IV. 4.1
METODE PENELITIAN
Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan
Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Hal ini dikarenakan Situ Cipondoh merupakan salah satu wisata alam di daerah Kota Tangerang yang berpotensi untuk dikembangkan. Waktu pengambilan data berlangsung selama bulan Mei sampai Juni 2011. 4.2
Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara langsung menggunakan kuesioner dengan para pengunjung, tenaga kerja lokal, pemilik unit usaha dan masyarakat sekitar. Data primer yang dibutuhkan antara lain karakteristik pengunjung, pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja lokal di lokasi wisata, pendapatan dari unit usaha, dan keterlibatan masyarakat lokal sekitar. Data sekunder diperoleh dari pengelola wisata Situ Cipondoh, buku referensi, jurnal, internet dan studi pustaka dari penelitian-penelitian terdahulu yang terkait serta sumber lain yang dapat menunjang tujuan penelitian yang ingin dicapai. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain jumlah kunjungan tahunan wisatawan, gambaran umum lokasi wisata berupa sejarah, status, keadaan fisik luas wilayah, potensi kawasan wisata, serta informasi lain yang menunjang penelitian.
22
4.3
Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data meliputi metode kuantitatif dan kualitatif.
Metode kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh melalui kuesioner sedangkan metode kualitatif berupa penyajian data dengan cara mengintepretasikan dan mendeskripsikan data kuantitatif. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kedalam bentuk yang lebih sederhana. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excel 2007dan Minitab 15. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Matriks Metode Analisis Data Tujuan Penelitian 1.
Mengidentifikasi karakteristik masyarakat sekitar, unit usaha, tenaga kerja dan pengunjung Wisata Situ Cipondoh.
2.
Mengidentifikasi Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan Wisata Situ Cipondoh
3.
Mengkuantifikasi nilai ekonomi manfaat rekreasi yang dihasilkan objek wisata Situ Cipondoh dengan metode biaya perjalanan.
Sumber Data
Analisis Data - Data primer dan - Analisis data sekunder Deskriptif dan kuantitatifdeng anMicrosoft Excel 2007 - Data primer - Model Regresi Berganda dengan Microsoft Office Excel 2007dan Minitab 15 - Data Primer - Contingent Valuation Method, surplus Konsumen dengan Microsoft Excel 2007
23
4.4
Metode Pengambilan Contoh Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh pengunjung adalah
non-probability
sampling
dimana
pada
metode
ini
tidak
memberikan
kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dijadikan responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana peneliti tidak mengambil contoh secara acak melainkan dengan pertimbangan tertentu dan secara sengaja (Singarimbun dan Effendi (1987) dalam Novianti (2010)). Responden pengunjung adalah mereka yang berusia 15 tahun keatas dan sedang melakukan kegiatan wisata di Situ Cipondoh. Usia 15 tahun keatas dipilih karena dinilai dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia untuk diwawancarai sehingga mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan. Jumlah sampel untuk pengunjung Situ Cipondoh sebanyak 60 orang. Metode pengambilan contoh responden pada unit usaha dan tenaga kerja lokal serta masyarakat sekitar dilakukan dengan bentuk purposive sampling, dimana anggota responden dipilih dan disesuaikan berdasarkan kriteria tertentu yaitu keterwakilan jenis usahanya. Responden terpilih untuk unit usaha sebanyak 16 unit usaha dan tenaga kerja lokal sebanyak 23 orang. Pengambilan contoh responden untuk masyarakat sekitar dengan pertimbangan kriteria responden terpilih adalah masyarakat yang mengetahui keberadaan wisata Situ Cipondoh sebanyak 30 orang. 4.4.1
Analisis Biaya Perjalanan (Travel Cost Analysis) Metode penilaian untuk mengukur nilai ekonomi wisata alam yang paling
banyak dipakai adalah Travel Cost Method (TCM). Metode ini menduga nilai
24
ekonomi kawasan wisata berdasarkan penilaian yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan yang tidak ternilai (dalam rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket masuk dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka model yang dibangun untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Situ Cipondoh yang dibentuk dengan model regresi linear berganda dan dilakukan dengan metode biaya perjalanan individual (Individual Travel Cost Method) tiap individu pertahun kunjungan, yaitu: Y = b0 + b1X1 - b2X2 – b3X3- b4X4 + b5X5 + ε dimana: Y
= Jumlah kunjungan/trip tahunan ke Situ Cipondoh (jumlah kunjungan per tahun)
X1
= Pendapatan responden (rupiah per tahun)
X2
= Biaya Perjalanan individu ke Situ Cipondoh (rupiah)
X3
= Umur responden (tahun)
X4
= Waktu tempuh ke Situ Cipondoh (menit)
X5
= Jumlah rombongan (orang)
ε
= Error term
b1- b5= Koefisien regresi untuk faktor X1-X5 Variabel-variabel
diatas
dipilih
berdasarkan
teori-teori
penelitian
terdahulu dan observasi di lapang. Ada tidaknya masalah multikolinearitas perlu dipertimbangkan dalam membuat suatu model regresi. Adanya hubungan antar
25
variable bebas (multikolinearitas) tidak menjadi hal yang serius jika tujuan dari model regresi untuk keperluan perkiraan atau peramalan. Namun, jika tujuan dari model regresi untuk keperluan memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari Xi terhadap Y, maka adanya multikolinearitas menjadi hal yang serius (Supranto,2004) dalam (Novianti,2010). 4.4.2
Pendugaan Surplus Konsumen Setelah mengetahui fungsi permintaan maka kita dapat mengukur surplus
konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi (Fauzi, 2004). Surplus konsumen untuk fungsi permintaan yang telah dibuat (bersifat linear) dapat diukur melalui formula :
Dimana : N = Jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i b1 = Koefisien dari biaya perjalanan. 4.4.3
Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh
antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Asumsi model regresi linear berganda sangat mirip dengan asumsi model regresi linear sedehana, yaitu: 1. Spesifikasi model ditetapkan dalam persamaan: Yi =
26
2. Peubah Xk merupakan peubah non-stokastik (fixed), artinya sudah ditentukan, bukan peubah acak. Selain itu tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas Xk. a. Komponen sisaan εi mempunyai nilai harapan sama dengan nol, dan ragam konstan untuk semua pengamatan i. E(εi)=0 dan Var (εi) = σ2. b. Tidak ada hubungan atau tidak ada korelasi antar sisaan εi sehingga Cov (εi, εj) = 0, untuk i≠j. c. komponen sisaan menyebar normal. 4.4.3.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linear Berganda Pemenuhan asumsi dalam regresi linear berganda perlu dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu model. Adapun beberapa pengujian statistik yang perlu dilakukan ialah: 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah error term dari data observasi mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji tersebut dapat dilakukan dengan “normality test” pada residual hasil persamaan model. Jika dalam grafik hasil uji tersebut keberadaan titik-titik pada garis berbentuk linier dan didapat P-value lebih besar dari taraf nyata, maka asumsi kenormalan dapat terpenuhi. 2. Uji Statistik t Uji t digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan metode OLS berbeda secara signifikan dengan nilai
27
parameter tertentu atau tidak (Firdaus, 2004). Prosedur pengujiannya sebagai berikut : H0 : bi = 0 artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). H1 : bi ≠ 0 artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). Rumus untuk mencari t hitung sebagai berikut :
Jika thitung > ttabel, maka terima H0, artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). Jika thitung
ttabel, maka tolak H0, artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata
terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). 3. Uji Statistik F Uji statistik F merupakan pengujian koefisien regresi secara keseluruhan, pengujian ini menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan kedalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Langkah-langkah pengujian statsitik F 1) Membuat Hipotesa. H0 :β1=β2= 0 H1 :β1≠β2≠β3=β4= 0 2) Kriteria. H0 akan diterima dan H1 akan ditolak bila F-stat < F-tabel. H0 akan ditolak dan H1 akan diterima bila F-stat > F-tabel. 28
3) Mencari nilai F-tabel dengan interval 1%, maka akan diperoleh nilai Ftabel sebagai berikut:
Dimana : R2= Koefisien determinasi K = Jumlah variabel n = Jumlah sampel T = Jumlah unit waktu Atau : F-tabel = {α; (n-1,nT-n-K)} 4) Membandingkan nilai F-statistik dengan nilai F-tabel. 4. Uji Multikolinearitas Salah satu asumsi dari model regresi ganda adalah bahwa tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas dalam model tersebut.Jika hubungan tersebut ada, kita katakan bahwa peubah-peubah bebas tersebut berkolinearitas ganda sempurna (perfect multicolinearity). Multikolinearitas muncul jika dua atau lebih peubah (atau kombinasi peubah) bebas berkorelasi tinggi antara peubah satu dengan yang lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas maka dapat dilihat dari output komputer, dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan terdapat multikolinearitas dalam model.
