Modul ke:
10 Fakultas
PASCA SARJANA Program Studi
Magister Ilmu Komunikasi
Modul Perkuliahan X Ekonomi Politik Media Ekonomi Industri Media Televisi Berlangganan
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD
Judul Sub Bahasan 1. Sejarah singkat industri televisi berlangganan 2. 3. 4. 5.
Pasar media televisi berlangganan Kompetisi televisi berlangganan Teknologi televisi berlangganan Masa depan industri televisi berlangganan
Sejarah Singkat • Televisi kabel pertama kali tersedia di Amerika Serikat pada tahun 1948, dengan layanan berlangganan berikut pada tahun 1949. Berdasarkan data SNL Kagan menunjukkan bahwa pada tahun 2006 sekitar 58,4% dari seluruh rumah Amerika berlangganan layanan televisi kabel dasar. • Kebanyakan pemirsa kabel di AS berada di pinggir kota dan cenderung kelas menengah; televisi kabel kurang umum di berpenghasilan rendah, perkotaan, dan daerah pedesaan.
• Menurut laporan yang dirilis oleh Federal Communications Commission, pelanggan televisi kabel tradisional di AS memuncak sekitar tahun 2000, di 68,5 juta jumlah pelanggan.
• Sejak itu, pelanggan kabel telah menurun lambat, menjatuhkan menjadi 54,4 juta pelanggan pada bulan Desember 2013. Beberapa penyedia layanan telepon sudah mulai menawarkan televisi, mencapai 11,3 juta pelanggan video dari Desember 2013. • Diklaim bahwa sistem televisi kabel pertama di Amerika Serikat diciptakan pada tahun 1940 di Mahanoy City, Pennsylvania oleh John Walson untuk memberikan sinyal televisi untuk orang-orang yang penerimaan sinyalnya buruk karena pegunungan tinggi dan bangunan diblokir sinyal TV.
• Di Indonesia sendiri TV berlangganan muncul pada awal tahun 1990-an. TV berlangganan di Indonesia umumnya menggunakan satelit, meski ada pula yang menggunakan teknologi kabel. IPTV di Indonesia hingga akhir 2008 masih dirintis keberadaannya. Jumlah operator TV berbayar di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Pada 1994 hanya ada satu operator TV berbayar yaitu Indovision sebagai operator Pay TV pertama di Indonesia yang berbasis satelit. • Kemudian pada 1996 bisnis Pay TV diramaikan dengan kehadiran Kabelvision, yang berbasis kabel. Pada tahap awal Kabelvision hanya melayani pasar Jakarta. Kabel Vision adalah anak perusahaan Lippo Group milik keluarga Mochtar Riady. Sampai dengan 2007 hanya ada lima pemain di industri televisi berlangganan yang sudah beroperasi di wilayah DKI Jakarta, yaitu Indovision, Astro, First Media, IM2 dan TelkomVision.
• Namun kini jumlah perusahaan yang telah mengantongi Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) jasa televisi berbayar sudah berkembang dua kali lipat. Beberapa perusahaan baru yaitu PT. Nusantara Vision (OK Vision), PT Media Commerce Indonesia (B-Vision), PT Cipta Skynindo (I-Sky-Net), PT Global Comm Nusantara (Safuan TV), PT. Mentari Multimedia (M2TV) serta PT Karya Megah Adijaya (Aora TV sebelumnya izinnya atas nama Citra TV). (ICN News Letter, November 2008). •
Teknologi/Jenis Televisi Berlangganan Televisi Kabel • Televisi kabel di Indonesia kebanyakan menggunakan teknologi hybrid fiber-coaxial (HFC). Secara sederhana, teknologi ini menggabungkan dua tipe kabel, yaitu kabel serat optik dan kabel metal biasa. Kabel serat optik membawa sinyal dari stasiun pusat hingga ke stasiun-stasiun penghubung atau hub.
• Dari hub sinyal disalurkan ke rumah-rumah dengan kabel coaxial biasa. Teknologi kabel punya kelebihan pada kapasitas pengantaran data yang sangat besar serta tahan terhadap cuaca. Karena kelebihan teknologi kabel membuat sebagian besar televisi berlangganan di Amerika menggunakan teknologi ini. Di Indonesia, setidaknya dua operator televisi berlangganan yang menggunakan teknologi kabel, yakni First Media dan IndosatM2 (IM2).
Televisi Satelit • TV satelit mengantarkan siaran kanal-kanal televisi langsung ke satelit (direct broadcast satellite/DBS atau direct-to-home signals/DTHS) ke antena berbentuk parabola kecil di rumah-rumah pelanggan. Operator televisi satelit di Indonesia menggunakan satelit berbeda-beda sehingga memiliki jaungkauan frekuensi dengan karakter masing-masing. • Di Indonesia televisi berlangganan yang menggunakan teknologi satelit adalah Indovision dan AoraTV. Telkomvision menggunakan teknologi kabel maupun satelit. Indovisian menggunakan satelit Indostar-1 atau dikenal juga sebagai Cakrawala-1 yang beroperasi di zona S-Band. Telkomvision menggunakan satelit yang beroperasi di zona C-Band.
IPTV • IPTV adalah televisi berlangganan berbasis internet. IPTV ditransmisikan lewat infrastruktur jaringan internet dan ditonton di rumah melalui peralatan penerima TV dengan tambahan suatu set top box (STB) khusus untuk IPTV. IPTV memungkinkan khalayak memesan program kepada operator (on demand) serta bersifat interaktif. (Broadcast Media, Desember 2008). • Ada sejumlah layanan on demand: true video on demand (TVOD), near video on demand (NVOD), Subcription (VOD), Free VOD (FVOD), Everything on demand (EOD). Ada juga layanan rekaman: personal video recorder (PVR), Network PVR (NPVR), pay per view (PPV).
Pasar • Berdasarkan laporan Market Intellegen seperti di muat dalam ICN News Letter edisi November 2008, secara umum bisnis televisi berbayar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pelanggan yang terus bertambah, jika pada 2003 tercatat baru 204 ribu pelanggan, maka pada 2007 sudah melonjak menjadi 596 ribu pelanggan. Peningkatan jumlah pelanggan ini terutama didorong oleh masuknya pemain-pemain baru ke dalam bisnis ini. • Saat ini penetrasi pasar diperkirakan masih relatif kecil atau kurang dari 2 %. Pasar yang cukup besar ini mendorong investor untuk masuk ke dalam bisnis tv berbayar ini, menjadikan bisnis TV berbayar di Indonesia semakin semarak sebab masyarakat akan lebih memiliki alternatif hiburan pilihan lebih banyak lagi.
•
• Indonesia memiliki jumlah total rumah tangga sebanyak 57 juta pada 2005, dengan populasi televisi sekitar 40 juta televisi. Sementara itu, pasar potensial pelanggan TV berbayar di Indonesia mencapai sekitar 12 juta, atau sekitar 30% dari populasi televisi. • • Bisnis TV berbayar dikenal sebagai padat modal, itu sebabnya hanya perusahaan bermodal kuat yang berani bersaing dalam bisnis ini. Pada 2008 ini Grup Bakrie masuk melalui B Vision yang sudah melakukan uji coba. Bisnis ini akan disinergikan dengan TV free to air yang sebelumnya sudah dimiliki yaitu ANTV dan TVOne. • Pasar televisi berlangganan adalah khalayak dan iklan. Namun, industri televisi berlangganan sepertinya lebih menggantungkan hidupnya pada pelanggan atau khalayak ketimbang kepada iklan.
• Khalayak • Seperti diungkapkan sebelumnya, share penonton TV kabel di seluruh rumah tangga AS meningkat dari 7,2% pada 1982 menjadi 31% pada 1996. Sebaliknya, tingkat penonton untuk TV jaringan, termasuk Fox, menurun dari 69,3% pada 1984 menjadi 58,9 pada 1994, dan penonton televisi terestrial menurun dari 86,3% pada 1984 menjadi 69,9 pada 1994. Selain Amerika, Cina merupakan negara dengan pelanggan televisi kabel tersebesar di dunia. • Namun, terdapat kecenderungan penurunan jumlah pelanggan 10 televisi kabel terbesar di Amerika.
• Di Indonesia, pertumbuhan pelanggan televisi berlangganan terbilang pesat. Ini antara laian karena biaya berlangganan makin murah. Hingga tahun 2008 biaya berlangganan antara Rp 30 ribu hingga Rp 300 ribu. • Menurut satu data, pelanggan TV berlangganan di Indonesia tumbuh rata-rata 36 persen per tahun. Hingga 2006, jumlah pelanggan TV berlangganan 0,7 persen dari total 54 juta rumah tangga.
Iklan • Belanja iklan untuk TV berlangganan di Amerika meningkat ratarata 11,9% per tahun sejak 1998. Di 12 negara Asia Pacifik antara Oktober 2003 hingga Oktober 2004, menurut Nielsen Media, iklan televisi berlangganan mencapai sekitar 14 persen. Kedua belas negara tersebut adalah Korea Selatan, Cina, Hongkong, Taiwan, Filipina, India, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, Australia dan Selandia Baru. • Iklan pada televisi berlangganan memang relatif kecil dibanding pada televisi siaran atau bahkan surat kabar sekalipun. Itu karena televisi berlangganan terutama menggantungkan sumber pemasukannya dari pelanggan ketimbang dari iklan.
