METODE 3.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium CITS Pusat Antar Universitas (PAU), Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan selama ±4 bulan terhitung sejak bulan Maret 2012 hingga bulan Juni 2012.
3.2
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah Latosol. Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas: 8. Cawan 1. Audio generator 9. Saringan tanah 2. Pencatu daya (power supplay) 10. Desikator 3. Gelas ukur 11. Oven 4. Timbangan 12. Pipa silinder 5. Multimeter 13. stabilizer 6. Pengeras suara (loud speaker) 7. Wadah pengujian Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1 Bahan Bahan yang digunakan adalah tanah contoh berjenis Latosol yang diambil di sekitar daerah Darmaga, Bogor dan merupakan contoh tanah yang telah terganggu.
3.2.2 Alat 1.
Penguat Audio (Audio Generator) Penguat audio digunakan untuk membangkitkan sinyal sinusoidal yang disalurkan ke speaker pemancar. Penggunaan alat ini juga bertujuan untuk mempermudah pengontrolan frekuensi sinyal yang diberikan pada pemancar. Audio generator mempunyai dua buah probe yaitu probe merah sebagai output sinyal yang dipasang pada input rangkaian dan probe hitam sebagai ground yang dipasang pada ground rangkaian. Frekuensi yang digunakan tidak tetap dan keluarannya divisualisasikan pada monitor. Audio generator yang digunakan pada penelitian, bermerek audio generator tipe GAG – 809. Frekwensi yang dihasilkan 10 Hz – 1000 kHz. Gambar audio generator dapat dilihat pada Gambar 27.
25
Gambar 27. Audio Generator 2.
Pencatu Daya (Power supplay) Pencatu daya digunakan untuk memberikan tegangan listrik konstan sebesar 12 Volt yang dibutuhkan oleh rangkaian agar dapat berfungsi dengan baik. Pencatu daya yang digunakan berupa adaptor bermerek Rolinson RL – 8506 dengan 5 tingkat tegangan output yaitu 3 V, 4.5 V, 6 V, 9 V, dan 12 V. Adaptor ini memiliki dua titik yaitu positif serta ground. Gambar adaptor dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Adaptor 3.
Gelas Ukur Gelas ukur digunakan untuk mengukur banyaknya air yang dibutuhkan untuk mengkondisikan kadar air yang dibutuhkan tanah. Gelas ukur yang digunakan merupakan gelas biasa yang diberi tanda batas untuk massa air 500 gram. Gambar gelas ukur dapat dilihat pada Gambar 29.
26
Gambar 29. Gelas ukur 4.
Timbangan Timbangan digunakan untuk mengukur massa tanah yang dikondisikan kadar airnya. Timbangan yang digunakan berupa timbangan digital dan timbangan analog. Timbangan digital digunakan untuk melakukan pengukuran dengan skala terkecil hingga 0 gram dan memerlukan ketelitian tinggi. Pada penelitian, timbangan analog dan timbangan digital digunakan sesuai kebutuhan. Timbangan analog yang digunakan adalah timbangan Ohaus dengan beban maksimum 2 610 gram dan timbangan digital yang digunakan bertipe EP – 12 KB dengan beban maksimum 12 kg. Gambar timbangan digital dan timbangan Ohaus, masing-masing dapat dilihat pada Gambar 30a dan Gambar 30b.
Gambar 30a. Timbangan Digital
Gambar 30b. Timbangan Ohaus
5.
Multimeter Multimeter digunakan untuk mengukur resistansi dan tegangan pada komponen maupun rangkaian. Multimeter yang digunakan bermerek cadik dengan tipe CM-888C, multimeter memiliki dua probe yaitu probe merah (+) dan probe hitam (-). Gambar multimeter ditunjukkan seperti pada Gambar 31.
27
Gambar 31. Multimeter 6.
Pengeras Suara (Loud Speaker) Pengeras suara yang digunakan pada penelitian minimal dua buah, dimana fungsi dari masingmasing pengeras suara adalah sebagai speaker pemancar (transmitter) dan speaker penerima (receiver). Speaker yang digunakan bertipe twitter yang sudah dirangkai dengan kapasitor 4.7 µF dan memiliki hambatan 3.5 Ohm diukur menggunakan multimeter. Speaker berbentuk lingkaran dengan diameter 8 cm. Gambar speaker dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32. Speaker 7.
Wadah Pengujian Wadah tanah digunakan untuk tempat meletakkan tanah contoh dan juga sebagai tempat untuk melakukan pengujian. Wadah tanah berbentuk kotak dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi, masing-masing adalah 40 cm, 30 cm, dan 30 cm. Tebal bahan yang digunakan untuk pembuatan wadah adalah 2 mm. Sambungan bahan diberi lapisan silikon agar air tidak merembes. Wadah uji tanah dan skema dimensi wadah uji tanah, masing-masing digambarkan seperti Gambar 33a dan Gambar 33b.
28
30 cm
30 cm
40 cm
Gambar 33a. Wadah Uji
Gambar 33b. Skema Dimensi wadah tanah
8.
Cawan Cawan digunakan untuk menampung tanah sample yang akan dikeringkan. Cawan yang digunakan merupakan wadah berbentuk silinder dengan dasar tertutup dan terbuat dari bahan aluminium. Gambar cawan dapat dilihat pada Gambar 34.
Gambar 34. Cawan 9.
Saringan Tanah Saringan tanah digunakan untuk menyaring tanah yang telah dikeringkan sehingga didapatkan tanah contoh dengan ukuran seragam. Saringan tanah yang digunakan memiliki ukuran lubang 2 mm. Gambar saringan tanah ditunjukkan pada Gambar 35.
29
Gambar 35. Saringan Tanah 10.
Desikator Desikator digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara tanah contoh yang telah dikeringkan menggunakan oven agar tidak terpengaruh lingkungan luar. Penggunaan desikator bertujuan untuk mengkondisikan agar tanah contoh yang disimpan tidak menyerap uap air dari lingkungan, karena jika hal tersebut terjadi maka akan mempengaruhi hasil pengukuran kadar air tanah. Penyimpanan dapat juga dilakukan langsung pada wadah yang digunakan karena memiliki tutup yang cukup rapat untuk mencegah adanya pengaruh lingkungan. Gambar oven ditunjukkan pada Gambar 36.
Gambar 36. Desikator 11.
Oven Oven digunakan untuk menguapkan air yang terkandung dalam tanah contoh. Pengeringan tanah contoh dalam oven akan dilakukan selama 24 jam pada suhu 110 °C untuk mendapatkan masa tanah contoh yang kering. Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai kadar air pada tanah contoh. Metode ini dikenal dengan metode gravimetri. Oven yang digunakan pada penelitian adalah oven bermerek Isuzu sterilizer 2 – 2095. Selain menggunakan oven, pengeringan juga bisa dilakukan menggunakan sinar matahari langsung. Gambar oven dapat dilihat pada Gambar 37.
30
Gambar 37. Oven 12.
Pipa Silinder Pipa silinder digunakan sebagai corong untuk menutupi keliling speaker pemancar dan speaker penerima. Tujuan dilakukan penutupan keliling speaker ini adalah untuk memusatkan gelombang audio yang dipancarkan maupun yang diterima ke satu titik tertentu. Pipa silinder disesuaikan dengan diameter speaker yang digunakan, sehingga diameter pipa silinder yang digunakan adalah sama dengan diameter speaker yaitu sebesar 8 cm untuk lingkaran luar dan 4 cm untuk lingkaran dalam. Gambar rangkaian pipa silinder dengan speaker ditunjukkan pada Gambar 38.
Gambar 38. Rangkaian pipa silinder dengan speaker 13.
Stabilizer Stabilizer digunakan untuk memberikan tegangan stabil sesuai dengan kebutuhan alat yang digunakan. Stabilizer pada penelitian digunakan untuk menjaga kebutuhan tegangan listrik komputer agar dipertahankan stabil. Tegangan stabil diperlukan agar peralatan listrik tidak cepat rusak.
31
Stabilizer yang digunakan bertipe SVC – 500 N, dengan dua tegangan keluaran yaitu 110 Volt dan 220 Volt. Gambar stabilizer ditunjukkan pada Gambar 39.
Gambar 39. Stabilizer 14.
Rangkaian Penguat Sinyal Rangkaian penguat sinyal pada penelitian akan menggunakan rangkaian op-amp yang dibuat sendiri. Rangakaian penguat sinyal ini berfungsi sebagai penstabil dan penguat sinyal yang diterima oleh speaker penerima. Skema rangkaian penguat sinyal op-amp dan rangkaian op-amp menggunakan IC 741, masing-masing ditunjukkan pada Gambar 40 dan Gambar 41.
5 1
2
9
4 8
11
7 3 6 10
Gambar 40. Skema rangkaian penguat Sinyal op-amp
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Keterangan Gambar: Speaker penerima 7. IC 741 Kapasitor 1 µF 8. Kapasitor 1 µF Resistor 20 kOhm 9. Dihubungkan ke catu daya 12 Volt Resistor 1 kOhm 10. Dihubungkan ke ground Resistor 100 kOhm 11. Dihubungkan ke oscilloscope Resistor 100 kOhm Fungsi dari komponen secara umum dijelaskan sebagai berikut:
32
a. Speaker penerima berfungsi sebagai alat penerima gelombang audio yang terpancar. b. Kapasitor berfungsi untuk menjaga agar gelombang yang diterima sama dengan gelombang yang diteruskan ke Oscilloscope. c. Resistor berfungsi sebagai tahanan d. IC berfungsi sebagai komponen penguat selisih Rangkaian yang digunakan pada penelitian ini mengakibatkan adanya persamaan 5, yaitu persamaan penguatan sinyal gelombang. Vout = 19.38 x Vin .......................................................................................................... (5) Hasil Vout divisualisasikan oleh oscilloscope sehingga hasil penguatan dapat dibaca dengan mudah. Sedangkan Vin adalah nilai input dari speaker penerima. Penurunan persamaan dijelaskan pada lampiran 20.
Gambar 41. Rangkaian penguat sinyal op-amp 15.
Oscilloscope Oscilloscope digunakan sebagai alat visualisasi dari sinyal yang diterima speaker penerima. Visualisasi dari sinyal yang tertangkap akan ditampilkan pada layar oscilloscope (screen) berupa gelombang sinusoidal. Melalui visualisasi yang baik maka amplitudo gelombang yang diterima dapat diketahui dengan mudah. Pada penelitian ini, digunakan oscilloscope bermerek protek 6510 dengan frekuensi input maksimum 200 MHz. Gambar oscilloscope dapat dilihat pada Gambar 42.
33
Gambar 42. Oscilloscope 16.
Pahat Pahat digunakan untuk memecah kembali lapisan padat tanah pada perlakuan lapisan olah. Penggunaan pahat dilakukan sebagai ganti fungsi cangkul untuk mengolah tanah. Pahat dipilih karena lebih mudah digunakan pada wadah kecil. Gambar pahat ditunjukkan pada Gambar 43.
Gambar 43. Pahat 17. Baskom Baskom digunakan sebagai tempat penampungan sementara tanah sebelum diberi perlakuan kadar air, lapisan olah, maupun perlakuan lainnya. Ketika sudah diberi perlakuan, tanah akan dipindah ke wadah uji dan langsung dilakukan pengujian. Gambar baskom dapat dilihat pada Gambar 44.
34
Gambar 44. Baskom 18.
Ember Ember digunakan sebagai tempat penampungan air yang akan ditimbang, sebelum disemprotkan secara merata ke tanah yang akan di uji. Gambar ember dapat dilihat pada Gambar 45.
Gambar 45. Ember
3.3
Skema Rangkaian Alat Penelitian
Dua buah speaker yang berfungsi sebagai pemancar dan penerima, dipasang membentuk sudut 30 , sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan sudut terbaik untuk menghasilkan pengukuran nilai amplitudo gelombang akustik. Pemancar dihubungkan ke audio generator untuk membangkitkan gelombang akustik, sedangkan penerima dihubungkan ke penguat op-amp untuk menjaga amplitudo gelombang yang diterima agar amplitudo yang kecil dapat terukur. Amplitudo gelombang yang sudah melewati penguat op-amp diteruskan ke oscilloscope untuk dibaca pada LCD oscilloscope. Skema rangkaian alat yang digunakan pada penelitian ditunjukkan dalam bentuk diagram blok seperti pada Gambar 46. o
35
Audio generator
Penguat Op-amp
transduser
receiver
Oscilloscope
Tanah sebagai obyek pengamatan
Gambar 46. Diagram blok rangkaian alat penelitian
3.4
Perlakuan
30o
5 cm
Kadar air 30%
Gambar 47. Skema rangkaian alat pada perlakuan saat pengukuran Gambar 47 menunjukkan skema rangkaian alat pada perlakuan saat pengukuran. Penelitian dilaksanakan pada kadar air 30% dan posisi speaker membentuk sudut 30o dengan perlakuan pada tanah contoh berupa perlakuan tebal lapisan olah. Perlakuan tebal lapisan olah bertujuan untuk memperoleh gelombang pantulan dari suatu lapisan tanah padat (tebal lapisan padat/ TLP) yang berbeda pada kedalaman tertentu di bawah suatu lapisan tanah olah (tebal lapisan olah/ TLO). Penempatan pemancar dan penerima ditetapkan menyudut dengan sudut antara sebesar 30º. Pemilihan penempatan posisi speaker pemancar dan penerima sebesar 30º disebabkan berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukan bahwa perlakuan pada sudut ini diperoleh nilai gelombang pantulan yang terbaik. Pemilihan kadar air juga dilakukan dengan cara yang sama yaitu berdasarkan hasil terbaik yang ditunjukkan dari hasil penelitian terdahulu. Kadar air 30% dipilih untuk mewakili kondisi tanah dilapangan. Tebal lapisan olah yang akan dilakukan adalah 0 cm, 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan 20 cm. Ketebalan 0 cm digunakan sebagai pembanding untuk pengamatan terhadap perlakuan tebal lapisan olah lainnya. 36
Kerapatan tanah merupakan perbandingan antara bobot total tanah terhadap volume tanah. Penelitian dilaksanakan pada dua perlakuan kerapatan tanah yaitu 1.0 gram/cm3 dan 1.3 gram/cm3. Dua variasi kerapatan tanah yang dilaksanakan pada penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup mewakili kondisi tanah dilapangan. Kerapatan tanah 1.0 gram/cm3 dipilih untuk mewakili kondisi tanah normal yang umumnya dijumpai pada lapisan atas (top soil). Sedangkan kerapatan tanah 1.3 gram/cm3 dipilih untuk mewakili kondisi tanah yang mulai mengalami pemadatan.
3.5
Pengukuran Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Dipancarkan
Audio generator yang digunakan memiliki 6 tingkat gangguan yang bisa diberikan oleh alat sendiri. Keenam tingkat gangguan tersebut dapat menyebabkan suara yang dipancarkan mengalami atenuasi 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 dB. Prosedur kerja pada tahap ini, ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 48. Menempatkan audio generator dan oscilloscope dengan catu daya dan meletakkan keduanya pada jarak berdekatan
Menghubungkan oscilloscope dengan audio generator
Menyalakan oscilloscope
Menyalakan audio generator, tentukan tingkat gangguan alat dan tentukan amplitudo keluaran audio generator pada posisi maksimum
Menghitung nilai amplitudo gelombang audio yang diterima oleh rangkaian penerima pada oscilloscope
Melakukan cara pengukuran yang sama pada tingkat gangguan lainnya pada audio generator
Gambar 48. Diagram alir tahap prosedur kerja pengukuran pengaruh gangguan pada audio generator terhadap amplitudo yang dipancarkan
3.6
Tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan akan menggunakan lima tahap yaitu tahap pengecekan kadar air awal tanah, tahap pengkondisian kadar air tanah, tahap pengecekan kadar air tanah uji, tahap
37
penyiapan tanah pada waktu pengujian, dan tahap pengukuran amplitudo gelombang audio. Adapun tahap-tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1.
Tahap Pengecekan Kadar Air Awal Tanah Tahap pengecekan kadar air awal tanah bertujuan untuk mengetahui banyaknya kadar air awal tanah contoh setelah dilakukan penyaringan. Prosedur kerja pada tahap ini, ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 49. Tanah yang diambil dibersihkan dari berbagai benda asing
Tanah dijemur dibawah sinar matahari
Tanah disaring (ukuran partikel < 2 mm)
Mengambil sampel tanah pada beberapa bagian yang dapat mewakili keseluruhan bagian tanah
Sampel tanah ditempatkan dalam wadah lain yang telah ditimbang lebih dahulu (Bw)
Setelah semua contoh tanah selesai dipindahkan kedalam wadah lain, timbang kembali wadah lain tersebut beserta tanah yang ada didalamnya (Bb). Kemudian masukkan kedalam oven
Memanaskan selama 24 jam dengan suhu 110 oC
Setelah dipanaskan selama 24 jam, ambil dan timbang kembali (Bk)
Menghitung menggunakan Rumus. Nilai yang didapat, dimasukkan ke Rumus:
K.A = Kadar Air (dalam %)
Didapat nilai kadar air tanah awal
Gambar 49. Diagram alir tahap prosedur kerja pengecekan kadar air tanah awal 2.
Tahap Pengkondisian Kadar Air Tanah Tahap pengkondisian kadar air tanah dilakukan sebelum pengukuran amplitudo gelombang audio dilakukan. Tahap bertujuan untuk mengkondisikan tanah sesuai dengan kadar air yang diinginkan. Prosedur kerja pada tahap ini, ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 50.
38
Menimbang tanah yang telah disaring (massa tanah basah 1 atau MTB 1)
Nilai massa tanah kering (MTK) ditentukan melalui persamaan :
Menentukan nilai kadar air yang diinginkan (30%)
Nilai masa tanah basah 2 (MTB 2) ditentukan melalui persamaan :
Menghitung nilai jumlah air yang ditambahkan pada tanah (JAT) menggunakan persamaan :
Menambahkan air sesuai dengan hasil perhitungan JAT dengan cara disemprotkan ke tanah yang digunakan serta diaduk secara merata hingga air habis
Gambar 50. Diagram alir tahap prosedur pengkondisian kadar air tanah 3.
Tahap Pengecekan Kadar Air Tanah Uji Tahap pengecekan kadar air tanah uji bertujuan untuk mengetahui besarnya kadar air tanah yang akan diuji setelah dilakukan pengkondisian kadar air tanah. Prosedur kerja pada tahap ini, ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 51.
39
Mengambil sampel tanah pada beberapa bagian yang dapat mewakili keseluruhan bagian tanah
Sampel tanah ditempatkan dalam wadah lain yang telah ditimbang lebih dahulu (Bw)
Setelah semua contoh tanah selesai dipindahkan kedalam wadah lain, timbang kembali wadah lain tersebut beserta tanah yang ada didalamnya (Bb). Kemudian masukkan kedalam oven.
Memanaskan selama 24 jam dengan suhu 110 oC
Setelah dipanaskan selama 24 jam, ambil dan timbang kembali (Bk)
Menghitung menggunakan Rumus. Nilai yang didapat, dimasukkan ke Rumus:
K.A = Kadar Air (dalam %)
Didapat nilai kadar air tanah awal
Gambar 51. Diagram alir tahap prosedur kerja pengecekkan kadar air tanah uji 4.
Tahap Penyiapan Tanah pada Wadah Pengujian Tahap penyiapan tanah pada wadah pengujian merupakan uraian prosedur kerja yang akan dilakukan untuk mempersiapkan tanah contoh pada wadah pengujian sebelum dilakukan pengukuran amplitudo gelombang audio. Prosedur kerja pada tahap ini, ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 52.
40
Menghitung massa tanah yang dibutuhkan pada setiap tingkatan bulk density (1 g/cm3 dan 1,3 g/cm3)
Menimbang tanah yang telah dikondisikan sesuai dengan nilai massa tanah yang diperlukan untuk setiap tingkatan bulk density
Memasukkan tanah yang telah ditimbang kedalam wadah uji, sesuai dengan batas ketinggian yang telah ditentukan
Tanah siap uji
Gambar 52. Diagram alir tahap prosedur kerja penyiapan tanah pada wadah uji 5.
Tahap Pengukuran Amplitudo Gelombang Audio Tahap pengukuran amplitudo gelombang audio dilakukan dengan cara menempatkan speaker pemancar dan speaker penerima sesuai metode pengukuran gelombang audio. Gelombang audio yang ditangkap penerima akan divisualisasikan menggunakan oscilloscope, amplitudo gelombang audio yang diterima dikumpulkan untuk dilakukan pengolahan data lebih lanjut. Hasil pengolahan data tersebut akan dibandingkan dengan hasil pengolahan data dari perlakuan yang berbeda. Prosedur kerja pengukuran amplitudo gelombang audio, digambarkan dengan diagram alir pada Gambar 53.
41
Menempatkan pemancar dan penerima gelombang audio sesuai dengan metode penelitian
Menghubungkan audio generator dengan pemancar gelombang audio
Menghubungkan oscilloscope pada output dari rangkaian penerima gelombang audio
Menyalakan oscilloscope dan catu daya rangkaian penerima gelombang audio
Menyalakan audio generator, tentukan frekuensi pengukuran dan tentukan amplitudo keluaran audio generator pada posisi maksimum
Menghitung nilai amplitudo gelombang audio yang diterima oleh rangkaian penerima pada oscilloscope
Melakukan cara pengukuran yang sama pada tingkat bulk density 1.0 gram/cm2 dan 1.3 gram/cm2 dengan kadar air tanah 30%
Gambar 53. Diagram alir tahap prosedur pengukuran amplitudo gelombang audio Pengukuran amplitudo juga dilakukan untuk mengukur besarnya amplitudo gelombang audio yang dipancarkan oleh speaker pemancar pada berbagai tingkat frekuensi. Prosedur kerja pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan speaker pemancar, digambarkan dengan diagram alir pada Gambar 54.
42
Menempatkan pemancar dan penerima gelombang audio sesuai dengan metode penelitian
Menghubungkan audio generator dengan pemancar gelombang audio
Menghubungkan oscilloscope pada output dari rangkaian penerima gelombang audio
Menyalakan oscilloscope dan catu daya rangkaian penerima gelombang audio
Menyalakan audio generator, tentukan frekuensi pengukuran dan tentukan amplitudo keluaran audio generator pada posisi maksimum
Menghitung nilai amplitudo gelombang audio yang diterima oleh rangkaian penerima pada oscilloscope
Melakukan cara pengukuran yang sama pada berbagai tingkatan bulk density dan kadar air tanah
Gambar 54. Diagram alir tahap prosedur pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan speaker pemancar Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk mengukur amplitudo gelombang audio penerimaan langsung (tanpa medium tanah) yang diterima oleh speaker penerima pada berbagai tingkat frekuensi. Prosedur kerja pengukuran amplitudo gelombang penerima langsung, digambarkan dengan diagram alir pada Gambar 55.
43
Menempatkan pemancar dan penerima gelombang audio sesuai dengan metode penelitian
Menghubungkan audio generator dengan pemancar gelombang audio
Menghubungkan oscilloscope pada output dari rangkaian penerima gelombang audio
Menyalakan oscilloscope dan catu daya rangkaian penerima gelombang audio
Menyalakan audio generator, tentukan frekuensi pengukuran dan tentukan amplitudo keluaran audio generator pada posisi maksimum
Menghitung nilai amplitudo gelombang audio yang diterima oleh rangkaian penerima pada oscilloscope
Melakukan cara pengukuran yang sama pada berbagai tingkatan bulk density dan kadar air tanah
Gambar 55. Diagram alir tahap prosedur pengukuran amplitudo gelombang penerima langsung
44