PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS READING COMPREHENSION MATERI ENERGI UNTUK MENDIAGNOSIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Firda Fauziah1, Muhardjito, dan Asim Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) Universitas Negeri Malang 1 e-mail:
[email protected] ABSTRAK Penanaman kebiasaan berpikir kritis memberikan dampak positif bagi siswa untuk mampu mempersiapkan diri pada berbagai disiplin ilmu serta dapat memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi diri. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevalusi dan menyimpulkan terhadap informasi yang telah dibaca disertai dengan alasan yang logis dan reflektif. Reflektif berarti mampu menciptakan alternatif jawaban dengan mempertimbangkan secara hati-hati sebelum mengambil keputusan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengembangkan berpikir kritis, diperlukan suatu instrumen yang dapat mendiagnosis kemampuan berpikir kritis. Supaya siswa mampu berpikir kritis maka siswa harus membaca kritis. Membaca kritis menuntut pembaca untuk memahami seluruh isi yang tertera bahkan kemampuan dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mengaplikasikan informasi isi bacaan. Oleh karena itu dikembangakan instrumen penilaian berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan bepikir kritis siswa SMP. Kegiatan membaca kritis sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir kritis. Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis dimulai dari kemampuan membaca secara kritis (Hassoubah, 2009). Penelitian menunjukkan bahwa melalui instrumen penilaian berbasis reading comprehension dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Karena dalam proses membaca terjadi proses menganalisis, mengevaluasi, dan mengidentifikasi teks bacaan. Siswa yang kritis akan menjawab soal sesuai dengan indikator berpikir kritis. Kata Kunci: berpikir kritis, reading comprehension.
Penanaman kebaiasaan berpikir kritis memberikan dampak positif bagi siswa. Karena menurut Kartimi (2012:23) berpikir kritis mampu mempersiapkan siswa berpikir pada berbagai disiplin ilmu serta dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi dirinya Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam berpiki kritis, diperlukan suatu alat ukur yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis. Pengukuran dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk mengukur atribut atau karakteristik siswa tertentu. Berpikir kritis termasuk karakteristik psikologi seseorang yang dapat diketahui kualifikasinya (rendah, sedang, atau tinggi) dan itu dapat diketahui apabila diadakan pengukuran yang sesuai dengan insdikator berpikir kritis. Pengembangan instrumen penilaian berbasis reading comprehension digunakan untuk mendiagnosis kemampuan berpikir siswa SMP. Indikator berpikir kritis menurut Ennis (Kartimi, 2012:23) terdapat lima tahap berpikir masing-masing indikatornya sebagai berikut: (1) Memberikan penjelasan, meliputi: menfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, dan bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan, (2) Membangun keterampilan dasar, meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya/tidak, dan mengamati dan
mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi, (3) Menyimpulkan, mendeduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan, (4) Memberikan penjelasan lanjut, meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi, dan mengidentifikasi asumsi, (5) Mengatur strategi dan taktik, meliputi: a) menentukan tidakan, b) berinteraksi dengan orang lain. Sesuai dengan teori perkembangan kognitif Piaget bahwa tahap pemikiran operasional formal dimulai pada usia 11 dan 12 tahun. Tahap pemikiran operasional formal siswa sudah mulai mampu berpikir abstrak dan menciptakan alternatif jawaban. Menurut Syahbana (2012:51)berpikir kritis sudah dapat diterapkan pada anak usia SMP, karena anak usia SMP (12-15) sudah masuk dalam kategori tahap operasi formal. Oleh karena itu penelitian yang dikembangakan yaitu βPengembangan Penilaian Instrumen Berbasis Reading Comprehension Materi Energi untuk Mendiagnosis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMPβ. Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori (Santrock,2008:357). Berpikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar, dan berpikir secara kritis. Karena dalam proses berpikir melibatkan aktifitas kognitif dalam merenungkan, menganalisis, dan mempertimbangkan serta menarik kesimpulan dalam berbagai hal. Menurut Daniel (2010: 4) berpikir kritis mencakup tindakan untuk mengevaluasi situasi, masalah, atau argumen suatu permasalahan. Menurut Fisher (2009:10) berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Berdasarkan pendapat para ahli maka dalam peneletian ini berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevalusi dan menyimpulkan terhadap informasi yang telah dibaca disertai dengan alasan yang logis dan reflektif. Reflektif berarti mampu n menciptakan alternatif jawaban dengan mempertimbangkan secara hati-hati sebelum mengambil keputusan. Proses membaca itu sebenarnya sama halnya dengan proses ketika orang sedang berpikir dan bernalar. Proses membaca melibatkan aspek-aspek berpikir, seperti mengingat, memahami, membadakan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi, dan akhirnya menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan. Tujuan membaca sangat berpengaruh dalam proses membaca dan pemahaman. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman. Menurut Taslim(2011) membaca pemahaman yaitu kegiatan membaca yang dilaksanakan oleh pembaca agar tercipta suatu pemahaman terhadap isi yang terkandung dalam bacaan. Dalam membaca pemahaman seseorang harus mampu mengungkap betul-betul memahami makna dan tujuan bacaan. Menurut Taslim (2011:64) membaca pemahaman ialah kemampuan seseorang pembaca untuk memahami seluruh informasi yang tertera dalam bacaan baik tersirat maupun tersurat, bahkan kemampuan seseorang pembaca untuk menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan mengaplikasikan informasi atau isi dari bacaan. Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis dimulai dari kemampuan memca secara kritis (Hassoubah, 2009).
METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan Reseach and Development (R & D) (Sukmadinata,2008:189). Secara garis besar langkah penelitian terdiri atas tiga langkah, yaitu studi pendahuluan, pengembangan produk, dan implementasi produk. Kegiatan pada pengembangan ini adalah (1) studi pendahuluan yang meliputi studi pustaka, studi lapangan, dan perencanaan. (2) pengembangan, meliputi pengembangan draf produk, validasi instrumen, revisi instrumen, uji coba terbatas, analisis hasil uji coba terbatas, dan produk hasil pengembangan. Studi pendahuluan meliputi studi pustaka dengan menkaji indikator berpikir kritis dan menyesuaikan materi dengan indikator. Sedangkan untuk study lapangan yaitu melalui wawancara guru fisika SMP untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Berdasarkah hasil studi pendahuluan dilakukan pengembangan instrumen berbasis reading comprehension. Tahap selanjutnya instrumen yang telah selesai dikembangkan dilakukan validasi oleh ahli dan praktisi sebelum dilakukan uji coba produk. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data kepada evaluator berupa angket. Angket yang digunakan disusun dengan skala Lingkert berupa angka-angka acuan 4, 3, 2, 1. Angka-angka tersebut kemudian dikualitatifkan sehingga data disimpulkan tingkat kelayakan produk yang dikembangkan. Data kualitatif berupa kritis, saran, dan tanggapan dari validator. Tabel 1 Skala Penilaian untuk Evaluasi Instrumen Berbasis Reading Comprehension Skala Penilaian 4
3 Baik Cukup Baik Layak Cukup Layak Jelas Cukup Jelas Mudah Cukup Mudah Tepat Cukup Tepat Sesuai Cukup Sesuai Dapat Cukup Dapat (diadaptasi dari Arikunto, 2002: 216)
2 Kurang Baik Kurang Layak Kurang Jelas Kurang Mudah Kurang Tepat Kurang Sesuai Kurang Dapat
1 Tidak Baik Tidak Layak Tidak Jelas Sukar Tidak Tepat Tidak Sesuai Tidak Dapat
Data angket dengan menggunakan skal lingket yang berkriteria tingkat empat kemudian dianalisis melalui persentase rata-rata skor item pada setiap jawaban dari setiap pertanyaan dalam angket, Analisis persentase dirumuskan dengan π=
π π1
π₯ 100%
(Arikunto, 2012:272)
Keterangan: π = Persentase kelayakan instrumen π= jumlah total sekor jawaban evaluator π1 = jumlah total sekor jawaban tertinggi
Penilaian nilai hasil evaluasi instrumen selanjutnya dibandingkan dengan kriteria pada Tabel berikut. Tabel 2 Kriteria Evaluasi Prosentase (%) Kriteria Evaluasi 85 - 100 Sangat valid, dapat digunakan tanpa revisi 70 - 85 Cukup valid, dapat digunakan namun perlu direvisi kecil. 50 - 70 Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi besar. 0 - 50 Tidak valid, tidak boleh dipergunakan. (diadaptasi dari Akbar, 2013:41) Persentase sekor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa adalah: π% = π Γ 100% (Arikunto, 2012:272) Keterangan: P: persentase kemampuan berpikir kritis siswa f: sekor rata-rata yang diperoleh N:sekor maksimal Kriteria pengukuran tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat di Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis Angka Keterangan 81% - 100%% Baik sekali 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang π
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pengembangan Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa instrumen berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Instrumen berbasis reading comprehension terdiri dari:1) kisi-kisi instrumen berbasis reading comprehension, 2) teks beserta butirbutir soal uraian, 3) dan rubrik penilaian. Penyajian dan Analisis Data Hasil Validasi Instrumen Berbasis Reading Comprehension Oleh Validator Ahli dan Praktisi Validasi instrumen berbasis reading comprehension melibatkan dosen Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang sebagai validator ahli dan guru SMP Negeri 1 Purwoharjo sebagai validator praktisi. Data yang diperoleh dari validasi pengembangan instrumen berbasis reading comprehension sebagai berikut.
Tabel 4 Hasil Validasi Instrumen Berbasis Reading Comprehension NO
URAIAN
Aspek Petunjuk: Petunjuk instrumen berbasis reading comprehension untuk I mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa dinyatakan dengan jelas Aspek Cakupan Soal Berbasis II Reading Comprehension: a. Rumusan soal logis (realistis) b. Kesesuaian isi instrumen penilaian dengan indikator berpikir kritis c. Kesesuaian instrumen penilaian dengan KD d. Butir soal sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir kritis III Aspek Bahasa: a. Rumusan kalimat soal komunikatif .
VALIDATOR 1 2 3 4
Persentase(%)
Kriteria Keterangan Validasi
3
4
4
3
87,5
Sangat valid
Tidak revisi
4
4
4
4
100
Sangat valid
Tidak revisi
4
4
4
4
100
Sangat valid
Tidak revisi
4
4
4
4
100
Sangat valid
Tidak revisi
3
4
3
3
87,4
Sangat valid
Tidak revisi
3
3
3
3
75
Cukup valid
Revisi sedikit
b.
c.
d.
Butir soal menggunak an bahasa Indonesia yang baik dan benar. Rumusan soal tidak menggunak an kata atau kalimat yang menimbulk an penafsiran berbeda. Bahasa soal tidak menggunak an bahasa yang berlaku setempat.
Total
3
3
4
4
75
Cukup valid
Revisi sedikit
4
4
4
4
100
Sangat valid
Tidak revisi
4
4
4
4
100
Sangat valid
Tidak revisi
32 34 34 33
92,36
Keterangan: V1: Validator ahli V2: Validator praktisi Berdasarkan Tabel, terlihat bahwa hasil persentase masing-masing kriteria terhadap instrumen berbasis reading comprehension sudah valid dan ada sedikit revisi. Sedangkan secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata persentase dari validasi ahli dan validari praktisi sebesar 92,36% dengan kriteria sangat valid. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan instrumen berbasis reading comprehension yang telah dikembangkan adalah valid. Namun untuk menyempurnakan perlu ada revisi sedikit pada rumusan soal dan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Berdasarkan saran dan komentar validator demi menyempurnakan produk berupa instrumen berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis maka penulis melakukan penyempurnaan sesuai saran dan komentar validator. Hasil validasi yang telah direvisi dinyatakan valid sesuai hasil skor yang telah diperoleh. Selanjutnya dilakukan uji coba instrumen berbasis reading comprehension kepada siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Purwoharjo. Penyajian dan Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Berbasis Reading Comprehension oleh Siswa Data yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen berbasis reading comprehension berupa data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan berpikir kritis
siswa. Hasil tes siswa dalam uji coba instrumen berbasis reading comprehension oleh siswa kelas 8A, 8C, dan 8H SMP Negeri 1 Purwoharjo, bahwa secara keseluruhan siswa mengerjakan selama 70 sampai 80 menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mengerjakan sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan dalam mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis. Pemberian skor pada hasil tes dilakukan dengan cara memeriksa nomor demi nomor untuk semua siswa. Artinya diperiksa terlebih dahulu nomor satu untuk semua siswa, kemudian diberi skor, dan setelah selesasi baru memeriksa nomor dua dan nomor nomor selanjutnya dengan cara yang sama. Cara ini memang membutuhkan waktu yang lama, namun lebih objektif karena jawaban setiap nomor untuk setiap siswa dapat diketahui dan dibandingkan. Cara pemberian skor ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan tingkat berpikir siswa. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Berbasis Reading Comprehension Instrumen berbasis reading comprehension yang telah divalidasi, kemudian direvisi dan diketahui hasil validasi ahli dinyatakan dapat digunakan. Langkah selanjutnya yaitu uji coba produk. Uji coba produk dilakukan di SMP Negeri 1 Purwoharjo yang diberikan kepada siswa kelas 8 yaitu kelas 8A, 8C, dan 8H. Instrumen berbasis reading comprehension digunakan untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis maka siswa harus dapat mengerjakan soal sebagai alat ukur untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam pelaksanaan uji coba produk rata-rata siswa mampu menyelesaikan dan mengerjakan soal selama 70 sampai 80 menit, artinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen soal berbasis reading comprehension bahwa waktu untuk mengerjakan soal selama 80 menit. Setelah siswa mengerjakan soal selanjutnya hasil tes dikoreksi untuk mengetahui skor yang diperoleh siswa. Dalam pemberian skor disesuaikan dengan skor yang telah ditentukan dalam kisi-kisi instrumen berbasis reading comprehension dan rambu-rambu jawaban. Hasil uji coba tes kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan instrumen berbasis reading comprehension yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwoharjo memperolah hasil yang bervariasi. Hasil skor kemampuan berpikir kritis yang disertai dengan kriteria kemampuan bepikir kritis siswadisesuaikan dengan criteria yang telah ditentukan. Dari ketiga kelas uji coba produk skor tertinggi siswa dari tes kemampuan berpikir kritis menggunakan instrumen berbasis reading comprehension adalah 52 dengan nilai 92,86%. Skor terendah dari hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa yaitu 9 dengan nilai 16,07%. Skor dan nilai yang diperoleh siswa menunjukkan tingkat dari kemampuan berpikir kritis kritis siswa. semakin tinggi skor dan nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa tinggi. Hasil uji coba tes kemapuan berpikir kritis dengan menggunakan instrumen berbasis reading comprehension, diketahui jumalah siswa dengan kriteria kemampuan berpikir kritis baik sekali sebanya 16 siswa, baik sebanyak 36 siswa, cukup sebanyak 30 siswa, dan kurang sebanyak 9siswa. Tes kemampuan berpikir kritis sebagai evaluasi yang bermakana, sehingga dari tes tersebut dapat digunakan sebagai bentuk latihan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Pemberian tes didasarkan pada manfaat dari
kemampuan berpikir kritis siswa menurut Kartimi (Kartimi, 2012:23) bahwa berpikir kritis mampu mempersiapkan siswa berpikir pada berbagai disiplin ilmu serta dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi dirinya. Saran Penamnfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut. Beberapa saran yang berkaitan degan pengembangan instrumen berbasis reading comprehension adalah sebagai berikut. 1. Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Produk a. Apabila guru ingin menggunakan instrumen berbasis reading comprehension, sebaiknya guru menyesuaikan dengan materi yang diberikan dan soal yang digunakan disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kritis. b. Dalam mengembangkan soal sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa. c. Teks yang digunakan diharapkan mampu memberikan informasi dan kontekstual agar dapat menambah wawasan bagi siswa. d. Diberikan gambar yang disesuaikan dengan teks bacaan agar siswa mudah menvisualisasikan soal. 2. Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut a. Tahap pengembangan sebaiknya dilanjutkan pada tahap penyebarluasan karena pada pengembangan ini terbatas pada uji coba terbatas. b. Diharapkan ada tindak lanjut pengembangan instrumen penilaian untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis dengan instrumen berbasis reading comprehension. c. Teks yang dikembangkan tidak hanya teks biasa namun berupa teks yang memberikan informasi kepada siswa agar pengetahuan siswa juga meningkat. d. Pengembangan tihak hanya pada materi energi namun juga materi yang lain. DAFTAR PUSTAKA Akbar, Saβadun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosda Arikunto, Suharsimi.2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara Hassoubah, Zalch I. 2007. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa. Joni, Raka. 1984. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.Surabaya: Karya Anda. Kartimi. 2012. Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis pada Konsep Termokimia untuk Sisiwa SMA Peringkat Atas dan Menengah, (Online), 1(1) : 21-26 (http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii), diakses 9 Oktober 2013. Martutik. 2001. Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang. Nurnika, Dewi. 2012. Kemampuan Berpikir Kritis yang Tercermin dalam Keterampilan Membaca Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Al Maarif Singosari. Skripsi. Malang: FS UM. Tarigan, Henry Guntur. 1993. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Santrock. John W. 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Sumakdinata, Nana S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syahbana, Ali. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui pendekatan Contextual Taaching and Learning. Jurnal pendidikan 2(1):46-47.