Metode Think-Talk-Write Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa MTs Negeri Karangampel Oleh Daryono san persamaan kuadrat. Dokumen yang diguna-
Permasalahan pendidikan siswa muncul ber-
kan dalam penelitian iniadalah buku kumpulan nilai; 2) observasi yaitu tentang suasana pem-
samaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa serta situasi dan kondisi lingkungan yang ada, di samping itu pembelajarannya masih dengan cara pendekatan konvensional sudah dianggap tidak efektif serta menimbulkan kejenuhan di dalam kelas, oleh karenanya guru dituntut untuk selalu dan terus berupaya memperbaiki pengelolaan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas di MTs Negeri Karangampel Kabupaten lndramayu dengan subyek populasiadalah seluruh siswa kelas lX B sebanyak 45 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan cara I) studi dokurnentasi, yaitu
belajaran di kelas ataupun observasi tentang lingkungan dan faktor-faktoryang mendukung atau yang menghambat keberhasilan pembelajaran, meliputi aktivitas siswa dan guru; 3) memberikan tes kemampuan representasi matematikdalam bentukuraian dengan pokok bahasan persamaan kuadraq 4) dan memberikan skala sikap kepada siswa. Hasil peneIitian menunjukkan, (a) kemampuan representasi matematik beragam siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan pendekatan Think-To I k-W rife menga lami peningkata n setia p siklusnya, (b) siswa memiliki sikap positif atau setuju terhadap pembelajaran dengan strategi
tentang gambaran umum mengenai data awal yang menunjukkan adanya potensi dan permasalahan dalam pembelajaran pokok baha-
Think-Talk-Write.
TABEL
Kata kunci: ptanning, acting, observing and reflecting.
l. Prosentase Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas lX B MTs Negeri Karangampel, Semester Genap Tahun Pelajaran
Data Ulangan
Jumlah Siswa
Harian
zAfi I
2011
Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai > 7,0
Prosentase Siswa yang
Memperoleh 7,0
UHI
45
b
13%
UH
11
45
11
24%
III
45
I
20"/"
UH
Universitas Wiralodra lndramayu
QA
ffi Ada beberapa faktor penyebab rendah:ya prestasi belajar matematika antara lain: Guru, siswa dan proses belajar mengajar {PBM). Untuk mengetahui akar.penyebab masalah yang mendasar peneliti melakukan rvawancara dengan sebagian besar siswa kelas IX B. Dari hasil wawancara peneliti menyimpulkan, yaitu:
Penelitian ini mempunyai tujuan adalah meningkatkan mutu pembelajaran matemati-
1)
Rendahnya aktivitas (keterlibatan) siswa dalam proses belajar mengajar.
KA.II.AN PUSTAKA
2) 3)
Kurangnya kemauan belajar di rumah.
Rendahnya bimbingan guru dalam
Representasi NCTM (1989: 27\ menyatakan bahwa
mengatasi kesulitan siswa.
representasi merupakan salah satu kunci
Pembelajaran guru cenderung ceramah.
keterampilan komunikasi matematik.
4\
ka di MTs Negeri Karangampel yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang memiliki representasi belajar matematika dengan kategori baik.
1)
Siswa memiliki pandangan bahwa mate-
Dengan demikian, jika proses belajar mengajar matematika menekankan pada keterampilan dan kemampuan representasi, hal tersebut pada dasarnya melatih keterampilan siswa dalam komunikasi matematik.
2l
matika adalah sulit. Memperlemah kemauan (minat) belajar
Secara rinci, Sumarmo (2004: 15) mengungkapkan beberapa ciri khas
siswa.
keterampilan komunikasi matematik yang hendaknya dilatihkan dalam pembelajaran yaitu agar siswa dapat 1) menghubungkan materi fisik atau benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematik; 2) menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik
Jika masalah sebagaimana diuraikan di atas tidak segera diatasi dampak negatif yang muncul, adalah:
3)
Sebagaian besar siswa akan memiliki
nilai ulangan harian yang rendah. Berdasarkan uraian di atas maka perrnasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah tidak lebih dari 247" siswa kelas
IX B memperoleh ulangan harian 7,0. Untuk itu perlu segera dicarikan pemecahannya. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah di atas antara lain;
1) 2\
Model pembelajaran koperatif. Metode Think-Talk-Write
Memperhaiikan pertimbangan rendahnya keterlibatan siswa dalam PBM, rendah-
nya bimbingan guru dan pembelajaran cenderung ceramah sebagai akar penyebab
masalah, peneliti memilih metode Think-
Talk-Write.
