besarnya daya tarik pusat dan jarak antara pusat. e.
Kelengkapan fasilitas perdagangan Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu pemilihan lokasi berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang tahan lama yang tidak dibeli secara tidak teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan barang yang dapat diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja barang-barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi untuk kebutuhan standar seharihari seperti bahan makanan, para konsumen cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas yang memadai.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17
Ratcliffe (1974: 6) mengemukakan aksesibilitas adalah “Kemudahan suatu tempat untuk dijangkau dan karakteristik spasial merupakan karakteristik lokasi perdagangan atas lokasi yang bersifat generative yaitu lokasi kegiatan perdagangan yang menarik konsumen dari kawasan sekitar dan lokasi perdagangan yang bersifat suscipient yaitu lokasi kegiatan perdagangan yang mengambil keuntungan dari kegiatan lain disekitarnya”. Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generative, analisa ambang batas penduduk dan pasar menjadi hal yang penting sedangkan pada lokasi perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan merupakan hal yang penting (Nelson dalam Hamdi Nur, 1996: 3). Kedua ciri ini pada kenyataannya sulit untuk dipisahkan, suatu pusat perdagangan cenderung berkembang pada pertengahan jalur antara permukiman dengan pusat lain, dengan kata lain, suatu kegiatan perdagangan cenderung berkembang pada suatu lokasi yang mengintersepsi arus pembeli yang menuju pusat yang lain.
B. Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar Sungai Kondisi sosial merupakan aktivitas masyarakat dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Aktivitas tersebut akan mencerminkan bentuk dan pola hubungan yang terjalin dalam kehidupan masyarakat tersebut. Kehidupan sosial akan menghasilkan berbagai macam bentuk produk budaya yang mengakar dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurut Notoatmojo dalam Widagdo (2009:5) mengartikan bahwa “Kondisi sosial ditentukan oleh pendidikan, mata pencaharian, lingkungan tempat tinggal, organisasi
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
18
sosial, status sosial, kepemilikan dan jumlah anggota keluarga”. Kehidupan masyarakat yang dinamis terjadi disebabkan oleh adanya interaksi yang dilakukan baik antarsesama masyarakat maupun terhadap lingkungannya. Aktivitas yang dilakukan manusia tersebut pun sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Pada masyarakat yang menghuni daerah tepian sungai, maka pola kehidupan masyarakat tersebut pun akan bergantung dengan keberadaan air sungai tersebut. Masyarakat akan membangun rumah sesuai dengan kondisi geografisnya serta melakukan kegiatan perekonomian yang berbasiskan sungai sebagai aset utamanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nuralang dalam Rochgayanti (2011: 231) bahwa: Sesuai dengan lingkungan alamnya maka masyarakat memilih berbagai mata pencaharian sesuai dengan keadaan alam sekitarnya. Dengan kondisi lingkungan perairan maka hampir seluruh aktivitas kehidupan masyarakat dijalankan di air, mulai dari pengangkutan komoditas, pemasaran, hingga mobilitas penduduk sehari-hari. Adapun beberapa aktivitas manusia yang biasa terjadi di daerah sungai yaitu sebagai berikut. 1. Jalur Penyeberangan Berdasarkan keputusan Menteri No.32 Pasal 1 Tahun 2001, menyatakan bahwa “Lintaspenyeberanganadalahsuatualurperairan di laut, selat, teluk, sungaidanataudanau yang ditetapkansebagailintaspenyeberangan”.Sementara berdasarkan PP No.88 Pasal 75 ayat 3 tahun 1999 menyatakan kriteriaLintaspenyeberanganmeliputi: a. Menghubungkanjaringanjalandan ataujaringankeretaapi selatdanteluk. b. Melayanilintasdengantetapdanteratur. c. Berfungsisebagaijembatanbergerak. d. Menghubungkanantarduapelabuhan. e. Tidakmengangkutbaranglepas.
yang
terputusolehlaut,
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
19
Sungai sebagai jalur transportasi tentunya akan memudahkan kegiatan manusia, baik dalam kegiatan ekonomi maupun sosial. Sehingga fungsi vital ini akan mempengaruhi berbagai kegiatan sosial ekonomi lainnya. Angkutan yang digunakan untuk perairan daratan seperti sungai memiliki karakteristik yang berbeda dengan angkutan lainnya. Angkutan sungai memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan angkutan jalan (highways) atau angkutan kereta api (railways) karena hanya dapat melayani pengguna jasa pada cakupan daerah sepanjang aliran sungai saja. Angkutan perairan daratan ini pada umumnya memiliki rute yang tidak tetap dan juga tidak teratur, kecuali pada jenis angkutan perairan darat yang telah maju dan berkembang. Angkutan perairan daratan ini umumnya menggunakan kapal berkonstruksi kayu dengan berbagai variasinya. Menurut ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan) dalam website http//llasdp.wordpress.com/, secara teknis angkutan perairan daratan memiliki beberapa keungulan, antara lain : a. Pada daerah yang memiliki sungai yang bisa digunakan untuk transportasi, maka tidak perlu dibangun infrastruktur baru selain dermaga bongkar muat karena telah tersedia secara alami. b. Infrastruktur sungai hanya perlu dipelihara dengan biaya yang murah sehingga kapasitas infrastrutur umumnya akan mencukupi. c. Berperan sebagai angkutan utama untuk daerah terpencil (remote area) dimana konstruksi jalan belum dibangun. d. Mempunyai tingkat keselamatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan angkutan jalan dari aspek kecepatannya yang rendah, terutama bila dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang memadai. e. Bahan bakar yang lebih efisien. f. Mempunyai dampak terhadap lingkungan yang lebih rendah dibandingkan jalan dan rel. g. Lebih ekonomis untuk angkutan barang curah pada jarak relatif panjang. h. Amat cocok untuk angkutan wisata.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
20
i. Mampu mengangkut secara langsung dari angkutan perairan laut dalam ke perairan daratan dan sebaliknya. j. Mampu mengangkat dengan volume besar.
Di sisi lain, karakteritik angkutan perairan daratan juga memiliki kelemahan, antara lain : a. Mempunyai hambatan alam yang bergantung pada kedalaman dan lebar alur sungai. b. Fluktuasi air pada musim kemarau. c. Pada musim hujan terkadang terjadi banjir. d. Rawan terjadinya pendangkalan dan erosi tebing sungai. e. Kecapatan relatif lebih rendah. f. Tingkat reliabelitaskurang terjaga. g. Kurang fleksibel karena jangkauan daerah (Catchment Area) yang kecil di sepanjang alur saja. h. Aksesbilitas rendah karena terkadang sulit dijangkau dari jalan. i. Ada kecenderungan angkutan untuk over capasity. j. Investasi tinggi untuk kapal baru. k. Tingkat kenyamanan yang rendah untuk angkutan penumpang. l. Budaya yang konservatif dan tradisional pada operasional penyedia jasa angkutan perairan darat. m. Peran yang kecil (modal share) pada sistem transportasi. n. Waktu operasi terbatas karena pada malam hari sulit berlayar dengan sarana bantu navigasi yang terbatas.
Angkutan perairan daratan bisa berkembang bila ada faktor-faktor lain yang mendukung, seperti: a. b. c. d.
Kemacetan di jalan raya Disediakan fasilitas pergudangan di atas air ( gudang yang mengambang). Efisiensi angkutan perairan daratan ditingkatkan. Terjadi peningkatan biaya pada transportasi jalan raya.
Dengan demikian, angkutan perairan daratan dapat dimanfaat dengan efisien jika didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang tetap memperhatikan kondisi
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21
sungai sebagai jalur lintasan yang merupakan bagian dari lingkungan alam yang harus dijaga kelestariannya.
