f
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014
KATA PENGANTAR Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum dalam mukadimahnya senantiasa dilakukan secara terus menerus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) merupakan unit utama di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas membina kompetensi Pendidik dan tenaga Kependidikan (PTK), yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah, serta tenaga kependidikan lainnya, telah melakukan berbagai program yang kreatif dan inovatif bagi peningkatan kompetensi PTK yang dilakukan dengan efektif dan efisien berbasis TIK, diantaranya Uji Kompetensi Guru (UKG) online, dan Evaluasi Diri Sekolah. Berbagai sistem informasipun dikembangkan untuk memberikan layanan yang transparan dan akuntabel, serta memberikan waktu tunggu bagi penggunanya untuk memperbaiki informasinya secara langsung, seperti aplikasi penetapan peserta Sertifikasi Guru dan UKG online, peserta diklat implementasi kurikulum 2013 dan perencanaan gaji guru PNS. BPSDMPK-PMP menyakini penggunaan TIK dan pengintegrasian sistem informasi dapat mempermudah PTK dalam memperoleh informasi di era global ini. Setelah melakukan integrasi sistem NUPTK/PegID dengan EDS di tahun 2013 lalu, maka di tahun 2014 BPSDMPK-PMP akan mengintegrasikan NUPTK/PegID, EDS, PK Guru dan PK KS, serta memperbaiki tata kelola kepala sekolah dan pengawas sekolah. Pengembangan integrasi inipun sedang diproses pengintegrasiannya dengan NRG, NUKS dan diklat-diklat bagi PTK. BPSDMPK-PMP berharap semua proses integrasi sistem informasi yang ada di semua eselon II dan UPTnya dapat diselesaikan pada tahun 2014 sehingga dapat membantu unit utama lainnya di Kemdikbud dan Kementerian lainnya, seperti memberikan informasi penerima tunjangan sertifikasi, masukan PK Guru untuk Penilaian Angka Kredit bagi guru dengan pangkat IV/b sampai dengan IV/e dan sebagainya. Akhir kata tak ada gading yang tak retak, tetapi peningkatan mutu pendidikan harus terus lakukan bagi penerus bangsa sehingga cita-cita bangsa pada tahun 2045 dapat terpenuhi. Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi penggunanya.
Kepala BPSDMPK-PMP,
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP. 19620203 198703 1 002
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii BAB I
PENDAHAULUAN ..................................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1 B. DASAR HUKUM ................................................................................................... 3 C. TUJUAN................................................................................................................. 4 D. SASARAN.............................................................................................................. 4
BAB II
PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI INTEGRASI SISTEM NUPTK/PegID, EDS, DAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH .......................................................................................... 6 A. MEKANISME PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN ............................................. 6 1. NUPTK ............................................................................................................. 6 2. Evaluasi Diri Sekolah(EDS) .............................................................................. 6 3. Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)..................................................................... 7 4. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PK KS) ....................................................... 8 5. Tata Kelola Pengawas ....................................................................................... 9 B. ALUR PROSES PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN ......................................... 10 1. Alur Proses Pelaksanaan NUPTK .................................................................... 10 2. Alur Proses Pelaksanaan EDS ......................................................................... 19 3. Alur Proses Pelaksanaan PK Guru ................................................................... 21 4. Alur Proses Pelaksanaan PK KS ...................................................................... 28 5. Alur Proses Penilaian Prestasi Kerja ............................................................... 29 6. Alur Proses Tata Kelola Pengawas .................................................................. 33 C. INTEGRASI SISTEM NUPTK, PELAKSANAAN EDS, PELAKSANAAN PK GURU DAN PELAKSANAAN PK KS ............................. 34
BAB III
STRATEGI PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN ...................................................... 36 A. MEKANISME PELAKSANAAN ......................................................................... 36 B. ORGANISASI PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN .............. 39 C. KRITERIA SUMBERDAYA MANUSIA............................................................. 40
BAB IV
PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN............................................................................................................ 44
BAB V
PENUTUP .................................................................................................................. 47 ii
LAMPIRAN
iii
f
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014 i
KATA PENGANTAR Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum dalam mukadimahnya senantiasa dilakukan secara terus menerus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) merupakan unit utama di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas membina kompetensi Pendidik dan tenaga Kependidikan (PTK), yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah, serta tenaga kependidikan lainnya, telah melakukan berbagai program yang kreatif dan inovatif bagi peningkatan kompetensi PTK yang dilakukan dengan efektif dan efisien berbasis TIK, diantaranya Uji Kompetensi Guru (UKG) online, dan Evaluasi Diri Sekolah. Berbagai sistem informasipun dikembangkan untuk memberikan layanan yang transparan dan akuntabel, serta memberikan waktu tunggu bagi penggunanya untuk memperbaiki informasinya secara langsung, seperti aplikasi penetapan peserta Sertifikasi Guru dan UKG online, peserta diklat implementasi kurikulum 2013 dan perencanaan gaji guru PNS. BPSDMPK-PMP menyakini penggunaan TIK dan pengintegrasian sistem informasi dapat mempermudah PTK dalam memperoleh informasi di era global ini. Setelah melakukan integrasi sistem NUPTK/PegID dengan EDS di tahun 2013 lalu, maka di tahun 2014 BPSDMPK-PMP akan mengintegrasikan NUPTK/PegID, EDS, PK Guru dan PK KS, serta memperbaiki tata kelola kepala sekolah dan pengawas sekolah. Pengembangan integrasi inipun sedang diproses pengintegrasiannya dengan NRG, NUKS dan diklat-diklat bagi PTK. BPSDMPK-PMP berharap semua proses integrasi sistem informasi yang ada di semua eselon II dan UPTnya dapat diselesaikan pada tahun 2014 sehingga dapat membantu unit utama lainnya di Kemdikbud dan Kementerian lainnya, seperti memberikan informasi penerima tunjangan sertifikasi, masukan PK Guru untuk Penilaian Angka Kredit bagi guru dengan pangkat IV/b sampai dengan IV/e dan sebagainya. Akhir kata tak ada gading yang tak retak, tetapi peningkatan mutu pendidikan harus terus lakukan bagi penerus bangsa sehingga cita-cita bangsa pada tahun 2045 dapat terpenuhi. Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi penggunanya.
Kepala BPSDMPK-PMP,
TTD Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP. 19620203 198703 1 002
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii BAB I
PENDAHAULUAN ..................................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1 B. DASAR HUKUM ................................................................................................... 3 C. TUJUAN................................................................................................................. 4 D. SASARAN.............................................................................................................. 4
BAB II
PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI INTEGRASI SISTEM NUPTK/PegID, EDS, DAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH .......................................................................................... 6 A. MEKANISME PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN ............................................. 6 1. NUPTK ............................................................................................................. 6 2. Evaluasi Diri Sekolah(EDS) .............................................................................. 6 3. Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)..................................................................... 7 4. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PK KS) ....................................................... 8 5. Tata Kelola Pengawas ...................................................................................... 9 B. ALUR PROSES PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN ......................................... 10 1. Alur Proses Pelaksanaan NUPTK .................................................................... 10 2. Alur Proses Pelaksanaan EDS ......................................................................... 19 3. Alur Proses Pelaksanaan PK Guru ................................................................... 21 4. Alur Proses Pelaksanaan PK KS ...................................................................... 28 5. Alur Proses Penilaian Prestasi Kerja ............................................................... 29 6. Alur Proses Tata Kelola Pengawas .................................................................. 33 C. INTEGRASI SISTEM NUPTK, PELAKSANAAN EDS, PELAKSANAAN PK GURU DAN PELAKSANAAN PK KS ............................ 34
BAB III
STRATEGI PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN ...................................................... 36 A. MEKANISME PELAKSANAAN ......................................................................... 36 B. ORGANISASI PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN .............. 39 C. KRITERIA SUMBERDAYA MANUSIA............................................................. 40
BAB IV
PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN............................................................................................................ 44
BAB V
PENUTUP .................................................................................................................. 47 ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat (3), pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Dalam hal ini penjaminan mutu dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP). Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 2 ayat 1 menyebutkan tentang lingkup standar nasional meliputi:standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Sementara ayat 2 menyatakan bahwa untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan yang dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. Salah satu alat untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan tersebut adalah evaluasi diri sekolah (EDS). Sedangkan dalam pasal 92 ayat 8 PP 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu satuan pendidikan pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan. Sejalan dengan diterbitkannya Permendiknas No. 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP), sejak tahun 2010
Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang disebut
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) mengupayakan tercipta budaya mutu pendidikan dengan mendorong terlaksananya proses penjaminan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Sekolah diberikan peningkatan kapasitas untuk dapat melakukan EDS secara mandiri dan meningkatkan 1
kualitas layanan pendidikan dengan mengacu kepada hasil EDS tersebut. Hasil integrasi verifikasi dan validasi/pemutahiran NUPTK dengan EDS secara online yang dilakukan pada tahun 2013, telah memberikan informasi pemetaan mutu pendidikan, pada Standar Nasional Pendidikan, yaitu : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, dan standar penilaian pendidikan. Hasil Pemetaan mutu pendidikan tahun 2013 telah didistribusikan ke dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota melalui LPMP di setiap Propinsi. Merujuk hasil integrasi NUPTK dengan EDS, maka tahun 2014 ini pemetaan mutu pendidikan akan mengerucut pada Penilaian Kinerja (PK) Guru oleh Kepala Sekolah/Guru Senior dan Penilaian Kinerja (PK) kepala sekolah oleh Pengawas Sekolah. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, peraturan bersama menteri pendidikan nasional dan kepala badan kepegawaian negara nomor : 03/v/pb/2010
nomor : 14 tahun 2010
tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 35 tahun 2010 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Pelaksanaan Penilaian Kinerja dimaksudkan bukan untuk menyulitkan guru, tetapi sebaliknya PK Guru dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang bermutu. Menemukan secara tepat tentang kegiatan guru di dalam kelas, dan membantu mereka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, akan memberikan kontribusi secara langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sekaligus membantu pengembangan karir guru sebagai tenaga profesional. Sebagaimana diketahui bersama, Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai 2
dengan aturan yang berlaku. Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) diharapkan dapat menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan. Sehingga akan diproses peta penjaminan mutu pendidikan pada standar pendidik dan tenaga kependidikan yang lebih rinci. Pelaksanaan pemetaan tahun 2014 ini melibatkan banyak instansi yang terkait seperti Sekretariat BPSDMPK-PMP, Pusat
Pengembangan Profesi Pendidik,
Pusat
Pengembangan Tenaga
Kependidikan, Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Sekolah, serta Ditjen Pendidikan Islam, Mapenda, dan sekolah pada kementerian agama. Besarnya jumlah satuan pendidikan yang menjadi sasaran pemetaan mutu dan banyaknya pihak yang berpartisipasi dalam kegiatan ini mendorong BPSDMPK-PMP untuk mengoptimalkan berbagai sumber daya yang ada. Salah satu bentuk optimalisasi adalah dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta mengintegrasikan proses pemetaan ini dengan proses pemutahiran NUPTK yang saat ini menjadi sala satu media yang sangat penting dalam menjamin memberikan identitas baku bagi para pendidik dan sekaligus sebagai acuan dalam melakukan pembinaan dan pengembangan guru. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diintegrasikan antara data yang ada dalam NUPTK dengan pelaksanaan EDS, Serta Penilaian Kinerja Guru. Dengan demikian sangat diperlukan suatu panduan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan dalam rangka mengintegrasikan verifikasi dan validasi/pemutahiran NUPTK dengan EDS, serta PK Guru oleh Kepala Sekolah dan PK Kepala Sekolah oleh Pengawas Sekolah.
B. Dasar Hukum Dasar hukum Pemetaan Mutu Pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru 4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. 5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). 6. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Standar Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja PNS
3
8. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 1 tahun 2013 tentang ketentuan pelaksanaan peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja PNS 9. Surat Edaran Menteri PAN-RB nomor 2 tahun 2013 tertanggal 15 Februari 2013 tentang pelaksanaan Penilaian Prestasi kerja PNS 10. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru 11. Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 12. Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor : 03/v/pb/2010
nomor : 14 tahun 2010
tentang petunjuk pelaksanaan jabatan
fungsional guru dan angka kreditnya 13. Permeneg PAN dan RB No. 16 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional guru dan Angka Kreditnya 14. Permeneg PAN dan RB No. 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas sekolah 15. Permendiknas No. 28 tahun 2010 tentang tugas tambahan Guru sebagai Kepala Sekolah 16. Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya 17. Permendiknas No. 44 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Permendiknas No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014. 18. Permendiknas Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional, dan diperbaharui Permendikbud No.1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 19. Permendikbud No. 37 dan 38 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 20. Permendikbud No. 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Permendiknas No. 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelyanan Minimal Pendidikan Dasar.