29
5. Uji Heteroskedastisitas Asumsi dari model regresi linear adalah bahwa ragam sisaan (εt) sama atau homogen. Jika ragam sisaan tidak sama atau Var (εi)= E(εi2)=σi2 untuk tiap pengamatan ke-I dari peubah-peubah bebas dalam model regresi, maka dikatakan ada masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat menggunakan metode grafik atau dengan menggunakan uji Park, uji Glejser, Uji Breusch-Pagan, Uji Goldfield-Quadnt dan white test. 6. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi antara serangkaian data menurut waktu (time series) atau menurut ruang (cross section). Nilai statistik Durbin Watson berada pada kisaran 0 hingga 4, dan jika nilainya mendekati dua maka menunjukan tidak adanya autokorelasi ordo kesatu. Pendeteksi autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin –Watson (DW). H0 : tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negatif H1 : terdapat serial autokorelasi Tolak H0 jika d < dL atau d >4 – dL dan terima H0 jika dU < d <4 – dU.
4.4.4
Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Situ Cipondoh Terhadap Masyarakat Lokal Analisis dilakukan pada masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata
yaitu, unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata (META,2001). Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah: (1) proporsi perputaran uang yang berasal dari pengeluaran pengunjung ke unit usaha tersebut, (2) proporsi antara kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh unit
30
usaha tersebut (full time, part time, seasonal), (3) proporsi dari perputaran arus uang terhadap tenaga kerja lokal, supplier, investor, pajak, (4) tipe dan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan, apakah berasal dari luar atau dalam wilayah dan (5) rencana investasi kedepan. Sejumlah informasi tersebut diharapkan dapat diperoleh perkiraan mengenai dampak langsung (direct impact) dari pengeluaran pengunjung terhadap masyarakat lokal, perkiraan biaya sumberdaya yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh pengunjung, serta estimasi mengenai rencana investasi ke depan. Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah: (1) jumlah tenaga kerja yang terdapat pada lokasi wisata, (2) jumlah jam kerja dan tingkat upah, (3) proporsi dari pengeluaran sehari-hari pekerja yang dilakukan di dalam dan di luar wilayah, (4) kondisi pekerjaan sebelum bekerja di unit usaha ini, dan (5) pelatihan atau kursus yang pernah diikuti. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat memperkiraan dampak tidak langsung (indirect impact) dan dampak ikutan (induced impact) dari pengeluaran pengunjung. Kelompok ketiga adalah masyarakat lokal, informasi penting yang terkait dengan dampak ekonomi adalah informasi mengenai manfaat dan biaya yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut. Informasi yang didapat dari responden akan memberikan informasi mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang sejumlah dana tersebut yang akan berdampak langsung, tidak langsung dan ikutan (induced impact) bagi perekonomian masyarakat lokal. Dampak ekonomi ini dapat diukur dengan menggunakan efek pengganda (multiplier) dari arus uang
31
yang
terjadi.
perekonomian
Dalam
mengukur
masyarakat
lokal
dampak
ekonomi
terdapat
dua
tipe
pariwisata
terhadap
pengganda,
yaitu
(META,2001): 1. Keynesian Local Income Multiplier Nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal. 2.
Ratio Income Multiplier Nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan (induced impact).
Secara matematis dirumuskan : 1. Keynesian Income Multiplier D+N+U E 2. Ratio Income Multiplier, Tipe I D+N D 3. Ratio Income Multiplier, Tipe II D+N+U D dimana: E : Tambahan pengeluaran pengunjung (rupiah) D : Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (rupiah) N : Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (rupiah) U : Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (rupiah)
32
Setelah mengidentifikasi dampak ekonomi yang ditimbulkan dari objek wisata ini, dapat dilakukan identifikasi produk atau jasa yang belum tersedia dilokasi tersebut, besarnya permintaan terhadap barang tersebut dan manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Hal ini juga dapat dijadikan rekomendasi bagi pengeloladan Pemerintah Daerah untuk pengembangan objek wisata tersebut. 4.4.5
Hipotesis Penelitian Adapun Hipotesis dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Kunjungan ke Situ Cipondoh dipengaruhi oleh biaya perjalanan ke lokasi wisata, waktu tempuh dan umur diduga berpengaruh nyata secara negatif terhadap kunjungan ke wisata Situ Cipondoh.
2.
Tingkat pendapatan dan jumlah rombongan berpengaruh nyata secara positif terhadap kunjungan ke Situ Cipondoh.
3.
Aktivitas wisata di Situ Cipondoh diduga memberikan dampak ekonomi langsung terhadap masyarakat sekitar yang bekerja di lokasi tersebut berupa penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan rata-rata per bulan.
33