15
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung selama empat bulan dimulai dari bulan Januari sampai dengan April 2012. Pelaksanaannya pada kennel-kennel yang berlokasi di lima wilayah DKI Jakarta dan Laboratorium Epidemiologi, Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa peubah yang terdiri dari: karakteristik pemilik kennel, pengetahuan pemilik kennel, dan sikap pemilik kennel terhadap kesejahteraan hewan. Ketiga peubah ini akan dihubungkan dengan praktik pemilik kennel untuk melihat kondisi kesejahteraan hewan, seperti terlihat pada Gambar 2.
Karakteristik Pemilik Kennel • Umur • Pendidikan formal • Pelatihan • Pengalaman usaha • Skala usaha
Praktik Pemilik Kennel
Pengetahuan Pemilik Kennel
Kondisi Kesejahteraan Hewan
Sikap Pemilik Kennel
Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian.
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan kajian lapang cross-sectional study, dengan menggunakan
kuesioner
sebagai
perangkat
untuk
mengukur
tingkat
pengetahuan, sikap dan praktik dari responden (Giuseppe et al. 2008; Lin et al. 2011; Pfeil et al. 2010). Metode wawancara terhadap pemilik kennel dengan
16
menggunakan kuesioner dan observasi terhadap kennel menggunakan checklist berkaitan dengan kesejahteraan hewan. Kuesioner dan checklist sebelum digunakan terlebih dahulu diuji dengan pre-test kuesioner untuk estimasi waktu wawancara dan melihat tingkat kesulitan pertanyaan dalam kuesioner. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menilai kelayakan kuesioner sebagai perangkat penelitian. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan praktik kesejahteraan hewan. Isi checklist memuat pertanyaan terhadap kondisi kesejahteraan hewan di lapangan.
Responden dan Sampel Responden yang akan diwawancarai adalah pemilik kennel. Sampel responden akan diambil pada kennel yang terdapat di lima wilayah Jakarta berdasarkan data sekunder dari Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin) Jaya tahun 2011. Besaran sampel responden yang akan diambil sebanyak 87 sampel responden dari 831 pemilik kennel. Besaran sampel responden dihitung menggunakan Win Episcope 2.0 dengan asumsi proporsi pemilik kennel yang menerapkan prinsip kesejahteraan hewan adalah 50 %, tingkat kesalahan 10 % dan tingkat kepercayaan 95 % (Billaud dan Leslie 2007). Besaran sampel responden untuk setiap wilayah ditentukan secara proporsional dengan menggunakan metode pengambilan contoh acak sederhana (Tabel 1).
Tabel 1 Besaran sampel pemilik kennel di wilayah DKI Jakarta No 1. 2. 3. 4. 5.
Wilayah Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Barat Jumlah
Populasi pemilik kennel 102 210 81 122 316 831
Proporsi 102 / 831 210 / 831 81 / 831 122 / 831 316 / 831
* * * * *
87 87 87 87 87
Sampel Responden 11 22 8 13 33 87
Pembobotan dan Penilaian Kuisioner Penilaian Tingkat Pengetahuan Pemilik Kennel Menurut Hart et al. 2007, responden diberikan tiga pilihan jawaban yaitu ‘benar’, ‘salah’, dan ‘tidak tahu’. Untuk penilaian tingkat pengetahuan pemilik kennel, dirancang sebanyak 20 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terdiri dari pertanyaan positif yaitu jawaban benar adalah jika responden memilih jawaban ‘benar’, dan pertanyaan negatif dimana jawaban benar
17
adalah jika responden memilih jawaban ‘salah’. Pertanyaan positif dan negatif tersebut berguna untuk menghilangkan bias dari jawaban responden. Setiap
jawaban
yang
benar
dari
pertanyaan
mengenai
praktik
kesejahteraan hewan diberikan nilai 1. Sementara jawaban yang salah dan tidak tahu diberikan nilai 0 (Palaian et al. 2006). Dengan demikian untuk tingkat pengetahuan, nilai maksimumnya adalah 20 dan nilai minimumnya adalah 0. Berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat pengetahuan pemilik kennel terhadap praktik kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut : •
Pengetahuan buruk jika nilai < 7
•
Pengetahuan sedang jika nilai antara 7 – 14
•
Pengetahuan baik jika nilai > 14
Penilaian Tingkat Sikap Pemilik Kennel Penilaian tingkat sikap pemilik kennel dirancang 20 pernyataan mengenai praktik kesejahteraan hewan. Dengan menggunakan skala Likert yaitu “setuju’, ‘tidak setuju’, dan ‘ragu-ragu’. Setiap jawaban yang benar dari pernyataan mengenai praktik kesejahteraan hewan diberikan nilai 3, jawaban netral (ragu-ragu) diberikan nilai 2 dan jawaban salah diberikan nilai 1. Dengan demikian untuk tingkat sikap, nilai maksimumnya adalah 60 dan nilai minimumnya adalah 20. Berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat sikap pemilik kennel terhadap praktik kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut : •
Sikap negatif jika nilai < 33
•
Sikap netral jika nilai antara 33 - 46
•
Sikap positif jika nilai > 46
Penilaian Tingkat Praktik Kesejahteraan Hewan Untuk penilaian tingkat praktik pemilik kennel terhadap kesejahteraan hewan, dirancang sebanyak 20 pertanyaan yang terdiri dari 4 pertanyaan praktik pemberian makan dan minum, 4 pertanyaan praktik perlakuan kenyamanan, 4 pertanyaan praktik perawatan kesehatan, 4 pertanyaan praktik memberikan ruang gerak, dan 4 pertanyaan praktik perlakuan baik dan tidak kasar. Pertanyaan tersebut memiliki jawaban ‘ya’ dan ‘tidak’. Penilaian diberikan nilai 1 pada jawaban ‘ya’ dan nilai 0 pada jawaban ‘tidak’. Dengan
18
demikian untuk tingkat praktik kesejahteraan hewan nilai maksimumnya adalah 20 dan nilai minimumnya adalah 0. Kemudian dilakukan observasi untuk menilai tingkat kesejahteraan hewan dengan menggunakan checklist. Terdapat 10 penilaian observasi dengan memberikan nilai 1 untuk melakukan standar kesejahteraan hewan dan nilai 0 untuk yang tidak melakukan standar kesejahteraan hewan. Hasil penilaian total untuk tingkat kesejahteraan hewan adalah penjumlahan antara praktik kesejahteraan hewan (20 poin) dan hasil observasi (10 poin). Dengan demikian nilai maksimumnya adalah 30 dan nilai minimumnya adalah 0. Berdasarkan kriteria penilaian diatas, maka untuk menilai tingkat pengetahuan pemilik kennel terhadap praktik kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut : •
Praktik kurang jika nilai < 10
•
Praktik cukup jika nilai antara 10 – 20
•
Praktik baik jika nilai > 20
Definisi Operasional Istilah variabel yang digunakan dalam penelitian perlu dirumuskan dalam definisi operasional, yang terdiri dari : 1. Karakteristik pemilik: merupakan ciri-ciri individu pemilik kennel yang relatif tidak berubah dalam waktu singkat. Data karakteristik pemilik kennel yang dimaksudkan disini meliputi umur, tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman dalam usaha dan skala usaha 2. Kennel: merupakan bangunan atau komplek dengan perancangan dan syarat tertentu untuk digunakan sebagai tempat pemeliharaan, perawatan dan perkembangbiakan anjing 3. Kesejahteraan hewan: syarat yang harus dipenuhi berdasarkan 5 prinsip kebebasan hewan yaitu: a) Bebas dari haus dan lapar; b) Bebas dari tidak nyaman, contoh: kandang tidak terlalu sempit, alas kandang tidak kasar, terlindung dari panas dan hujan; c) Bebas dari sakit, luka dan penyakit. Apabila hewannya sakit segera dibawa ke dokter hewan, dan pencegahan penyakit dengan vaksinasi; d) Bebas mengekspresikan perilaku alamiahnya. Tidak dikekang atau diikat dengan rantai pendek secara terus menerus; e) Bebas dari stres dan tertekan. Tidak diperlakukan dengan kasar dan kejam serta tidak menempatkan anjing kecil bersebelahan dengan anjing besar.
19
4. Umur: adalah usia responden pemilik kennel pada jarak ulang tahun terdekat 5. Tingkat pendidikan : adalah jumlah tahun dari jenjang pendidikan sekolah (pendidikan formal) yang pernah ditempuh pemilik kennel. Pendidikan formal dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu rendah (tidak sekolah dan SD), sedang (SLTP dan SLTA) dan tinggi (perguruan tinggi) 6. Pelatihan: merupakan pendidikan di luar sekolah (non formal) yang pernah
dilakukan/diikuti
pemilik
kennel.
Pelatihan
responden
dikategorikan: rendah (tidak pernah ikut), sedang (pernah ikut 1-2 kali) dan tinggi (pernah ikut > 2 kali) 7. Pengalaman usaha: adalah rentang waktu dari saat dimulainya kegiatan usaha kennel sampai dengan dilakukan wawancara. Ini diklasifikasikan rendah (< 5 tahun), sedang (6-10 tahun) dan tinggi (> 10 tahun) 8. Skala usaha: merupakan skala yang dibagi dalam tiga kategori: kecil (< 20 ekor/tahun), sedang (21-40 ekor/tahun) dan besar (> 40 ekor/tahun) 9. Pengetahuan: merupakan tingkat penguasaan mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan pengelolaan kennel dari aspek kesejahteraan hewan, yang ditunjukkan oleh skor indeks 10. Sikap: merupakan keyakinan, perasaan atau penilaian yang bersifat positif atau negatif terhadap kepentingan kesejahteraan hewan (objek sikap) 11. Praktik: merupakan kegiatan atau tindakan nyata yang dilakukan oleh responden pemilik kennel dalam penerapan kesejahteraan hewan, termasuk penyediaan sarana yang diperlukan sebagai pendukung.
Analisis Data Analisis data menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan Uji Gamma untuk melihat adanya hubungan/korelasi antara peubah-peubah yang diamati dan untuk mengetahui asosiasi antara peubah-peubah yang berskala ordinal (Agresti dan Finlay 2009).