KARYA ILMIAH TENTANG
PELUANG BISNIS INTERNET Disusun Oleh
Nama
: MUHAMMAD AMIRUDIN
Nim
: 10.12.5295
Jurusan
: S1 - SISTEM INFORMASI – 2M SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
MEMBANGUN PELUANG USAHA MELALUI BISNIS BERBASIS INTERNET
ABSTRAK Meningkatnya jumlah pengangguran terdidik mengharuskan
lulusan atau calon
lulusan perguruan tinggi untuk jeli melihat berbagai macam peluang usaha. Salah satunya adalah usaha yang terkait dengan teknologi informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi termasuk di dalamnya kemudahan akses internet, peluang usaha yang terkait dengan internet dan teknologi informasi juga ikut berkembang, di antaranya adalah penjualan produk sendiri melalui internet, affiliate & network marketing, investasi (jual beli saham), menjual space iklan (google adsense), dan menjual jasa (provider, hosting, domain, web design, dll.). Satu hal penting yang harus diperhatikan untuk sukses dalam penjualan produk serta penjualan space iklan dalam internet adalah memaksimalkan website, salah satunya dengan melakukan Search Engine Optimisation (SEO). Di atas semua itu evaluasi terus-menerus harus dilakukan untuk mengoptimumkan situs dan memaksimalkan hasil dalam menjalankan bisnis berbasis internet. Kata kunci: internet, affiliate & network marketing, website, google adsense, Search Engine Optimisation (SEO) 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tingkat pengangguran yang semakin tinggi mengharuskan lulusan atau calon lulusan pendidikan tinggi jeli untuk melihat berbagai macam peluang usaha. Mengutip data Badan Pusat Statistik, akhir tahun 2006 angka pengangguran lulusan universitas di Indonesia telah mencapai angka yang cukup memprihatinkan, yaitu sekitar 385.000 orang dan diyakini akan ISSN1410-4628 BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007 280 meningkat pada tahun-tahun mendatang. Hal ini tentu sangat memprihatinkan dan menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama perguruan tinggi dan pemerintah. Perguruan tinggi sendiri sudah melakukan beberapa cara, di antaranya dengan memberikan pengetahuan serta wawasan kewirausahaan kepada mahasiswanya, baik melalui perumusan mata kuliah maupun pelatihan-pelatihan kewirausahaan. Hal ini tentu dimaksudkan agar begitu lulus nanti mahasiswa tidak hanya berpikir untuk bekerja dengan orang lain, namun membuka peluang usaha paling tidak untuk dirinya sendiri (self employee). Masyarakat umum sering menyebutkan dengan istilah ”berbisnis”.
Seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi peluang usaha yang berkaitan dengan teknologi informasi semakin terbuka dan semakin diminati. Perkembangan teknologi informasi, termasuk di dalamnya perangkat komputer (desktop dan laptop) serta kemudahan dalam akses internet membuat usaha dengan memanfaatkan internet semakin berkembang. Namun, di sisi lain kemajuan teknologi informasi tersebut tidak diikuti oleh pengetahuan, kesiapan, serta kemampuan sumber daya manusia sehingga pemanfaatannya menjadi tidak maksimal. Ditambah lagi dengan paradigma yang telanjur berkembang bahwa usaha dengan memanfaatkan internet sebagai peluang bisnis atau bisnis berbasis internet hasilnya dapat diperoleh secara cepat (instant). Hal ini yang menyebabkan banyak orang yang pada awalnya antusias untuk terjun dalam bisnis berbasis internet, kemudian mundur karena hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menghindari kondisi tersebut diperlukan suatu kejelian dalam melihat peluang serta memahami kebutuhan dan keinginan konsumen. Tulisan ini mencoba merangkum peluang-peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan dari internet serta hal hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan bisnis tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut. Pertama, peluang usaha apa saja yang dapat dibangun oleh lulusan atau calon lulusan perguruan tinggi jika mereka ingin berkecimpung dalam bisnis berbasis internet. Kedua, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan bisnis berbasis internet sehingga dapat memperoleh hasil seperti yang diharapkan.
2. KAJIAN PUSTAKA Bisnis terkait dengan teknologi informasi, termasuk di dalamnya internet, menurut Marsudi Budi Utomo (2004) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertama adalah bisnis teknologi informasi, artinya teknologi informasi dijadikan sebagai sebuah produk dan kedua bisnis menggunakan teknologi informasi yang artinya teknologi informasi dijadikan sebagai alat (tools), bukan sebagai produk akhir (end-product). Jadi, dapat dikatakan bahwa peluang usaha terkait dengan teknologi informasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, menghasilkan sebuah produk teknologi informasi sebagai produk akhir dan kedua, memanfaatkan teknologi informasi, termasuk di dalamnya internet, sebagai alat untuk menghasilkan produk atau jasa. Internet sendiri menurut Laudon&Laudon (1998) diartikan secara sederhana sebagai sebuah jaringan global yang menghubungkan jaringan bisnis, pemerintahan, institusi pendidikan, dan lain-lain, termasuk di dalamnya individu di seluruh dunia. Pertumbuhan Internet yang sangat fenomenal sejak pertengahan tahun 1990 dikatakan oleh Nir Vulkan (2003) telah mengubah secara fundamental sebagian
besar individu dan organisasi dalam memikirkan dan menjalankan bisnis mereka. Menurut Nir Vulkan, setidaknya pada tahun 2002 internet sudah menghubungkan lebih dari 300 juta individu di 170 negara. Sebaliknya, Sedangkan menurut data Internet World Statistics (IWS) yang dikutip oleh Aryanto (2006) pada 31 Desember 2005 jumlah pengguna internet di dunia sudah lebih dari 1 miliar orang atau 15,7% dari jumlah penduduk dunia. ISSN1410-4628 BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007 281 Di Indonesia sendiri tingkat penetrasi internet pada tahun 2006, menurut IWS adalah mencapai 18 juta pengguna atau 8.1%. Angka penetrasi ini masih jauh dibandingkan dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia. Indonesia berada di jajaran tengah bersama tiga negara, yaitu Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina yang memiliki tingkat penetrasi tak terpaut jauh, yaitu masing-masing 14,2%, 12,7%, dan 9,1%. Walaupun demikian, perkembangan pengguna internet di Indonesia, terutama dalam enam tahun terakhir mencapai peningkatan yang sangat signifikan, seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Melihat perkembangan jumlah pengguna internet di dunia dan di Indonesia seperti terlihat pada Tabel 1, dapat dikatakan bahwa peluang menjalankan bisnis berbasis internet masih sangat terbuka. Selama ini bisnis berbasis internet diidentikkan dengan E-Commerce atau perdagangan melalui jaringan elektronik (McLeod&Schell, 2001). Definisi Ecommerce yang lebih spesifik diberikan oleh Turban&Lee (2001) sebagai “An emerging concept that describes the process of buying and selling or exchanging of products, services, and information via computer networks, incl. The Internet”. Dari definisi tersebut tersirat jelas bahwa E-Commerce sendiri merupakan suatu konsep yang masih terus berkembang terkait dengan proses jual beli atau pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer termasuk internet. Berdasarkan definisi tersebut, banyak orang yang kemudian mengartikan bahwa yang terkait atau terlibat dengan Ecommerce adalah hanyalah penjual (pemilik barang/jasa) dan pembeli barang/jasa tersebut. Padahal sebenarnya banyak peluang usaha yang bisa dimanfaatkan pada proses jual beli yang dilakukan, baik terkait secara langsung maupun tidak langsung. Kusuma Putra (2007) menyebutkan bahwa sedikitnya ada tujuh cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan penghasilan dari internet, yaitu membuat dan menjual produk digital (produk virtual yang bisa dikirim secara online, seperti software, ebook, audio, video, dll.), membuat dan menjual produk nondigital atau memiliki bentuk fisik (seperti hardware, buku, alatalat kesehatan, perhiasan, dll), investasi atau jual beli saham, menjual space iklan, menjual produk orang lain (affiliate marketing), menjual jaringan (network marketing), dan menjual jasa (hosting, domain, web design, provider, dll.). Di samping itu, Kusuma Putra (2007) juga menyebutkan bahwa saat ini sebagian besar pebisnis online bergerak di bidang affiliate dan network marketing. Selain karena relatif lebih mudah dan tidak perlu keahlian khusus, pelaku juga tidak harus membuat produk atau jasa sendiri. Sebaliknya, karena dianggap mudah, banyak pebisnis online yang bergerak di bidang affiliate dan network marketing belum berhasil atau mundur di tengah jalan karena belum mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Selanjutnya, pada subpokok bahasan akan dijelaskan lebih detail mengenai tiga dari beberapa peluang usaha yang sudah disebutkan di atas, yaitu menjual produk dan jasa sendiri melalui internet, affiliate dan network marketing, serta menjual space iklan di Internet, termasuk penjelasan mengenai Search Engine Optimisation (SEO).
3. PEMBAHASAN
3.1 Menjual Produk dan Jasa Sendiri Melalui Internet Bagi individu atau perusahaan yang ingin menjual produk sendiri, baik digital maupun nondigital melalui internet setidaknya ada tiga langkah yang harus dilakukan (Marsudi, 2004). Ketiga langkah yang dimaksud, yaitu pertama, mengembangkan produk unggulan yang akan dijual melalui website; kedua,membuat website yang dapat menjual produk dan menjalankan proses bisnis yang diinginkan; dan ketiga, menarik pengakses internet untuk berkunjung ke website tersebut. Langkah pertama akan diawali dengan analisis pasar internet untuk mengetahui kecenderungan pasar terhadap suatu produk. Analisis ini bisa dilakukan dengan mengumpulkan data produk tersebut melalui search engine, newsletter, atau media lain, seperti surat kabar, televisi,
ISSN1410-4628 BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007
282
dll. Langkah kedua, membangun website haruslah menarik dan minimal dapat memberikan info mengenai produk yang dijual. Perlu diingat bahwa hampir 90% pengakses internet di Indonesia menggunakan saluran telepon (dial-up). Untuk itu, walaupun diupayakan menarik, tampilan website tetap harus efektif karena tampilan yang terlalu berat akan membuat website agak susah dan lambat diakses. Langkah ketiga dapat dikatakan adalah yang paling menentukan sukses atau tidaknya produk yang akan dijual. Semakin banyak pengakses internet yang mengunjungi website yang dibuat, semakin terbuka kemungkinan produk akan terjual. Dengan kata lain adalah bagaimana menjadikan website memiliki ranking yang baik. Salah satu indikasinya adalah apabila pengakses internet mengetik suatu keyword pada search engine, website yang dibuat akan muncul pada urutan 1 s.d 10 atau paling tidak di halaman pertama pada search engine tersebut.
3.2 Affiliate dan Network Marketing Pilihan kedua yang dapat dilakukan jika ingin berkecimpung dalam bisnis berbasis internet, namun tidak memiliki produk sendiri adalah dengan menjalankan affiliate marketing atau network marketing. Dalam affiliate marketing, yang dijual adalah produk orang lain, di mana keuntungan didapat dari komisi atau fee yang diperoleh dari hasil penjualan. Sebaliknya, untuk network marketing, selain mendapatkan komisi dari hasil penjualan, pelaku juga memperoleh komisi dari jaringan yang dibangun. Walaupun dalam menjalankan affiliate dan network marketing pelaku tidak perlu menciptakan sendiri produk yang akan dijual, bukan berarti pelaku dapat menjalankan bisnis ini dengan mudah. Di internet banyak sekali produk serta jasa yang ditawarkan baik secara affiliate maupun network marketing yang proses bisnisnya tidak 100% sama satu dengan yang lain. Untuk itu pelaku harus benar-benar mempelajari berbagai macam aspek sebelum memutuskan untuk ikut bergabung dan menjual produk-produk yang ditawarkan. Ferdianto (2006) menyebutkan bahwa setidaknya ada enam aspek yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk bergabung dalam sebuah affiliate atau network marketing. Pertama adalah dengan mempelajari seluk-beluk perusahaan yang menjalankan program affiliate atau network marketing tersebut. Di sini mencakup beberapa hal, seperti berapa lama bisnis tersebut sudah dijalankan, siapa pemiliknya, apakah perusahaan yang menjalankan sudah diakui oleh asosiasi resmi, dll. Kedua adalah
dengan melihat cakupan pasar dari produk yang ditawarkan. Tentu akan lebih baik jika produk yang ditawarkan adalah produk yang dapat diterima di seluruh dunia. Ketiga adalah dengan mempelajari sistem kompensasinya, termasuk di dalamnya mekanisme pembayaran komisi. Kebanyakan bisnis berbasis internet sekarang menawarkan alat pembayaran berupa cek yang semestinya dapat diuangkan di bank di seluruh dunia. Namun, pada kenyataannya tidak semua bank dapat menerima cek tersebut dan kalaupun bisa terkadang proses administrasinya membutuhkan waktu yang lama. Saat ini sudah berkembang cara pembayaran yang lebih mudah. Salah satunya adalah dengan menggunakan Kartu Visa Paycard, yaitu semacam kartu ATM yang dapat menarik uang di ATM berlogo Visa di seluruh dunia. Keempat adalah mempelajari produk yang ditawarkan karena jenis produk akan menentukan besar komisi yang akan diterima. Biasanya komisi dari penjualan produk nondigital atau barang fisik akan lebih kecil dibandingkan dengan komisi dari penjualan produk digital atau barang virtual. Alasannya adalah karena barang fisik membutuhkan biaya per unit produksi, biaya penyimpanan, termasuk pengiriman dan penanganan (shipping&handling). Tidak demikian dengan produk virtual atau jasa karena dapat dikonversi ke dalam bentuk digital. Kelima adalah dengan mempelajari marketing dan supporting sistemnya, misalnya apakah ada fasilitas autoresponder atau customer service yang dapat menangani mulai masalah teknis sampai dengan keluhan-keluhan mengenai ISSN1410-4628 Tahun 2007
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3
283 produk yang dijual. Keenam adalah dengan memastikan apakah program yang ditawarkan
memiliki sistem mentoring. Walaupun tidak memerlukan pendidikan khusus, melakukan bisnis berbasis internet tetap memerlukan pengetahuan serta pengalaman. Jika pelaku apalagi pemula bekerja sendirian, akan membutuhkan waktu dan biaya mahal agar menjadi mahir. Oleh karena itu, sebaiknya diperiksa dahulu apakah program bisnis yang ditawarkan memiliki program bimbingan dari mentor atau mungkin dalam bentuk lain seperti milis khusus bagi anggota untuk saling berbagi informasi dan pengalaman.
3.3 Menjual Space Iklan Salah satu bisnis berbasis internet dengan cara menjual space iklan, yang cukup terkenal adalah melalui Google Adsense. Pada dasarnya cara kerja Google Adsense (Ferdianto, 2006) adalah sebagai berikut. Pertama, seorang pemilik website (situs) yang ingin memasang adsense mengajukan permohonan ke Google melalui situs Google Adsense (www.google.com/adsense/). Setelah itu Google akan menilai situs yang diajukan apakah layak untuk dijadikan mitra. Ukuran utamanya adalah traffic pengunjung situs yang diajukan. Apabila dinilai layak, maka Google akan mengirimkan beberapa script khusus yang nantinya akan ditempelkan pada situs pemohon. Kompensasi yang nanti diterima oleh pemilik situs adalah dari akumulasi setiap click pada adsense yang dilakukan oleh pengunjung situs pada suatu periode tertentu. Secara ringkas poin-poin cara kerja Google Adsense dapat dirangkum sebagai berikut (Sudarsana, 2007). Dari rangkuman cara kerja Google Adsense pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa situs yang akan diajukan ke Google Adsense harus situs yang sudah 100% jadi (dapat diakses keseluruhan halamannya). Di samping itu, lalu lintas pengunjung pada situs yang diajukan harus tinggi (high traffic). Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pemilik situs adalah walaupun kompensasi yang diterima per klik (pay per click), pemilik situs tidak boleh berlaku curang dengan mengklik sendiri adsense pada situsnya berkali-kali. Hal
ini dapat terdeteksi oleh pihak Google dengan menelusuri kode IP (Internet Protocol) dari komputer yang digunakan, yang dapat menyebabkan si pemilik situs tidak bisa lagi mendaftarkan situs atas namanya ke Google Adsense.
3.4 Search Engine Optimisation (SEO) Dari penjelasan ketiga peluang bisnis berbasis internet di atas, ada satu hal yang sangat berperan, yaitu bagaimana agar situs yang dibuat menjadi sering dikunjungi (high traffic). Dalam hal menjual produk sendiri, situs yang high traffic diharapkan dapat meningkatkan jumlah transaksi, sedangkan dalam menjual space iklan, situs yang high traffic diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang mengklik adsense pada situsnya. Salah satu cara membuat situs menjadi high traffic adalah dengan melakukan optimisasi search engine atau yang dikenal dengan Search Engine Optimisation atau disingkat SEO. Pada prinsipnya SEO membantu agar situs yang dibuat berada pada urutan atas (10 besar atau minimal berada pada halaman pertama) jika seseorang mengetik keyword tertentu pada search engine. Fortimer (2007) menyebutkan bahwa paling tidak ada lima hal yang harus diperhatikan dalam melakukan SEO. Pertama, pemilihan keyword (kata kunci) yang tepat pada judul dan isi situs. Dalam hal ini upayakan menggunakan satu atau dan digunakan paling tidak lima sampai dengan enam kali pada halaman pertama (homepage) situs. Ini harus dilakukan karena beberapa search engine me-ranking situs dengan melihat kepadatan kata kunci. Ada search engine yang akan melihat 200 karakter pertama pada situs dan menghitung berapa kata kunci yang muncul pada 200 karakter pertama tersebut. Ada juga search engine yang mungkin mencari kata kunci pada bagian atas, tengah, dan bawah situs (Ferdianto, 2006). Kedua, mensubmit situs pada search engine. Situs harus disubmit minimal di beberapa search engine yang sering digunakan oleh pengakses internet, seperti Google, Yahoo, MSN, dll. Ada search engine yang mengenakan biaya untuk mensubmit sebuah situs, tetapi ada ISSN1410-4628 BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007
284 juga yang tidak. Ketiga, directory submisson. Dengan mendaftarkan situs pada
direktori yang tepat pada search engine akan memudahkan situs diakses melalui search engine tersebut. Semakin sering situs diakses tentu akan membuat situs berada di ranking yang baik. Keempat, exchange link (tukar-menukar link). Salah satu cara untuk meningkatkan traffic situs adalah dengan tukar-menukar link dengan pemilik situs yang lain. Dengan kata lain, situs yang dibuat memberikan link untuk akses ke situs orang lain, demikian juga sebaliknya. Kelima, penulisan meta tag yang tepat. Meta tag adalah elemen dari HTML (Hyper Text Markup Language) yang menggambarkan isi dari halaman situs. Berbeda dengan tag HTML yang lain, meta tag tidak akan berpengaruh terhdap tampilan situs, namun lebih banyak memberikan informasi mengenai siapa pembuat web tersebut, kapan terakhir diupdate, gambaran mengenai isi situs, serta kata kunci yang mempresentasikan isi situs. Search engine kerap melihat kata kunci pada meta tag saat melakukan index database dan me-ranking peringkat situs.Oleh karena itu, penulisan meta tag yang tepat akan sangat mempengaruhi peringkat situs. Yang terpenting dalam memulai dan menjalankan peluang usaha berbasis internet adalah pantang menyerah serta melakukan proses evaluasi dan pembelajaran secara terus-menerus. Jika belum mencapai hasil saat bergabung dalam
affiliate atau network marketing, misalnya, perlu dievaluasi apakah produk, calon pelanggan, atau cara penawaran produk sudah tepat. Demikian juga dalam melakukan SEO. Sekali situs yang dibuat berada di peringkat atas, biasanya tidak akan bertahan lama. Umumnya ranking situs hanya bertahan dua hari sampai dengan dua minggu (Ferdianto, 2006). Saat ranking situs turun harus didaftarkan kembali dan jika perlu dengan melakukan perubahan-perubahan, baik pada isi maupun meta tag-nya. Semakin sering melakukan evaluasi, pelaku biasanya semakin memiliki keahlian, baik di dalam affiliate&network marketing, penjualan space iklan, maupun melakukan search engine optimisation.
4. SIMPULAN Pada prinsipnya ada beberapa peluang usaha yang dapat dicoba bagi calon lulusan atau lulusan perguruan tinggi jika ingin berkecimpung di dalam bisnis berbasis internet. Peluang tersebut di antaranya adalah membuat dan menjual produk virtual (digital), membuat dan menjual produk fisik (nondigital), investasi atau jual beli saham, menjual space iklan, menjual produk orang lain (affiliate marketing), menjual jaringan (network marketing), dan menjual jasa (hosting, domain, web design, dll.). Untuk menjual produk atau jasa sendiri melalui internet beberapa langkah yang harus diperhatikan adalah pertama, mengembangkan produk unggulan yang akan dijual melalui website; kedua, membuat website yang dapat melakukan penjualan serta proses bisnis yang diinginkan; dan ketiga, menarik pengguna internet untuk berkunjung ke website yang dibangun. Sebaliknya, bagi individu yang tidak memiliki produk serta jasa sendiri untuk dijual, dapat melakukan affiliate serta network marketing. Hal yang perlu diperhatikan adalah pertama, mengetahui seluk-beluk perusahaan yang menjalankan program; kedua, melihat cakupan pasar dari produk yang ditawarkan; ketiga, mengetahui sistem kompensasinya; keempat, mengetahui produk yang akan dijual; kelima, mempelajari marketing dan supporting sistemnya; dan keenam memastikan apakah program bisnis yang ditawarkan memiliki sistem mentoring. Agar sukses dalam melakukan bisnis online, satu hal terpenting adalah memaksimalkan website. Hal ini dapat dilakukan melalui Search Engine Optimisation (SEO). Lima langkah dalam melakukan SEO adalah pemilihan keyword yang tepat, mensubmit website pada search engine terbaik, mensubmit situs pada direktori yang tepat, tukar-menukar link, serta penulisan meta tag yang tepat. DAFTAR PUSTAKA APJII. 2006. Pengguna Internet Diprediksi Mencapai 20 Juta, Newsletter APJII. URL:
285 =2002052301496&lang=ind>. Akses terakhir 1 April 2007. Fortimer, Mark. 2007. 5 Keys to Search Engine Optimization. Ezine Articles, 01 June 2007. URL:
. Akses terakhir 1 Juni 2007. Hengki Ferdianto. 2006. How To Build Amazing Internet Business. Yogyakarta: Andi Offset. Kusuma Putra & Sudarsana. 2007. Talkshow Internet Marketing. Nikki Education. Laudon, Kenneth C. & Laudon, Jane P. 1998. Information Systems & The Internet, A Problem Solving Approach, 4th Edition. Orlando: The Dryden Press. Marsudi B. Utomo. 2004. Kiat Mudah Bisnis Melalui Internet. Artikel Iptek Bidang Industri&Perdagangan. URL: . Akses
terakhir 3 April 2007. McLeod Raymond, Jr. 2001. Management Information System. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Prayitno, 2001. Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia. Newsletter Goechi. URL: . Akses terakhir 1 April 2007. Taufik Aryanto. 2006. Jumlah Pengguna Internet. Asian-Brain Internet Marketing Center. URL: . Akses terakhir 20 April 2007. Turban E. & Lee, Jae. 2000. Electronic Commerce, A Managerial Perspective. Prentice Hall International. Vulkan, Nir. 2003. The Economics of ECommerce, A Strategic Guide To Understand and Designing The Online Marketplace. Princeton University Press. ISSN1410-4628 BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007 28
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/agussatria.pdf