34
secara lisan atau tulisan dengan benda nyata,
gambar, grafik, dan aljabar; 3) menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematik; 4) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; 5)
membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis; 6) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi; 7) menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Pengajaran dengan menekankan representasi menurut lzsak dan Sherin (2003: 19) akan menyediakan suatu konteks yang kaya untuk pembelajaran guru. Selain itu, ada tiga Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan
dimensi yang dapat diidentifikasi selama pembelajaran berlangsung yaitu: L) representasi-representasi baru yang dihadirkan siswa dapat menyebabkan guru{uru dapat mengakes pemikiran siswa; 2) representasirepresentasi baruyang dihadirkan siswa akan
mendorong guruguru untuk menggunakan teknik-teknik pedagogik yang baru; dan 3) representasirepresentasi baru yang dihadirkan siswa akan membanfu guru-gum untuk memelihara koneksi antara pendekatan tradisional dan pendekatan berorientasi reformasi untuk mengajarkan konten matematik. Representasi dapat memicu guru dalam meningkatkan kemampuan mengajar dengan cara belajar baik dari representasirepresentasi yang dihadirkan siswa. Seringkali siswa menggambarkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada dalam pikiran guru bahkan siswa membuat representasi yang aneh-aneh (idiocyncratic) - maupun dengan proses pengembangan wawasan keilmuannya. Pada sisi yang lain, representasi-representasi yang dibuat oleh siswa memberi kesempatan kepada guru untuk mengetahui dan mengakses bagaimana siswa berpikir tentang matematika.
Multiple Representations (Representasi Beragam) Multiple Representaiions - selanjutnya
dihrlis MR - merupakan bagian dari proses representasi matematik yang dibuat secara beragam. Dengan demikian, seperti halnya
representasi, MR pun dapat dipandang sebagai salah satu keterampilan kunci komunikasi atau salah satu aspek proses koneksi.
Universitas Wiralodra lndramayu
1.
Representasi Beragam dalam Pembelajaran Matematika Salah satu faktor yang dapat mendukung kemampuan komunikasi matematik
- khususnya dalam MR - adalah bahasa. Oleh karena ifu, aktMtas pembelajaran yang dirancang guru hendaknya diarahkan untuk dapat meningkatkan kualitas komusiswa
nikasi matematik dengan menggunakan bahasa yang tepat dan akrab bagi siswa. Misalnya dengan cara menyajikan soal-soal cerita keseharian (kontekstual) yang mengundang, membangkitkan, menantang kemampuan berpikir, serta menunfut kemampuan siswa untuk menterjemahkan atau
mengemukakan kembali ide dan gagasan matematik yang termuat dalam bahasa biasa (ordinary language) ke dalam bahasa matematik (mof h ematical language) atau mode!model matematika dan sebaliknya sehingga dapat memberi kesempatan seluasJuasnya kepada siswa untuk membuat MR. Jelasnya, dalam pembelajaran matematika hendaknya soal-soal kontekstual diberikan di awal sebagai stortingpoint agar siswa dapat menggunakan dan mengaitka:-r pengetahuan yang telah diperolehnya secara informal maupun secara formal dengan materi baru sehingga siswa mudah dalam membuat MR. Selain ifu, soal-soal kontekstual tersebut hendaknya diberikan pula secara seimbang di tengah dan di akhir pembelajaran.
2.
Pengertian dan Bentuk-bentuk Representasi Beragam
MR merupakan wujud representasi eitsternal yaitu penggambaran, penterjemahan, pengungkapan, pelambangan, penunjukkan kembali, atau bahkan pemodelan dari ide, gagasan, konsep matematik, dan hubungan
35
di antaranya yang termuat dalam suatu koniigurasi, konstruksi, atau situasi masalah tertentu dan ditampilkan dalam bentuk baru secara beragam seperti dalam benfuk katakata (u.rords) yang dapat diungkapkan baik secara lisan (tolk) atau hrlisan (written texts); bentuk simbol, ekspresi, atau notasi matematik (mathematical expressions); dan bentuk visual seperti gambar (pictures), grafik (graphs), diagram (diagrams), atau tabel
c.
Selanjutnya, siswa berdiskusi (talk) dengan teman satu kelompoknya mem-
bahas hasil pemikirannya. Dengan ditandai aba-aba, secara bergiliran setiap
(tables); serta wujud konkrit seperti alat peraga (hands on).
anggota kelompok harus berbicara. Dalam kegiatan ini, setiap siswa berbicara atau merefleksikan ide dan pemahamannya secara lisan, belajar menyimak dan menghargai pendapat orang lain, berbagi ide dengan teman, mengklarifikasikan pemikirannya, melakukan tanya-jawab tentang suatu
Selanjutnya, untuk merealisasikan pembelajaran matematika dengan strategi TTW
masalah sehingga diperoleh kesepakatan-kesepakatan kelompok.
ini, maka rancangan pembelajaran diatur
d.
sebagai berikut:
Selesai berdiskusi, siswa - secara individual dengan menggunakan pemikiran
a.
dan bahasanya sendiri
Pada pertemuan pertama, guru memberikan gambaran pelaksanaan pembelajaran matematika dengan meng-
gunakan strategi TTW termasuk pengaturan waktu dan peralihan
b.
kegiatan untuk setiap tahapnya yang ditandai dengan aba-aba tertenfu serta melakukan pengelompokkan siswa. Pada pertemuan berikutnya, siswa melaksanakan pembelajaran dalam kelompok. Pada setiap pertemuan, gum membagikan LKS kepada semua anggota kelompok. Setelah itu guru memberi aba-aba agar dalam wakfu tertentu siswa
membaca pernyataan dan berpikir (think) tentang sejunrlah masalah dalam LKS secara individual. Kemudian, siswa membuat catatan hal-hal penting baik yang telah difahami ataupun yang belum serta perkiraan solusi dari masalah untuk dibawa ke forum diskusi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melakukan
representasi internal dan representasi eksternalnya.
36
e.
- menuliskan (write) atau merepresentasikan ide atau konsep beserta pengembangannya dan hasil revisinya, solusi penyelesaian dari masalah, serta konstruksi-konstruksi pemahaman-pemahaman lainnya yang diperoleh siswa ketika berpikir dan berdiskusi. Bagian akhir kegiatan pembelajaran adalah memberi kesempatan kepada
kelompok yang ditunjuk untuk melakukan presentasi di depan kelas dan kelompok lain memberi tanggapan.
Selama kegiatan ini berlangsung, gum bertugas dan berperan sebagai fasilitator, mediator, dan jika diperlukan dapat memberi arahan, petunjuk, serta dorongan agar aktivitas pembelajaran matematika ini dapat berlangsung sesuai rencana.
Esensinya, strategi pembelajaran ini melibatkan tiga aspek penting yang harus dikembangkan dan dilakukan dalam pembelajaran matematika yaitu:
Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan
l. Think (Berpikir atau Dialog Reflektif) Hasil aktMtas mental atau representasi internaldalam proses berpikir ini tidak dapat dilihat dan dinilai secara kasat mata, karena itu ada baiknya siswa mencatat bagian penting dari hasilbacaan dan proses berpikirnya baik hal-halyang telah difahaminya maupun yang belum. Pada dasarnya, ketika siswa
membuat atau menulis catatan ini, siswa berupaya membuat representasi eksternal menurut bahasa dan pemikimnnya sendiri yang dapat meningkatkan pemahamannya dan menjadi motivasi bagi siswa dalam mengikuti tahap pembelajaran berikukrya. Menurut Wiederhold (dalam Ansari, 2003: 36) membuat catatan bemrti menganalisis tuiuan isi teks dan rnemeriksa bahanbahan yang dihrlis. Selain itu, belajar rutin membuat catatan setelah mernbaca akan merangsang aktivitas berpikir sebelum, selarna, dan setelah membaca sehingga dapat mernpertinggi pengetahuan bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis" Berkaitan dengan berpikir secara matematik, jika ditinjau dari kedalaman dan kekompleksannya dapat digolongkan dalam
dua pnis yaitu tingkat rendah dan tingkat
tinggi. Menurut Sumarmo {2A03: 2-3\
contoh berpikir matematik tingkat rendah (rutin) yaitu melaksanakan operasi hitung sederhana, menerapkan mmus matematika secara langsung, dan mengikuti prosedur yang baku, sedangkan berpikir matematik tingkat tinggi (non-rutin) ditandai dengan kemampuan memahami ide matematika secara lebih mendalam, mengamati data dan menggali ide yang tersirat, menyusun konjektur, analogi, generalisasi, menalar secara logik menyelesaikan masalah, berkomunikasi secara matematik, dan mengkaitkan ide Universitas Wiralodra lndramayu
matematika dengan kegiatan intelektual lainnya.
2.
Tatlc (Berbicara atau Berdiskusi) Setelah siswa berpikir dan mendokumentasikan hasilnya, aspek berikutnya
yang harus dilakukan adalah melatih keterampilan oral komunikasi siswa yaitu berbicara atau berdiskusi. Menurut Huinker dan L-aughlin (1.996: 81) pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk: 1) mengkoneksikan bahasa yang mereka tahu dari pengalaman dan latar belakang diri mereka sendiri dengan bahasa matematika; 2) mengungkapkan analisis dan sintesis ide-ide matematik seperti mengidentifikasi aspek-aspek situasi yang penting atau tidak, menyeleksi dan mengeksplorasi kata-kata yang tepat yang dapat diterima siswa lain, memodifikasi pemahaman, dan mengkonstruksi pemaknaan ide-ide matematik; 3) rnelakukan negosiasi (tawar-menawar) pemaknaan yang memungkinkan terjadinya akses ke pemikiran siswa lain, menyempurnakan, mengembangkan, dan memvalidasi kebenaran idenya sehingga setiap siswa menjadi sadar terhadap apa yang benar-benar mereka tahu dan apa yang masih harus dipelajari; 4) memelihara kolaborasi dan membangun komunitas pembelajaran di dalam kelas. Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk melakukan keempat poin di atas hendaknya tidak satu arah atau didominasi oleh seorang siswa melainkan multi-arah sehingga harus diatur agar setiap siswa mendapat giliran untuk bicara. Hal ini akan
memberi manfaat ganda yaitu selain mengembangkan kemampuan bicara setiap siswa juga melatihnya untuk mendengarkan ide dan pendapat siswa lain. Pada saat siswasiswa mendengarkan ide siswa lain, mereka
s7
akan menggunakan pembicaraan tersebut untuk mengklarifikasikan, menambahkan, dan mengembangkan pemikiran dan penalaran mereka.
3.
Write (Menulis) Aspek terakhir dalam strategi pem-
belajaran TTW yang harus dilakukan adalah menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan secara sadar untuk mengungkapkan dan merefleksikan pemikiran. Namun demikian, keterampilan komunikasi dalam bentuk tulisan ini sangat jarang digunakan dalam matematika. Huinker dan Laughlin (1996: 82) mengungkapkan bahwa untuk sebagian besar anak berbicara adalah hal yang alamiah tetapi menulis tidak. Kalaupun siswa diberi tugas unfuk menulis, siswa tersebut seringkali diharapkan untuk mulai menulis dengan segera. Hal seperti ini bukan sesuatu yang salah, namun akan lebih bermakna dan bermanfaat jika siswa diberi kesempatan untuk berpikir, mereflekikan, dan menyusun ide-ide serta mengujinya sebelum siswa menuliskannya.
atau menantang pemikiran yang lebih dari biasanya; 4)diurutkan dalam kemajuan yang dapat membuka kemampuan intelegensi logis.
METODE PENELITI,AN Setting Penelitian MTs Negeri Karangampel terletak di Desa Karangampel Kecamatan Karangam-
pel Kabupaten Indramayu.
Madrasah berdiri Karangampel Tsanawiyah Negeri (Peleburan dari PGAN 4 Tahun) tahun 1978 beralamatkan di jalan Raya Selatan No. 01 Karangampel kode Pos 45283. Padatahun pelajaran 2CIL0/2}n jumlah seluruh kelas ada 27 kelas. Kelas VII, VIII , dan D( rnasingmasing ada 9 ruang. Sedangkan jumlah seluruh siswa ada 1152 siswa, terdiri atas 513 laki-laki dan 639 perempuan.Samna prasarana laboratorium, perpustakaan dan lapangan olah raga tersedia. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas IX B MTs Negeri Karangampel. Jurnlah seluruh kelas lX B sebelum dibtsri tindakan 45 anak. Terdiri atas 19 laki-laki dao 26 perempuan.
Belajar dalam Kelompok Kecil Strategi pembelajaran TTW akan lebih efektif jika siswa bekerja dalam kelompok
kecil atau Smoll-Group Discussion (SGD) mengingat komunikasi dan diskusl (talk) merupakan esensi dari SGD (Artzt, 7996: 116). Sedangkan, menurut Wasserman (dalam Fogarty, L997 t 30) pembelajaran dalam setting SGD melibatkan antara tiga sampai lima siswa dalam satu grup yang mendiskusikan sejumlah pertanyaan yang disusun oleh guru dengan ciri-ciri 1) selalu meminta siswa untuk menguji fakta-fakta dengan penuh pemikiran; 2) dikunci dalam
Persiapan Penelitian Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan metode Think-Talk-Write. Bebempa persiapan yang dilakukan adalah: i) Menyiapkan pedoman wawancara penjajakan; ii) Menyiapkan rencana pembelajaran; iii) Menyiapkan angket; iv) Menyiap-
kan lembar kerja siswa; v) Menyiapkan lembar observasi siswa; vi) Menyiapkan lembar observasi untuk guru; vii) Penelitian bersama guru mitra melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi, sebagai persiapan mendasar pelaksanaan penelitian.
suatu ide yang besar; 3)bersifat mengundang
Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan
Siklus Penelitian
Mensosiaiisasikan pelaksanaan tindakan, agar siswa tidak kaget Menyusun LKS untuk tiap tindakan Membagikan LKS saat pengembangan kepada seluruh siswa Memberi kesempatan siswa selama 15
Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Berdasar-
kan sub. Pokok Bahasan maka Siklus I membahas menyelesaikan persamaan kuadrat. Waktu pelaksanaan siklus I adalah minggu I dan minggu II Maret 2071.
menit untuk mengerjakan LJ(S
Membimbing siswa yang nampak
Siklus II membahas menggunakan per-
kesulitan mengerjakan LKS.
samaan kuadrat untuk memecahkan
Menyelididki kesulitan siswa Setelah waktu selesai, membimbing siswa membahas LKS langkah demi langkah. Mengecek berapa banyak siswa yang berhasil mengerjakan LKS. Mencatat besarnya prosentase siswa yang berhasil menemukan.
masalah. Waktu pelaksanaan sildus II adalah
minggu III dan minggu IV Maret 2011.
Silkus III membahas menyelesaikan persamaan kuadrat dan menggunakan persmaan kuadrat untuk pemecahan masalah. Waktu pelaksanaan Siklus III adalah minggu I dan minggu II April 2011.
Melaksanakan penerapan melalui,
Instrumen
Instrumen yang diterapan dalam penelitian ini adalah: Angket, Jurnal harian, soal ulangan harian, lernbar observasi siswa dan lembar observasi guru. Angket diguna-
kan untuk mengukur perubahan sikap
contoh soal dan latihan soal.
2)
laksanakan semua rencana siklus I.
3)
sebelum dan sesudah diberi tindakan. Jurnal
harian untuk mencatat perkembangan belajar siswa, aktivitas siswa dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Soal ulangan harian diterapkan untuk mengukur
keberhasilan belajarnya. Lembar observasi
siswa untuk mengukur partisipasi siswa dilihat dari sisi keaktifan dan kerjasama. Lembar observasi guru untuk mengukur hralitas proses belajar mengajar.
Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan, guru me-
4\
Pengamatan
Pengamatan dibantu oleh dua orang guru yaitu BapakTibyani dan Bapak Sri Budiyanto. Analisis Hasil dan Refleksi Sildus I Dari sumber kolaborasi yang dflakukan oleh Bapak Tibyani secara umum tindakan kelas telah dilakukan dengan baik. Hasil pengamatan dari Bapak Sri Budiyanto tentang keaktifan siswa 80% dan kerjasama 7 5,67". Hasil ketuntasan belajar baru mencapai 51,11%. Berdasarkan analisis dan refleksi ber-
HASIL PENELITIAN
A. 1) '
Siklus I Perencanaan
Beberapa rencana tindakan yang peneliti lakukan Universitas Wiralodra lndramayu
sama guru mitra, keterbatasan dan hambatan
yang ada, antara lain: i) Motirnsi perlu menyentuh masalah yang lebih riil; ii) Perlu penekanan informasi materi-materi esensial; iii) Siswa kesulitan memahami bahasa dalam LKS; iv)Masih perlu ditingkatkan persentase ketuntasan belajar.
39
3. f)
Siklus II
Perencanaan Guru menyusun rencana tindakan berdasarkan revisi dari siklus I 2) Pelaksanaan Guru melaksanakan semua rencana tindakan berdasarkan revisi siklus I. 3) Pengamatan Pengamatan dilakukan peneliti dengan menulis catatan harian perkembangan belajar. Peneliti dibantu dua orang guru yaitu Bapak Tibyani dan Bapak Sri Budiyanto. Peneliti juga mengadakan pengamatan melalui ulangan harian II. 4) Analisis Hasil dan Releksi Siklus II Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Bapak Tibyani kegiatan pembelajaran guru cukup kondusif. Hal ini terlihat dari kualifikasi penilaian yang diberikan yaitu A dan B untuk semua item yang diamati. Sedangkan menurut pengamatan kolaborasi Bapak Sri Budiyanto, partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar secara umum cukup baik, dilihat dari keseluruhan yang diamati. Hasil pengamatan keaktifan 88,897o dan kerjasama 82,227". Hasil ketuntasan belajar mencapai 66,67To.
Flasil dari Siklus Kategori
Jth
Sangal Baik
Siklus III
1)
Perencanaan
2)
dasarkan revisi dari refleksi siklus II Pelaksanaan
Guru men5rusun rencana tindakan ber-
Guru melaksanakan semua rencana berdasarkan dari refleksi siklus II
3)
4)
Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti, dibantu 2 orangkolabomtor yaitu Bapak Tibyani dan Bapak Sri Budiyanto. Analisis hasil dan refleksi Menurut pengamatan Bapak Tibyani suasana kegiatan belajar mengajar sildus
III cukup kondusif. Hasil pengamatan Bapak Sri Budiyarto partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar cukup
baik. Hasil pengamatan keaktifan 95,567" dan kerjasama 93,33%. Hasil ketuntasan belajar mencapai BL,ZZ%".
Kaleqori Rataan
Siswa 1
siswa yang kesulitan mengerjakan LKS akibat tingkat kesukamnnya.
I ,II dan III Kateoori
No
Berdasarkan refleksi bersama guru mitra beberapa kekurangan yang ada pada siklus II adalah: i) Pertanyaan yang disampaikan pada siswa kurang variatif; ii) Keberanian bertanya siswa sudah muncul, tetapi masih rendah berkisar 1 - 10 siswa; iii)Masih ada
10
22,22
13
28,89
0
Jth Siswa
Kategori Rataan
13
28,89
15
33,38
0,00
2
4,M
22
48,89
15
45
100.00
45
Jth Siswa 15
33,33
17
37,78
5
11,11
33,33
8
17,78
100.00
/ts
100.00
X lr - 1(l
2 3 4
40
Baik
/.c - 5,4 cuKup 6,5 -7,4 Kurang
<6.0 Jumlah
68,00
Rataan
73,33
78,22
Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan
Berdasarkan refleksi bersama guru mitra beberapa kekurangan yang muncul pada siklus III adalah siswa masih kebingunan tentang menarik kesimpulan materi yang telah diajarkan.
2.
Berdasarkan pada tabel di atas, bahwa nilai rata-rata kemampuan representasi matematik adalah 68,00. Siswa pada kategori kurang masih ada 22 siswa (49,897"1, yang
3.
mendapat nilai cukup tidak ada, baik 13 siswa (28,897"), dan sangat baik ada 10 orang (22,22%). Ini berarti ada 23 siswa (51,11%) yang tuntas belajar pada siklus pertama. Pada siklus ke-2 nilai mta-rata kemampuan representasi matematik 73,33. S,iswa pada kategori kurang masih ada 15 siswa (33,337"), culrup ada 2 sis,rn (4,447"1, baik L5 sism {33,337"}, dan sangat baik ada 13 orang (28,8V7"1.Ini bemrti ada 30 sisqra 166,677"1yang tuntas belajar pada siklus kedua. Sedangkan pada siHtrs ke-3 nilai ratarata kemampuan representasi matematik 78,22- Sisqra pada kategori kurang masih ada 8 $swa {17,787"}, ctrkup ada 5 sisrra (11,117"1, baik 17 siswa 137,787"1, dan sangat baik ada 15 orang (33,337"). Ini berarti ada 37 siswa 182,227"1yang tuntas belajar pada siklus terakhir. Ini berarti pada setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan.
KESIMPUI.A,N DAN SARAN Kesimpulan
1.
Dengan strategi Think-Talk-Write dapat meningkatkan kemampuan representasi
matematik. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian yang mengalami peningkatan setiap siklusnya.
Universitas Wiralodra lndramayu
Siswa sebagian besar memberikan sikap
setuju terhadap pembelajaran dengan strategi Think-Talk-Write dalam upaya meningkatkan kemampuan representasi matematika siswa. Hal ini berdasarkan dari angket siswa. Hasil pengamatan keaktifan dan kerjasama siswa setiap sildusnya meningkat.
Saran Berdasarkan kajian menyeluruh penelitian ini beberapa saran yang perlu kami sampai-
kan adalah: 1. Perlu dikembangkan terus model pembelajaran dengan strategi Think-TalkWrite. 2. Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya berusaha melibatkan siswa dalam pembelajaran.
3.
Guru hendaknya memperhatikan kesulitan siswa dan melakukan bimbingan.
DAFTAR PUSTAI(A Ansari, B.l. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik melalui Strategi Think-Talk-Write (Eksperimen di SMUN Kelas I Bandung). Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Artzt, A.F. (19961. Deueloping ProblemSoluing Behauiors by Assessin g communiction in Cooperatiue Learning Groups. Dalam P.C Elliot dan M.J Kenney (Eds). Yearbook Communication in Mathematics K-12 and Beyond. Reston, VA: The National Council of Teachers of Mathematics
4t
(20041. Pedoman Pembelajaran Tuntas. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. i-{asanah, A. (2004). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Sisuo Sekoloh Menengah Pertama melalui Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menekankan pada Representasi Matematik. Tesis pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Huinker, D.A. dan Laughlin, C. {1996[Talk Your Way into Writing. Dalam P.C Elliot dan M.J Kenney (Eds). Yearbook Communication in Mathematics K-12 and Beyond. Reston, VA: The National Council of Teachers of Mathematics. Helmaheri. (2004). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi don Pemecahan Masalah Matematis Sistlo SLTP
melalui Strategi Think-Talk-Write dalam Kelompok Kecil (Studi Eksperimen d, SMPN 3 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau). Tesis pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. tr-ludojo, H. (2002). Representasi Belajar Berbosis Masalah. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XI, Edisi Khusus.
A. dan Sherin, M.G. (2003). kploring the U* of New Representations os Be wurces for Teacher l-eaming. School Science and Mathematics, 1, 103. National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Eualuation Stondords for School Mathematics. Reston VA: The National Council of Teachers of Mathematics Inc. Ruseffendi, E.T. (1998). Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua, Murid, Guru, dan SPG. Bandung:
Izsak,
Tarsito. Sabandar,
J. (2004a). Representasi Mate-
matik. Makalah disajikan pada Seminar
Pendidikan MIPA IMSTEP JICA di FPMIPA UPI. Bandung. Suherman, E. dan Kusumah, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Euolussi Pendidikan Matematikq. Bandung: Wijayakusumah. Sujatmiko, P (2005). Matematika Kreatif . Solo: Tiga Serangkai. Sumarmo, U. (2003). Pembelajaran Ketrampilan Membaca pada Sisuro Sekolah Menengah dan Mahasisuto Calon Guru. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan MIPA UPI Bandung.
KERENDAHAN HATI Mundurloh dahulu jika kamu ingin maju. Berilah terlebih dahulu jika kamu ingin mengambil. Rendohkan dirimu dan tempatkonloh dirimu sendiridibowa orang lain terlebih dahulu jika kamu ingin berado diatas mereka. Jika kamu ingin menjadipemimpin orong-orong, kamu harus mendahulukon kepentingan mereka di otas kepentinganmu. Mako mereka akon mendukung komu tanpo merosakan bobotmu diatas punggung mereko.
42
Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan