Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2012,
ISSN: 1410-0770
80
PELATIHAN MOTIVASI DAN KEWIRAUSAHAAN BAGI TIM PENGGERAK PKK KELURAHAN RAWASARI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI1 Erwita Dewi, Syahmardi Yacob, Ade Octavia, H. M. Jamal. S dan Rike Setiawati2 ABSTRAK Program Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk pelatihan ini dilaksanakan di kelurahan Rawa Sari Kecamatan Kota Baru Kota Jambi pada tanggal 8 Nopember 2011. Melalui program ini diharapkan tim penggerak PKK kelurahan Rawa Sari mengetahui pentingnya konsep motivasi dan kewirausahaan dalam menjalankan organisasi mereka. Metode yang akan digunakan adalah metoda pembelajaran berdasarkan pengalaman (experiential learning). Dalam hal ini, belajar merupakan proses mengubah perilaku yang relatif menetap, yang tidak disebabkan karena kematangan ataupun pengaruh obat-obatan, dan terjadi atas dasar pengalaman dan pelatihan. Pengajar menyediakan pengalaman berdasarkan kehidupan seharihari atau diciptakan sendiri. Adapun penyampaiannya dalam bentuk ceramah, diskusi kelompok, games, simulasi guna mendorong peserta untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Dalam pelatihan disajikan materi: Konsep Motivasi dan Konsep kewirausahaan. Setelah kegiatan dilaksanakan, diperoleh hasil bahwa peserta Pelatihan (Tim Penggerak PKK Kelurahan Rawa Sari Kecamatan Kota Baru Jambi) cukup responsif dan antusias di dalam mengikuti materi pelatihan, terbukti dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Namun karena pengetahuan peserta tentang konsep motivasi dan kewirausahaan masih sangat rendah maka mereka membutuhkan pembinaan lebih lanjut agar dapat menerapkan kedua konsep tersebut. Kegiatan pelatihan berjalan dengan lancar terlihat adanya komunikasi timbal balik antar tim pengabdian dengan peserta yang hadir. Menyadari bahwa untuk meningkatkan dan mensejahterakan keluarga serta menambah kemampuan mengelola organisasi membutuhkan peningkatan pengetahuan anggotanya dalam segala aspek yang mendukung peningkatan tersebut, maka dirasa perlu adanya kegiatan pengabdian lanjutan untuk memberikan pelatihan tentang aspek penting lainnya. Kata kunci: Motivasi, jiwa wirausaha, tim penggerak PKK.
PENDAHULUAN Latar Belakang Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, oleh karena itu dalam upaya mewujudkan masyarakat sejahtera harus dimulai dari upaya mensejahterakan setiap keluarga. Sehubungan dengan itu, maka TAP MPR Nomor: II/MPR/1978 tentang GBHN Bab IV D butir 10 tentang peranan wanita dalam pembanguan telah dengan jelas mengamanatkan kepada 1 2
Dibiayai Dana Sendiri Tahun 2011 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2012,
ISSN: 1410-0770 81
kaum wanita untuk berpartisipasi dalam pembangunan, mewujudkan keluarga sejahtera dan membina generasi muda. Pada tahun 1978 melalui Lokakarya Pembudayaan PKK di Jawa Tengah, disepakati 10 Segi Pokok PKK menjadi 10 Program Pokok PKK. Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, maka keluarga perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Pemberian bekal tersebut dilaksanakan antara lain melalui Gerakan PKK yang keberadaannya tersebar di seluruh Indonesia. Keberhasilan Gerakan PKK dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga telah diakui oleh masyarakat, bahkan mendapat penghargaan dari lembaga-lembaga internasional (WHO, Unicef, Unesco, dan sebagainya). Dalam TAP MPR Nomor: IV/MPR/1983 tentang GBHN telah ditetapkan bahwa PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) adalah salah satu wahana untuk meningkatkan peranan wanita dalan upaya menyejahterakan keluarga. Tujuan organisasi PKK untuk memberikan kesejahteraan kepada anggota dan masyarakat bukanlah hal yang mudah, walaupun bangsa masih berada dalam era yang sulit, kaum perempuan adalah kaum yang perlu memberdayakan dirinya sendiri bersama Pemerintah dan non Pemerintah untuk berinvestasi membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini disebabkan posisi perempuan sangat mulia dan terhormat, dan sebenarnya mampu untuk menjawab kebutuhan bangsa, sumber daya manusia untuk masa yang akan datang harus dipersiapkan. Dengan kebersamaan yang telah menjadi kesepakatan bersama, kiranya organisasi ini ikut berperan dalam berbangsa, terutama meningkatkan pemberdayaan perempuan dan meningkatkan kualitas hidup anak bangsa melalui pengetahuan yang diutamakan. Masalah ini hendaknya menjadi fokus perhatian dalam melaksanakan kegiatan organisasi, karena didalamnya terkandung banyak aspek yang menyentuh harkat dan martabat kehidupan manusia. Tim Penggerak PKK Kelurahan Rawasari yang merupakan bagian dari kepengurusan PKK di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi, menyadari bahwa untuk meningkatkan peranan PKK dalam mensejahterakan keluarga dan masyarakat membutuhkan dukungan semua pihak termasuk perguruan tinggi untuk dapat menambah khasanah pengetahuan dalam hal meningkatkan kualitas kegiatan organisasi mereka terutama dalam hal aspek motivasi dan wirausaha. Untuk itu kami dari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Jambi bermaksud memberikan pelatihan tentang motivasi dan kewirausahaan.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada maka rumusan masalah pada pengabdian ini adalah: Bagaimana meningkatkan motivasi dan jiwa wirausaha untuk mendukung kegiatan tim penggerak PKK Kelurahan Rawasari Kecamatan Kota Baru dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2012,
ISSN: 1410-0770
82
Tujuan dan Manfaat Pengabdian Pengabdian yang akan dilakukan oleh tim Fakultas Ekonomi bertujuan untuk memberikan pelatihan mengenai peningkatan motivasi dan jiwa wirausaha yang dapat digunakan oleh tim penggerak PKK Kelurahan Rawa Sari. Adapun manfaat yang diharapkan setelah mendapatkan pelatihan ini, tim penggerak PKK Kelurahan Rawa Sari dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang diterima mengenai manfaat peningkatan motivasi dan jiwa wirausaha dalam kegiatan PKK.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Motivasi Sebelum memberikan pengertian tentang motivasi, terlebih dahulu dijelaskan istilah motivasi. Motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yaitu Movere, yang kata kerja padanannya dalam bahasa Inggris, yakni to move atau menggerakkan. Apabila disimak hakekat atau makna kata kerja ini berarti diperlukan subyek yang menggerakkan dan ada obyek yang digerakkan. Jadi bilamana ada dua orang manusia saling berhubungan, satu orang adalah pemimpin dan satu orang lagi adalah karyawan. Hubungan secara konseptual motivasi adalah tugas pemimpin, maka dengan demikian pemimpin menggerakkan karyawan. Robbins (1996) mendefiniskan motivasi sebagai as the willingness to exert high levels of effort toward organizational goals, conditioned by the effort’s ability to satisfy some individual need, artinya motivasi merupakan suatu keinginan untuk mengerahkan tingkat usaha yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi, dikondisikan dengan kemampuan usaha untuk memuaskan kebutuhan individu-individu. Semnetara, Hellrieger dan Slocum (1992) mendefinisikan motivation is any influence that elicits, channels or sustains people’s behavior, artinya motivasi adalah setiap pengaruh yang menghasilkan, menyalurkan atau menabahkan perilaku orang. Sedangkan Luthans (2005) memberikan definisi yang komprehensif, yakni motivation is a process that starts with a physiological or psychological deficiency or need that activates a behavior or a drive that is aimed at a goal or incentive, artinya motivasi merupakan suatu proses yang dimulai dengan suatu kekurangan fisiologis dan fisikologis atau kebutuhan yang menggerakkan suatu perilaku atau semangat terhadap suatu tujuan atau insentif. Dari uraian definsi motivasi yang dikemukakan oleh beberapa pakar manajemen sumber daya manusia di atas, jelas kiranya bahwa motivasi merupakan suatu keinginan atau kebutuhan dalam mengerahkan perilaku atau semangat dalam mencapai suatu tujuan baik tujuan pribadi maupun organisasi. Keinginan atau kebutuhan dapat berasal dari diri individu tetapi dapat juga berasal dari pemimpin suatu organisasi.
Pentingnya Motivasi Pentingnya motivasi selalu dihubungkan dengan tujuan pemberian motivasi itu sendiri. Secara umum tujuan pemberian motivasi adalah sebagai berikut: (1) Mendorong gairah dan semangat kerja; (2) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik; (3) Meningkatkan kepuasan kerja; (4) Meningkatkan kreatifitas, inovasi dan partisipasi kerja; (5) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja; (6) Meningkatkan produktivitas kerja; (7) Mempertahankan loyalitas; (8) Meningkatkan kedisplinan kerja; (9) Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas dan fungsi; (10) Meningkatkan tingkat kesejahteraan; (11) Menanamkan rasa memiliki (sense of belonging) terhadap perusahaan; (12) Menciptakan rasa kebersamaan dan (13) Mendorong untuk berperilaku sebagai warga organisasi (organizational citizenship behavior).
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2012,
ISSN: 1410-0770 83
Sumber Motivasi Motivasi bersumber dari dua sisi. Yang pertama, motivasi berasal dari diri sendiri yang disebut sebagai self-motivation (inner motivation). Yang kedua, motivasi bersumber dari sekeliling kita, bisa dari orang tua dan anggota keluarga bila kita berada dalam lingkungan keluarga dan bisa dari teman bila kita bersamaan dengan teman serta yang secara pasti motivasi bersumber dari pimpinan (motivation from direct leader) bila kita berada di lingkungan kerja, karena motivasi merupakan salah satu tugas dari pemimpin.
Konsep Kewirausahaan dan Langkah-Langkah Memulai Berwirausaha 1. Mengenali Peluang Usaha Peluang usaha sebenarnya ada di sekeliling kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang dimilikinya Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada saat orang lain tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane 2003). Pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja. Sedangkan hubungan sosial adalah sebuah langkah penting dimana seseorang mendapatkan informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli menyarankan ketika seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara kelompok adalah alternative. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas dalam interaksi sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok dalam berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah informasi mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut. Beberapa sumber peluang usaha antara lain: (1) Perubahan teknologi; (2) Perubahan kebijakan dan politik dan (3) Perubahan sosial demografi.
2. Optimalisasi Potensi Diri Setelah mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi diri. Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Selain potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian.
3. Fokus dalam Bidang Usaha Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam memulai sebuah usaha atau inovasi dilakukan disarankan untuk terfokus dimulai dari yang kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki.
Berani Memulai Dunia kewirausahaan adalah dunia ketidakpastian sementara informasi yang dimiliki oleh yang akan memulai usaha sedikit. Oleh karenanya, overconfidence dan berani mengambil
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2012,
ISSN: 1410-0770
84 resiko adalah sangat perlu dilakukan. Lakukan dulu, jalan dulu. jika ada kesulitan, baru dicari jalan keluarnya.
MATERI DAN METODA Tempat Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai dalam pengabdian ini maka peserta pelatihan adalah Tim Penggerak PKK Kelurahan Rawa Sari Kecamatan Kota Baru Jambi. Adapun jumlah yang hadir dalam kegiatan ini sebanyak 40 orang. Sedangkan materi yang diberikan adalah masalah motivasi dan kewirausahaan.
Motivasi Motivasi atau motif atau kebutuhan atau desakan atau keinginan atau dorongan adalah kata yang sering digunakan untuk menyebut kata motivasi. Adapun sebetulnya asal kata motivasi adalah movere dari bahasa latin yang sama dengan to move dalam bahasa inggris yang berarti menggerakkan atau mendorong. Berdasarkan asal kata tersebut ada yang mendefinisikan motivasi sebagai: (1) Keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan; (2) Motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, memberi arah dan memelihara tingkah laku. Pada dasarnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal.
1. Manusia Mahkluk Unik Manusia merupakan mahkluk yang unik bahkan jika dilihat dari sejarah perkembangan keilmuan, sebagian besar perjalanan sejarah keilmuan diisi dengan pembahasan mengenai manusia. Manusia dibahas dicari tahu asal usulnya, manusia dipertanyaan hakekatnya, hal-hal yang ada di dalam diri manusia dipertanyakan, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memang adalah sebuah ciptaan yang unik dan seperti diketahui dan telah diyakini bersama bahwa manusia adalah ciptaan Nya yang tertinggi. Ia beda dengan ciptaan-ciptaan Nya yang lain. Kita tidak akan lebih lanjut lagi membahas tentang manusia dan keunikannya karena pastilah kita yakin bahwa kita berbeda dengan mahkluk lainnya. Yang perlu dipahami di sini adalah setelah mengenal diri adalah, jika kita ingin menjadi hidup menjadi manusia adalah mengisi hidup dengan keberanian memilih dengan bermodalkan kemauan untuk memberi dan menerima, membantu dan dibantu.
2. Melalui Komunikasi, Mengenal Peran Ternyata berbicara tentang motivasi, untuk mau melakukan sesuatu, bukan hanya tentang motivasi tersebut saja. Kita harus mengenal diri, mampu mengenal orang lain, mampu mengatasi masalah yang terjadi baik karena diri sendiri ataupun karena orang lain. Suatu modal utama untuk mampu memiliki semua itu adalah berkomunikasi baik bekomunikasi dengan yang di atas, berkomunikasi dengan diri sendiri maupun berkomunikasi dengan orang lain. Mengenai komunikasi ini tidak akan dibahas lagi secara detail. Tetapi sedikit akan kita lihat dimana korelasinya komunikasi dengan materi motivasi. Jika dikatakan seseorang dapat memotivasi diri jika dia kenal dengan dirinya termasuk mampu mengenal apa yang diperlukannya, maka dapat dipastikan seseorang dapat mengenal dirinya karena ia berkomunikasi dengan pihak lain maupun diri sendiri. Melalui komunikasinya dengan pihak lain, ia dapat mengenal peran dan mengambil peran itu dalam dirinya.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2012,
ISSN: 1410-0770 85
Herbert Mead menyebutnya dengan Role Taking dan Generalized Other. Cara pertama seseorang dapat melihat dirinya sendiri seperti orang lain melihat dirinya adalah melalui, pengambilan peran seperti orang lain melihat diri kita. Tentu saja tindakan ini tidak mungkin dilakukan tanpa bahasa (simbol yang signifikan). Melalui bahasa, seorang anak belajar merespon, memperhatikan, dan belajar memahami orang lain. Ide tentang generalized other adalah inti dari teori Mead tentang Self. Generalized other merupakan peran gabungan dari seorang individu melihat dirinya (atau orang lain melihat dirinya). Ini merupakan persepsi individual (kita) sebagai cara orang lain melihat kita.
3. Memiliki Citra Diri, Menjaga Reputasi Seseorang mampu mengenal citra dirinya, orang lain pun demikian, manakah yang hendak kita citrakan tentang diri kita? citra yang positif atau citra yang negative. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa reputasi adalah keseluruhan estimasi tentang kita yang ada dalam benak/dialami oleh orang lain, contohnya seseorang memandang kita memiliki kepibadian yang baik dan itu berlangsung dan dialaminya berulang-ulang maka lama kelamaan akan muncul pandangan dari orang tersebut bahwa kita memang baik adanya. Sehingga orang tersebut pun akan mengatakan pada orang lain bahwa kita baik dan akhirnya mereka trust pada kita.
Kewirausahaan Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: Wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif. Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008) mendifinisikan: Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Kata kunci dari kewirausahaan adalah: (1) Pengambilan resiko; (2) Menjalankan usaha sendiri; (3) Memanfaatkan peluang-peluang; (4) Menciptakan usaha baru; (5) Pendekatan yang inovatif; (6) Mandiri (misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah).
Pengusaha, Wirausaha dan Penemu Tidak semua pengusaha adalah wirausahawan, sebagai contoh seorang pengusaha yang karena ia memiliki saham disuatu perusahaan dan memiliki koneksi tertentu dengan pejabat pemerintah sehingga ia memperoleh fasilitas-fasilitas istimewa baik dalam memenangkan tender maupun kemudahan dalam perizinan bukanlah seorang wirausahawan. Orang tersebut tidak lebih hanyalah seorang pengusaha/pedagang.
7
Kita dapat mengambil contoh pengusaha air minum dalam kemasan dengan merk Aqua, Bapak Tirto Utomo. Dia dapat dikatakan seorang wirausahawan karena ia melakukan terobosan dalam usaha baru air minum dalam kemasan yang pada saat itu dikuasai oleh minuman bersoda dan beralkohol.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2012,
ISSN: 1410-0770
86
Pada awal berdirinya perusahaan Aqua banyak orang mempertanyakan mengapa air tawar diperjual belikan yang biasanya di Indonesia dapat diminta dengan gratis, tetapi usaha tersebut ternyata berhasil bahkan kini banyak perusahaan lain yang mengikutinya. Wirausaha berbeda dengan penemu (inventor) yaitu orang yang menemukan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia, misalnya Thomas Alpha Edison menemukan listrik. Einstein menemukan atom, dan lainnya. Mereka tidak dapat disebut wirausahawan jika penemuannya tersebut tidak ditransformasikan oleh mereka sendiri ke dalam dunia usaha. Wirausahawan adalah orang yang memanfaatkan penemuan tersebut ke dalam dunia usaha. Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu kreativitas. Kreativitas inilah yang akan membawa wirausahawan untuk ber-inovasi terhadap usahanya. Naisbitt dan Aburdene dalam Re-inventing the Corporation menyatakan begitu perlunya suatu basis pendidikan yang dapat menciptakan kretaivitas dalam suatu masyarakat informasi baru. Mereka menyebutnya dengan proses TLC (Teaching, Learning, and creativity) yaitu suatu proses pembelajaran bagaiman berpikir (learning how to think), pembelajaran bagaimana belajar (learning how to learn), dan pembelajaran bagaimana menciptakan sesuatu (learning how to create). Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic dari pada algorithmic (Dollinger 1995). Heuristic adalah sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Secara umum kreativitas seseorang dapat diformulasikan sebagai berikut: (1) Kreativitas dimiliki oleh setiap orang (baik pada tingkat kemampuan yang kecil maupun besar); (2) Kreativitas memerlukan pencapaian dari suatu perspektif yang baru. Paling tidak baru untuk orang tersebut: (1) Perspektif yang baru ini dicapai dengan membawa bersama pengalaman yang tidak berhubungan sebelumnya; (2) Kreativitas mendambakan sesuatu yang lebih berkualitas; (3) Seseorang harus mendekati lingkungannya dengan cara yang holistic; (4) Orang yang kreatif harus berfantasi, bermain, dan berpikir; (5) Orang yang kretaif bersikap spontan, fleksibel, dan terbuka terhadap pengalama; (6) Spontanitas dari manusia adalah sumber dari kreativitas (Dollinger 1995).
HASIL KEGIATAN Tanggapan Peserta Para peserta pelatihan terlihat cukup memperhatikan dan antusias dalam menanggapi materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan terutama mengenai pengelolaan keuangan untuk usaha yang mereka jalankan. Dari hasil diskusi yang dilakukan dapat dilihat bahwa peserta sudah bisa memahami pentingnya manajemen dan kepemimpinan dalam organisasi PKK. Namun memang mereka masih butuh pembinaan dan pendampingan agar dapat menerapkan konsep manajemen dan kepemimpinan tersebut dalam kegiatan PKK.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2012,
ISSN: 1410-0770 87
Harapan Peserta Para peserta pelatihan (Tim Penggerak PKK Kelurahan Rawa Sari Kecamatan Kota Baru Jambi) mengharapkan dapat dibina untuk mengembangkan kemampuan mereka mengelola organisasi dan mengembangkan wawasan anggota tim.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari kegiatan pengabdian ini dapat ditarik kesimpulan: (1) Peserta Pelatihan (Tim Penggerak PKK Kelurahan Rawa Sari Kecamatan Kota Baru Jambi) cukup responsif dan antusias di dalam mengikuti materi pelatihan, terbukti dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta; (2) Pengetahuan peserta tentang konsep motivasi dan kewirausahaan masih sangat rendah sehingga mereka membutuhkan pembinaan lebih lanjut agar dapat menerapkan kedua konsep tersebut; (3) Pelatihan berjalan dengan lancar terlihat adanya komunikasi timbal balik antar tim pengabdian dengan peserta yang hadir.
Saran Menyadari bahwa untuk meningkatkan dan mensejahterakan keluarga serta menambah kemampuan mengelola organisasi membutuhkan peningkatan pengetahuan anggotanya dalam segala aspek yang mendukung peningkatan tersebut, maka dirasa perlu adanya kegiatan pengabdian lanjutan untuk memberikan pelatihan tentang aspek penting lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, (tanpa tahun) Teori Kepemimpinan, Sumber Buku Kepemimpinan Karya TIM FISIP. ______, 2010. Sejarah PKK dan Program Pokok PKK, Situs Resmi PKK Kota Malang, dikunjungi tanggal 28 Nopember 2010. Anoraga, P. dan Soegiastuti J. 1996. Pengantar Bisnis Modern, Kajian Dasar Manajemen Perusahaan. Pustaka Jaya, Jakarta. Baird, L.S., Post, J.E. dan Mahon, J.F. 1990. Management, Functions and Responsibilities, Harper & Row. Publishers New York. Bygrave, William D. 1997. The Portable MBA in Entrepreneurship, John Willey & Sons, Inc. @nd, New York. Ed. Drucker, P.F. 1985. Innovation and Entrepreneurship, Practice and Principles, New York. Ellenso, 1973. Ann, Human Relations, Prentice hall, New Jersey. Harper & Row Griffin, R.E dan Ebert, R.J. 1989. Busniess. Prentice Hall, New Jersey. Harper, S.C. 1991. Starting Your Own Busniess. McGraw-Hill, New York. Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A. 2008. Kewirausahaan. McGrawHill, Penerbit Salemba Empat, New York.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2012,
ISSN: 1410-0770
88 Kearl, Michael C & Chad Gordon. 1992. Social Psychology: Shaping identity, Thought and Conduct, Allyn and Bacon, USA. Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, California, USA. T. Hani Handoko, 2000. Pengantar Manajemen. Penerbit BPFE., Yogyakarta. Tetty S. Pamudji, 2010. Materi Kepemimpinan, disampaikan pada Pelatihan Pelaksana 10 Program Pokok PKK.