2. Perumahan Daerah tepi sungai merupakan daerah yang subur akibat hasil endapan dari pengaruh pasang surut air sungai. Oleh karena itu, daerah ini merupakan daerah konsentrasi penduduk. Selain itu juga air merupakan kebutuhan utama masyarakat untuk berbagai keperluan rumah tangga, seperti MCK dan sebagainya. Menurut Rochgayanti (2011:232) bahwa: Perumahan penduduk dibangun disepanjang jalur sungai, baik yang berada ditepian maupun di atas sungai.Rumah-rumah yang dibangun di tepian sungai menghadap ke sungai, namun yang dibangun di atas sungai justrumembelakangi sungai. Pembangunan rumah-rumah di atas sungai telah menyebabkan alur sungai semakin menyempit. Akibat perkembangan zaman dan pertambahan penduduk, orang mulai membangun rumah jauh dari tepi sungai. Dengan demikian pembangunan perumahan warga di tepi sungai mengakibatkan perubahan terhadap kondisi sungai itu sendiri. Selain itu, kebiasaan masyarakat yang mengunakan sungai sebagai tempat pembuangan sampah juga akan mengakibatkan penurunan kualitas air sungai. Oleh karena itu, pendirian rumah di tepi sungai harus memperhatikan kaidah-kaidah yang ditentukan sebagai persyaratan pendirian rumah agar tidak terjadi perubahan lingkungan sekitar sungai tersebut.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22
a. Terminologi umum Bidang Perumahan Berdasarkan petunjuk teknis penyusunan Rencana Pembangunan Pengembangan Permukiman dan Permukiman Daerah Provinsi Jawa Barat ada beberapa terminologi peristilahan teknis yang berkaitan khususnya dengan perumahan dan pemukiman, yaitu sebagai berikut: 1) Rumah
: Bangunan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga; 2) Perumahan : Kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan; 3) Permukiman : Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, berupa kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. 4) Satuan Lingkungan Permukiman : Kawasan permukiman dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. 5) Prasarana dasar : Kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 6) Sarana Lingkungan : Fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk menyelenggarakan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. 7) Fasilitas umum : Sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23
8) Kawasan Siap Bangun : Sebidang tanah dengan keadaan fisik yang telah dipersiapkan untuk pembangunan permukiman dan permukiman skala besar yang terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau lebih, dengan pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan lebih dahulu dilengkapi jaringan primer dan sekunder serta prasarana lingkungan sesuai rencana tata ruang lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota, serta memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana sarana lingkungan. 9) Lingkungan Siap Bangun : Sebidang tanah yang merupakan bagian Kawasan Siap Bangun ataupn berdiri sendiri, telah dipersiapkan dan dilengkapi persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan untuk membangun kaveling tanah matang. 10) Konsolidasi Tanah Permukiman : Upaya penataan kembali penguasaan, penggunaan, dan pemilikan tanah oleh masyarakat pemilik tanah melalui usaha bersama untuk membangun lingkungan siap bangun, dan menyediakan kaveling tanah
matang
sesuai
rencana
tata
ruang
yang
ditetapkan
pemerintah
Kabupaten/Kota. Maka lahan dari lingkungan hidup di luar kawasan hutan lindung, berupa kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian serta tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Dengan demikian, permukiman sebagai suatu sarana lingkungan tempat tinggal memiliki berbagai kriteria yang menunjang kerberlangsungan aktivitas masyarakat
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24
dalam berinteraksi dengan lingkungan, baik dalam hal sarana prasarana, kondisi fisik lahan, serta kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya.
b. Persyaratan Fisik Pembangunan Perumahan Pembangunan pemukiman memiliki kriteria fisik tertentu yang berbeda dengan fasilitas lainnya. Oleh karena itu pembangunan pemukiman harus berdasarkan persyaratan tertentu sebagai lokasi hunian masyarakat. Adapun persyaratan tersebut diantaranya: 1) Fisiografi Fisiografi yaitu kondisi fisik perumahan baik bentuk, karakter, tumbuhan, aliran sungai, kontur tanah dan lainnya yang sangat berpengaruh terhadap transportasi, sistem sanitasi, dan tata ruang. Kondisi fisiografi untuk perumahan harus memungkinkan untuk didirikannya gangunan rumah serta sistem drainase dan bangunan prasarana lain yang cukup kuat dan memenuhi syarat, baik dilihat dari segi kontruksi maupun lingkungannya. 2) Kemiringan Perumahan mempunyai kepadatan yang tinggi, oleh karena itu perumahan membutuhkan areal tanah yang relatif datar sehingga kemiringan tanah yang disyaratkan baik antar 0,5-2,5% dan antar 2,5-5% masih juga tergolong baik, sedangkan antar 5-8% sudah tergolong kurang baik atau kurang memenuhi persyaratan.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
