Antologi, Vol … , Nomor … , Juli 2015
METODE STORY READING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM KETERAMPILAN READING COMPREHENSION Irawati Nurendah1 , Winti Ananthia2, dan Husen Windayana3 Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini didasarkan pada rendahnya kemampuasn siswa dalam pembelajaran reading comprehension. Guru terkesan hanya menerapkan metode translate sehingga membuat kemampuan siswa tidak dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu dalam penelitian kali ini peneliti menerapkan metode story-reading dalam pembelajaran reading comprehension untuk mempermudah siswa memahami bacaan. Metode story-reading merupakan salah satu metode pembelajaran bahasa Inggris yang dirancang untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu bacaan. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk memberi gambaran peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode story-reading dalam pembelajaran reading comprehension. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian tindakan kelas dengan model Elliot dengan melaksanakan tiga siklus dan pada setiap siklus terdapat tiga tindakan. Subjek dari penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Cikubang yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan di nilai rata-rata hasil siswa yaitu pada siklus satu sebesar 56,81 pada siklus II adalah 65,78 dan pada siklus III adalah 83. Dengan demikian metode story-reading dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran reading comprehension di sekolah dasar. Penelitian ini juga memberikan implikasi terhadap pembelajaran serta memberikan rekomendasi atau saran kepada pihak guru, sekolah dan peneliti selanjutnya. Kata Kunci : Reading comprehension, Story-reading, Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia, Sekolah dasar.
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1103659 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
Irawati Nurendah, Winti Ananthia, Husen Windayana Metode Story Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Keterampilan Reading Comprehension
STORY READING METHOD FOR IMPROVING STUDENT’S OUTCOMES IN READING COMPREHENSION SKILL Irawati Nurendah1, Winti Ananthia2, and Husen Windayana3 Study Program PGSD Indonesian Education University Campus Cibiru
[email protected] ABSTRACT
This research is based on lack of student’s skill in reading comprehension learning. Teachers seem only to apply the translate method so that make student’s skill can not develop properly. Therefore, in this research, the researcher apply a story-reading method in reading comprehension learning to facilitate student’s reading comprehension. Storyreading method is one method of English language learning that is designed to help students to understand the text. The purpose of this articel is to give an overview of improving student learning outcomes with the application of story-reading method in teaching reading comprehension. The research is classroom action research with Elliot models by implementing three cycles and at every cycle there are three actions. Subject of this research is fourth grade students of SDN Cikubang consist of 20 male students and 20 female students. From the results of this study concluded that an increase in the average value of the results of the students are in a cycle is 56.81 on the second cycle is 65.78 and in the third cycle is 83. Therefore story-reading method can improve student learning outcomes on teaching reading comprehension in elementary school. This study also have implications for learning and give the recommendations or suggestions to the teachers, schools and further research. Keywords: Reading comprehension, Story-reading, learning English in Indonesia, elementary school.
Antologi, Vol … , Nomor … , Juli 2015
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan kompetensi dalam dirinya baik secara kognitif maupun sikap. pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan potensi yang ada pada diri seseorang yang berupa kecerdasan kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam suatu proses pembelajaran yang dibutuhkan dalam kehidupan. Diharapkan pendidikan dapat membuat seseorang menjadi kreatif, inovatif, dan memiliki keterampilan dan sikap yang baik untuk diterapkan di dalam kehidupannya. Salah satu cara memperoleh pendidikan yaitu melalui proses pembelajaran. Secara lebih luas, pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan bersama siapa saja. Siswa tidak hanya mendapatkan pembelajaran bahasa di dalam kelas saja, akan tetapi siswa dapat memperoleh kemampuan berbahasa dari kehidupan sehari-hari melalui interaksi dengan lingkungannya seperti teman sebaya dan