POLA PENDAYAGUNAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN DI KECAMATAN CIPONDOH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.)
' __ ,,,,
, ,_____,,,_,,_l
1::;;Ef~F't.Js·r1\~<.i\.:\i'1 lJ'r/l.f\.11~ tJH·"J S'\(,;\}·11[) .J/\V-./\Ffl A
\ j
!-··--·--·----·--·~--·-----·---~·-·"-•'
Ol~h
SHOLAHUDDIN ~=
102054025802
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAHJAKARTA 1429 H./ 2008 M.
POLA PENDAYAGUNAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN DI KECAMATAN CIPONDOH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untulc Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh: SHOLAHUDDIN Nllvi: 102054025802
Di bawah Bimbingan;
Drs. Has uddin Ibnu Hibban, M.A. NIP. 150.270.815
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H./ 2008 M.
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Sk:ripsi berjudul POLA PENDAYAGUNAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN DI KECAMATAN CIPONDOH telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Juni 2008. Sk:ripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam. Ciputat, 23 Juni 2008
Sidang Munaqasyah
Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. H. M ud Jalal, MA. NIP. 150.202.342
D a. Sukrna eti NIP. 150.234.867
Penguji I,
Penguji II,
Tantan Hermansyah, M.Si. NIP. 150.370.228
Dra
ati Nilamsari M.Si. NIP. 150.293.232
Pembimbing,
Drs. Has ud · Ibnu Ribb NIP. 150.270.815
M.A.
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Sholahuddin
ABSTRAK
Sholahuddin Pola Pendayagunaan Zakat Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Kecamatan Cipondoh. Alasan penulis mengambil judul ini, karena penulis ingin lebih mengetahui tentang pola pendayagunaan zakat. Kerena zakat secara tidak langsung merupakan sumber dana yang potensial bagi suksesnya pembangunan ekonomi ummat khusunya ummat Islam. Dengan alasan demikian maka zakat harus dikelola dengan sungguh-sungguh dan dikembangan sebagaimana seharusnya menurut syariat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan masalah pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dalam mengentaskan kemiskinan di Kecamatan Cipondoh. Untuk memperoleh gambaran yang tidak gamblang tentang hal tersebut diatas, melalui wawancara, dokumentasi dan observasi diketahui subjek utama adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi representatif, mereka terdiri dari dewan pengurus, direktur dan karyawannya serta beberapa masyarakat yang telah diberdayakan oleh Badan Amil Zakat Daerah Kota Tangerang. Seadangkan yang menjadi objek penelitian ini yaitu bagaimana pendayagunaan zakat pada Badan Amil Zakat Daerah Kota Tangerang dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Kecamatan Cipondoh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu sifat otentik. Sebagaimana telah penulis kemukakan bahwa untuk pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data-data terkumpul kemudian mengambil kesimpulan. Bahwa pendayagunaan zakat oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang telah dilakukan dengan pelbagai cara dan program. Program yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang lebih diutamakan yang bersifat jangka panjang dan bersifat produktif meski tanpa menghilangkan program charity. Program yang bersifat produktif diantaranya, Paket A, untuk Program Modal Bergulir (PMB), Paket B, untuk program Pinjaman Modal Usaha (PMU), Paket C, untuk program Kemitraan Umum dan program Kemitraan Progresif. Program tersebut dibidang ekonomi agar para kaum miskin bisa bertahan serta melanjutkan hidupnya dengan mandiri dan tidak selalu berpangkutangan dan tidak membudidayakan kemiskinan. Alhasil dari program yang telah dilakukan oleh BAZDA Kota Tangrerang sedikit banyak telah membantu mengurangi jumlah kemiskinan berada di daerah kota Tangerang.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt sebagai pemilik alam semesta yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya serta berbagai nikmat terutama nikmat sehat wal afiat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan tak luput seraya panjatkan shalawat serta salam kepada Sang idola seluruh wnmat yaitu Nabi Muhammad Saw, Beliaulah sosok yang tak pernah tergantikan dan cermin insan kamil. Beliau yang telah membimbing umatnya ke jalan yang diridhai oleh Allah Swt. Penulis sangat menyadari dengan sepenuh hati dan mengingat akan jasa baik yang telah diberikan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini, baik berupa materi dan in-materi. Maka penulis menyampaikan banyak terimakasih serta penghargaan yang tinggi kepada :
I. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta Bapak Dr. Murodi M.A, besertajajaranya. 2. lbunda Dra. Mahmudah Fitriah Z.A, M.Pd, Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi U1N Syarif Hidayatullah Jakarta yang tak henti-henti menghimbau dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. 3. lbu Dra. Wati Nilam Sari, M.Si, Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi U1N Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis secara
4. Dr. Asep Usman Ismail, M.A, Dosen Penasehat Akademik yang juga banyak memberi masukan serta bimbingan kepada penulis mengenai masalah perkuliahan. 5. Bapak Drs. Hasanuddin lbnu Hibban, M.A, selaku pembimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas luang waktu, bimbingan, kesabaran, pengarahan dan petunjuk-petunjuk yang berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kbazanah keilmuan kepada penulis sewaktu penulis berada di perkuliahan. Semoga ilmu yang engkau berikan bermanfaat. 7. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memfasilitasi penulis dalam mencari bahan Jiteratur berkaitan dengan penulisan skripsi ini. 8. Staf BAZDA Kota Tangerang. Bapak Abdul Latief, SE dan Ir. Nur Tachlis, MM, lbu Sari, lbu Uli serta Camat Cipondoh Bapak Drs. H. Sachruddin dan staf kecamatan Cipondoh Kasie. Kemasyarakatan Bapak Asep Kusnadi yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberikan informasi kepada penulis terkait tentang data yang penulis butuhkan guna penyusunan skripsi ini. 9. Syukron katsiran teruntuk Ayah Drs. H. Ghozali Barmawi, M.Si dan Mamah Hj. Siti Masyitoh yang telah memberikan lautan kasih sayang, bimbingan serta kesabarannya dalam mendidik penulis. Doakan anakmu
ini agar menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepada kepada orang tua serta nusa dan bangsa. 10. Adik-adiku. Bustomi Arifin, Wildan Fikri dan Fattiah Maulida Eratkan tali persaudaraan kalian dan semangat untuk menjadi yang terbaik karena kalian adalah penerus keluarga dan bangsa. 11. Keluarga besar
'Bani Arja' dan
'Barmawie' yang telah banyak
memberikan penulis pembelajaran dalam hidup. 12. Anita Puspitasari atas motivasi dan kesetiannya menemani penulis baik dalam keadaan stabil dan Jabil. Penantianmu takkan ku sia-siakan.
ILMUso..... . 13. Sahabat-sahabat
Jurusan
Pengembangan
Masyarakat
Islam
(PMI)
angkatan 2002. Akup, Ahmad Nabhani, Jajang Heriana, M. Andi Fakhri, Calim, A. Musthofa, Dd Keling, Suryadi, Imat Ruhimat, Trie, Ita, Aar, Mumun, Nuraini, Dede serta semua sahabat-sahabat sekelas. Mengenal kalian tak merugi dan menjadi sejarah hidup. 14. Kawan-kawan sepergerakan HMI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, untuk penghuni Aula Insan Cita, khususnya Amay, Umar Kalake, , Rama, Samsupian, Suryadi, Mujahid, Uci. Rafi'i serta kawan-kawan yang lainnya. Semoga kita menjadi Insan Akademis, Pencinta, Pengabdi Yakin Usaha Sampai. 15. Teman Bermain dan Belajar : Mimi, Icank, Irman, Dzikri, H. Kokom, Syahroni, I-Boy, Tony, Pudin Sue, Jamal+Warungnya, aNNa, Iis dan Nur.
Makasih ya atas doanya dan masukan yg berharga. Makasih juga untuk kesetiaannya mendengarkan keluh kesah perjalanan hidup penulis.
Pada akhimya hanya kepada Allah Swt semua amal baik tersebut penulis kembalikan, semoga Allah Swt membalas semua kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Semoga hasil penulisan skripsi ini bermanfaat dalam menambah wawasan khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya bagi insan akademis yang bersedia membaca.
Jazakumullah Khairan Kastiraan Amien Yarobbal Alamien
Ciledug, 16 Juni 2008
Penulis
DAFfARISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFfAR ISi ..................................................................................................... vi DAFfAR T ABEL ............................................................................................. ix BABI
PENDAHULUAN A .. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................... 9 D. Metodologi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 10 E. Tinjauan Pustaka ................................................... 14 F. Sistematika Penulisan ............................................. 17
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANGPOLAPENDAYAGUNAAN,ZAKAT BAZDA DAN PENGENTASAN KEMISKINAN A. Pola Pendayagunaan
1. Pengertian Pendayagunaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 19 2. Re-interpretasi Makna Pendayagunaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 19 3. Pola Pendayagunaan .......................................... 20 B. Zakat
1. Pengertian Zakat ............................................... 22 2. Jenis-jenis Zakat ............................................... 23 3. Mustahik Zakat ................................................ 24 C. Badan Amil Zakat Daerah
1. Pengertian Badan Amil Zakat Daerah ........................ 27 2. Dasar Pembentukan ............................................. 28 3. Fungsi Badan Amil Zakat Daerah ............................ 29 4. Struktur Badan Amil Zakat Daerah ........................... 30
D. Kemiskinan 1. Pengertian Kemiskinan ......................................... 39 2. Faktor Penyebab Kemiskinan ................................. 42 3. Penanggulangan Kemiskinan .................................. 4 7
BABIIl
GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG DAN KECAMATAN CIPONDOH A. Baclan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang 1. Sejarah Berdirinya Baclan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang ................................... 52 2. Visi clan Misi Baclan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang .................................... 53 3. Sruktur clan Manajemen Baclan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang .................................... 54 4. Program-program Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang ................................... 67
5. Kiprah Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dalam Pengembangan Masyarakat ...... 70 B. Kecamatan Cipondoh
1. Letak Geografis ................................................ 73 2. Jumlah Penduduk ............................................. 75 3. Peta Sosial Ekonomi Kecamatan Cipondoh ................ 77 4. Peta Kemiskinan Kecamatan Cipondoh .................... 79
5. Upaya-upaya Pengentasan Kemiskinan . . . . . . . . . . . . . . . .....• 80
BAB IV
POLA PENDAYAGUNAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN A. Pola Pendayagunaan Zakat Badan Amil Zakat Daerah fnA'7~J.,T}"
_ _.__.,...,
B. Hasil-hasil di Lapangan ........................................... 97
C. Analisis .............................................................. I 02 BABV
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................... 107 B. Saran-saran .......................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur .................. 75 2. Tabel 2 Status Kewarganegaraan Kecamatan Cipondoh ........................ 76 3. Tabel.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja ....................... 78 4. Tabel 4 Peta Kemiskinan Kecamatan Cipondoh ................................. 79 5. Tabel 5 Daftar Penerima Bantuan Modal Bergulir Kecamatan Cipondoh 2007 .......................................................... 91 6. Tabel 6 Daftar Penerima Bantuan Peminjaman Modal Usaha Kecamatan Cipondoh 2007 ......................................................... 94
J(ft'l@. 'Y}f!N(j f(fl.'l()l'l(ft9{1(ft<JJIS
ft©fl[,Jtl{
Il:MV
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalab Kemiskinan itu adalah persoalan yang sudah tua, setua usia manusia itu sendiri, namun kini masih tetap menjadi persoalan, bahkan menjadi tantangan, baik di negara-negara maju yang sudah maju, lebih-lebih di negara yang sedang berkembang. Termasuk negara Republik Indonesia yang kita cintai ini. Setiap negara dan bangsa yang menjunjung azas-azas prikemanusiaan, tentu tidak akan membiarkan kemiskinan merajalela, karena ia merupakan musub besar bagi pembangunan bangsa dan negara, bahkan kalau tidak segera diatasi, ia akan meruntubkan sendi-sendi moral dan akblak bangsa, yang berarti habislah riwayat bangsa itu. Kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi di sebuah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia merupakan suatu keprihatinan yang mendalam. Jumlah penduduk miskin semakin terus meningkat sejak krisis ekonomi 1997 bingga sekarang. Pengabaian atau tidak keseriusan penanganan terbadap nasib dan masa depan puluhan juta kaum miskin yang tersebar di seluruh tauah air merupakan sikap yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap persaudaraan dan keadilan sosial. Jika dicermati secara jelas ditemukan bukti-bukti empiris bahwa pertambahan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan bukanlah karena persoalan kekayaan alam yang tidak sebanding dengan jumlah
2
penduduk (over population), akan tetapi karena persoalan distribusi pendapatan dan akses ekonomi yang tidak adil diakibatkan tatanan sosial yang buruk serta rendalmya rasa kesetiakawanan di antara sesama anggota masyarakat. 1 Problematika sosial yang paling serius saat ini ialah masalah kemiskinan, sebab kemiskinan dapat memicu timbulnya konflik dan sesuai dengan ajaran Islam kemiskinan dapat mendekatkan kepada kekufuran. Meningkatnya tindak kejahatan seperti pencurian, perampokan, dan sebagainya akhir-akhir ini adalah akibat dari kondisi sosial masyarakat yang sangat rendah sehingga mereka menghalalkan segala cara demi kelangsungan hidup mereka. Oleh sebab itu untuk meredam berkembangnya konflik, meningkatnya tindakan kekerasan dalam masyarakat dan membebaskan masyarakat dari kekufuran serta meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, maka kemiskinan harus sesegera mungkin ditanggulangi. Sesuai dengan hadist Rasulullah Saw :
Artinya ; "Hampir-hampir kemiskinan itu menjadikan seseorang kufar." (H. R. Abu Nu'aim). Dilematika kemiskinan juga menjadi sorotan dalam agama Islam, orangorang miskin harus dibantu dalam memecahkan kebuntuan perekonomiannya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Salah satu jalan
3
altematif bagi pemecahan persoalan yang kini menimpa golongan fakir miskin ini adalah melalui optimalisasi dana zakat di Indonesia. Banyaknya golongan fakir rniskin, kaum gelandangan dan penganguran yang harus segera ditanggulangi, karena dituntut oleh Undang-undang Dasar (UUD) 1945. sesuai dengan Dasar Negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila
dan sesuai dengan ketentuan Pasal 29 UUD 1945, maka pemerintah mempunyai tugas kewajiban untuk memberikan bimbingan dan bantuan dalam memperlancar usaha pembangunan agama sesuai dengan ajaran agama masing-masing, termasuk
mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan soal-soal agama Islam, mencaknp masalah pengelolaan zakat.2 Salah satu syari'at Islam yang menjadi sumber dana kegiatan masyarakat dalam upaya menanggulagi masalah-masalah sosial, pengentasan kerniskinan, dan pemberdayaan ekonorni umat adalah zakat. Konsepsi Islam tentang zakat tidak hanya mencaknp dimensi ibadah tetapi juga dimensi sosial. Dari sisi sosial, zakat dapat digali, dikembangkan dan didayagunakan sebagai solusi dan altematif utama pemecahan pengentasan kerniskinan, menanggulangi masalah-masalah sosial, dan pemberdayaan ekonorni umat. Secara ekonorni, zakat dapat berfungsi sebagai salah satu instrumen untuk mengentaskan kerniskinan,
memeratakan
pendapatan dan mempersempit
kesenjangan antara kelompok kaya dan rniskin,3 sehingga terciptanya suatu masyarakat yang harmonis.
2
Sjechul Hadi Permono, Pemerintah Republik lndanesia sebagai Pengelola Zakat,
(Jakarta: PustakaFirdaus, 1993), h. 151-152.
4
Islam pantas memperoleh penghargaan, bukan hanya karena dapat membangun nilai-nilai yang luhur dan membangun watak yang merupakan sendi dasar bagi tegaknya peradaban manusia. Hal ini dilaksanakan Islam dengan pengumpulan dana yang disebut dengan zakat agar harta kekayaan tidak hanya beredar di kalangan tertentu, dan sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh.
4
Zakat pada dasarnya merupakan tatanan sosial yang dimiliki Islam, yang merniliki dampak sangat besar dalam memperkecil kesenjangan antara si kaya dan si rniskin, karena dalam konsep Islam harta tidak sepenuhnya ia rniliki, tetapi ada hak orang-orang lain pada harta yang di kuasainya, karena itu hak-hak tersebut harus di berikan setiap waktu sesuai dengan ketentuan syari'at. Dengan dernikian, jika syari'at Islam tentang zakat ini dilaknkan seluruh umat Islam, maka kerniskinan di kalangan umat Islam akan dapat di kurangi, bahkan mungkin dapat dihapuskan. 5 Sayangnya, kesadaran sosial umat Islam untuk menunaikan zakat dirasa masih sangat kurang. Ini karena Perhatian umat Islam lebih tertuju kepada ibadah-ibadah lain, semacam shalat, puasa, dan haji. Pandangan umum masyarakat hampir semuanya mengatakan pentingnya ibadahibadah tersebut, tetapi zakat pada umumnya mendapatkan posisi yang lebih kecil. Lemalmya kesadaran masyarakat untuk membayar zakat juga disebabkan oleh beberapa ha! diantaranya adalah masalah kepercayaan terhadap proses pengelolaan zakat. Secara tradisional masyarakat sebenarnya telah memulai
4
315.
Maulana Muhammad Ali, lslamologi, (Jakarta: PT.1khtiar l3aru Van lioeve, 1991), ii.
5
menunaikan zakat, infak dan sedekahnya dilingkungan masing-masing. Dan tentunya, zakat itu dikelola secara tradisional, artinya dikumpulkan kepada Kyai, dan diserahkan kepada mustahiknya menurut ijtihad Kyai tersebut. Menurut ajaran Islam, zakat sebenarnya dipungut oleh negara atau pemerintah yang bertindak sebagai wakil fakir miskin untuk memperoleh sebagian haknya yang ada pada harta orang-orang kaya. 6 Oleh karena itu maka pemerintah membuat Undang-undang Nomor 38 tahun 1998 tentang pengelolaan zakat, di tambah dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 373 tahun 2003 tentang pelaksanaan Undangundang No.38 tahun 1998, maka kuatlah pemerintah sebagai wakil fakir miskin melalui lembaga zakat yang legitimasi oleh pemerintah. Disinilah, perlunya lembaga pengelola zakat didirikan dan salah satunya adalah Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang sebagai lembaga pengelola zakat dari pemerintah, dimana zakat yang terkumpul dari masyarakat itu bisa di manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dan lembaga ini pula yang bertanggungjawab terhadap proses pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Pemerintah memandang zakat sebagai hal yang penting ·dikalangan masyarakat. Untuk menuju efektifitas, insentif, profesionalisme, peningkatan kesadaran dan hasil pengumpulan, serta penempatan zakat sebagai dana yang sangat potensial bagi peningkatan kesejahteraan, pendidikan, dan perekonomian umat, maka pemerintahlah yang paling tepat untuk bertindak sebagai arnil. Karena
6
bagaimanapun, mempunyai aparat yang cukup lengkap dan sarana serta prasarana yang memadai, sehingga menjadi pendapat dan kecenderungan umum babwa pemerintab yang menjadi titik sentral dalam proses pengelolaan zakat.
7
Keterlibatan pemerintab dalam persoalan zakat, terdapat pada Q.S. AtTaubab : 103.
Artinya : " Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman bagi mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. "(Q.S. At-Taubab: 103). Masalab penting yang harus di perhatikan dalam permasalab zakat ini adalab masalab pendistribusian dan pendayagunaan zakat, mengingat selama ini pendistribusian zakat kepada fakir miskin sebagian besar masih bersifat sporadis dan konsumtif belaka, yakni untuk pemenuhan kebutuhan sesaat tetapi setelah itu mereka tetap tergolong fakir miskin, pa
mustahik menjadi muzakki atau dengan kata lain mengubab kebiasaan menerima dengan kebiasaan memberi. Kemiskinan yang terjadi di Kota Tangerang ini jelas menjadi problem serius bagi pemerintaban saat ini. Karena Kota Tangerang merupakan kota yang sangat berdekatan dengan Ibukota Republik Indonesia yaitu Jakarta, jarak antara DK! Jakarta dengan Kota Tangerang ± 27 km, luas Kota Tangerang 183.78 km'
7
dan jumlah penduduk 1.488.666 jiwa. 8 Dari jumlah penduduk tersebut terdapat penduduk yang kurang mampu atau miskin sebanyak 242 ribu jiwa atau 58 KK (Kepala Keluarga). Hal ini yang membuat Kota Tangerang semakin padat dengan penduduk yang heterogen, sehingga bertambah pula jumlah orang miskin. Jika kemiskinan tidak segera terpecahkan, maka dampaknya terhadap kehidupan sosial politik dan ekonomi sangat terasa. Tentu kita masih ingat, betapa akibat menurunnya daya beli masyarakat akibat krisis ekonomi pada tahun 1998 akibatnya justru memunculkan gejolak sosial politik yang begitu luar biasa yang pada akhirnya berkembang menjadi tindakan anarkhisme di mana-mana. Tentu kita tidak menginginkan hal-hal seperti itu terjadi dan terulang kembali di tengah perekonomian yang sedang membutuhkan energi barn untuk menata kembali roda kehidupannya. Kecamatan Cipondoh merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kota Tangerang terdiri dari sepuluh Kelurahan dengan jumlah penduduk ± 152.697 jiwa yang heterogen dengan mata pencarian dan agamanya, namun mayoritas penduduk masyarakat Cipondoh beragama Islam. Jumlah masyarakat yang kurang mampu pun berjumlah 1.802 jiwa pada pra-harga BBM melonjak, pasca harga BBM melonjak maka secara otomatis masyarakat yang kurang mampu bertambah menjadi 2.868 jiwa. Pihak Kecamatan sudah memberikan bantuan yang telah disediakan
oleh pemerintah
seperti;
Program
Pengentasan
Kemiskinan
Diperkotaan (P2KP), Program Nasional Pendayagunaan Mandiri (PNPM) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan lain sebagainya, namun hasilnya tidak
8
memuaskan. Hal ini dikarenakan bantuan yang diberikan bersifat caritas (santunan) saja, maka melihat ini pihak Kecamatan Cipondoh memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu dengan memberi bantuan yang bersifat konsumtif dan produktif dari dana zakat BAZ Kecamatan Cipondoh yang bekerjasama dengan BAZDA Kota Tangerang. Dengan dana zakat ini diharapkan dapat sedikit-banyak membantu pemerintah dalam mengentaskan kerniskinan. Sebab kalau di tinjau lebih dalam zakat memang merupakan sarana yang efektif bagi penanggulangan kerniskinan sepanjang pola yang digunakan seperti; pengelolaan dan pendayagunaannya dilaksanakan secara profesional. Oleh sebab itu Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang lebih memfokuskan program kerja pendayagunaan kepada masalah kerniskinan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka penulis ingin
menguraikan lebih lanjut yang ditulis dalam bentuk skripsi yang diberi judul : "POLA PENDAYAGUNAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA)
KOTA
TANGERANG
DALAM
MENGENTASKAN
KEMISKINAN DI KECAMATAN CIPONDOH."
B. Pembatasan dan Pemmusan Masalah Agar penulisan skripsi ini lebih terarah, penulis membuat batasan masalah yang akan dibahas, yaitu pada pola pendayagunaan dan basil dari pola pendayagunaan yang dilak:ukan oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dalam mengentaskan kerniskinan di Kecamatan Cioondoh.
9
Penulis merumuskan permasalahan pada hal-hal yang tidak terlalu luas, agar pembahasan tidak melebar. Permasalahan yang akan difokuskan dan dibahas dalam skripsi ini, secara sederhana dapat disimpulkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: I.
Bagaimana pola pendayagunaan zakat yang dilakukan Badan Amil Zak.at Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dalam mengentaskan kemiskinan di Kecamatan Cipondoh?
2.
Apakah pola pendayagunaan zakat Badan Amil Zak.at Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dapat mengentaskan kemiskinan di Kecamatan Cipondoh?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian I. Untuk mengetahui bagaimana pola pendayagunaan yang dilakukan
Badan Amil Zak.at Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dalam mengentaskan kemiskinan di Kecamatan Cipondoh. 2. Untuk mengetahui apakah pola pendayagunaan zakat Badan Amil Zak.at Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dapat inengentaskan kemiskinan di Kecamatan Cipondoh.
b. Manfaat Penelitian 1. Secara Akademis a) Manfaat penelitian ini secara akademis adalah untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.).
IO
b) Untuk memperkaya atau menambah wawasan dan khazanah keilmuan penulis tentang pola pendayagunaan dana zakat sebagai pengembang masyarakat. 2. Secara Praktis a) Memberikan masukan bagi perkembangan studi pengembang masyarakat Islam, khususnya mengenai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. b) Untuk menggambarkan kinerja Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dan menjadikan parameter dalam menjalankan tugastugas selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti secara mendalam. Bogdan dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptifberupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati secara langsung.9 2. Metode Dalam penelitian ini metode yang peneliti gunakan adalah : 0
-
11
a. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang dilakukan secara mendalam yang diarahkan pada masalah tertentu dengan tujuan tertentu dan dengan bertanya langsung dengan responden, baik komunitas sasaran atau pihak pelaksana. Wawancara itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara, yang memberikan jawaban atau pertanyaan yang diajukan. Wawancara itu sendiri dilakukan secara langsung terhadap penerima bantuan dari Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang. b. Observasi Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan secara akurat, serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. c. Dokumentasi Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai berbentuk data tertulis (buku-buku, dokumen) yang terdapat di BAZDA Kota Tangerang, Kecamatan Cipondoh, Perpustakaan dan Sumber-sumber tertulis lainnya. 3. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pada jenis penelitian deskkriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angk:a Dengan demikian laooran oenelitian akan berisi
12
kutipan-kutipan data untuk memberikan garnbaran penyajian tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan atau memo dan catatan resmi lainnya. 10 4. Tempat dan Waktu Penulis mengarnbil Penelitian ini pada Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang yang berdomisili di Jl.Jenderal Ahmad Yani No.08 Kota Tangerang dan Kecarnatan Cipondoh yang beralarnatkan di JI.KR. Hasyim Ashari Cipondoh - Kota Tangerang 15148. Waktu penelitian dirnulai pada bulan Febrnari sampai dengan bulan Juni 2008.
on~Vjjv~
5. Teknik P~~an Subjek Penelitian Sesuai dengan karakteristik penelitian knalitatif, dalam memilih
~.e,.. ~;~t'"'
re~ell ·mi dipilih secara sengaja, setelah sebelumnya membuat
tripologi (ideal) individu dalam masyarakat, yang penting disini bukan jumlah responden khususnya, melainkan potensi tiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari. Berdasarkan pada konteks tersebut, maka penulis memilih responden sebagai berikut :
a
Sebagai data primer, pennlis mewancarai 4 (empat) orang yang mendapat bantuan modal bergulir dan 1 (satu) orang yang mendapatkan bantuan modal usaha Adapun informasi yang diperoleh
13
mengenai harapan penerima bantuan terhadap BAZDA Kota Tangerang dalam program pengentasan kemisk:inan. 6. Keabsahan Data Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria, yaitu : I) Kredibilitas (derajat kepercayaan) Kredibilitas yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, ha! ini dapat dicapai denganjalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya untuk mengetahui perasaan penerima bantuan ketika menerima bantuan. b. Membandingkan keadaan dan persfektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang Jain, misalnya peneliti membandingkanjawaban yang diberikan kepada pengurus dan staf BAZDA Kota Tangerang dengan penerima bantuan. c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil doknmen yang berkaitan, masalah yang yang diajukan peneliti memanfaatkan doknmen atau data sebagai bahan perbandingan. 2) Ketekunan atau keajengan pengamatan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Maksud penulis hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saia.
14
3) Kepastian dan teknik pemeriksaan audit kepastian Auditor dalam ha! ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian bahwa sesuatu itu adalah objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan. Pendapatan dan penemuan seseorang dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif. 7. Teknik Analisa Data Dalam
menganalisa
data
penelitian
ini,
penulis
akan
menggunakan analisis deskriptif, dengan menggunakan proses induktif. Menurut Lexy J. Moleong, "analisis ini lebih merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian dikelompokan." Jadi penyususan teori ini berasal dari bawah ke atas, yaitu sejumlah bagian yang banyak data dikumpulkan dan saling berhubungan. 11
E. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis lakukan dengan mengkaji terlebih dahulu skripsi yang sudah ada dan buku yang berisi hasil-hasil penelitian yang telah diterbitkan yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah dapat
15
diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu dan buku-buku yang telah diterbitkan. Oleh karena itu, Wltuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menduplikasi hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul skripsi dan buku dengan yang akan penulis bahas, yaitu sebagai berikut :
1. "Pola Pendayagunaan Dana Zakat pada Badan Amil Zakat Daerah
(BAZDA) Kota Tangerang dalam Upaya Pemberdayaan Usaha Elwnomi Lemak " Skripsi ini disusWl oleh Abdul Fikri, mahasiswa Fakultas Dakwah dan KomWlikasi Jurusan Manajemen Dakwah Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahWl 2007. Skripsi berisikan tentang: Pemberdayaan usaha ekonomi lemah serta kontribusi Badan Amil Zakat Daerah Kota Tangerang dalam pemberdayaan usaha ekonomi lemah.
2. "Pola Pendayagunaan Zakat BMI' ATTIA dalam Pemberdayaan Elwnomi Masyarakat di Kelurahan Mekarsari Cimanggis Depok. " Pada tahun 2007, disusun oleh mahasiswi Fakultas Dakwah dan KomWlikasi Jurusan Manajemen Dakwah Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi
ini berisikan tentang: Fiqih dan manajemen pendayagllilaan zakat BMT ATTIA serta kontribusi BMT ATTIA terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kelurahan Mekarsari. Setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan buku-buku berjudul :
16
l. "Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS." Karangan Masdar F. Mas'udi
(et.al).
buku ini
memuat persoalan dan
pemikiran dalam
ha!
pendayagnnaan zakat dari para ulama dan praktisi zakat yang ada di Indonesia, bagaimana pandangan seputar pendayagnnaan zakat menurut mereka dari berbagai aspek. Akan tetapi menitikberatkan kemungkinan dan kelayakan ZIS untuk program-program non-charity (penyantunan),
seperti; advokasi kebijakan, pemberdayaan perempuan, pelestarian lingkungan dan sebagainya.
2. "Pengelolaan Zakat oleh Negara untuk Memerangi Kemiskinan. " Karangan Drs. H. Djamal Doa, buku ini memuat persoalan urgensi zakat dikelola oleh Negara, manfaat zakat dikelola oleh Negara, intitusi atau lembaga serta syarat-syarat menjadi amil, dan perbedaan zakat dengan pajak. Berbeda dengan karya-karya ilrniah diatas, bahwa penelitian yang akan penulis lakukan berjudul "Pola Pendayagunaan Zakat Badan Amil Zakat Daerah
(BAZDA) Kota Tangerang dalam Mengentaskan Kemiskinan di Kecamatan Cipondoh. " Skripsi ini bertujuan untuk memberikan penilaian secara kritis tentang pendayagnnaan zakat di Badan Amil Zakat Daerah Kota Tangerang dan sekaligus memaparkan antara teori dengan relitas yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini penulis isinya lebih memaparkan tentang kerniskinan serta langkahlangkah yang telah di lakukan Badan Amil Zakat Daerah Kota Tangerang dalam mengentaskan kerniskinan di Kecamatan Cipondoh.
17
Demikan perbedaan pokok bahasan atau materi antara penulis dengan skripsi dan buku tersebut.
F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini dalam menguraikan dan menganalisa yang akan dibahas dan sekaligus agar pembaca dapat memahami uraian selanjutnya, maka penulis membuat sistematika penulisan dalam beberapa bab, yaitu: BAB I, berisi tentang Pendahuluan, yang terdiri dari : Latar Belakang Masalab, Pembatasan dan Perumusan Masalab, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II, berisi tentang Tinjauan Teoritis tentang Pola Pendayagunaan, Zakat, BAZDA dan Pengentasan Kemiskinan, yang terdiri dari : Pola Pendayagunaan yang terdiri dari : Pengertian Pendayagunaan, Re-interpretasi Makna Pendayagunaan, Pola Pendayagunaan. Zakat yang terdiri dari Pengertian Zakat, Jenis-jenis, Mustahik Zakat. Badan Amil Zakat Daerah yang terdiri dari: Pengertian Badan Amil Zakat Daerab, Dasar Pembentukan, Fungsi Badan Amil Zakat Daerah, Perkembangan Badan Amil Zakat Daerah. Kemiskinan yang terdiri dari : Pengertian Kemiskinan, Faktor Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan. BAB m, berisi tentang Gambaran Umum Badan Amil Zakat Daerah Kota Tangerang dan Kecamatan Cipondoh, yang terdiri dari : Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang vang terdiri dari :Seiarah Berdirinva. Visi dan
18
Misi, Struktur dan Manajemen, Program-program, dan Kiprah BAZDA Kota Tangerang dalam Pengembangan Masyarakat. Kecamatan Cipondoh yang terdiri dari : Letak Geogra:fis, Jumlah Penduduk, Peta Ekonomi Kecamatan Cipondoh, Peta
Kemiskiuan
Kecamatan
Cipondoh,
dan
Upaya-upaya
Pengentasan
Kemiskinan. BAB IV, berisi tentang, Pola Pendayagunaan Zakat Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dalam Mengentaskan Kemiskiuan, yang terdiri dari : Pola Pendayagunaan Zakat Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang, Hasil-hasil di Lapangan dan Analisis. BAB V, berisikan tentang, Penutup, yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran-saran yang di ambil berdasarkan analisa dari uraian terdahulu.
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG, POLA PENDAYAGUNAAN, ZAKAT, BAZDA DAN PENGENTASAN KEMISKINAN
A. Pola Pendayagunaan 1. Pengertian Pendayagunaan Kata pendayagunaan berasal dari kata "daya" yang artinya kemampuan untuk melakukan sesuatu atau tindakan dan kata "guna" yang berarti manfaat, adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia: a. Pengusahaan agar mampu mendatangkan basil dan manfaat. b. Pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas dengan baik. 1 Beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam mengusahakan dan menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan (tenaga dan sebagainya) secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dari Pengertian pendayagunaan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendayagunaan adalah cara atau usaha mendatangkan basil dan manfaat yang lebih besar dan lebih baik.
2. Re-interpretasi Makna Pendayagunaan Pendayagunaan mempunyai makna cara atau usaha mendatangkan basil dan manfaat yang lebih besar dan lebih baik. Makna pendayagunaan ini jika
20
didampingkan dengan kata zakat maka akan lebih terarah dengan yang akan dilakukan, karena zakat harus di dayagunakan baik yang bersifat konsumtif maupun yang bersifat produktif. Adapun pendayagunaan zakat berarti usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyari'atkan.2 Pada masa lalu zakat hanya diberikan bagi orang yang berhak secara charity atau bersifat konsumtif semata, namun dengan adanya perkembangan
zaman maka zakat di berikan bukan saja bersifat konsumtif akan tetapi didayagunakan yang lebih bersifat produktif agar para mustahik dapat merubah dirinya menjadi muzakki. Pendayagunaan zakat membutuhkan keilmuan, keterampilan dan keseriusan tersendiri. Pendayagunaan yang baik maka akan mendapatkan hasil yang baik pula.
3. Pola Pendayagunaan Kata "pola" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya Sistem; cara kerja, bentuk (struktur/yang tetap).3 Sedangkan "pendayagunaan" adalah pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil atau pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas dengan baik. 4 Pembicaraan
tentang
sistem
atau
pola
pendayagunaan
berarti
membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari hasil secara baik, tepat dan terarah. 2
Hl,\mi<.I Al:>ic;lin, Reint'!l'pret~i Pentft;IJ't;JK!Jnt;It,m Z/1$, (Jlllautil; Pinunedia. 2004). h. 8.
21
Pola pendayagunaan zakat BAZDA Kota Tangerang yaitu menggunakan dana zakat, infak dan shadaqah yang sudah terkumpul yang kemudian dipetakan sesuai dengan skala prioritas terkait program yang akan dijalani setelah melihat kebutuhan mustahik. Eksitensi dari pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang agar para kaum mustahik bisa mandiri, sehingga tidak selalu ketergantungan atau juga dapat dikatakan merubah hidup kaum mustahik (tidak mampu) menjadi muzakki (mampu). Pola pendayagunaan mempunyai ciri-ciri dan unsur-unsur pokok sebagai berikut: 1. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai 2. Mempunyai wadah kegiatan yang terorganisir 3. Aktifitas yang dilakukan terrencana, berkelanjutan serta harus sesuai dengan kebutuhan dan sumberdaya setempat 4. Ada tindakan bersama dan terpadu dari berbagai aspek yang terkait 5. Ada perubahan sikap pada masyarakat selama tahap-tahap pemberdayaan 6. Menekankan pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam ekonomi terutama dalam wirausaha. 5 Jika melihat cirri-ciri pola pendayagunaan di atas, BAZDA Kota Tangerang
telah
memenuhi
kriteria
tersebut.
Dengan
demikian
pola
pendayagunaan bukan sekedar diartikan sebagai keharusan masyarakat untuk mengikuti suatu kegiatan, melainkan dipahami sebagai kontribusi mereka dalam setiap tahapan yang mesti dilalui oleh suatu program kerja pendayagunaan.
23
kedudukan antara shalat dan zakat adalah sebanding bagi setiap muslim yang
mukallaf
2. Jenis-jenis Zakat Secara umum zakat terbagi menjadi dua: pertama,
zakat yang
berhubungan dengan badan atau raga manusia yang disebut zakat fitrah. Kedua, zakat yang berhubungan dengan harta atau zakat ma/. Dalarn penulisan ini, lebih memfokuskan mengenai kajian zakat ma/ yang telah mengalami perkembangan pada perekonomian modem dalarn artian bisa didayagunakan yang bersifat produktif dari dana zakat ma! yang terkumpul, sehingga dengan demikian hanya sedikit membahas tentang zakat fitrah.
Zakat fitrah, merupakan kewajiban yang harus dilakukan
oleh setiap
muslim yang mempunyai kelebihan dari na1kah. Zakat fitrah diberikan kepada yang berhak berupa beras senilai 2.5 liter. Hal ini dilaksanakan sesudah umat muslim melakukan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh dan batas waktu mengeluarkan zakatnya maksimal sebelum khatib turun dari mirnbar pada hari Raya I' dul Fitri, sebagai tanda syukur seorang makhluk kepada Allah karena telah selesai menunaikan ibadah puasa. Selain untuk menggembirakan hati fakir miskin pada hari Raya I' dul Fitri, zakat fitrah dimaksudkan untuk menyuci bersihkan dosa-dosa kecil yang mungkin ada ketika melaksanakan puasa Rarnadhan.
Zakat Mal, adalah bagian dari harta kekayaan seseorang Quga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah dimiliki selarna iangka waktu tertentu dalarn iumlah minimal tertentu. Menurut
24
Unclang-undang No.38 tahun 1999 dalam penjelasan pasal 11, zakat ma/ adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Pada zakat mal inilah akan dielaborasi tentang pendayagunaan dari dana zakat tersebut clan termasuk infak clan shadaqah yang dapat ditumbuhkembangkan dari hasil dana yang terkumpul.
3. Mustahik Zakat Sesuai dengan Firman Allah Swt, bahwa zakat diberikan kepada delapan
ashnaf(golongan) :
Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untukjalan Allah dan orang.orang yang sedang dalam peljalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan A!lah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Q.S. At-Taubah : 60).
a. Golongan Fakir Orang yang memiliki harta namun kebutuhan hidupnya lebih banyak dibandingkan dengan harta yang mereka miliki, atau orang-orang yang sehat clan jujur tetapi tidak mempunyai pekerjaan, sehingga tidak memiliki penghasilan. Fakir berarti orang yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaan, atau mempunyai
26
perkembangan zaman, budak dalam arti harfiyah seperti pada masa pra-Islam mungkin sudah tidak ada lagi, tetapi perbudakan dalam bentuk lain masih banyak maka alokasi dana zakat pada sektor ini, diberikan untuk menolong buruh-buruh agar lebih berdaya.
f
Golongan Gharim Gharim adalah orang yang berhutang bukan untuk keperluan maksiat
seperti hutang untuk menafkahi dirinya, anak-anak dan istrinya serta hamba sahaya miliknya.
g. Fisabilillah Fisabilillah adalah sarana untuk menuju ridha Allah dalam semua kepentingan bagi umat Islam secara umum, untuk menegakkan agama dan negara, bukan untuk keperluan pribadi yang tujuannya untuk kebaikan serta kemaslahatan orang banyak.
h. Ibnu sabil Yang dimaksud ibnu sabil adalah musafir, orang yang bepergianjauh dan kehabisan bekal dalam berpergian dengan maksud baik, misalnya menuntut ilmu, mengajarkan agama dan sebagainya. 8
27
C. Badan Amil Zakat Daerah 1. Pengertian Badan Amil Zakat Daerah Badan Amil Zakat Daerah atau yang disingkat dengan BAZDA merupakan bagian dari struktur Badan Amil Zakat (BAZ) secara keseluruhan. Badan Amil Zakat (BAZ) merupakan pergantian nama dari BAZIS (Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah). Mengenai pengertian BAZDA tidak jauh berbeda dengan Badan Amil Zakat (BAZ) atau BAZIS namun dispesifikasikan pada daerahnya. BAZIS (Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah) mempunyai pengertian lembaga swadaya masyarakat yang mengelola penerimaan, pengumpulan, penyaluran dan pemanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah secara berdaya guna dan berhasil guna. Pengertian ini tercantum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 29 tahun 1991/47 tahun 1991 tentang pembinaan badan amil zakat, infaq, dan shadaqah pada Pasal 1. Secara subtansial, pengertian tersebut dapat ditemukan pula dalam UU Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Pengertian itu kemudian dipertegas lagi dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 581 tahun 1999 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Dalam Pasal 1 Ayat 1 Keputusan Menteri itu disebutkan bahwa yang dimaksud dengan badan amil zakat adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah dengan tugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.
28
Kalau kita melihat lebih tegas lagi dari pengertian kedua di atas antara SKB Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama serta UU Nomor 38 tahun 1999, tampak adanya perbedaan. Menurut SKB, BAZIS itu adalah lembaga swadaya masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat; sedangkan menurut UU Nomor 38 tahun 1999, BAZIS itu dibentuk oleh Pemerintah. Untuk menengahi perbedaan persepsi itu, maka dalam UU Nomor 38 tahun 1999 Pasal 1 Ayat 2 selain badan amil zakat dilengkapi pula dengan lembaga amil zakat. Lembaga amil zakat ini sama pengertiannya dengan BAZIS yang dikemukakan SKB. Dengan demikian, dalam struktur organisasi pengelolaan zakat menurut UU Nomor 38 tahun 1999 dibedakan antara badan amil zakat dengan lembaga amil zakat. Kalau badan amil zakat dibentuk oleh Pemerintah, sedangkan lembaga arnil zakat dibentuk atas prakarsa masyarakat.9 Namun demikian, kedua pengelola zakat itu memiliki tugas dan fungsi yang sama, yaitu mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan harta zakat yang dikumpulkan oleh umat Islam. Jika mayoritas muslim menyadari kewajibannya dalam mengeluarkan zakat dan dikelola melalui lembaga-lembaga zakat maka akan menjadi sumber pendapatan nasional yang signifikan.