C. Tujuan Tujuan penyusunan panduan pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan untuk memberikan informasi kepada semua stakeholder dalam melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, sehingga dihasilkan peta mutu yang valid, akuntabel dan berkesinambungan.
D. Sasaran 4
Panduan pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan ditujukan kepada : 1. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) sebagai panduan melaksanakan pemetaan mutu pendidikan Nasional; 2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai panduan melaksanakan pemetaan mutu pendidikan tingkat Provinsi; 3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai panduan melaksanakan pemetaan mutu pendidikan tingkat Kabupaten/Kota; 4. Sekolah sebagai acuan teknis dalam melakukan evaluasi diri sekolah dan aktivasi NUPTK dan PegID.
5
BAB II PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI INTEGRASI SISTEM NUPTK, EDS, PENILAIAN KINERJA GURU DAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH A. Mekanisme Pemetaan Mutu Pendidikan Pemetaan Mutu Pendidikan merupakan agenda rutin Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP). Pada tahun 2014, agenda Pemetaan Mutu Pendidikan akan dilaksanakan melalui 5 mekanisme, yakni : (1) NUPTK, (2) EDS, (3) PK Guru, (4) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan (5) Tata Kelola Pengawas. 1. NUPTK Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) merupakan kode identitas unik yang diberikan kepada seluruh Pendidik (Guru) dan Tenaga Kependidikan (Staf) di seluruh satuan pendidikan (Sekolah) di Indonesia. NUPTK dibangun oleh Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas tahun 2006. Seiring dengan program Reformasi Birokrasi, sejak tahun 2011 NUPTK dikelola oleh Sekretariat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perkembangannya, NUPTK menjadi syarat utama yang harus dimiliki oleh seluruh PTK se-Indonesia untuk dapat mengikuti program-program Kementerian lainnya, antara lain: Sertifikasi PTK, Uji Kompetensi PTK, Diklat Kurikulum PTK, aneka Tunjangan bagi PTK dan program-program lainnya. NUPTK diberikan kepada PTK yang telah memiliki PTK Registrasi ID (Peg ID) dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 2. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) Penjaminan mutu pendidikan merupakan upaya bagi peningkatan mutu pendidikan yang berkesinambungan. Proses penjaminan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak dari tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan pendidikan. Sejak diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 6
pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional (saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) telah merintis berbagai upaya penjaminan mutu pendidikan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan mendorong pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sebagai bagian penjaminan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan sebagai dasar dan landasan dalam menyusun strategi dan perencanaan peningkatan mutu pendidikan. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) telah dilaksanakan sejak tahun 2010 oleh Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) BPSDMPK-PMP. Program EDS dilaksanakan secara periodik setiap tahun dengan mendistribusikan instrumen kuisoner-kuesioner kepada responden di setiap sekolah. Hasil dari pengisian instrumen kuisoner kuesioner tersebut menjadi dasar dari proses analisa mutu pendidikan mulai dari tingkat sekolah, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Pelaksanaan EDS pada tahun 2014 merupakan lanjutan dari program tahun lalu yang memetakan mutu pendidikan seluruh sekolah di Indonesia sebagai baseline data pemenuhan mutu sesuai 6 Standar Nasional Pendidikan (SNP), yaitu : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, dan standar penilaian pendidikan. Dengan tersedianya data-data tersebut, semua pemangku kepentingan diharapkan memiliki landasan yang sama di dalam melakukan analisis kondisi mutu pendidikan serta menyusun rencana peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. 3. Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) Penilaian Kinerja Guru merupakan salah satu mekanisme pemetaan mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 2010 dalam bentuk pilot project di beberapa Kab/Kota di Indonesia, bekerja sama dengan world bank melalui Program BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading). Mekanisme tersebut merupakan tindak lanjut pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 tahun 2010 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/v/pb/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
7
Penilaian Kinerja Guru dimaksud tidak terbatas pada guru yang bekerja di satuan pendidikan di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi juga mencakup guru yang bekerja di satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Agama. Penilaian kinerja Guru dilakukan oleh Kepala Sekolah dan atau guru senior yang diberi kewenangan untuk melakukan penilaian sesuai ketentuan yang berlaku. Adapun hasil PK Guru dapat dimanfaatkan untuk menyusun profil kinerja guru sebagai input dalam penyusunan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan sebagai dasar penetapan perolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan karir guru sebagaimana diamanatkan dalam Permeneg PAN dan RB nomor 16 tahun 2009. Oleh karena itu PK Guru harus dilaksanakan dengan baik dan obyektif, untuk menghasilkan guru yang profesional. Untuk mengefektifkan PK Guru tersebut, maka pelaksanaannya dilakukan secara online dan masif kepada semua guru dan kepala sekolah. PK Guru disesuaikan dengan Alur Pembinaan Guru Profesional. Adapun Alur Pembinaan Guru
Profesional secara skematik dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 2.1. Alur Pembinaan Guru Profesional
4. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PK KS) 8
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah merupakan salah satu mekanisme pemetaan mutu pendidikan yang baru dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 bekerja sama dengan Ausaid, Australia melalui Program ProDEP (Professional Development fir Education Personnel) dalam bentuk hibah, yang dilakukan di beberapa Kab/Kota di Indonesia sebagai pilot project. PK KS dilakukan oleh Pengawas Sekolah untuk meningkatkan kompetensi Kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas No. 28 tahun 2010 tentang tugas tambahan Guru sebagai Kepala Sekolah, dengan melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). PK KS ini akan mencoba untuk memetakan mutu pendidikan, khususnya standar PTK, yaitu Kepala Sekolah sehingga akan diperoleh Kepala Sekolah yang berkompetensi dan mampu meningkatkan mutu pendidikan di satuan pendidikannya.
5. Tata Kelola Pengawas Tata kelola Pengawas Sekolah dilaksanakan berdasarkan Permeneg PAN dan RB nomor 21 tahun 2010, yang mengatur ketentuan-ketentuan tentang Pengawas sebagai berikut : Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Pengawas Sekolah adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Guru yang berstatus sebagai PNS. Adapun beban kerja Pengawas Sekolah adalah 37,5 (tiga puluh tujuh setengah) jam perminggu di dalamnya termasuk pelaksanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan di sekolah binaan. Sasaran Satuan Pendidikan dan/atau Guru yang dibina oleh Pengawas Sekolah adalah : 1. Taman Kanak-Kanak/Raudathul Athfal dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh) Guru; 2. Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) Guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran; 3. Sekolah Luar Biasa paling sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) Guru; dan 4. Pengawas Bimbingan dan Konseling paling sedikit 40 (empat puluh) Guru Bimbingan dan Konseling.
9
Untuk daerah khusus, beban kerja pengawas sekolahnya paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan secara lintas tingkat satuan dan jenjang pendidikan. Daerah khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain. Jenjang jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah sebagai berikut : 1. Pengawas Sekolah Muda memiliki pangkat Penata, golongan ruang III/c s.d Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, dengan salah satu rincian kegiatan Pengawas Sekolah melaksanakan pembinaan Guru; 2. Pengawas Sekolah Madya memiliki pangkat Pembina, golongan ruang IV/a s.d Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, dengan salah satu rincian kegiatan Pengawas Sekolah melaksanakan pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah. 3. Pengawas Sekolah Utama memiliki pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d s.d Pembina Utama, golongan ruang IV/e, dengan salah satu rincian kegiatan Pengawas Sekolah melaksanakan pembinaan Guru dan Kepala Sekolah.
B. Alur Proses Pemetaan Mutu Pendidikan 1. Alur Proses Pelaksanaan NUPTK a. PTK Registrasi ID (pegID) PTK Registrasi ID (Peg ID) merupakan Kode Identitas Unik yang diberikan kepada PTK yang telah melakukan registrasi identitas dirinya sehingga terdaftar resmi di database BPSDMPKPMP, Kemdikbud. Peg ID digunakan sebagai prasyarat dan kode referensi pada programprogram yang dilaksanakan oleh BPSDMPK-PMP Kemdikbud. PegID juga berfungsi sebagai akun login ke layanan Aplikasi NUPTK dan sebagai syarat untuk memproses pengajuan NUPTK. b. Keaktifan PTK 2014 Sebagai pelaksanaan agenda kegiatan Pemetaan Mutu Pendidikan hingga 31 Desember 2014, maka setiap PTK berkewajiban melaporkan status keaktifan NUPTK/PegID masing-masing secara online di Layanan PADAMU NEGERI menggunakan akun masing-masing mulai 18 Agustus 2014. Sebagai bukti keaktifan NUPTK/PegID setiap PTK akan diberikan Kartu
10
Identitas yang masa berlaku aktifnya setiap semester mulai Tahun Ajaran 2014/2015. Kartu Identitas PTK dimaksud dapat dicetak secara mandiri oleh setiap PTK melalui akun login masing-masing di Layanan PADAMU NEGERI. 1) Tahapan Persiapan Merupakan kelanjutan dari tahapan verifikasi validasi Tahun 2013 lalu yang menghasilkan output berupa akun sekolah yang sudah terdistribusi, Status PTK yang sudah berNUPTK/PegID bintang empat, Akun Dinas pendidikan kab/kota dan akun LPMP. Sehingga Tahapan tersebut jika belum dilalui harus dilewati terlebih dahulu. Adapun persiapan di tahun 2014 berupa: a) Bagi sekolah yang belum mempunyai akun SIAP Padamu Negeri agar mengajukan terlebih dahulu dengan prosedur sebagai berikut: • Satuan pendidikan mengajukan akun ke dinas pendidikan kabupaten/kota, menggunakan formulir A07 pengajuan akun satuan pendidikan, dengan syarat satuan pendidikan tersebut telah memiliki NPSN yang dapat diakses pada website http://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php . • Dinas pendidikan kabupaten/kota akan menginput informasinya pada menu pengajuan akun satuan pendidikan baru, dan mengarsipkan formulir A07, surat tugas sebagai kepala sekolah/madrasah oleh dinas/yayasan, sertifikat NPSN yang sudah dilegalisir, print out Identitas Satuan Pendidikan/Lembaga dan Dokumen dan Perijinan (sumber : http://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php). • LPMP akan memeriksa keabsahan informasi pada formulir pengajuan dengan memanfaatkan website http://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php.
Bila
informasinya sesuai, maka LPMP akan menyetujuinya • LPMP akan menerbitkan akun satuan pendidikan • Pengecualian dapat dilakukan kepada satuan pendidikan yang belum memiliki NPSN
yang
dapat
diakses
pada
website
http://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php, tetapi memiliki guru yang sudah disertifikasi. Maka dapat diusulkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota ke LPMP untuk mendapatkan akun satuan pendidikan, dengan menyertakan surat permohonan dispensasi dari satuan pendidikan tersebut.
11
b) Bagi sekolah yang belum mempunyai akun SIAP Padamu Negeri agar mengajukan terlebih dahulu dengan prosedur sebagai berikut: • Sekolah mengajukan ke dinas pendidikan kabupaten/kota, menggunakan formulir pengajuan akun sekolah. • Dinas pendidikan kabupaten/kota akan merekap daftar pengajuan sekolah, ditandatangani oleh Penanggung Jawab Pendataan Padamu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan distempel untuk kemudian diserahkan ke LPMP • LPMP akan memeriksa kebenaran isi data pada formulir pengajuandengan memanfaatkan website http://referensi.data.kemdikbud.go.id/ • LPMP akan menerbitkan akun sekolah. c) Bagi PTK yang belum memiliki PegID dan berbintang 4 harus melakukan registrasi PTK sehingga mendapatkan PegID kemudian menyelesaikannya sampai status registrasi bintang 4.
