BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor dan di Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Hortikultura, Cimanggis, Depok.
Bahan dan Alat Pada penelitian ini digunakan 3 lot benih padi yaitu : 1.
Lot benih A varietas Ciherang dengan tanggal kadaluarsa 15 Juni 2011, yang memiliki DB 94.7%.
2.
Lot benih B varietas Inpari 10 Laeya dengan tanggal kadaluarsa 10 Juli 2011, yang memiliki DB 90%.
3.
Lot benih C varietas Situ Bagendit dengan tanggal kadaluarsa 21 Juli 2011, yang memiliki DB 88%.
Ketiga lot benih tersebut diperoleh dari Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Hortikultura, Cimanggis, Depok. Alat yang digunakan antara lain kertas stensil, alat pengepres kertas IPB 75-1, pengecambah benih tipe IPB 73-2A/B, IPB 72-1, peralatan untuk mengukur kadar air (oven 1320C, timbangan analitik, cawan dan desikator), plastik, label, gunting serta alat tulis. Alat pengecambah benih tipe IPB 73-2A/B digunakan untuk pengecambahan benih pada pengujian bobot kering kecambah normal dengan menggunakan 25 butir benih padi untuk setiap ulangannya. Alat pengecambah benih tipe IPB 72-1 digunakan untuk pengecambahan benih pada pengujian daya berkecambah dan indeks vigor dengan menggunakan 50 butir benih padi.
10
Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu lot benih dan
faktor kedua
periode simpan. Pada faktor pertama berupa lot benih, digunakan 3 lot benih padi. Setiap lot benih diulang sebanyak tiga ulangan . Model linier dari rancangan percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Yij= π + αi + βj + (αβ)ij + εij Keterangan : Yij = nilai pengamatan pada faktor α ke-I dan β ke-j π = nilai tengah umum αi = pengaruh faktor lot benih α taraf ke-i βj = pengaruh periode simpan β taraf ke-j (αβ)ij = pengaruh interaksi faktor lot benih α taraf ke-I dan faktor periode simpan β taraf ke-j εij
= pengaruh galat percobaan (experimental error) faktor lot benih α taraf ke-I dan faktor periode simpan β taraf ke-j
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji F. Apabila menunjukkan pengaruh nyata, maka pengujian akan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%.
Pelaksanaan Penelitian Penyimpanan Benih Percobaan dilakukan pada 3 lot benih padi. Masing-masing lot benih dikemas dengan menggunakan plastik bening yang telah disiapkan untuk 7 periode penyimpanan yaitu 0, 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 minggu penyimpanan. Minggu ke 0 di mulai pada tanggal kadaluarsa lot benih tersebut. Benih yang telah dikemas kemudian disimpan di suhu kamar (RH= 80-90% dan t = 27-310C).
11
Penanaman Penanaman benih dilakukan setiap 2 minggu sekali. Metode penanaman benih
menggunakan metode Uji Kertas Digulung didirikan berlapis plastik
(UKDdp). Media yang digunakan berupa kertas stensil. Setiap ulangan terdiri dari 50 butir benih padi untuk kecepatan tumbuh, indeks vigor dan daya berkecambah, serta 25 butir benih padi untuk bobot kering kecambah normal. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan beberapa tolok ukur vigor yang paling efektif dalam pendugaan perpanjangan masa edar benih benih.
Pengamatan Parameter yang diamati di Laboratorium meliputi Vigor dengan tolok ukur indeks vigor, nilai delta, kecepatan tumbuh dan Viabilitas Potensial dengan tolok ukur daya berkecambah dan bobot kering kecambah normal serta pengamatan kadar air benih. 1.
Indeks Vigor (IV) Penghitungan Indeks Vigor (IV) dilakukan berdasarkan persentase kecambah normal pada pengamatan pertama (KN hitungan I) yaitu pada hari ke- 5.
IV =
∑
∑
X 100%
2. Nilai Delta (D) Nilai Delta merupakan selisih antara nilai viabilitas benih dengan vigor benih. Viabilitas benih didapat dari hasil pengamatan Daya Berkecambah (DB) sedangkan vigor benih diperoleh dari pengamatan Indeks Vigor (IV).
3. Kecepatan Tumbuh (KCT) Metode penanaman benih dengan menggunakan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung didirikan dilapisi plastik). Pengecambahan untuk setiap lot
12
benih dilakukan dengan 3 (tiga) ulangan dan setiap ulangan terdiri atas 50 butir benih padi. Kecepatan tumbuh dihitung berdasarkan nilai pertambahan perkecambahan (persentase kecambah normal per etmal) yang dilakukan setiap hari (2 HST sampai 7 HST) pada kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum. tn
KCT (% per etmal) = n=0
N t
Keterangan : t = Waktu pengamatan (etmal) N = presentase kecambah normal setiap waktu pengamatan tn = waktu akhir pengamatan 4. Daya Berkecambah (DB) Pengujian
Daya
Berkecambah
dilakukan
dengan
melakukan
penanaman benih terlebih dahulu. Metode penanaman benih dengan menggunakan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung didirkan dilapisi plastik). Pengecambahan untuk setiap lot benih dilakukan dengan 3 (tiga) ulangan dan setiap ulangan terdiri atas 50 butir benih padi. Benih kemudian dikecambahkan dalam alat pengecambah benih IPB 72-1. Pengujian
Daya
Berkecambah
(DB)
berdasarkan
persentase
Kecambah Normal (KN) pada pengamatan petama dan kedua. Pengamatan pertama pada hari ke-5 setelah tanam (KN hitungan I) dan pengamatan kedua pada hari ke-7 (KN hitungan II) meliputi kecambah normal, abnormal, benihbenih yang tidak berkecambah (benih mati, benih keras, dan benih segar tidak tumbuh). DB =
5.
∑
∑
∑
X 100%
Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) Pengukuran Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) dilakukan di akhir pengamatan (7 HST). Benih ditanam sebanyak 25 butir setiap ulangan dengan menggunakan metode UKDdp. Setelah 7 hari dihitung
13
kecambah normalnya. Kecambah normal tersebut kemudian dibuang bagian kariopsisnya, dan dimasukkan kedalam amplop. Amplop ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot awal (K0). Masukkan amplop tersebut kedalam oven selama 3 x 24 jam dengan suhu 60ºC. Selanjutnya benih dimasukkan ke dalam desikator selama ± 30 menit dan setelah dingin dilakukan penimbangan (K1).
Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) = K1-K0
6.
Kadar Air (KA) Pengukuran kadar air menggunakan metode pengukuran kadar air langsung, yaitu dengan menggunakan oven suhu tinggi 130-1330C selama 2 jam. Cawan porselin beserta tutup ditimbang (M1). Benih dari masingmasing lot diambil sebanyak 3 ulangan untuk setiap lot. Benih dihancurkan dengan menggunakan grinder, diambil sebanyak 5 gram kemudian ditimbang (M2). Benih tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam oven. Setelah 2 jam benih diangkat dan langsung dimasukkan ke dalam desikator selama ± 30 menit, kemudian dikeluarkan dan dilakukan penimbangan kembali (M3). Dihitung besarnya kadar air dengan rumus :
KA=
x 100%
M1 = Berat wadah + tutup (gram) M2 = Berat wadah + isi + tutup sebelum dioven (gram) M3 = Berat wadah + isi + tutup setelah dioven (gram)