Wiwik Sriwiludjeng GuruSDN Margoagung IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA GOLONGAN HEWAN BERDASAR JENIS MAKANAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER KELAS IV SDN MARGOAGUNG I BOJONEGORO Wiwik Sriwiludjeng GuruSDN Margoagung IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro Email :[email protected]

Abstrak: Temuan di lapangan terindikasi bahwa banyak siswa kelas IV di SDN Margoagung I Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran mengenai penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Hal itu dapat dilihat dari hasil ulangan Ilmu Pengetahuan Alam awal semester I tahun ajaran 2012/2013 siswa kelas IV yaitu 18 siswa, yang mampu menguasai materi hanya 5 siswa. Berdasarkan permasalahan yang ada di atas dan melalui diskusi dengan supervisor dan teman sejawat diketahui bahwa yang menjadi fokus perumusan masalah adalah Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar IPA golongan hewan berdasar jenis makanan melalui model kooperatif tipe number head together kelas IV SDN Margoagung I Bojonegoro? Peneliti melaksanakan pembelajaran dalam 2 siklus Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV dengan langkah-langkah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengumpulan data, (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar , terbukti dari 18 siswa pada siklus I yang mendapat nilai ≥65 sebagi batas minimal ketuntasan belajar, terdapat 8 siswa (44,4%) pada siklus I meningkat pada siklus II menjadi 17 siswa (94,4%). Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci:Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together)

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan perkembangannya yang sangat cepat seperti sekarang ini terasa sekali bahwa kegiatan yang ada kaitannya dengan penerapan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam boleh dikatakan tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.Sementara banyak orang yang memandang sebagai bidang studi yang membosankan bahkan sebagian orang memandang sebagai bidang setudi yang sulit.Meskipun demikian, pelajaran Ilmu pengetahuan alam harus di pelajari karena erat hubungannya dengan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari–hari. Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep dan penerapannya, yang mencakup makhluk hidup dan proses kehidupan, benda dan sifatya, energi dan perubahannya, bumi dan

alam semesta, sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pelajaran Sains yang perlu dipahami dan dikuasai diantaranya adalah makhluk hidup dan proses kehidupan. Materi pembelajaran makhluk hidup dan proses kehidupan perlu dipahami oleh siswa khususnya dalam menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya. Siswa perlu memahami materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya sebagai bekal mempelajari materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berikutnya dan sebagai bekal dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Temuan di lapangan terindikasi bahwa banyak siswa kelas IV di SDN Margoagung I Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran mengenai penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Hal itu dapat dilihat dari hasil 108

Wiwik Sriwiludjeng,Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Golongan Hewan Berdasar Jenis Makanan Melalui Model Kooperatif Tipe Number Head Together Kelas IV SDN Margoagung I Bojonegoro| 109

ulangan Ilmu Pengetahuan Alam awal semester I tahun ajaran 2014/2015 siswa kelas IV yaitu 18 siswa, yang mampu menguasai materi hanya 5 siswa. Berdasarkan permasalahan yang ada di atas dan melalui diskusi dengan supervisor dan teman sejawat diketahui bahwa yang menjadi fokus perumusan masalah adalah ”Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together) di kelas IV SDN Margoagung I Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro?”. Melihat hal tersebut penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). KAJIAN PUSTAKA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science”secara singkat disebut“Science”.Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan.Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang ala mini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.(Iskandar, Srini, 1995:2). Pengetahuan alam merupakan suatu pengetahuan yang tersusun, terutama mengenai gejala-gejala alam yang didasarkan atas hasil pengamatan dan eksperimen Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. (Depdiknas, 2006:109). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak hanya kumpulan pengetahuan tentang faktafakta tetapi juga cara kerja, cara berfikir dan cara memecahkan masalah yang baik. IPA dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui

pemecahan masalah diidentifikasikan.

yang

dapat

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Menurut pandangan kontruktivis dalam pembelajaran IPA seyogyanya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadinya interaksi sosial (Sutarno Nono, 2008:8.18) jadi saat proses belajar berlangsung siswa harus terlibat dalam kegiatan nyata. Model pembelajaran IPA yang dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivis ini memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh di luar sekolah. Disarankan Bell (dalam Iskandar, Srini, 1995:32) agar pengetahuan siswa yang diperoleh dari luar sekolah dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal dalam sarana pembelajaran, karena sangat mungkin terjadi miskonsepsi. Sebaliknya guru tidak memperdulikan konsepsi atau pengetahuan awal siswa, besar kemungkinan miskonsepsi yang terjadi akan semakin kompleks. Dari pendapat diatas IPA merupakan pembelajaran yang menyenangkan, jika guru selalu siap memodifikasi model-model pembelajaran tentang alam ini sejalan dengan penemuan-penemuan yang kita dapatkan. Guru setidaknya harus mempunyai keinginan dan kemampuan untuk mengajar IPA lebih baik dari sebelumnya, bahan-bahan yang dipakai latihan anak tidak hanya dari bahan yang mahal, sebab IPA dapat dipelajari dengan memakai bahan-bahan yang sederhana. Hasil Belajar IPA Sesuai dengan penelitian ini bahwa factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPA ini terjadi dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar IPA dalam hal ini salah satunya adalah kurangnya motivasi belajar. Sardiman (1986:73) motivasi adalah upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Faktor motivasinya

110 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 108-116

adalah factor psikis yang bersikap non intelektual dan mempunyai peranan yang lebih spesifik yaitu menumbuhkan gairah, merasa senang, semangat untuk belajar, dan pada gilirannya meningkatkan perolehan hasil belajar. Sedangkan faktor eksternal dalam hal ini adalah model pembelajaran. Dimana model pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Jadi guru bisa memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan semangat siswa, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terciptalah kondisi yang tepat sehingga hasil belajar siswa meningkat. Pembelajaran Kooperatif (Number Head Together)

Tipe

NHT

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2008:35). Slavin, 2007 (dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3(1),35-39), disebutkan sebagai berikut: “Cooperative learning is generalle understood as lerning that takes place in small groups where students share ideas and work collaboratively to complete a given task. There are several models of cooperative lerning that vary considerably from each other”. “Pembelajaran kooperatif secara umum diapahami sebagai pembelajaran yang terjadi dalam beberapa model pembelajaran kooperatif yang berbeda satu sama lainnya”. Sedangkan menurut Slavin (2007:16) pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran kooperatif atau Cooperative leraning mengacu pada metode pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dimana siswa dalam satu kelompok saling bekerjasama memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti. (Tryana, 2008). Menurut Muhammad Nur (2005:23) model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Langkah–langkah NHT

Pembelajaran

Tipe

Dari sumber http://www. Eazhull .org. uk/nlc/numbered_heads.htm langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT


(Number Head Together), adalah sebagai berikut: No 1.

Fase Kegiatan awal

2.

Kegiatan Inti

3.

Kegiatan Akhir

Kegiatan Pembelajaran -Apersepsi -mengaitkan materi dengan pengalaman siswa - Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap elompok mendapat nomor - Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai Misalnya : Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya. - Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka. - Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain. - Kesimpulan - Memantapkan materi - Pemberian tugas rumah kepada siswa

Singkatnya, NHT (Number Head Together) merupakan kegiatan belajar kooperatif dengan 4 tahap kegiatan. Pertama, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setiap anggota kelompok diberi satu nomor 1, 2, 3, dan 4. Kedua, guru menyampaikan pertanyaan. Ketiga, berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu. Keempat, guru menyebut nomor (1, 2, 3, atau 4) dan siswa dengan nomor yang bersangkutan yang harus menjawab (Widdiharto, 2004:18).

Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Tipe NHT Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk setiap pokok bahasan, karena setiap model atau metode mengajar masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan oleh karenanya guru dituntut untuk pandai memilih model pembelajaran yang sesuai. Di bawah ini adalah kelebihan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together): a. Memudahkan dalam pembagian tugas. b. Memudahkan siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan sekelompoknya. c. Bisa digunakan untuk semua mata pelajaran serta semua tingkatan usia anak didik. d. Setiap siswa menjadi siap semua. e. Dapat melakukan diskusi dengan sungguhsungguh. f. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Selain memiliki kelebihan pembelajaran tipe NHT (Numbered Heads Together) juga memiliki kekurangan hal tersebut perlu diperhatikan sebagai acuan sebelum menerapkan pembelajaran tipe NHT ini, adapun kekurangannya dalam pembelajaran tipe NHT adalah sebagai berikut : a. Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama. b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. METODE PENELITIAN Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Margoagung I Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.Jumlah subyek penelitian adalah 18 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya dilakukan dalam 2 siklus,


adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut: - Siklus I : Tanggal 17 September 2014 - Siklus II : Tanggal 24 September 2014 Siklus I Tahap perencanaan dalam penelitian ini meliputi : Penyusunan rencana perbaikan pembelajaran yang merupakan langkahlangkah pembelajaran. Menerapkan penggunaan metode kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran. Menyiapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa mampu memahami materi pelajaran penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Merancang alat evaluasi untuk mengukur atau mengetahui sejauh mana pemahaman dan kemampuan siswa terhadap materi pelajaran IPA. Pelaksanaan penelitian ini mengacu pada rencana perbaikan pembelajaran. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yaitu dengan menerapkan penggunaan metode kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti menunjuk salah satu guru kelas sebagai teman sejawat yang akan membantu dalam proses pengamatan dan pengolahan data selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Pada siklus I cara pengumpulan data menggunakan lembar evaluasi hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Sementara untuk mengetahu sejauhmana pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa peneliti menyusun format observasi terhadap aktifitas siswa dan guru selama pelaksanaan pembelajaran.Hasil evaluasi belajar dan observasi tersebut untuk membuat rencana perbaikan siklus II. Hasil refleksi yang didapat dari tahap pelaksanaan penelitian dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil observasi, guru

dapatmelihat sejauh mana pengaruh penerapan metode kooperatif tipe NHT dalam peningkatan hasil belajar siswa pada materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makannya dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Siklus II Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi : Penyusunan rencana perbaikan pembelajaran yang merupakan langkahlangkah pembelajaran dengan menerapkan penggunaan metode kooperatif tipe NHT. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.Selain itu merancang alat evaluasi untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Pelaksanaan penelitian ini mengacu pada revleksi siklus I sebagai acuan dalam menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yaitu dengan lebih menerapkan penggunaan metode metode kooperatif tipr NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti menunjuk salah satu guru sebagai teman sejawat yang akan membantu dalam proses pengamatan dan pengolahan data selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Pada siklus II cara pengumpulan data menggunakan lembar evaluasi hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Sementara untuk mengetahu sejauhmana pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa peneliti menyusun format observasi terhadap aktifitas siswa dan guru selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil refleksi yang didapat dari tahap pelaksanaan penelitian dikumpulkan dan dianalisis.Dari hasil observasi guru dapat melihat sejauh mana kemampuan siswa


dalam memahami materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya serta keaktifan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Pada siklus siklus II melalui keaktifan siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan. Guru menekankan pada penggalian bakat dan daya tanya siswa, serta kekreatifan guru dalam menerapkan penggunaan metode kooperatif tipe NHTsehingga menjadikan siswa lebih mudah menerima penjelasan dari guru mengenai materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makannya sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, serta dengan menerapkan media yang sesuai dengan materi pelajaran maka siswa menjadi lebih terangsang dan tertarik serta menjadikan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu guru sebagai peneliti menyiapkan instrumen yang akan diterapkan pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, diantaranya: 1). Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran mata pelajaran IPA kelas IV Pada materi pokok “penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya”. 2). Merencanakan bahan ajar, media dan lembar kerja siswa 3). Menyusun instrumen pengumpulan data dengan menyiapkan format lembar observasi dan lembar soal. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014, adapun langkah-langkah yang digunakan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut: 1) Merancang penerapan metode kooperatif tipe NHT sesuai dengan materi pembelajaran. 2) Memotifasi siswa dengan Tanya jawab materi sebelumnya dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kejadian disekitar kita.

3) Menerangkan materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makannaya sesuai dengan metode kooperatif tipe NHT. 4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan macam-macam hewan berdasarkan jenis makanannya. 5) Menutup pembelajaran siklus I Tabel 1 Hasil Tes Akhir Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus I No

Nama Siswa

1 2 3 4

Aditia Dwi Septia Arum Setyowati Cindy Oktavia Desiana Ninda C Eza Setiawan Fajar Nur Hidayah Pringki Setiawan Khusnul Zumrotin N M. Abdul Musa Muzlifatul J M. Wilsen Adi P Nurhafizah Rifawatun N Salsabila Selvy Helina Wardianto S Yunika Wulandari Vera Aprilia Jumlah Rata-rata Nilai

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Perolehan Nilai Skor Kriteria 60 Belum 50 Belum 90 Tuntas 60 Belum 80 Tuntas 90 Tuntas 70 Tuntas 60 Belum 50 Belum 80 Tuntas 60 Belum 50 Belum 90 Tuntas 60 Belum 50 Belum 60 Belum 70 Tuntas 60 Tuntas 1190

SKM = 65 Jumlah siswa Tuntas =8 Siswa 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔 % Tuntas= 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝟖

= 𝟏𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 44,44 % Hasil data yang diperoleh pada pembelajaran siklus I berdasarkan observasi teman sejawat dapat diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran masih rendah, dari pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses perbaikan pembelajaran siklus I mencapai 25% aspek kemunculan yang diamatai sedangkan dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru mencapai 37,5% aspek kemunculan. Sementara itu ratarata kelas pada pelaksanaan perbaikan


pembelajaran siklus I ini adalah 66,11 dengan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah adalah 50. Sementara itu prosentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 44,44% dengan demikian perbaikan pembelajaran pada siklus I ini dinyatakan belum berhasil karena belum mencapai 85% sebagai batas ketuntasan maksimal, hal ini disebabkan karena guru kurang menerapkan metode kooperatif tipe NHT pada proses perbaikan pembelajaran siklus I ini. Sementara hasil pembelajaran pada siklus I ini sudah lebih baik dari segi respons dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan perbaikan. Berdasarkan refleksi terhadap pelaksanaa perbaikan pembelajaran pada siklus I masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus II, yaitu: 1) Guru harus menyiapkan materi belajar sebelum melaksanakan pembelajaran sehingga guru bisa menguasai materi dengan baik. 2) Guru harus lebih menerapkan metode kooperatif tipe NHT dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya Siklus II Pada tahap perencanaan instrumen yang harus dipersiapkan adalah: 1) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II dengan mengacu pada hasil refleksi siklus I 2) Merencanakan bahan ajar, menyiapkan media dan lembar kerja siswa 3) Menyusun instrumen pengumpulan data 4) Merencanakan tercapainya standart ketuntasan maksimal dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II Adapun langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: 1). Memotivasi: Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang sudah diajarkan 2). Merancang penerapan metode kooperatif tipe NHT sesuai dengan materi pembelajaran dan sumber belajar.

3). Mennyebutkan penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. 4). Menjelaskan materi mengenai perubahan sifat benda sesuai metode pembelajaran kooperatif tipe NHT yang telah di tentukan. 5). Membimbing siswa dalam kerja kelompok menyebutkan berbagai macam penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. 6). Memberikan siswa latihan soal berupa materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. 7). Memberikan pembahasan dan pemantapan terhadap hasil pekerjaan siswa 8). Menutup Pelajaran dan mengakhiri pembelajaran siklus II Tabel 2 Hasil tes akhir pada perbaikan pembelajaran siklus II No

Nama Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Aditia Dwi Septia Arum Setyowati Cindy Oktavia Desiana Ninda C Eza Setiawan Fajar Nur Hidayah Pringki Setiawan Khusnul Zumrotin N M. Abdul Musa Muzlifatul J M. Wilsen Adi P Nurhafizah Rifawatun N Salsabila Selvy Helina Wardianto S Yunika Wulandari Vera Aprilia Jumlah Rata-rata Nilai

Perolehan Nilai Skor Kriteria 80 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas 90 Tuntas 80 Tuntas 90 Tuntas 70 Tuntas 80 Tuntas 70 Tuntas 90 Tuntas 70 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 60 Belum 80 Tuntas 90 Tuntas 1450 80,55

SKM Jumlah siswa Tuntas Siswa %Tuntas=

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝟏𝟕

=

𝟏𝟖

= 65 = 17 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

𝒙 𝟏𝟎𝟎% =94,44 %


Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II ini disebabkan karena guru lebih menerapkan metode kooperatif tipe NHT dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II. Jumlah ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I yang semula 44,44% naik pada siklus II menjadi 94,44%, nilai tertinggi siswa juga mengalami peningkatan yang semula pada siklus I hanya terdapat 2 siswa yang mendapat niali 90 naik pada siklus II terdapat 2 siswa yang mendapat nilai 100 dan 3 siswa mendapat nilai 90

pada lembar observasi yaitu 25% naik pada siklus II menjadi 100% aspek kemunculan, hal tersebut membuktiakan adanya peningkatan aktivitas siswa terhadap materi pelajaran. Sedangkan aktivitas guru selama proses perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat kita lihat pada tabel di bawah ini: Grafik hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran siklus I dan siklus II 100 80 60 40 20 0

Pembahasan Dari Setiap Siklus Berdasarkan instrumen pengamatan yang diisi oleh pengamat (teman sejawat) terjadinya peningkatan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Margoagung I Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro disebabkan oleh adanya penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT pada proses perbaikan pembelajaran pada siklus II sehingga siswa ikut terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Adapun data-data hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat selama proses perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II dapat ditunjukkan dalam table seperti di bawah ini: Grafik hasil pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran siklus I dan siklus II

Siklus I Siklus II

Hasil Pengamatan Terhadap Guru

Pada Siklus I, berdasarkan lembar observasi yang dilakukan teman sejawat terhadap aktivitas guru dalam proses perbaikan pembelajaran mencapai 37,5% dari aspek kemunculan dalam lembar aspek observasi. Sedangkan pada siklus II, aktivitas guru dalam proses pembelajaran mencapai 100%, dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa aktivitas guru dalam proses pembelajaran mengalami kenaikan yang signifikan. Hal terebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik tes hasil belajar siswa selama pembelajaran siklus I dan siklus II

100 80 60 40 20 0

Siklus I

100

Siklus II

80

Hasil Pengamatan Terhadap Siswa

Dari grafik di atas dapat kita lihat aktivitas siswa selama proses perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II. Dari hasil tersebut terjadi peningkatan pada siklus II yang semula pada siklus I aspek kemunculan

60

Siklus I

40

Siklus II

20 0 Hasil Belajar Siswa

Dari grafik di atas dapat kita lihat peningkatan rata-rata kelas pada perolehan


nilai hasil belajar siswa kelas IV SDN Margoagung I Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Pada siklus I mencapai 66,11, mengalami kenaikan pada siklus II menjadi 80,55. Begitu pula dengan ketuntasan belajar siswa yang semula pada siklus I mencapai 44,44%, sedangkan pada siklus II mencapai 94,44%. Dengan demikian penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya di kelas IV SDN Margoagung I Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis serta pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHTaktivitas siswa mengalami peningkatan yang sangat segnifikan yang semula pada siklus I 25% naik pada siklus II menjadi 100% aspek kemunculan. Dari naiknya aktivitas siswa tersebut tidak terlepas dari peran guru hal tersebut dapat dilihat dari naiknya aktivitas

guru yang semula pada siklus I mencapai 37,5% dari aspek kemunculan dalam lembar aspek observasi naik pada siklus II mencapai 100% 2. Hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya mengalami peningkatan yaitu pada siklus I mencapai 44,44% siswa yang tuntas naik pada siklus II mencapai 94,44% Saran Tindak Lanjut 1. Sebaiknya guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat memilih dan menerapkan metode pembelajaran kooperatif, agar siswa lebih terangsang, termotivasi dan lebih aktif dalam memahami materi daur hidup makhluk hidup. 2. Metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya hal tersebut terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran IPA tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.

DAFTAR PUSTAKA Andayani. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).Jakarta : Universitas Terbuka. Balitbang Depdiknas, Pusat Kurikulum. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran SAINS. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. http://www.eazhull.org.uk/nlc/numbered_heads.htm Muhamad Nur. 2005. Pengantar Teori Tes.Jakarta : Depdikbud Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan. Tenaga Kependidikan. Robert E. Slavin. 2007. Educational Research in an Age of Accountability. Eurasia : Journal of Mathematics, Science & Technology Education Sugiyanto. 2008. Belajar Gerak. Jakarta : KONI Pusat. Sutarno Nono, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka Tryana. 2008. Cooperative learning: teori & aplikasi PAIKEM. Jakarta : Pustaka Pelajar. Widdiharto. 2004. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Gema Pena.

Wiwik Sriwiludjeng GuruSDN Margoagung IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Recommend Documents