Fikom UMB 2007
PERTEMUAN 13 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA , JAKARTA
MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si
POKOK BAHASAN Pengertian dampak media berteknologi modern pada masyarakat.
DESKRIPSI Pembahasan pada modul ini meliputi pengertian dari dampak penggunaan media berteknologi modern pada kehidupan masyarakat.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Dari materi kuliah tersebut di atas, diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian dampak penggunaan media berteknologi modern pada masyarakat sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan di bidang teknologi komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA 1) Joseph Straubhar & Robert LaRose, Media Now, 2004 2) Dennis O. Gehris & Linda F. Szul, Communication Technologies, 2002 3) Michael Mirabito, The New Communication Technology, 2001
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Hardiyanto, M.Si.
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
1
Fikom UMB 2007
MODUL 13 EFEK MEDIA PADA MASYARAKAT
I.
Memahami Efek Media Pada Masyarakat
1. Efek Individu Dan Efek Masyarakat Menjawab pertanyaan tentang efek sosial dari media, bisa jadi semudah mengumpulkan efek media pada individu dalam sejumlah besar orang. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Sebagai contoh diperkenalkannya televisi di Amerika tidak memperlihatkan adanya hubungan dengan tingkat kejahatan di kota-kota yang pertama kali memiliki televisi. Walaupun dampak televisi pada kriminalitas baru terlihat 15 tahun kemudian ketika anak-anak yang menonton televisi telah menjadi dewasa.
Demikian pula pornografi bisa menimbulkan perilaku agresif terhadap wanita, tetapi tidak ada hubungan antara ditayangkannya pornografi dengan kejadian pemerkosaan. Kota-kota yang memiliki tingkat konsumsi televisi yang tinggi justru tingkat kejahatannya rendah, barangkali karena penonton televisi tidak punya banyak kesempatan untuk berjumpa dengan sanak saudaranya atau mereka tidak punya waktu untuk keluar rumah dan bahkan di negara seperti Denmark, dengan aturan pornografi yang lebih longgar dari AS justru jarang terjadi pemerkosaan. Sementara itu eksperimen di laboratorium menunjukkan bahwa orang-orang yang melihat perilaku anti sosial di televisi menunjukkan peningkatan dalam perilaku anti sosialnya.
Dengan kenyataan banyaknya tayangan kejahatan dan seksual di media, kita akan tergiring pada sebuah pertanyaan yang berbunyi kenapa hanya terjadi sedikit
kejahatan,
bukannya
kenapa
begitu
banyak.
Bagaimana
kita
menjelaskan hal ini ? Salah satu kemungkinannya adalah eksperimen di lakukan dalam kondisi buatan dan bukan sebenarnya. Penelitian lapangan dengan populasi yang lebih besar dalam kondisi yang lebih realistis akan memberikan berbagai hasil berupa pola-pola yang lebih kompleks. Dengan kata lain alasan kenapa kita tidak melihat bukti yang jelas dari dampak media pada
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Hardiyanto, M.Si.
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
2
Fikom UMB 2007
masyarakat adalah karena dampaknya pada tingkat individu tidak sekuat yang mereka duga.
2. Kritik Sosial Dalam membahas dampak media pada masyarakat, para ahli cenderung mengabaikan
pendekatan
kuantitatif
dalam
penelitian
karena
mereka
menganggap masalah-masalah yang dihadapi terlalu besar, berbagai kekuatan sosial tidak terlihat jelas atau bahkan metode-metode ilmiah yang digunakan terlalu sempit untuk menangkap hubungan antara media dan masyarakat. Dengan mempertimbangkan secara hati-hati tentang hubungan antara media dan
masyarakat,
para
ahli
tersebut
bukan
hanya
harus
mampu
menggambarkan “apa yang sesungguhnya terjadi”, tetapi juga “apa yang akan terjadi di kemudian hari”. Banyak kritisi sosial memberikan pengertian yang lebih baik tentang dimana kita sekarang dan kekuatan apa yang membawa kita kesini.
Salah satu ahli yang bernama Marshall Mc. Luhan mengatakan bahwa perubahan
dalam
masyarakat
terjadi
karena
kemampuan
membaca
yang
mendorong ke arah kebudayaan modern dari ilmu pengetahuan. Kritisi lain melihat fenomena yang sama dan mengatakan hal itu diakibatkan determinisme budaya, yaitu budaya sebagai faktor pendorong dan teknologi muncul untuk melayani kebutuhan budaya.
II.
Media Komunikasi Dan Perbedaan Sosial Salah satu masalah dari para teorisi
tentang masyarakat adalah perbedaan
antar kelompok-kelompok sosial, seperti ras, jenis kelamin dan kondisi ekonomi. Apa sebenarnya sumber dari perbedaan sosial ? Sejalan dengan bertambah kompleksnya masyarakat, maka pelapisan sosial juga bertambah banyak semakin terdapat perbedaan dalam kelompok dan kelas-kelas sosial.