Kepemilikan Kepemilikan sejumlah televisi berlangganan di Indonesia:
PT Adiwarta Perdana PT Broadband Multimedia Tbk/Kabelvision PT Fasiondo Jaya Kabel TV PT Gemilang Putri Nusantara/Bali Interaktif PT Global Wisata Mandiri Internasional/Global Vision PT Indonesia Broadband Communication/Mega Vision PT Indonusa Telemedia/Telkomvision PT Indosat Mega Media/IM2 PT Matahari Lintas Cakrawala/Indovision PT Mentari Multimedia PT Media Multi Nusantara/Smart PT Triutama Komunikom/Visicom PT Karya Megah Adijaya/AoraTV
Kepemilikan asing pernah terjadi dalam industri televisi berlangganan di Indonesia. Astro TV milik konglomerat Malaysia pernah berinvestasi di Indonesia melalui PT Direct Vision milik Kelompok Lippo. Namun, Astro dan Direct Vision pecah kongsi sehingga Astro hengkang dari Indonesia
Kompetisi • Televisi berlangganan berkompetisi dengan sesama televisi berlangganan. Sesama televisi berlangganan bersaing dalam hal teknologi, audience, serta content. • Dalam hal teknologi, televisi berlangganan bersaing dalam pilihan teknologi, apakah teknologi kabel, teknologi satelit, atau IPTV. Seperti telah disebutkan di atas, televisi satelit menyebabkan jumlah pelanggan televisi kabel menurun. Di Indonesia Telkomvision menggunakan kedua jenis teknologi. Sejumlah televisi berlangganan di Amerika telah melakukan konvergensi ke IPTV. • Untuk menjaring audience sebanyak-banyaknya, televisi berlangganan bersaing dalam harga berlangganan. Di Indonesia, televisi berlangganan berlomba menawarkan paket murah. Telkomvision menyediakan voucher prabayar antara Rp 30 ribu sampai Rp 300 ribu.
Regulasi • Di Amerika, Federal Communication Commision (FCC) membuat batasan bagi TV kabel untuk menerima siaran televisi jarak jauh. Pada awal tahun 1970, FCC memperkuat kebijakan tadi dengan membuat undang-undang yang membatasi kemampuan operator TV kabel dalam menyiarkan: film, sekilas peristiwa, dan lain-lain.
• Tahun 1972 dikeluarkan kebijakan deregulasi bertahap untuk TV kabel. Akibatnya, aturan-aturan semakin diperlonggar. Pada 1984 terbit Cable Act yang membebaskan operator TV kabel menentukan harga langganan. Pada 1992, Kongres menunjuk FCC untuk mengatur harga dasar berlangganan. Pada tahun yang sama, FCC mengatur kepemilikan TV kabel.
• Pada 1992, Kongres mengesahkan Cable Television Consumer Protection and Competition Act. Pada 1994, FCC memberlakukan serangkaian regulasi yang memungkinkan operator TV kabel menambah saluran. Pada 1996, Telekomunication Act membuat sejumlah perubahan bagi industri TV kabel, seperti harga langganan. • Di Indonesia TV berlangganan diatur Dalam Undang-undang Penyiaran No. 32/2002 Pasal 25, 26, 27, 28, dan 29. Undangundang Penyiaran antara lain mengatur bentuk badan hukum lembaga penyiaran berlangganan, sensor, penggunaan satelit dan kabel, dan sumber penghasilan.
Masa Depan • Televisi berlangganan menghadapi tantangan berupa perkembangan teknologi. Konvergensi antara berbagai jenis teknologi, seperti kabel, satelit, dan internet menjadi suatu keniscayaan. • Di Indonesia, masa depan industri televisi berlangganan bisa dikatakan punya prospek cerah dilihat dari potensi jumlah pelanggan. Televisi berlangganan punya potensi mengalihkan perhatian penonton televisi terestrial atau free to air television ke televisi berlangganan tersebutyang cenderung menoton dan seragam.
• Satu data menyebutkan, hingga akhir 2008, televisi berlangganan baru mampu menggarap 7 persen dari potensi pelanggan yang mencapai 10 juta orang. Data lain menyebutkan, hingga tahun 2006 televisi berlangganan baru mampu menggarap 0,7 persen dari potensi pelanggan yang mencapai 4,5 juta rumah tangga.
Referensi • Albarian, Alan B, Media Economics: Understanding Markets, Industries, and Concept, Iowa: Iowa State University Press, 1996. • Alexander, Alison et.al (ed), Media Economics: Theories and Practice, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 1998. • Boediono. Ekonomi Makro, BPFE:Yogyakarta, 1984 • Deliarnov, Ekonomi Politik. Erlangga; Jakarta, 2006. • Didik J. Rachbini. Ekonomi Politik dan Teori Pilihan Publik. Ghalia Indonesia: Bogor, 2006. • Kansong, Usman. Ekonomi Media : Pengantar Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009. • History of Cable Television. National Cable & Telecommunications Association. Retrieved 8 December 2012. • Marketing Charts. Retrieved. 8 December 2012.
Referensi • 8th Annual Video Competition Report. Federal Communications Commission. 14 Jan 2002. Hal. 87. Retrieved 29 Mar 2015. • Federal Communications Commission. 31 Mar 2015. Retrieved 26 Apr 2015. • Kennedy, Sam (4 March 2007). "Cable TV invented in Mahanoy City". The Morning Call (Allentown, PA). • Laporan Market Intelligence: Perkembangan Industri TV Berbayar di Tengah Persaingan Ketat. November 2008. http://www.datacon.co.id/Internet2008Ind%20TVcable.html
Terima Kasih Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm