III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan penelitian dilakukan selama 6 bulan, di mulai pada bulan Maret 2012 sampai September 2012 di Laboratorium Leuwikopo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengambilan data, studi pustaka, pengolahan data, dan analisis data hasil perhitungan.
3.2 ALAT DAN BAHAN 3.2.1 Alat dan bahan a. Thermal Fogger, model TS-35A (E)
Gambar 1. Mesin thermal fogger Tabel 2. Spesifikasi teknis mesin thermal fogger TS-35A(E) Model : Performance of combustion chamber, approx. Fuel consumption, approx Fuel tank capacity Solution tank capacity Pressure in solution tank, approx. Pressure in fuel tank, approx. Supplied from Batteries Solution output, approx. Weight (empty), approx Dimensions (LxWxH) mm
TS-35A(E) 18.6 Kw/25.2 Hp 1.5 L/H 1.5 L 5L 0.25 bar 0.06 bar 4 x 1.5 V 8-42 L/H 8.2 kg 1370 x 270 x 315
Sumber : User’s Manual Book of Thermal Fogger TS-35A(E)
11
Gambar 2. Bagian-bagian thermal fogger model TS-35A (E) b.
Sound Level Meter Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh mesin thermal fogger.
Gambar 3. Sound Level Meter c.
Vibrationmeter Alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat getaran yang dihasilkan oleh mesin thermal fogger.
Gambar 4. Vibrationmeter
12
Komputer dan Alat Tulis Peralatan ini digunakan untuk media pencatatan data, dan pengolahan data. e. Perlengkapan Dokumentasi Peralatan ini digunakan untuk media perekam kegiatan dan aktivitas yang dilakukan selama penelitian yan g berupa bentuk visual dan audio. 3.2.2 Subjek Subjek dalam penelitian ini terdiri dari operator yang bekerja bersentuhan langsung dan berada disekitar mesin. Pemilihan subjek dilakukan secara subjektif untuk memperoleh obektivitas dalam pengambilan data, serta tidak memunculkan persepsi rekayasa dalam penelitian. 3.2.3 Objek Objek yang akan dianalisis adalah kebisingan dan getaran pada mesin thermal fogger dan operator pengguna serta kondisi kebisingan di sekitar aktivitas berlangsung dengan jarak pengukuran 2 hingga 10 meter. d.
3.3 PENELITIAN PENDAHULUAN 3.3.1 Observasi Lokasi Studi Sebelum penelitian dimulai diperlukan pengamatan terkait kondisi mesin thermal fogger, serta kondisi lahan yang akan digunakan dalam proses pengoperasian mesin thermal fogger. Selain itu, melakukan penentuan sumber kebisingan dan getaran utama. 3.3.2 Penentuan Metode Pengambilan Data dan Analisis Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat kebisingan dan getaran yang terjadi adalah dengan mengambil beberapa titik sampel baik pada bagian mesin, operator, dan lingkungan. 3.3.3 Titik-titik Pengukuran Penentuan titik-titik pengukuran mengacu pada sumber kebisingan dan getaran utama. Pada titik-titik pengukuran kebisingan ditentukan disekitar mesin (engine), disekitar telinga operator serta disekitar wilayah aktivitas pembasmian hama dengan radius 2 – 10 meter. Sedangkan pada titik-titik pengukuran getaran ditentukan pada tangan operator yang memegang stang kendali ketika mengoperasikan mesin.
3.4 METODE PENELITIAN 3.4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian digunakan sebagai acuan dalam langkah-langkah penelitian. Tahapan awal dalam melakukan penelitian ialah pemasangan baterai dan persiapan pestisida yang akan digunakan. Setelah itu, dilakukan pengambilan data getaran mekanis dan kebisingan pada titiktitik yang telah di tentukan. Analisis getaran dan kebisingan dilakukan berdasarkan data hasil pengukuran. Standar keamanan kerja kebisingan dan getaran yang berupa lama diizinkan untuk mengoperasikan mesin akan menjadi perbandingan dengan hasil analisis serta optimasi penggunaan mesin secara sederhana.
13
Tahapan Awal (Persiapan)
1. Titik pengukuran : 6 titik pada engine, 1 titik pada telinga kiri dan kanan operator, 4 titik sisi (kanan, kiri, depan, dan belakang mesin) pada lingkungan kerja dengan interval pengukuran 2 m. 2. Kondisi : Stasioner 3. Ulangan : 10 kali ulangan
Pengukuran Pengukuran
Pengukuran Pengukuran
Kebisingan Kebisingan
Getaran Getaran
Analisis Kebisingan
Analisis Getaran
Standar Keamanan Kebisingan
1. Titik pengukuran : Sumbu x, y, dan z pada genggaman tangan 2. Kondisi : Operasional 3. Ulangan : 10 kali ulangan
Standar Keamanan Getaran
Batas lama pengoperasian mesin fogging model TS35A(E) yang diizinkan
Gambar 5. Skema rancangan penelitian 3.4.2 Pengukuran Getaran dan Penentuan Lama yang diizinkan Pengukuran tingkat getaran mekanis dilakukan pada saat mesin pembasmi hama mulai beroperasi. Pengukuran tingkat getaran mekanis diukur dengan menggunakan vibrationmeter. Pengukuran dilakukan pada tiga sumbu, yaitu daerah sumbu X, Y, dan Z seperti terlihat pada Gambar 6. Penentuan sumbu tersebut sesuai dengan ISO 5349.
Gambar 6. Sumbu ortogonal penentuan hand arm vibration.
14
Dalam aplikasinya penentuan sumbu pada thermal fogger mengacu kepada ISO 5349. Dimana titik pengukuran pada sumbu x,y, dan z terletak pada tangan saat menggenggam batang pengendali, ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Penentuan sumbu x, y, dan z pada thermal fogger Analisis yang digunakan berdasarkan standar EU Directive, yaitu Directive 2002/44/EC of the European Parliament and the Council of the European Union. Dimana diperoleh nilai rata-rata hasil pengukuran getaran pada ketiga sumbu. Kemudian diresultankan untuk memperoleh nilai total percepatan getaran. Setelah diperoleh total percepatan getaran, maka dapat ditentukan lama yang diizinkan untuk mengoperasikan mesin tersebut berdasarkan getaran. Penentuan lama yang diizinkan diperoleh dari penggunaan nomogram hand arm vibration pada Gambar 8. Total percepatan getaran dihubungkan dengan exsposure action value 2.5 m/s2 A(8), sebagai batasan nyaman dan aman kemudian diteruskan ke daili exsposure time. Nilai daily exsposure time merupakan batasan lama waktu pengoperasian mesin fogging yang direkomendasikan dan setara dengan 2.5 m/s2 selama 8 jam. Begitupun hal yang sama dilakukan untuk exsposure limit value 5 m/s2 sebagai batasan aman.
Gambar 8. Nomogram hand arm vibration
15
3.4.3 Pengukuran Kebisingan dan Penentuan Lama yang diizinkan Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada beberapa perlakuan yang berbeda, yaitu pengukuran pada beberapa titik di engine, pengukuran pada operator, serta pengukuran disekitar daerah aktivitas pembasmian hama dilakukan dengan jarak 2 – 10 m dengan interval 2 m. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan menggunakan sound level meter yang memiliki sensor untuk mengukur suara atau bunyi dalam satuan decibel (dB). Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51 Tahun 1999, nilai ambang batas kebisingan ditetapkan sebesar 85 dB(A) untuk pemaparan selama 8 jam ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Keputusan menteri tenaga kerja tentang nilai ambang batas kebisingan Waktu pemajanan per hari 8
Intesitas Kebisingan dalam dBA
Jam
85
4
88
2
91
1
94
30
Menit
97
15
100
7.5
103
3.75
106
1.88
109
0.94
112
28.12
Detik
115
14.06
118
7.03
121
3.52
124
1.76
127
0.88
130
0.44
133
0.22
136
0.11
139
Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB, walaupun sesaat
16