Masalahnya,
dapatkan
media
komunikasi mengatasi
perbedaan
sosial?
Program televisi seperti “Sesame Street” dan perpustakaan serta sekolah berupaya agar anak-anak memperoleh pendidikan dasar melalui media massa.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Hardiyanto, M.Si.
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
3
Fikom UMB 2007
Telepon dan kemudian internet juga dapat meningkatkan akses informasi bagi mereka yang kurang mampu. Namun, masalahnya, apakah mereka mau ?
1. Ekonomi Politik Pada abad ke-19, filsuf politik Karl Marx berpendapat bahwa konflik antar kelas sosial - khususnya konflik antara pemilik alat produksi dan mereka yang bekerja untuknya - ada pada masalah-masalah politik. Masyarakat industri menimbulkan perbedaan sosial.
Walaupun masyarakat industri di masa kini tidak lagi sama dengan keadaan pada jaman Marx, kondisi ekonomi politik menunjukkan bahwa masyarakat miskin tak banyak yang memiliki telepon atau akses internet. Semakin kuat suara kritikus bahwa media massa masih mendukung kepentingan kelompok penguasa dan menyuarakan pandangannya terhadap dunia dan masalah-masalah sosial dalam teknologi komunikasi tetap ditentukan oleh kelas sosial yang lama.
Kemungkinan hubungan antara media massa dan perbedaan sosial dapat digambarkan melalui contoh berikut ini. Jika iklan di media massa mendorong orang untuk beli mobil, sehingga menyebabkan karyawan menganggap dirinya layak membeli mobil, walaupun ia membenci pekerjaannya, merasa digaji kecil dan merasa lebih suka naik sepeda. Walaupun berita TV menyiarkan pemogokan di pabrik setempat, sang reporter menyampaikannya bagai pertandingan sepak bola, menceritakannya bagai suatu pertandingan - ada pemenang dan ada yang kalah. Tak pernah menyentuh masalah dasar yang diperjuangkan oleh para buruh.
Perkembangan ini mempengaruhi isi media, baik dalam bentuk yang terlihat maupun yang tak terlihat.
Para ahli ekonomi politik percaya bahwa tindakan-
tindakan tersebut mendorong timbulnya hegemoni kekuasaan yang berpengaruh pada kepentingan rakyat banyak.
2. Kesenjangan Pengetahuan Pertanyaan tentang apakah media komunikasi berkontribusi pada perbedaan sosial telah menarik minat sejumlah ahli untuk meneliti kesenjangan pengetahuan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Hardiyanto, M.Si.
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
4
Fikom UMB 2007
Pandangan ini menyebutkan adanya golongan yang memiliki banyak (kaya) informasi dan golongan yang memiliki sedikit (miskin) informasi.
Mereka yang kaya informasi adalah yang berpendidkan tinggi dan memiliki banyak akses informasi seperti perpustakaan dan komputer. Sedangkan yang miskin informasi adalah mereka yang berpendidikan rendah dan tak memiliki akses informasi - dan biasanya juga miskin secara ekonomi.
Informasi yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut dalam masyarakat akan lebih dinikmati oleh mereka yang kaya informasi daripada yang miskin informasi, sehingga semakin memperlebar kesenjangan diantara kedua kelompok tersebut. Dalam banyak studi yang dilakukan, kesenjangan informasi bukan saja ada tetapi semakin diperlebar oleh media, bahkan juga oleh program TV “Sesame Street” yang sesungguhnya diciptakan untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
3. Sebuah Kurikulum Yang Tersembunyi ? Ada yang mengatakan bahwa walaupun kita sudah berusaha menutup kesenjangan pengetahuan dengan menggunakan media komputer yang baru kita masih menanggung resiko berlangsungnya perbedaan sosial. Mungkin pelatihan komputer benar-benar mengisi kurikulum yang tersembunyi yang menekankan nilai-nilai dominan dengan mengajari anak-anak perempuan dan kaum minoritas untuk mematuhi perintah-perintah dan menerima tugas-tugas yang berulang. Pelatihan itu juga mengajarkan para siswa untuk menerima kewenangan yang dipersonifikasikan oleh figur orang dewasa yang menetralkan aplikasi komputer dan memberikan bantuan kepada penggunanya.
Menurut argumen ini, upaya-upaya yang dimaksudkan untuk menutup kesenjangan
pengetahuan
dengan
mengajarkan
kemampuan
penguasaan
komputer pada wanita dan kaum minoritas hanya memperburuk masalah dengan mengkondisikan mereka untuk menerima posisinya dalam suatu sistem ekonomi yang diekploitasi.
Kritikus lain berargumen bahwa media massa konvensional memilki agenda tersembunyi. Sebagian diantaranya berpikir bahwa tujuan mereka bukanlah untuk
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Hardiyanto, M.Si.
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
5