e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENGARUH PERTUMBUHAN AKTIVA PRODUKTIF, TINGKAT TABUNGAN DAN TINGKAT DEPOSITO TERHADAP KINERJA OPERASIONAL LEMBAGA PERKREDITAN DESA KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI DARI TAHUN 2010-2014 Ni Komang Listiantri Anggreni[1], Nyoman Trisna Herawati[1], Ni Luh Gede Erni Sulindawati[2], Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail :{
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) pertumbuhan aktiva produktif, tingkat tabungan dan tingkat deposito secara simultan berpengaruh pada kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli dari tahun 2010 sampai 2014, (2) pertumbuhan aktiva produktif, tingkat tabungan dan tingkat deposito secara parsial berpengaruh pada kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli dari tahun 2010 sampai 2014. Lokasi dalam penelitian ini merupakan LPD di Kecamatan Bangli yang mana tepatnya terdapat 6 LPD yang masih aktif dan terdaftar di LPLPDK, yang memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Populasi pada penelitian ini adalah aktiva pruduktif, tingkat tabungan dan tingkat deposito pada kinerja operasional. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Jenis data yang diolah adalah data kuantitatif dimana data yang diperoleh dikumpulkan dengan pencatatan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji Autokorelasi, Normalitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, Regresi Linier Berganda, uji statistik F dan Statistik t dengan bantuan SPSS 18.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh signifikan dari pertumbuhan kredit, tingkat tabungan dan tingkat deposito secara simultan terhadap kinerja operasional, (2) hanya tingkat tabungan dan deposito yang memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja operasional pada LPD Kecamatan Bangli tahun 2010 sampai dengan 2014. Kata kunci: aktiva produktif, deposito, kinerja operasional, LPD dan tingkat tabungan.
Abstract This study was aimed at finding out and analyzing (1) productive asset growth, saving rate and deposit rate simultaneously on the operational performance of LPDs in Bangli district, Bangli regency from 2010 to 2014, (2) productive asset growth, saving rate and deposit rate partially on the operational performance of LPDs in Bangli district, Bangli regency from 2010 to 2014. The locations of the study were LPDs, in which there are 6 active LPDs registered in LPLPDK, that have complete financial reports from 2010 to 2014. The variables in this study consisted of active asset, saving rate, and deposit rate in the operational performance. The study used quantitative method. The type of data that were processed was quantitative data obtained from document recording. The data were
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) analyzed using Autocorrelation, Normality, Multicolinearity, Heteroscedasticity , Multiple Linear Regression, Statistical F-test and t-test using SPSS 18.0. The results showed that (1) there is a significant effect of productive asset growth, saving rate, and deposit rate on operational performance, (2) only saving rate and deposit rate that have a positive and significant effect on the operational performance of LPDs in Bangli district from 2010 to 2014. Keywords: productive asset, deposit, operational performance, LPD and saving rate. PENDAHULUAN Indonesia sekarang ini telah memasuki era perkembangan yang mana telah mengalami banyak perubahan entah itu dari segi teknologi, pendidikan atau perekonomian. Hal ini diwajarkan, karena sebagai negara yang berkembang memang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut diatas. Perkembangan teknologi maupun pendidikan perlunya didukung oleh faktor pertumbuhan perekonomian yang dicapai. Dalam pencapain tersebut, Indonesia mencanangkan berbagai program guna meningkatkan perekonomian masyarakat entah itu dalam bentuk yang bervariasi dan dengan lembaga yang berbeda tetapi masih ada pada satu lingkup program. Hal yang dimksudkan ini juga termasuk daerah provinsi Bali, dimana kepala pemerintahan yang menaunginya merencanakan program pertumbuhan perekonomian masyarakat dalam beberapa bentuk lembaga. Salah satu bentuk dari program yang sudah lumrah dalam salah satu motor penggerak segala aspek kehidupan bermasyarakat di desa adat Bali adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dimana telah menjadi salah satu lembaga yang membumi keberadaannya dan diakui keberadaannya di lingkungan pedesaan di Bali. Sebagai salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penggerak roda perekonomian desa, lembaga ini memiliki peran khusus sebagai penyedia modal dan penghimpun dana krama desa. Dalam proses pelaksanaan peran tersebut nantinya diharapkan akan mampu membangun dan mengembangkan berbagai unit kegiatan ekonomi di desa yang akan memobilisasi perkembangan