2) Tahapan Pelaksanaan Adapun mekanisme keaktifan NUPTK/PegID pada tahun 2014 dengan menyelesaikan proses sebagai berikut : a) Guru • Mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah (EDS) 2014; • Mengisi survey kurikulum 2013 bagi PTK yang telah mengikuti diklat implementasi kurikulum 2013; • Melakukan pengecekan Portofolio, yaitu mengunggah photo dan edit data rinci; • Mencetak kartu identitas PTK (kartu digital). b) Kepala Sekolah • Mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah (EDS) 2014; • Prasyarat : semua gurunya sudah melakukan aktivasi PTK untuk tahun 2014, 30 siswa telah mengisi EDS (untuk sekolah yang memiliki siswa kurang dari 30 siswa, silahkan mengajukan permohonan dispensasi kepada Dinas di kab/kota setempat untuk disetujui oleh LPMP);
12
• Mengisi survey kurikulum 2013 bagi PTK yang telah mengikuti diklat implementasi kurikulum 2013; • Melaksanakan Penilaian Kinerja Guru kepada semua guru di sekolahnya; • Melakukan pengecekan Portofolio, yaitu mengunggah photo dan edit data rinci; • Mencetak kartu identitas PTK (kartu digital). c) Pengawas • Mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah (EDS) 2014; • Mengisi survey kurikulum bagi PTK yang telah mengikuti diklat kurikulum 2013; Prasyarat : (1) Pengawas Akademik (Pengawas yang membina Guru) : memastikan semua guru binaannya sudah melakukan aktivasi PTK untuk tahun 2014 dan memastikan guru-guru binaannya telah selesai dinilai Kinerjanya oleh kepala sekolah (PK Guru). (2) Pengawas Manajerial (Pengawas yang membina Kepala Sekolah) : memastikan semua kepala sekolah binaannya sudah melakukan aktivasi PTK untuk tahun 2014 dan Melaksanakan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah binaannya; (3) Pengawas Gabungan (Pengawas yang membina Guru dan Kepala Sekolah) : memastikan semua guru dan kepala sekolah binaannya sudah melakukan aktivasi PTK untuk tahun 2014, memastikan guru-guru binaannya telah selesai dinilai Kinerjanya oleh kepala sekolah (PK Guru) dan Melaksanakan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah binaannya. • Melakukan pengecekan Portofolio, yaitu mengunggah photo dan edit data rinci; • Mencetak kartu identitas PTK (kartu digital). c. Pengajuan NUPTK Baru Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang belum memiliki NUPTK dapat memperoleh NUPTK dengan persyaratan sebagai berikut : 1) PTK berstatus PNS : •
Memiliki PegID Aktif
•
Memiliki Kualifikasi Pendidikan minimal S1/D4
•
Memiliki SK ketetapan CPNS (SK CPNS hanya untuk PegID)
•
Memiliki SK ketetapan PNS 13
•
Memiliki SK setiap kenaikkan pangkatnya
•
Memiliki SK ketetapan PNS terakhir
2) PTK berstatus Non PNS a) Bagi PTK dengan Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) di sekolah negeri memenuhi syarat sebagai berikut: • Memiliki PegID Aktif • Memiliki Kualifikasi Pendidikan minimal S1/D4 • SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota sebagai Guru, dan menyatakan bahwa pembayaran Gaji berasal dari APBD atau SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai PTK yang masih berlaku (Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara). b) Bagi PTK dengan Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) di sekolah swasta memenuhi syarat sebagai berikut : • Memiliki PegID Aktif • Memiliki Kualifikasi Pendidikan S1/D4 • Berstatus sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY) • SK Pengangkatan Guru Tetap Yayasan (GTY) sebagai Guru atau Kepala Sekolah minimal selama 4 (empat) tahun berturut-turut terhitung mulai tanggal terbit SK awal sebelum tanggal 1 Agustus 2010 (pada sekolah yang sama atau berbeda) yang ditandatangani oleh Ketua Yayasan dan tidak berlaku surut (contoh SK tertanggal tahun 2014 menjelaskan masa kerja tahun 2010). Pemberian NUPTK baru bagi PTK akan dilakukan apabila PTK telah mendapatkan surat penetapan PegID. Untuk pengajuan NUPTK yang ditolak karena tidak memenuhi persyaratan, hanya dapat diajukan kembali pada periode penerbitan NUPTK tahun berikutnya setelah memenuhi persyaratan. PTK harus memastikan memenuhi persyaratan sebelum mengajukan NUPTK. Kondisi tertentu dimana PTK belum berkualifikasi pendidikan S1/D4 dapat mengajukan pengecualian dengan mengirimkan permohonan pengajuan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten yang mencantumkan nama PTK yang diajukan NUPTK nya
14
serta alasan permintaan pengecualian. Surat permohonan ini kemudian dikirim ke LPMP Provinsi dan ke Sekretariat BPSDMPK-PMP. Bagi PTK yang telah mempunyai PegID dan memenuhi syarat mengajukan NUPTK mencetak surat Pengajuan NUPTK Baru dengan melampirkan dokumen fisik. Surat pengajuan NUPTK telah ditandatangani oleh Kepala Sekolah beserta dokumen fisik diserahkan kepada admin kabupaten/kota untuk dilakukan pemeriksaan. Admin kabupaten/kota akan mengeluarkan surat bukti pemeriksaan fisik dan akan menyerahkannya kepada LPMP beserta surat pengajuan NUPTK dan dokumen fisik. LPMP akan melakukan pemeriksaan dokumen serta mengeluarkan Surat Bukti Penerbitan NUPTK.
15
16
Gambar 2.2. Alur pengajuan NUPTK Baru
d. Mutasi PTK Yang dimaksud mutasi adalah jika PTK yang sudah selesai mengikuti verval atau sudah berbintang empat berpindah sekolah induknya ke sekolah lain baik itu dalam satu kabupaten/kota, berbeda kabupaten/kota atau berbeda provinsi. Persyaratan Umum dari mutasi adalah SK penempatan di sekolah yang baru atau sekolah tujuan. Proses transaksional mutasi di sistem padamu dimulai dari login PTK dengan mengajukan mutasi dengan mencetak format ajuan mutasi untuk diserahkan ke Admin Dinas Kabupaten/Kota asal untuk ditindaklanjuti setelah format tersebut dilengkapi dengan tanda tangan dan stempel sekolah asal. Untuk PTK yang mutasi ke sekolah dengan Kabupaten/kota yang berbeda wajib membawa format cetak persetujuan mutasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota wilayah sekolah asal terlebih dahulu sebelum menyerahkannya ke Dinas Kabupaten/Kota wilayah sekolah tujuan. Hal yang sama juga berlaku untuk mutasi dengan binaan yang berbeda seperti dari sekolah dibawah Kemenag mutasi ke sekolah di bawah Kemdikbud. PTK harus memperoleh cetak ajuan dari Mapenda terlebih dahulu sebelum menyerahkan format tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Jenis-jenis mutasi terdiri dari: 1. Mutasi
PTK
PNS
yang
memiliki
NUPTK
antar
sekolah
negeri
naungan
Kemdikbud/Kemenag dalam Kabupaten/Kota; 2. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag dalam Kabupaten/Kota; 3. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud/Kemenag dalam Kabupaten/Kota; 4. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemdikbud dalam kabupaten/kota; 5. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud dalam kabupaten/kota; 6. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag dalam kabupaten/kota; 17
7. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta naungan Kemdikbud/kemenag dalam kabupaten/kota; 8. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud dalam kabupaten/kota; 9. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud dalam kabupaten/kota; 10. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemdikbud ke naungan Kemenag dalam kabupaten/kota; 11. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki PEGID antar/dari/ke sekolah negeri/swasta dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud atau sebaliknya dalam kabupaten/kota; 12. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemenag dalam kabupaten/kota; 13. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemenag dalam kabupaten/kota; 14. Mutasi
PTK
PNS
yang
memiliki
NUPTK
antar
sekolah
negeri
naungan
Kemdikbud/Kemenag antar kabupaten/kota; 15. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag antar kabupaten/kota; 16. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud/Kemenag antar Kabupaten/Kota; 17. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemdikbud antar kabupaten/kota; 18. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud antar kabupaten/kota; 19. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag antar kabupaten/kota; 20. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag antar kabupaten/kota; 21. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud atau sebaliknya antar kabupaten/kota; 22. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud antar kabupaten/kota; 18
23. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemdikbud ke naungan Kemenag antar kabupaten/kota; 24. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki PEGID antar/dari/ke sekolah negeri/swasta dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud atau sebaliknya antar kabupaten/kota; 25. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemenag antar kabupaten/kota; 26. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemenag antar kabupaten/kota. 27. Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota 28. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID antar sekolah negeri dalam Kabupaten/Kota 29. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID antar sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota 30. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID dari sekolah negeri ke sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota 31. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID dari sekolah swasta ke sekolah negeri dalam Kabupaten/Kota 32. Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta antar Kabupaten/Kota 33. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID antar Kabupaten/Kota
Adapun persyaratan umum mutasi PTK adalah dengan menyertakan SK penugasan di Sekolah baru. Dan menyertai persyaratan tambahan sebagai berikut : (1) SK PNS; (2) SK Bupati; (3) SK Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota; dan (4) SK Ketua Yayasan. Serta melengkapi format dari sistem SM01 dan SM02 (untuk mutasi antar Kabupaten/Kota), ketentuan persyaratan terlampir. e. Alih Fungsi PTK Yang dimaksud alih fungsi PTK adalah jika seorang PTK berpindah jabatannya, misalnya seorang staf diangkat menjadi guru ataupun sebaliknya. Alih fungsi juga bisa berupa perubahan status kepegawaian dari PTK Non PNS menjadi PTK PNS atau sebaliknya. Proses transaksi alih fungsi juga dimulai dari login PTK. PTK mencetak format alih fungsi yang kemudian diserahkan ke admin dinas kab/kota setelah format tersebut dilengkapi dengan tanda tangan dan stempel sekolah asal. Adapun persyaratan dari alih fungsi adalah SK tugas atau jabatannya saat ini ataupun SK PNS untuk yang beralih fungsi menjadi guru PNS. 19
2. Alur Proses Pelaksanaan EDS Pelaksanaan implementasi EDS tahun 2014 diprioritaskan pada pemetaan seluruh sekolah di Indonesia sebagai baseline data pemenuhan mutu sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Badan PSDMPK-PMP penyesuaian dalam tahapan pelaksanaan EDS untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Pelaksanaan EDS dibagi menjadi 5 tahapan yang meliputi: persiapan pelaksanaan, distribusi instrumen, pelaksanaan pemetaan di sekolah, kompilasi & pengiriman
data, pengolahan &
analisis data seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Tahapan Pelaksanaan EDS 2014
a. Tahapan persiapan pelaksanaan meliputi : persiapan instrumen, penyusunan panduan, dan persiapan sistem informasi. b. Sosialisasi meliputi : sosialisasi melalui web, pengiriman surat kepada pemerintah daerah, sosialisasi LPMP kepada Pemerintah kabupaten/kota, dan Pemerintah kabupaten/kota kepada satuan pendidikan, c. Pelaksanaan EDS meliputi: pengisian instrumen EDS oleh Guru, siswa/orangtua/wali dan Kepala Sekolah, d. Pengolahan & analisis EDS meliputi: Cleansing EDS, dan pengembangan OLAP/dashboard. Sama dengan tahun 2013, pelaksanaan EDS 2014 dilakukan dengan pendekatan transaksi real time berbasis internet. Pengisian instrumen dilakukan saat responden terkoneksi dengan situs http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id/padamu. Proses pelaksanaan EDS online dilakukan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan sumber daya dengan asumsi semakin banyaknya jumlah satuan pendidikan yang telah memiliki fasilitas TIK (komputer, laptop, dan internet) serta semakin berkembangnya dan stabilnya jaringan komunikasi data di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan pula dengan disediakannya fasilitas internet oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Jaringan Pendidikan Nasional dan dilaksanakannya Uji Kompetensi Guru (UKG) dengan menggunakan teknologi online. Mekanisme pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar 2.4. 20
Gambar 2.4 Alur Proses Pelaksanaan EDS Online 2014
3. Alur Proses Pelaksanaan PK Guru a. Tahapan Pelaksanaan PK Guru
PK Guru dilaksanakan dalam beberapa tahapan, sebagaimana terlihat pada skema berikut. Gambar 2.5 Tahapan Pelaksanaan PK Guru
21
Secara rinci keenam langkah pelaksanaan PK Guru adalah sebagai berikut: Langkah Pertama : Wawancara Sebelum Pengamatan Sebelum dilakukan pengamatan dan pemantauan, perlu diadakan wawancara antara penilai dan guru yang akan dinilai. Tujuannya adalah: 1) Memastikan bahwa guru memahami jalannya proses penilaian; 2) Memeriksa dokumen-dokumen yang perlu untuk wawancara diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, daftar hadir siswa dan jurnal guru; 3) Mengumpulkan bukti sesuai dengan indikator yang terkait dan memastikan bahwa semua prosedur dalam petunjuk pelaksanaan PK Guru diikut; 4) Memastikan bahwa guru memiliki cukup bukti untuk mengetahui bahwa guru telah mengumpulkan dan menggunakan informasi terkait peserta didik dalam merancang pembelajaran; 5) Memberikan kesempatan kepada guru untuk menjelaskan, mendiskusikan dan mengungkapkan hal-hal yang dianggapnya penting dalam proses pembelajaran; 6) Membuat kesepakatan rentang waktu untuk pelaksanaan pengamatan/observasi (bukan tanggal dan hari, tapi diantara rentang waktu 10 hari setelah wawancara).
Langkah Kedua: Pengamatan dan Pemantauan Tidak ada batasan mengenai jumlah pelaksanaan pengamatan atau pemantauan 1 . Yang terpenting adalah: 1) Pengamatan dan pemantauan dapat dilakukan lebih dari satu kali sepanjang rentang waktu yang disepakati;
adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui diskusi sebelum pengamatan, pengamatan selama pelaksanaan proses pembelajaran, dan diskusi setelah pengamatan. Sedangkan pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan guru yang dinilai, dan atau wawancara dengan warga sekolah.
1Pengamatan
22
2) Tujuan pengulangan pengamatan dan pemantauan adalah agar penilai dapat mengumpulkan bukti/data yang cukup untuk dapat memberikan skor masing-masing butir indikator secara adil dan transparan; 3) Jika penilai belum mendapatkan bukti/data dalam satu kali pertemuan, maka penilai dapat melakukan pengamatan ulang sampai cukup bukti/data untuk menentukan skor penilaian; 4) Kegiatan mengajar guru harus diamati sedikitnya satu kali pertemuan utuh (minimal 2 jam pelajaran); 5) Kegiatan pemantauan dapat dilaksanakan kapan saja setelah penilai menerima penugasan; 6) Persentase waktu untuk pengamatan dan pemantauan tergantung dari jenis guru. Untuk guru kelas dan mapel persentase pengamatan lebih banyak dari pemantauan, tetapi untuk guru bimbingan konseling (BK) persentase pemantauan lebih banyak. Langkah Ketiga: Perbandingan dan Pemberian Skor Sebelum pertemuan persetujuan, penilai harus membandingkan bukti dengan indikator/butir indikator dan memberikan skor sesuai dengan data yang telah dikumpulkan melalui proses penilaian. Langkah Keempat: Pertemuan Persetujuan Setelah pengamatan dan pemantauan selesai dilaksanakan, penilai dan guru menyepakati waktu pertemuan persetujuan. Hal penting dalam pertemuan persetujuan adalah: 1) Penilai harus menjelaskan skor yang diberikan untuk setiap indikator dan butir indikator; 2) Penilai harus meminta kesepakatan dari guru tentang skor yang diberikan dan jika perlu menjelaskan alasannya terkait dengan data yang dikumpulkan; 3) Penilai harus memberi kesempatan kepada guru untuk menyampaikan umpan balik tentang skor yang diberikan. Penilai hanya perlu mencatat penjelasan guru sebagai bukti baru dan tidak perlu mengomentarinya. Langkah Kelima: Mediasi Penyelesaian Masalah (Bila diperlukan) Langkah kelima dilaksanakan bila terjadi ketidaksepakatan antara penilai dan guru yang dinilai. Hal penting dalam mediasi adalah:
23
1) Jika penilai dan guru tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai hasil akhir dari penilaian, maka hal ini harus dicatat dalam format yang disediakan dan penilai melaporkan kepada kepala sekolah/madrasah; 2) Kepala sekolah/madrasah harus merespon laporan tersebut dengan cara, 1) kepala sekolah/madrasah sendiri berhak menetapkan skor indikator yang belum disepakati sesuai dengan bukti yang dapat dipercaya, 2) kepala sekolah/madrasah dapat menunjuk penilai lain untuk melakukan pengamatan dan penilaian terhadap indikator yang tidak disepakati, 3) dalam hal kepala sekolah tidak dapat memutuskan skor indikator yang tidak disepakati, kepala sekolah/madrasah menyampaikan hal tersebut kepada Kepala UPT/Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi untuk menunjuk penilai lain untuk melakukan penilaian ulang. Langkah Keenam: Konversi Hasil PK Guru Skor hasil PK Guru perlu dikonversikan ke skala nilai menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya sebagai nilai kinerja guru. Hasil konversi ini selanjutnya digunakan untuk menetapkan sebutan hasil PK Guru dan persentase perolehan angka kredit sesuai pangkat dan jabatan fungsional guru. Penetapan hasil konversi PK Guru ke angka redit adalah tugas Tim Penilai Angka Kredit kenaikan jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat. Kepala sekolah dapat mengkonversi hasil perhitungan PK Guru ke dalam angka kredit, tetapi hanya berupa usulan/estimasi untuk keperluan perolehan angka kredit guru. Usulan angka kredit (estimasi) berdasarkan hasil perhitungan PK Guru dicatat dalam format penghitungan angka kredit yang ditandatangani oleh penilai PK Guru, guru yang dinilai dan diketahui oleh kepala sekolah. Selanjutnya Tim Penilai Angka Kredit (tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat) akan menghitung Angka Kredit unsur pembelajaran bersama dengan angka kredit dari unsur utama lainnya (pengembangan diri, publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif) dan unsur penunjang dan merekapnya di dalam Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) untuk proses penetapan angka kredit dan kenaikan jabatan fungsional guru.
24
Sebelum melakukan penetapan hasil konversi PK Guru ke angka kredit, Tim Penilai Angka Kredit harus melakukan verifikasi terhadap hasil PK Guru apabila hasil PK Guru dianggap kurang valid. Kegiatan verifikasi ini dilaksanakan dengan menggunakan berbagai dokumen (hasil PK Guru yang direkapitulasi dalam format laporan hasil PK Guru, catatan hasil pengamatan, studi dokumen, wawancara, dan sebagainya yang ditulis dalam format kumpulan data beserta dokumen pendukungnya) yang disampaikan oleh sekolah untuk pengusulan penetapan angka kredit. Jika ternyata ada ketidaksesuaian terhadap hasil yang disampaikan oleh sekolah, maka Tim Penilai Angka Kredit dapat meminta penjelasan/ klarifikasi dari kepala sekolah. Jika hasil penjelasan/ klarifikasi oleh kepala sekolah belum dapat menyakinkan Tim Penilai Angka Kredit, maka Tim Penilai Angka Kredit tersebut berhak mengunjungi sekolah untuk memastikan kesesuaian antara hasil PK Guru dan kinerja guru yang dinilai. Hal ini hanya dilakukan terhadap kasus tertentu yang terkait dengan data penilaian yang tidak sesuai. b. Pelaporan Hasil PK Guru Kepala Sekolah wajib melaporkan hasil PK Guru seluruh guru di sekolahnya secara online melalui sistem Padamu Negeri menggunakan login individu Kepala Sekolah. Hal ini merupakan salah satu syarat dari aktivasi NUPTK/PegID. Kepala Sekolah juga wajib melaporkan PK Guru dengan tugas tambahan untuk guru bertugas: a)
Menjadi Wakil Kepala Sekolah/Madrasah Bidang Akademik
b) Menjadi Wakil Kepala Sekolah/Madrasah Bidang Kesiswaan c)
Menjadi Wakil Kepala Sekolah/Madrasah Bidang Sarpras
d) Menjadi Wakil Kepala Sekolah/Madrasah Bidang Humas e)
Menjadi Ketua Program Keahlian/Studi, atau sejenisnya
f)
Menjadi Kepala Perpustakaan
g) Menjadi Kepala Laboratorium, Bengkel, Unit Produksi, atau sejenisnya
25
c. Prosedur Pelaksanaan Pelaporan Online PKG 2014: 1. Kepala Sekolah membentuk Tim Penilai PKG 2. Tim Penilai melaksanakan proses penilaian instrumen PKG secara manual (pengamatan, wawancara, survei, dst) dan melaporkan hasilnya ke Kepala Sekolah. 3. Kepala Sekolah entri hasil penilaian instrumen manual ke modul PKG di Padamu Negeri menggunakan akun Kepala Sekolah. 4. Kepala Sekolah mencetak dokumen PKG (S22a Lampiran A dan B) dari Padamu Negeri. 5. Kepala Sekolah, Tim Penilai dan Guru menandatangani cetak dokumen PKG (S22a Lampiran A dan B) serta diberi stempel resmi. 6. Kepala Sekolah memindai (scan) dokumen PKG (S22a Lampiran A dan B) yang telah ditandatangan dan distempel tersebut untuk diunggah (upload) di Padamu Negeri. 7. Kepala Sekolah mencetak Surat Ajuan Persetujuan Pelaporan PKG (S22A) sebagai surat pengantar resmi Dokumen PKG (S22a Lampiran A da B) untuk diserahkan ke Dinas/Mapenda setempat (termasuk melengkapi lembar berkas instrumen hasil penilaian manual pada S22a Lampiran A). 8. Pihak Dinas/Mapenda menerima, memverifikasi dan memvalidasi Dokumen PKG (S22A, S22a LAMPIRAN A dan B serta lembar berkas instrumen hasil penilaian manual). Selanjutnya mencetak Tanda Bukti Persetujuan Laporan PKG (S23A) untuk diserahkan ke Kepala Sekolah. d. Persyaratan bagi Guru agar dapat diproses Penilaian Kinerjanya 1. Telah melakukan ajuan pemutakhiran data portofolio (S12) khususnya riwayat mengajar semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 hingga permanen disetujui Dinas (S13) 2. Telah mencetak Kartu Identitias PTK periode semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015
26
27
28
Gambar 2.6 Alur Proses Pelaksanaan PK Guru Online 2014
4. Alur Proses Pelaksanaan PK Kepala Sekolah Pelaksanaan PK KS oleh Pengawas Sekolah pada prinsipnya sama dengan PK Guru, tetapi komponen penilaiannya saja yang berbeda. Komponen penilaiannya meliputi : kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Hal ini sejalan dengan permendiknas nomor 28 tahun 2010 tentang penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/madrasah. Pengawas sekolah bertanggung jawab untuk melaporkan hasil seluruh PK Kepala Sekolah binaannya secara online ke dalam sistem Padamu Negeri menggunakan login individu Pengawas. Pengawas Sekolah berkewajiban secara aktif memonitor proses pelaporan PK Guru oleh Kepala Sekolah ke dalam sistem Padamu sebagai salah satu syarat Pengawas Sekolah mengaktifkan NUPTK nya. Pengawas dapat melakukan aktifasi NUPTK nya setelah semua kepala sekolah binaannya selesai melakukan PK Guru seluruh Guru di sekolahnya. Adapun alur proses pelaporan hasil PK Kepalas sekolah adalah sebagai berikut:
29
Gambar 2.7 Alur Proses Pelaksanaan PK KS Online 2014
5. Alur Proses Penilaian Prestasi Kerja a. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, didefinisikan sebagai suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS. Proses penilaian ini dilakukan dengan tolok ukur yang objektif terhadap tingkat capaian sasaran kerja dan perilaku kerja seorang PNS oleh atasannya (pejabat penilai). Penekanan Penilaian Prestasi Kerja adalah penilaian capaian sasaran kerja yang pada dasarnya telah disusun dan disepakati bersama antara guru yang diberi tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dengan atasannya langsungnya (pejabat penilai) ditambah dengan penilaian perilaku keseharian dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Penilaian
30
Prestasi Kerja meliputi penilaian ketercapaian SKP dan penilaian perilakunya, oleh karena itu, ketercapaian sasaran kerja dan perilaku kerja mempengaruhi prestasi kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Sebagai proses evaluasi terhadap kinerja dan perilaku kerja, Penilaian Prestasi Kerja dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk menjamin obyektivitas pembinaan profesi yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan karier. Secara administratif, sekolah dapat menjadikan Penilaian Prestasi Kerja sebagai acuan atau standar dalam membuat keputusan pemberian tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah kepada guru. Sementara itu, dalam konteks pengembangan sekolah, Penilaian Prestasi Kerja bermanfaat untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan kerja, pemberian konseling, dan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan profesi berkelanjutan untuk kepentingan peningkatan kemampuan dan keahlian guru dan/atau guru yang mendapatkan
tugas tambahan
dan/atau
tugas
lain
yang
relevan
dengan
fungsi
sekolah/madrasah. Hasil Penilaian Prestasi Kerja tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada sekolah. Bagi individu guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, hasil Penilaian Prestasi Kerja dapat mengetahui bagaimana proses dan capaian prestasi kerja mereka dinilai oleh atasannya, yang hasilnya digunakan untuk membuat rencana kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan kariernya. Tingkat prestasi kerja yang tinggi dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, misalnya untuk penetapan indeks pemberian tunjangan selain gaji, memperluas kesempatan untuk dipromosikan, menurunnya kemungkinan untuk didemosikan, serta membuat mereka semakin ahli dan berpengalaman dalam bidang pekerjaannya. Sebaliknya, tingkat prestasi kerja yang rendah menunjukkan tidak kompetennya guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dalam melaksanakan pekerjaannya dan berakibat sukarnya bagi mereka untuk dipromosikan ke jenjang pekerjaan yang tingkatannya lebih tinggi atau memperoleh tugas lainnya, memperbesar kemungkinan untuk didemosikan, dan pada akhirnya dapat juga menyebabkan pemberian sanksi bahkan pemutusan hubungan kerja. 31
Sedangkan bagi sekolah, hasil Penilaian Prestasi Kerja sangat penting dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier, antara lain untuk mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan keprofesian berkelanjutan, promosi, sistem insentif dan berbagai aspek lain dari keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, hasil Penilaian Prestasi Kerja dapat menunjukkan apakah sumberdaya sekolah sudah memenuhi target atau sasaran yang dikehendaki baik secara kualitas maupun kuantitas, bagaimana perilaku guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dalam melakukan pekerjaannya. b. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja Penilaian Prestasi Kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan guru dan/atau guru yang mendapatkan tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah tersebut yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja. c. Alur Penilaian Prestasi Kerja Alur Penilaian Prestasi Kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan, kepala bengkel, ketua program keahlian, dan pembimbing khusus) dapat digambarkan sebagai berikut ini.
