PENGARUH BUDAYA, KELAS SOSIAL, KELOMPOK REFERENSI, KELUARGA DAN PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN RENGGINANG LORJUK (Studi Kasus Pada Konsumen Rengginang Lorjuk Tiga Merpati Sumenep Madura) Oleh : Ufi Rahayu *) Nurhajati **) Afi Rahmat Slamet ***) Email:
[email protected] Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang ABSTRACT This study aims to determine the effect of consumer behavior factors consisting of cultural, social class, reference groups, family and psycological in a the purchasing decision rengginang lorjuk.This study uses 79 respondents that have been bought rengginang lorjuk, the sampel collection tehnique using purposive sampling and methods of analysis used multile linear regresion equation Y = 1.728 + 0.118X1 + 0.397X2 + 0.031X3 + 0.118X4 + 0.203X5, with the result that cultural, variables, classes social, reference group, family and psychological effect simultaneously. Partially while no significant effect. As for the most influential variable is the dominant social class. Key words: culture, social class, reference groups, family, psychological and purchasing decisions 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan UMKM yang telah mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi dari sebagian rakyat Indonesia. UMKM yang ada dimadura umumnya telah mengalami perkembangan yang pesat. Sejalan dengan yang dialami UMKM Rengginang Lorjuk Tiga Merpati telah mengalami banyak perkembangan yaitu dengan dikenalnya rengginang lorjuk tiga merpati diberbagai daerah seperti jawa dan jakarta. Pada dasarnya Keputusan untuk membeli Rengginnag didasari oleh adanya uang, rasa ingin tahu akan kebutuhan. Keputusan untuk melakukan pembelian juga dipengaruhi oleh penjual. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Swastha dan Handoko (2000) bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga. Dengan kata lain, keputusan pembelian suatu produk baik barang maupun jasa disebabkan karena pengaruh faktor-faktor psikologis dan lingkungan. Menjamurnya industri Rengginang Lorjuk mengakibatkan persaingan dalam industri yang diikuti persaingan yang terjadi di toko-toko yang menjual produk Rengginang. Dalam menghadapi persaingan tersebut usaha kecil harus dapat menganalisis konsumennya dalam berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: faktor budaya karena keinginan dan keputusan yang akan diambil, faktor keluarga agar dapat bisa bertahan dan meningkatkan volume penjualan. Faktor sosial terkait erat dengan dasar semua manusia bersifat sosial. JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 315
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : a) Apakah budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian Rengginang Lorjuk?; b) Apakah budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan psikologis mana yang berpengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan pembelian Rengginang Lorjuk? 1.3 Tujuan Penelitian Sebagaimana rumusan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah : a) Untuk mengetahui pengaruh budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan psikologis terhadap pengambilan keputusan pembelian Rengginang Lorjuk, b) Untuk mengetahui diantara budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan psikologis yang berpengaruhdominan terhadap pengambilan keputusan pembelian Rengginang Lorjuk 1.4 Kontribusi penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut : 1. Sebagai sarana referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan menambah pengetahuan mengenai UMKM yang diteliti. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan terhadap UMKM. 3. Bagi pihak lain penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya 2. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Ridlo (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian mie instan merek indomie. Sementara dari uji parsial budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian mie instan merek indomie, dan variabel psikologis mempunyai pengaruh yang signifikan dan dominan terhadap keputusan pembelian Mie Instan Merek Indomie. Sindy (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa faktor internal dengan variabel persepsi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku masyarakat Surabaya dalam pembelian makanan tradisional Indonesia. Sedang Santoso Dkk (2013) 2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. „‟Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen‟‟. (Kotler, 2001:144). Menurut Kotler dan Amstrong (2008:159) „‟Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis‟‟. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Budaya Budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:159) „‟budaya adalah kumpulan 316 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
2.
3.
4.
5.
nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajai oleh anggota masyarakat”. Menurut Shinta (2011:47) „‟Budaya merupakan suatu kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari seseorang, yang dapat mengarah seseorang tersebut dalam menggunakan suatu barang atau jasa‟‟. Sehingga pelaku konsumen juga ditentukan oleh budaya yang tercermin dalam pada cara hidup, kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macam barang dan jasa dipasar. Kelas Sosial Menurut Kotler dan Amstrong (2008) „‟Kelas Sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan berjenjang dalam masyarakat dimana anggotanya berbagi nilai, minat dan perilaku yang sama”. Menurut Shinta (2011:50) berpendapat bahwa Kelas Sosial adalah pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki status kelas sosial yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas sosial secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Dengan sub budaya, sikap seseorang, nilai dan keputusan membeli menjadi lebih dikenali dibandingkan dengan mahasiswa yang berada pada budaya yang lebih luas. Kelompok Referensi Kelompok referensi adalah kelompok seseorang yang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang. Kelompok referensi (reference group) adalah kelompok soaial yang menjadikan ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Menurut Swastha (2004:68) „‟Kelompok Referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kpribadian dan perilakunya‟‟. Sedangkan menurut Shinta (2011: 49) berpendapat bahwa Kelompok Referensi adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum atau khusus atau pedoman khusus bagi perilaku. Keluarga Keluarga adalah masing-masing individu akan mempunyai hubungan dengan keluarganya, baik ini keluarga yang terbentuk karena ikatan perkawinan, hubungan darah, maupun adopsi. Oleh karena itu, keputusan membeli individu sering sekali dipengaruhi oleh individu lain dalam keluarganya. menurut Alma (2005:56) bahwa keluarga adalah lingkungan terdekat dengan individu dan sangat mempengaruhi nilai-nilai serta perilaku seseorang dalam mengkonsumsi barang tertentu. Menurut Sumarwan (2004:236) bahwa „‟Suami dan istri merupakan dua figur anggota keluarga yang sangat penting dan dominan diantara anggota keluarga lain (anakanaknya)”. Psikologis Menurut Kotler dan Amstrong (2008:172) pilihan pembelian seseorang di pengaruhi oleh empat faktor psikologis utama: motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan sikap.
2.2.2 Pengertian Pengambilan Keputusan Konsumen Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan (Amirullah, 2002:61). Jadi, keputusan pembelian merupakan suatu proses dimana konsumen melalui tahapan-tahapan tertentu untuk melakukan pembelian suatu produk. JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 317
Menurut Drumond (2003:68), menyatakan bahwa mengidentifikasi semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menialai pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing. Sedangkan menurut Nugroho (2003:38) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Menurut Kotler (2000:54) menyatakan terdapat lima tahap dalam proses pembelian sebuah produk, yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evalasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. 2.3 Hipotesis Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan teori, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bahwa budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan psikologis berpengaruh keputusan pembelian 2. Kelas sosial mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Populasi dan Sampel Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Exsplanatory Reseach. Adapun populasi dalam penelitian ini seluruh konsumen Rengginang Lorjuk Tiga Merpati sebanyak 377 responden. Sedangkan sampel yang diambil 79 orang. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. yaitu konsumen Rengginang Lorjuk Tiga Merpati dimana kuisioner dibagikan kepada konsumen. 3.2 Definisi Operasional Variabel Untuk menghindarkan kesalahan pemahaman terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka berikut disajikan beberapa difinisi operasional. 1. Budaya (XI) adalah merupakan kebiasaan seseorang yang berasal dari sifat kedaerahan atau adaptasi lingkungan sekitar.Indikator dari faktor budaya adalah : Mengkonsumsi Rengginang Lorjuk sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, dan Mengkonsumsi Rengginang Lorjuk karena pengaruh persepsi dari masyarakat, Rengginang Lorjuk sudah dikonsumsi sejak lama. 2. Kelas Sosial (X2) adalah merupakan tingkatan seseorang didalam masyarakat yang diukur melalui kekayaan, pendidikan ataupun jabatan yang terdapat di dalam organisasi masyarakat. Indikator yang digunakan: Harga Rengginang Lorjuk terjangkau, Rengginang Lorjuk memberikan manfaat bagi kesehatan, Rengginang Lorjuk tidak membedakan kelas sosial tertentu. 3. Kelompok Referensi (X3) adalah merupakan seseorang yang memberikan referensi atau informasi kepada orang lain tentang suatu hal atau produk mengenai kebaikan atau keburukan dari hal produk tersebut. Indikator dari Kelompok Referensi adalah: Mengkonsumsi Rengginang Lorjuk karena dipengaruhi oleh saudara, Mengkonsumsi Rengginang Lorjuk karena dipengaruhi oleh teman, Mengkonsumsi Rengginang Lorjuk karena dipengaruhi oleh tetangga, Mengkonsumsi Rengginang Lorjuk karena mendapat informasi dari internet. 4. Keluarga (X4) adalah sekumpulan seseorang yang terdapat didalam masyarakat yang terjadi karena tali perkawinan dan keturunan dari seorang kelompok tersebut. Indikator dari Keluarga adalah: Anggota keluarga terbiasa mengkonsumsi 318 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
5.
6.
Rengginang Lorjuk, Anggota keluarga menjadi penentu dalam mengkonsumsi Rengginang Lorjuk, Keterlibatan keluarga dalam memilih penggunaan Rengginang Lorjuk. Psikologis (X5) adalah karakteristik jiwa dari individu atau kelompok yang membentuk dan menentukan tingkah laku dari individu atau kelompok. Indikator dari Psikologis adalah : Tertarik dengan Rengginang Lorjuk karena rasa yang khas, Tertarik dengan Rengginang Lorjuk karena mampu untuk membeli, Tertarik dengan Rengginang Lorjuk karena sudah diakui diberbagai daerah. Keputusan Pembelian konsumen (Y) adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Indikatornya adalah : Tertarik untuk membeliRengginang Lorjuk karena kualitas, Tertarik untuk membeli Rengginang Lorjuk karena mampu, Tertarik untuk membeli Rengginang Lorjuk karena keinginan atau kebutuhan
3.3 Model Penelitian Budaya
Kelas sosial
Kelompok Referensi
Keputusan Pembelian
Keluarga
Psikologis Gambar 1 Model Penelitian 3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuisioner dan dokumentasi. 3.5 Metode Analisis Data 3.5.1 Uji Instrumen a. Uji Validitas Pengujian validitas atas instrument dilakukan dengan menggunakan Analisis Product Moment yang menghitung kolerasi antar skor item dengan skor totalnya. b. Uji Reliabilitas Arikunto (2002:75) menyatakan instrument dikatakan andal (reliable) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas (cronbach alpha) > 0,60.
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 319
3.5.2 Uji Normalitas Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Menurut Santoso (2007:154) menjelaskan output test of normality pedoman pengambilan keputusan angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 3.5.3 Uji Analisis Regresi Linear Berganda Analisis multiple regression (Regresi Linear Berganda) digunakan karena jumlah variabel independen lebih dari satu variabel. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan dengan pengaruh anatara variabel independen terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi yang digunakan adalah: Y= a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + e dimana: Y = keputusan pembeli konsumen a = konstanta b = koefisien regresi X1 = Budaya; X2 = Kelas Sosial; X3 = Kelompok Referensi; X4 = Keluarga; X5 = psikologis e = Standart Eror 3.5.4 Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value atau menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas nilai 10 atau tolerance value dibawah 0,10. Multikoleniearitas tidak terjadi bila nilai VIF dibawah nilai 10 atau tolerance value diatas 0,10 (Santoso, 2002:206). b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser yaitu dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2007:107). Heteroskedastisitas dengan uji Glejser apabila tingkat signifikansi X1, X2, dan X3 dibawah 0,05 maka menunjukan adanya masalah heteroskedastisitas, sebaliknya jika tingkat signifikansi X1, X2, dan X3 diatas 0,05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. 3.5.5 Uji Hipotesis Untuk menguji apakah variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji F dan uji t. Uji F untuk menguji pengaruh variable independen secara simultan, sedang Uji t untuk menguji pengaruh variable independen secara parsial. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Deskripsi Responden a. Jenis Kelamin Responden Responden berdasarkan jenis kelaminnya dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1 Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah 27 52 79
Prosentase (%) 34.2% 65.8% 100%
Sumber : data primer diolah, 2014 320 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
b.
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 52 responden atau 65.8% dan sisanya berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 27 responden atau 34.2%. Usia Responden Karakteristik responden apabila dilihat dari segi usia ditunjukkan pada tabel 2 berikut : Tabel 4.2 Berdasarkan Usia Responden Usia (Tahun)
c.
Prosentase (%) 30.4
< 25 tahun
24
25-35tahun
23
29.11
35-45 tahun
19
24.05
> 45-55 tahun Total
13 79
16.45 100%
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa responden yang menjadi obyek penelitian berkisar antara usia kurang dari 25 tahun sampai dengan lebih dari 50 tahun dimana yang berusia kurang dari 25 tahun berjumlah 24 orang atau (30.4%), usia 25-25 tahun berjumlah 23 orang atau (29.11%), usia 35-45 tahun berjumlah 19 orang atau (24.05%), dan usia lebih dari 45-55 tahun berjumlah 13 orang atau (16.45%). Dari hasil ini dapat dilihat jika mayoritas responden dalam penelitian ini berusia < 25tahun, paling sedikit lebih dari > 45-55 tahun. Pendidikan Responden Karakteristik responden apabila dilihat dari pendidikan responden ditunjukkan pada tabel 3 berikut : Tabel 3 Berdasarkan Pendidikan Responden Pendidikan SD SMP
8
Prosentase (%) 10.12%
8
10.12%
SMA
26
32.91%
Diploma
12
15.18%
Sarjana
25 79
31.16% 100%
Total
d.
Jumlah
Jumlah
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa responden tamatan SD sebanyak 8 orang atau (10.12%), tamatan SMP sebanyak 8 orang atau (10.12%), tamatan SMA sebanyak 26 orang atau (32.91%), tamatan Diploma sebanyak 12 orang atau (15.18%), dan tamatan Sarjana sebanyak 25 orang atau (31.16%). Pendapatan Responden Karakteristik responden apabila dilihat dari pendapatan responden ditunjukkan pada tabel 4 berikut : Tabel 4 Berdasarkan Pendapatan Responden Pendapatan Jumlah Prosentase (%) < Rp 500.000 23 29.11 Rp 500.000-900.000 22 27.84 Rp 1.000.000-1.900.000 16 20.25 ≥ Rp 2.000.000 18 22.78 Total 79 100 Sumber : data primer diolah, 2014
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 321
Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa responden yang berpendapatan < 500.000 sebanyak 23 orang atau (29.11%), yang berpendapatan 500.000-900.000 sebanyak 22 orang atau (27.84%), yang berpendapatan 1.000.000-1.900.000 sebanyak 16 orang atau (20.25%) dan yang berpendapatan ≥ 2.000.000 sebanyak 18 orang atau (22.78%). 4.2 Pembahasan 4.2.1 Hasil Uji Instrumen 1. Uji Validitas Hasil uji validitas dapat dilihat pada table berikut : Tabel 5 Hasil Uji Validitas Variabel Budaya (X1)
Kelas Sosial (X2)
Kelompok Referensi (X3)
Keluarga (X4)
Psikologis (X5) Keputusan Pembelian (y)
2.
Indikator X1.1 X1.2 X1.3 X2.1 X2.2 X2.3 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X4.1 X4.2 X4.3 X5.1 X5.2 X5.3 y1 y2 y3
rhitung 0.852 0.718 0.836 0.795 0.694 0.743 0.689 0.758 0.852 0.675 0.669 0.794 0.781 0.575 0.793 0.842 0.712 0.732 0.673
rtabel 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185 0.2185
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : data primer diolah,2014 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 didapat dilihat bahwa rhitung pada setiap item pernyataan memiliki nilai lebih besar dari nilai rtabel, dengan rtabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 79, maka didapat r tabel sebesar 0.2185. Sehingga setiap item pertanyaan dari instrumen penelitian dapat dikatakan valid. Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada table berikut : Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budaya (X1) Kelas sosial (X2) Kelompok referensi (X3) Keluarga (X4) Psikologis (X5) Keputusan pembelian (y)
Alpha 0.8275 0.7978 0.7969 0.8023 0.7997 0.7725
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : data primer diolah,2014
322 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
Berdasarkan hasil tabel 6 uji reliabilitas dapat diketahui bahwa setiap variabel memiliki nilai Alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini bersifat reliabel. 4.2.2 Uji Normalitas Data Hasil uji Normalitas dapat dilihat pada table berikut : Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Budaya Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
kelas sosial
kelompok referensi
Keluarga
psikologis
keputusan pembelian
1.012
1.297
1.233
1.254
1.429
1.388
.257
.069
.096
.086
.034
.042
Sumber : data primer diolah,2014 Berdasarkan hasil tabel 6 dapat diketahui bahwa pada kolom KolmogorovSmirnov dapat diketahui bahwa nilai Kolmogrov-Simornov untuk keputusan pembelian sebesar 0.042, dengan nilai signifikansi budaya sebesar 0.257, kelas sosial sebesar 0.069, kelompok referensi sebesar 0.96, keluarga sebesar 0.86, psikologis sebesar 0.34. Maka dapat disimpulkan budaya, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga diatas 0.05, untuk psikologis dan keputusan pembelian kurang dari 0.05 yang berarti uji normalitas tidak berdistribusi normal. Meskipun terdapat data yang tidak berdistribusi normal analisis regresi diteruskan karena model regresi hanya untuk menguji pengaruh-pengaruh variabel yang diamati. Hal ini didukung dengan teorinya Gujarati (2000:113) bahwa “jika tujuan penelitian adalah untuk menaksir dan juga untuk menarik kesimpulan, maka perlu mengansumsikan bahwa ui (probabilitas gangguan) mengikuti suatu distribusi probabilitas”. 4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dapat dilihat pada table berikut : Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Variabel Constant Budaya (X1) Kelas sosial (X2) Kelompok referensi (X3) Keluarga (X4) Psikologis (X5) N R Square Fhitung Adjust R2 Sign.F
Koefisien Regresi 1.728 0.118 0.397 0.031 0.118 0.203 79 0.460 12.415 0.423 0.000
thitung 1.308 1.581 4.086 0.339 1.043 1.820
Sig. 0.195 0.118 0.000 0.735 0.301 0.073
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut : Y = 1.728+0.118 X1+0.397 X2+0.031X3+0.118 X4+0.203 X5 + e Berdasarkan tabel 7 diatas, model regresi tersebut memiliki koefisien determinasi (R2adj) sebesar 0.423. Hal ini berarti bahwa model regresi mampu menjelaskan pengaruh antara variabel budaya (X1), kelas sosial (X2), kelompok referensi (X3), keluarga (X4) dan psikologis (X5) terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 42.3% dan sisanya sebesar 57.7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdeteksi. 4.2.4 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas Hasil uji Multikolinieritas dapat dilihat pada table berikut : JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 323
Tabel 8 Hasil Uji Multikolinieritas 1
Model (Constant) Budaya kelas sosial kelompok referensi Keluarga Psikologis
Collinearity Statistics Tolerance VIF .789 .658 .483 .448 .536
1.267 1.519 2.072 2.233 1.865
Sumber : data primer diolah,2014 Dari hasil tabel 8 dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) kelima variabel yaitu budaya sebesar 1.267, kelas sosial sebesar 1.519, kelompok referensi sebesar 2.072, keluarga sebesar 2.233 dan psikologis sebesar 1.865. Hal ini menunjukkan bahwa setiap nilai VIF < 5, dengan nilai tolerance yang lebih dari 0,1. Sehingga bisa diduga bahwa antar variabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas. 2. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada table berikut. Tabel 9 Hasil Uji Heteroskesidasitas Model
1
(Constant) Budaya kelas sosial klp referensi Keluarga Psikologis
Unstandardized Coefficients B Std. Error 1.252 .764 .026 .043 .062 .056 -.047 .052 .037 .065 -.084 .064
Standardized Coefficients Beta .076 .155 -.147 .097 -.201
T 1.640 .599 1.106 -.901 .572 -1.298
Sig. .105 .551 .273 .370 .569 .198
Sumber : data primer diolah,2014 Dari hasil tabel 9 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi masing- masing kelima variabel independen lebih dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. 4.2.5 Pengujian Hipotesis 1. Uji Simultan ( Uji F) Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada table berikut. Tabel 10 Hasil Uji Simultan Model Sum of Squares Df Mean Square F 1 Regression 122.871 5 24.574 12.415 Residual 144.496 73 1.979 Total 267.367 78 Sumber : data primer diolah,2014
Sig. .000(a)
Dari hasil anova F test pada tabel 10, diperoleh nilai Fhitung adalah 12.415, sedangkan F (0,05;5;73) = 3,340, maka Fhitung > Ftabel dengan tingkat signifikansi 0.000 yang berada dibawah 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi bisa dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa variabel budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan psikologis secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 324 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
2. Uji Parsial (Uji t) Dari hasil analisis pada tabel 7, diperoleh thitung untuk variabel budaya sebesar 1.851, thitung untuk variabel kelas sosial sebesar 4.086, thitung variabel kelompok referensi sebesar 0.339, thitung keluarga sebesar 1.043, dan thitung variabel psikologis sebesar 1.820. Sedangkan untuk nilai ttabel = t(0.05;77) = 1,991. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung variabel budaya sebesar 1.851 < ttabel sebesar 1,991, berarati variabel budaya (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, karena kebanyakan orang sudah banyak memilih jajanan yang modern. Untuk thitung variabel kelas sosial sebesar 4.086 > ttabel sebesar 1,991, berarti variabel kelas sosial (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, karena harganya yang lebih dijangkau oleh masyarakat. Untuk thitung variabel kelompok referensi sebesar 0,339 < ttabel sebesar 1,991, berarati variabel kelompok referensi (X3) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, karena kebanyakan rekan kerja atau kerabat sudah banyak beralih ke produk yang lain. Untuk thitung variabel keluarga sebesar 1,043 < ttabel sebesar 1,991, berarti variabel keluarga (X4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, karena sudah kebanyakan anggota keluarga memilih produk instan, sehingga tidak ada kecenderungan untuk membeli produk Rengginang Lorjuk. Untuk thitung variabel psikologis sebesar 1,820 < ttabel sebesar 1,991, berarti variabel psikologis (X5) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, karena motivasi dari faktor internal sudah berkurang dengan adanya produk-produk yang baru. Hal ini dapat di artikan secara parsial terdapat pengaruh variabel kelas sosial terhadap keputusan pembelian. Sedangkan untuk variabel budaya, variabel kelompok referensi, variabel keluarga, dan variabel psikologis secara parsial tidak terdapat pengaruh terhadap keputusan pembelian. 4.2.6 Implikasi Hasil Penelitian Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan yang meliputi budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan psikologis secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Rengginang Lorjuk. Sedangkan dari uji parsial Hasil analisis diketahui bahwa budaya, kelompok referensi, keluarga dan psikologis tidak berpengaruh sacara signifikan terhadap keputusan pembelian Rengginnag Lorjuk. Sedangkan variabel kelas sosial mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian Rengginang Lorjuk. Berdasarkan hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa dalam melakukan pembelian Rengginang Lorjuk para responden dikarenakan harga yang terjangkau. Selain itu para responden selalu mempertimbangkan dari lingkungan sekitar, teman dan keluarga yang sudah pernah mengkonsumsi Rengginang Lorjuk dengan harapan dapat memaksimalkan manfaat serta kualitas dari Rengginang tersebut. Tetapi dari hasil yang sudah diteliti konsumen banyak beralih ke jajanan yang lebih modern atau instan dengan bentuk yang bermacam-macam dan lebih menarik. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ridlo (2011) dan Sindy (2013) sebab penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang sudah diteliti bisa disimpulkan sebagai berikut :
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 325
1. Variabel budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Rengginang Lorjuk. 2. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan variabel yang paling dominan dalam melakukan keputusan pembelian adalah kelas sosial memiliki nilai koefisien regresi yang lebih besar bila dibandingkan dengan variabel yang lain yaitu sebesar 0,397. 5.2 Saran-saran Pengambilan keputusan konsumen sangat penting untuk dipahami guna mendapatkan hasil dan penerapan pemasaran yang lebih bagus dalam memasarkan produk. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis yang sudah dijelaskan sebelumnya. 1. Bagi produsen diharapkan lebih meningkatkan usaha yang sudah dijalankan dengan menambahkan tentang marketing mix dan strategi pemasarannya misalkan dalam segi pengemasan supaya lebih menarik lagi. 2. Untuk variabel yang lain, selain dari kelas sosial bisa dilakukan evaluasi agar bisa berperan secara optimal dalam mempengaruhi keputusan pembelian DAFTAR PUSTAKA Amirullah, 2002.Perilaku Konsumen. Cetakan Pertama. Penerbit. Graha Ilmu, Jakarta. Agustina, Shinta. 2011. „’Manajemen Pemasaran‟‟. Edisi 1. Penerbit UB Press. Kotler, dan Amstrong. 2001. „‟Prinsip-Prinsip Pemasaran’’, Edisi 8, Penerbit Erlangga Jakarta. Swasta, Basu dan T Hani Handoko. 2000. „‟Manajemen Pemasaran, Analisa dan Perilaku Konsumen’’. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan keempat, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. J. Supranto, 2001. Statistik Teori dan Aplikasi, Cetakan Kedua, Jakarta: Penerbit Erlangga Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia Jakarta. Kotler, dan Armstrong. 2008. „‟Prinsip–Prinsip Pemasaran’’. Edisi 12, Jilid 1. Erlangga Jakarta. Wiratama, Aditya Yoga. 2012. Analisis Pengaruh Produk, Persepsi Harga, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Olahraga Merek Nike di Kota Semarang. Semarang, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. *) Ufi Rahayu adalah alumni Prodi Manajemen FE Unisma **) Nurhajati adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma ***) Afi Rahmat Slamet adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma
326 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014