masyarakat di sekitar. Salah satu pembelajaran yang dapat dilakukan dimana saja dan penting dimiliki oleh siswa adalah pembelajaran bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia bukan sebagai bahasa utama atau bahasa pokok yang sering digunakan melainkan merupakan bahasa asing atau foreign language (FL). Meskipun seperti itu, bahasa Inggris dirasa penting bagi siswa SD karena bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa Internasional. Hal tersebut sejalan dengan deklarasi PBB yang menyatakan bahwa bahasa Inggris termasuk satu dari enam bahasa Internasional (Poser, 2004). Selain itu, untuk siswa SD pembelajaran bahasa Inggris penting karena siswa SD sedang berada di tahap golden age sehingga siswa akan lebih mudah menyerap pembelajaran bahasa Inggris dengan baik dan hasilnya akan lebih optimal
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada pembelajaran bahasa Inggris, siswa diharapkan mampu menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu listening, reading, speaking, dan writing. Dalam pembelajaran reading terutama reading comprehension, siswa sebaiknya terlebih dahulu memiliki kemampuan mengenai membaca dan memiliki rasa senang membaca. Dengan kemampuan membaca yang sudah lancar serta memiliki kesenangan dalam membaca, maka siswa akan lebih mudah dalam reading comprehension. Oleh karena itu, perlu ada suatu cara agar siswa dapat membaca dan memahami makna dari bacaan serta timbul perasaan gemar membaca. Idealnya pembelajaran membaca di sekolah mempunyai beberapa tujuan yang harus dicapai seperti yang dikemukakan oleh Abidin (2012a, hlm. 149) yaitu salah satunya siswa harus dapat memahami isi bacaan yang dibaca siswa. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan membaca tersebut guru hendaknya menerapkan berbagai pendekatan dan metode serta media yang menunjang dan menarik dalam pembelajaran membaca. Namun, keadaan dilapangan berdasarkan hasil observasi di sebuah sekolah dasar di Bandung, pembelajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar masih belum berjalan secara optimal. Termasuk pada keterampilan reading terutama reading comprehension. Salah satu contohnya yaitu banyak siswa yang mengetahui simbol bacaan, dapat mengucapkannya akan tetapi tidak mengetahui makna dari bacaan tersebut karena kebanyakan di SD siswa diajarkan dengan menterjemahkan kata per kata. Sehingga banyak siswa yang mengeluh bahwa pembelajaran bahasa Inggris itu merupakan pembelajaran yang sulit. Selain itu Guru masih belum bisa menerapkan model, metode dan teknik yang menarik yang diterapkan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif.
Irawati Nurendah, Winti Ananthia, Husen Windayana Metode Story Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Keterampilan Reading Comprehension
Guru masih menerapkan pembelajaran reading yang berpusat pada guru bukan siswa sehingga kemampuan berbahasa siswa tidak meningkat. Untuk menjawab permasalahan yang terjadi, guru sebaiknya memilih metode pembelajaran yang menarik yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia SD. Pembelajaran sebaiknya menuntut siswa aktif dan terpusat pada siswa, selain itu pembelajaran sebaiknya melibatkan interaksi dan komunikasi siswa dengan lingkungannya (John Dewey dalam Mooney, 2000, hlm. 4). Berdasarkan pernyataan tersebut, guru sebaiknya menyajikan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menuntut keaktifan dari siswa. Selain itu, guru juga harus memilih metode yang sesuai dengan karakteristik anak usia SD yang masih senang bermain, sangat tertarik pada cerita dan gambar, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang melakukan atau merasakan sesuatu secara langsung.Maka dari itu, untuk mengatasi masalah yang terjadi peneliti berupaya menggunakan metode story reading dalam pembelajaran reading comprehension. Metode story reading dirasa sesuai dengan perkembangan anak usia SD dan cocok digunakan dalam pembelajaran reading comprehension di SD, karena dengan menggunakan metode story reading akan didukung dengan media yang menarik dan anak akan terlibat langsung dalam pembelajaran, dimana siswa dapat membaca langsung cerita dan mendapatkan pengalaman langsung dalam membaca. Berdasarkan uraian di atasa maka yang menjadi permasalahan pada penelitian kali ini adalah Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD dalam pembelajaran reading comprehension dengan menggunakan metode story reading ?. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian kali
ini adalah Untuk memperoleh gambaran mengenai peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD dalam pembelajaran reading comprehension dengan menggunakan metode story reading. Reading merupakan keterampilan ketiga yang sebaiknya dimiliki siswa setelah listening dan speaking. Reading juga termasuk kedalam keterampilan yang bersifat produktif. Linse (2005, hlm. 69) mengemukakan “Reading is a set of skills that involves making sense and deriving meaning from the printed word”. Dari pernyataan di atas dapat disimpulakan bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang melibatkan perasaan dan bertujuan mendapatkan makna dari sebuah bacaan. Lebih lanjut lagi Finochiario dan Bonomo (dalam Tarigan, 2008, hlm. 9) mengemukakan bahwa “Reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written material”. Dari beberapa pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa inti dari membaca adalah untuk mendapatkan makna dari isi bacaan yang ditulis. Reading Comprehension berbeda dengan reading aloud. Keterampilan reading comprehension lebih tinggi dari reading aloud karena dalam reading comprehension siswa dituntut untuk berfikir lebih kreatif. Reading Comprehesion dirasa penting bagi anak untuk memahami teks bacaan yang dipelajari, karena tujuan utama dari membaca adalah untuk pemahaman. Pernyataan tersebut didukung oleh Anderson (dalam Linse, 2005, hlm. 71) yang mengemukakan bahwa “The aim of reading is comprehension”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa membaca apabila siswa dapat memahami bacaan tersebut. Pembelajaran Reading comprehension dilakukan melalui beberapa tahapan inti seperti yang dikemukakan oleh Abidin (2010, hlm. 133) ada tiga tahapan yang
Antologi, Vol … , Nomor … , Juli 2014
harus dilaksanakan dalam membaca pemahaman yaitu tahap prabaca, tahap membaca dan tahap pasca baca. Dalam pembelajaran reading comprehension, guru harus menggunakan metode yang menarik bagi siswa agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan menikmati bacaannya sehingga siswa dapat mendapatkan makna dari bacaan. Metode story reading merupakan salah satu metode yang bisa diterapkan dalam pembelajaran reading comprehension karena dengan menggunakan cerita siswa akan merasa senang untuk membaca sehingga memahami apa yang siswa baca. Metode story reading dapat membantu siswa untuk memahami suatu bacaanSelain itu, Gallets (2005, hlm. 15) menambahkan bahwa story-reading selain dapat membuat anak senang belajar, juga dapat membuat siswa lebih baik dalam pembelajaran bahasa dan membantu siswa memahami bacaan. Pada penilaian hasil siswa diperoleh dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan lembar evaluasi di tindakan tiga. Hal tersebut ditujukan untuk menentukan rentang kemampuan pemahaman siswa mengenai cerita yang dibacakan. Rentang yang digunakan adalah rentang yang dipaparkan oleh Abidin (2010, hlm. 28). Misalnya, siswa dapat dikatakan memiliki pemahaman yang tinggi jika siswa dapat menyelesaikan soal evaluasi dengan semua jawaban benar atau dapat menjawab sebanyak 81% dari jumlah soal evaluasi. Siswa dapat dikatakan memiliki pemahaman yang sedang bila siswa dapat menyelesaikan soal evaluasi dengan benar sebanyak 61%-80% dari jumlah soal. Siswa dapat dikatakan memiliki pemahaman yang rendah bila siswa dapat menyelesaikan soal evaluasi dengan benar sebanyak 50%-60% dari jumlah soal. Sedangkan siswa dapat dikatakan memiliki pemahaman yang sangat rendah bila siswa dapat
menyelesaikan soal evaluasi dengan benar kurang dari 50% dari jumlah soal. METODE Penelitian dilakukan di SDN. Cikubang Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Penelitian dilaksanakan di kelas IV yang berjumlah 20 yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 10 orang laki-laki dengan latar belakang siswa yang berbeda. Metode yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan di kelas. Senadadengan pernyataan Abidin (2011, hlm. 216) yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan rangkaian penelitian yang dilakukan dengan langkah-langkah mengidentifikasi masalah dan mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut, kemudian mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan dalam memecahkan masalah tersebut setelah melakukan tindakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah desain Elliot. Dalam desain Elliot, setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, implementasi tindakan, monitoring implementasi dan efek atau analisis dan penjelasan kegagalan tentang implementasi atau refleksi dan keempat tahap tersebut dilakasanakan melalui tiga tindakan. Pada penelitian kali ini ada beberapa instrument penelitian yang digunakan yaitu lembar obeservasi guru dan siswa, lembar wawancara siswa, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Data yang diambil didapatkan dari beberapa teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan penilaian. Data yang telah diperoleh kemudian ditfsirkan dan dijabarkan melalui teknik
Irawati Nurendah, Winti Ananthia, Husen Windayana Metode Story Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Keterampilan Reading Comprehension
TEMUAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perencanaan penelitian yang telah dibuat, penelitan dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III serta setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Peneliti menggunakan media big book yang berukuran 50x60 cm yang di dalamnya terdapat gambar dan warna yang menarik serta cerita yang sederhana dalam bahasa Inggris. Pada setiap siklus tema yang digunakan berbeda dan dengan big book yang berbeda pada setiap siklus. Setiap hasil penelitian dideskripsikan per tindakan, kemudian dianalisis dan direfleksikan tiap siklus sesuai dengan data yang diperoleh. Hal tersebut bertujuan agar peneliti dapat melihat peningkatan hasil belajar siswa yang terjadi di setiap siklusnya. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebagai berikut :
Perbandingan Nilai Hasil Terhadap KKM 30 Jumlah Siswa
analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas kali ini adalah teknik kuantitatif yang diperoleh dari hasil kerja siswa yang berupa angka, teknik kuantitatif yang diperoleh dari instrument penelitian yang berupa deskripsi penelitian serta teknik triangulasi yang menggabungkan antara teknik analisis data kuantitatif dan teknik ananalisis data kualitatif. Suatu siklus dianggap berhasil apabila nilai rata-rata semua siswa mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di SD tempat pelaksanaan penelitian. Adapun KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran bahasa Inggris adalah 70. Maka, jika nilai rata-rata seluruh siswa belum mencapai 70, siklus dianggap belum berhasil sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
20
20
16 10 9
10
<70 ≥70
1
0 Siklus I
Siklus II Siklus III
Berdasarkan diagram di atas, dapat terlihat bahwa pada siklus I terdapat 16 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau sebesar 94% dari 17 orang siswa. Rerata nilai pada siklus I adalah 56,81. Pada siklus II terdapat 10 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM atau sebesar 53% dari 29 orang siswa. Rerata nilai hasil pada siklus II adalah 65,78. Sedangkan pada siklus III semua nilai hasil siswa telah mencapai KKM. Dari hasil penelitian yang didapatkan dapat membuktikan bahwa penerapan metode story-reading dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran reading comprehension. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Gallets (2005, hlm. 12) yang menyatakan bahwa story-reading dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa dan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan literasi siswa. SIMPULAN Pada bagian ini peneliti akan memaparkan beberapa simpulan mengenai jawaban dari rumusan masalah yang telah disampaikan pada bab sebelumnya. Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan pada penelitian mengenai proses dan hasil pembelajaran reading comprehension dengan menerapkan metode story-reading di kelas IV SDN Cikubang Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Adapun beberapa simpulan yang didapat yaitu Terjadi
Antologi, Vol … , Nomor … , Juli 2014
peningkatan pada hasil pembelajaran reading comprehension di kelas IV dengan menerapkan metode storyreading. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang terus mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata hasil siswa pada siklus satu adalah 56,81 pada siklus II adalah 65,78 dan pada siklus III adalah 83. Dari hasil nilai tersebut dapat dilihat bahwa dengan menerapkan metode story-reading dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran reading comprehension di kelas IV Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2010). Strategi membaca teori dan pembelajarannya. Bandung : Rizqi Press. Abidin, Y. (2011). Penelitian pendidikan dalam gamitan pendidikan dasar dan PAUD. Bandung: Rizqi Press. Abidin, Y. (2012a). Pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung: Refika Aditama. Gallets, M.P. (2005). Storytelling and story reading : A comparison on effects on children’s memory and story comprehension. Electronic Theses and Dissertations. East Tennessee State University Paper 1023. http://dc.etsu.edu/etd/1023. Linse, C. (2005). Practical english language teaching young learners. New York: McGraw-Hill. Mooney, C.G., (2000). Theories of childhood. Manchaster: Redleaf Pres. Poser, B. (2004). The languages of the UN. [Online]. Diakses dari http://itre.cis.upenn.edu/myl/langua gelog/archives/000854.html. Tarigan, H.G. (2008). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.