3) Sumber Alam Yaitu semua potensi atau kekayaan alam yang terdapat pada daerah sekitar tempat dibangunnya lingkungan yang dapat mendukung penghidupan dan kehidupan pada suatu daerah dengan dibangunnya perumahan. Sumber alami ini disamping sebagai potensi ekonomi juga dapat memberikan mata pencaharian bagi penghuninya. 4) Kondisi Fisik Tanah Yaitu kondisi fisik tanah yang pada tanah tersebut akan dibangun kawasan perumahan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah diantaranya tidak mengandung gas beracun yang mematikan, tidak tergenang air, dan memungkinkan untuk membangun prasarana dan sarana pemukiman secara memadai. 5) Lokasi (Letak geografis) Lokasi yaitu potensi kawasan perumahan yang dibangun dilihat dari kawasankawasan lain terutama yang berpengaruh terhadap aksesbilitas dalam kemudahan lokasi perumahan. 6) Tata Guna Tanah Yaitu pola tata guna tanah yang ada disekeliling kawasan perumahan. Penempatan lokasi perumahan diharapkan menempati lokasi yang telah diperuntukan bagi perumahan, diusahakan tidak mematikan produktivitas balahan tersebut. Daerah yang sebagian besar/seluruhnya merupakan daerah terbangun diharga tidak memenuhi syarat, akan tetapi pada daerah-daerah yang terdapat perumahan akan perumahan secara terpencar-pencar masih diharga memenuhi persyaratan.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
7) Drainase Daerah yang selalu tergenang air tidak baik untuk perumahan karena genangan air tersebut dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan menjadi sumber penyakit. 8) Keadaan Air Tanah Karena begitu pentingnya air bagi kehidupan manusia, maka penempatan perumahan hendaknya pada daerah yang mempunyai sumber air tanah yang baik. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama bagi kehidupan manusia seharihari. Air bersih ini dapat diperoleh melalui saluran PDAM/PAM yang telah tersedia, sumur gali, sumur artesis, mata air atau penjernihan air sungai, air rawa dan lain-lain. Ketersediaan air selain merupakan syarat yang penting dalam melengkapi fasilitas perumahan juga air tersebut cara perolehannya dalam melengkapi akan menajadi daya tarik masyarakat dalam memilih tempat tinggal. 9) Struktur Geologi Kemiringan lapisan dan macam-macam lapisan batuan, dalam hal ini dapat berpengaruh pada kestabilan lereng atau daerah pada umumnya. Lapisan horizontal adalah stabil, tetapi lapisan lereng yang searah dengan kemiringan lereng akan mudah longsor, terlebih pada lapisan serpih. Menurut Van Zuidam dalam Hardiana (2004:25), bahwa: Menurut kenyataannya, penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik lingkungan fisiknya akan menimbulkan degradasi lingkungan di kemudian hari. Dengan demikian peta klasifikasi medan dapat dijadikan sebagai dasar untuk perencanaan pengembangan wilayah pedesaan maupun perkotaan. Bentukan lahan melalui perwatakannya dapat dijadikan dasar evaluasi, misalnya tanggul alam sungai sesuai untuk perumahan pedesaan, kipas aluvial untuk lahan pertanian maupun perumahan, tetapi mengalami ingsutan sungai yang cepat.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27
Maka, untuk mendirikan lokasi hunian yang baik harus memenuhi berbagai persyaratan fisik yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan agar perumahan yang didirikan terbebas dari hambatan yang berasal dari lingkungan setempat. Sehingga perumahan dapat memberikan nilai manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia sebagai tempat tinggal dan melaksanakan aktivitas sehari-hari. Selain itu, dengan pendirian perumahan berwawasan lingkungan ini akan meciptakan suasana lingkungan yang aman dan asri tanpa merusak lingkungan alam tersebut.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan perumahan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan perumahan yaitu faktor-faktor fisis, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Faktorfaktor tersebut menjadi landasan bagaimana perkembangan perumahan itu di kemudian hari. Menurut Sumaatmadja dalam Hardiana (2004:26),bahwa: Faktor fisis yang mempengaruhi pertumbuhan dari perumahan penduduk adalah keadaan hidrografi, keadaan tanah, iklim, morfologi dan sumber daya lainnya. Faktor fisis ini mempengaruhi bentuk, kecepatan dan perluasan perumahan. Dalam faktor sosial, berkenaan dengan perumahan penduduk ini termasuk karakter demografinya, struktur dan organisasi sosial dan relasi sosial antar penduduk yang memiliki perumahan penduduk. Faktor budaya yang mempengaruhi pertumbuhan perumahan yaitu tradisi setempat, daya seni, kemampuan teknologi, dan kemampuan ilmu pengetahuan berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya setempat. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan perumahan yaitu harga tanah, kemampuan daya beli penduduk setempat. Sedangkan yang termasuk faktor politik adalah keadaan pemerintahan dan kenegaraan dengan segala peraturan dan kebijaksanaan setempat. Dengan adanya berbagai macam faktor tersebut akan membuat kawasan perumahan hanya boleh dibangun atas dasar persyaratan yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
menghindari adanya pembangunan kawasan perumahan yang liar agar tidak merusak kelestarian lingkungan dan aktivitas manusia di hari yang akan datang.
3. Perdagangan Menurut Roghiyanti (2011:233) bahwa “Sungai berfungsi sebagai jalur transportasi, untuk memudahkannmobilitas barang dan manusia. Distribusi barang dari satu tempat ke tempat lainnya berkaitan dengan aktivitas perekonomian penduduk.” Sehingga dengan adanya sungai ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Bentuk ativitas tersebut dapat berupa perdagangan diatas kapal, penyaluran dan distribusi barang dagangan, dan sebagainya.Sementara pengertian perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual barang kembali tanpa merubah bentuk dan tanggungjawab sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. a. Klasifikasi Perdagangan Berbagai
macam
penggolongan jenis
perdagangan dilakukan manusia
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Menurut Maryani (2007:22), berdasarkan nilai perdagangannya, terdapat tiga jenis perdagangan, yaitu:
1) Perdagangan Kecil Yaitu bentuk pertukaran pada tingkat yang paling bawah, yaitu langsung dari produsen ke konsumen. Atau dengan kata lain merupakan bentuk perdagangan eceran, seperti warung atau toko kecil. 2) Perdagangan Menengah Yaitu perdagangan yang terjadi antara pedagang eceran dengan pedagang yang lebih besar, misalnya grosir atau pasar induk, dengan komoditas yang lebih besar.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
29
3) Perdagangan Besar Yaitu perdagangan yang terjadi antara grosir atau pelaku perdagangan di pasarpasar induk dengan para produsen dalam skala besar baik melalui perdagangan domestik maupun melalui kegiatan ekspor-impor.
Dengan demikian, kriteria perdagangan ini juga menentukan komoditas perdagangan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, pada perdagangan kecil, jenis barang yang diperjualbelikan adalah berupa barang-barang primer atau kebutuhan pokok sehari-hari, seperti beras, minyak, sayuran dan lainlain. Sementara pada perdagangan besar, barang atau jasa yang diperjualbelikan merupakan barang-barang tersier yang memiliki nilai kegunaan yang relatif besar pula. Adapun klasifikasi perdagangan berdasarkan jangkauannya proses perdagangan menurut Maryani (2007:23) dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Perdagangan Dalam Negeri Merupakan proses perdagangan yang terjadi dalam satu negara. Perdagangan ini meliputi 3 macam, yaitu: a) Perdagangan antar daerah atau perdagangan lokal, yaitu perdagangan antara kota dengan desa atau kota dengan kota tapi masih dalam satu daerah administrasi b) Perdagangan antar provinsi c) Perdagangan antar pulau atau inster insuler, misalkan Pulau Jawa dengan Kalimantan. 2) Perdagangan Luar Negeri Merupakan jenis perdagangan antar negara, seperti Indonesia dengan Singapura atau Indonesia dengan Amerika Serikat. Perpindahan barangnya kita sebut dengan ekspor jika Indonesia mengeluarkan barang dagangannya ke luar negeri, dan impor jika Indonesia mendatangkan barang dari luar negeri masuk ke negara kita. Dengan demikian, jangkauan perdagangan juga menjadi faktor yang mempengaruhi besar tidaknya perdagangan tersebut. Perdagangan dengan skala internasional atau antarnegara harus memiliki jaringan atau sistem koneksi yang
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
saling terkait antar satu dan lainya. Beban ekspor dan impor yang dibebankan tentunya menjadi nilai tambah dari barang atau jasa yang akan diperjualbelikan. Perdagangan sebagai suatu aktivitas yang tujuannya menyampaikan barang dari produsen ke konsumen di prakarsai oleh seorang pedagang.Adapun jenis Pedagang dibedakan menjadi:
1) PedagangBesar
(GrosiratauWholesaler)
adalahpedagang
membelibarangdanmenjualnyakembalikepadapedagang
yang
yang lain.
Pedagangbesarselalumembelidanmenjualbarangdalampartaibesar. 2) PedagangEceran (Retailer) adalahpedagang yang membelibarangdanmenjualnya kembalilangsungkepadakonsumen.Untukmembelibiasapartaibesar, tetapimenjualnya biasanyadalampartaikecilataupersatuan.
Menurut
Yasrin
(2011)
dalam
http://id.shvoong.com/216242-definisi-
perdagangan-dan-jenis-pedagang/, bahwa berdasarkan pada cara menawarkan barang dagangan, terdapat beberapa jenis pedagang, yaitu : 1) Pedagang Keliling Merupakan pedagang yang menawarkan berkeliling. Barang yang dijual biasanya didorong dengan gerobak, atau diangkut kendaraan bermotor. Contohnya seperti gendong, pedagang es krim dan lain-lain.