32
Desember (Mgg 4) - Januari
Jan - Des
Desember – Januari (Mgg 1)
Gambar: 2.1: Alur Penilaian Prestasi Kerja Keterangan: 1) Penilaian Prestasi Kerja diawali dengan penyusunan SKP oleh guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilaksanakan awal tahun (selanjutnya disebut SKP). Selanjutnya hasil penyusunan SKP dikonsultasikan dengan atasan langsung (pejabat penilai) untuk memperoleh persetujuan. Catatan: dalam penyusunan SKP harus mempertimbangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah, Evaluasi Diri Sekolah (EDS), tugas pokok guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lainnya yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, serta Program Tahunan Guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lainnya yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, khusus untuk kepala sekolah perlu mempertimbangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
33
2) Jika disetujui, maka SKP langsung ditetapkan oleh pejabat penilai sebagai kontrak kerja untuk tahun berjalan. Jika tidak disetujui oleh pejabat penilai, maka SKP ditetapkan/diputuskan oleh atasan pejabat penilai dan putusan atasan pejabat penilai bersifat final. SKP yang sudah ditetapkan memuat target kegiatan tugas jabatan (unsur utama dan unsur penunjang) sebagai guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, nilai angka kredit pada tiap uraian kegiatan, serta target dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya (bagi kepala sekolah). 3) Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja meliputi: a) Penilaian SKP yang mencakup penilaian realisasi uraian kegiatan tugas jabatan (unsur utama dan unsur penunjang) yang diukur dengan ketercapaian kegiatan dalam 4 (empat) aspek penilaian yaitu kualitas, kuantitas, waktu dan biaya); dan b) Penilaian perilaku kerja meliputi aspek penilaian orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan (bagi kepala sekolah) berdasarkan rekaman perilaku kerja dalam buku catatan. 4) Perhitungan nilai Penilaian Prestasi Kerja diperoleh dari penjumlahan nilai unsur SKP sebesar 60% dan perilaku kerja sebesar 40%. 5) Jika hasil Penilaian Prestasi Kerja disetujui oleh yang dinilai, maka pejabat penilai menetapkan hasil Penilaian Prestasi Kerja dan rekomendasinya. 6) Jika hasil Penilaian Prestasi Kerja tidak disetujui yang dinilai, maka yang bersangkutan dapat menyatakan keberatan atas hasil Penilaian Prestasi Kerja kepada pejabat penilai selambat-lambatnya dalam periode waktu 14 (empat belas) hari setelah proses penilaian.
6. Alur Proses Tata Kelola Pengawas Admin Dinas mempunyai hak untuk melakukan manajeman data Pengawas yang ada pada Dinas kabupaten / kota. Admin Dinas melakukan beberapa manajemen data Pengawas sekolah seperti menambah atau menghapus pengawas serta beberapa fitur lainnya. Admin Dinas diberikan tanggung jawab sepenuhnya untuk menerapkan aturan dan syarat yang berlaku bagi Pengawas Sekolah sesuai ketetapan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor: 21 Tahun 2010. Tata pengelola pengawas meliputi: a. Pengelolaan jenis Pengawas sekolah yang terdiri dari tiga yaitu pengawas Manajerial, Pengawas Mata Pelajaran dan Pengawas Gabungan
34
b. Pengelolaan Binaan Pengawas Sekolah yang meliputi Sekolah binaan, guru binaan dan gabungan keduanya berdasarkan Surat Keputusan atau Surat Tugas dari kepala dinas pendidikan kab/kota. c. Pengelolaan daftar pengawas sekolah meliputi fitur untuk melihat daftar pengawas, melihat detil pengawas, melihat daftar sekolah binaan atau Guru binaan pengawas dan reset password akun pengawas.
C. Integrasi Sistem NUPTK, Pelaksanaan EDS dan Pelaksanaan PK Guru dan Pelaksanaan PK Kepala Sekolah Integrasi pelaksanaan NUPTK dilaksanakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pemutakhiran NUPTK dan Pemetaan Mutu Pendidikan, sekaligus meningkatkan efektifitas dan efisiensi sumber daya. Integrasi yang dilakukan mencakup dua hal yaitu: 1. Integrasi Sistem Informasi 2. Integrasi Pelaksanaan dan 3. Integrasi Sumber daya Wujud integrasi sistem NUPTK, EDS dan PK Guru tergabung dalam sebuah sistem yang disebut PADAMU NEGERI. PADAMU NEGERI merupakan Layanan Sistem Informasi Terpadu Online yang dibangun oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) untuk mendukung program Pemetaan Mutu Pendidikan sejak tahun 2013. Melalui Layanan Sistem Informasi PADAMU NEGERI ini Program Pemetaan Mutu Pendidikan mencakup Aktivasi NUPTK/PegID, Pengisian Instrumen Evaluasi Diri Sekolah, Pengisian Instrumen Penilaian Kinerja Guru, dan Pengisian Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah secara terpadu dan online. Melalui Layanan Sistem Informasi PADAMU NEGERI ini, BPSDMPKPMP berupaya mendorong terwujudnya program - program pembangunan untuk meningkatkan Mutu Pendidikan Nasional baik di tingkat pusat dan daerah dengan terpadu yang berbasis pada datadata yang faktual, transparan, obyektif, akurat, akuntabel dan berkesinambungan. Berikut Alur Integrasi Sistem NUPTK, Pelaksanaan EDS, Pelaksanaan PK Guru dan Pelaksanaan PK Kepala Sekolah :
35
Gambar 2.8 Integrasi Pelaksanaan NUPTK, EDS, PK Guru dan PK KS
36
BAB III STRATEGI PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN A. Mekanisme Pelaksanaan Mekanisme pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan tahun 2014 yang meliputi Aktivasi NUPTK/PegID, Pengisian Instrumen Evaluasi Diri Sekolah, Pengisian Instrumen Penilaian Kinerja Guru, dan Pengisian Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah yang dilaksanakan secara terpadu dan
online
melalui
Layanan
Sistem
Informasi
berbasis
web
dengan
domain
http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id/padamu. Mekanisme tersebut digambarkan pada diagram di bawah ini:
Gambar 3.1 Mekanisme Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pedidikan tahun 2014
Diagram tersebut menjelaskan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan tahun 2014 melibatkan unsur BPSDMPK-PMP yang meliputi : Sekretariat BPSDMPK-PMP, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, dan Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan. Peran di daerah melibatkan LPMP, Dinas Pendidikan kabupaten/kota, satuan pendidikan dan PTK. Keterlibatan masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. BPSDMPK-PMP
37
a. Mengembangkan instrumen pemetaan mutu pendidikan. b. Mengembangkan aplikasi transaksional NUPTK/PegID, EDS, Penilaian Kinerja Guru dan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah yang terintegrasi dengan Layanan Sistem Informasi PADAMU NEGERI berbasis online. c. Menyiapkan desain analisis hasil pemetaan mutu pendidikan berbasis online. d. Menyusun panduan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan. 2. LPMP a.
Menyiapkan petugas pemetaan mutu pendidikan tingkat kabupaten/kota melalui kegiatan Pembekalan Admin Pemetaan Mutu Pendidikan untuk tingkat kabupaten/kota.
b. Memfasilitasi kegiatan kesekretariatan dan pendampingan dalam rangka Pemetaan Mutu Pendidikan. c.
Melakukan Supervisi, Asistensi dan Audit pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan di kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.
d. Melakukan analisis hasil evaluasi diri sekolah dan hasil PK Guru seluruh satuan pendidikan, serta analisis hasil PK Kepala Sekolah di wilayah kerjanya. e.
Menyusun profil PTK yang ada di wilayahnya.
f.
Menyusun profil pemetaan mutu pendidikan yang ada di wilayahnya.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota a.
Mensosialisasikan program pemetaan mutu pendidikan kepada satuan pendidikan dan PTK yang berada di wilayahnya.
b. Mengusulkan koordinator dan admin pemetaan mutu pendidikan tingkat kabupaten/kota pada LPMP untuk dibuatkan Surat Keputusan Kepala LPMP. c.
Memastikan bahwa kegiatan pemetaan mutu pendidikan melalui Aktivasi NUPTK/PegID dari seluruh satuan pendidikan dan PTK yang ada di wilayahnya sudah masuk ke database melalui sistem informasi PADAMU NEGERI.
d. Memastikan Instrumen Evaluasi Diri Sekolah, Instrumen Penilaian Kinerja Guru, dan Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah terinput ke database melalui sistem informasi PADAMU NEGERI. 4. Pengawas
38
a.
Melakukan pengawasan perkembangan program pemetaan mutu pendidikan kepada satuan pendidikan dan/atau PTK binaannya.
b. Mengisi instrumen pemetaan mutu pendidikan dengan ketentuan: 1) Pengawas Akademik a) Wajib mendaftar guru binaannya b) bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan, termasuk pengisian instrumen oleh PTK binaan tersebut. 2) Pengawas Manajerial a) Wajib mendaftarkan sekolah binaannya b) bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah binaan, termasuk pengisian instrumen oleh seluruh responden di sekolah binaan tersebut dan melakukan penilaian kinerja kepala sekolah binaannya. 3) Pengawas Gabungan a) Wajib mendaftar guru dan sekolah binaannya b) bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan, termasuk pengisian instrumen oleh PTK binaan tersebut dan bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah binaan, termasuk pengisian instrumen oleh seluruh responden di sekolah binaan tersebut dan melakukan penilaian kinerja kepala sekolah binaannya. c.
Pengawas bisa melakukan aktifasi NUPTK jika seluruh proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah dan/atau PTK binaannya telah selesai, sesuai dengan jabatan fungsionalnya.
5. Satuan Pendidikan a.
Mempersiapkan responden dari unsur kepala sekolah, guru, siswa, komite sekolah dan mempersiapkan satu orang operator sekolah.
b. Memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam kegiatan pemetaan mutu pendidikan c.
Mengisi instrumen pemetaan dengan ketentuan: 1. Kepala Sekolah dan Pendidik • Bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah termasuk pengisian instrumen oleh keseluruhan responden di sekolah tersebut.
39
• Pengisian instrumen pemetaan mutu pendidikan untuk kepala sekolah dan pendidik dilakukan bersamaan dengan proses aktivasi NUPTK. • NUPTK kepala sekolah akan dinyatakan aktif jika seluruh proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah tersebut telah selesai. 2. Siswa • Instrumen pemetaan mutu pendidikan untuk siswa
diisi secara online dengan
menggunakan akun login yang diberikan oleh admin sekolah.
3. Admin Sekolah • Mendistribusikan akun siswa responden EDS.
B. Organisasi Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 1. Tingkat Pusat a. Pengarah 1) Kepala BPSDMPK-PMP 2) Sekretaris BPSDMPK-PMP 3) Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, BPSDMPK-PMP 4) Kepala Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, BPSDMPK-PMP 5) Kepala Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, BPSDMPK-PMP b. Penanggung jawab 1) Kepala Bagian Perencanaan, Sekretariat BPSDMPK-PMP 2) Kepala Bidang Bidang Pengembang Tenaga Teknis dan Fungsional non Pendidik, Pusbang Tendik 3) Kepala Bidang pengembangan profesi pendidik pendidikan dasar 4) Kepala Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar PPMP c. Pengelola 1) Kepala Seksi Data dan Informasi, Bagren Set. BPSDMPK-PMP 2) Kepala Sub Bidang Program pada Bidang Pengembang Tenaga Teknis dan Fungsional non Pendidik 3) Kepala Sub Bidang Evaluasi pada Bidang Pengembang Tenaga Teknis dan Fungsional non Pendidik 40
4) Kepala Sub Bidang Peningkatan kompetensi pendidikan dasar, bidang pengembangan profesi pendidik pendidikan dasar 5) Kepala Sub Bidang Pemetaan Mutu Bidang PM Dikdas PPMP 6) Kepala Sub Bidang Sistem Informasi Bidang PM Dikdas PPMP d. Pelaksana 1) Admin BPSDMPK-PMP, Kemdikbud 2) Help desk pusat
2. Tingkat Propinsi a. Penanggung Jawab: Kepala LPMP b. Pengelola 1) Kepala Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi 2) Kepala Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan 3) Kepala Seksi Sistem Informasi c. Pelaksana 1) Admin LPMP 2) Help desk propinsi
3. Tingkat Kabupaten/Kota a. Koordinator Kabupaten/Kota b. Admin Kabupaten/Kota c.
Help desk kabupaten/kota
d. Admin Sekolah
C. Kriteria SDM Pemetaan Optimalisasi hasil pelaksanaan kegiatan pemetaan mutu pendidikan mensyaratkan adanya ketersediaan sumberdaya manusia yang memenuhi kriteria sebagai berikut : NO 1.
SDM PEMETAAN Admin LPMP
KRITERIA 1. PNS di LPMP 2. Menguasai TIK 3. Menguasai substansi sistem informasi Pemetaan Mutu Pendidikan (basis NUPTK/PegID, EDS, PK Guru, dan PK KS) 41
NO
SDM PEMETAAN
2.
Tim Layanan Konsultasi (Help desk) Propinsi
3.
Admin Dinas Kabupaten/Kota
4.
Admin Sekolah
KRITERIA 1. PNS di LPMP 2. Menguasai TIK 3. Menguasai substansi sistem informasi Pemetaan Mutu Pendidikan (basis NUPTK/PegID, EDS, PK Guru, dan PK KS) 1. PNS Kabupaten/Kota yang diusulkan 2. Menguasai TIK 3. Menguasai substansi sistem informasi Pemetaan Mutu Pendidikan (basis NUPTK/PegID, EDS, PK Guru, dan PK KS) 1. Guru/Staf TU Sekolah 2. Menguasai TIK
42
1. Peta Peran Tahap Persiapan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan TAHAPAN KEGIATAN PERSIAPAN
BPSDMPK-PMP
LPMP
ADMIN KAB/KOTA
ADMIN SEKOLAH
Memberikan akun kepada Admin Kabupaten/kota bagi satuan pendidikan yang belum terdaftar di sistem berdasarkan laporan Mendownload pedoman-pedoman pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan Menetapkan Koordinator dan admin Kabupaten/kota
Melaporkan satuan pendidikan yang belum terdaftar di sistem kepada LPMP untuk mendapatkan akun.
Memastikan semua PTKnya sudah terdaftar di satuan pendidikannya dengan benar
Memperbaiki tata kelola kepala sekolah dan pengawas sekolah di wilayah kerjanya Membantu menonaktifkan guru yang akan menjadi dosen dan alasan lainnya
Mendisitibusikan akun siswa responden EDS Memastikan profile satuan pendidikannya sudah benar
Menyediakan basis data awal NUPTK / PegID untuk referensi aktivasi. Mengembangkan Instrumen Audit dan Menetapkan Tim Help Desk Substansi dan menyusun panduannya IT LPMP
Melakukan mutasi antar sekolah ataupun ke luar dan masuk ke wilayah kerjanya Memastikan semua satuan pendidikannya sudah memiliki akun dan semua ptknya telah memiliki NUPTK/PegID di wilayah kerjanya
Mengembangkan instrumen pemetaan mutu pendidikan (EDS, PK Guru & PK Kepala PELAKSANAAN Sekolah) dan menyusun panduannya PEMETAAN Mengembangkan aplikasi pemetaan mutu MUTU pendidikan dan menyusun panduannya PENDIDIKAN Menyusun panduan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan
Menetapkan Tim Help Desk Substansi dan IT Penetapan admin LPMP BPSDMPK-PMP Menetapkan admin LPMP Membuat Materi Sosialisasi
43
2. Peta Peran Tahap Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan TAHAPAN BPSDMPK-PMP KEGIATAN PELAKSANAAN Memastikan aplikasi pemetaan mutu PEMETAAN pendidikan siap dipergunakan MUTU PENDIDIKAN Memastikan Instrumen pemetaan mutu pendidikan siap dipergunakan Menjamin ketersediaan dan kehandalan sistem.
LPMP Memonitor pelaksanaan aktivasi NUPTK/PegID skala provinsi. Memberi bantuan dan dukungan teknis secara online Menelusuri dan memberi persetujuan terhadap pengajuan NUPTK baru.
Melaksanakan fungsi help desk bagi admin LPMP
Melaksanakan fungsi help desk bagi admin Kabupaten/Kota
Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Melaksanakan Audit Data
ADMIN KAB/KOTA
ADMIN SEKOLAH
Memonitor proses aktivasi akun di seluruh sekolah dan aktivasi NUPTK/PegID para ptk di wilayah kerjanya. Memberi bantuan dan dukungan teknis secara online / tatap muka Melayani proses pengajuan NUPTK Baru bagi PTK yang belum memiliki sebelumnya.
Memandu dan mengarahkan para PTK untuk melaksanakan proses aktivasi NUPTK/PegID. Memberi bantuan dan dukungan teknis secara tatap muka Memastikan bahwa setiap PTK di sekolah telah melengkapi Data Rinci dan upload photo pada sistem. Melakukan pengarsipan semua dokumen para PTK yang melakukan proses pemetaan mutupendidikan di sekolah. Memastikan kepala sekolah telah melakukan PK Guru
ADMIN KAB/KOTA
ADMIN SEKOLAH
3. Peta Peran Tahap Pengolahan dan Analisis Data TAHAPAN KEGIATAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS HASIL PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN
BPSDMPK-PMP
LPMP
Memberikan informasi PK Guru (bagi guru dengan pangkat IV/b s.d IV/e) sebagai bahan Penilaian Angka Kredit bagi Guru Menyusun dan mempublikasikan hasil PK Guru dan PK KS
Menyelenggarakan workshop pengolahan dan analisis data hasil pemetaan
Menyusun dan mempublikasikan peta mutu pendidikan tingkat kabupaten/kota
Mengetahui peta mutu pendidikan tingkat Satuan Pendidikan
Menyusun dan mempublikasikan peta mutu pendidikan tingkat provinsi
Mengetahui hasil PK Guru tingkat Satuan Pendidikan
Menyusun dan mempublikasikan peta mutu pendidikan nasional Mengembangkan aplikasi OLAP/BI
Menyusun dan mempublikasikan hasil PK Guru dan PK KS tingkat Propinsi
Memberikan informasi PK Guru (bagi guru dengan pangkat III/a s.d IV/b) sebagai bahan Penilaian Angka Kredit bagi Guru Menyusun dan mempublikasikan hasil PK Guru dan PK KS tingkat Kabupaten/Kota
44
BAB IV PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN
Pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan pada Satuan Pendidikan dilakukan secara terintegrasi dengan pelaksanaan aktivasi NUPTK/PegID, Pelaksanaan EDS, dan Pelaksanaan PK Guru di satuan pendidikan, serta Pelaksanaan PK KS. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara transaksi real time berbasis internet. Seluruh responden, harus mengisi data dan menjawab pertanyaan pada aplikasi yang disediakan pada web dengan alamat http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id/padamu
Dengan
demikian
seluruh
responden harus
mempunyai akses terhadap internet, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: A. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan di tahun 2014, BPSDMPK-PMP akan menyusun dan memperbaiki instrumen EDS, PK Guru dan PK KS, serta Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan. Persiapan aplikasi, kemudahan akses dan jaringan, serta perbaikkan infrastruktur dilakukan untuk menunjang kelancaran pemetaan mutu pendidikan. Pengelolaan dan perawatan yang dilakukan secara berkesinambunganpun perlu dilakukan selama pemetaan mutu pendidikan ini dilaksanakan. Admin LPMP, help desk propinsi, admin pemetaan mutu pendidikan maupun help desk kabupaten/kota diharapkan mampu berperan aktif mencarikan solusi dari permasalahan yang terjadi di lapangan. B. Tahap Pelaksanaan 1. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah melakukan aktivasi NUPTK/PegID
melalui akun PTK nya masing-masing; 2. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas wajib mengupload photonya masing-masing; 3. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas yang sudah mengikuti diklat implementasi
kurikulum 2013 wajib mengisi Survey terkait Implementasi Kurikulum 2013; 4. Semua Guru wajib mengisi Instrumen EDS kecuali Guru jenjang TK;
45
5. Semua Kepala Sekolah wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru kepada semua guru
yang ada di sekolahnya. Penilaian dilakukan secara manual/offline, kemudian akan diinput secara online ke sistem PADAMU NEGERI; 6. Semua Pengawas manajerial/gabungan wajib melakukan Penilaian Kinerja kepada
Kepala Sekolah Penilaian dilakukan secara manual/offline, kemudian akan diinput secara online ke dalam sistem; 7. Admin
sekolah
membuat
akun
untuk
seluruh
responden
EDS
bagi
siswa/orangtua/wali. 8. Instrumen EDS untuk siswa diisi secara online dengan menggunakan akun yang
diberikan oleh admin sekolah. Dalam hal siswa yang tidak dapat akses internet, dapat diwakili oleh orang tua atau walinya atau operator sekolah. 9. Kepala sekolah melalui Admin Sekolah/Tata Usaha mengarsipkan seluruh dokumen
pendukung yang terkait dengan Pemetaan Mutu Pendidikan. C. Tahap Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Setelah pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan selesai, satuan pendidikan harus menyusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil peta mutu pendidikannya, yang dapat diakses oleh Admin Sekolah dari situs http://padamu.kemdikbud.go.id. Rencana tindak lanjut ini dapat berupa penyusunan RKS/RKAS atau perbaikan RKS/RKAS yang hasilnya dapat memperbaiki mutu pendidikan pada satuan pendidikan tersebut, sesuai 8 Standar Nasional Pendidikan. Selama
pemetaan
mutu
pendidikan
dilaksanakan
Admin
Pemetaan,
koordinator
kabupaten/kota dan LPMP harus dapat memastikan bahwa Instrumen EDS, Instrumen PK Guru dan Instrumen PK KS terinput, serta aktivasi NUPTK/PegID sudah dilakukan oleh semua PTK. LPMP, koordinator kabupaten/kota dan Admin pemetaan mutu pendidikan tingkat kabupaten/kota diharapkan melakukan asistensi dan bimbingan teknis kepada satuan pendidikan. Kegiatan ini dapat juga dilakukan oleh tim help desk LPMP dan tim help desk kabupaten/kota. Jika memungkinkan, asistensi dan bimbingan teknis dapat dilakukan secara tatap muka baik di satuan pendidikan maupun tempat lain yang disepakati. Informasi terkait kendala, hambatan, dan kesulitan merupakan faktor penentu kesuksesan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan. Oleh karenanya BPSDMPK-PMP - LPMP melakukan pemantauan dan evaluasi secara online maupun onsite. Pemantauan onsite dilaksanakan secara sampling dan dilakukan melalui analisis terhadap informasi yang tersedia 46
sebagai hasil dari pemantauan online diikuti dengan verifikasi dokumen pendukung dan interview dengan satuan pendidikan. Pemantauan onsite dilakukan secara terpadu oleh BPSDMPK-PMP, LPMP, dan tim koordinasi kabupaten/kota. Panduan pelaksanaan dan instrumen pemantauan akan disusun dalam buku terpisah.
47
BAB V PENUTUP
Hal-hal yang telah tertuang dalam pedoman pemetaan mutu pendidikan ini diharapkan dapat dilaksanakan secara konsisten oleh penyelenggara yang terlibat, sehingga dapat mendukung pelaksanaan aktivasi NUPTK/PegID, pelaksanaan EDS, Pelaksanaan PK Guru dan PK KS secara efektif, efisien, dan akuntabel. Pedoman ini merupakan acuan bagi pihak pelaksana, khususnya yang ada di daerah seperti LPMP, dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta sekolah. BPSDMPK-PMP akan melakukan penyempurnaan secara berkala apabila dianggap perlu.
48
LAMPIRAN Lampiran 1.a. Aktivasi NUPTK/PegID bagi Guru
Lampiran 1.b. Aktivasi NUPTK/PegID bagi Kepala Sekolah
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 1
Lampiran 1.c. Aktivasi NUPTK/PegID bagi Pengawas Sekolah
Lampiran 2. Alur Registrasi PTK
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 2
Lampiran 3. Alur Pengajuan NUPTK Baru
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 3
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 4
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 5
Lampiran 4.
DAFTAR PERSYARATAN MUTASI Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang melakukan mutasi Satuan Administrasi (Satminkal) atau induknya dapat melakukannya dengan persyaratan sebagai berikut : TIPE
KETERANGAN
PERSYARATAN
1
Bagi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
2
Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
3
Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
4
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemdikbud dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
5
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud dalam Kabupaten/Kota
6
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Bupati/Walikota atau SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai PTK yang masih berlaku (Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan pelaksana turunannya). 1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK pengangkatan sebagai guru dari Yayasan, SK yang dikeluarkan oleh Ketua Yayasan yang menyatakan penugasan PTK di sekolah naungan Yayasan.
7
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK pengangkatan sebagai guru dari Yayasan, SK yang dikeluarkan oleh Ketua Yayasan yang menyatakan penugasan PTK di sekolah naungan Yayasan.
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 6
8
Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
9
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud dalam Kabupaten/Kota
10
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemdikbud ke naungan Kemenag dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Bupati/Walikota atau SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai PTK yang masih berlaku (Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan pelaksana turunannya). 1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Kementerian Agama, SK yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Tingkat kabupaten/Kota yang menyatakan penugasan PTK.
11
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki PEGID antar/dari/ke sekolah negeri/swasta dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud atau sebaliknya dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut.
12
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemenag dalam Kabupaten/Kota
13
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemenag dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Kementerian Agama, SK yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Tingkat kabupaten/Kota yang menyatakan penugasan PTK. 1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Kementerian Agama, SK yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Tingkat kabupaten/Kota yang menyatakan penugasan PTK.
14
Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemdikbud/Kemenag antar Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
15
Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 7
sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag antar Kabupaten/Kota 16
Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud/Kemenag antar Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
17
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemdikbud antar Kabupaten/Kota
18
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud antar Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Bupati/Walikota atau SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai PTK yang masih berlaku (Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan pelaksana turunannya). 1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Bupati/Walikota atau SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai PTK yang masih berlaku (Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan pelaksana turunannya).
19
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag antar Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK pengangkatan sebagai guru dari Yayasan, SK yang dikeluarkan oleh Ketua Yayasan yang menyatakan penugasan PTK di sekolah naungan Yayasan.
20
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag antar Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK pengangkatan sebagai guru dari Yayasan, SK yang dikeluarkan oleh Ketua Yayasan yang menyatakan penugasan PTK di sekolah naungan Yayasan.
21
Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud atau sebaliknya antar
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 8
Kabupaten/Kota 1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Bupati/Walikota atau SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai PTK yang masih berlaku (Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan pelaksana turunannya). 1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Kementerian Agama, SK yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Tingkat kabupaten/Kota yang menyatakan penugasan PTK.
22
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud antar Kabupaten/Kota
23
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemdikbud ke naungan Kemenag antar Kabupaten/Kota
24
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki PEGID antar/dari/ke sekolah negeri/swasta dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud atau sebaliknYa antar Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut.
25
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemenag antar Kabupaten/Kota
26
Mutasi PTK Non-PNS Yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemenag antar Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Kementerian Agama, SK yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Tingkat kabupaten/Kota yang menyatakan penugasan PTK. 1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK Pengangkatan sebagai guru dari Kementerian Agama, SK yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Tingkat kabupaten/Kota yang menyatakan penugasan PTK.
27
Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
28
Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID antar sekolah negeri dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
29
Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID antar sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 9
30
Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID dari sekolah negeri ke sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
31
Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID dari sekolah swasta ke sekolah negeri dalam Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
32
Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta antar Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
33
Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID antar Kabupaten/Kota
1. SK Penugasan yang menunjukkan Satminkal baru PTK tersebut. 2. SK CPNS/PNS
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 10
Lampiran 5.
DAFTAR MATA PELAJARAN BERDASARKAN JENJANG No.
Mata Pelajaran
Jenjang
Kode
1 Guru Kelas
TK
020KB000
2 Guru Kelas
SD
027KD000
3 Guru Kelas
SDLB
800KF000
4 Kesenian (dan budaya)
SD
217GD000
5 Kesenian (dan budaya)
SMP
217GG000
6 Kesenian (dan budaya)
SMA
217GJ000
7 Kesenian (dan budaya)
SMK
217GM000
8 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
SD
220GD000
9 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
SMP
220GG000
10 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
SMA
220GJ000
11 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
SMK
220GM000
12 Bahasa Inggris
SD
157GD000
13 Bahasa Inggris
SMP
157GG000
14 Bahasa Inggris
SMA
157GJ000
15 Bahasa Inggris
SMK
157GM000
16 PKN
SMP
154GG000
17 PKN
SMA
154GJ000
18 PKN
SMK
154GM000
19 Matematika
SMP
180GG000
20 Matematika
SMA
180GJ000
21 Matematika
SMK
180GM000
22 Bahasa Indonesia (dan Sastra)
SMP
156GG000
23 Bahasa Indonesia (dan Sastra)
SMA
156GJ000
24 Bahasa Indonesia (dan Sastra)
SMK
156GM000
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 11
No.
Mata Pelajaran
Jenjang
Kode
25 TI & K (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
SMP
224GG000
26 TI & K (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
SMA
224GJ000
27 Keterampilan
SMP
227GG000
28 Keterampilan
SMA
227GJ000
29 Pengetahuan Alam (IPA terpadu, Fisika)
SMP
097GG000
30 Pengetahuan Alam (IPA terpadu, Fisika)
SMP
097GG000
31 Pengetahuan Alam (IPA terpadu, Fisika)
SMA
097GJ000
32 Pengetahuan Alam (IPA terpadu, Fisika)
SMK
097GM000
33 Pengetahuan Sosial (Sosiologi, IPS terpadu)
SMP
100GG000
34 Pengetahuan Sosial (Sosiologi, IPS terpadu)
SMA
214GJ000
35 IPS
SMK
100GM000
36 Biologi
SMA
190GJ000
37 Biologi
SMK
190GM000
38 Fisika
SMA
184GJ000
39 Fisika
SMK
184GM000
40 Kimia
SMA
187GJ000
41 Kimia
SMK
187GM000
42 Ekonomi
SMA
210GJ000
43 Pengetahuan Sosial (Sosiologi, IPS terpadu)
SMA
214GJ000
44 Antropologi
SMA
215GJ000
45 Geografi
SMA
207GJ000
46 Sejarah
SMA
204GJ000
47 Bahasa Arab
SMA
167GJ000
48 Bahasa Arab
SMK
167GM000
49 Bahasa Jerman
SMA
160GJ000
50 Bahasa Jerman
SMK
160GM000
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 12
No.
Mata Pelajaran
Jenjang
Kode
51 Bahasa Perancis
SMA
164GJ000
52 Bahasa Perancis
SMK
164GM000
53 Bahasa Jepang
SMA
170GJ000
54 Bahasa Jepang
SMK
170GM000
55 Bahasa Mandarin
SMA
174GJ000
56 Bahasa Mandarin
SMK
174GM000
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan 57 Informasi (KKPI)
330GM000 SMK
58 Kewirausahaan
SMK
331GM000
59 Bimbingan dan Konseling (Konselor)
SMP
810GG000
60 Bimbingan dan Konseling (Konselor)
SMA
810GJ000
61 Bimbingan dan Konseling (Konselor)
SMK
810GM000
62 Teknik Konstruksi Baja
SMK
401GM501
63 Teknik Konstruksi Kayu
SMK
402GM501
64 Teknik Konstruksi Batu dan Beton
SMK
403GM501
65 Teknik Gambar Bangunan
SMK
406GM501
66 Teknik Furnitur
SMK
616GM501
67 Teknik Plambing dan Sanitasi
SMK
407GM502
68 Teknik Survey dan Pemetaan
SMK
521GM514
69 Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
SMK
415GM503
70 Teknik Distribusi Tenaga Listrik
SMK
417GM503
71 Teknik Transmisi Tenaga Listrik
SMK
414GM503
72 Teknik Instalasi Tenaga Listrik
SMK
617GM503
73 Teknik Otomasi Industri
SMK
618GM503
74 Teknik Pendinginan dan Tata Udara
SMK
536GM506
75 Teknik Pemesinan
SMK
424GM504
76 Teknik Pengelasan
SMK
421GM504
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 13
No.
Mata Pelajaran
Jenjang
Kode
77 Teknik Fabrikasi Logam
SMK
422GM504
78 Teknik Pengecoran Logam
SMK
423GM504
79 Teknik Gambar Mesin
SMK
426GM504
80 Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin
SMK
425GM504
81 Teknik Kendaraan Ringan
SMK
586GM505
82 Teknik Sepeda Motor
SMK
587GM505
83 Teknik Perbaikan Bodi Otomotif
SMK
429GM505
84 Teknik Alat Berat
SMK
428GM505
85 Teknik Ototronik
SMK
430GM505
86 Air Frame dan Power Plant
SMK
470GM506
87 Pemesinan Pesawat Udara
SMK
467GM506
88 Konstruksi Badan Pesawat Udara
SMK
469GM506
89 Konstruksi Rangka Pesawat Udara
SMK
468GM506
90 Kelistrikan Pesawat Udara
SMK
472GM506
91 Elektronika Pesawat Udara
SMK
473GM506
Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen 92 Elektronika Pesawat Udara
471GM506 SMK
93 Teknik Konstruksi Kapal Baja
SMK
476GM507
94 Teknik Konstruksi Kapal Kayu
SMK
481GM507
95 Teknik Konstruksi Kapal Fiberglass
SMK
588GM507
96 Teknik Instalasi Pemesinan Kapal
SMK
478GM507
97 Teknik Pengelasan Kapal
SMK
477GM507
98 Kelistrikan Kapal
SMK
479GM507
99 Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal
SMK
480GM507
100 Interior kapal
SMK
589GM513
101 Teknik Pemintalan Serat Buatan
SMK
484GM508
102 Teknik Pembuatan Benang
SMK
485GM508
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 14
No.
Mata Pelajaran
Jenjang
Kode
103 Teknik Pembuatan Kain
SMK
486GM508
104 Teknik Penyempurnaan Tekstil
SMK
590GM508
105 Garmen
SMK
591GM508
106 Persiapan Grafika
SMK
492GM509
107 Produksi Grafika
SMK
491GM509
108 Geologi Pertambangan
SMK
495GM510
109 Teknik Instrumentasi Gelas
SMK
502GM511
110 Teknik Instrumentasi Logam
SMK
501GM511
111 Kontrol Proses
SMK
499GM511
112 Kontrol Mekanik
SMK
500GM511
113 Kimia Industri
SMK
505GM512
114 Kimia Analisis
SMK
506GM512
115 Nautika Kapal Penangkap Ikan
SMK
511GM513
116 Teknika Kapal Penangkap Ikan
SMK
512GM513
117 Nautika Kapal Niaga
SMK
509GM513
118 Teknika Kapal Niaga
SMK
510GM513
119 Teknik dan Manajemen Produksi
SMK
592GM516
120 Teknik Produksi Perminyakan
SMK
595GM517
121 Teknik Pemboran Minyak
SMK
596GM517
Teknik Pengolahan Minyak, Gas, dan Petro 122 Kimia
597GM517 SMK
123 Teknik Audio-Video
SMK
533GM515
124 Teknik Elektronika Industri
SMK
534GM515
125 Mekatronika
SMK
598GM515
126 Teknik Transmisi Telekomunikasi
SMK
599GM601
127 Teknik Suitsing
SMK
517GM601
128 Teknik Jaringan Akses
SMK
600GM601
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 15
No.
Mata Pelajaran
Jenjang
Kode
129 Rekayasa Perangkat Lunak
SMK
524GM601
130 Teknik Komputer dan Jaringan
SMK
525GM602
131 Multimedia
SMK
526GM602
132 Animasi
SMK
565GM602
Teknik Produksi dan Penyiaran Program 133 Pertelevisian
530GM603 SMK
Teknik Produksi dan Penyiaran Program 134 Radio
529GM603 SMK
135 Keperawatan
SMK
575GM301
136 Keperawatan Gigi
SMK
577GM301
137 Analis Kesehatan
SMK
580GM301
138 Farmasi
SMK
582GM301
139 Farmasi Industri
SMK
601GM301
140 Perawatan Sosial
SMK
602GM302
141 Seni Lukis
SMK
603GM406
142 Seni Patung
SMK
604GM406
143 Desain Komunikasi Visual
SMK
605GM406
144 Desain Interior dan Landscaping
SMK
606GM406
145 Desain dan Produksi Kria Tekstil
SMK
460GM403
146 Desain dan Produksi Kria Kulit
SMK
461GM403
147 Desain dan Produksi Kria Keramik
SMK
462GM403
148 Desain dan Produksi Kria Logam
SMK
463GM403
149 Desain dan Produksi Kria Kayu
SMK
464GM403
150 Seni Musik Klasik
SMK
568GM405
151 Seni Musik Non Klasik
SMK
569GM405
152 Seni Tari
SMK
570GM405
153 Seni Karawitan
SMK
571GM405
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 16
No.
Mata Pelajaran
Jenjang
Kode
154 Seni Pedalangan
SMK
572GM405
155 Seni Teater
SMK
573GM405
156 Usaha Perjalanan Wisata
SMK
607GM404
157 Akomodasi Perhotelan
SMK
549GM404
158 Jasa Boga
SMK
608GM401
159 Patiseri
SMK
434GM401
160 Kecantikan Kulit
SMK
437GM402
161 Kecantikan Rambut
SMK
438GM402
162 Busana Butik
SMK
609GM407
163 Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
SMK
553GM104
164 Agribisnis Tanaman Perkebunan
SMK
558GM104
Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan 165 Tanaman
560GM104 SMK
166 Agribisnis Ternak Ruminansia
SMK
445GM101
167 Agribisnis Ternak Unggas
SMK
446GM101
168 Agribisnis Aneka Ternak
SMK
610GM101
169 Perawatan Kesehatan Ternak
SMK
611GM101
170 Agribisnis Perikanan
SMK
449GM102
171 Agribisnis Rumput Laut
SMK
453GM102
172 Mekanisasi Pertanian
SMK
612GM101
173 Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
SMK
456GM104
174 Pengawasan Mutu Hasil Pertanian
SMK
458GM104
175 Penyuluhan Pertanian
SMK
613GM101
176 Kehutanan (4 Tahun)
SMK
614GM107
177 Administrasi Perkantoran
SMK
539GM201
178 Akuntansi
SMK
540GM202
179 Perbankan
SMK
543GM202
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 17
No.
Mata Pelajaran
Jenjang
Kode
180 Pemasaran
SMK
615GM203
181 Bahasa Jawa
SD
746GD000
182 Bahasa Jawa
SMP
746GG000
183 Bahasa Jawa
SMA
746GJ000
184 Bahasa Jawa
SMK
746GM000
185 Bahasa Sunda
SD
748GD000
186 Bahasa Sunda
SMP
748GG000
187 Bahasa Sunda
SMA
748GJ000
188 Bahasa Sunda
SMK
748GM000
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 18
DAFTAR MATA PELAJARAN SESUAI KURIKULUM 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jenjang Taman Kanak Sekolah Dasar Sekolah Luar Biasa Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan
16
Sekolah Menengah Pertama
17
Sekolah Menengah Atas
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan
Mata Pelajaran Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Seni Budaya dan Prakarya Seni Budaya Seni Budaya Seni Budaya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran (PKN) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran (PKN) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran (PKN) Matematika Matematika Matematika Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia TI & K (Teknologi Informasi dan Komunikasi) TI & K (Teknologi Informasi dan Komunikasi) Keterampilan Keterampilan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Biologi Biologi Fisika Fisika Kimia Kimia
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 19
No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
Jenjang Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan
Mata Pelajaran Ekonomi Sosiologi Antropologi Geografi Sejarah Indonesia Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Jerman Bahasa Jerman Bahasa Perancis Bahasa Perancis Bahasa Jepang Bahasa Jepang Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Prakarya dan Kewirausahaan Bimbingan dan Konseling (Konselor) Bimbingan dan Konseling (Konselor) Bimbingan dan Konseling (Konselor) Teknik Konstruksi Baja Teknik Konstruksi Kayu Teknik Konstruksi Batu dan Beton Teknik Gambar Bangunan Teknik Furnitur Teknik Plambing dan Sanitasi Teknik Survey dan Pemetaan Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Teknik Distribusi Tenaga Listrik Teknik Transmisi Tenaga Listrik Teknik Instalasi Tenaga Listrik Teknik Otomasi Industri Teknik Pendinginan dan Tata Udara Teknik Pemesinan Teknik Pengelasan Teknik Fabrikasi Logam Teknik Pengecoran Logam Teknik Gambar Mesin Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Teknik Kendaraan Ringan Teknik Sepeda Motor Teknik Perbaikan Bodi Otomotif Teknik Alat Berat
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 20
No 85 86 87 88 89 90 91
Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan
92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127
Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan
Mata Pelajaran Teknik Ototronik Air Frame dan Power Plant Pemesinan Pesawat Udara Konstruksi Badan Pesawat Udara Konstruksi Rangka Pesawat Udara Kelistrikan Pesawat Udara Elektronika Pesawat Udara Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara Teknik Konstruksi Kapal Baja Teknik Konstruksi Kapal Kayu Teknik Konstruksi Kapal Fiberglass Teknik Instalasi Pemesinan Kapal Teknik Pengelasan Kapal Kelistrikan Kapal Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal Interior kapal Teknik Pemintalan Serat Buatan Teknik Pembuatan Benang Teknik Pembuatan Kain Teknik Penyempurnaan Tekstil Garmen Persiapan Grafika Produksi Grafika Geologi Pertambangan Teknik Instrumentasi Gelas Teknik Instrumentasi Logam Kontrol Proses Kontrol Mekanik Kimia Industri Kimia Analisis Nautika Kapal Penangkap Ikan Teknika Kapal Penangkap Ikan Nautika Kapal Niaga Teknika Kapal Niaga Teknik dan Manajemen Produksi Teknik Produksi Perminyakan Teknik Pemboran Minyak Teknik Pengolahan Minyak, Gas, dan Petro Kimia Teknik Audio-Video Teknik Elektronika Industri Mekatronika Teknik Transmisi Telekomunikasi Teknik Suitsing
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 21
No 128 129 130 131 132
Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan
133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164
Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan
165 166 167 168 169
Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan
Mata Pelajaran Teknik Jaringan Akses Rekayasa Perangkat Lunak Teknik Komputer dan Jaringan Multimedia Animasi Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio Keperawatan Keperawatan Gigi Analis Kesehatan Farmasi Farmasi Industri Perawatan Sosial Seni Lukis Seni Patung Desain Komunikasi Visual Desain Interior dan Landscaping Desain dan Produksi Kria Tekstil Desain dan Produksi Kria Kulit Desain dan Produksi Kria Keramik Desain dan Produksi Kria Logam Desain dan Produksi Kria Kayu Seni Musik Klasik Seni Musik Non Klasik Seni Tari Seni Karawitan Seni Pedalangan Seni Teater Usaha Perjalanan Wisata Akomodasi Perhotelan Jasa Boga Patiseri Kecantikan Kulit Kecantikan Rambut Busana Butik Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman Agribisnis Ternak Ruminansia Agribisnis Ternak Unggas Agribisnis Aneka Ternak Perawatan Kesehatan Ternak
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 22
No 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213
Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Taman Kanak Taman Kanak Taman Kanak Taman Kanak Taman Kanak Taman Kanak Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan
Mata Pelajaran Agribisnis Perikanan Agribisnis Rumput Laut Mekanisasi Pertanian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Penyuluhan Pertanian Kehutanan (4 Tahun) Administrasi Perkantoran Akuntansi Perbankan Pemasaran Bahasa Jawa Bahasa Jawa Bahasa Jawa Bahasa Jawa Bahasa Sunda Bahasa Sunda Bahasa Sunda Bahasa Sunda Agama Islam Agama Kristen Agama Katolik Agama Hindu Agama Budha Agama Konghuchu Agama Islam Agama Kristen Agama Katolik Agama Hindu Agama Budha Agama Konghuchu Agama Islam Agama Kristen Agama Katolik Agama Hindu Agama Budha Agama Konghuchu Agama Islam Agama Kristen Agama Katolik Agama Hindu Agama Budha Agama Konghuchu Agama Islam
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 23
No 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230
Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Taman Kanak Sekolah Dasar Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa
231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244
Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa
245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255
Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa Sekolah Luar Biasa
Mata Pelajaran Agama Kristen Agama Katolik Agama Hindu Agama Budha Agama Konghuchu Muatan Lokal (MULOK) Muatan Lokal (MULOK) Muatan Lokal (MULOK) Muatan Lokal (MULOK) Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan Konseling Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Seni Budaya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Bahasa Inggris Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran (PKN) Matematika Bahasa Indonesia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Keterampilan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Biologi Fisika Ekonomi Sosiologi Antropologi Geografi Sejarah Indonesia Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Prakarya dan Kewirausahaan Bimbingan dan Konseling Bahasa Jawa Bahasa Sunda Agama Islam Agama Kristen Agama Katolik Agama Hindu Agama Budha Agama Konghuchu
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 24
No 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285
Jenjang Sekolah Luar Biasa Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Taman Kanak Sekolah Dasar
286 287 288 289 290 291 293 294 295 296 297 298 299
Sekolah Dasar Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Luar Biasa Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Muatan Lokal (MULOK) Al-Quran Hadis Akidah Akhlak Fikih Sejarah Kebudayaan Islam Bahasa Arab Tafsir - Ilmu Tafsir Ilmu Hadis Ilmu Kalam Ushul Fikih Al-Quran Hadis Akidah Akhlak Fikih Sejarah Kebudayaan Islam Bahasa Arab Tafsir - Ilmu Tafsir Ilmu Hadis Ilmu Kalam Ushul Fikih Al-Quran-Hadis Akidah-Akhlak Fikih Sejarah Kebudayaan Islam Bahasa Arab Tafsir - Ilmu Tafsir Ilmu Hadis Ilmu Kalam Ushul Fikih Guru Kelas RA Guru Kelas MI Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran (PKN) Prakarya dan Kewirausahaan Sosiologi (IPS) Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Inggris Prakarya Prakarya dan Kewirausahaan Prakarya dan Kewirausahaan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 25
No 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309
Jenjang Sekolah Menengah Pertama Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Dasar Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan
Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Al-Quran Hadis Akidah Akhlak Fikih Sejarah Kebudayaan Islam Bahasa Arab Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sejarah Sejarah Indonesia Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 26