Bab I V IV.1
Metodologi Penelitian
Umum
Untuk penentuan perhitungan penelitian kehilangan air pada sistem jaringan perpipaan distribusi air minum Kota Bandung, perlu diketahui dahulu apakah kehilangan air ini terjadi secara fisik ataukah non fisik. Kehilangan air fisik adalah kehilangan air yang secara nyata terbuang dari sistem distribusi, penyebabnya merupakan faktor teknis yang sering terjadi pada sistem penyediaan air bersih, misalnya kelalaian pemasangan dan kualitas pipa yang digunakan akan menyebabkan kebocoran pipa atau pun akurasi meteran yang tidak tepat Kehilangan air non fisik sebagian besar disebabkan oleh faktor-faktor non teknis yang sulit dilacak meupun ditanggulangi karena menyangkut masalah kompleks baik di dalam maupun di luar PDAM itu sendiri. Merupakan kehilangan air yang terpakai tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya karena berbagai alasan. Beberapa contoh kehilangan air non fisik adalah kesalahan membaca meteran, pencatatan angka meteran pelanggan yang tidak sesuai dengan semestinya, misalnya karena aliran air terlalu kecil atau karena ketidaktelitian meter air, kesalahan pembuatan rekening air disebakan adanya selisih pembacaan meteran dan adanya sambungan liar.
IV-1
Pendefinisian Masalah dan Studi Literatur
Pengumpulan Data Sekunder
Analisis Kesetimbangan Air Pada Sistem Distribusi
Penentuan Nilai Kehilangan Air Tiap Kelurahan
Penentuan Pilot Project
Pengumpulan Data Lapangan
Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air
Pembuatan Laporan
Gambar IV.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
IV.2
Pendefinisian Masalah dan Studi Literatur
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah pendefinisian masalah. Hal ini harus dilakukan untuk menyamakan konsep antara tujuan akhir dari tugas akhir ini dan tujuan akhir dari program PDAM Kota Bandung sehingga akan diketahui ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini. Setelah masalah telah didefinisikan maka langkah selanjutnya adalah studi literatur. Studi literatur perlu dilakukan untuk mendapatkan dasar teori dan data
IV-2
yang mencukupi selama pengerjaan tugas akhir. Studi literatur diperoleh dari internet, buku, jurnal dan lain-lain.
IV.3
Pengumpulan Data Sekunder
Pengamatan kondisi eksisting dilakukan dengan cara mengambil data sekunder. Data sekunder diperlukan sebagai data awal untuk penentuan kehilangan air. Data sekunder yang diperlukan meliputi antara lain data tentang pemakaian air rata-rata penduduk per kelurahan setiap bulannya, data tentang jumlah pelanggan, data tentang sistem perpipaan dan kelengkapan sistem perpipaan distribusi yang dipakai sebagai bahan analisis teknis penyebab kebocoran. Data-data tersebut diperoleh dari PDAM Kota Bandung. Selain itu, diperlukan juga data besarnya debit yang tersedia untuk melihat kesesuaiannya dengan kebutuhan penduduk, juga besarnya debit sumber air yang didistribusikan keseluruhan dan sistem perpipaan distribusi yang dipakai. Data tersebut diperlukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sistem distribusi air minum pada wilayah pilot project yang merupakan salah satu zone sistem distribusi air minum pada wilayah Kota Bandung.
IV.4
Analisis Kesetimbangan dan Kehilangan Air Seluruh Bandung
Analisis kesetimbangan air dilakukan dengan cara membandingkan antara volume produksi yang berperan sebagai input sistem dengan distribusi dan konsumsi sebagai outputnya. Setelah itu, baru dapat dibuat tabel kesetimbangan air, lalu menyimpulkan kehilangan air untuk seluruh Bandung. Setelah analisis kesetimbangan air secara umum telah dilakukan, maka akan dilihat kehilangan air tiap kelurahan yang dilayani oleh PDAM Kota Bandung. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan kelurahan mana saja yang memberikan kehilangan air terbesar dan terkecil bagi PDAM Kota Bandung. Perhitungan
kehilangan
air
tiap
kelurahan
dilakukan
dengan
cara
membandingkan antara model Epanet yang diterapkan PDAM Kota Bandung dengan data pemakaian air rata-rata penduduk per kelurahan tiap bulannya. Dengan cara mencari kelurahan mana yang mempunyai selisih yang paling besar dengan model yang sudah ada saat ini, maka akan didapat nilai kehilangan airnya.
IV-3
Setelah mengetahui penyebab terbesarnya, lalu akan dicari solusinya dari segi teknis dan non teknis. Studi ini menggunakan model Epanet jaringan distribusi Kota Bandung berdasarkan referensi dari tugas akhir Rahmat Satria Dewangga, (2003) karena model distribusi inilah yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung sekarang ini.
IV.5
Penentuan Pilot Project
Penentuan pilot project diperlukan karena tidak mungkin penulis menjadikan keseluruhan Kota Bandung sebagai wilayah studi. Hal ini dikarenakan banyaknya interkoneksi pipa dan intervensi aliran, terutama di bagian Bandung Selatan. Pilot project ditentukan dengan beberapa kriteria sebagai berikut, wilayah yang dijadikan pilot project harus mempunyai semua golongan kelas pelanggan, mempunyai sistem pengaliran 24 jam, mempunyai pendistribusian air yang relatif baik, mempunyai efisiensi penagihan yang relatif tinggi, dan tingkat permasalahan meterannya tinggi. Pilot project ditentukan dari kelurahan-kelurahan yang berada dalam wilayah pelayanan PDAM Kota Bandung saja.
IV.6
Pengumpulan Data Lapangan
Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan penentuan jumlah sampel terlebih
dahulu.
Metoda
sampling
yang
digunakan
adalah
metoda
disproportionate stratified random sampling. Metoda ini dipakai karena populasi yang ada merupakan populasi yang berstrata tetapi kurang proporsional. Sampling dilakukan selama 4 hari dengan rentang antara hari pertama-hari ketiga dan hari kedua-hari keempat adalah seminggu. Juga dilakukan wawancara dengan pengelola PDAM Kota Bandung dan masyarakat sekitar pilot project yang memakai air bersih dari PDAM Kota Bandung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mencocokkan data yang ada di Data Sambungan Meter Air Pelanggan dengan angka yang ada di meteran air. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya selisih pembacaan antara data yang dilaporkan dengan keadaan di lapangan. Selisih pembacaan ini bisa dipakai untuk mengindikasikan penyebab kehilangan air terbesar di wilayah pilot project.
IV-4
Observasi lapangan ini sangat penting untuk mengetahui dengan pasti keadaan sebenarnya dari kondisi daerah pilot project, karena data-data yang didapat dari instansi (PDAM) seringkali di lapangan tidak lagi sesuai.
IV.7
Pembuatan Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air
Rekomendasi ini ditujukan untuk memperkirakan langkah-langkah apa yang harus dibuat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi tingkat kehilangan air yang dapat terjadi. Rekomendasi usulan diajukan setelah menganalisis output dari data-data yang telah didapat.
IV-5