barang dagangannya dengan cara dibawa dengan dipikul, dijinjing, dengan menggunakan sepeda atau pedagang baso, pedagang jamu
2) Pedagang Asongan Merupakan pedagang yang menawarkan barang dagangannya dengan cara menempatkannya di kotak-kotak kecil yang mudah dibawa dan dipindahpindahkan. Kotak tersebut biasanya dikalungkan di leher seperti tas, dan barangbarang yang mereka tawarkan biasanya berupa rokok, korek api, kembang gula, tisu, dan barang-barang ringan lainnya.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
3) Pedagang Kaki Lima Merupakan pedagang yang menawarkan barang dagangannya dengan cara mengelar barang dagangannya di trotoar atau di tepi jalan yang ramai dengan menggunakan tikar, terpal atau semacam balai-balai. Barang-barang yang biasa ditawarkan seperti sepatu, makanan, pakaian, dan sebagainya. 4) Pedagang Grosir Merupakan pedagang yang dalam menawarkan barang tidak langsung berhadapan dengan calon pembeli. Pedagang grosir tidak langsung menawarkan barang kepada calon pembeli sebagaimana pedagang eceran, melaikan calon pembelilah yang mendatangi pedagang grosir.
Dengan demikian, setiap barang dagangan yang diperjualbelikan mencerminkan karakteristik dari jenis pedagang. Pedagang-pedagang ini pada umumnya pedagang yang sifatnya tetap, namun ada pula yang musiman.
C. Kondisi Ekonomi Masyarakat Sekitar Sungai Kondisi ekonomi mencerminkan aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Aktivitas tersebut sangat beraneka ragam sesuai dengan kemampuan dan taraf kehidupan masyarakat. Kondisi ekonomi akan tercermin dari sektor pendapatan masyarakat, nilai produktivitas, sarana ekonomi, Nilai Lahan dan lain-lain. 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan diartikan sebagai penerimaan baik berupa uang maupun barang, baik dari pihak lain maupun pihak sendiri dari pekerjaan atau aktivitas yang kita lakukan dan dengan diharga sebuah uang atas harga yang berlaku pada saat ini. Pendapatan seorang dapat dikatakan meningkat apabila kebutuhan pokok seorangpun akan
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
meningkat. Dengan demikian untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidupnya seseorang harus berusaha untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarganya. Tinggi rendahnya ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara besarnya pendapatan, pengeluaran, dan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Pendapatan menurut Sumardi dalam Bramastuti (2009:31) dibagi menjadi “Pendapatan sektor formal, sektor informal dan penerimaan yang bukan merupakan pendapatan”. Menurut Suhardjo dalam Bramastuti (2009:32) dalam kehidupan sehari-hari pendapatan erat kaitannya dengan gaji, upah, serta pendapatan lainnya yang diterima seseorang setelah orang itu melakukan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Ada beberapa definisi pengertian pendapatan, menurut Badan Pusat Statistik sesuai dengan konsep dan definisi. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah segala bentuk penghasilan atau penerimaan yang nyatadari seluruh anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Menyebutkan pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, pendapatan informal dan pendapatan subsistem. Pendapatan formal, informal, dan pendapatan subsistem yang dimaksud dalam konsep diatas dijelaskan sebagai berikut : 1) Pendapatan formal adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil pekerjaan pokok. 2) Pendapatan informal adalah pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan di luar pekerjaan pokok.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
3) Pendapatan Subsistem yaitu pendapatan yang diperoleh dari sektor produksi yang di harga dengan uang.Jadi yang dimaksud dengan pendapatan keluarga adalah seluruh penghasilan yang diperoleh dari semua anggota keluarga yang bekerja. Adapun menurut Raharja dan Manurung (2004:43) bahwa ada tiga sumber penerimaan rumah tangga, yaitu : 1) Pendapatan dari Gaji dan Upah Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja. Besar gaji dan upah seseorang secara teoritis sangat bergantung pada produktivitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas, yaitu: a) Keahlian (Skill), adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tingggi jabatan seseorang, keahlian yang dibutuhkan makin tinggi, karena upah atau gajinya semakin tinggi. b) Mutu modal manusia (Human Capital), adalah kapasitas pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan (inborn) maupun hasil pendidikan dan latihan. c) Kondisi Kerja (Working Conditions), adalah lingkungan dimana seseorang bekerja. Kondisi kerja dianggap makin berat, apabila resiko kegagalan atau kecelakaan kerja makin tinggi. Untuk pekerjaan yang main beresiko tinggi, upah atau gaji makin besar, walaupun tingkat keahlian yang dimiliki tidak jauh berbeda. 2) Pendapatan dari aset produktif Aset peroduktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas balas jasa penggunaannya. Ada dua kelompok aset produktif. Pertama, aset finansial (financial assets), kedua, aset bukan finansial (real assets). 3) Pendapatan dari pemerintah ( Transfer Payment) Pendapatan dari pemerintah atau penerima transfer (transfer payment) adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas input yang diberikan. Terdapat dua pihak yang menggerakkan roda perekonomian, kedua pihak itu ialah swasta di satu pihak, dan pemerintah di pihak lainnya. Di dalam perekenomian liberal, peranan di dalam perekonomian hampir seluruhnya dimainkan oleh pihak swasta, yakni pihak individu dan pihak business yang menyediakan barang dan jasa yang menjadi pemuas kebutuhan masyarakat,
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
sebagai imbalan bagi jasa-jasa produktif yang diterianya dari masyarakat seperti tenaga, tanah dan sebagainya.
Dengan demikian, banyaknya gaji dan upah yang akan diterima oleh tenaga kerja tergantung dari kemampuan dan keahlian yang dimiliki seseorang. Gaji atau upah akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, dimana dengan adanya gaji dan upah di sisi lain menjadi motivasi sendiri bagi para pekerja untuk meningkatkan kemampuan serta keahliannya dalam bidang tertentu.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Pendapatan Menurut Sumardi, dalam Bramastuti (2009:32) tinggi rendahnya pendapatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1) 2) 3) 4)
Jenis pekerjaan atau jabatan Pendidikan Masa Kerja Jumlah anggota keluarga
Maka, semakin tinggi jabatan seseorang maka semakin tinggi pula pendapatannya dan sebaliknya semakin rendah jabatan seseorang maka semakin rendah pula pendapatannya. Sementara jabatan atau jenis pekerjaan yang menjamin pendapatan yang tinggi tersebut harus di tempuh dengan tingkat pendidikan yang seimbang. Misalnya seorang yang hanya tamatan sekolah dasar kecil kemungkinannya untuk menjadi seorang pejabat di lingkungan pemerintahan. Oleh karena itu, pendapatan menjadi salah satu alasan seseorang untuk mengejar pendidikan dan jenis pekerjaan
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
yang layak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan taraf kesejahteraan hidup keluarga.
c. Jenis-Jenis pendapatan Jenis-Jenis pendapatan dan penerimaan anggota keluarga menurut Sumardi, dalam Bramastuti (2009:32)dapat dilihat dari : 1) Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan berupa uang dari hasil gaji, upah, usaha sendiri dan segala kegiatan yang berhubungan dengan penjualan barang-barang. 2) Pendapatan berupa barang yaitu segala penghasilan yang diperoleh dalam bentuk barang terhadap jasa yang diberikan tetapi ada juga bentuk barang yang diterima bukan berupa balas jasa. 3) Lain- lain yakni penerimaan berupa uang dan barang yakni bersifat transfer yang biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Pendapatan mengacu pada pendapatan bersih dari satu bulan dari tiap keluarga
Dengan demikan kriteria jenis pendapatan ini mencerminkan aktivitas ekonomi yang kompleks dan saling berkaitan antara satu dan lainnya. Jenis Pendapatan yang diperoleh akan menunjukkan daya guna yang berbeda.
2. Nilai Lahan Pengertian hargalahan adalah pehargaan atas lahan yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luas tertentu. Sedangkan nilai lahan atau land value, ialah pengukuranharga lahan yang didasarkan kepada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategi ekonomis. Sedangkan Menurut Sitorus dalam Hardiana (2004:33), bahwa:
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
Konsep harga didasarkan atas pertimbangan finansial atau sejenisnya dinyatakan dengan sejumlah biaya pertahun. Misalnya harga sewa atau sebagai bayaran modal. Para perencana membutuhkan terjemahan kelas-kelas kemampuan kedalam istilah ekonomis agar dapat diperhitungkan keuntungan atau kerugian yang akan timbul sesuai dengan usulan perubahan pola penggunaan lahan tersebut. Teori mengenai nilai lahan sudah ada sejak abad 19. Tokoh yang pertama kali mencetuskan mengenai nilai lahan adalah David Ricardo (1821) dalam bukunya yang berjudul “Principle of Political Economy and Tavation.”Teori Ricardo merujuk pada sewa lahan (land rent) yang dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah dan mengabaikan faktor lokasi dari pusat kota. Selanjutnya teori nilai lahan juga dikembangkan oleh Von Thunen (1826) yang menyatakan bahwa pola penggunaan lahan dikaitkan oleh biaya transportasi yang dikaitkan dengan jarak dan sifat barang dagangan khususnya pertanian. Menurut Wahyuningsih (2008:4), bahwa “Von Thunen mengkondisikan ada empat hal yang harus dipenuhi, yaitu Isolated State, Uniform Plain, Transportation cost berbanding lurus dengan jarak dan Maximise Profits”. Dari sinilah muncul istilah “Location Rent”.Namun teori Von Thunen ini memiliki banyak kekurangan, diantaranya bahwa tidak semua kota yang tidak memiliki kondisi fisik lingkungan yang sama (uniform plain).
Sehingga kota akan memiliki pola penggunaan lahan yang
berbeda-beda sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Berdasarkan kekurangan tersebut, maka menurut Wahyuningsih (2008:5), maka “William Alonso mengembangkan teoriBid Rent, dimana Alonso juga mengemukakan empat asumsi, yaitu one center, flat-features less plain, biaya transport sebanding dengan jarak, dan adanya highest bidder sehingga dimungkinkan terjadinya free market
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
competition”. Teori ini menggunakan konsep sewa dasar ekonomi (economic rent), yang isinya hampir sama dengan Teori Von Thunen, hanya saja teori Von Thunen dititikberatkan
pada
suatu
kota
atau
daerah
pertanian.
Sementara
Alonso
mendeskripsikan kota secara umum. Menurut Mangkoesoebroto dalam Sutawijaya(2004:66-67), yang meneliti tentang pengaruh pajak atas harga tanah. Penelitiannya menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, permintaan akan tanah senantiasa bertambah karena berbagai faktor, misalnya pertambahan jumlah penduduk, kenaikan penghasilan masyarakat, dan perubahan selera. Jadi secara alamiah harga tanah akan mengalami kecenderungan untuk naik, kecuali ada faktor eksternal yang menyebabkan kondisi lingkungan menjadi tidak menguntungkan. Selain itu, pengaruh faktor lokasi aksesibilitas juga mempengaruhi harga tanah. Menurut penelitian ini harga tanah juga dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti, jarak ke pusat kota, lebar jalan, jarak ke perguruan tinggi, dan kondisi jalan aspal atau tidak. Untuk Lebih jelasnya, lihat Gambar 2.11. Dari Gambar 2.11. terlihat bahwa nilai lahan sangat dipengaruhi oleh jarak dari pusat kota yang di peruntukkan untuk kegiatan perekonomian dan bisnis. Pada daerah yang dekat dengan pusat kota digunakan sebagai area bisnis sehingga memiliki Nilai Lahan yang tinggi.Dan sebaliknya daerah yang letaknya jauh dari pusat kota memiliki Nilai Lahan yang rendah yang pada umumnya di gunakan untuk area industri.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
Gambar 2.1. Grafik hubungan antara Nilai Lahan dan jarak dari pusat kota
Sumber : Jurnal Jurusan Teknik Sipil UGM tersedia di:http://www.pustralugm.org/dpr/BK/Interaksi%20Transportasi%20da n%20Guna%20Lahan.pdf
Menurut Von Thunen dalam Sutawijaya (2004:69) membahas mengenai hubungan lokasi yang berada jauh dari pusat kota dengan harga sewa tanah, menyatakan bahwa “Semakin jauh lokasi dari pusat kegiatan bisnis akan menyebabkan harga sewanya semakin murah, dan sebaliknya semakin mendekati pusat aktivitas maka harga sewanya pun semakin tinggi”. Adapun Fungsi biaya transportasi dan fungsi sewa tanah dapat dilihat dalam Gambar 2.12.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
Gambar 2.2 Fungsi Biaya Transportasi dan Fungsi Sewa Tanah C (u)
R (u)
U Fungsi Biaya Transportasi
U Fungsi Sewa Tanah
Sumber :Reksohadiprodjo dan Karseno dalam Sutawijaya (2004:69).
Pada Gambar 2.12 terlihat bahwa U adalah jarak terhadap kota dan C(u) adalah biaya transportasi U km (kilometer) dari kota serta R(u) adalah sewa tanah permeter U km (kilometer) dari kota.Menurut Soepono dalam Sutawijaya (2004:70) bahwa Adanya perbedaan sewa ekonomis pada tiap-tiap jarak, yaitu petani yang mempunyai lokasi tanah lebih dekat dengan pusat kota akan menerima lebih banyak kelebihan hasil penjualan hasil pertanian atas ongkos angkut, dan mengakibatkan terjadi persaingan untuk mendapatkan lokasi tanah yang dekat dengan pusat kota.
Indah Mayasari,2013
Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (Wtc) Batanghari Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Kota Jambi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu