20
METODOLOGI PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di lingkungan SMPN 5 Bogor yang berlokasi di Jalan Dadali no 10A Kota Bogor. Pemilihan SMPN ini dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa SMPN 5 Bogor memiliki kantin dan pedagang yang menjual makanan jajanan di lingkungan sekolah. Waktu penelitian data dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2010. Teknik Penarikan Contoh Populasi dalam penelitian ini ada tiga yaitu siswa kelas VIII, guru, dan pedagang makanan. Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh dilakukan secara cluster sampling dari semua siswa kelas VIII yaitu dipilih 2 kelas secara acak dari 9 kelas sebagai contoh dengan jumlah yaitu 62 siswa, pengambilan contoh guru diambil secara purposive berdasarkan bersedia menjadi contoh penelitian dan sebagai guru mata pelajaran terkait kesehatan yaitu diambil sebanyak 10 orang. Sedangkan pedagang jajanan sebanyak 10 orang yang diamati semua. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Pengambilan data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan alat bantu kuesioner yang diisi oleh contoh setelah mendapat penjelasan dari peneliti. Jenis data primer yang dikumpulkan antara lain karakteristik (usia, jenis kelamin, pendapatan/uang saku), karakteristik sosial ekonomi (tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan) pengetahuan gizi, sikap, praktek tentang penggunaan BTP pada makanan jajanan, kebiasaan jajan contoh (Food Frequency Questionare). Adapun data sekunder diperoleh dari pihak sekolah meliputi profil sekolah, jumlah siswa dan peraturan yang berlaku di sekolah. Jenis data dan cara pengumpulannya secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
21
Tabel 1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data No. 1.
Variabel
Jenis data Primer
2.
Karakteristik siswa : Nama Umur Jenis Kelamin Jumlah anggota keluarga Uang saku BB dan TB Pengetahuan gizi
3.
Sikap gizi
Primer
4.
Praktek gizi
Primer
5.
Kebiasaan jajan
Primer
6.
Data sekolah Lokasi Jumlah guru dan siswa Sarana Dan Prasarana Struktur organisasi
Primer
Sekunder
Cara Pengumpulan Data Wawancara dan pengamatan langsung
Alat Pengumpul Data Kuesioner, Pengukuran antropometri
Pertanyaan multiple choice Pertanyaan untuk menilai respon contoh Pertanyaan untuk menilai respon contoh Wawancara menggunakan food frequency questionare Wawancara
Kuesioner Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Data Sekolah
Pengolahan dan Analisa data Proses pengolahan meliputi editing, cooding, entry, scoring dan analisis. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban-jawaban pertanyaan dalam kuesioner, sehingga memudahkan pada saat memasukkan data ke komputer. Entry adalah memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Data yang telah terkumpul kemudian dientry ke dalam work sheet computer sesuai code book yang dikembangkan pada penelitian ini. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan program komputer yang digunakan adalah program Microsoft excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows. Kategori variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
22
Tabel 2 Kategori variabel penelitian No. 1
Variabel Karakteristik siswa Jenis Kelamin
2
Usia Besar uang saku
Karakteristik guru dan pedagang Jenis Kelamin
Pendidikan
Pendapatan
3.
Pengetahuan terhadap penggunaan BTP
4.
Sikap terhadap penggunaan BTP
5.
Praktek terhadap penggunaan BTP
6.
Kebiasaan jajan
Kategori
Laki-laki Perempuan 12 th – 14 th < Rp 10.000 Rp 10.000 – Rp 15.000 Rp15.000 – Rp 20.000 > Rp 20.000
Laki-laki Perempuan SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi < Rp. 500.000 Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.0000 Kurang, apabila skor < 60% Sedang, apabila skor 60 – 80% Baik, apabila skor > 80% Kurang, apabila skor < 60% Sedang, apabila skor 60 – 80% Baik, apabila skor > 80% Kurang, apabila skor < 60% Sedang, apabila skor 60 – 80% Baik, apabila skor > 80% < 5 kali/minggu 5-10 kali/minggu 11-15 kali/minggu > 15 kali/minggu
Penilaian tingkat pengetahuan adalah berdasarkan kemampuan contoh dalam menjawab berbagai pertanyaan mengenai BTP pada makanan jajanan. Penilaian terhadap pertanyaan benar diberi skor 2, pertanyaan benar tetapi kurang tepat diberi skor 1, Sedangkan untuk pertanyaan salah diberi skor 0. Menurut Khomsan (2000), pengetahuan dapat dikategorikan menjadi: (1) kurang, apabila skor < 60% dari total jawaban yang benar; (2) sedang, apabila skor 60% - 80% dari jawaban yang benar dan (3) baik, apabila skor > 80% dari total jawaban yang benar. Penilaian
terhadap
sikap
didasarkan
pada
tingkat
penerimaan
(persetujuan) pentingnya penggunaan BTP pada makanan jajanan. Pengukuran peubah sikap menggunakan skala Guttman, yaitu pertanyaan setuju maupun tidak setuju. Pernyataan positif apabila setuju diberi skor 2 dan tidak setuju diberi skor 0. Sedangkan untuk pertanyaan negatif apabila setuju diberi skor 0 dan tidak setuju diberi skor 2. Dari hasil penilaian terhadap pernyataan yang
23
dianjurkan, sikap contoh dikelompokan menjadi tiga, yaitu: (1) kurang, apabila skor < 60% dari total jawaban yang benar, (2) sedang, apabila skor 60% - 80% dari jawaban yang benar, dan (3) baik, apabila skor > 80% dari total jawaban yang benar. Penilaian terhadap praktek dilakukan menggunakan skala nilai terbesar apabila praktek yang digunakan sudah sesuai. Pengukuran peubah praktek menggunakan skala, yaitu pertanyaan selalu, kadang-kadang maupun tidak. Pernyataan selalu diberi skor 0, pernyataan kadang-kadang diberi skor 1 dan pernyataan tidak diberi skor 2. Dari hasil penilaian terhadap pernyataan yang dianjurkan, praktek contoh dikelompokan menjadi tiga, yaitu: (1) kurang, apabila skor < 60% dari total jawaban yang benar, (2) sedang, apabila skor 60% - 80% dari jawaban yang benar, dan (3) baik, apabila skor > 80% dari total jawaban yang benar. Pengukuran status gizi dengan metode antropometri melalui perhitungan indeks massa tubuh dibandingkan menurut umur (IMT/U). IMT yang digunakan untuk anak yang berumur 5 hingga 19 tahun. Caranya adalah tentukan umur anak kemudian hitung indeks massa tubuh (IMT) dengan menggunakan rumus : IMT = Berat Badan (kg) Tinggi Badan2 (cm) Kemudian hasilnya disesuaikan dengan nilai yang telah ditentukan oleh WHO 2007. Kategori status gizi pada anak yang berumur 5 – 19 tahun yaitu kurus (-3 ≤ z ≤ -2), normal (-2 ≤ z ≤ +1), gemuk (+1 ≤ z ≤ +2) dan obese (z > +2). Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi berat badan Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan berat badan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan berat badan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus : Z-score = (BB NIS – BB NMBR) BB NSBR Analisis data yang dilakukan secara deskriptif sesuai dengan variablevariabel yang diamati yaitu 1) Peubah karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, pendapatan/uang saku) dan sosial ekonomi (tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan), 2) Jenis BTP yang digunakan pada makanan jajanan 2) Kebiasaan dalam pemilihan makanan jajanan, 3) Pengetahuan gizi terhadap penggunaan BTP pada makanan jajanan, 4) Sikap gizi terhadap penggunaan BTP pada makanan jajanan, dan 5) Praktek gizi terhadap penggunaan BTP pada makanan jajanan. Sedangkan uji Independent sample T-Test untuk mengetahui ada
24
tidaknya perbedaan antara jenis kelamin dengan pengetahuan, sikap, dan praktek gizi tentang penggunaan BTP. Sebelum dilakukan uji tentang nilai tengah dua populasi bebas (independent), terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan ragam. Rumusan hipotesis tentang pengujian ragam tersebut adalah sebagai berikut:
H0 : 𝜎𝐿2 = 𝜎𝑃2 H1 : 𝜎𝐿2 ≠ 𝜎𝑃2
Keterangan :
H0 : 𝜎𝐿2 = 𝜎𝑃2 → Ragam pengetahuan, sikap atau praktek gizi siswa laki-laki dan perempuan sama
H1 :
𝜎𝐿2
≠
𝜎𝑃2
→ Ragam pengetahuan, sikap atau praktek gizi siswa laki-laki dan perempuan tidak sama
Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika 𝑓 =
s 2L
s 2P
> F (1, 2) atau terima
H0 jika sebaliknya. Keterangan : sL2 = Ragam pengetahuan, sikap atau praktek gizi siswa laki-laki sP2 = Ragam pengetahuan, sikap atau praktek gizi siswa perempuan v1 =n1 –1derajat bebas pembilang v2= n 2–1derajat bebas penyebut Pengujian Hipotesis terhadap nilai tengah sebagai berikut: H0* : 𝜇L= 𝜇P → Rata-rata pengetahuan, sikap atau praktek gizi siswa laki-laki dan perempuan sama H1* : 𝜇L> 𝜇P→ Rata-rata pengetahuan, sikap atau praktek gizi siswa laki-laki lebih besar dari perempuan Nilai t hitung tergantung dari hasil pengujian ragam. Tolak H0* jika 𝑡 hit > t() atau terima H1* jika sebaliknya. Apabila dari pengujian ragam ternyata H0 ditolak atau 𝜎𝐿2 ≠ 𝜎𝑃2 , maka:
𝑡 hit=
x L− x P 𝑠𝐿 ² 𝑠𝑃 ² + 𝑛𝐿 𝑛𝑃
𝑠𝐿 ² 𝑠𝑃 ² + )² 𝑛𝐿 𝑛𝑃 = (𝑠 ²/ 𝑛𝐿)² (𝑠 ²/ 𝑛𝑃)² 𝐿 𝑃
(
𝑛𝐿−1
+
𝑛𝑃 −1
25
Apabila H0 diterima atau 𝜎𝐿2 = 𝜎𝑃2 , maka: x L− x P
𝑡 hit=
sg
sg =
1 𝑛𝐿
+
1
> t(𝑛𝐿 + 𝑛𝑃 − 2)
𝑛𝑃
𝑛 𝐿 −1 𝑠𝐿 ² + 𝑛 𝑃 −1 𝑠𝑃 ² 𝑛 𝐿 +𝑛 𝑃 −2
Uji kolerasi pearson digunakan untuk menganalisis korelasi dua peubah yaitu: 1) Menganalisa korelasi antara pengetahuan dan sikap gizi tentang penggunaan BTP, 2) Menganalisa korelasi antara pengetahuan dan praktek gizi tentang penggunaan BTP, dan 3) Menganalisa korelasi antara sikap dan praktek gizi, tentang penggunaan BTP. Rumusan hipotesis tentang kolerasi pearson sebagai berikut: H0 : 𝜌xy = 0 → kolerasi antara pengetahuan dengan sikap gizi, pengetahuan dengan praktek gizi, atau sikap dengan praktek gizi sama dengan nol
9 H1 : 𝜌xy > 0 → kolerasi antara pengetahuan dengan sikap gizi, pengetahuan dengan praktek gizi, atau sikap dengan praktek gizi lebih dari nol Kriteria pengujian hipotesis tolak H0* jika 𝑡 hit > t(n-2) atau terima H0 jika 𝑡 hit < t(n-2). Keterangan : 𝑡 hit =
𝑟 𝑥𝑦 𝑛 −2 1−𝑟𝑥𝑦 ²
rxy = koefisien kolerasi contoh n
= Ukuran Contoh
Definisi Operasional Uang saku adalah uang yang diterima siswa setiap hari untuk berbagai keperluan di sekolah. BTP adalah bahan tambahan pada makanan meliputi pengawet, pemanis, pewarna dan penyedap rasa. Contoh adalah siswa laki-laki dan perempuan kelas 8, pengajar dan pedagang makanan Karakteristik contoh adalah identitas contoh yang meliputi jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, serta pendapatan/uang saku. Kebiasaan jajan adalah cara seseorang dalam memilih dan mengkonsumsi makanan jajanan yang meliputi jumlah jenis makanan jajanan dan frekuensi jajan per hari yang dilakukan di lingkungan sekolah baik pada penjual di kantin sekolah maupun penjual menetap di luar sekolah. Makanan jajanan adalah semua jenis makanan dan minuman yang dibeli dan siap dikonsumsi ataupun terlebih dahulu diolah oleh penjual jajanan. Makanan jajanan dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu makanan utama (sepinggan), makanan camilan (panganan), minuman dan buah. Pengetahuan Gizi adalah pemahaman contoh yang berhubungan dengan makanan jajanan terhadap penggunaan BTP yang diukur dari skor jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner. Praktek gizi adalah melakukan perbuatan atau aktivitas nyata dari contoh mengenai makanan jajan terhadap penggunaan BTP yang diukur dari skor jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner. Sikap gizi adalah tahapan lebih lanjut dari pengetahuan gizi dan mengarah pada praktek gizi terhadap penggunaan BTP yang diukur dari skor jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner. Status Gizi adalah keadaan tingkat kecukupan gizi anak yang ditentukan berdasarkan data antropometri dan penilaian konsumsi pangan. Sumber informasi adalah sumber dari mana siswa mendapatkan informasi tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTP.