28
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun-kebun talun masyarakat Kasepuhan Cipta Gelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 1). Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 9 bulan, dari bulan Juli 2008 sampai dengan Maret 2009.
Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan adalah : GPS, roll meter, tali, pancang dari bambu, parang, gunting stek, kantong plastik, kertas koran, alkohol 70%, selotip, alat tulis, buku lapangan, kertas mounting, lem, cutter, envelope sample, tali rafia, alat perekam suara, kamera, dan daftar kuisioner responden.
Pengumpulan Data Penelitian Penelitian dilaksanakan secara bertahap, disesuaikan dengan kondisi dan situasi tempat penelitian. Penentuan lokasi areal penelitian untuk melakukan inventarisasi dan identifikasi jenis-jenis tanaman kebun talun dilakukan secara purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat. Dalam setiap petak dilakukan identifikasi tanaman tingkat pertumbuhan pohon, tingkat pertumbuhan tiang, tingkat pertumbuhan pancang atau sapihan, dan tingkat pertumbuhan semai atau herba dengan perincian sebagai berikut: Petak besar yang berukuran 10 m x 10 m untuk pengamatan tanaman tingkat pertumbuhan pohon. Di dalam petak 10 m x 10 m dibuat petak berukuran 5 m x 5 m untuk pengamatan tanaman tingkat tiang, di dalam petak ini dibuat lagi petak dengan ukuran 2 m x 2 m untuk pengamatan tingkat sapihan. Kemudian dalam petak 2 m x 2 m dibuat lagi petak yang lebih kecil ukurannya untuk pengamatan tanaman tingkat pertumbuhan semai atau herba yaitu 1 m x 1 m. Petak satu dengan petak lainnya berjarak minimal 15 m.
29
a e b c d Keterangan:
a. Petak ukur 10 m x 10 m untuk timgkat pertumbuhan pohon b. Petak ukur 5 m x 5 m untuk tingkat pertumbuhan tiang c. Petak ukur 2 m x 2 m untuk tingkat pertumbuhan sapihan d. Petak ukur 1 m x 1 m untuk tingkat pertumbuhan semai e. Jarak antar petak ≥ 15 m
Gambar 2. Petak ukur penelitian Pohon adalah tanaman yang berdiameter setinggi dada lebih dari 20 cm, tiang tanaman berdiameter 10 – 20 cm, sapihan tanaman berdiameter kurang dari 10 cm dan tingginya lebih dari 1,50 m, dan semai atau herba tingginya kurang dari 1,50 m (Wyatt dan Smith 1963 diacu dalam Soerianagara dan Indrawan 2002). Tanaman tingkat sapihan, tiang dan pohon kemudian dihitung jumlah, kerapatan, frekuensi, dan diameternya untuk memperoleh dominasi jenis. Sedangkan untuk tingkat semai atau herba dicatat jenis dan jumlahnya. Identifikasi semua jenis tanaman lokal dilakukan pembuatan herbarium dan selanjutnya dilakukan identifikasi di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI Cibinong. Pengumpulan data pengetahuan masyarakat untuk mengetahui kegunaan atau manfaat setiap jenis tanaman dilakukan dengan menggunakan perpaduan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, pengamatan langsung di lapangan (observasi) dengan dilengkapi daftar isian kuisioner dan penelusuran pustaka. Metode ini diperlukan dengan pertimbangan bahwa setiap teknik pengumpulan data mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga data yang diperoleh akan lebih baik. Metode wawancara adalah in depth intervewing. Hal ini dilakukan agar dapat diperoleh informasi sebanyak mungkin tentang permasalahan yang diteliti mengingat penyajian data kualitatif yang bersifat mendalam dan rinci (Sitorus
30
1998). Untuk itu dibutuhkan kedalaman dalam melakukan wawancara agar informasi yang diperoleh dapat dideskripsikan dengan baik dan jelas. Wawancara dilakukan terhadap setiap responden sebanyak tiga kali dengan selang waktu 1 – 2 bulan. Pemilihan responden di setiap dusun dilakukan secara bertujuan (purposive) disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jumlah responden yang akan diambil
yaitu responden kunci yang dianggap dapat mewakili dan
memahami permasalahan yang diteliti seperti Kepala Dusun, tokoh adat, ahli pengobatan tradisional, ma beurang/dukun dan masyarakat umum lainnya yang dianggap memiliki pengetahuan cukup baik tentang manfaat atau kegunaan setiap jenis tanaman. Membagi kelompok informan (responden) berdasarkan status sosial (tokoh adat dan masyarakat biasa), jenis kelamin dan umur. Adapun total responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang responden yang terbagi dalam tiga kelompok umur, yaitu : a. Umur 15 – 30 tahun; umur muda dan belum matang dalam hal pemahaman tentang sumberdaya alam dan lingkungan termasuk di dalamnya pengetahuan
tentang
tumbuh-tumbuhan;
proses
adaptasi
dan
pembelajaran. b. Umur 31 – 55 tahun; umur dewasa dan matang dalam hal pemahaman tentang sumberdaya alam dan lingkungan termasuk di dalamnya pengetahuan
tentang
tumbuh-tumbuhan;
proses
aktualisasi
dan
pematangan pengetahuan. c. Umur 56 – ke atas; umur tua/amat matang dalam hal pemahaman tentang sumberdaya alam dan lingkungan termasuk di dalamnya pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan; proses penurunan tingkat pengetahuan. Pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan: (1) Catatan dan rekaman wawancara; (2) Lembar isian (kuesioner) singkat atau sederhana, dan (3) Diskusi terbuka dan terpadu antara peneliti-masyarakat untuk kesamaan persepsi dan kesepakatan.
31
Analisis Data Metode pengukuran yang digunakan dalam analisis vegetasi adalah metode kuadrat (Muller-Dumbois & Ellenberg 1974) dan parameter yang diteliti antara lain kerapatan jenis, frekuensi jenis, dominasi jenis, dan nilai penting jenis tanaman dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kerapatan Mutlak Jenis i atau KM (i) KM (i)
=
Kerapatan Relatif Jenis i atau KR (i) KR (i)
X
=
100% Frekuensi Mutlak Jenis i atau FM (i) FM (i)
=
Frekuensi Relatif Jenis i atau FR (i) FR (i)
=
X 100%
Dominasi Mutlak Jenis i atau DM (i) DM (i)
= Jumlah luas bidang dasar suatu jenis Luas petak contoh
Dominasi Relatif Jenis i atau DR (i) DR (i)
=
X 100%
Indeks Nilai Penting (INP) Jenis Indeks Nilai Penting merupakan penjumlahan dari nilai Kerapatan Relatif, Frekuensi Relatif dan Dominasi Relatif. Nilai penting suatu jenis berkisar antara 0 dan 300 %. INP
=
KR (i) + FR (i) + DR (i)
32
Keanekaragaman jenis tanaman kebun-talun dinyatakan dalam indeks keanekaragaman (diversity indeks). Untuk menentukan keanekaragaman jenis digunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (Barbour et al. 1987). H1
= -
Dimana :
∑
s
i =1
piLogpi
H1
= Indeks Diversitas Shannon – Wiener
Pi
=
ni N s
= Jumlah nilai penting satu jenis = Jumlah nilai penting seluruh jenis = Jumlah jenis
Adapun nilai indeks keanekaragaman jenis diklasifikasikan sebagai berikut: H1
=
0
–
1,0
sangat rendah
H
1
=
1,1
-
2,0
rendah
H
1
=
2,1
-
3,0
sedang
H
1
=
3,1
-
4,0
tinggi
Selanjutnya untuk mengetahui sistem pemanfaatan keanekaragaman jenis tanaman di Kasepuhan Ciptagelar Desa Sirnaresmi dilakukan dengan Index of
Cultural Significance (ICS) atau indeks kepentingan budaya. Indeks kepentingan budaya (ICS) adalah merupakan hasil analisis etnobotani kuantitatif yang menunjukkan nilai kepentingan tiap-tiap jenis tanaman berguna yang didasarkan pada keperluan masyarakat (Purwanto 2003). Perhitungan indeks kepentingan budaya (ICS) menggunakan rumus (Cunningham 2003) sebagai berikut :
x i x e)ni
ICS = dimana : ICS
q i e
= index of cultural significance = nilai kualitas (quality value), dihitung dengan cara memberikan skor atau nilai kualitas dari suatu jenis; = nilai intensitas (intensity value), yaitu menggambarkan intensitas pemanfaatan dari jenis tumbuhan = nilai eksklusivitas (exclusivity value)
33
Tabel 4.
Nilai kualitas kegunaan suatu jenis tumbuhan menurut kategori etnobotani
No
Deskripsi Kegunaan
Nilai Guna
Makanan Utama 1
Makanan pokok
5
Bahan pangan tambahan (Secondary foods)
4
2
Umbi-umbian
4
3
Bahan makanan berupa batang, daun, pucuk daun, bunga, kecambah
4
4
Bahan makanan berupa buah-buahan, biji-bijian
4
5
Bahan makanan berupa tunas, pucuk tumbuhan dan bagian lainnya
4
6
Bahan makanan berupa jamr yang tidak beracun
4
7
Bahan makanan yang hanya dimanfaatkan pada saat paceklik, kekurangan makanan Bahan minuman
4
8
4
Bahan Pangan Lain yang Digunakan 9
Menambah rasa, aroma, bumbu-bumbuan dan penambah rasa lainnya
3
10
Bahan pangan suplemen sebagai campuran bentuk menu makanan, pembungkus bahan pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam persiapan pembuatan bahan pangan
3
11
Bahan rokok
3
12
Pakan ternak dan makanan hewan
3
Bahan Materi Utama 13
Kayu bahan bangunan, bahan wadah
4
14
Kayu bahan bakar
4
15
Bahan serat, bahan pakaian, dan bahan kerajinan atau teknologi tradisional
4
16
Kulit kayu sebagai wadah dan konstruksi
4
Bahan Materi Sekunder 17
Penghasil bahan berguna untuk perawatan
3
18
Bahan pewarna, tato, dekorasi dan kosmetika
3
19
Bahan deodoran, bahan pembersih
3
20
Bahan perekat, tali, bahan tahan air
3
34
21
Bahan sebagai alas, bahan tikar, bahan pengelap,bahan pembalut
3
22
Bahan campuran berbagai bahan yang berguna
3
Bahan Obat
3
23
Tonikum, obat-obatan yang menyegarkan, merangsang
3
24
Purgatif, lakatif, ematik
3
25
Bahan obat untuk demam, batuk, TBC, influenza
3
26
Bahan pembersih luka, luka bakar
3
27
Bahan obat arthristik, rheimatik, sakit sendi, lumpuh atau paratis
3
28
Obat penyakit saluran kencing
3
29
Obat penyakit dalam
3
30
Obat infeksi mata
3
31
Obat untuk wanita, obstetrik, ginekologi/reproduksi
3
32
Obat khusus untuk anak-anak
3
33
Obat kanker
3
34
Obat penyakit hati, sistem sirkulasi, tekanan darah
3
35
Obat anti iritasi
3
36
Analgetik atau anasthetik
3
37
Obat anti racun
3
38
Obat sakit perut/masalah pencernaan, disentri
3
39
Obat untuk anthrodisiak
3
40
Obat infeksi telinga
3
41
Obat demam, malaria
3
42
Obat sakit gigi
3
43
Obat untuk penyakit hewan
3
44
Obat infeksi kulit dan perawatan kulit
3
45
Medicine miscelloneous or unspecified
2
Ritual atau Spiritual 46
Ritual kelahiran
2
47
Ritual inisiasi
2
48
Ritual kematian, keberanian, kepahlawanan dalam perang antar suku
2
49
Ritual pengobatan
2
50
Ritual perburuan, pemancingan dan kegiatan pertanian
2
35
51
Bahan pangan utama untuk ritual
2
52
Jenis yang secara spesifik ditabukan atau hanya digunakan untuk ritual adat/penyembuhan
2
53
Sebagai jimat, tanda cinta kasih (simbol), permanan, bahan ritual penolak hujan dll
2
Mitologi 54
Jenis tumbuhan berperan dalam supranatural atau mitos
2
55
