PENAWARAN MENJADI INVESTOR INVESTASI POHON JABON SISTEM BERKELOMPOK (13 KELOMPOK INVESTOR)
Management : Elfad Investment Ketua Team Pengelola : Eliya Fadiyah, S.Pd. HP : 087878880569 Email :
[email protected] Alamat : (Akan diberikan bagi investor) 1
Di Indonesia Jabon dikenal sebagai kelempayan. Tanaman yang termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada ketinggian 0–1000 mdpl, pada jenis tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik. Jabon adalah jenis pohon cahaya (light-demander) yang cepat tumbuh. Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 9 m dengan diameter 11 cm. Di alam bebas, pohon jabon pernah ditemukan mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm. Tanaman jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan tanaman tropis dan sub-tropis yang sejak dahulu telah dikenal sebagai pohon yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi. Tanaman jabon merupakan tanaman asli Indonesia yang terdapat di seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke , tersebar secara alami dari dataran rendah sampai ke pegunungan. Menanam jabon bagaikan menanam emas, sebab kebutuhan kayu akan terus meninggi, karena saat ini pemerintah melarang penggunaan kayu bulat hasil tebangan hutan alam, akibatnya banyak industri tutup akibat kekurangan pasokan kayu, jadi pada masa mendatang, harga kayu jabon akan semakin meningkat terus.
Lokasi dan waktu pelaksaan tanam Lokasi tanam
: Bogor, Jawa Barat
Luas lahan
: 1 Ha
Jarak tanam
: 3m x 3m
Jumlah tanaman
: 1000 Pohon
Lama tanam
: 6 tahun
Waktu tanam
: Musim hujan ( Oktober-Desember 2015)
Kami menyediakan lahan lebih dari 50 hektar yang bisa digunakan.
2
Manfaat Kayu Jabon 1. Kayu Jabon memiliki serat yang halus dan ringan sehingga mudah diolah menggunakan mesin untuk itu kayu jabon biasa digunakan untuk korek api, slet (pinsil), dan sumpit. Dan mudah diolah untuk kerajinan tangan dan hiasan. 2. Kayu Jabon memiliki keteguhan gesek dan tahan terhadap serangan jamur apalagi setelah fumigasi, sehingga bagus untuk peti pembungkus atau peti kemas. 3. Kayu Jabon memiliki kandungan selulosa cukup tinggi ± 52.4% dan panjang serat 1.979 sehingga digunakan sebagai bahan pembuat kertas. 4. Kayu jabon memiliki tingkat keuletan yang tinggi, tidak mudah robek, sehingga digunakan untuk bahan baku kayu lapis (plywood/veneer).
Nilai ekonomis Budidaya tanaman jabon akan memberikan berbagai keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Dari hasil perhitungan dan pengalaman yang telah dilakukan pada tanaman jabon setelah dipanen pada usia 5-6 tahun (asumsi harga terendah, dan batang terkecil) pada setiap batang kayu jabon diperoleh : tinggi batang yang bisa terjual rata-rata 12m diameter batang rata-rata 30 cm Perkiraan dalam 6 tahun mendatang, diperoleh dari penjualan 1.000 pohon berumur 6 tahun sebanyak 1.000 m3 per ha. Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang Rp1,3-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,3-juta per m3 dan produksi 1.000 m3, maka omzet dari penanaman jabon mencapai Rp1,3 Milyar per ha.
3
Pemasaran Karena jenisnya yang berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat seratnya, maka kayu jabon sangat dibutuhkan pada industri kayu lapis (plywood), bahan baku meubel dan furniture, serta bahan bangunan non kontruksi. Keunggulan inilah yang membuat pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan, bahkan industri kayu lapis siap untuk membeli setiap saat dalam jumlah yang tidak terbatas. Karakteristik Tanaman Jabon 1. Batangnya Silindris, lurus, dan tegak. Cabang yang ada pada masa pertumbuhan akan rontok sendiri ketika pohon meninggi dan menguntungkan karena tidak memerlukan pemangkasan lagi. Kayu jabon termasuk kayu lunak, ringan berwarna putih kekuningan berserat sedikit serta termasuk kelas kuatnya digolongkan kelas tiga. Pohon jabon dapat mencapai tinggi 45 m dengan batang bebas cabang 30 m. Diameter dapat mencapai 160 cm. Kulit kelabu beralur memanjang, batang bulat panjang dan lurus. 2. Pada bagian yang lebih tinggi mempunyai cabang-cabang mendatar tapak lebar. Pada puncak agak memadat, berbentuk bulat mendatar dan jarang. Kayu jabon dapat digunakan untuk kayu veener (kayu lapis), korek api, kotak/pallet, seedling board, meubel, kertas dan rayon, hard box dan kayu gergajian. 3. Perbanyakan bahan tanaman secara generatif artinya perbanyakan melalui penanaman benih. Agar hasil perbanyakan ini mempunyai kualitas yang baik maka perlu memperhatikan aspek kualitas dari pohon induk benih. Oleh karenanya perlu adanya upaya pemilihan pohon induk alami atau membangun secara khusus pohon induk yang terisolasi dari areal tanaman jabon. Hal ini dimaksudkan agar pohon induk tidak terkontaminasi oleh bunga tanaman jabon yang tidak dikehendaki.
4
Persyaratan sebagai pohon induk jabon
Pohon memiliki penampakan tumbuh yang baik, sehat dan kokoh;
Tahan terhadap gangguan hama dan penyakit , memiliki kematangan umur optimal 15 Tahun , memiliki kecambah benih.
Penanaman dan Perawatan Pohon
a. Persiapan Lahan Dalam pengolahan lahan kegiatan pertama yang dilakukan yaitu pembersihan (Land Clearing) dari tumbuhan lain. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan lahan baik secara manual, semi mekanis atau mekanis sesuai kondisi lahan serta pertimbangan ekonomis. Lahan tanaman yang telah diolah dibuat lubang dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Setiap lubang tanam diberi pupuk dasar yaitu pupuk kandang dan NPK secukupnya. Pupuk dasar diaduk merata dalam lubang tanaman. Penanaman bibit sebaiknya pada musim penghujan. Sebelum ditanam bibit tanaman dikeluarkan dari polybag dengan hati-hati dengan cara merobek polybag agar media tidak pecah dan akarnya tidak putus kemudian ditanam di lubang dan ditimbun dengan tanah galian bagian atas dan tanah bagian
bawah,
padatkan
dan
ratakan
dengan
permukaan
lahan.
Penyiapan lahan, pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang pertumbuhan kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Pembersihan lahan berupa penebasan terhadap semak belukar dan rumput. Pengolahan tanah, memperbaiki struktur tanah dengan cara mencangkul atau membajak. b. Pemupukan Penerapan pemupukan tanaman kehutanan jarang dilakukan dalam skala usaha karena secara teknis kebutuhan unsur hara dapat dipenuhi dari serasah yang terdekomposisi secara alami. Namun dari hasil evaluasi lapangan, tanaman jabon yang pertumbuhannya kurang optimal dan teridentifikasi menunjukan tanda tanda defisiensi unsur hara perlu diberi perlakuan pemupukan. Jenis dan 5
dosis pupuk disesuaikan dengan umur tanaman sehingga pada akhir daur produksi diperoleh tanaman jabon yang tumbuh seragam. Untuk mendapatkan tanaman yang baik, maka pada areal tanam yang kekurangan unsur hara, pemupukan perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Untuk pertumbuhan, pemupukan dapat dilakukan cukup sampai usia 3 tahun, (untuk usia 3 tahun ke atas sumber makanan unsur hara dari serasah yang terdekomposisi secara alami). Awal tanam ke-1 Tahun : NPK (taburkan di bawah penutupan tajuk atau di sekitar akar). Usia 1 - 2 tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang dan NPK Usia 3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang dan NPK Kompos sangat penting peranannya, kompos berperan sebagai absorbent yg dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation didalam tanah. tampa kompos tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh pemberian pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur, dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut. c. Penyiraman Penyiraman dengan air bersih dilakukan dua kali sehari atau tiga kali bila cuaca sangat panas dan berangin. Untuk penyiraman digunakan sprayer dengan butiran air halus (kabut).Hama dan penyakit yang menyerang bibit dipersemaian adalah tikus, belalang jangkrik, dsb. Untuk mencegah kemungkinan adanya serangan hama, persemaian perlu dijaga kebersihannya (dumping off) dan pencegahan jamur penyebab busuk akar. d. Penyulaman Penyulaman pertama dilakukan setelah tanaman berumur 1-2 bulan .
6
Penyulaman
dilakukan
terhadap
tanaman
yang
mati
atau
bibit
yang
pertumbuhannya tidak baik. e. Penyiangan, Pendangiran, dan Pengendalian Gulma Penyiangan perlu dilakukan dengan membersihkan gulma dari sekitar tanaman minimal radius 2 meter.Pada tahun kedua, apabila persentase keberhasilan kurang dari 80%, maka dilakukan penyulaman kembali. Penyulaman ini dilakukan selama hujan masih cukup. Penyiangan dan pendangiran dilakukan minimal 4 kali setahun. Pada tahun pertama dan kedua sebaiknya dilakukan penyiangan total . Pada tahun ketiga dilakukan penyiangan jalur , pembebasan dan pendangiran di sekitar tanaman pokok dengan jari-jari ± 0,5 m. Pada tahun keempat dilakukan penyiangan (jalur) pembebasan dan pemangkasan (low prunning). Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual atau mekanis. f. Penjarangan Penjarangan dilakukan dengan maksud memberikan ruang pertumbuhan yang baik bagi tegakan selanjutnya. Penjarangan dimulai setelah tanaman berumur 4 tahun dengan sistem untu walang atau berseling ditebang dan dilanjutkan pada umur 6 tahun. Penjarangan terutama dilakukan terhadap pohon yang tertekan, terserang hama dan penyakit, batang pohon bengkok, menggarpu, bercabang banyak dan lain-lainnya. g. Perawatan Secara fisiologis tanaman jabon yang baru ditanam akan melakukan proses adaptasi dan aklimatisasi dengan lingkungan areal penanaman. Perawatan kebersihan di sekitar pohon, agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon. Minimal perawatan sampai usia 1 tahun. Sampah serasah di kumpulkan menjadi ring keliling pohon dengan radius jarak 1 meter, agar serasah cepat terdekomposisi bermanfaat menjadi hara, serasah disiram bakteri pengurai untuk mempercepat proses fermentasi. Semprot pestisida secara periodik, 1 atau 2 minggu sekali selama 3-5 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat. Setelah daun cukup banyak pestisida sudah tidak perlu disemprotkan lagi, sebab daunnya sudah banyak dan tidak akan habis dimakan ulat. 7
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) BERTANAM JABON A. Biaya operasional a. Hak guna lahan selama 6 tahun , menanam 1000 pohon, pemupukan awal, pekerja
= RP 25.000.000,-
b. Perawatan (penyemprotan pestisida, fungisida)
= Rp
2.550.000,-
c. Pupuk (kandang, NPK, urea), pekerja
= Rp
6.950.000,-
d. Tenaga ahli tanam dan survey hasil tanam
= RP
3.000.000,-
e. Biaya tak terduga
= Rp
1.500.000,-
Total biaya yang ditanggung investor
= Rp 39.000.000,-
Jadi masing-masing kelompok investor menanam saham sebesar = Rp 3.000.000,-
B. Biaya penangan pasca panen (dibayarkan setelah kayu terjual) Penanganan kayu pasca panen hingga sampai ke pabrik sangat tergantung pada jarak lokasi penanaman dengan pabrik pengolahan kayu. Asumsi harga berikut kami buat dengan asumsi lokasi pabrik berada satu wilayah dengan lokasi penanaman. Pengolahan kayu pasca panen sampai ke pabrik ( termasuk dokumen pengangkutan kayu, pemotongan dan pengangkutan sampai pabrik ) : 2% hasil penjualan (dengan asumsi harga kayu/m3 senilai Rp 1.300.000) = 2% x Rp 1.300.000 x 1000 = Rp 26.000.000,-
8
Asumsi hasil penjualan kayu jabon/ Ha ( tanaman hidup 100%) Jumlah pohon
: 1.000
Masa Panen
: 6 Tahun
Volume kayu
: 1.000 m3
Prediksi Harga
: 1.000.000 / m3 ( harga tahun 2015)
Hasil penjualan
= Rp.1.000.000 x 1.000 = Rp 1.000.000.000,-
Penghasilan bersih = hasil penjualan – modal – pengolahan kayu pasca panen = Rp 1.000.000.000 - Rp 39.000.000 - 26.000.000 = Rp 935.000.000,Pembagian hasil panen ( perhitungan tahun 2015 ) Pengelola lahaan = 15 % hasil
= Rp 140.250.000,-
Hasil yang diperoleh @ Kelompok Investor
= Rp 61.134.615,-
Note : Asumsi diatas adalah harga kayu per m3 saat ini (tahun 2015), prediksi kenaikan harga kayu adalah 5% per tahun sehingga harga kayu pada saat panen ( 2021 ) adalah Rp 1.300.000,- sehingga asumsi penghasilan yang akan diperoleh adalah Harga jual kayu 1000 m3
= Rp 1.300.000 x 1000 = Rp 1.300.000.000
Penghasilan bersih
=Rp 1.300.000.000 - Rp 39.000.000 – Rp 26.000.000 = Rp 1.235.000.000, 9
Pembagian hasil panen ( tahun 2021 ) Pengelola lahan = 15% hasil bersih
= Rp 185.250.000,-
Hasil yang diperoleh @ Kelompok Investor
= Rp 80.750.000,-
Prediksi hasil yang diperoleh masing – masing investor tergantung tiap kelompok ada berapa orang: Kelompok/Paket
Investasi per
Banyak Orang per
Hasil Investasi per
Orang
Kelompok / Paket
Orang
Paket A
Rp.
100.000,-
30 orang
Rp.
2.691.000,-
Paket B
Rp.
500.000,-
6 orang
Rp.
13.458.000,-
Paket C
Rp.
1.000.000,-
3 orang
Rp.
26.916.000,-
Paket D
Rp.
3.000.000,-
1 orang
Rp.
80.750.000,-
10