desa ke arah yang lebih baik, maju dan positif untuk kedepannya. Akan tetapi dibalik keberlangsungan lembaga ini tentunya terdapat suatu lingkup organisasi yang merealisasikan dan menjalankannya sehingga program dari lembaga itu nantinya mampu terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Lingkup organisasi tersebut terdiri dari kepala LPD, serta karyawan-karyawan yang membidanginya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan aktiva produktif, tingkat tabungan dan deposito secara simultan pada kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli dari tahun 2010 sampai dengan 2014, Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan aktiva produktif dan tingkat tabungan dan deposito secara parsial pada kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No.3 tahun 2007 tentang Lembaga Perkreditan Desa, dipaparkan bahwa Lembaga Perkreditan Desa yang selanjutnya disingkat menjadi LPD merupakan Badan Usaha Keuangan milik desa yang mana lingkup kegiatannya untuk melaksanakan kegiatan usaha dilingkungan desa dan untuk meningkatkan perekonomian krama desa. Terdapat beberapa fungsi dan tujuan di dalam Lembaga Perkreditan Desa (LPD) diantaranya ialah: Mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui kegiatan menghimpun tabungan dan deposito dari krama desa, Memberantas ijon gadai gelap dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu, Memberdayakan pemerataan kesempatan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) berusaha dan perluasan kesempatan kerja bagi krama desa, Meningkatkan daya beli dan melancarkn lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di desa. Hal ini tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002. Pendirian LPD dapat dilakukan jika telah mendapat izin pendirian. Menurut Siamat (1995:230), Aktiva produktif dimaksudkan sebagai alternatif semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dijalankan dalam mencapai penghasilan yang mana sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional lainnya. Komponen aktiva produktif LPD adalah kredit yang diberikan. Menurut Mulyono (1987:37), kredit diartikan sebagai salah satu bentuk transaksi keuangan yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah dirumuskan dalam Undang – Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa criteria pemberian kredit adalah penyediaan uang / tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan / kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Menurut Astiko (1996:5), pengertian tabungan menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Jenis – jenis tabungan yaitu tabungan (saving deposit) merupakan jenis simpanan yang sagat popular di lapisan masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota sampai pedesaan. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai tempat menyimpan uangnya. Hal ini disebabkan karena keamanan uangnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Simpanan Tabungan ialah salah satu bentuk simpanan
yang diperlukan oleh masyarakat untuk menyimpan uangnya, karena merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan persyaratan yang sangat mudah dan sederhana. Deposito diartikan sebagai salah satu produk simpanan di bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja.Tidak seperti tabungan yang bisa ditarik kapan saja, maka dalam deposito tidaklah demikian. Terdapat beberapa jenis deposito, diantaranya meliputi: Deposito Berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya bias, Sertifikat deposito dan Deposito on Call. Kinerja operasional merupakan proses tentang bagaimana suatu usaha berlangsung untuk mencapai hasil dari usaha tersebut (Wibowo, 2012:81). Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah rasio BOPO (Ristiadi dan Wirakusuma, 2012).Kinerja suatu lembaga keuangan bank dapat dikatakan baik apabila menunjukkan angka rasio BOPO yang rendah yaitu mendekati 75% yang memiliki arti bahwa bank dinyatakan dalam kondisi sehat. METODE Penelitian ini merupakan salah satu jenis penelitian yang mana besifat kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada LPD Kecamatan Bangli yang mana terdapat 6 LPD yang masih terdaftar dan aktif di LPLPDK setempat serta memiliki laporan keuangan lengkap dari taahun 2010 sampai dengan 2014. Subjek dalam penelitian ini adalah LPD Kecamatan bangli yang berjumlah 6 LPD yaitu : LPD Bangklet, Kawan, Kubu, Sidembunut, Pengotan, Palaktiying. Masing – masing LPD ini merupakan LPD yang terdaftar dan masih aktif di LPLPDK stempat serta memiliki laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Sedangkan objek dalam penelitian ini difokuskan pada masalah yang terkait dengan pertumbhan aktiva produktif yang diproksikan sebagai pertumbuhan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) kredit, tingkat deposito.
tabungan
dan
tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Autokorelasi Untuk menganalisis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap Durbin Watson (D-W). Adapun pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: Bila nilai D-W terletak antara batas atas (du) dan (4-du), koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi, Bila nilai D-W lebih rendah dari pada batas bawah (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada autokorelasi positif, Bila nilai D-W lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi negatif, Bila nilai D-W terletak diantara batas atas (du) dan batas
bawah (dl), maka tidak dapat disimpulkan (Gujarati, 2006:221). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006:110). Salah satu cara mendeteksi normalitas adalah membuat pengamatan nilai residual. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika probabilitas signifikansi nilai residual lebih besar dari alpha (= 0,05), berarti residual terdistribusi normal. Demikian pula sebaliknya, jika probabilitas signifikansi nilai residual lebih kecil dari 0,05, berarti residual tidak terdistribusi normal.
Tabel 1. Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,b Normal Parameters Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil uji SPSS 18 diatas, Hasil pengujian statistik diperoleh nilai K-S residual sebesar 1,014 dengan probabilitas signifikansi 0.255. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara statisitik, probabilitas signifikansi K-S lebih besar dari 0.05 atau tidak signifikan, hal ini menunjukkan bahwa data residual yang digunakan pada penelitian ini berdistribusi secara normal. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006:91). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Model regresi dikatakan telah bebas dari masalah multikolinearitas
30 .0000000 12.16800878 .185 .152 -.185 1.014 .255
apabila memiliki angka Tolerance lebih dari 10% atau VIF (Varian Inflatation Factor) kurang dari 10. Dilihat dari hasil uji pada Tabel 2 dapat dilihat nilai dari hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan semua variabel independen (kredit, tabungan, dan deposito) yang memiliki nilai Tolerance yang kurang dari 0.10 yang berarti ada korelasi antar variabel independen. Akan tetapi hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang berbeda, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Tabel 2. Hasil uji multikoloniearitas a
Model
Unstandardized Coefficients Std. B Error 1 (Constant) 52.940 3.640 KREDIT -1.998E-6 .000 TABUNGAN -4.769E-6 .000 DEPOSITO 9.883E-6 .000 a. Dependent Variable: BOPO
Coefficients Standardized Coefficients
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2006:69). Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot. Jika titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka nol serta penyebarannya tidak membentuk pola-pola tertentu, maka dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas Gambar 1. Hasil uji heteroskedatisitas
Dilihat dari hasil tampilan output SPSS Dari gambar 1 terlihat tampak bahwa titik-titik yang terlihat menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat menunjukkan dan disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi dalam penelitian ini dapat dikatakan layak dipakai untuk memprediksi profitabilitas LPD berdasarkan masukan variabel independen kredit, tabungan, dan deposito.
Beta -.588 -.658 1.584
Collinearity Statistics t 14.542 -.618 -1.044 3.124
Sig. Tolerance .000 .542 .023 .306 .052 .004 .081
VIF 43.438 19.069 12.348
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Dari tabel 3 Dalam pengujian ini, digunakan Ftabel dengan taraf nyata (α) = 5%: df = (k-1) ; (n-k) = (4-1) ; (30-4) = 3 ; 26, sehingga diperoleh nilai Ftabel sebesar 1,6524, sedangkan untuk menentukan besarnya Fhitung diperoleh dengan menggunakan SPSS versi 18.0 yang dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat dilihat besarnya Fhitung adalah 7.335. Oleh karena Fhitung(7.335) > Ftabel (1,6524), maka H0ditolak dan H4 diterima, yaitu tingkat kredit, tabungan, dan deposito secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja oprasional (BOPO) LPD di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Hasil uji statistik t Dalam menguji pengaruh secara
parsial variabel independen terhadap variabel dependen digunakan ttabel dengan taraf nyata (α) = 5%. (α/2) = 2,5% dan df (nk) = 30-4 = 26, jadi α/2;df = 0,025;26, sehingga diperoleh ttabel sebesar 1,650. Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa tingkat tabungan dan deposito secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja.operasional LPD di Kecamatan Bangli, sedangkan tingkat kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli hal ini dikarenakan kemampuan Sumber daya Manusia atau pihak kepegawaian yang ada pada LPD
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Tabel 3. Hasil uji satistik F b
Model 1
ANOVA df
Sum of Squares Mean Square Regression 3633.989 3 1211.330 Residual 4293.753 26 165.144 Total 7927.742 29 a. Predictors: (Constant), DEPOSITO, TABUNGAN, KREDIT b. Dependent Variable: BOPO
Kecamatan bangli masih memiliki tingkat kualitas yang kurang dan kemampuan dalam mengoperasikan laba yang diperoleh oleh LPD setempat hal ini terlihat dari banyaknya terdapat kredit macet di dalam pengoperasian LPD tersebut. Analisis Regresi Linear berganda digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel independen (X) yang diteliti, yaitu kredit sebagai bentuk dari aktiva produktif, tabungan, dan deposito terhadap variabel dependen (Y) yaitu kinerja operasional
F 7.335
Sig. a .001
(BOPO). Dilihat dari tabel 4 didapat Konstanta sebesar 52,940 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel perubahan kredit, tabungan dan deposito, maka tingkat perubahan kinerja operasional (BOPO) sebesar 52,940. Nilai koefisien regresi kredit (X1) sebesar -1,998 mengandung pengertian bahwa jika Modal (X1) meningkat sebesar 1% pada saat variabel lain tidak mengalami perubahan, maka akan menurunkan tingkat kinerja operasional sebesar 199,8%. Sedangkan nilai koefisien regresi tabungan(X2) sebesar -4,769
Tabel 4. Hasil uji statistik t a
Model
1
a.
(Constant) KREDIT TABUNGAN DEPOSITO Dependent Variable: BOPO
Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 52.940 3.640 -1.998E-6 .000 -.588 -4.769E-6 .000 -.658 9.883E-6 .000 1.584
mengandung pengertian bahwa setiap terjadi perubahan tingkat tabungan (X2) sebesar 1%, maka akan menurunkan tingkat kinerja operasional sebesar 476,9%. Nilai koefisien regresi deposito (X3) sebesar 9,883 mengandung arti bahwa setiap terjadi perubahan tingkat deposito (X3) sebesar 1%, maka akan meningkatkan perubahan kinerja operasional sebesar 988,3% dengan
t 14.542 -.618 -1.924 3.124
Sig.
catatan pada saat variabel lain tidak mengalami perubahan. Dari tabel 5 diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,396 hal ini berarti 39,6% tingkat profitabilitas LPD di Kecamatan Bangli dipengaruhi oleh kredit, tabungan, dan deposito, sedangkan sisanya sebesar 60,4% dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 5. Hasil uji determinasi R2 b
Model Summary Model Adjusted R R R Square Square Std. Error of the Estimate a 1 .677 .458 .396 12.85085 a. Predictors: (Constant), DEPOSITO, TABUNGAN, KREDIT b. Dependent Variable: BOPO d i m e n s i o n 0
.000 .542 .306 .004
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) PEMBAHASAN Pengaruh pertumbuhan kredit terhadap kinerja operasional (BOPO) LPD di Kecamatan Bangli Pengaruh pertumbuhan kredit terhadap kinerja operasional (BOPO) menunjukkan bahwa secara parsial pertumbuhan kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja operasional (BOPO) LPD di Kecamatan Bangli yang ditunjukkan pada Tabel 4 yaitu -ttabel (1,650) ≤ thitung (-0,618)yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak yaitu tingkat kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja operasional (BOPO) LPD di Kecamatan Bangli. Hasil penelitian ini ternyata berbeda, tidak sejalan dan tidak konsisten dengan hasil penelitian dari Yasa dan Setyawan (2008), dan Kusumayanti dan Jati (2012), Serta Arnaya et all (2014) yangmenyimpulkan bahwa kredit berpengaruh signifikan terhadap kinerja profesional (BOPO), akan tetapi dalam penelitian inimenunjukkan hasil bahwa pertumbuhan kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli. Pengaruh tabungan terhadap kinerja operasional (BOPO) LPD di Kecamatan Bangli Pengaruh tabungan terhadap kinerja operasional (BOPO) menunjukkan bahwa secara parsial tabungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kabupaten Karangasem, yang ditunjukkan pada Tabel 4, yaitu thitung (1,924) > -ttabel (-1,650) yang berarti H0 ditolak dan menerima H2 yaitu tabungan memilikipengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Kusumayanti dan Jati (2014) yang mana dalam penelitiannya menunjukkan bahwa variabel tabungan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja operasional (BOPO). Jadi dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat tabungan berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja operasional LPD
di Kecamatan Bangli. Akan tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian dari Yasa dan Setyawan (2008) yang mana menyimpulkan bahwa tabungan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli. Pengaruh deposito terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli Pengaruh deposito terhadap kinerja operasional (BOPO) menunjukkan bahwa secara parsial deposito berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli, yang ditunjukkan pada Tabel 4.5, yaitu thitung (3,124) >ttabel (1,650) yang berarti H0 ditolak dan menerima H3 yaitu deposito berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli, yang dinyatakan dengan signifikan positif. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Yasa dan Setyawan (2008) yang mana dalam penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan deposito berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional (BOPO).Koefisien regresi yang bernilai positif menunjukkan hubungan yang searah antara deposito dengan profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi deposito yang disalurkan masyarakat terhadap LPD di Kecamatan Bangliakan menyebabkan terjadinya peningkatan kinerja operasional.Hal ini mengindikasikan bahwa deposito yang diperoleh oleh LPD Kecamatan Bangliharus mampudikelola dengan baik, sehingga intensitas perolehan deposito dapat meningkatkan kinerja operasionalLPD tidak hanya berfokus pada tingkat kredit, tabungan dan faktor lainnya. Karena dalam hal ini Semakin tinggi pendapatan deposito yang diterima oleh LPD, maka kinerja operasional yang didapat juga akan semakin meningkat terhadap LPD tersebut. Akan tetapi, temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Kusumayanti dan Jati (2014) yang mana dalam penelitiannya menunjukkan bahwa deposito tidak signifikan terhadap kinerja operasional.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Pengaruh aktiva produktif dan tingkat tabungan dan deposito secara Simultan terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli Berdasarkan hasil pengujian terhadap Hipotesis ke-4 (H4), hasil uji hipotesis uji F seperti yang ditampilkan pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan kredit, tabungan, dan deposito berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas LPD di Kabupaten Karangasem. Hal ini berarti variabel pertumbuhan kredit, tabungan dan deposito secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kinerja operasional pada LPD di Kecamatan Bangli. Dengan demikian, hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Pengaruh simultan dari modal, efisiensi operasi, dan pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas sebesar 45,8%, sedangkan pengaruh variabel lain diluar variabel tersebut sebesar 54,2%. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat variabel lain yang mempengaruhi tingkat kinerja operasional selain pertumbuhan kredit, tabungan dan deposito yang manamemerlukan penelitian yang lebih lanjut. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil uji statistik, secara parsial kredit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja operaional LPD di Kecamatan Bangli.Hal ini berbeda denngan dua variabel independen lainnya yang mana menyebutkan berdasarkan hasil uji statistik, secara parsial tingkat tabungan dan tingkat deposito berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli. Akan tetapi Berdasarkan hasil uji statistik, secara simultan pertumbuhan kredit, tabungan dan deposito secara bersama – sama memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli. Hal ini berarti pertumbuhan kredit, tabungan dan deposito secara bersama-sama berperan dalam upaya meningkatkan kinerja operasional LPD di Kecamatan Bangli.
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberikan saran, Pihak manajemen LPD sebaiknya lebih meningkatkan dusaha dalam pencapaina kredit dan tabungan dan mampu mengoptimalkan pengelolaan deposito yang diperoleh untuk bisa lebih meningkatkan kinerja operasionalnya sehingga nantinya mampu beroperasi secara konsisten dan terus menerus tanpa berpacu terhadap halhal yang mempengaruhi turunnya keberlangsungan dari operasi LPD tersebut. Selain itu LPD juga diharapkan untuk mampu melakukan inovasi untuk menarik minat masyarakat dalam melakukan pinjaman. Keterbatasan penelitian Berikut ini beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat mengganggu hasil penelitian ini yaitu nilai koefisien determinasi (R2) yang masih minim atau dalam artian masih kecil yang menunjukkan makna bahwa tingkat kemampuan ketiga variabel independen pada penelitian ini dalam menjelaskan variabel dependen masih sangat terbatas. Dengan keterbatasan ini, mungkin disebabkan oleh berbagai hal ataupun aspek yang tidak terdeteksi oleh peneliti. Oleh karena itu, dinyatakan terdapat variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap kinerja operasional yang perlu untuk diteliti seperti perputaran kas, tingkat suku bunga kredit, likuiditas, tingkat modal, efisiensi operasi. DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2008. Metodelogi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Lainnya. Jakarta: Salemba Empat Baridwan, Zaki. 2002. Intermediate Accounting. Edisi 7. Yogyakarta: BPFE. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Semarang: Badan Universitas Diponegoro
Penerbit
Gujarati, Damador. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Kusumayanti dan I Ketut Jati. 2014. Pengaruh Aktiva Produktif, Dana Pihak Ketiga Dan Letak Geografis Pada Kinerja Operasional Lpd. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.1. No.2, 617-632. Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Pemerintah Provinsi Bali 2007. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa. Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Pembangunan Daerah Bali. Buletin Studi Ekonomi, Vol.1. No.2, 49 – 65. Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets And Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rusmala Dewi, Made, Suwarta, I Ketut, dan Jaya Agung Widagda K, I.G.N. 2014. “Analisis Kinerja Kesehatan LPD dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Aset LPD Kabupaten Badung”. EJurnal Manajemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol.1. No.2, 26-35. Rika Ristiadi, I Gede dan Wirakusuma, Made Gede. 2012. ”Analisis Pengaruh dan Perbedaan Kinerja Lembaga
Perkreditan Desa antara Wilayah Perkotaan dan Perdesaan di Kabupaten Jembrana”. E-Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol.1. No.2, 286-302. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke- 18. Bandung: CV Alfabeta Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.