Jenis tumbuhan berperan dalam supranatural atau mitos yang bersifat magis dan religius
2
56
Jenis tumbuhan berperan secara alami dalam mitos-mitos atau sejarah
2
57
Keperluan totem, simbol dansa
2
58
Mithik atau secara tradisional berasosiasi dengan hewan
2
59
Bahan campuran
2
60
Untuk kesenangan, indikator lingkungan, nama seseorang, desa, dsb
2
61
Tumbuhan yang berharga atau memiliki nilai
2
62
Tumbuhan yang secara spesifik tidak diketahui kegunaannya tetapi mempunyai gambaran yang indah atau mempunyai kemiripan dengan jenis tumbuhan yang lainnya
2
63
Tumbuhan yang memiliki nilai, tetapi tidak digunakan secara khusus atau adakalanya sangat khusus atau mempunyai perkecualian.
1
Tumbuhan tidak berharga atau tidak bernilai atau tidak diketahui gunanya oleh siapapun
Tabel 5. Kategori yang menggambarkan tentang intensitas penggunaan (intensity of use) jenis tumbuhan berguna Nilai 1
Sangat tinggi intensitas penggunaannya; yaitu jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalamkehidupan sehari-hari, digunakan secara reguler hampir setiap hari dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
5
2
Intensitas penggunaannya tinggi; meliputi jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, digunakan secara reguler harian, musiman, atau dalam waktu berkala
4
36
3
Intensitas sedang; penggunaan jenis-jenis tumbuhan secara reguler tetapi dalam waktu-waktu tertentu,misalnya pemanfaatan yang bersifat musiman. Biasanya jenis-jenis ini diramu, diekstrak, atau bila hasilnya berlebihan bisa diperjualbelikan
3
4
Intensitas penggunaannya rendah; meliputi jenis-jenis yang jarang digunakan dan tidak mempunyai pengaruh pada kehidupan sehari-hari masyarakat
2
5
Sangat jarang intensitas penggunaannya; meliputi jenis-jenis tumbuhan yang sangat minimal atau sangat jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
1
Tabel 6. Kategori yang menggambarkan tentang tingkat eksklusivitas atau tingkat kesukaan No
Deskripsi
Nilai
1
Paling disukai dan merupakan pilihan utama dan merupakan 2 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dan sangat berperan dalam kulturnya. Jenis-jenis ini memiliki kegunaan yang paling disukai atau juga bagi jenis-jenis yang mempunyai nilai guna tidak tergantikan oleh jenis lain
2
Meliputi jenis-jenis tumbuhan yang berguna yang disukai tetapi 1 terdapat jenis-jenis lain apabila jenis tersebut tidak ada
3
Meliputi jenis-jenis tumbuhan berguna yang hanya sebagai 0,5 sumber daya sekunder, eksklusivitasnya atau nilai kesukaannya rendah
37
Mulai
Satuan Kebun Talun Satuan petak contoh
Pengambilan data vegetasi
Pengambilan data pegetahuan masyarakat
Analisis vegetasi (INP)
Analisis ICS
Jenis-jenis yang berpotensi
Bioprospek Jenis yang dukembangkan
Kesimpulan
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian