Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum.......................................Setyo Parmesta Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum yang Mengandung Kedelai (Glycine max) Hasil Fermentasi pada Ayam Broiler Energy Metabolism and Nitrogen Retention Value Ration Which Contain Fermented Soy (Glycine max) on Broiler Setyo Parmesta*, Hery Supratman**, Hendi Setiyatwan** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 * Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015 ** Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian yang berjudul Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum yang Mengandung Kedelai (Glycine max) Hasil Fermentasi pada Ayam Broiler telah dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Sumedang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Juni sampai 10 Agustus 2015. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penggunaan kedelai hasil fermentasi terhadap nilai energi metabolis dan retensi nitrogen pada ransum ayam broiler. Penelitian menggunakan metode eksperimental menggunakan uji polinomial orthogonal dengan 5 perlakuan, yaitu : P0 (ransum yang tidak mengandung kedelai hasil fermentasi), P1 (ransum yang mengandung kedelai hasil fermentasi 7,5%), P2 (ransum yang mengandung kedelai hasil fermentasi 15%), P3 (ransum yang mengandung kedelai hasil fermentasi 22,5%) dan P4 (ransum yang mengandung kedelai hasil fermentasi 30%), dengan empat kali ulangan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai energi metabolis ransum yang mengandung kedelai hasil fermentasi tidak menunjukkan perbedaan nyata, namun pada nilai retensi nitrogen menunjukkan perbedaan nyata pada regresi kubik dengan persamaan Y = 0,01x3 - 0,37x2 + 2,66x - 14,14 dan titik optimum 22,5% (22,5; -27). Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penggunaan kedelai fermentasi pada ransum tidak berpengaruh terhadap nilai energi metabolis, tetapi berpengaruh terhadap nilai retensi nitrogen ransum. Kata Kunci : ayam broiler, ransum, kedelai hasil fermentasi, energi metabolis, retensi nitrogen. Abstract
A research entitled Energy Metabolism and Nitrogen Retention Value Ration Which Contain Fermented Soy (Glycine Max) on Broiler has been conducted at Poultry NonRuminant Animal Nutrition and Feed Industry Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University. The research conducted on June 15th to August 10th, 2015. The purpose of this research was to find utilization of fermented soy in ration to energy metabolism and nitrogen retention value on broiler. The reaserch was experimentally used polynomial orthogonal with five treatments (fermented soy concentration) P0 (without fermented soy); P1 (with 7.5% fermented soy); P2 (with 15% fermented soy); P3 (with 22.5% fermented soy); P4 (with 30% fermented soy); was four times replication. The statistical analysis indicated that utilization of fermented soy not influence significant effect to energy metabolism value, but do influence significantly to nitrogen retention value on cubic regression with equation Y = 0,01x3 - 0,37x2 + 2,66x - 14,14 and the optimum point 22,5% (22,5; -27). Result of the research shows, that utilization of fermented soy in rations Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
1
Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum.......................................Setyo Parmesta was no influenced to energy metabolism value, but there were influenced to the nitrogen retention. Key Words : broiler, ration, fermented soy, energy metabolism, nitrogen retention.
PENDAHULUAN Ransum adalah campuran dua atau lebih bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan ternak selama 24 jam. Ransum yang baik adalah yang memiliki kandungan gizi yang lengkap seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral serta jumlah kandungannya memenuhi kebutuhan ternak. Salah satu kandungan nutrien yang penting untuk pertumbuhan ternak adalah protein. Protein didalam ransum dikatakan baik apabila memiliki susunana asam amino esensial yang dibutuhkan ayam dan mudah dicerna tanpa efek yang merugikan dalam pencernaannya. Kedelai merupakan salah satu bahan pakan sumber protein. Kedelai memiliki protein yang tinggi dan asam amino esensial yang lengkap. Asam amino yang terdapat pada kedelai yaitu isoleusin, leusin, lisin, fenilalanin, tirosin, metionin, sistin, treonin, triptofan, dan valin. Kedelai juga mengandung nutrien lain yang dibutuhkan oleh unggas, seperti vitamin A, kalsium, fosfor, dan besi. Kedelai dapat dijadikan bahan pakan sumber protein untuk ayam, namun terdapat kendala dalam penggunaan kedelai berupa kandungan antinutrisi, yaitu antitripsin. Antitripsin adalah senyawa yang mempunyai kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim proteolitik yang dapat mengurangi daya cerna protein, menyebabkan pembengkakan pankreas, mendorong hyper dan hypo sekresi enzim-enzim pankreas, menaikkan kebutuhan asam amino yang mengandung sulfur dan menekan penyerapan lemak. Salah satu upaya untuk menonaktifkan senyawa antitripsin pada kacang kedelai yaitu dengan dilakukannya pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan pada pakan ternak dapat dilakukan secara fisik, kimia, dan biologis. Selama ini pengolahan yang dilakukan untuk menghilangkan antitripsin pada kedelai yaitu dengan proses pemanasan. Proses pemanasan pada suhu yang tepat dapat menonaktifkan antitripsin di dalam kedelai, dan untuk mendapatkan hasil maksimal dalam proses pemanasan dibutuhkan alat autoclave. Salah satu alternatif lainnya dalam menghilangkan antitripsin pada kedelai adalah dengan cara fermentasi menggunakan probiotik. Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang bermanfaat dalam proses fermentasi. Fermentasi dengan penggunaan mikroorganisme hidup dapat memperbaiki kualitas gizi, mengurangi, atau menghilangkan pengaruh negatif dari bahan pakan tertentu. Fermentasi juga dapat meningkatkan nilai kecernaan, menambah rasa dan aroma, serta meningkatkan kandungan vitamin dan mineral. Antitripsin mudah terekstrasi dan dibebaskan dalam bentuk terikat tidak aktif. Penggunaan bakteri yang bersifat asam dalam fermentasi dapat menghilangkan antitripsin tanpa pengaruh besar pada kandungan protein kedelai. Proses fermentasi dapat menghilangkan antitripsin karena dalam probiotik mengandung bakteri yang dapat menghasilkan enzim protease. Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan ikatan peptida pada protein, sehingga penyerapan protein dalam kedelai maksimal.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
2
Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum.......................................Setyo Parmesta Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui nilai energi metabolis dan retensi nitrogen ransum yang mengandung kedelai hasil fermentasi pada ayam broiler.
BAHAN DAN METODE 1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ayam broiler final stock strain Cobb berumur 5 minggu sejumlah 20 ekor yang diambil secara acak dari 100 ekor ayam yang sebelumnya dipelihara mulai DOC. Pemeliharaan dilakukan dalam kandang system cage dan bagian bawah kandang diberi alas untuk menampung ekskreta. Setiap kandang diberi nomor agar memudahkan dalam pengontrolan selama waktu penelitian. 2.
Metode Percobaan dilakukan secara eksperimen menggunakan Uji Polinomial Ortogonal dengan lima macam perlakuan dan empat ulangan. Guna mengetahui gambaran secara umum kecendrungan terjadinya peningkatan ataupun penurunan respon akibat perlakuan yang diberikan. Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah nilai energi metabolis dan retensi nitrogen. Ransum percobaan yang digunakan disusun berdasarkan kebutuhan ayam broiler strain cobb menurut Leeson dan Summer (2005), dengan kandungan protein 21,5% dan energi metabolis 3023 kkal/kg. Ransum yang diberikan kepada ternak mengandung kedelai hasil fermentasi sebanyak 0%, 7,5%, 15%, 22,5%, 30%. P0 = Ransum yang tidak menggunakan kedelai hasil fermentasi P1 = Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 7,5% P2 = Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 15% P3 = Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 22,5% P4 = Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 30% Susunan ransum perlakuan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Susunan Ransum Percobaan Bahan Pakan P0 P1 P2 P3 P4 ………………………….%............................................. Jagung Kuning 53,00 53,00 53,00 53,00 53,00 Dedak Halus 6,34 6,78 7,23 7,21 2,85 Minyak Kelapa 2,98 1,99 1,00 0,10 0,10 Bungkil Kedelai 24,58 17,63 10,68 3,83 0,50 Kedelai Fermentasi 0,00 7,50 15,00 22,50 30,00 Tepung Ikan 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 Tepung Tulang 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 DL Methionin 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 Premix 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Berdasarkan susunan ransum tersebut diperoleh kandungan zat-zat makanan dan energi metabolis seperti pada Tabel 2. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
3
Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum.......................................Setyo Parmesta Tabel 2. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum Percobaan Nutrien P0 P1 P2 P3 Energi Metabolis (kkal/kg) 3023 3023 3023 3030 Protein Kasar (%) 21.50 21.50 21.50 21.55 Lemak Kasar (%) 8.14 8.12 7,19 6.36 Calcium (%) 0.91 0.90 0.91 0.91 Serat Kasar (%) 4.19 5,04 5.32 5,55 Phospor (%) 0.51 0.54 0.58 0.61 Lysin (%) 1.20 1.19 1.16 1.15 Methionin (%) 0.49 0.49 0.49 0.49 Keterangan : Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 Kebutuhan berdasarkan Leeson dan Summer (2005)
P4 3076 21.50 6,34 0.90 5.83 0.62 1.14 0.49
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Nilai Energi Metabolis Ransum yang Diberi Kedelai Hasil Fermentasi pada Ayam Broiler Hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan kedelai fermentasi pada ransum ayam broiler terhadap nilai energi metabolis yang terkoreksi oleh nitrogen (EMn) pada ayam broiler dicantumkan pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Energi Metabolis Ransum yang Diberi Kedelai Fermentasi pada Ayam Broiler Perlakuan Ulangan P0 P1 P2 P3 P4 ………...………………kkal/kg…………………………... 2379,89 2303,17 1897,76 2555,79 2194,99 1 1758,94 1865,33 2055,49 2234,15 2302,96 2 2124,42 1770,57 1762,95 2366,15 2283,27 3 2207,87 1635,66 2726,05 2308,50 1502,73 4 8471,12 7574,73 8442,26 9464,58 8283,95 Jumlah 2117,78 1893,68 2110,56 2366,15 Rata-rata Keterangan: P0: Ransum yang tidak mengandung kedelai hasil fermentasi. P1: Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 7,5%. P2: Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 15%. P3: Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 22,5%. P4: Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 30%.
2070,99
Rataan nilai energi metabolis ransum yang diberikan kedelai hasil fermentasi pada ayam broiler berkisar pada 1893,68 kkal/kg sampai dengan 2366,15 kkal/kg. Rata-rata total energi metabolis tertinggi diperoleh dari P3 yaitu sebesar 2366,15 kkal/kg, dan yang terendah diperoleh oleh P1 yaitu sebesar 1893,68 kkal/kg. Hasil dari uji polynomial ortogonal menunjukan bahwa penambahan kedelai hasil fermentasi pada ransum tidak memberikan pengaruh terhadap nilai energi metabolis. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan kedelai hasil fermentasi memberikan hasil yang sama antar perlakuan terhadap besaran energi yang dimetabolis. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
4
Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum.......................................Setyo Parmesta Keseragaman nilai energi metabolis yang dihasilkan membuktikan tidak adanya efek negatif yang ditimbulkan terhadap nilai energi yang dimetabolis dengan pemberian kedelai hasil fermentasi sampai tingkat 30% pada ransum. Artinya kandungan zat makanan dalam ransum dalam imbangan yang tepat dan kandungan zat makanan dalam ransum perlakuan mempunyai daya cerna yang tinggi, karena banyak komponen yang mudah dicerna akibat dari proses fermentasi oleh probiotik. Sejalan dengan pendapat Tilman, dkk (1984) dan Mc Donald, dkk (1978), bahwa daya cerna merupakan faktor yang mempengaruhi energi metabolis pakan dan daya cerna yang rendah menyebabkan banyak energi yang hilang melalui ekskreta. 2.
Nilai Retensi Nitrogen Ransum yang Diberi Kedelai Hasil Fermentasi pada Ayam Broiler Hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan kedelai fermentasi pada ransum ayam broiler terhadap nilai retensi nitrogen yang dinyatakan dalam persen dicantumkan pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Retensi Nitrogen Ransum yang Diberi Kedelai Fermentasi pada Ayam Broiler. Ulangan
1 2 3 4 Jumlah
Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 …………..………………%....................................... 55,60 46,70 30,22 62,46 53,95 32,95 31,10 36,54 52,83 55,27 45,42 26,66 24,89 56,20 58,67 49,04 21,30 59,16 53,30 32,23 183,02 125,77 150,82 224,78 200,12
Rata-rata 45,75 31,44 37,70 56,20 Keterangan: P0: Ransum yang tidak menggunakan kedelai hasil fermentasi. P1: Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 7.5%. P2: Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 15%. P3: Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 22.5%. P4: Ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi 30%.
50,03
Berdasarkan Tabel 4. dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai retensi nitrogen berkisar pada 56,20% sampai dengan 31,44%, rata-rata nilai retensi nitrogen tertinggi diperoleh dari P3 yaitu sebesar 56,20%, dan terendah diperoleh oleh P1 yaitu sebesar 31,44%. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kedelai fermentasi terhadap nilai retensi nitrogen ayam broiler maka dilakukan uji polinomial ortogonal pengaruh perlakuan terhadap penambahan kedelai fermentasi pada ransum ayam broiler terhadap nilai retensi nitrogen. Hasil dari uji polinomial ortogonal menunjukan bahwa pengaruh penggunaan kedelai fermentasi berpengaruh nyata terhadap nilai retensi nitrogen ayam broiler pada regresi kubik. Hubungan antara penggunaan kedelai fermentasi dalam ransum (X) dengan nilai retensi nitrogen (Y) dapat dinyatakan dalam persamaan kurva polinomial berbentuk kubik Y = 0,01x3 + 0,37x2 + 2,66x - 14,14 dengan koefisien determinasi 36% (Ilustrasi 1). Koefisien determinasi 36% menunjukkan bahwa 36% keragaman nilai retensi nitrogen selama penelitian disebabkan oleh keragaman penggunaan kedelai hasil fermentasi. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
5
Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum.......................................Setyo Parmesta
Ilustrasi 1.
Grafik Persamaan Penggunaan Kedelai Hasil Fermentasi pada Ransum terhadap Nilai Retensi Nitrogen Ayam Broiler.
Dilihat dari Ilustrasi 1, dapat dijelaskan bahwa penggunaan kedelai fermentasi pada ransum ayam broiler mengakibatkan perubahan nilai retensi nitrogen secara regresi kubik dengan pola kecendrungan menurun pada penggunaan kedelai hasil fermentasi sebanyak 7,5% kemudian mengalami peningkatan pada penggunaan kedelai fermentasi pada ransum sebanyak 15% dan 22,5% dan kembali mengalami penurunan pada pemberian 30%. Perlakuan P3 dengan penggunaan 22,5% kedelai hasil fermentasi pada ransum menghasilkan nilai nilai yang lebih baik dari penggunaan kedelai hasil fermentasi pada ransum 0, 7,5; 15 dan 30%, berarti penggunaan optimal kedelai hasil fermentasi dalam ransum pada penelitian adalah 22,5% (P3). Hal tersebut disebabkan karena pada fermentasi kedelai menggunakan probiotik telah menonaktifkan aktivitas senyawa antitripsin. Aktivitas antitripsin perlu dinonaktifkan karena menghambat kerja enzim tripsin dalam pencernaan, akibatnya mempersulit pelepasan asam-asam amino dari ikatan protein nya sehingga tidak dapat diserap oleh ternak. Fermentasi menggunakan probiotik menghasilkan enzim proteolitik sehingga aktivitas pemecahan protein telah dirombak terlebih dahulu saat terjadinya fermentasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Moran dkk (1994), yang menyatakan bahwa aktivitas enzim protease dalam fermentasi dapat mengkatalisis pemutusan ikatan peptide pada protein, dimana menguraikan protein menjadi pepton, polipeptida dan asamasam amino. Selain itu peran enzim amilase pada fermentasi menggunakan probiotik juga mengurai rantai panjang polisakarida menjadi rantai pendek atau monomer glukosa dengan memutuskan ikatan alpha- dan beta 1,4-glikosida, sehingga akan terjadi penurunan kadar polisakarida setelah fermentasi. Gula ini kemudian akan digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber karbonnya dan meghasilkan biomasa. Protein misela dari biomasi ini juga berperan dalam peningkatan nilai protein setelah fermentasi (Iyayi, 2004).
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
6
Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum.......................................Setyo Parmesta Wahju (1972) mengemukakan bahwa retensi nitrogen dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya daya cerna protein, kualitas protein, dan imbangan zat-zat makanan dalam ransum. Bila kualitas protein rendah, atau salah satu asam aminonya kurang maka retensi nitrogen akan rendah. Hal ini membuktikan bahwa proses fermentasi kedelai menggunakan probiotik mengakibatkan meningkatnya kualitas protein serta kelengkapan asam aminonya, dan memiliki daya cerna yang tinggi dengan menurunnya kandungan serat kasar maka nilai retensi nitrogen nya menjadi tinggi. Titik optimum terjadi pada level penggunaan kedelai sebesar 22,5% (22,5;-27). Titik optimum level penggunaan kedelai hasil fermentasi sebesar 22,5% pada ransum menunjukkan bahwa pada level tersebut merupakan titik puncak penggunaan kedelai terbaik yang dapat menghasilkan nilai retensi nitrogen secara optimum.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai nilai energi metabolis dan retensi nitrogen ransum yang mengandung kedelai (Glycine max) hasil fermentasi pada ayam broiler dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan kedelai hasil fermentasi pada ransum ayam broiler hingga 30% tidak memberikan pengaruh (p>0,05) terhadap nilai energi metabolis, namun memberikan pengaruh nyata (p<0,05) pada nilai retensi nitrogen ransum ayam broiler. 2. Pemberian ransum yang menggunakan kedelai hasil fermentasi masih memberikan hasil yang baik bagi nilai energi metabolis dan retensi nitrogen ayam broiler, namun penggunaan ransum yang mengandung kedelai hasil fermentasi 22,5% (R3) memberikan hasil terbaik. SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai performa dan persentase karkas ayam broiler yang menggunakan kedelai hasil fermentasi pada ransumnya. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis sampaikan kepada tim pembimbing dan tim Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak atas bimbingan dan masukan yang diberikan kepada penulis dan juga kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis untuk penyelesaian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Iyayi, E. A. 2004. Changes in the cellulose, sugar, and crude protein contents of agroindustrial by-products fermented with Aspergillus niger, Aspergillus flavus and Penicillium sp. Afr J Biotechnol. 3:186-188. Leeson, S dan J. D. Summers. 2005. Commercial Poultry Nutritition. 2nd ed. University Books, Guelph Ontario, Canada. Mc. Donald, R.A., Edwards dan J.F.D. Greenhalg, 1978. Animal Nutrition, 2.Ed. The English Language Book Society and Longman. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
7
Nilai Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ransum.......................................Setyo Parmesta Moran, L. A, Scrimgeour, K.G, Ochs R.S. 1994. Biochemistry, Second edit, Prentice Hall, Inc. Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Wahju. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
8