UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) KELAS III SDN SAMBERAN KEC. KANOR KAB. BOJONEGORO Nur Hidayati GuruSDN SamberanKec. KanorKab. Bojonegoro Email :
[email protected]
Abstrak: Dalam proses kegiatan belajar mengajar diperlukan suatu keahlian atau keterampilan pengelolaan kelas yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran karena setiap siswa memiliki kemampuan dan taraf bernalar yang berbeda-beda. Untuk itu, seorang guru harus dapat memiliki pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat agar siswa mampu memahami materi pelajaran yang diajarkan. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini adalah untuk mengetahui sejauh penmerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pelajaran Matematika.Dalam penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencapai standar ideal. Dari 60,09% pada siklus I, dapat meningkat menjadi 70,09% pada siklus II, dan siklus ke III 80,09%. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Predict-ObserveExplain (POE) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan ketuntasan mencapai 100%. Kata Kunci: predict-observe-explain (poe), pembelajaran matematika
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga Perguruan Tinggi jurusan MIPA. Alasan matematika perlu diajarkan kepada siswa karena m banyakdigunakan dalam segi kehidupan, dapat digunakan untuk menyajikaninformasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Menurut Paling (Mulyono Abdurrahman,2003:252), ide manusiatentang Matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman danpengetahuan masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa Matematika hanyaperhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali. Guru menyadari bahwa Matematika sering dianggap sebagai matapelajaran yang kurang diminati, menjemuhkan, dan dihindari oleh sebagian besarsiswa. Siswa seharusnya sadar bahwa kemampuan berpikir logis, bernalarrasional, dan cermat menjadi ciri utama Matematika.
Dewasa ini terlihat adanya upaya memperbaiki pembelajaran Matematika di jenjang persekolahan. Berbagai model dicoba untuk diterapkandalam pembelajaran topik tertentu, yang tentunya bertujuan untukmeningkatkan mutu pendidikan Matematika salah satunya adalah Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain(POE) dengan pendekatan Predict-Observe-Explain (POE) merupakan suatu rangkaian kegiatan penyampaian materipelajaran yang bertujuan memberi kesempatan kepada siswa untuk aktifbelajar sehingga memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan danmengembangkan keterampilan kognitif dan manual. Dengan model Pembelajaran PredictObserve-Explain (POE), hasil pembelajaran diharapkan dapatmeningkatkan kemampuan bernalar dan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja danmengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Hal inilah yangkemudian mendorong penulis untuk melakukan 58
Nur Hidayati,Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (Poe) Kelas Iii Sdn Samberan Kec. Kanor Kab. Bojonegoro| 59
penelitian tindakan dengan rumusan masalah Bagaimana Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Kelas III SDN Samberan Kec. Kanor Kab. Bojonegoro. KAJIAN PUSTAKA Prestasi belajar adalah hasil atau akibat dari kegiatan belajar.Untuk mengetahui tentang prestasi belajar perlu dijelaskan tentang hakekat belajar.Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalaman (Slameto,1991). Menurut Abu Ahmadi ( 2001),belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Berdasarkan pengertian belajar di atas,maka dapat didefinisikan tentang prestasi belajar,yaitu tingkat keberhasilan yang dicapai siswa berupa ketrampilan dan pengetahuan berdasarkan hasil tes atau evaluasi setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Sedangkan ketuntasan belajar merupakan hasil belajar siswa yang memenuhi keriteria standart tertentu.Seorang siswa dikatakan tuntas belajar bila mencapai ketuntasan indikator hasoil belajar ≥ 65 % ,dan dari suatu kelas dikatakan tuntas belajar bila dalam kelas telah mencapai ≥ 85 % siswa yang telah tuntas belajar (Depdikbud,1994 ). Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran matematika adalah perubahan tingkah laku yang mencapai ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengembangan aspek koognitif, afektif dan psikomotor dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan proses matematika yang didapat melalui aktivitas belajar (Arifin, 1995:25). Tujuan dan fungsi pembelajaran Matematika di SD dijabarkan dalam
kurikulum 2006 Fungsi mata pelajaran Matematika yang relevan dengan penelitian ini meliputi beberapa hal berikut (Depdikbud, 1993). 1. Memberikan dasar-dasar ilmu Matematika untuk mengembangkan pengetahuan di pendidikan tinggi. 2. Mengembangkan keterampilan proses siswa dalam mempelajari konsep Matematika. 3. Mengembangkan sikap ilmiah Sesuai dengan fungsi belajar Matematika di atas, mengajarkan Matematika sebagai bagian dari IPA seyogyanya mencerminkan hakikat Matematika, yakni meliputi produk, proses dan sikap. Sedangkan tujuan pembelajaran Matematika (M. Sitorus, 1995:1) dijabarkan bahwa ; “ Mata pelajaran Matematika bertujuan untuk, menjelaskan dan menggambarkan bagaimana menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu perubah dan perbandingan dalam pemecahan masalah “ Hakekat pembelajaran ilmu yang baik menurut Gagne (1979), ialah sebagaimana ilmu itu diketemukan. Dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran tidak harus semua informasi dalam matematika disajikan dalam bentuk “jadi” kepada siswa, beberapa bagian seharusnya diketemukan sendiri oleh siswa. Agar siswa mampu menemukan informasi tentang matematika secara utuh dan mandiri, maka matematika harus diajarkan secara utuh pula baik sebagai produk, proses maupun sikap ilmiah. Predict-Observe-Explain( POE ) merupakan suatu strategi pembelajaran di mana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama yaitu predik,obeservasi, dan memberikan penjelasan. Ketiga tugas siswa dakam model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE ) yaitu : Predict, pada tahap ini mintalah pada peserta didik untuk mengamati apa yang akan di demonstrasikan. Mereka mengamati phenomena yang didemomnstrasikan,
60 | Jurnal KaryaPendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 58-65
kemudian siswa mempredikasi hasilnya dan mempertimbangkan hasil prediksinya. Observe, pada tahap iniguru melaksanakan kegiatan, menunjukkan proses atau demonstrasi dan mintalah peserta didik untuk mencatat apa yang terjadi. Explain, pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk mengajukan hipoetesis mengenai mengapa terjadi seperti yang mereka lakukan dan menjelaskan perbedaan antara prediksi yang dibuatnya berdasarkan observasi. Pelaksanaan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan dan kreativitas sehingga efektif dan menyenangkan peserta didik menuntut penguasaan berbagai metode mengajar serta berbagai keterampilan dasar mengajar. Penguasaan berbagai metode mengajar tersebut akan memberi keleluasaan untuk memilih metode yang sesuai dengan tujuan, materi, peserta didik, dan lain-lain sehingga dapat diterapkan prinsip-prinsip dari Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) secara optimal. Pemilihan dan penggunaan berbagai metode mengajar itu berpeluang untuk menerapkan prinsip Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain ( POE) seeara optimal, utamanya dengan menggunakan kombinasi berbagai metode sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Sebagai contoh, metode pemberian tugas digunakan untuk melakukan kegiatan individual, hasil keja indvidual dibandingkan dan didiskusikan dalam kelompok kecil, dan dilanjutkan dengan kegiatan klasikal berupa laporan hasil diskusi kelompok kecil (dalam diskusi pleno). Dari sisi lain, penggunaan berbagai metode mengajar itu harus ditunjang dengan penguasaan guru terhadap berbagai ketrampilan dasar mengajar, seperti: bertanya, rnengadakan variasi, menjelaskan, pemberian penguatan, membuka dan menutup pelajaran, mengajar kelompok kecil dan perorangan, mengelola kelas, membimbing diskusi kelompok keeil, dan sebagainya. Seperti diketahui, penggunaan berbagai ketrampilan dasar mengajar itu merupakan bekal awal guru dalam melaksanakan
pembelajaran Penguasaan berbagai ketrampilan dasar mengajar akan sangat membantu guru dalam menerapkan berbagai metode mengajar. Selanjutnya, dengan penguasaan yang baik tentang berbagai ketrampilan dasar mengajar dan metode mengajar, akan memberi peluang bagi guru untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajarannya. METODE PENELITIAN Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswapembelajaran Matematika yang dilaksanakan di SDN Samberan Kec. Kanor Kab. Bojonegoro. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa kelas III SDN Samberan Kec.Kanor partisipasi belajar Matematika masih sangat rendah.Siswa merasa kesulitan dalam belajar sehingga siswa kurang respon terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilakukan secara bertahap-tahap sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Setting Penelitian PTK akan dilakukan di SDN Samberan Kec. Kanor Kab. Bojonegoro tahun pelajaran 2015-2016.SDN Samberan Kec. Kanor memiliki 12 kelas yang masing masing tingkatan jumlah siswa relatif besar dibandingkan dengan SD lainnya yang ada di wilayah Kec. Kanor.PTK dilakukan pada siswa kelas III ,dengan jumlah siswa terdiri dari 22 orang siswa ( P= 10orang ; L = 12 orang ). Rancangan Penelitian Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus.Kegiatan dilaksanakan dalam Ganjil tahun pelajaran 2015-2016.Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 22September sampai dengan 28 Oktober 2015.
Nur Hidayati,Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (Poe) Kelas Iii Sdn Samberan Kec. Kanor Kab. Bojonegoro| 61
Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang meliputi perencanaan,tindakan, pengamatan, refleksi. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut (Arikunto,2007 ) adalah seperti gambar berikut : Permasal ahan
Permasalah anbaruhasilr efleksi
Perencanaan tindakan I
Refleksi
Perencanaan tindakan II Apabilaperma salahanbelumt erselesaikan
Refleksi II
Pelaksanaanti ndakan I
Pengamatan/pe ngumpulan data I
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan/p engumpulan data II
DilanjutkankeSiklu sberikutnya
Perencanaan, tahapan ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang dilakukan. Tindakan, pada tahap ini, rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah dilatih kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar. Pengamatan atau observasi, tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi,
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.Pada tahap ini peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Refleksi, tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang shingga permasalahan dapat teratasi. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu : 1
Siswa :
2
Guru :
Diperoleh data tentang Peningkatan prestasi belajar siswa pada pelajaran Matematika kelas III. Diperoleh data tentang penggunaan model pembelajaranPredictObserve-Explain ( POE).
Teknik Pengumpulan Data, dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah menggunakan observasi dan angket. HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) pada mata pelajaran Matematika kelas III. Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran adalah mendeskripsikan materi tentang Matematika. Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a) Menyusun instrumen pembelajaran b) Menyusun Instrumen Monitoring c) Sosialisasi kepada siswa
62 | Jurnal KaryaPendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 58-65
d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran e) Melakukan refleksi f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar refleksi siklus pertama g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua h) Melakukan Observasi i) Melakukan refleksi pada siklus kedua j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar refleksi siklus kedua k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga l) Melakukan Observasi m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga n) Menyusun laporan Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 s.d 29 September 2015. dan pertemuan kedua pada tanggal 06 s.d 13 Oktober 2015, dan pertemuan ke tiga 20 s.d 28Oktober 2015. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran. Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 s.d 29September 2015di SDN Samberan Kec.Kanor, Tahun pelajaran 20152016.dengan jumlah siswa 22 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I. Jumlah siswa yang tuntas : 10 orang, jumlah siswa yang belum tuntas : 12 orang. Klasikal : belum tuntas.
Dari data dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 60,09%. atau ada 10 siswa dari 22 siswa yang sudah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 45,45%, lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE). Refleksi, dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu 3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. Revisi Rancangan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasiinformasi yang dirasa perlu dan memberi catatan 3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. Siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 06 s.d 13 Oktober 2015di SDN Samberan
Nur Hidayati,Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (Poe) Kelas Iii Sdn Samberan Kec. Kanor Kab. Bojonegoro| 63
Kec.Kanor tahun pelajaran 2015-2016.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Jumlah siswa yang tuntas : 14 orang, jumlah siswa yang belum tuntas : 8 orang, klasikal : belum tuntas. Dari data diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa pelajaran adalah 70,09%. atau ada 14 siswa dari 22 siswa dengan ketuntasan 63,64%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan cukup lebih baik dari siklus I. Refleksi, dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Memotivasi siswa 2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3) Pengelolaan waktu. Revisi Pelaksanaaan, pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus III antara lain: 1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. 3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. Siklus III Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 20 s.d 28Oktober 2015di SDN Samberan Kec.Kanor tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa 22 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Jumlah siswa yang tuntas : 22 orang, jumlah siswa yang belum tuntas : - orang, klasikal : tuntas. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 80,09% dan dari 22 siswa telah tuntas secara keseluruhan. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100 % (termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran PredictObserve-Explain (POE) sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa yang telah menguasai
64 | Jurnal KaryaPendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 58-65
Refleksi, pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain ( POE). Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. Revisi Pelaksanaan, pada siklus III guru telah menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain ( POE) dengan baik, dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dengan menerapkan model pembelajaran Predict-ObserveExplain( POE), dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembahasan Hasil Penelitian Ketuntasan Hasil Belajar Siswa, berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu ; 60,09% ; 70,09 % ; 80,09 %, Pada siklus III
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran, berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika dengan menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkahlangkah pembelajaran dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka hasil belajar siswa untuk pelajaran Matematika menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 22 orang siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; 60,09% ; 70,09% ; 80,09 %, Dari analisis data di atas bahwa pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung diterapkan pada pembelajaran Matematika kelas III, proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada siswa kelas III, oleh karena itu diharapkan kepada para guru SD dapat
Nur Hidayati,Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (Poe) Kelas Iii Sdn Samberan Kec. Kanor Kab. Bojonegoro| 65
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PredictObserve-Explain (POE) di kelas III. Berdasarkan kerikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) siswa dikatakan tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 75 mencapai ≥ 85 %. Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai ≥ 75 pada ( siklus 3 ) mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai 100 %. KESIMPULAN Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan menerapkan model pembelajaran PredictObserve-Explain ( POE) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Samberan Kec. Kanor mata pelajaran Matematika yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu; 60,09% ; 70,09% ; 80,09%. 2. Penerapan model pembelajaran langsung pada pelajaran Matematika mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Penerapan model pembelajaran Predict – Observe - Explain (POE) pada pelajaran Matematika dapat
meningkatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya. Saran Dari hasil penelitian disampaikan saran sebagai berikut 1. Untuk melaksanakan Model pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain ( POE) pada pelajaran Matematika memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan menerapkan model pembelajaran Predict–Observe-Explain (POE) agar diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN Samberan Kec. Kanor tahun pelajaran 2015-2016.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.2007.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Remaja Rosdakarya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang Indrawati, dkk.2009. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan untuk guru SD. Jakarta : PPPPTK Matematika Program BERMUTU. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Nur, Muhammad. 2000. Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya: UNESA Raka Joni, T. 1985 Cara Belajar Siswa Aktif Implementasinya Terhadap Sistem Penyampaian, Jakarta P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud (*).