2. Dasar Pembentukan Sesuai dengan tuntutan Undang-undang RI Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dalam BAB III Pasal 6, bahwa badan arnil zakat dibentuk oleh pemerintah. Akan tetapi pemerintah tidak melakukan pengelolaan zakat, tetapi
29
pemerintah ber:fungsi sebagai fasilitator, koordinator, motivator dan regulator bagi pengelolaan zakat yang dilakukan oleh badan amil zakat. Jadi dasar pembentukan Badan Amil Zakat (BAZ) diprakasi oleh pemerintah. Badan amil zakat ini mempunyai hirarki dari tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota dan sampai kecamatan. Adapun pembentukan badan amil zakat disesuaikan pada pemerintah setempat. Misalnya: BAZ Nasional dibentuk oleh Presiden atas usu! Menteri, BAZ Daerah Propinsi dibentnk oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor Wilayah Departemen Daerah Propinsi, BAZ Daerah Kabupaten/Kota dibentnk oleh Bupati atau Wali Kota atas usul Kepala Kantor Departemen Kabupaten atau Kota dan BAZ Daerah Kecamatan dibentnk oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan. 10
3. Fungsi Badan Amil Zakat Daerah Badan Amil Zakat Daerah merupakan salah satu lembaga amil zakat yang dibentnk oleh pemerintah, adapun fungsi dari badan amil zakat itu sendiri yaitu sebagai berikut :
1. Mengumpulkan 2. Mengelola 3. Mendistribusikan
4. mendayagunakan.'1
'° Oepartemen Agama Rl, Pedoman Pengelolaan Zakat, (Jakarta: Oirektorat
30
Dengan demikian dana zakat yang telah dikumpulkan, dikelola, didistribusikan dan didayagunakan oleh badan amil zakat sepatutnya merubah nasib para mustahik menjadi para muzakki.
4. Struktur Badan Amil Zakat Daerah Agar kinerja dapat berjalan secara optimal, maka dalam ha! ini pihak pemerintah telah membentuk suatu badan lembaga yang bertugas untuk mengumpulkan, mengelola, mendistribusikan, dan mendayagunakan daua zakat tersebut tepat sasaran yaitu badan amil zakat. Badan amil zakat ini dibentuk oleh pemerintah secara berjenjang dari pusat sampai ke daerah-daerah. Sebagaimana yang dicantumkan dalam UU Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat disebutkan dalam Pasal 2 mengenai susunan organisasi Poin 3 badan amil zakat mempunyai susunan hierarki mulai dari BAZ Nasional yang berkedudukan di lbukota Negara, BAZ Propinsi berkedudukan di lbu Kota Propinsi, BAZ Daerah berkedudukan di lbu Kota Kabupaten/Kota, dan terakhir BAZ Kecamatan yang berkedudukan di !bu Kota Kecamatan.
31
SUSUNAN HIERARKI BADAN AMIL ZAKAT
BAZ Nasional
I BAZ Propinsi
I BAZ Kabupaten/Kota
I
I I
BAZ
BAZ
Kecamatan
Kecamatan
Adapun susunan struktur badan amil zakat daerah mempunyai susunan sebagai berikut : l. Badan amil zakat terdiri atas dewan pertimbangan, komisi pengawas dan badan pelaksana. 2. Dewan pertimbangan meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota. 3. Komisi pengawas meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota. 4. Badan pelaksana meliputi unsur ketua, sekretaris, bagian keuangan, balrian rengumoulan. balrian rendistribusian dan rendavlll!Uilllan.
32
5. Anggota pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan unsur pemerintab. Unsur masyarakat terdiri atas unsur ulama, katun cendikia, tokoh masyarakat, tenaga profesional dan lembaga pendidikan yang terkait. STURKTUR BADAN AMIL ZAKAT .._ DEWAN PERTIMBANGAN
1----------
BADAN PELAKSANA
__________
KOMIS! PENGAWAS
·~
KETUA WAKJLKETUA
KETUA WAKJLKETUA BENDAHARA
-
KETUAUMUM KETUA! KETUAII
~
SEKRETARJS SEKRETARlS l
SEKRETARISil
SEKRETARIS WKL SEKRETARIS
SEKRETARIS WKL SEKRETARIS
ANGGOTA 30RANG
ANGGOTA 30RANG
i KEPALA DIVIS! PENGUMPULAN
UPZ.UPZ
.,, MUZAKKI
i
i
i
KEPALADMSI PEND!STRIBUSIAN
KEPALADIVJSI PENDAYAGUNAAN
KEPALADMSI PENGEMBANGAN
.,
.,,
"' STAF-STAF
.,, MUSTAlDK
STAF·STAF
.,, MUSTAIDK
STAF-STAF
. MOTIVATOR
33
Fungsi dan Tugas Pokok Pengurus Badan Amil Zakat
a. Dewan Pertimbangan 1. Fungsi Memberikan pertimbangan, fatwa, saran, dan rekomendasi kepada badan pelaksana dan komisi pengawas dalam pengelolaan badan amil zakat, meliputi aspek syari'ah dan aspek manajerial. 2. Tugas Pokok a
Memberikan garis-garis kebijakan umum badan amil zakat.
b. Mengesahkan rencana kerja dari badan pelaksana dan komisi pengawas. c. Mengeluarkan fatwa syari'ah baik diminta rnaupun tidak berkaitan dengan hukum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus badan amil zakat. d. Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada badan pelaksana dan komisi pengawas baik diminta maupun tidak. e. Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja badan pelaksana dan komisi pengawas.
f. Menunjuk akuntan publik.
b. Komisi Pengawas I. Fungsi
Sebagai pengawas internal lembaga atas operasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana 2. Tugas Pokok a
Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan.
34
b. Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dewan pertimbangan. c. Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana, yang mencaknp pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan. d. Melaknkan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syari'ah.
c. Badan Pelaksana 1. Fungsi
Sebagai pelaksana pengelolaan zakat 2. Tugas Pokok a. Membuat rencana kerja. b. Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai rencana kerja yang telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. c. Menyusun laporan tahunan. d. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah. e. Bertindak dan bertanggungjawab untuk dan atas badan amil zakat ke dalam maupun ke luar. Diantara tugas-tugas penting di atas, ada lagi salah satu tugas penting lain dari lembaga pengelola zakat adalah melaknkan sosialisasi tentang zakat kepada masyarakat secara terus-menerus dan berkesinambungan melalui media cetak:, media audio dan visual, media khutbah jumat, majelis ta'lim, seminar, dan diskusi.
35
5. Perkembangan Badan Amil Zakat Daerah Syari'at zakat sudah dimulai semenjak Rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad Saw akan tetapi menunjukan kewajiban pelaksanaannya secara actual action yang konkrit bentuk pengamalannya di tengah masyarakat yang beriman kepada Allah Swt barn pada masa kerasulan Muhammad Saw. Hal tersebut di atas diawali pada masa periode Makkah, pada periode ini mayarakat yang mau diajak untuk beragama Islam oleh Nabi Muhammad belum begitu banyak, barn beberapa saja Dengan kondisi demikian, datangnya perintah berzakat dari Allah Swt di Makkah belum ditentukan secara riil batas dan besarnya zakat. Pada masa Makkah ini diduga keras bahwa Nabi sendirilah yang menjadi amil (petugas zakat) secara langsung yang memungut zakat dari orang-orang yang telah beriman. Akan tetapi zakat yang termaktub di dalam surat-surat yang turun di Makkah tidaklah sama dengan zakat yang diwajibkan di Madinah, dimana nisab dan besarnya sudah ditentukan, orang-orang yang mengumpulkan dan menyalurkannya sudah diatur serta negara yang bertanggungjawab mengelolanya. Pengelolaan zakat di Makkah tidak ditentukan batas dan besarnya, diserahkan saja kepada rasa iman, kemurahan hati dan perasaan tanggungjawab seseorang atas seseorang yang sama-sama beriman. 12 Sedangkan pada periode Madinah, zakat diwajibkan serta ditentukan nisab dan haulnya Di Madinah mereka sudah merupakan jama'ah yang memiliki daerah, eksistensi dan pemerintahan sendiri. Oleh karena itu beban tanggungjawab
36
mereka mengambil bentuk baru sesuai dengan perkembangan tersebut yaitu bentuk delimitasi bukan generalisasi, bentuk hukum-hukum yang mengikat bukan hanya pesan-pesan yang bersifat anjuran. Hal itu mengakibatkan penerapannya memerlukan kekuasaan di samping didasarkan atas perasaan iman tersebut. Selanjutnya pada periode Madinah ini, dengan semakin berkembangnya Islam dan bertambahnya wilayah kekuasaan serta pengaruh agama Islam, maka Nabi Muhammad Saw menunjuk beberapa sahabat untuk membantu beliau di dalam beberapa tugas. Diantara tugas-tugas itu yang diembankan oleh sahabatsahabat yang ditunjuk adalah sebagai sekretaris (katib), arnil (petugas pemungut zakat) dan sebagai qadhi (haldm). 13
Setiap wilayah yang dibagi dalam propinsi saat itu mempunyai seorang arnil. Saat itu konsentrasi pengumpulan zakat terpusat dalam arnil sendiri pada setiap propinsi dan hasil pengumpulan zakatnya juga didistribusikan untuk wilayah di mana zakat dikumpulkan. Tidak diketahui dengan jelas apakah zakat yang terkumpul dari setiap wilayah propinsi-propinsi dihimpunkan dalam satu wadah atau tidak. Walaupun demikian pada periode Madinah sudah ada satu wadah sebagai ciri-ciri keusahaan yang lebih konkrit terhadap masalah zakat, yakni dengan adanya arnil-amil zakat yang ditunjuk langsung oleh Rasulullah. Setelah Nabi Muhammad Saw wafat maka Abu Bakar sebagai khalifah (pengganti Rasul) melanjutkan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw sesuai dengan apa yang beliau jalankan sebelumnya. Masalah zakat pertama Abu Bakar
37
benahi adalah pembangkangan sebagian kaum muslimin yang tidak mau menjalankan syari'at zakat. Orang-orang yang membangkang ini oleh Abu Bakar diperangi. Hal ini menunjukan keseriusan soal zakat dalam Islam, sehingga pemimpin Islam berhak untuk melakukan serangkaian tindakan yang bisa mengembangtumbuhkan sekaligus menyadarkan masyarakat akan pentingnya zakat. Beliau menegaskan : "Demi Allah, jika mereka enggan membayar seutas
tali yang mengikat seekor unta, yakni apa yang patut mereka bayarkan kepada Nabi, saya akan menyatakan perang terhadap mereka karena keengganan mereka. 14 Pada periode Abu Bakar pelaksanaan penghimpunan zakat tetap sama polanya seperti pada zaman Rasulullah. Setelah Abu Bakar wafat, maka sepeninggalanya kedudukan tersebut digantikan oleh Umar R.A.. Beliau terkenal dengan manuver-manuver ijtihadnya dalam menentukan suatu masalah terlebih-lebih yang bersinggungan dengan permasalahan umat. Pada masa beliau menjabat, beliau menerapkan suatu gagasan yang cemerlang yaitu dengan mendirikan suatu lembaga yang mengurusi keuangan negara sebagai penopang ekonomi di dalam kenegaraan, lembaga ini dikenal dengan Baitul Mal. Gagasan ini memang tidak muncul begitu saja dari Umar melainkan sudah diawali semenjak zaman Nabi Muhammad Saw, yakni kebiasaan Nabi Muhammad Saw mengumpulkan harta-harta yang didapat dari perang (al-Ghanimah) di masjid yang selanjutnya dibagi rata kepada seluruh tentara yang ikut perang. 15
14
Afzaalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995),
jilid I, h. 162.
38
Dengan adanya lembaga tersebut maim lebih luas jangkaunya dan lebih terorganisir. Hal ini terbukti dari unsur-unsur harta yang dikumpulkan di baitul ma!, yakni ghanimah, jizyah (pajak wajib non muslirn), urs, zakat dan sumber harta lainnya termasuk barang yang terkena pajak eksport dan import pada masa Umar. 16 Dibawah baitul ma! inilah, zakat mengalami perkembangan dengan pola dan sistem yang ditentukan oleh negara melalui amil-amil zakat yang ditunjuk langsung oleh Umar sebagai Kepala Negara. Harta zakat yang pada masa khalifah Abu Bakar masih terkonsentrasi pada amil-amil disetiap propinsi tidaklah demikian lagi, sebab kebijakan Umar adalah setiap harta zakat yang terhirnpun disetiap propinsi wajib diserahkan dan dikumpulkan kepada amil zakat tersebut diwilayahnya. Kemudian harta zakat itu dibagikan keseluruh rakyat yang membutuhkannya sesuai dengan ketentuan syari'at. Bila dari pembagian itu temyata ada sisa dikarenakan kemakmuran yang telah tercapai dalam wilayah itu barulah sisa harta zakat tersebut diserahkan ke baitul ma!. Pada masa inilah masa keemasan umat Islam dalam perzakatan karena dana yang terkumpulkan melebihi batas sehingga kaum miskin pada masa itu tidak ada lagi dan dana yang lebih itu dipergunakan untuk keperluan negara. Setelah wafatnya khalifah Umar R.A.. Malm kedudukan tersebut dilanjutkan oleh khalifah Usman Bin Affan R.A. dan Ali Bin Abi Thalib. Pada masa kepemimpinan Usman dan Ali masih saja menggunakan wadah untuk
39
mengumpulkan zakat yaitu baitul ma!, akan tetapi hanya program kerja dan pendistribusiannya saja yang berbeda. Di Indonesia pun lembaga yang mengurusi masalah zakat sudah ada sejak dahulu yang benamakan Badan Amil Zakat, Infak dan Shadaqah (BAZIS). Namun sekarang lembaga tersebut berganti nama menjadi Badan Amil Zakat (BAZ) setalah adanya UU No.38 tahun 1999, lembaga ini mempunyai stuktur kepengurusan dari tingkat nasional sampai ke tingkat daerah. Lembaga ini diprakasai oleh pemerintah, namun pemerintah tidak melakukan pengelolaan zakat, tetapi berfungsi sebagai fasilitator, koordinator, motivator dan regulator bagi pengelolaan zakat yang dilakukan oleh lembaga tersebut.
D. Kemiskinan 1. Pengertian Kemiskinan Miskin adalah bentuk kata dasar dari kemiskinan, dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata "miskin" memiliki arti tidak berharta benda, sebab kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Sedangkan "kemiskinan" mempunyai arti ha! miskin, keadaan miskin, situasi penduduk atau sebagaian penduduk yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kebutuhan yang minimum. 17 Dalam bahasa Arab kata "miskin" diambil dari dari kata sakana yang berarti tenang atau diam. Kata miskin biasanya berkaitan dengan kata fakir yang berasal dari kata faqr yang artinya orang yang patah tulang punggungnya, dalam
40
arti bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga mematahkan tulang punggungnya.18 KH. Ali Ya:fie berpendapat bahwa miskin adalah barang siapa yang memiliki harta benda atau mata pencarian tetap, akan tetapi salah satunya atau kedua-duanya hanya menutupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya. 19 Para ahli sosiologi banyak berkomentar tentang kemiskinan ini, diantaranya Soejono Soekanto yang menyatakan bahwa kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sangup untuk memelihara dirinya sendiri yang sesuai dengan taraf hidup kelompoknya, dan tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental, serta fisiknya dalam kelompok tersebut.20 Dari beberapa pendapat diatas dapatlah diambil kesimpulan, bahwa hidup dalam keadaan yang dialami oleh sebagian penduduk yang hidup dalam keadaan serba keknrangan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya yang pokok disebabkan kurangnya kemampuan ekonomi atau bisa disebut juga dengan lemah usahanya dan kemampuannya Dalam kehidupan di masyarakat, kemiskinan adalah suatu hal yang nyata adanya. Bagi mereka yang tergolong miskin, mereka sendiri merasakan dan menjalankan kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Tetapi kesadaran akan kemiskinan mereka itu baru terasa bila mereka membandingkan kehidupan yang mereka jalani dengan kehidupan orang lain yang lebih tinggi tingkat kehidupannya.21
18
M. Qmaish Shihab, Wawasan Al-Qur'an. (Bandung: Miz.an, 1994), b. 449.
~~Ali Yafie, Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung: Miz.an, 1994), h. 170.
42
agar tidak jatuh dalam kemiskinan. Dengan sikap orang kaya yang menahan zakat tersebut, maka modal kekayaan akan menumpuk di lingkungan orang-orang kaya saja.
2. Faktor Penyebab Kemiskinan Bangsa Indonesia saat ini sedang dilanda musibah berupa berbagai macam krisis, terutama krisis ekonomi yang berkepanjangan. Ekonomi masyarakat kini kian porak poranda. Meskipun banyak sumber daya alam di negara ini tetapi tidak banyak yang bisa memanfaatkannya, sehingga menjadi masalah serius terjadinya kemiskinan. Kemiskinan adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap orang, namun demikian kemiskinan ini pun banyak terjadi dalam masyarakat. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan ini. Dr. M. Quraish Shihab berpendapat bahwa faktor utama penyebab kemiskinan adalah sikap berdiam diri, enggan atau tidak dapat bergerak atau berusaha. Keengganan berusaha adalah penganiayaan terhadap diri sendiri, sedang ketidakmampuan berusaha antara lain disebabkan oleh penganiyaan orang lain. Ketidakmampuan berusaha yang disebabkan oleh orang lain di istilahkan pula dengan kemiskinan struktural. Kemiskinan terjadi akibat adanya ketidakseimbangan dalam perolehan atau penggunaan sumber daya alam yang telah diberikan oleh Allah Swt kepada makhluknya.23 Seseorang yang hidupnya selalu diam atau tidak man berusaha atau tidak dapat berusaha, tidak akan dapat memiliki sesuatu, padahal Allah Swt telah
43
menyediakan sumber daya alam yang bisa dikelola oleh manusia yang tidak terbatas jumlahnya. Sebagaimana Firman Allah Swt:
· IY..I} •.)~ •('~ J~'-1 {it : ~
-. ~"1 (J ',f
Artinya : "Dan Allah telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari sega/a apa yang kamu mohonkan kepadanya, dan jika kamu menghitung-hitung rahmat Allah, niscaya kamu tidak mampu menghinggakanya. Sesungguhnya manusia sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Q.S. Ibrahim : 34). KH. Ali Yafie mengemukakan ada 6 (enam) hal yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan :24 1. Kelemahan, yang meliputi kelemahan hati dan semangat, kelemahan aka! dan ilmu atau kelemahan fisik. 2. Kemalasan, sifat ini merupakan pangkal utama dari kemiskinan. 3. Ketakutan, merupakan penghambat untuk mencapai sukses atau usaha Keberhasilan pekerjaan tergantung pada keberanian pelakunya 4. Kepelitan, hal ini bersangkutan dengan pihak si kaya Karena dengan sifat ini tanpa disadari, pelitnya itu membantu untuk tidak mengurangi kemiskinan, sehingga kemiskinan terns terpelihara 5. Tertindih hutang, orang yang sudah terbiasa berhutang, maka ia akan tersulit lepas dari jeratannya, sehingga dia tidak bisa keluar dari kemiskinan. 6. Diperas atau diknasai oleh sesama manusia Pemerasan terhadap manusia ini sangat rentan untuk menimbulkan perbudakan.
44
Dari enam ha! diatas, ada tiga ha! yang merupakan penyebab kemiskinan yang disebabkan oleh faktor intern yang muncul dari individu itu sendiri, ha! tersebut adalah: kelemahan, kemalasan dan ketakutan. Ketiga faktor ini merupakan faktor utama penyebab kemiskinan. Sedangkan tiga faktor lain dimunculkan oleh faktor ekstern yang oleh orang lain, faktor ini merupakan faktor penunjang terciptanya kemiskinan. Sedangkan Dr. Musthofa Husni Assiba'i berpendapat bahwa kemiskinan itu disebabkan karena salah satu dari dua sebab, yaitu kemalasan dan ketidakmampuan bekerja atau karena kehilangan syarat-syarat untuk bekerja.25 Para ahli ilmu-ilmu sosial berpendapat bahwa sebab utama yang melahirkan adanya kemiskinan adalah sistem ekonomi yang berlaku dalarn masyarakat yang bersangkutan. Sistem ekonomi ini tercermin dalam pelbagai pranata yang ada dalam masyarakat tersebut, yaitu sistem antar hubungan peranan-peranan dan norma-norma yang terorganisasi untuk usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial utama yang dirasakan sangat perlu dalam masyarakat. Sistem ekonomi tersebut memberikan corak pada pola kehidupan ekonomi, yang menghasilkan adanya ketidakmerataan ekonomi yang dirasakan oleh warga masyarakat karena tidak semua warga masyarakat dapat mencapai pola ideal yang ada dalam pola kehidupan ekonomi yang bersumber pada sistem ekonominya. 26 Ketidakmerataan ekonomi yang berpangkal dari orang-orang kaya dan tidak memperoleh kesempatan berperan sebagai pelaku ekonomi karena tertahannya hak-hak orang miskin berupa modal (zakat) di tangan orang-orang 25
Musthofil Husni Assiba'i. Kehiduoan Sosial Menuntt Islam. Tuntutan Hidun
45
kaya merupakan sebuah realita yang dialami oleh masyarakat sekarang ini. Oleh karena itu diharapkan bagi orang-orang kaya menjalankan fungsi harta dengan berzakat melalui badan amil zakat. Agar harta tidak berkumpul pada golongan orang-orang kaya saja sehingga terjadinya pemerataan ekonomi, dan selanjutnya dari dana zakat itu bisa dijadikan modal usaha bagi orang miskin atau orang yang kurang mampu dalam perekonomiannya. Ahmad Sanusi menjelaskan bahwa dari segi sebabnya, kemiskinan dapat dibedakan antara kemiskinan temporer atau aksidental dan kemiskinan struktural. Atau antara kemiskinan alamiah dan kemiskinan buatan. Kemiskian temporer adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh cacat jasmani atau jiwa, atau akibat malapetaka yang menimpa seseorang.27 Cacat jasmani atau mental dapat mengakibatkan seseorang tidak bisa bekerja, sehingga ia tidak dapat produktif dan menjadi miskin. Demikian juga bencana alam dapat menyebabkan kemiskinan. Jenis kemiskinan seperti ini biasanya bersifat individual atau hanya menimpa pada sekelompok orang saja, dan terjadi bersifat temporer. Karenanya akibat yang ditimbulkan dan cara relatiflebih sederhana jika dibandingkan dengan kemiskinan struktural yang biasanya bersifat masal dan telah berkembang sedemikian komplek. Sedang kemiskinan struktural, Ahmad Sanusi mengutif pendapat Frans Maguis Suseno, bahwa kemiskinan bukanlah akibat kehendak jelek orang miskin itu sendiri (misalnya malas, suka main judi), atau orang kaya (misalnya ia pribadi yang rakus), melainkan akibat strukturisasi proses-proses ekonomi, politik (bahwa
46
hanya sekelompok kecil yang menguasai sarana produksi dan pengambilan keputusan mengenai kehidupan masyarakat), sosial, budaya, dan ideologis, sehingga
masyarakat
dibelenggu
faham-faham
yang
menutup-nutupi
ketidakadilan, kemiskinan dan memperlihatkannya sebagai akibat faktor-faktor obyektif beIaka. 28 Antropolog Oscar Lewis dalam bukunya The Children of Sanchez mengungkapkan bahwa kemiskinan tidak bermula dari struktur sosial, tetapi berasal dari karakteristik khas orang-orang miskin itu sendiri. Orang menjadi miskin karena ia tidak mau bekerja keras, tidak mempunyai perencanaan, kurang memiliki jiwa wiraswasta, tidak ada hasrat berprestasi dan sebagainya. Orang yang miskin adalah orang yang mempunyai budaya tersendiri yaitu culture of
poverty (budaya kemiskinan), artinya kemiskinan adalah suatu cara hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi di sepanjang garis keluarga, sehingga budaya kemiskinan ini memiliki modalitas dan akibat-akibat sosial dan kejiwaanya sendiri bagi para anggotanya.29 Dari beberapa pendapat dan analisa mengenai sebab-sebab terjadinya kemiskinan, tampak bahwa pendapat masing-masing mengenai penyebab kemiskinan selain tergantung pada jenis kemiskinan, juga sangat tergantung pada kerangka berpikir atau cara memandang kemiskinan, serta kedudukan dan kepentingannya.
47
3. Penanggulangan Kemiskinan Kemiskinan merupakan problem bagi kemanusiaan, khususnya disini bagi ummat Islam. Kemiskinan merupakan masalah yang membebani laju dari pergerakan menuju keteraturan. Dalam masyarakat kita memunculkan sebuah kesepakatan baru atau konsepsi bahwa siapa yang mempunyai keahlian, kepintaran, gelar yang tinggi dan jaringan komunikasi yang luas akan bisa menacapai kesuksesan. Sedangkan banyak sekali orang-orang pergi ke kota hanya bennodal nekat dan ingin mengadu nasib, alhasil yang meraka rasakan hanya akan menjadi orang-orang pinggiran yang bisa masuk dalam kategori orang miskin. Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, seperti : pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, P2KP, PNPM dan BLT. Karena problem kemiskinan bersifat multi dimensional, maka strategi penanggulangannya harus bersifat multi dimensional juga. Selama
ini (studi kasus Indonesia) yang dilakukan oleh pemerintah hanya bersifat ek.onomi semata sehingga apabila kebutuhan ekonomi sudah tercapai, seolah-olah proyek penanggulangan kemiskinan yang tidak berdeminsi ekonomi, seperti kemiskinan struk:tural atau politik. Untuk itu ada beberapa langkah yang perlu diperhitungkan dalam pemberdayaan lapisan masyarakat miskin guna sebagai penanggulangan kemiskinan tersebut : I. Pemberdayaan masyarakat merupakan prasyarat mutlak bagi upaya penanggulangan masalah kemiskinan, yang bertujuan menekan perasaan ketidakberdayaan masyarakat miskin bila berhadapan dengan struktur
48
2. Upaya-upaya memutus hubungan yang bersifat eksploitatif terhadap Iapisan orang miskin perlu dilakukan. 3. Tanamkan rasa kesamaan (egaliterian) dan berikan gambaran bahwa kemiskinan bukan merupakan takdir tetapi sebagai penjelmaan dari konstruksi sosial. 4. Merealisasikan perumusan pembangunan dengan melibatkan masyarakat miskin secara penuh. Seperti Proyek Kawasan Terpadu (PKT). 5. Perlunya pembangunan sosial dan budaya bagi masyarakat miskin. Selain perubahan struktur yang diperlukan, juga perubahan nilai-nilai budaya 6. Diperlukan redistribusi infrastruktur pembangunan yang lebih merata, meskipun keenam langkah diatas dapat dipenuhi tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, orang miskin tetap saja tidak akan
memperoleh akses ekonomi yang akibatnya tidak memiliki juga akses dibidang-bidang lainnya Apabila langkah-langkah dapat dilakukan secara terpadu maka kemiskinan akan dapat ditanggulangi, langkah diatas merupakan gambaran bahwa antara ekonomi dan politik tidak dapat dipisahkan.30 Menurut pandangan Islam kemiskinan tidak semata-mata persoalan ekonomi, kemiskinan juga harus dilihat salah satunya dari sisi sejauhmana manusia yang mengalami kemiskinan tersebut menggunakan potensi yang ada pada dirinya semaksimal mungkin. ini berkaitan dengan fungsi manusia di bumi sebagai khalifah Allah Swt. Kemiskinan dalam pandangan Islam dilihat sebagai
49
suatu kelemahan,
ketidakberdayaan yang menjadi problem yang dapat
menurunkan martabat kehormatan manusia yang harus diatasi. Strategi dan pendekatan yang dipakai dalam pengentasan kemiskinan akan sangat dipengaruhi oleh masalah yang melatarbelakanginya Oleh karena itu, apabila masalah kemiskinan disebabkan oleh individual, maka usaha yang dilakukan adalah dengan merubah aspek manusia sebagai individu atau warga masyarakat. Sedangkan apabila masalahnya disebabkan oleh faktor struktural atau sistem, maka usaha yang harus dilakukan adalah perubahan pada struktur sistem. Adapun kemiskinan alarniah biasanya diatasi dengan cara bentuk pembangunan secara fisik, pemasukan modal dan pengenalan teknologi. Sedangkan kemiskinan buatan bisa diatasi oleh perubahan struktural, perubahan kelembagaan dan perubahan dalam berbagai bentuk sosial ekonomi. Selanjutnya dalam tahap pelaksanaan program pengentasan kemiskinan agar tepat sasaran, partisipasi kaum miskin dalam proses pelaksanaan program tersebut mutlak diperlukan. Dalam ha! ini Kramer mengajukan model Community Action Program (CAP) yang terdiri dari 4 (empat) bentuk partisipasi antara lain.31 1. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan pada kebijakasanaan program yang akan dijalankan. Perwujudan partisipasi kaum miskin dalam model ini dapat diwujudkan dengan adanya presentasi wakil-wakil mereka dalam pelaksanan program.
50
2. Partisipasi dalam perkembangan program. Dalam kapasitasnya sebagai sasaran, maka pendapat, saran dan aspirasi kaum miskin harus didengar terutama tentang kebutuhan dan kepentingan yang betul-betul riil. 3. Keterlibatan dalam gerakan sosial. Dalam bentuk ini, kaum miskin sebagai pihak yang tidak berdaya (powerless) diberikan motivasi dan stimulasi untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan. 4. Keterlibatan dalam berbagai pekerjaan. Karena kaum miskin menjadi miskin akibat terbatasnya kesempatan dan kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan, maka diperlukan penyegaran lapangan usaha yang banyak melibatkan kaum miskin. Padat karya adalah salah satu contohnya. Bahwa bukan saja pemerintah Indonesia yang menyoroti problem kemiskinan dan cara mengentaskannya, akan tetapi menjadi sorotan atau perhatian suatu ajaran Islam. Karenanya ha! ini merupakan suatu ajaran Islam untuk membantu menanggulaginya, baik melalui bantuan individu maupun lembaga keuangan yang berperan mengisi pembangunan di negara Indonesia ini. Dengan kesadaran membayar zakat, infaq dan shadaqah (ZIS), maka kaum muslimin telah melihat lebih jauh bahwa dalam permasalahan kemiskinan ini adalah masalah kita bersama. Maira dari itu diharapkan kaum muslimin membayar ZIS guna membantu kaum yang kurang mampu. Oleh karena itu, untuk pencapaian usaha pengentasan kemiskinan perlu penelusuran akar masalah tersebut baik ditinjau dari dimensi ekonomi, sosial, oolitik. ekolosris mauoun osiko]ogis situasi serta kondisi masvarakat. Selain itu.
51
adanya keinginan dari kaum miskin itu sendiri untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik, adanya usaha meningkatkan dan mengintensifkan kepedulian sosial melalui zakat atau di luar zakat, dan perlunya perhatian pemerintah dalam menjamin kehidupan rakyatnya. Disamping itu, mutlak diperlukan keterlibatan kaum miskin dalam setiap program usaha tersebut, karena mereka itulah yang nanti akanfollow-up (menindaklanjuti) program yang dijalankan.
BABlll GAMBARAN UMUM
BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG
A. Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang 1. Sejarab Berdirinya Badan Amil Zakat Daerab (BAZDA) Kota
Tangerang Dalam langkah pemberdayaan ekonomi wnat Islam dan mengentaskan kemiskinan perlu adanya lembaga yang mampu dalam pengwnpulan dan pendistribusian dana zak:at. Dengan demikian terbentuklah UU RI. No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zak:at dari tingkat pusat sampai daerah-daerah. Pada dasamya pembentukan lembaga atau badan yang mengeiola ZIS pada tingkat daerah sudah lama terbentuk, hal ini terbukti dengan adanya Bazis Kota Tangerang yang mengacu pada SK. Walikota Madya KDH Tingkat II Tangerang No.452.12/SK 171 Bag.Sos/1998 tentang pembentukan pengurus Badan amil zak:at, infak dan shadaqah kota madya DT II Tangerang periode 1998-2002.1 Akan tetapi dengan berlakunya UU. No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zak:at, maka perlu diadakan penyesuaian dan karena adanya perubahan nama kota madya menjadi kota Tangerang maka turunlah keputusan Walikota Tangerang No. 451.12/KP 112 - Depag 2003 pada tanggal 22 Oktober 2003 tentang pembentukan BAZDA Kota Tangerang yang dahulu bernama Bazis
53
Kota Madya DT II Tangerang yang mengacu pada UU. No.22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah. 2 Bazda Kota Tangerang bertekad untuk bisa ikut ambil bagian dalam menumbubkan kesadaran religius masyarakat dan mengatasi masalah kesulitan ekonominya, dan Bazda Kota Tangerang pun berkeyakinan bahwa dana zakat yang dikelola dengan baik dan terprogram akan mampu membangun dan mengembangkan kegiatan-kegiatan keagamaan yang berdampak Juas bagi masyarakat serta dapat menggugah kesadaran religius masyarakat bahwa berzakat bukan semata-mata untuk kepentingan ibadah privat yang melangit namun lebih kepada nilai ibadah yang membumi dan berdampak sosial Juas. Dengan berzakat atau dana zakat mampu mengatasi kemiskinan kaum dhuafa, menumbuh kembangkan
kemandirian
ekonominya
dan
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat.
2. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang Dengan bermottokan "Merubah Mustahik Menjadi Muzakki" , maka BAZDA Kota Tangerang akan melaksanakan tugas dan amanahnya secara jujur, professional dan transparan dengan visi dan misi sebagai berikut: Visi Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang Menjadi lembaga amanah yang terpercaya, professional dan transparan yang berusaha turut membangun dan mengembangkan masyarakat religius yang sejahtera dan mandiri secara ekonomis.
55
Adapun susunan organisasi BAZDA Kota Tangerang:
4
1. Badan pelaksana
2. Dewan pertimbangan 3. Komisi pengawas 4. Bendahara
5. Sekretaris 6. Wakilketua
7. Sie. Pengumpulan 8. Sie. Pendayagunaan
9. Sie. Pendistribusian 10. Sie. Pengembangan Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi dapat dilihat pada bagan berikut:
56
STRUKTUR ORGANISASI BAZDA KOTA TANGERANG
DEWAN PERTIMBANGAN
BADAN PELAKSANA
KOMIS! PENGAWAS
SEKRETARIS
BENDAHARA
I WKL.KETUAI
-
~
SEKSI PENGUMPULAN
SEKS I PENDAYAGUNAAN
I
WKL.KETUAil
-
SEKSI PENDISTRIBUSIAN
WKL. KETUA III
-
SEKS I PENGEMBANGAN
57
SUSUNANPENGURUSDEWANPERTIMBANGAN PERIODE 2003-2006 KETUA (Sekda Kota) WKL.KETUA (Ka Kan Depag)
Sekretaris (Drs. H. Munir Al-Rasyid) Wkl.Ketua (KH. Romlie Fadhil)
-
Anggota H. Muhtar Djamil
Anggota KH. Edy Djunaedi
Anggota Drs. H. Andi Bakri
Anggota M. Naisan, SH
1. Dewan pertimbangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memberikan pertimbangan fatwa, saran dan rekomendasi tentang pengembangan hukum dan pemahaman mengenai pengelolaan zakat. b. Menetapkan garis-garis kebijakan umum badan amil zakat bersama komisi pengawas dan badan pelaksana c. Mengeluarkan fatwa syari'ah baik diminta maupun tidak yang berkaitan dengan hukum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus badan amil zakat d. Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada badan pelaksana dan komisi pengawas e. Menampung, mengelola dan menyampaikan pendapat tentang pengelolaan zakat. 5
58
SUSUNAN PENGURUS BADAN PELAKSANA PERIODE 2003-2006
Ketua Ors. H. A. Saefulmillah, MM. MBA
Bendabara Ors. Hadi Soelistijo
,___
Sekretaris Wkl. Sekrl Wkl.Sekrll
Sekretaris H. Taufiqurrobman, S.Ag 2. H. Hasmuni, Bsc 3. Abdul Latiel; SE
I.
~
I
'
Kasie Pengumpnlan Ors. H. Bambang S
-
Anggota Drs. H. Hany MZ Drs. H. Yahyal
-
Ust H. Zawawi, BA H. Rahmat Abdul G Ust H. Hasan Basri
I
I
WkLKetnall H. Hamidi Rnsdi
Wkl.Ketual H. A. Kemal Fauzie, SE. MM
I
: Drs. Asep Maman K : Drs. M. Bahtera Y : Drs. H. Adli M
WkLKetnam H. M.Natsir
I Kasie Pendayagunaan Ir. Nur Tachlis, MM
-
-
Aoggota Ors. H. Ghozali B Ors. H. M. Nadjib Ors. H. Encep M H. A. Ghozali M
Kasie Pendistribnsian Drs. H. Nasrullah, MN
Kasie Pengembangao Ors. H. AriefF
-
-
f-
Aoggota Ors. Ali Usman Drs.ZaizM Ors. Fachrurahman Ors. Amsari N, M.Si
~
Aoggota Drs. H. Encep, MM.MSc Drs.H. Masturo UntungS
Sumber: SK Walikota No.451.12/Kep.112-DEPAG/2003
2. Badan pelaksana mempunyai togas sebagai berikut: a. Badan pelaksana melaksanakan kebijakan badan amil zakat dalam
I
59
b. Membuat rencana kerja yang meliputi rencana kerja pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan c. Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai rencana kerja yang telah disahkan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan d. Menyusun Japoran tabunan e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintab dan dewan perwakilan rakyat sesuai tingkatnya f.
Bertindak dan bertanggungjawab untuk dan atas nama badan amil zakat ke dalam maupun keluar. 6
SUSUNAN PENGURUS KOMISI PENGAWAS PERIODE 2003-2006 KETUA : Ir. Istiarso Soerjo, Meg. Sc WKL.Ketua : H. Yuyu Rohedi
Sekretaris : Drs. H. A. Lutfi
I Anggota H. Nur Hasan M, S.Ag
I
Anggota KH. Lahmuddin Baihaki
Anggota KH. Rahmatullah M
60
3. Komisi pengawas a. Melaksanakan pengawasan internal atas operasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana b. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan c. Mengawasi pelaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan d. Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana yang mencakup pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan e. Melaknkan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syari'ah dan peraturan perundang-undangan f.
Menunjuk akuntan publik
4. Seksi pengumpulan mempunyai tugas sebagai berikut7:
a
Membuat daftar list nama dan alamat muzakki di seluruh wilayah kota Tangerang
b. Membuat surat himbauan atau permintaan pengumpulan ZIS dilampirkan brosur dan lain-Jain ditunjukan kepada golongan kaya c. Merancang metode pengumpulan dari kelompok masyarakat umum melalui jenjang pegawai, dinas, karyawan swasta, sekolah negeri, jaiur pemerintahan kota d. Membuat organisasi pengumpulan ZIS yang efektif untuk keperluan pelaksaan poin c e. Membuat formulir atau kupon yang diperlukan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan dan pelaporan
61
f.
Mengatur mekanisme pendistribusian formulir atau kupon dan mekanisme pengumpulan uang ZIS dengan membentuk tim yang solid
g. Melaksanakan tertib adminsitrasi dengan ketatusahaan yang memadai pada poin e - f untuk membangun kepercayaan masyarakat h. Mengurusi sistem pemungutan zakat yang dapat mengurangi pembayaran setoran pajak dan mensosialisasikan penerapannya pada lefel pimpinan baik pegawai dinas maupun swasta dan juga perusahaan swasta muslim
i. Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan pengumpulan ZIS di lapangan j.
Membuat laporan administrasi rinci dan sistematik
k. Dana ZIS yang terkumpul langsung dimasukan dalam rekening Bank BAZDA kota, bukti setoran asli sebagai lampiran untuk pembukuan bagian bendahara
I. Mempublikasikan hasil pengumpulan melalui media majalah, koran, radio atau internet. 5. Seksi pendayagunaan mempunyai tugas sebagai berikut8:
a Bertanggungjawah penuh terhadap dana pendayagunaan untuk dikelola bagi kepentingan mustahik. b. Membuat program pendayagunaan dengan skala prioritas. c. Membentuk tim survei untuk mendapatkan data yang akurat tentang kondisi
mustahik
intelektualitas.
di
bidang
ekonomi,
lingkungan,
budaya
dan
62
d. Menganalisa data bersama tim survey dan konsultan pendamping untuk membuat proposal terpadu yang komperhensif dan meliputi : a) Bimbingan usaha mandiri dalam bidang ekonomi yang tergolong: 1. UKS (Usaha Kecil Sekali)
1) Perorangan pemula 2) Perorangan lanjutan
2. UKB (Usaha Kelompok Bersama) 1) Kelompok keahlian
2) Kelompok pedagang mandiri. b) Bantuan dana yang terarah, meliputi: I. Pemberian bantuan dana dengan persyaratan teknis
2. Penyertaan pendamping untuk memonitor, memberi bantuan
manajemen dan teknis. e. Memberi perhatian pada industri kerajinan daerah (kalau ada), berusaha menghidupkan kembali dan mengembangkannya. f.
Membentuk Baitul Qirath atau BMT untuk bantuan dana teknik manajemen sebagai usaha yang berkelanjutan dan untuk pendidikan mental usaha.
g. Berusaha membantu mengenai masalah-masalah lingkungan terutama dalamhal:
a) Sumber air b) Penataan MCK dan sanitasinya
63
h. Berusaha membantu mengatasi masalah-masalah kesehatan dengan pola pandang sehat, peduli kepada kebersihan dan perhatian terhadap gizi makanan. i.
Berusaha membantu memanfaatkan pelayanan kesehatan baik dari pemerintah maupun dari badan sosial swasta yang bersifat tindakan preventif maupun yang bersifat pemeriksaan kesehatan berkala.
j.
Memberi bimbingan rutin mental keagamaan terutama bagi mustahik yang dibina yang dihimpun dalam program "Tabligh Dakwah''.
k. Mengadakan
pelatihan
ekonorni
manajemen,
ekonomi
teknik,
kewiraswastaan, keterampilan dan kerajinan.
I. Menyalurkan bantuan biaya pendidikan bagi pelajar berbakat atau berpotensi. m. Berusaha membangun balai bacaan . n. Membangun kernitraan usaha baik dengan instansi pemerintah, perusahaan swasta, yayasan dan pihak terkait lainnya. o. Membuat Japoran terinci dalam pertanggungjawaban keuangan dan laporan evaluasi pemantapan secara berkala. 6. Seksi pendistribusian mempunyai tugas sebagai berikut: a. Bertanggungjawab
terhadap
kebijaksanaan
mendistribusikan
dana
santunan kepada mustahik yang berhak. b. Membuat peta daerah kerniskinan yang akurat dan senantiasa diperbahrui setiap tahunnya. c. Menyusun daftar mustahik fakir rniskin dan k:Jasifika~inva_
64
d. Menyusun daftar badan sosial yang layak dilengkapi dengan identitas yang lengkap. e. Melayani permintaan bantuan amal sosial dengan ramah bijaksana selektif sesuai dengan anggaran yang tersedia. f. Memberikan bantuan pada mustahik selain fakir msikin yang tidak tergabung dalam badan sosial berdasarkan rekomendasi RT/RW dan lainlain atau menurut pengamatan pengurus. g. Membuat surat jawaban resmi dengan alasan yang dapat diterima atas permintaan bantuan yang tidak adapat diluluskan. h. Membentuk tim penanggulangan bencana alam untuk menyalurkan bantuan.
i. Membuat sistem atau aturan pendistribusian secara menyeluruh dari tingkat DKM, kelurahan, kecamatan dan UPZ. j. Memberikan pengarahan dan memonitor pendistribusian-pendistribusian dari semua tingkatan.
k. Membuat
laporan
pertanggungjawaban
dan
pendistribusian
dan
pelaksanaan secara kese!uruhan. 9 7. Seksi pengembangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memonitor perkembangan sistem organisasi BAZ di luar BAZ kota Tangerang melalui pertukaran informasi, bentuk kerjasama, seminar, artikel dari majalah atau koran maupun dari internet.
66
Dan mengenai manajemen penyaluran dana zakat, infaq, dan shadaqah. Penyaluran yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang adalah sesuai dengan ketentuan tuntunan syari'at, yakni delapan asnaf kecuali asnafRiqoob (memerdekakan budak). Dana-dana yang terkumpul tersebut disalurkan dalam berbagai bentuk program baik produktif maupun konsumtif. Dana tersebut disalurkan kemasyarakat sekitar yang meliputi bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Secara umum penyaluran dana tersebut Iebih diprioritaskan pada penyaluran dana yang bersifat jangka panjang dan produktif. Meskipun demikian penyaluran dana untuk tujuan konsumtif dan jangka pendek juga tidak dihilangkan sepenulmya. Program penyaluran dana zakat, infaq, dan shadaqah yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang meliputi tiga program. Pertama adalah program pengembangan sumber daya manusia (SDM). Program
ini meliputi program pemberian bea-siswa bagi pendidikan sekolah, program kursus keterampilan dan peningkatan kompetensi bagi masyarakat, serta program bantuan operasional atau fasilitas pendidikan. Kedua, adalah program peningkatan kesejahteraan ummat yang terdiri dari program bantuan kesejahteraan bagi guru Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ), Ustadz, penjaga masjid (marbot) dll, bantuan pangan, bantuan kesehatan, serta bantuan bencana alam bagi masyarakat. Ketiga, adalah program pengembangan ekonomi skala mikro yang meliputi program pemberdayaan wirausaha masyarakat. Tujuan program ini adalah membantu masyarakat baik dari segi permodalan maupun peningkatan kapasitas/
67
kualitas sumber daya manusia melalui program yang dibentuk seperti kursuskursus dan keterampilan agar mereka dapat berdaya dan mandiri secara ekonomi.
4. Program-program Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang Kata program menurut kamus besar bahasa indonesia mempunayai arti rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan. 11 Program dapat diartikan sebagai daftar atau rancangan suatu rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam ha! ini BAZDA Kota Tangerang mempunyai program-program yang akan dilaksanakan, diantaranya: I. Pengembangan kelembagaan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia I) Penerapan Budaya Kerja dan Good Governance
a. Penerapan disiplin dan profesionalisme lembaga (reward and punishment) b. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat dilandasi itikad baik c. Setiap kebijakan dipandu oleh ketentuan yang telah ditentukan (sistem dan prosedur). 2) Peningkatan Kualitas SDM
a. Rekruitment pelaksana secara selektifberdasarkan kriteria tertentu b. Pendidikan dan pelatihan berkala bagi pengurus dan pelaksana
68
c. Kerja sama dan studi banding dengan lembaga lain yang sukses. 3) Perbaikan Administrasi dan Keuangan a. Pemanfaatan
teknologi
informasi
(komputer)
untuk
kegiatan
administrasi terutama administrasi keuangan (komputerisasi aknntasi) b. Pelaksanaan kerja berdasarkan sistem dan prosedur yang telah dibaknkan c. Pengendalian keuangan berdasarkan sistem anggaran yang terbuka d. Seluruh kegiatan dilaporkan secara aknrat dan terbuka. 4) Networking- UPZ dan LAZ
a. Membentuk dan membinajaringan UPZ b. Mensosialisasikan kesamaan visi dan misi kelembagaan dan zakat kepada UPZ & LPZ c. Mendorong pengelolaan UPZ & LPZ dengan baik (good governance). 2. Penghimpun, sosialisasi ZIS Layanan penerimaan dana dan layanan donator 1) Sosialisasi ZIS
a. Publikasi di media massa, media cetak, SK folder, Jeaflef, radio dll tentang visi, misi Jembaga dan visi zakat b. Presentasi, syi'ar dan penggalangan kesamaan visi c. Konsultasi ZIS (tatap muka, via phone, call, kontak e-mail) d. Perusahaan peduli zakat, donasi, sherring bisnis. 2) Layanan Penerimaan Dana
a. Layanan langsung melalui outlet, UPZ dan layanan jemput b. Layanan via Bank.
69
3) Layanan Donatur a
Layanan komunikasi muzakki clan mitra
b. Pnblikasi penerimaan, penyaluran dan pendayagunaan dana c. Insentif Pengurangan Penghasilan Kena Pajak sesuai UU Rl No.17/2000. 3. Pendistribusian (santunan dan layanan sosial) I) Layanan Charity atau Santunan a
Penyedian clana darurat kritis clan dak.wah
b. Penyediaan clana santunan anak yatim, rumah jompo dan sarana sosial c. Penyediaan clana pengembangan sarana ibadah. 2) Layanan Sosial a. Penyedian layanan kesehatan, khitanan massal, pengobatan gratis bagi kaum dhu'afa b. Penyedian sarana sanitasi pedesaan, MCK, sumur pantek (penyedian air bersih). 4. Pendayagunaan (pendayagunaan ekonomi clan Pendayaan SDM) I) Pendayaan Ekonomi a
Pengembangan kelompok ekonomi mandiri
b. Pengembangan ekonomi produktif individual c. Membangun kemitraan usaha d. Mengembangkan iptek tepat guna 2) Pendayaan SDM a
Beasiswa atau Beastudi
70
b. Pendidikan dan pelatihan kerja c. Magang d. Sekolah gratis.
5. Kiprah Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dalam Pengembangan Masyarakat Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Zakat yang dikelola dengan baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan (economic growth with equity) yang diterima oleh golongan ekonomi lemah, memiliki irnplikasi positif terhadap meningkatnya daya beli masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong peningkatan produksi. Zakat dalam sistem pewarisan Islam mendorong distribusi pendapatan secara egaliter dan dinamis, sehingga dengan demikian harta yang ada di tangan sebagian masyarakat atas
akan selalu beredar, tidak menumpuk. 12 Zakat bukanlah sesuatu yang sifatnya ibadah individu semata, namun lebih jauh zakat memiliki dua fungsi ganda, ibarat sebuah mata uang yang sisi-sisinya tidak bisa terpisahkan begitu saja. Salah satu fungsi zakat yang pada saat ini harus kita kobarkan kembali dalam konteks kekinian. Maka re-orientasi zakat harus kita bangun, bahwa zakat bukanlah sesuatu yang sifatnya membantu sesaat, danjangka pendek. Tetapi lebih jauh dari itu, bahwa zakat merupakan sumber kekuataan umat Islam dalam
71
memberdayakan para mustahik agar mereka mampu dan berdaya dalam posisi ekonomi sekaligus mengurangi kemiskinan. Sebagaimana yang telah menjadi visi pengelolaaan zakat dari Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang, menjadikan mustahik menjadi muzzaki. Maka kegiatan yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang adalah berupaya mengembangkan masyarakat agar berdaya dan mandiri sehingga mereka dapat menolong dirinya sendiri dan orang Jain. Karena itu sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa program-program yang dibuat oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang khususnya pada program penyaluran/pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah lebih banyak diorientasikan pada pelbagai bentuk program yang sifatnya jangka panjang dan produktif yang mencakup berbagai bidang kehidupan masyarakat seperti bidang pendidikan,
sosial, ekonomi, kesehatan,
dan
keagamaan. Semua program yang dibuat oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang diarahkan pada upaya pemberdayaan masyarakat agar mereka mandiri serta peningkatan kualitas kehidupan masyarakal Usaha yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang dalam usahanya menjadikan mustahik menjadi muzzaki terrangknm dalam tiga program besar, yakni program peningkatan SDM, program peningkatan kesejahteraan umat, dan program pengembangan ekonomi skala mikro. Dalam program Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Misalnya, Badan Amil Zakat Daemh ffiAZDA) Kofa T"""""'"" tel"h
herh,.~il
m1'nv,.lnrlrnn
72
dan keberbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai Perguruan Tinggi dalam bentuk program pemberian bea-siswa bagi murid yang berprestasi dan knrang mampu. Selain program beasiswa, Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang juga telah menyalurkan dana dalam bentuk program kursus keterampilan dan peningkatan kompetensi bagi masyarakat sekitar. Tujuan program ini adalah memberikan keterampilan sekaligus upaya peningkatan kompetensi bagi kelompok masyarakat yang menganggur, sehingga diharapkan setelah mereka lulus dari program yang dibuat oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang ini, mereka dapat membuka usaha sendiri tanpa harus bergantung pada lapangan pekerjaan dari orang lain. Selain itu Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang juga telah menyalurkan dana zakat dalam bentuk program bantuan operasional dan fasilitas pendidikan bagi lembaga pendidikan yang membutuhkan. Dalam program Peningkatan Kesejahteraan Ummat, Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang juga telah berhasil menyalurkan dana zakat untuk para guru Taman Pendidikan AI-Qur'an (TPQ), Ustadz/Ustadzah, penjaga masjid (marbot) di!, bantuan pangan, bantuan kesehatan, serta bantuan bencana alam bagi masyarakat Program yang terakhir adalah program pengembangan ekonomi skala mikro. Dalam program ini, dana zakat yang terkurnpul disalurkan dalam bentuk pinjaman usaha bagi para pedagang kecil yang kesulitan pendanaan dalam usaha Selain itu tujuan program ini adalah bagaimana memberdayakan masvarnlrnt auar kehiclnnan ekonominva meniacli lehih haik sehimn>a nredikat
73
sebagai rnustahik dapat berubah rnenjadi rnuzzaki sesuai dengan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang.
B. Kecamatan Cipondoh 1. Letak Geografts Kota Tangerang keseluruhan secara geografis terletak antara 6°6' Lintang Selatan sampai dengan 6°13' Lintang Selatan dan 106°36' Bujur Timur sampai dengan 106°42' Bujur Timur. Batasnya wilayahnya •
Sebelah utara, berbatsan dengan Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang.
•
Sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang.
•
Sebelah timur berbatasan dengan DKl Jakarta.
•
Sebelah barat,, berbatasan dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang. Letak geografis yang sedemikian itu sangat menguntungkan bagi daerah
Kota Tangerang, terutama dalam pengembangan ekonomi. Luas wilayah kota Tangerang tercatat 183,78 Km2 (termasuk luas Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 Km2) yang berjarak sekitar 60 Km dari Ibukota
Propinsi Banten dan sekitar 27 Km dari DKl Jakarta. Wilayah Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan yaitu Kecamatan Ciledug (8.769 Km2), Larangan (9.397 Km2), Karang Tengah (10.474 Km2),
74
Jatiuwung (14.406 Km2), Cibodas (9.611 Km2), Periuk (9.543 Km2), Batuceper (11.583 Km2), Neglasari (16.077 Km2), Benda (5.919 Km2) dan Kecamatan Cipondoh (17.91 Km2). 13 Karena objek dari skripsi ini Kecamatan Cipondoh maka penulis akan memfokuskan pada keadaan umum Kecamatan Cipondoh. Keadaan Cipondoh terletak disebelah Timur Kota Tangerang dengan luas wilayah 1.833 Ha terdiri dari Tanah Darat 1.483 Ha, Tanah Sawah 275 Ha dan Tanah Rawa 78 Ha. Letak ketinggian dari permukaan laut sekitar 0,14 Km dengan curah hujan rata-rata perbulan 100 mm. Wilayah Kecamatan Cipondoh terbagi dalam 10 (sepuluh) Kelurahan, terdiri dari 91 RW dan 525 RT, dengan pembagian wilayah sebagai berikut : 14
l. Kelurahan Cipondoh
2. Kelurahan Cipondoh Makmur 3. Kelurahan Cipondoh Indah
4. Kelurahan Poris Plawad 5. Kelurahan Poris Plawad Utara
6. Kelurahan Poris Plawad Indah 7. Kelurahan Gondrong 8. Kelurahan Kenanga 9. Kelurahan Petir 10. Kelurahan Ketapang
75
2. Jumlab Penduduk 1. Kependudukan Jumlah Kepala Keluarga
: 35.537 Jiwa
Jumlah Penduduk
: 152697 jiwa
Jumlah Laki-laki
: 77.711 Jiwa
Jumlah Perempuan
: 74.986 Jiwa
2. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tabel.1 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No.
KELOMPOK UMUR
LAKl-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1.
Umur 0- 5 Tahun
5.887
5.824
11.711
2.
Umur 6 - 10 Tahun
5.105
5.026
10.131
3.
Umur 11 -16 Tahun
7.140
6.901
14.041
4.
Umur 17 - 20 Tahun
7.459
6.966
14.425
5.
Umur 21-25 Tahun
6.521
6.156
12.677
6.
Umur 26 - 30 Tahun
7.211
6.955
14.166
7.
Umur 31 - 35 Tahun
7.514
7.248
14.762
8.
Umur 36 - 40 Tahun
7.170
6.866
14.036
9.
Umur 41 - 45 Tahun
5.779
5.839
11.618
10.
Umur 46 - 50 Tahun
4.859
4.687
9.546
11.
Umur 51 - 55 Tahun
4.473
4.224
8.697
12.
Umur 56 - 60 Tahun
3.888
3.935
7.823
13.
Umur 61 - 65 Tahun
2.836
2.664
5.500
14.
Umur 66 Tahun Keatas
1.869
1.695
3.564
77.711
74.986
152.697
JUMLAH
76
Berdasarkan kelompok umur ternyata jumlah penduduk terbanyak adalah penduduk umur (5-45) dan penduduk yang sedikit berdasarkan umur (46-66 keatas). 3. KTP (Kartu Tanda Penduduk) : 103.357 Jiwa
Jumlah Penduduk Wajib KTP Jumlah Penduduk yang Memiliki KTP s.d.Bulan Ini
84.948 Jiwa
Jumlah Penduduk yang Belum Memiliki KTP s.d. Bulan Ini
18.426Jiwa
4. Status Kewarganegaraan Status kewarganegaraan untuk membedakan antara penduduk asli Indonesia atau penduduk asing dan atau penduduk asing yang menetap di Indonesia. Berikut ini tabel status kewarganegaraan di kecamatan Cipondoh: Tabel.2 Status Kewarganegaraan Kecamatan Cipondoh a.
WNIAsli
137.668
Jiwa
Lk=
71.343 Pr=
66.482
6.355 Pr=
8.495
b. WNI Keturunan
•
Cina
.
15.007
Jiwa
Lk=
..
Arab
:
Jiwa
Lk=
•
Pakistan
..
-
Jiwa
Lk=
•
BeJanda
..
-
Jiwa
Lk=
•
Perancis
.
-
Jiwa
Lk=
•
Jepang
-
Jiwa
.. ..
-
Pr=
-
Pr=
-
Pr=
Lk=
-
Pr=
-
Pr=
Taiwan
.
-
Jiwa
Lk=
-
Pr=
-
India
.
16
Jiwa
Lk=
8 Pr=
8
3
Jiwa
Lk=
3 Pr=
-
c. WNA
•
Cina
77
•
Pakistan
• •
Belanda
. .
Perancis
..
Jepang
•
Taiwan
-
Jiwa
Lk=
-
Pr=
-
Jiwa
Lk=
-
Pr=
-
-
Jiwa
Lk=
-
Pr=
-
3
Jiwa
Lk=
2 Pr=
1
-
Jiwa
Lk=
-
Jiwa
Lk=
-
Pr=
-
152.697
Jiwa
Lk=
77.608 Pr=
74.986
.
..
Lainnya JUMLAH
Pr=
Sumber : BPS Kecamatan Cipondoh
Pengklasifikasian
penduduk
kecamatan
Cipondoh
menurut
kewarganegaraan yaitu: WNI Asli berjumlah 137.668, WNI Keturunan dari Cina berjumlah 15.007 jiwa, WNI Keturunan dari India berjumlah 16 jiwa, WNA Cina berjumlah 3 jiwa, WNA Jepang berjumlah 3 jiwa. 5. Mutasi Penduduk Selama bulan terakhir ini terjadi mutasi penduduk : a. Datang
: 369 Jiwa
Lahir
: 36 Jiwa Jumlah
405 Jiwa
b. Pindah
: 214 Jiwa
Mati
: 18 Jiwa Jumlah
232Jiwa
3. Peta Sosial Ekonomi Kecamatan Cipondoh Jumlah Penduduk di suatu daerah sebenarnya merupakan aset dan potensi
78
dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang pesat tetapi dengan kualitas yang rendah akan menjadi beban besar bagi proses pembangunan. Jumlah penduduk Kecamatan Cipondoh tahun 2007 tercatat 152697 jiwa. Disamping itu sebagai daerah yang berbatasan dengan Ibukota Negara, Kecamatan Cipondoh mau tidak mau harus menampung pula penduduk yang aktifitas ekonomi kesehariannya di wilayah DKI Jakarta. Dari jumlah penduduk sebanyak 152.697 jiwa tersebut terdapat angkatan kerja sebanyak 29.657 jiwa dengan lapangan kerja sebagai berikut: TabeL3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja
No.
PEKERJAAN
JUMLAH
1.
Petani
2.
Petani Penggarap
3.
Buruh Tani
4.
Pedagang
5.
Industri Rakyat
505jiwa
6.
Buruh Industri
10.641 jiwa
7.
Pertukangan
1.173 jiwa
8.
PNS
1.287 jiwa
9.
TNI?POLRI
203jiwa
10.
Pensiunan
389jiwa
11.
Purnawirawan
99jiwa
12.
Perangkat Kelurahan
149jiwa
13.
Penganguran Tidak Kentara
2.459 jiwa
14.
Penganguran
3.982jiwa
517 jiwa 2.565jiwa 453jiwa 4.789 jiwa
79
Peta sosial ekonomi Kecamatan Cipondoh menurut lapangan kerja didominasi oleh pekerja yang berpenghasilan kecil seperti; Buruh lndustri berjumlah 10.641 jiwa, Pedagang berjumlah 4.789 jiwa, Pengangguran berjumlah 3.928 jiwa, Petani Penggarap berjumlah 2.565 jiwa, Pengangguran Tidak Kentara berjumlah 2.459 jiwa.
4. Peta Kemiskinan Kecamatan Cipondoh Kemiskinan sangat berkaitan dengan ekonomi dan struktur sosial. Sturktur sosial masyarakat yang ada relevansinya dengan kehidupan ekonomi, maka peta kemiskinan di Kecamatan Cipondoh sangat bervariasi. Tabel.4 Peta Kemiskinan Kecamatan Cipondoh NO.
KELURAHAN
JUMLAH WARGA MISKIN
1.
CIPONDOH
394jiwa
2.
CIPONDOH MAKMUR
238jiwa
3.
CIPONDOH lNDAH
201 jiwa
4.
PORIS PLAWAD
373jiwa
5.
PORIS PLAWAD UTARA
194 jiwa
6.
PORIS PLAWAD lNDAH
180jiwa
7.
GONDRONG
393jiwa
8.
KENANGA
379jiwa
9.
PETIR
285jiwa
10.
KETAPANG
231 jiwa
JUMLAH
2868jiwa
Sumber : BPS Nasional Tahun 200R
81
1. Paket Senyum Santunan anak yatim piatu, orang tua jompo dan bantuan sarana keagamaan. 2. Paket Mawaddah Fil Qurba (Pendekatan Kasih Sayang) Memberikan beasiswa, keterampilan dan bimbingan usaha disertai modal agar lebih tegar mandiri. 3. Paket Bulan Sabit Hijau Memberikan pelayanan kesehatan bagi kaum dhu'afa dan sanitasi lingkungan. 4. Paket Tabligh As-Sakinah Pembentukan akhlak mulia para mustahik untuk mengkaji masalahmasalah yang dihadapi.
5. Paket Baitul Qirath Lembaga keuangan mikro sebagai basil infak atau shadaqah para mustahik yang dibina dalam Usaha Kecil Sekali (UKS) atau Usaha Kelompok Bersama (UKB). 15 Sedangkan yang bersifat produktif atau pemberdayaan ekonomi dan pengembangan usaha kaum dhuafa yang terbentuk dalam program sebagai berikut16:
1. Paket A, untuk program Modal Bergulir (MB) Pinjaman ini diberikan kepada WKS (Wiraswasta Kecil Sekali) sebagai tambahan modal bagi WKS yang sudah mempunyai usaha dan mempunyai
82
peluang untuk ditingkatkan atau yang pernah menjadi WKS tapi modalnya habis karena alasan yang dibenarkan. Untuk saat ini berjalan dengan sistem usaha kelompok, masing-masing kelompok 10 orang yang diusulkan dari tiap kecamatan kepada BAZDA Kota Tangerang. Yang dimaksud WKS (Wiraswasta Kecil Sekali) itu adalah penjualan sayuran, pedagang gado-gado, penjual kecil di pasar, penjual keliling (tukang bakmi, tukang bakso, tukang buah) atau pedagang kecil yang mangkal (tukang koran/rnajalah, penjual minuman ringan dan lain-lain). Untuk besar pinjamanya, untuk tiap individu Rp.300.000,- dengan pinjarnan selarna 12 bulan, dari 12 bulan tersebut dibagi menjadi 10 bulan untuk membayar angsuran dan pada 2 bulan awal untuk masa tenggang memutarkan modal. Pembayaran angsuran pinjaman sebesar Rp.30.000,tiap bulan yang paling lambat tanggal 5 tiap bulannya dan tanpa dikenakan bunga pinjaman. Mengenai prosedur peminjarnan: WKS yang akan mendapatkan modal bergulir di usulkan oleh pihak keluruhan yang kemudian diajukan ke BAZ Kecarnatan dan di sarnpaikan ke BAZDA Kota Tangerang, jumlah WKS yang akan mendapatkan modal bergulir di tentukan pada setiap keluruhan sebanyak 5 orang. 2. Paket B, untuk program Pinjaman Modal Usaha (PMU) Pinjaman modal diberikan kepada WK (Wiraswasta Kecil) yang kekurangan modal untuk pengernbangan usaha atau kepada dhu'afa yang
83
merupakan kelanjutan dari program PDU (Pendayagunaan Dana Ummat untuk Ummat), hanya saja PDU dengan sistem hibah. Yang dimaksud WK (Wiraswasta Kecil) itu adalah wiraswasta kecil yang jenis usaha umumnya, seperti: jual-beli sembako, usaha mebel, penjual nasi soto dan pecel, tekstil kiloan dan konveksi, temak kambing, jual limbah kayu dari pabrik, dan lain-lain. WK ini tingkatannya sudah agak lumayan dari WKS. Besar pinjaman di setiap kecamatan maksimal Rp.5.000.000,-. Mengenai pembagian modal usaha Rp.5.000.000,- diatur oleh pihak BAZ Kecamatan dan kemudian diajukan ke BAZDA. Rentang waktu pengembalian selama 30 bulan, dikembalikan ke BAZDA kota secara bertahap diatur dalam skema pinjaman yang disetujui bersama Modal pengembalian di angsur, pembayaran per 6 bulan sebesar 1/5 atau 20% dari pinjaman. Pinjaman ini menggunakan sistem mudharabah, yaitu 6 bulan pertama dengan bagi hasil 50%, kedua 40%, ketiga 30%, keempat 20%, kelima 10% dan serta pihak peminjam diupayakan memberikan shadaqah dan infak. 3. Paket C, untuk Program: - Program Kemitraan Umum Kemitraan adalah bentuk usaha patungan (Joint Venture) atau BAZDA Kota Tangerang dengan patner yang mempunyai usaha mapan atau membuat unit usaha baru dengan modal bersama Jenis usaha yang menjadi patner adalah jenis usaha apa saja yang halal dan ditentukan setelah di adakan kaiian kelavakan.
84
Yang menjadi patner adalah tentunya orang muslim yang mempunyai modal (harta dan kecakapan). Besarnya modal yang akan diinvest sangat tergantung dari jenis usaha yang dilaksanakan. Mengenai pengembalian modal dan pembagian keuntungan dirundingkan dengan patner sesuai dengan saham masing-masing dan tertuang dalam MOU (Memorandum of Understanding). - Program Kemitraan Progresif Program progresif adalah mengembangan dari program kemitraan. Program ini tidak jauh berbeda dengan program kemitraan. Program kemitraan progresif dikhususkan bagi pengusaha yang mendadak membutuhkan bantuan modal untuk usaha atau proyek yang akan dijalankan. Kriteria dan besarnya pinjaman akan ditentukan oleh BAZDA langsung. Pengembalian modal pinjaman berjangka waktu selama sebulan, keuntungan dibagi menjadi 60% untuk pengusaha dan 40% untuk BAZDA.
BAB IV POLA PENDAYAGUNAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG DALAM MENANGGULANGI KEMISKINAN
A. Pola Pendayagunaan Zakat Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang Zakat merupakan suatu konsep yang di dalamnya berisi ajaran tentang pemerataan pendapatan, solidaritas antara kaum berpunya terhadap kaum yang lemah. Di dalam harta orang yang berpunya (kaya) terdapat sebagian kecil harta orang yang tak berpunya (miskin), karena itu Islam mewajibkan untuk memberikan sebagian harta yang terkandung dalam harta seseorang tersebut kepada orang yang berhak menerimanya. Permasalahan zakat pada akhirnya berkembang sejalan dengan kemajuan zaman. Zakat yang disalurkan secara pribadi dirasa kurang berdampak besar terhadap kemaslahatan ummat kbususnya para mustahik. Sebab zakat yang dikeluarkan langsung oleh muzakki kepada mustahik l:.anya sesaat dirasakan manfaatnya. Karena itu perlu dilakukan perubahan terhadap pola penyaluran dana zakat ke arah yang sifatnya jangka panjang dan produktif. Zakat yang ada harus disalurkan melalui sebuah badan kbusus atau lembaga yang benar-benar secara serius mengelola dana-dana zakat baik lembaga pemerintahan atau non-pemerintahan. Dengan adanya sebuah lembaga yang mengelola dana zakat tersebut, diharapkan permasalahan sosial yang dihadapi oleh umat Islam kbususnya bangsa Indonesia dalam mengatasi dapat terpecahkan.
86
Perlu adanya manajemen agar semua yang diharapkan bisa tercapai, manajemen organisasi zakat ; pertarna. amanah, artinya sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap amil zakat, karena ha! ini bersangkutan dengan moral dan akhlak. Kedua Profesonal, artinya hanya dengan professional yang tinggi dana-dana zakat yang dikelola akan menjadi efektif dan efesien, jadi dengan amanah saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan professional. Ketiga. Transparan, dengan transparan menciptakan kontrol yang baik. Dari ketiga unsur manajemen zakat, pihak BAZDA selalu menggunakan unsur-unsur tersebut dalam melaksanakan program. Dalam mengelola dan menyalurkan dana zakat sangat dibutuhkan adanya sebuah konsep yang matang, khususnya konsep tentang penyaluran dana zakat yang berorientasi pada manfaat produktif, meskipun manfaat secara konsumtif tidak diabaikan sepenuhnya. Salah satu lembaga pengelolaan dana zakat yang bernaung dibawah pemerintah Kota Tangerang yang ada di Indonesia adalah Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang. Lembaga zakat pemerintahan ini berperan dalam mengelola dana zakat yang terkumpul dari masyarakat Kota Tangerang pada umumnya, baik dari lembaga pengumpul dana zakat di kecamatan atau di kelurahan disekitar daerah Kota Tangerang maupun muzakki yang menyetorkan langsung ke BAZDA Kota Tangerang dan menyalurkan dana zakat tersebut kepada para mustahik yang membutuhkan yang berada di daerah Kota Tangerang. Sebagaimana pengertian zakat adalah proses optimalisasi distribusi dana zakat lll!ar lebih efektif. bermanfaat dan berdavlll!llila. Maka dalam menentukan
87
pola pendayagunaan dana zakat, skala prioritas harus ditetapkan dengan melihat kebutuhan dan kesesuaian yang ada di masyarakat. Dalam pendayagunaan zakat, ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Diberikan kepada delapan ashnaf 2. Manfaat zakat itu dapat diterima dan dirasakan manfaatnya 3. Sesuai dengan keperluan mustahik (konsumtif dan produktit). 1 Pendayagunaan zakat yang dikumpulkan oleh Badan Amil Zakat diarahkan pada program-program yang memberi manfaat jangka panjang untuk perbaikan kesejahteraan mustahik. Pendayagunaan zakat pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan status mustahik menjadi muzakki, melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan sosial serta pengembangan ekonomi. Adapun langkah konkrit dalam mendayagunakan dana zakat, maka BAZDA Kota Tangerang melaksanakan tugasnya dalam pendayagunaan zakat berupa: 1. Melaksanakan pelatihan keterampilan. Aplikasi pemberdayaan pengusaha kecil dan mikro, maka BAZDA Kota Tangerang melaksanakan pelatihan keterampilan, salah satunya dengan memberikan pelatihan pembuatan Mie Ayam yang bekerjasama dengan indofood. Adapun pesertanya adalah perwakilan 1 orang dari setiap kecamatan yang ada di Kota Tangerang.
88
2. Memberikan bea siswa berkelanjutan. Bea siswa diberikan unruk meningkatkan kualitas diri yang tidak hanya bertumpu pada kecerdasan intelektual, melainkan juga pada dasar-dasar moral serta akhlakul karimah. Bea siswa ini diberikan unruk pelajar dan mahasiswa yang memiliki potensi, prestasi (bisa mempertahankan prestasinya) serta memiliki akhlak yang baik. 3. Melaksanakan bimbingan usaha agar tegar madiri dan berakhlak mulia. Dalam ha!
ini BAZDA mengadakan pertemuan bulanan unruk
memberikan motivasi dan sharing kepada peserta yang menerima modal unruk usaha. Dalam program ini dibungkus dengan acara pengajian unruk membina para mustahik agar memiliki akhlak mulia. 4. Melaksanakan kerjasama usaha dengan pihak lain unruk lebih meningkatkan dan memperluas jaringan pemberdayaan ekonomi mandiri. Pihak BAZDA membuka pintu lebar-lebar bagi pengusaha yang ingin bekerjasama. Hal ini bertujuan meningkatkan pemberdayaan ekonomi mandiri serta unruk memperluas jaringan usaha. Program ini dibungkus dengan program kemitraan. 5. Menciptakan lapangan kerja baru unruk para mustahik. Dengan memberikan pelatihan keterampilan dan memberikan modal unruk usaha merupakan salah satu langkah membuka lapangan kerja baru bagi para mustahik yang ingin berusaha dan merubah hidupnya.
89
Seclangkan BAZDA Kota Tangerang menyalurkan clana zakatnya sebagai dana charity (bantuan sesaat) clan menganut prinsip manfaat dan produktif dalam kemasan sebagai berikut: 2
1. Paket Senyum. Santunan anak yatim piatu, orang tua jompo clan bantuan sarana keagamaan.
2. Paket Mawaddah Fil Qurba (Pendekatan Kasih Sayang). Memberikan beasiswa, keterampilan clan bimbingan usaha disertai modal agar lebih tegar mandiri.
3. Paket Bulan Sabit Hijau. Memberikan pelayanan kesehatan bagi kaum dhu'afa clan sanitasi lingkungan.
4. Paket Tabligh As-Sakinah. Pembentukan akhlak mulia para mustahik untuk mengkaji masalahmasalah yang dihadapi.
5. Paket Baitul Qirath. Lembaga keuangan mikro sebagai hasil infak atau shadaqah para mustahik yang dibina dalam Usaha Kecil Sekali (UKS) atau Usaha Kelompok Bersama (UKB). Pada kemasan paket Mawaddah Fil Qurba inilah program pendayagunaan pada BAZDA Kota Tangerang berpijak, karena paket ini merupakan program pemberdayaan ekonorni clan pengembangan usaha para kaum dhu'afa, BAZDA
90
Kota Tangerang memiliki pola pendayagunaan tersendiri dalam rangka aplikasi program kerja BAZDA Kota Tangerang yang dibagi dalam tiga paket yaitu: 1) Paket A, untuk program Modal Bergulir (MB) Pinjaman ini diberikan kepada WKS (Wiraswasta Kecil Sekali) sebagai tambahan modal bagi WKS yang sudah mempunyai usaha dan mempunyai peluang untuk ditingkatkan atau yang pemah menjadi WKS tapi modalnya habis karena alasan yang dibenarkan. Untuk saat ini berjalan dengan sistem usaha kelompok, masing-masing kelompok 10 orang yang diusulkan dari tiap kecamatan kepada BAZDA Kota Tangerang. Yang dimaksud WKS (Wiraswasta Kecil Sekali) itu adalah penjualan sayuran, pedagang gado-gado, penjual kecil di pasar, penjual keliling (tukang bakmi, tukang bakso, tukang buah) atau pedagang kecil yang mangkal (tukang koran/majalah, penjual minuman ringan dan lain-lain). Untuk besar pinjamanya, untuk tiap individu Rp.300.000,- dengan pinjaman selama 12 bulan, dari 12 bulan tersebut dibagi menjadi 10 bulan untuk membayar angsuran dan pada 2 bulan awal untuk masa tenggang memutarkan modal. Pembayaran angsuran pinjaman sebesar Rp.30.000,- tiap bulan yang paling lambat tanggal 5 tiap bulannya dan tanpa dikenakan bunga pinjaman. Mengenai prosedur peminjaman: WKS yang akan mendapatkan modal bergulir di usu1kan oleh pihak keluruhan yang kemudian diajukan ke BAZ Kecamatan dan di sampaikan ke BAZDA Kota Tangerang, jumlah WKS yang akan mendapatkan modal bergulir di tentukan pada setiap keluruhan sebanyak 5
oran11:.
91
Kontrol pelaksanaan di monitoring oleh BAZ Kecamatan yang telah ditunjuk seeara intens, tetapi tetap tidak terlepas kontrol dari BAZDA Kota Tangerang. Pada periode 2006-2007 BAZDA mengumpulkan dana ZIS sebesar Rp.388.924.460,-
dan
alokasi
untuk
pemberdayaan
ekonomi
sebesar
Rp.43.500.000,- untuk modal bergulir seluruhnya 14 kelompok dengan rincian sebagai berikut:
a Kee. Cipondoh
: 3 kelompok
b. Kee. Tangerang
: 3 kelompok
e. Kee. Neglasari
: 3 kelompok
d. Kee. Karawaci
: 1 kelompok
e. Kee. Batu Ceper
: 2kelompok
f. Kee. Priuk
: 1 kelompok
g. Kee. Pinang
: 1 kelompok
TabeL5 Daftar Penerima Bantuan Modal Bergnlir Kecamatan Cipondoh 2007 NO. I. 2. 3.
4. 5. 6.
1. 8.
9.
NAMA Acih Emi Suhaemi Nemik Salmah
ALAMAT
USAHA
KELURAHAN
Warun11: Warun2 Warun1>; Warun2 Ped.Rokok
CIPONDOH
Sumantrl
Ku. Gunun11: Rt.04/03 Jl.KH.Hasvim Ashari Rt.03/02 JLKH.Hasvim Ashari Rt.03/02 Cinondoh Rt.O 1/03 Ko. Gtllluntz Rt.04/03
AcbmadRudi Carolina Laurensia Hanniyatun Ita Julvati
Ketanan" Rt.O 1/06 Griva Indah No, 12 Rt.05/01 Ketanan2 Rt.02/02 JI. Darussalam VII Rt.06/01
Pe Ped, Klonton2 Pedairan" Pedagang
KETAPANG
92
11. 12. 13. 14. 15.
Marhumah Maryuti Mursinah Nenih Ruoiah
JI. Kihajar Dewantoro Rt.03/04 Gonclrong Rt.01/03 Gonclrone Rt.02/10 JI. Kihaiar Dewantoro Rt.04/01 JI. H. Mansur Rt.002/05
Mie Rebus Nasi Uduk Ped. Savuran Nasi Uduk Ped. Savuran
16. 17. 18. 19. 20.
Dahliah Khusnah Mardiah Mariyati Sukavah
JI. Tueu K•rva 1 Rt.04/03 JI. Panglima Polim Rt.02/05 JI. Panglima Polim Rt.02/05 JI. KH. Mustofu Rt.01/04 Puri Dewata lndah Rt.06/06
Tukang Pakaian Tukane Pakaian Ped. Rokok Tukang Jahid Nasi Uduk
21. 22. 23. 24. 25.
Ango:raini Eli Hermawati Neateman Robiah Sunarti
JI. Panelima Polim Rt.01/03 JI. Panglima Polim Rt.04/03 JI. Pan<'lima Polim Rt.04/03 JI. Pemban!!llllan Rt.02/03 JI. Pan.,lima Polim Rt.03/03
Wanmg Wanmg Wanmg Wanmg Wanmg
26. 27. 28. 29.
Ar
JI. Alhidayah Rt.04/03
Pedagaog Nasi
Budi Harnimah Sahri Irawan Sri Mastuti
JI. Nurul Yaqin Rt.04/04 JI. Perdamaian Rt.O 1/03 JI. Nurul Yaqin Rt.04/04 JI. H. ridan 1 Rt.02/02
Ped. Kelontong Pedagaog Nasi Ped. Kelontong Pedagang Kopi
Limah
Kenanga Rt.03/01
Wanmg
Maesaroh Nursiah Sudarto Syarifuddin/Masripah Dulhadi Bin Wahid Ptijrull Asna Diansyah Marini Mudini
Kenanga Rt.03/02 Kenanga Rt.03/02 Kenanga Rt.03/02 Kenanga Rt.03/02 Kp. Dongkal Rt.008/03 Porls Ibdah Balok E/744 Rl.13/0S Kp. Dongkal Rt.008/03 Kp. Dongkal Rt.007/03 Kp. Dongkal Rt.007/03
WanmgNasi Wanmg Wanmg Wanmg PedagangEs Empek-empek Batagor Otak-otak Bakso
41. 42. 43. 44. 45.
Jamilatief
Rt.01/03
Toko Alat Jahit
H. Masari Mahluddin Mulyanah Suadah
JI. M. Hasanuddin Rt.01/03 Rt.01/03 Sipon Cipondoh Rt.01/03 JI. Karya Bakti No.20 Rt.O 1/02
AyamPotong Pedagang Dean Toko Klontong Ped. Sayur
46. 47. 48. 49. 50.
Hariroh
JI. KH. A. Dahlan Rt.06/01
Pedagaog
Mailiyah Mas'ud Basyar Rumsiah Yazid Hatomi
Cantiga Rt.01/06 Kp. Petir Gg. H. Lebe Rt.09/01 JI. KH. A. Dahlan Rt.02/01 JI. KH. A. Dahlan Rt.06/01
Pedagang Pedagaog Pedagaog Pedagang
30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
GONDRONG
PORIS PLAWAD UTARA
PORlS
PLAWAD
PORIS PLAWAD INDAH
KENANGA
CIPONDOH INDAH
CIPONDOH MAKMUR
PETIR
93
2) Paket B, untuk program Pinjaman Modal Usaha (PMU) Pinjaman modal diberikan kepada WK (Wiraswasta Kecil) yang kekurangan modal untuk pengembangan usaha atau kepada dbu'afa yang mempunyai kecakapan kemampuan clan peluang usaha. PMU ini merupakan kelanjutan dari program PDU (Pendayagunaan Dana Ummat untuk Ummat), hanya saja PDU dengan sistem hibah. Yang dimaksud WK (Wiraswasta Kecil) itu adalah wiraswasta kecil yang jenis usaha umumnya, seperti: jual-beli sembako, usaha mebel, penjual nasi soto clan pecel, tekstil kiloan clan konveksi, temak kambing, jual limbah kayu dari pabrik, clan lain-lain. WK ini tingkatannya sudah agak lumayan dari WKS. Besar pinjaman di setiap kecamatan maksimal Rp.5.000.000,-. Mengenai pembagian modal usaha Rp.5.000.000,- diatur oleh pihak BAZ Kecamatan clan kemudian diajukan ke BAZDA. Rentang waktu pengembalian selama 30 bulan, dikembalikan ke BAZDA kota secara bertahap diatur dalam skema pinjaman yang disetujui bersama. Modal pengembalian di angsur, pembayaran per 6 bulan sebesar 1/5 atau 20% dari pinjaman. Pinjaman ini menggunakan sistem mudbarabah, yaitu 6 bulan pertama dengan bagi hasil 50%, kedua 40%, ketiga 30%, keempat 20%, kelima 10% clan serta pihak peminjam diupayakan memberikan shadaqah clan infak. Kontrol pelaksanaan sama dengan program MB, BAZ Kecamatan secara intens melakukan kontrol, tetapi tetap tidak terlepas kontrol dari BAZDA Kota Tangerang.
94
Untuk program Peminjaman Modal Usaha (PMU) sebanyak sembilan orang, dengan rincian sebagai berik:ut:
a. Kee. Batu Ceper
: 2 orang
b. Kee. Neglasari
: 2orang
c. Kee. Cipondoh
: 3 orang
d. Kee. Larangan
: I orang
e. Kee. Pinang
: I orang
Tabel.6 Daftar Penerima Bantuan Peminjaman Modal Usaha Keeamatan Cipondoh 2007 NO. l.
2.
ALAMAT
NAMA A.Rogayah
An. Eka Setiati
USAHA
JI. KH. Hasyim Ashari
Warung
No.66 Rt.01/02
Semboko
JUMLAH
KELURAHAN
Rp.5.000.000
Kenanga
Indah
Cattering
Rp2.500.000
Poris Plawad Utara
JI. Maulana Hasanuddin
Semba.'
Rp.2.500.000
Cipondoh Malonur
Puri
Dewata
No21 Rt.01/06 3.
JamiLatief
No.3 Rt.O 1/03
3) Paket C, untuk Program : a) Program Kemitraan Umum Kemitraan adalah bentuk usaha patungan (Joint Venture) atau BAZDA Kota Tangerang dengan patner yang mempunyai usaha mapan atau
95
Jenis usaha yang menjadi patner adalahjenis usaha apa saja yang halal dan ditentukan setelah di adakan kajian kelayakan. Yang menjadi patner adalah tentunya orang muslim yang mempunyai modal (harta dan kecakapan). Besarnya modal yang akan diinvest sangat tergantung dari jenis usaha yang dilaksanakan. Mengenai pengembalian modal dan pembagian keuntungan dirundingkan dengan patner sesuai dengan saham masing-masing dan tertuang dalam MOU (Memorandum of Understanding). Untuk program kemitraan umum pada tahun 2007 ini telah berjalan kerjasama dengan usaha "Depot Air Isi Ulang" yang bertempat di Kecamatan Karawaci dan "Klinik Restu lbu" di Kecamatan Periuk. b) Program Kemitraan Progresif Program progresif adalah mengembangan dari program kemitraan. Program ini tidak jauh berbeda dengan program kemitraan. Program kemitraan progresif dikhususkan bagi pengusaha yang mendadak membutuhkan bantuan modal untuk usaha atau proyek yang akan dijalankan. Kriteria dan besarnya pinjaman akan ditentukan oleh BAZDA langsung. Pengembalian modal pinjaman berjangka waktu selama sebulan, keuntungan dibagi menjadi 60% untuk pengusaha dan 40% untuk BAZDA. Untuk program kemitraan progresif telah berjalan yang dijalani oleh Bapak
Syaeful
Ikhsan
dengan
usaha
nemasarannva" di Kecamatan Cioondoh.
"pembuatan
tas
serta
96
Dalam proses pemberdayaan dan pemberian pmJaman modal usaha, BAZDA Kota Tangerang menggunakan metode:
I. Seleksi 2. Pengarahan 3. Pembekalan 4. Pelatihan 5. Pemberian atau pinjaman modal 6. Penilaian, untuk menilai layak atau tidaknya mustahik menerima bantuan kembali dilihat dari kemajuan dan kemundurannya dalam menjalankan usaha. Penyaluran dana ZIS untuk bantuan dalam bentuk pinjaman modal usaha memang mempunyai resiko macet, penyebabnya bisa jadi karena usaha mustahik bangkrut, mustahiknya pindah alamat atau mustahiknya meninggal dunia sedang ahli warisnya tidak mampu membayar. BAZDA Kota Tangerang pun mengalami hal demikian, ada sebagian mustahik tidak mampu membayar cicilan pinajaman,
tetapi BAZDA Kota Tangerang memiliki solusi tersendiri yakni melakukan pendekatan-pendekatan kepada mustahik diantaranya menganalisa masalah yang urgent kenapa hal itu bisa terjadi, apakah penyebab terkait dengan modal, sumber daya manusia atau hal yang lainnya. Dan BAZDA Kota Tangerang pun mempunyai langkah-langkah preventif agar dana bantuan itu dapat digulirkan kepada yang lainnya. Usaha yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang antara lain dengan membuat perjanjian antara BAZDA Kota Tangerang dengan calon mustahik untuk menaembalikan dana beruna surat nerianiian vana
ham.~
97
ditandatangani kedua belah pibak, yakni antara mustahik yang meminjam modal dengan pengurus BAZDA Kota Tangerang.
B. Hasil-hasil di Lapangan Pada setiap tahunnya besar prosentase ZIS yang disalurkan untuk mustahik disesuaikan dengan perkembangan sosial masyarakat Tangerang dengan terlebih dahulu di musyawarahkan melalui Rapat Badan Pembina kemudian di tetapkan dengan keputusan BAZDA Kota Tangerang. Untuk pendayagunaan basil pengumpulan ZIS BAZDA Kota Tangerang pada periode 2006-2007 disalurkan sesuai dengan basil musyawarah antara Dewan Pertimbangan, Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas di tetapkan sebagai berikut:3 -
Untuk Fakir Miskin
54%
-
Untuk Sabilillah
33,4%
-
Untuk Muallaf
1,8%
-
Untuk Gharimin
0,9%
Untuk Ibnu Sabil
0,9%
Untuk Amilin
9%
-
Pemberian bantuan ini disesnaikan dengan kebutuhan nyata atau kondisi (skala prioritas), kemudian aspek bantuan yang diberikan kepada mustahik tersebut antara Jain bantuan fakir miskin yakni bantuan yang bersifat produktif dan konsumtif, sedangkan untuk sabilillah untuk pembangunan baik yang bersifat
98
, fisik maupun non-fisik, sedangkan umtuk muallaf, gharimin dan ibnu sabil mendapatkan bantuan yang bersifat konsumtif. Dalam penyaluran/pengeluaran dana ZIS terbagi dua yaitu bagian penyaluran dari dana zakat dan penyaluran dari dana infak dan sedekah. Penyaluran dari dana zakat khusus dialokasikan untuk delapan aslmaf, sedangkan penyaluran yang terkumpul dari dana infak dan sedekah untuk pemberdayaan
usaha produktif dan keperluan operasional BAZDA, seperti; insentif pengurus, kendaraan operasional, publikasi, kesekretariatan dan lain-lain. Dengan demikian bila penyaluran dan kontrol yang dilakukan BAZDA Kota Tangerang secara baik, serta dengan memperhatikan skala prioritas penyaluran dana ZIS, maka dana ZIS benar-benar akan terasakan fungsi dan manfaatnya oleh para mustahik.dan tentunya yang sangat diharapkan dari penyaluran dana ZIS kepada mustahik adalah bagaimana nantinya para mustahik bukan lagi sebagai penerima dana ZIS akan tetapi sebagai muzakki yang memberikan dana ZIS. Dalam mekanisme penyaluran dana ZIS, BAZDA Kota Tangerang melakukan beberapa tahapan: 1. Bantuan diberikan atas dasar rekomendasi BAZ Kecamatan, karena BAZ Kecamatan berada dibawah naungan BAZDA Kota Tangerang. 2. Bantuan diberikan sesuai kemampuan anggaran yang dialokasikan BAZDA Kota Tangerang. Maksudnya apabila anggaran tersebut di luar batas atau tidak sesuai dengan kemampuan anggaran yang dialokasikan
99
BAZDA Kota Tangerang, dana tidak diberikan atau hanya diberikan sebagai dana yang diminta. Selanjutnya dalam mekanisme penyaluran bantuan pada BAZDA, berawal dari BAZ Kecamatan. Artinya, proposal kegiatan yang diajukan oleh panitia pelaksana yang ada di kelurahan dengan melampirkan foto copy KTP baik ketua, sekretaris, maupun bendahara. Misalnya, meminta bantuan dalam kegiatan sosial atau membentuk Usaha Kecil Sekali (UKS) dan Usaha Kelompok Bersama
(UKB). Setelah proposal diajukan, harus ada rekomendasi dari kelurahan dan tokoh masyarakat daerah yang bersangkutan. Setelah itu proposal di seleksi kelayakannya di kecamatan, kemudian diusulkan ke BAZDA Kota Tangerang dengan skala prioritas. Setelah diusulkan kepada BAZDA Kota Tangerang, kemudian bantuan diberikan sesuai anggaran yang telah dialokasikan BAZDA Kota Tangerang. Dalam proses pencairan dana bantuan, ada beberapa prosedur yang harus dilakukan yaitu: I. Surat usulan atau proposal masuk ke sekretariat (kegiatan operasional BAZDA) setelah ada rekomendasi dari BAZ Kecamatan. 2. Disposisi dari ketua ke wakil ketua yang membidanginya Artinya, badan pelaksana (ketua BAZDA) memberikan wewenang kepada wakil ketua, misalnya dalam BAZDA ada wakil ketua 1 yang bertugas sebagai pengumpul dan pendayagunaan.
100
3. Disposisi wakil ketua ke seksi yang melaksanakan melalui secretariat. Maksudnya, setelah wakil ketua 1 diberikan wewenang tersebut kepada seksi yang melaksanakan melalui sekretariat atau kegiatan operasional BAZDA Kota Tangerang, misalnya, secretariat "membentuk Usaha Kecil Sekali (UKS) dan Usaha Kelompok Bersama (UKB)". 4. Sekretariat mendistribusikan proposal tersebut di atas ke seksi pelaksana teknis untuk dikaji kelayakan mendapat bantuan dan merekomendasi kepada wakil ketua yang membidanginya agar mendapat persetujuan. Atrinya, pelaksana teknis disini adalah orang berkompenten dan mengerti tentang UKS dan UKB, yang selanjutnya proposal tersebut dikaji kelayakannya. Apakah proposal tersebut layak mendapatkan bantuan atau tidak? Apabila proposal tersebut layak mendapatkan bantuan, maka proposal tersebut direkomendasikan kepada wakil ketua 1 agar mendapat persetujuan. 5. Wakil ketua yang membidangi memberikan disposisi ke bendahara untuk pencairan dana dan disesuaikan dengan kemampuan anggaran. 6. Bendahara koordinasi dengan ketua untuk pencairan dana. 7. Bendahara memberikan dana bantuan kepada pemohon dengan bukti kuintasi sesuai aturan yang berlaku. Dari pemberian bantuan Modal Bergulir dan Pinjaman Modal Usaha yang diberikan oleh BAZDA Kota Tangerang kepada mustahik, tranformasi
101
pemberdayaan yakni menuju kemandirian mustahik dan mustahik menjadi muzakki cukup berhasil, di antara mustahik yang telah menjadi muzakki adalah: 4 I. Bapak Jasim Damiri, beralamat di Kp. Kunciran RT.003/03, Kelurahan
Kunciran Kecamatan Pinang. Jenis usahanya adalah usaha sembako, Bapak Jasim ini termasuk mustahik yang menerima dana bantuan modal usaha dari program PDU (Pendayagunaan Dana Umat untuk Umat) tahun 2005-2006. 2. Bapak H. Jawahir, beralamat di n.H. llyas RT.001/03 Kelurahan Peninggilan Utara Kecamatan Ciledug, jenis usahanya adalah service telepon alat-alat listrik. Bapak Jawahir ini juga termasuk mustahik yang mendapatkan
dana
bantuan
modal
usaha
dari
program
PDU
(Pendayagunaan Dana Umat untuk Umat) tahun 2004-2005. 3. Bapak Kemal Pasya, beralamat di JI. Slada Raya No.4 RT.001/08 Kelurahan Cibodas Kecamatan Cibodas, jenis usahanya adalah usaha konveksi atau dagang kain, Bapak Kemal ini juga termasuk mustahik yang menerima bantuan modal usaha dari program PDU pada tahun 2004-2005. 4. Bapak Saefuddin, beralamat di JI. Mujaer I No.140 RT.005/10 Kelurahan Karawaci Barn Kecamatan Karawaci, jenis usahanya adalah usaha mebeul, Bapak Kemal ini juga termasuk mustahik yang menerima bantuan modal
usaha dari program PDU pada tahun 2004-2005. 5. Siti Syariah, beralamat di
n.
Larinda Timur Raya No.16 RT.00/07
Kelurahan Larangan Indah Kecamatan Larangan, jenis usahanya adalah
102
usaha penjual sembako, Siti Syahriah ini mustahik yang mendapatkan bantuan modal usaha dari program PMU pada tahun 2005-2006. 6. Bapak Usman, beralamat di Kecamatan Batuceper, jenis usahanya adalah usaha rumah makan, Bapak Usman ini mustahik yang mendapat bantuan modal usaha dari program PMU 2005-2006. 7. Muslilah Nurul Hasanah, beralamat di Kecamatan Priulc, jenis usahanya Bimbel (bimbingan belajar), termasuk mustahik yang menerima bantuan modal usaha dari program PMU tahun 2005-2006. Dengan demikan pentingnya peran BAZDA Kota Tangerang dalam upaya pengembangan masyarakat dalam menunjang keberhasilan membangun ataupun mengembangkan usaha yang telah dijalani masyarakat, BAZDA Kota Tangerang berharap bantuan modal yang diberikan dapat digunakan sebagaimana mestinya
dan bermanfaat serta dapat membawa perubahan yang signifikan dari kategori mustahik menjadi muzakki.
C. Analisis Problematika
kemiskinaan
serentak
hampir
di
seluruh
dunia
mengalarninya, bahkan di Indonesia sendiri masalah kemiskinan terus berlanjut dan berkembang jumlahnya Secara umum masalah kemiskinan merupakan tanggungjawab negara Kemiskinan tercipta karena pelbagai faktor penyebabnya, meskipun secara garis besar kemiskinan tercipta karena faktor strukturaJ dan
kultural. Pelbagai macam solusi untuk mengentaskan kemiskinan telah dilakukan,
104
Keberhasilan dan nilai keefektifan suatu lembaga amil zakat dapat dilihat dari
pengelolaan
dana
zakatnya.
Baik
dari . penghimpunannya
atau
pendayagunaannya Apabila lembaga tersebut mengelola dana ZIS dapat disalurkan secara tepat sasaran untuk kepentingan masyarakat yang kurang mampu, maka lembaga tersebut dapat dikatakan berhasil dalam menyelesaikan permasalahan
masyarakat
dalam
mengentaskan
kemiskinan
sekaligus
meningkatakan kesejahteraan masyarakat. Kurangnya animo masyarakat untuk membayar ZIS pada lembaga yang sudah ada dikarenakan kurangnya rasa percaya masyarakat terhadap lembagalembaga ZIS. Akan tet.api bila pengelolaan dan pemanfaat.an dana ZIS yang baik akan menciptakan kepercayaan masyarakat, sehingga terjadinya simbiosismutualisme dan masyarakat pun akan terketuk hatinya untuk menyalurkan
dananya kepada BAZDA Kot.a Tangerang daripada menyalurkannya secara langsung kepada mustahik. Mengenai manajemen pengelolaan zakat, BAZDA Kot.a Tangerang telah melaksanakan tiga kat.a kunci di atas. Amanah, terbukti masih banyaknya para muzakki yang menyerahkan dana zakatnya ke BAZDA Kot.a Tangerang, meskipun jumlah dana zakat yang diterima oleh BAZDA Kot.a Tangerang masih begitu kecil jika dibandingkan dengan BAZIS DKI, Dompet Dhuafa Repubika, Rumah Zakat dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan dari Pemda Kot.a Tangerang yang tidak membuat Perda tent.ang perzakatan, kendati dari pihak BAZDA Kot.a Tangerang sudak berkali-kali mengajukan Raperdanya kepada Pemda Kot.a Taneeran!!:. Profesional. terhnkti natla snsnnan ru>nmm•~ v»no
105
berkompenten dan berpengalaman dalam bidangnya yang termaktub dalam susunan struktur organisasi BAZDA Kota Tangerang. Transparan, adanya laporan tahunan yang di publikasikan kepada para muzakki dan masyrakat luas. hnplementasi pandayagunan untuk mengentaskan kemiskinan sudah berjalan dengan baik. Berupa program cahrity; Paket Senyum (santunan anak yatim piatu, orang tua jompo dan bantuan sarana keagamaan), Paket Mawaddah
Fil
Qurba
(Pendekatan
Kasih
Sayang)
berupa memberikan
beasiswa,
keterampilan dan bimbingan usaha disertai modal agar lebih tegar mandiri, Paket
Bulan Sabit Hijau (memberikan pelayanan kesehatan bagi kaum dhu'afa dan sanitasi lingkungan), Paket Tabligh As-Saldnah (pembentukan akhlak mulia para mustahik untuk mengkaji masalah-masalah yang dihadapi), Paket Baitul Qirath (lembaga keuangan mikro sebagai basil infak atau shadaqah para mustahik yang dibina dalam Usaha Kecil Sekali atau Usaha Kelompok Bersama). Sedangkan program yang bersifat produktif dan berjangka panjang untuk pemberdayaan ekonomi dan pengembangan usaha para kaum dhu'afa, BAZDA Kota Tangerang memiliki pola pendayagunaan tersendiri dalam rangka aplikasi program kerja BAZDA Kota Tangerang yang dibagi dalam tiga paket yaitu : Pemberian bea
siswa, Pemberian Ketrampilan. Untuk pemberian modal usaha dibagi menjadi; Paket A, untuk program Modal Bergulir (MB), Paket B, untuk program Pinjaman Modal Usaha (PMU, Paket C, untuk Program Kemitraan Umum dan Program Kemitraan Progresif. Berdasarkan uraian diatas bahwa implentasi dari program pendayagunaan yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tan!l'eranu ~mfoh "nlmn h,.a, ,fan
,,.f',,.Jrtif' Aalam
106
mengentaskan kemiskinan. Apalagi program pendayagunaan yang bersifat produktif berupa
pinjaman
modal
usaba,
agar
para masyarakat
yang
membutuhkan bisa merubah kehidupannya secara mandiri dengan usaha yang dijalaninya, tanpa harus berpangkutangan dengan mengahrapakan santunan. Dengan beberapa langkah yang telah dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang dalam mengentaskan kemiskinan, maka BAZDA Kota Tangerang berharap agar para mustahik tidak selamanya menjadi mustahik, akan tetapi suatu saat akan menjadi muzakki dan menjadi donator tetap di BAZDA Kota Tangerang. Agar adanya keseimbangan antara program pengentaskan kemiskinan dan
biaya
operasional,
maka
pihak BAZDA
Kota
Tangerang
selalu
mensosialisasikan kepada muzakki untuk berzakat di BAZDA Kota Tangerang.
BABY PENUTUP
A. Kesimpulan Kemiskinan yang terjadi di Indonesia identik dengan kemiskinan umat Islam, karena sebagian terbesar penduduk Indonesia adalah mayoritas Muslim. Kondisi demikian sangat ironis. Islam yang memiliki ajaran dasar pemerataan ekonomi melalui zakat, karena zakat merupakan bukti otentik sebagai obat mujarab untuk
mengentaskan kemiskinan,
asalkan pengelolaannya
dan
pendayagunaannya dilakukan oleh negara, karena negara atau pemerintah lebih mengetahui jumlah yang wajib menerima, ha! ini guna tepat sasaran dan berjangka panjang. Lembaga yang dibentuk oleh negara seperti BAZDA (Bdan Amil Zakat Daerah) Kota Tangerang yang memprioritaskan program kerja pendayagunaan zakat untuk kemiskinan, tentu saja pendayagunaannya yang bersifat berproduktif agar kaum miskin bisa mandiri dan tidak selalu berpangkutanggan terhadap santunan. Pola pendayagunaan dana zakat untuk mengentaskan kemiskinan yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang di kecamatan Cipondoh yaitu dengan cara dana zakat yang sudah terkumpul kemudian dikelola dan didayagunkan menurut skala prioritas dengan melihat kebutuhan setempat yang diprogramkan berupa charity (santunan) yang bersifat produktif, sepeti; a) Paket Senyum
108
Paket Senyum yaitu santunan anak yatim piatu, orang tua jompo dan bantuan sarana keagamaan, dalam kemasan ini merupakan bantuan yang bersifat konsumtif dan insindental saja. b) Paket Mawaddah Fil Qurba
Yaitu memberikan beasiswa bagi pelajar yang mempunyai prestasi dan potensi. Memberikan keterampilan bagi msutabik agar bisa dikembagkan sendiri keterampilan yang telah didapat. Diberikan bimbingan usaha agar mustabik termotivasi dan termenej dalam meajalankan usahanya. Serta diberikan modal usaha, seperti; a. Paket A. program Modal Bergulir, program ini dikhususkan untuk wiraswasta kecil sekali. b. Paket B. program Pinjaman Modal Usaha, program ini dikhususkan untuk wiraswasta kecil. c. Paket C. Program Kemitraan. - Kemitraan Umum diperutukan bagi pengusaha yang ingin bekerjasama dengan pihak BAZDA Kota Tangerang dalam menjalankan usahanya. - Kemitraan
Progresif diperuntukan
bagi
pengusaha yang
mendadak mendapatkan peluang usaha atau proyek, akan tetapi waktunya dipersempit untuk pengembalian dana pinjaman tersebut. c) Paket Bulan Sabit Hijau.
109
Yaitu Memberikan pelayanan kesehatan bagi kaum dhu'afa dan sanitasi lingkungan. d) Paket Tabligh As-Sakinah. Pembentukan akhlak mulia para mustahik untuk mengkaji masalahmasalah yang dihadapi, ha! ini diaplikasikan dalam bentuk pengajian bulanan rutin. e) Paket Baitul Qirath Lembaga keuangan mikro sebagai hasil infak atau shadaqah para mustahik yang dibina dalam Usaha Kecil Sekali (UKS) atau Usaha Kelompok Bersama (UKB). Dari pola pendayagunaan yang telah dibentuk sehingga mengahasilkan
program-program diatas, keselurahan sudah berjalan dengan baik dan efektif, sehingga dapat membantu para mustahik dalam kebuntuan hidupnya dan dapat mengurangi jumlah kemiskinan yang berada di Kota Tangerang.
B. Saran 1. Untuk Pemerintah Pemerintah atau khususnya pemerintah Kota Tangerang hendaknya lebih memperhatikan keberadaan lembaga badan amil zakat secara keseluruban yang berada di Kota Tangerang dan Perda tentang perzakatan segera terrealisasikan demi menunjang Motto Kota Tangerang "Berakhlakul Karimah". 2. Bail Badan Amil 7.akat Daerah lRAZDA \ Knfa T"no,,...,.no
110
a) Diharapkan agar selalu memperbaiki diri dalam hal manajemen perencanaan, pengelolaan, pendayagunaan dan pendistribusian dana zakat sehingga badan amil zakat daerah Kota Tangerang dapat diterima penuh oleh kaum muslim sebagai sebuah lembaga pengumpul dan penyaluran dana zakat yang amanah. b) Harus
lebih
inisiatif dan
kreatif dalam
membuat
program
pendayagunaan dana zakat yang bersifat produktif agar lebih berdaya guna bagi masyarakat c) Dan yang tak kalah pentingnya juga mengenai penyebaran informasi tentang pentingnya membayar zakat melalui lembaga zakat juga harus ditingkatkan sosialisasinya sehingga penyaluran dana zakat tidak sebatas pada kelompok-kelompok tertentu saja melainkan juga diikuti oleh masyarakat secara luas. 3. Bagi Masyarakat Dalam prakteknya masyarakat masih saja kurang percaya terhadap kinerja lembaga badan arnil zakat. Mulai dari sekarang kita harus menaruh rasa percaya terhadap lembaga zakat untuk membayar zakat melalui lembaga tersebut, khususnya para muzaki diharapkan kesadaran tentang pentingnya membayar zakat dan melalui lembaga zakat serta disiplin membayar zakat, sehingga dana tersebut dapat disalurkan ke arah yang lebih produktif sebagai wujud kepedulian sosial kita kepada sesama. Demikian kesimpulan dan saran yang penulis dapat utarakan, semoga apa
111
perkembangan dan kemajuan lembaga amil zakat, khususnya Badan Amil Zakat (BAZDA) Kota Tangerang dan pihak yang terkait dan yang terlebih bagi kita semua pada umumnya.
DAFTARPUSTAKA
Abidin, Hamid, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, Jakarta: Piramedia, 2004. Abu Bakar Al Husni Imam Taqiyyuddin, Kifayatul Ahyar Tarjamah, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1997, Jilid 1. Afzaalurrahman, Doktrin Elwnomi Islam, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995, jilid 1. Alfian, et.al, Kemiskinan Sruktural : Suatu Bunga Rampai, Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial, 1980. Ali, Muhammad Daud, Sistem Elwnomi Islam: Zakat dan Wakaf, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1998, cet. Ke-I. Ali, Maulana Muhammad, Islamologi, Jakarta: PT. Ikhtiar Barn Van Hoeve, 1997. Arikunto, Suharsimi Prosedur Suatu Penelitian Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, cet. Ke-1. Arsip BAWA Kota Tangerang. Arsip Kecamatan Cipondoh. Assiba'I, Musthofa Husni, Kehidupan Sosial Menurut Islam, Tuntutan Hidup
Bermasyarakat, alih bahasa M. Adhi Ratomi, Bandung: CV Diponegoro, 1993, cet. Ke-4. Bariadi, Lili, et.al, Zakat dan Wirausaha, Jakarta: CED, 2005. Brosur Info Zakat BAZDA Kota Tangerang. Bungin Burhan, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. Ke-2. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemah, Bandung: Tiara Wacana, 1986, cet. Ke-1. Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan Zakat Jakarta: Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2003.
----------, Peraturan Perundang-undangan Pengelolaan Zakat, Jakarta: Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2003.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. Ke-1. Doa, Djamal, Membangun Elwnomi Umat Melalui Pengeluaran Zakat Harta, Jakarta: Nuansa Madani, 2000, cet. Ke-2.
---------------, Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: KORPUS, 2004. Kota Tangerang dalam Angka, 2004. Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Nata, Abuddin, Pengelolaan Zakat dan Infak I Sedekah di DKI Jakarta, Jakarta: BAZIS DKI, 1999. Nugroho, Heru, Negara Pasar dan Keadilan Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cetakan Ke-I. Permono, Sjechul Hadi, Pemerintah Republik Indonesia sebagai Pengelola Zakar, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993. Profile BAZDA Kota Tangerang. Pulungan, J. Suyuti, Fiqh Siyasah: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997, cet. Ke-3. Qardhawi, Yusuf; Al-lbadah Fi Al-Islam, Mesir: Muassasah Al-Risalah, 1979.
---------, Konsepsi Islam dalam Mengentaskan Kemiskinan, Surabaya: PT. Bina Ihnu, 1996, cet. Ke-3.
--------------, Hukum Zakar, Jakarta: PT. Pustaka Litera Antar Nusa dan Mizan, 1996, Cet ke-4.
--------------, Musykilah Al-faqr wa Kalfa 'Alajaha al-Islam, Mesir: Dar Ihya alKutub al-Arabia, 1973. Rahmat, Jalaluddin, Islam Aktual, Bandung: Mizan, 1998, cet. Ke X.
-------, IslamAlternatif, Bandung: Mizan, 1997, cet. Ke-7. Ra'na, Irfan Mahmud, Sistem Elwnomi Pemerintahan Umar bin Khatab, Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1997, cet. Ke-3. Shihab, M. Quraish, WawasanAl-Qur'an, Bandung: Mizan, 1994.
Tulus, H, Kebijakan Pemerinlah dalam Pengelolan Zakal dan Waka/, Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2003. Yafie, Ali, Menggagas Fiqih Sosial, Bandung: Mizan, 1994.
Hasil wawancara peneliti dengan :
Narna
: Ir. Nur Tachlis, MM.
Jabatan
: Kasie. Pendayagunaan
Tempat
: Kantor BAZDA Kota Tangerang
Tanggal
: 12 Mei 2008
Waktu
: 12.20 WlB-14.15 WlB
Tanya
: Apa program pendayagunaan dana zakat dalarn mengentaskan kemiskinan yang ada di BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Program pendayagunaan dana zakat BAZDA mempunyai program tersendiri untuk mengentaskan kemiskinan yaitu; Paket Senyum., Paket Mawaddah Fil Qurba, Paket Bulan Sabit Hijau, Paket Tabligh As-Sakinah, dan Paket Baitul Qirath. Pada kemasan
paket
pendayagunaan
mawaddah dibidang
jil
qurba
ekonomi
pada
inilah
program
BAZDA
Kota
Tangerang, dibagi dalam tiga paket yaitu: Paket A, untuk program Modal Bergulir (MB), Paket B, untuk program Pinjaman Modal Usaha (PMU), dan Paket C, untuk Program: Program Kemitraan Umum dan Program Kemitraan Progresif Tanya
: Bagaimana pola pendayagunaan dana zakat yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang untnk pengentasan kemiskinan?
Jawab
: Dari dana zakat yang telah dikumpulkan dibagi menurut skala prioritas untuk didayagunakan bagi mustahik.
Tanya
: Siapa saja yang mendapat bantuan dari BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Secara keseluruhan mustahik yang berada di Kola Tangerang, akan
tetapi
mustahik yang
dimaksud
membutuhkan dan ingin berkembang. Tanya
: Berupa barang atau uang modal?
mustahik yang
Jawab
: Mayoritas diberikan
berupa uang modal,
agar
bisa
dikembangkan. Ka/au barang, tidak ada dan berkesan BAZDA menjadi tukang kredit. Tanya
: Bagaimana mekanisme prosesnya? Dan pengembaliannya?
Jawab
: Program yang bersifat produktif mekanisme pemilifaman melalui proposal yang dibuat oleh pihak peminjam yang diajukan ke BAZ Kecamatan yang kemudian BAZ Kecamatan yang menyampaikan ke BAZDA. Dari pihak BAZDA yang mensurvey dan memberi penilaian kelayakan.
Tanya
: Apakah program pengentasan kemiskinan menjadi prioritas dalam program kerja BAZDA Kota Tangerang?
Jaw ab
: Tentu saja, program yang telah dibuat untuk membantu para mustahik atau bisa dikatakan untuk mengentaskan kemiskinan, karena ini meraupakan misi dari BAZDA "membantu mengatasi kaum dhua 'fa secara proaktif. serta menumbuh kembangkan ekonomi umat miskin. "
Tanya
: Apakah program pengentasan kemiskinan sudah efektif?
Jawab
: Sejauh ini program pengentasan kemiskinan sudah beljalan dengan baik dan efektif. meskipun masih banyak yang harus dibenahi.
Tanya
: Bagaimana basil pelaksanan program untuk mengentaskan kemiskinan?
Jawab
: Hasilnya sudah cukup baik, terbukti dengan adanya mustahik yang bisa menjadi muzakki dengan adanya bantuan ekonomi dari BAZDA dan program ini sudah berjalan kurang lebih selama tiga tahun.
Tanya
: Bagaimana pelaksanaan pengawasan yang dilakukan?
Jawab
: Pelalrsanaan pengawasan dilakukan oleh BAZ Kecamatan, karena BAZ Kecamatan masih dibawah naungan BAZDA dan tanpa lepas tangan dari pengawasan pihak BAZDA langsung.
:Apakah yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam
Tanya
pelaksanaan program pengentasan kemiskinan?
: Faktor yang menjadi penghambat yaitu; kurang adanya
Jawab
dukungan dari Pemda Kofa Tangerang (be/um adanya Perda yang mengatur tentang perzakatan), masih adanya sebagian kecamatan yang be/um ingin memanfaatkan alokasi dana ZIS yang telah dianggarkan BAZDA untuk pemberdayaan ekonomi, pengawasan atau kontrol yang dilakukan oleh BAZ Kecamatan kurang berjalan dengan baik, dan kurangnya dana Z/S yang masuk. Sedangkan faktor pendukung yaitu; keljasama yang baik dengan koordinator usaha kelompok yang membantu melakukan kontrol terhadap kelompoknya, para mustahik memanfaatkan program yang bersifat produktif (dana yang dialokasikan dapat terrealisasi dengan baik dan tepat guna).
Narasumber
Pewawancara
a.-,
Sholahuddin
Hasil wawancara peneliti dengan :
Nama
: Sukayah
Status
: Penerima Bantuan Modal Bergulir
Alamat
: JI. Puri Deawta Indah Rt.06/06 Poris Plawad Utara - Cipondoh
Tempat
: Warung Thu Sukayah
Tanggal
: 09 Juni 2008
Tanya
: Berapa jumlah keluarga Bapak/lbu?
Jawab
: Jumlah keluarga saya ada 3 (tiga) orang, I (satu) anak puteri
Tanya
: Apa pendidikan terakhir Bapak/lbu?
Jawab
: Pendidikan saya cuma sampai SD (Sekolah Dasar)
Tanya
: Berapa pengeluaran Bapak/lbu selama sebulan?
Jawab
: Rp.J.500.000,- (termasuk pengeluaran untukjualan)
Tanya
: Dalam tingkatan ekonomi, apakah Bapak/Ibu tergolong dalam tingkat ekonomi?
Jawab
: Miskin
Tanya
: Usaha apa yang sedang Bapak/Ibu tekuni sekarang ini?
Jawab
: Warung Nasi Uduk
Tanya
: Berapa jumlah pinjaman yang diperoleh dari BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Rp.300.000,-
Tanya
: Berapa bunganya yang harus diangsur?
Jawab
: Tidak dikenakan bunga pinjaman
Tanya
: Apakah setelah memperoleh pinjaman, usaha yang dijalani mengalami peningkatan?
Jawab
: Biasa-biasa saja
Tanya
: Apakah Bapak/lbu merasa tertolong dengan adanya bantuan dari BAZDA Kota Tangerang?
Tanya
: Apa yang Bapak/Ibu rasakan dari adanya program pinjaman modal usaha yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang?
Jaw ab
: Membantu keuangan saya
Tanya
: Dari segi perekonomian apakah Bapak/Ibu merasa pendapatan Bapak/Ibu menjadi meningkat setelah mendapatkan pmJaman modal usaha dari BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Menambah pemasukan keuangan
Narasumber
~=3 Sukayah
Pewawancara
Hasil wawancara peneliti dengan :
Nama
: Sumantri
Status
: Penerima Bantuan Modal Bergulir
Alamat
: JI. Kp. Gunung Rt.04/03 Kel. Cipondoh Kee. Cipondoh
Tempat
: Warung Bapak Sumantri
Tanggal
: 09 Juni 2008
Tanya
: Berapa jumlah keluarga Bapak/lbu?
Jawab
: Jumlah keluarga saya ada 5 (Zima) orang, 2 (dua) anak puteri dan 1 (satu) anak putera
Tanya
: Apa pendidikan terakhir Bapak/lbu?
Jawab
: SLTA (Sekolah Lanjutan Ting!rat Atas)
Tanya
: Berapa pengeluaran Bapak/lbu selama sebulan?
Jawab
: Rp.1.000.000,-
Tanya
: Dalam tingkatan ekonomi, apakah Bapak/lbu tergolong dalam tingkat ekonomi?
Jawab
: Miskin
Tanya
: Usaha apa yang sedang Bapak/lbu tekuni sekarang ini?
Jawab
: Pedagang Rokok
Tanya
: Berapa jumlah pinjaman yang diperoleh dari BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Rp.300.000,-
Tanya
: Berapa bunganya yang harus diangsur?
Jawab
: Tidak dikena!ran bunga pinjaman
Tanya
: Apakah setelah memperoleh pinjaman, usaha yang dijalani mengalami peningkatan?
Jawab
: Alhamdulillah ada pening!ratan dalam pemutaran modal
Tanya
: Apakah Bapak/lbu merasa tertolong dengan adanya bantuan dari
Jawab
: Merasa tertolong dan tidak terbebani
Tanya
: Apa yang Bapak/Ibu rasakan dari adanya program pmJaman modal usaha yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Senang dengan adanya pinjaman tanpa bunga
Tanya
: Dari segi perekonomian apakah Bapak/Ibu merasa pendapatan Bapak/Ibu menjadi meningkat setelah mendapatkan pinjaman modal usaha dari BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Tidak terlalu banyak, namun sudah ada peningkatan
Pewawancara
Sumantri
Hasil wawancara peneliti dengan :
Nama
: H. Masari
Status
: Penerima Bantuan Modal Bergulir
Alamat
: JI. Irigasi Rt.01/03 Kel. Cipondoh Makmur Kee. Cipondoh
Tempat
: Kediaman Bapak H. Masari
Tanggal
: 10 Juni 2008
Tanya
: Berapa jurnlah keluarga Bapak/lbu?
Jawab
: 11 (sebelas) orang, 4 (empat) anak puteri dan 5 (lima) anak putera
Tanya
: Apa pendidikan terakhir Bapak/lbu?
Jawab
: SD (Sekolah Dasar)
Tanya
: Berapa pengeluaran Bapak/lbu selama sebulan?
Jawab
: Rp.J.000.000,-
Tanya
: Dalam tingkatan ekonomi, apakah Bapak/lbu tergolong dalam tingkat ekonomi?
Jawab
: Menengah
Tanya
: Usaha apa yang sedang Bapak/lbu tekuni sekarang ini?
Jawab
: Ayam Potong
Tanya
: Berapa jurnlah pinjaman yang diperoleh dari BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Rp.300.000,-
Tanya
: Berapa bunganya yang harus diangsur?
Jawab
: Tidak dikenakan bunga pinjaman
Tanya
: Apakah setelah memperoleh pinjaman, usaha yang dijalani mengalami peningkatan?
Jawab
: Meningkat walau sedikit biar berkah
Tanya
: Apakah Bapak/lbu merasa tertolong dengan adanya bantuan dari
Jawab
: Alhamduli/lah bisa tertolong
Tanya
: Apa yang Bapak/Ibu rasakan dari adanya program pinjaman modal usaha yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Bersyukur atas pirifaman dari BAZDA dan pemerintah masih ingat sama kaum miskin
Tanya
: Dari segi perekonomian apakah Bapak/Ibu merasa pendapatan Bapak/Ibu menjadi meningkat setelah mendapatkan pinjaman modal usaha dari BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Alhamdulillah bisa meningkat
T-ber--r.
Pewawancara
~=::::::::::;;;;=:::::::::~~
H. Masari
Sholahuddin
Hasil wawancara peneliti dengan :
Nama
: Sri Mastuti
Status
: Penerima Bantuan Modal Bergulir
Alamat
: JI. Poris Plawad Indah Rt.02/02 Ke!. Poris Plwad Indah Kee. Cipondoh
Tempat
: Kediaman lbu Sri Mastuti
Tanggal
: 10 Juni 2008
Tanya
: Berapa jumlah keluarga Bapak/lbu?
Jawab
: Jumlah keluarga saya ada 3 (tiga) orang, 1 (satu) anak puteri
Tanya
: Apa pendidikan terakhir Bapak/lbu?
Jawab
: SMP (Seko/ah Menengah Pertama)
Tanya
: Berapa pengeluaran Bapak/lbu selama sebulan?
Jawab
: Rp.1.000.000,-
Tanya
: Dalam tingkatan ekonomi, apakah Bapak/lbu tergolong dalam tingkat ekonomi?
Jawab
: Menengah
Tanya
: Usaha apa yang sedang Bapak/lbu tekuni sekarang ini?
Jawab
: Warung Kopi
Tanya
: Berapa jumlah pinjaman yang diperoleh dari BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Rp.300.000,-
Tanya
: Berapa bunganya yang harus diangsur?
Jawab
: Tidak dikenakan bunga pinjaman
Tanya
: Apakah setelah memperoleh pinjaman, usaha yang dijalani mengalami peningkatan?
Jawab
: Masih /ancar berkat adanya bantuan dari BAZDA
Tanya
: Apakah Bapak/lbu merasa tertolong dengan adanya bantuan dari BAZDA Kota Tangerang?
Hasil wawancara peneliti dengan :
Nama
: Eka Setiati
Status
: Penerima Bantuan Pinjaman Modal Usaha
Alamat
: JI. Puri Dewata Indah No.21 Rt.01/06 Ke!. Poris Plawad Utara Kee. Cipondoh
Tempat
: Kantor Kelurahan Poris Plawad Utara
Tanggal
: 11 Juni 2008
Tanya
: Berapajwnlah keluarga Bapak/Ibu?
Jawab
: 4 (empat) orang, 2 (dua) anak putera
Tanya
: Apa pendidikan terakhir Bapak/Ibu?
Jawab
: SMA (Sekolah Menengah Atas)
Tanya
: Berapa pengeluaran Bapak/Ibu selama sebulan?
Jawab
: Rp.1.000.000,-sampai Rp.2.000.000,-
Tanya
: Dalam tingkatan ekonomi, apakah Bapak/Ibu tergolong dalam tingkat ekonomi?
Jawab
: Menengah
Tanya
: Usaha apa yang sedang Bapak/Ibu tekuni sekarang ini?
Jawab
: Usaha Cattering
Tanya
: Berapa jwnlah pinjaman yang diperoleh dari BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Rp.2.500.000,-
Tanya
: Berapa bunganya yang harus diangsur?
Jaw ab
: Tidak dikenakan bunga pinjaman, akan tetapi infak/shadaqah seikhlasnya
Tanya
: Apakah setelah memperoleh pinjaman, usaha yang dijalani mengalami peningkatan?
Jawab
: Sedikit-sedikit mengalami peningkatan
Tanya
: Apakah Bapak/Ibu merasa tertolong dengan adanya bantuan dari
Jawab
: Merasa tertolong dan tidak terbebani
Tanya
: Apa yang Bapak/Ibu rasakan dari adanya program pinjaman modal usaha yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang?
Jawab
: Membantu modal usaha, karena dengan adanya bantuan modal dari BAZDA bisa menambah modal saya yang sedikit
Tanya
: Dari segi perekonomian apakah Bapak/Ibu merasa pendapatan Bapak/Ibu menjadi meningkat setelah mendapatkan pinjaman modal usaha dari BAZDA Kota Tangerang?
Jaw ab
: Dari pinjaman modal, usaha saya bisa meningkat dan secara otomatis pendapatan ekonomi saya bertambah pula
Sholahuddin
BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG JI. Ahmad Yani No. 8 Telp. (021) 5534906
SURAT KETERANGAN Nomor
: 15/BAZDA-KOTA/2008
Yang bertanda tangan di bawah ini pengurus BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) Kota Tangerang menerangkan bahwa :
N am a
: Sholahuddin
Nomor Pokok
: 102054025802
Jurusan
: PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM (PMI) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama tersebut di atas sesuai surat nomor
: Un.Ol/F5/KM.01.3/249/2008
Tanggal 28 Januari 2008, telah melaksanakan wawancara I riset pada Badan Amil Zakat Daerah Kota Tangerang untuk kepentingan penyusunan skripsi yang berjudul
"Pola Pendayagunaan Zakat BAZDA
(Badan Amil Zakat Daerah) Kota
Tangerang Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Kecamatan Cipondoh." Demikian surat keterangan ini di buat agar yang berkepentingan menjadi maklum.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
CAMAT CIPONDOH JL. KH. HASYIM ASHARI NO ............ TELPON 55746255 CIPONDOH (15148)
REI
I.
Nama
: SHOLAHUDIN
NomorPokok
: 102054025802
Jurusan/Semester
: Pengembangan Masyarakat Islam I XI
Program
: SI
Untuk melaksanakan penelitian/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yang berjudul 'Upaya Pendayagunaan Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Kota Tangerang dalam upaya Mengentaskan Kemiskinan di Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.
. Demikian untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN PADA TANGGAL
: CIPONDOH : 02 Pebruari 2008
6~IPONDOH
REKAPITULASI PENERIMAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH BAZDA KOTA TANGERANG TAHUN 1428 H/2007 M NO
JENIS
NAMA
FITRAH
MAL
INFAQ SHODAQOH
-
.
Ro 171.345.800
1
KECAMATAN
2
INSTANSI
3
ZISBULANAN
.
4
INFAQHAJI
-
5
BAZDA PROPINSI
'
RP
46 379.230
JUMLAH
I I
'
Ro
171 345.800
I
RP
38,863,099
Ro
21.512.100
Ro
106,754.429
Ro
26 990 213
Ro
41.784.018
Ro
68 774.231
Ro
36.050000
Ro
36.050.000
Ro
6,000,000
RP
388,924,460 ;
I
I
'
I
JUMLAH
RP
-
6,000,000
Rp 223,725,030
Rp
-
65,853,312
Rp
99,346,118
KETUA
:,.: l.
BENDAHARA
·.~:·,;·;:: :.
I
I
'•·<"'.:;'.:::., . ,, , ;,·-1
.
i
Ors. H. A. SAEFULMILLAH, MM. MBA
,
,
J
l
1;1i•'• '!f
•',.,
I
'\ ·:r
,. :1~
.,,.
I
I •.,, ,/tl• I
-:;,' ·'!: ,.,:'1;,;;;·;;:::~~'.>·'/ ..... ,.
I
I
I
I I
I TANGERANG, 31 DESEMBER 2007 / I
ABDUL LA'TIF, SE
I
I I
I
I
I
I
I
I
I
I
'
'
I
/
'
''
ii~~A l{<j·(~ ;(i~icll.\~il
• ~i:TAN(;ERANG MULAI MENITI DAN c~~l:S
,.
:~e~. l'(QJ.t\. TANGERANG
•,;KE[).~e:Jl,NAl{AN .. LEBIH
.....·· '':1;1,.£0UNTER ZIS "····"··~·•1illfll.JM
·~··.····· ·.·····.·..·.. ··. .........
'
'
i
'
'
PROGRAM KERJA ffUJUAN
KONDISI RHL
TERWUJUDNYA PEMBERDAYAAN EKONOMI MANDIRI TERCIPTANYA MUSTAHIK MENJADI MUZAKI
BELUM OPTIMALNYA KEGIATAN PEMBINAAN USAHA DAN PESERTA YANG TERLIBAT (MUSTAHIK YANG MAU BERUSAHA)
KURANGNYA DUKUNGAN DARI BAZDA KEC. BELUM SIAPNYA MUSTAHIK UNTUK BERUSAHA
"' w
¢'" "'''
+•··;·.······.:····c············· ·.········
5.
--~C!lill~mmma3[ITWOU ··.······1~.•·.·MJ~~~~lff'~:JFf~I~~~~!~~~~~~N
3. MEMBERll 7. l\llENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA BARU UNTUK PARA MUSTAHIK.
""'"
Paket Senyum Santunan anak yatim piatu, Orang Tua jompo dan bantuan sarana keagamaan.
·~c .. · · I
Ors. H.A. Saefulmillah, MM. MBA sedang menyerahan bantuan kepada kaum Dhu'afa secara simbolis melalui Pengurus BAZDA Kecamatan.
i . l
CO;•;)
sedang menyerahkan Bantuan Kemanusiaan langsung kepada korban Tsunami Paket Mawaddatan Fil Qurba (Pendekatan Kasih Sayang) Memberikan beasiswa, keterampilan dan bimbingan usaha disertai modal agar lebih tegar mandiri.
Tiga tahun lalu Ust. Jasim Damisi tidak berkecukupan. Setelah mendapat bantuan dana dari BAZDA KOTA, saat ini bisa menyisihkan rezekinya untuk bantu bangun mushola, masjid dan fakir miskin disekitamya. Ustad Jasim Damisi (berbaju koko) Pemilik warung sembako tengah menerima arahan dari Sekum BAZDA Kota Tangerang, Disaksikan Kasie Pendayagunaan (Ir. Nur Tachlis, MM) bersama r•u~l"f""'lt.\IU....,i
DA 7n.A l .... il'\rn1 ....
'i
i
•,)
Paket Baitul Qiroth Lembaga Keuangan Mikro sebagai hasil infaq I Shodaqoh para Mustahiq yang di bina dalam Usaha Kecil Sekali (UKS) atau Usaha Kelompok Bersama (UKB).
MITRAUSAHA BAZDA KOTA TANGERANG DENGAN MASJID AL-MUHAJIRIN KEC. KARAWACI