MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA NARASI DENGAN TEKNIK DISKUSI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MALANGBONG GARUT
MAKALAH
OLEH: INDAH NURFAIZAH NPM.10.21.1009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA NARASI DENGAN TEKNIK DISKUSI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MALANGBONG GARUT
Indah Nurfaizah NPM.10.21.1009
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan berjudul "Uji Coba Pembelajaran Menulis Wacana Narasi dengan Teknik Diskusi di Kelas VII SMP Negeri 1 Malangbong Tahun Ajaran 2011/2012”. Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimanakah kemampuan menulis wacana narasi siswa kelas VII SMPN 1 Malangbong Garut sebelum menggunakan teknik diskusi? (2) Bagaimanakah kemampuan menulis wacana narasi siswa kelas VII SMPN 1 Malangbong Garut sesudah menggunakan teknik diskusi? (3) Adakah peningkatan kemampuan menulis wacana narasi siswa kelas VII SMPN 1 Malangbong Garut sebelum dan sesudah menggunakan teknik diskusi? Penelitian bertujuan untuk: (1) mengetahui kemampuan menulis wacana narasi siswa kelas VII SMPN 1 Malangbong Garut sebelum menggunakan teknik diskusi, (2) mengetahui kemampuan menulis wacana narasi siswa kelas VII SMPN 1 Malangbong Garut sesudah menggunakan teknik diskusi, dan (3) mengetahui peningkatan kemampuan menulis wacana narasi siswa kelas VII SMPN 1 Malangbong Garut sebelum dan sesudah menggunakan teknik diskusi Populasi yang diambil yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Malangbong tahun ajaran 2011/2012 sebanyak lima kelas. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan sistem sampel purposif dengan pertimbangan tertentu, yang diambil satu kelas yakni kelas VII-A dengan jumlah 43 siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yang dilaksanakan dengan cara mengujicobakan pembelajaran menulis wacana narasi dengan menggunakan teknik diskusi yang pelaksanaannya diawali dengan mengadakan tes awal kemudian melakukan proses pembelajaran dan mengadakan tes akhir. Setelah uji coba selesai, diperoleh data berupa skor tes awal dan tes akhir dari kelas tersebut. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji Wilcoxon pada tes awal dan tes akhir. Berdasarkan hasil pengolahan data tes awal dan tes akhir diperoleh dengan hasil Zhitung (-28) berada di luar daerah hipotesis nol (-1,96 sampai dengan +1,96) artinya ada perbedaan kemampuan siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan teknik diskusi, dengan demikian hipotesis kerja diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, disarankan kepada guru atau calon guru agar menggunakan teknik diskusi dalam pembelajaran menulis wacana narasi karena terbukti sangat efektif.
Kata Kunci : Menulis Wacana Narasi/Diskusi
PENDAHULUAN
Menulis merupakan suatu kegiatan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, dan juga merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis merupakan cirri masyarakat modern. Dalam kegiatan masyarakat modern selalu berhubungan dengan kegiatan tulis-menulis. Misalnya, guru menuliskan rencana pembelajaran, camat membuat laporan kemajuan wilayahnya, wartawan menulis berita, dan sebagainya. Hal ini diperkuat juga oleh pendapat ahli bahasa berikut ini. Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam, memberitahukan/melaporkan, meyakinkan, dan mempengaruhi. Maksud serta tujuan seperti ini hanya dapat dicapai atau diraih dengan baik oleh orangorang yang dapat menyusun pikirannya dan mampu mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini terantung pada pikiran, organisasi pemakai kata-kata, dan struktur kalimat (Dini, 1976 : 122). Dalam kurikulum 1984 tercantum materi pengajaran berbahasa di sekolah, dengan tujuan menumbuhkan keterampilan berbahasa siswa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, membaca, berbicara, serta menulis. Keterampilan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang paling sulit karena melibatkan unsur kebahasaan, wawasan, dan sebagainya.
KAJIAN TEORITIS DAN METODE Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, Sanjaya (2005:110) artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari. Dengan demikian, pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh dan memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Menurut Knirk dan Gustafon (1968:15), pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran. Menulis Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang tersebut kalau mereka memahami lambang-lambang itu, (Tarigan, 1986:21). Pendapat ini menunjukkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca. Hal tersebut dapat terjadi apabila penulis dan pembaca memahami lambang-lambang yang dipergunakan untuk menulis tersebut. Misalnya, seseorang dapat dikatakan menulis huruf latin, kalau dia memahami lambang dari huruf latin tersebut. Demikian pula seseorang dapat dikatakan sedang menulis huruf arab, kalau dia memahami lambang dari huruf arab tersebut. Akan tetapi, tidak dapat dikatakan seseorang sedang menulis huruf latin atau huruf arab kalau dia tidak memahami lambang dari huruf tersebut. Dalam hal ini dia hanya melukis huruf latin atau melukis huruf arab (Muchlisoh, 1994:254). Ragam Wacana Wacana adalah satuan bahasa yang mempunyai koherensi dan kohesi yang tinggi. Kata koherensi mengandung makna keteraruran atau kerapian dan kohesi mengandung makna kepaduan. Wacana dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi bentuk fisiknya dan dari segi sifat isinya. Pengertian Wacana Narasi Wacana narasi pengertiannya tidak hanya satu, beberapa ahli mengemukakan pengertian ini berlainan versinya tetapi maksud serta sasarannya tidak jauh berbeda. Disini penulis akan mengutip pengertian wacana narasi berdasarkan pendapat para ahli. Rusyana (1986 :132) menyatakan bahwa : "Karangan kisahan disebut juga karangan narasi, yaitu karangan yang menceritakan peristiwa" Selanjutnya beliau mengemukakan pula, Karangan kisahan (narasi) isinya memaparkan terjadinya suatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Berkenaan dengan peristiwa itu dipaparkan siapa yang menjadi pelaku, bagaimana pelakunya, dimana tempat terjadinya peristiwa itu, kapari terjadi, bagaimana suasana kejadiaannya, bagaimana jalan kejadiaannya, siapa juru ceriteranya (Rusyana dkk,1978 : 3-4). Parera,(1984:3) menyatakan:"Narasi merupakan suatu benruk pengembangan karangan dan tulisan yang bersipat menyerahkan sesuatu berdasarkan pengembangannya dari waktu ke waktu". Pengertian Metode Metode adalah cara untuk mencapai tujuan. Jadi, metode pengajaran dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dalam mencapai tujuan-rujuan pengajaran. Dengan demikian, metode bersifat prosedural, artinya menggambarkan prosedur bagaimana mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Karena itu tepat bila dikatakan bahwa
setiap metode pengajaran mencakup kegiatankegiatan sebagai bagian atau komponen metode. Secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan (preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh langkahlangkah kegiatan yang lebih spesifik. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen untuk memperoleh kemampuan menulis wacana narasi siswa SMP Negeri 1 Malangbong, apakah setelah mengikuti pembelajaran menulis wacana narasi dengan menggunakan metode diskusi prestasinya meningkat atau sebaliknya. Teknik Penelitian Adapun teknik penelitian yang sangat bermanfaat dan akan penulis gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Observasi Teknik ini penulis gunakan untuk mengamati secara langsung proses belajar mengajar dan mengamati siswa dalam memahami menulis wacana narasi.
2.
No
1
2
3
4
Keterangan: Skor maksimum 3 (4 x 5) = 60 ℎ
Tes Teknis tes yang dipergunakan penulis meliputi tes awal dan tes akhir. Teknik ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan pengajaran dengan menggunakan metode diskusi. Tes awal penulis maksudkan untuk mengetahui keseimbangan sampel dalam penelitian, sedangkan tes akhir digunakan penulis dengan maksud untuk mengetahui keefektifan dalam peiajaran menulis wacana narasi menggunakan metode diskusi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Sebelum dilakukan perlakuan, penulis terlebih dahulu menjelaskan kepada siswa bahwa mereka menjadi objek perlakuan. Oleh karena itu, semua siswa diharap dapat bekerja sama dengan peneliti. Dalam penilaian, baik tes awal maupum tes akhir, peneliti menggunakan aspek penilaian berikut ini. Tabel 4.1 Aspek Penilaian
Aspek Penilaian Bobot Membedakan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung 5 a. Tepat (3) b. Kurang tepat (2) c. Tidak tepat(l) Mengubah teks wawancara menjadi kalimat tidak langsung 5 a. Tepat (3) b. Kurang tepat (2) c. Tidak tepat (1) Mengubah secara keseluruhan teks wawancara menjadi 5 wacana narasi a. Benar(3) b. Kurang benar (2) a. c. Tidak benar (1) Kerapian dalam tulisan a. Rapi (3) 5 b. Kurang rapi (2) c. Tidakrapi(l)
=
Tabel 4.2 Format penilaian Tes Awal
No 1 2 3 4 5 6
Nama Ade Sobar Agus Muharam Ahmad S Ai Linda Anang J dst. . . .
Nilai
41 100
ASPEK PENILAIAN Jml Nilai 1
2
3
4
5 10 10 10 10
10 5 5 10 10
5 5 5 5 5
10 10 10 10 5
30 30 30 35 30
5 5 5 6 5
Tabel 4.3 Format Penilaian Tes Akhir No 1 2 3 4
Nama Ade Sobar Agus Muharam Ahmad Sofyan Ai Linda
ASPEK PENILAIAN Jml Nilai 1 2 3 4 15 15 15 10
15 10 15 10
10 10 10 10
10 15 10 10
50 50 50 35
8 8 8 7
5 6
Anang Jamhuri dst…..
15
10
15 10 50
8
Secara lengkap penulis sajikan hasil tes awal dan tes akhir dari pembelajaran menulis wacana narasi dengan menggunakan metode diskusi. Tabel
39 40 41 42 43
Sopa Nur'azizah Tanu wijaya Umi Kulsum Yuli Nurhayati Zelin Maulina
Nilai Pretes 1 Ade Sobar 5 2 Agus Muharam 5 3 Ahmad Sofyan 5 4 Ai Linda 6 5 AnangJamhuri 5 6 Anis Safitri 6 7 Anti Hodiyanti 5 Asep Man/van Bukhori 8 5 9 Asep Wawan Hidayat 5 10 Atin Supartini 4 11 Ayi Yuliasari 5 12 Ayu Nida Lestari 5 13 Bima permana 5 14 Burhanudin 5 15 Cahyana 5 16 Dadang Kusdinar 5 17 Dadang Suryana 5 Dani Setiawan 18 6 19 Deri 4 20 Oindin Samsudin 5 Eka Putraandika 21 6 22 Eva Laelasari 5 23 Fuji Iriyanto 6 24 Gina Soniawati 4 25 Gingin Supiharti 7 Heri Saleh 26 5 27 lis Kholisoh 7 28 Ipin Arifin 5 Jajang Misbah 29 7 30 Kamaludin 5 31 Laela Kamila 5 32 Lailatul Ramdani 5 33 Lina Marilna 6 34 Maman Suryaman 4 35 Ristiani 5 36 Rita Rosita 5 37 Rosmayanti 6 38 Siri Patimah 5 Nama Siswa
Nilai Postes 8 8 8 7 8 8 9 8 9 9 8 7 7 8 7 7 9 8 6 7 8 6 8 9 9 8 9 8 9 8 9 8 9 9 8 8 7 8
9 8 6 7 8 7,95
Tabel 4.7 Uji Wilcoxon
Nilai Tes Awal dan Tes Akhir No
5 5 4 5 5 5,19
Pra
Pasca 5 5 5 6 5 6 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 6 4 5 6 5 6 4 7 5 7 5 7 5 5 5 6 4 5 5 6
Beda 8 8 8 7 8 8 9 8 9 9 8 7 7 8 7 7 9 8 6 7 8 6 8 9 9 8 9 8 9 8 9 8 9 9 8 8 7
Jenjang 3 3 3 1 3 2 4 3 4 5 3 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 1 2 5 2 3 2 3 2 3 4 3 3 5 3 3 1
27 27 27 2 27 11 38 27 38 42 27 11 11 27 11 11 38 11 11 11 11 2 11 42 11 27 11 27 11 27 38 27 27 42 27 27 2
Tanda + 27 27 27 2 27 11 38 27 38 42 27 11 11 27 11 11 38 11 11 11 11 2 11 42 11 27 11 27 11 27 38 27 27 42 27 27 2
5 5 5 4 5 5
8 9 8 6 7 8
3 4 3 2 2 3
27 38 27 11 11 27
27 38 27 11 11 27 946
0
Untuk mengetahui adanya perbedaan antara prates dan pascates, penulis menggunakan rumus uji Wilcoxon. ( + 1) µ = 4 ( + 1)(2 + 1) = 24 −µ =
Diketahui n=43 43(43 + 1) µ = 4 1892 µ = 4 µ = 473 ( + 1)(2 + 1) = 24 43(43 + 1)(2 43 + 1) = 24 √164,604 = 24 405,7 = 24 δT=16,9 −µ = 0 − 473 = 16,9 −473 = 16,9 Z=-28 Zhitung (-28) berada di luar daerah yang diarsir, maka simpulannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara prates dan pascates dan hipotesis kerja diterima KESIMPULAN Dari data dan analisis data yang terdapat pada Bab IV, maka penulis menyimpulkan bahwa metode diskusi dalam pembelajaran menulis wacana narasi di kelas VII-A SMP Negeri 1 Malangbong dan basil tes berupa tes awal dan tes akhir dapat dikemukakan sebagai berikut ini. 1. Kemampuan menulis wacana narasi siswa kelas VII-A SMPN 1 Malangbong tahun
ajaran 2011/2012 sebelum memperoleh pelajaran dengan menggunakan metode diskusi memperoleh nilai rata-rata 5,19. Rata-rata nilai tersebut masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 6,5. 2. Kemampuan menulis wacana narasi siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Malangbong tahun Ajaran 2011/2012 sesudah memperoleh pembelajaran menulis wacana narasi dengan menggunakan metode diskusi memperoleh nilai rata-rata 7,95. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi kemampuan siswa dalam menulis wacana narasi setelah menggunakan metode diskusi dengan rata-rata minimal 7 dapat terpenuhi dan berada di atas KKM yaitu 6,5. 3. Berdasarkan data tes awal dan tes akhir pembelajaran menulis wacana narasi dengan menggunakan metode diskusi diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam menulis wacana narasi mengalami peningkatan 2,77 (tas akhir dikurangi tes awal). Data ini diperkuat dengan hasil Zhitung (-28) berada di luar daerah hipotesis nol (-1,96 sampai dengan +1,96) artinya ada perbedaan kemampuan siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran, dengan demikian hipotesis kerja diterima. Dengan demikian hasil tes awal pada pembelajaran menulis wacana narasi sebelum menggunakan metode diskusi hasilnya kurang baik dan setelah menggunakan metode diskusi pada tes akhir hasilnya signifikan dinyatakan dapat diterima artinya pembelajaran menulis dengan menggunakan metode diskusi memberi pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa dalam menulis wacana narasi. DAFTARPUSTAKA All, M (2002). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arifin, Zaenal. (2002). Cermat Bahasa Indonesia Untuk perguruan Tinggi, Jakarta: Akademika Pressindo Arikunto. (1997). Dasar-dasarEvaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Broto, Suryo, (1986). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Dahlan. (1984), Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.