Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI SDN NO. 1 SIKARA MELALUI PENGGUNAAN ALAT KIT IPA Imhar AR. Nailu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Tujuan Penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN No. 1 Sikara melalui penggunaan alat KIT IPA. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2015 sampai dengan 7 September 2015 di SDN No.1 Sikara, Dengan subyek kelas VI yang berjumlah 25 orang siswa, yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki juga 14 orang siswa perempuan. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan tiap siklus melalui empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahapan ini dilaksanakan secara sinergis dalam dua siklus. Hasil penelitian pada siklus I ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 52,00%, daya serap individual 73,60%. Aktivitas siswa berada pada kategori cukup, dan aktivitas guru berada pada kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan keberhasilan dengan ketuntasan klasikal 88,00%, dan daya serap individual 85,20%. Demikian halnya aktivitas siswa serta aktivitas guru mengalami peningkatan secara signifikan yakni pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa melalui penggunaan alat KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN No. 1 Sikara. Peningkatan aktivitas berbanding positif dengan peningkatan hasil belajar secara keseluruhan dan sekaligus menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : KIT IPA, Hasil Belajar, Pembelajaran IPA
I.
PENDAHULUAN Guru memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sebagai sentral dalam proses pembelajaran, guru perlu meningkatkan kualitas kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Konsep IPA yang diajarkan di Sekolah Dasar masih bersifat dasar, harus disesuaikan dengan karakteristik anak SD yang unik,. Usia anak sekolah dasar masih berfikir operasional konkrit. Hal ini senada dengan pernyataan Piaget dalam Sunarto & Hartono (2002 : 24) bahwa perkembangan anak usia 6-12 tahun hanya mampu
1 ¹Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi PGSD. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako, No.Stambuk A 471 10 131
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X berfikir dengan logika jika untuk memcahkan persoalan-persoalan yang sifatnya konkrit atau nyata saja. dalam memahami suatu konsep, anak sangat terikat pada proses mengalami sendiri, artinya anak mudah memahami konsep jika anak melakukan sesuatu. Materi IPA yang diajarkan di SD yang masih sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi peserta didik agar mampu mempelajari dan memahami keadaan alam sekitarnya secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Selain itu peserta didik menjadi
lebih mengerti,
memahamikonsep-konsep IPA yang diajarkan oleh guru. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran, yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep- konsep yang terorganisasi dengan alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah, antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan ( Subiyanto, 1988: 47). Di dalam Ilmu Pengetahuan Alam, siswa dituntut memahami konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam, melalui kegiatan-kegiatan dari mengamati sampai menarik simpulan, sehingga terbentuk sikap kritis dan ilmiah, kenyataannya dapat terlihat bahwa proses belajar dan mengajar Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah, banyak guru menyampaikan materi secara informatif dengan ceramah ( Iskandar, 2001: 22). Hasil penelitian Umar (1990:7) mengungkapkan bahwa tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi Ilmu Pengetahuan Alam baru mencapai kurang dari separuh dari tuntutan kurikulum yang ideal. Dalam menghadapi masalah tersebut, apabila diamati dengan saksama, maka telah banyak pihak yang terkait di bidang pendidikan mencoba memecahkan persoalan rendahnya mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Misalnya melakukan inovasi, penataran, pelatihan, penelitian, penyediaan kurikulum. Berkaitan dengan penyediaan sarana pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional melakukan proyek pengadaan peralatan Ilmu
2
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar yang berupa Komponen Instrumen Terpadu (KIT) Ilmu Pengetahuan Alam serta buku pedoman penggunaannya untuk guru. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SDN No. 1 Sikara ditemukan bebarapa fakta yaitu 1). Media KIT IPA kurang dimanfaatkan oleh guru. 2). Guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah, penugasan. 3). Peserta didik bersifat pasif. 4). Kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa yang dicapai kurang optimal. Hal tersebut senada dengan hasil wawancara dengan guru kelas VI SDN NO.1 Sikara. Menurut penjelasan guru pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara baik, namun media KIT IPA tidak digunakan secara maksimal, sehingga peserta didik cenderung ribut serta tidak memperhatikan penjelasan guru. Sehubungan dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan saat ini digunakan, maka hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA harus mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah, namun kenyataan di lapangan khususnya SDN NO.1 Sikara masih ditemukan nilai siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal. . Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik secara optimal yaitu dengan menggunakan alat KIT IPA. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN NO.1 Sikara melalui penggunaan alat KIT IPA. Menurut Berta (1996: 17), KIT IPA adalah peralatan IPA yang diproduksi dan dikemas dalam bentuk kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada bidang studi IPA dan dilengkapi dengan buku pedoman penggunaannya. Menurut Trisnoherawati (2004:1) mengemukakan alat peraga KIT IPA dalam pembelajaran adalah nama alat-alat IPA di Sekolah Dasar. Alat peraga KIT IPA sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dengan menggunakan KIT tersebut guru dapat terbantu dalam menjelaskan fenomena, fakta mengenai alam.
3
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Dengan penggunaan KIT IPA diharapkan dapat memacu proses dan hasil belajar siswa dengan kondisi dinamis, kreatif dan relevan dengan kehidupan seharihari. Namun, KIT IPA ternyata belum dimanfaatkan oleh guru secara maksimal. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Menurut Horwart dalam Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita. Selanjutnya Warsito dalam Depdiknas (2006:125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Senada dengan hal tersebut Wahidmurni, dkk (2010:18) mengemukakan bahwa seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui penggunaan alat KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas di SDN No. 1 Sikara. II. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian tindakan yang tiap tahap disebut siklus. Model penelitian ini mengacu pada (modifikasi diagram yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Hartono dan Legowo, 2004:12). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari siklus I dan Siklus II, penelitian tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2015 dengan materi konduktor dan isolator dan penelitian tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 September 2015 dengan materi tata surya melalui penggunaan KIT IPA yang setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam setiap siklus adalah sebagai berikut: 1). Perencanaan a. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
4
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X b. Menyiapkan lembar kerja siswa c. Menyiapkan latihan soal yang akan diselesaikan oleh peserta didik d. Membuat lembar observasi guru e. Menyusun soal-soal untuk evaluasi siklus I dan siklus II yakan digunakan sebagai penilaian pada akhir siklus. 2). Pelaksanaan Tindakan siklus I dan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan setiap siklus, isntrumen yang digunakan adalah RPP, soal evaluasi dan LKS. 3). Observasi adalah kegiatan mengamati tingkah laku peserta didik dan segala kegiatan selama penelitian berlangsung. Aspek yang diamati adalah kinerja guru dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik dalam mengemukakan tanggapan, memberi contoh, menjawab pertanyaan, menggunakan media KIT IPA, melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. 4). Refleksi dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Akhir tindakan siklus I dievaluasi untuk dilanjutkan ke siklus II dengan perbaikan-perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Aspek yang diamati dalam penelitian ini yaitu peningkatan hasil belajar IPA siswa melalui penggunaan KIT IPA. Dalam memperoleh data yang akurat, peneliti menggunakan
beberapa
instrumen
penelitian
yaitu
lembar
observasi
dan
dokumentasi kegiatan. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VI SDN NO.1 Sikara. Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 25 orang, yang terdiri 14 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi guru dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan data kualitatif adalah data yang diperoleh anak didik setelah dilakukan tes akhir tindakan. Cara pengumpulan data di lapangan, digunakan teknik pengumpulan data melalui tes dan observasi. Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tulis menulis, KIT Panas, KIT Listrik, Charta Tata Surya, dan Globe. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, dengan keberhasilan penelitian
5
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X tindakan ini adalah jika daya serap individual 65% dan ketuntasan belajar klasikal sekurang-kurangnya 80%.
III. HASIL PENELITIAN 1. Pra Tindakan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Siswa Arfan Arifin Ilham L.Gumal Arifudin Dela Puspita Fadila Fahriatunisa Fahrinisa Farisno Hakim Jihan Alfanda Mahdina Moh. Da’wah Moh. Ardiansyah Moh. Ayub Moh. Syarif Nurjanah Rahmayani Riandani Rirawan Sriwulandari Tira Tri Citra Dewi Utri Vernaliska Yusniati
Nomor Soal/Skor 1 2 3 15 15 20 10 5 10 5 5 10 10 5 15 5 15 5 10 5 15 10 5 15 10 5 10 10 15 10 5 5 15 5 5 15 5 5 15 10 5 10 5 5 10 5 15 5 10 5 15 10 5 15 5 5 15 5 5 15 5 5 15 5 5 15 10 15 10 10 15 10 5 5 15 10 5 15 10 15 10
6
Skor
Presentase Ketercapaian
25 20 30 25 30 30 25 35 25 25 25 25 20 25 30 30 25 25 25 25 35 35 25 30 35
50 40 60 50 60 60 50 70 50 50 50 50 40 50 60 60 50 50 50 50 70 70 50 60 70
Kentuntasan Ya
Tidak √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Skor yang diperoleh Skor maksimal Presentase skor tercapai
190 375 50,67
185 375 49,33
310 500 62,00
680 1250 54,40
Keterangan : Banyaknya siswa yang tuntas 4 dari 25 siswa Tuntas Klasikal (4/25) x 100% = 16,00% Daya serap Individual = 54,40%
2. Tindakan Siklus I Nomor Soal/Skor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Siswa
1
2
3
4
Skor
Arfan Arifin Ilham L.Gumal Arifudin Dela Puspita Fadila Fahriatunisa Fahrinisa Farisno Hakim Jihan Alfanda Mahdina Moh. Da’wah Moh. Ardiansyah Moh. Ayub Moh. Syarif Nurjanah Rahmayani Riandani Rirawan Sriwulandari Tira Tri Citra Dewi
10 1 8 8 6 6 10 2 6 10 6 8 6 10 10 10 10 6 8 6 10 10 10
10 1 8 8 6 6 10 2 6 10 6 8 6 10 10 10 10 6 8 6 10 10 10
10 1 8 8 6 6 10 2 6 10 6 8 6 10 10 10 10 6 8 6 10 10 10
10 1 8 8 6 6 10 2 6 10 6 8 6 10 10 10 10 6 8 6 10 10 10
Persentase Ketercapaia n (%)
5 30 40 30 30 50 10 30 50 30 40 30 50 50 50 50 30 40 30 50 50 50
10 60 80 60 60 100 20 60 100 60 80 60 100 100 100 100 60 80 60 100 100 100
7
Ketuntasan Ya
Tidak √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 23 24 25
Utri Vernaliska Yusniati Skor yang diperoleh Skor maksimal Presentase skor tercapai
1 6 10 184 250 73,60
1 6 10 184 250 73,60
1 6 10 184 250 73,60
1 5 6 30 10 50 184 736 250 1000 73,60 73,60
10 60 100
√ √ √
13
12
Keterangan : Banyaknya siswa yang tuntas 13 dari 25 siswa Tuntas Klasikal (13/25) x 100% = 52,00 % Daya serap Individual =73,60 %
3. Tindakan Siklus II Nomor Soal/Skor No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Siswa Arfan Arifin Ilham L.Gumal Arifudin Dela Puspita Fadila Fahriatunisa Fahrinisa Farisno Hakim Jihan Alfanda Mahdina Moh. Da’wah Moh. Ardiansyah
1
2
3
4
10
10
10
10
8
8
8
8
8 8 8 8 10 6
8 8 8 8 10 6
8
8
8
8
8
8
8
8
10
10
6
6
Skor
40 40 40 40 40 50 30
8
8
8
8
40
10
10
10
10
50
8 8 8 10
8 8 8 10
8
8
8
8
8
8
10
10
8
40 40 40 50
Persentase Ketercapaian (%)
Ketuntasan Ya
80
√
80
√
80
√
80
√
80
√
100
√
60
Tidak
√
80
√
100
√
80
√
80
√
80
√
100
√
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Moh. Ayub
14
Moh. Syarif
15
Nurjanah
16
Rahmayani
17
Riandani
18
Rirawan
19
Sriwulandari
20
Tira
21
Tri Citra Dewi
22
Utri
23
Vernaliska
24
Yusniati
25
Skor yang diperoleh Skor maksimal Presentase skor tercapai
10 10 10 8 8
10 10 10 8 8
10
10
10
10
10
10
8
8
8
8
50 50 50 40 40
6
6
6
6
30
10
10
10
10
50
10
10
10
10
50
10 8 6
10 8 6
10
10
8
8
6
6
50 40 30
10
10
10
10
50
213
213
213
213
1065
250
250
250
250
1000
85,20 85,20 85,20
85,20
85,20
100
√
100
√
100
√
80
√
80
√
60
√
100
√
100
√
100
√
80
√
60 100
√ √
22
3
Keterangan: Banyaknya siswa yang tuntas 22 dari 25 siswa Tuntas Klasikal (22/25) x 100% = 88,00% Daya serap klasikal = 85,20%
IV. PEMBAHASAN Hasil analisis data pra tindakan diperoleh data bahwa siswa yang memperoleh nilai rata-rata 70 hanya sebanyak 4 siswa, atau 16%, siswa yang memperoleh nilai rata-rata 60 sebanyak 6 siswa, atau 24%, dan siswa yang memperoleh nilai rata-rata 50 ke bawah sebanyak 15 siswa, atau 60%. Dari analisis data tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum siswa belum memahami konsep dengan baik, untuk mengatasi hal tersebut, maka diambil langkah-langkah perbaikan selanjutnya. Langkah tersebut antara lain: 1). Mendesain RPP dan menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan di dalam kelas 2). Membuat lembar observasi
9
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 3). Menyusun rencana perbaikan sesuai dengan materi yang akan diajarkan 4). Mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan pada pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mendapatkan gambaran tentang kemampuan awal siswa dalam pembelajaran IPA, khususnya pada materi isolator dan konduktor. Diharapkan penggunaan KIT IPA dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang akan diajarkan. Berdasarkan analisis tes akhir tindakan siklus I diperoleh data bahwa persentase ketercapaian siswa yang memperoleh 100% sebanyak 10 siswa, yang memperoleh 80% sebanyak 3 siswa, dan siswa yang memperoleh 60% ke bawah sebanyak 12 siswa, atau dengan ketuntasan klasikal yaitu sebanyak 13 siswa, atau 52,00% serta tidak tuntas klasikal sebanyak 12 siswa atau 48,00%. Dan persentase daya serap individual sebanyak 73,60%. Dari persentase tersebut berarti bahwa hasil belajar siswa belum memenuhi ketuntasan klasikal dari 80% dan hasil belajar individual sebesar 65% sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menuntut guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II persentase ketercapaian 100%
sebanyak 10 siswa, yang
memperoleh 80% sebanyak 12 siswa, dan yang memperoleh 60% ke bawah sebanyak 3 siswa, atau dengan ketuntasan klasikal sebanyak 22 siswa atau 88%, dan tidak tuntas klasikal sebanyak 3 siswa atau 12%. Sedangkan persentase daya serap individual mencapai 85,20%. Hasil analisis pada siklus II diperoleh data bahwa persentase ketuntasan klasikal dan daya serap individual telah melampaui target yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu yaitu persentase ketuntasan klasikal sebesar 80%, dan persentase daya serap individual sebesar 65%. Indikator keberhasilan tersebut dapat dilihat dari hasil tes akhir yang dilakukan setelah pelaksanaan siklus II. jika dilihat lebih lanjut maka peningkatan yang terjadi dari observasi awal sebesar 16% meningkat menjadi 52% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 88%. Total peningkatan yang terjadi dari observasi awal ke siklus I sampai ke siklus II yaitu sebesar 72%. Karena hasil belajar telah terjadi peningkatan dan telah mencapai bahkan melampaui kriteria
10
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X ketuntasan maka siklus II dapat dihentikan dan tidak perlu melanjutkan ke siklus selanjutnya. Namun tindakan bagi siswa yang belum tuntas dilakukan remedial agar seluruh siswa berjumlah 25 orang memperoleh persentase ketuntasan klasikal yang memenuhi kriteria yaitu 80%. Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diminimalisir. Adapun kekurangan pada siklus I adalah masih banyak siswa yang belum memahami materi yang disampaikan guru sehingga mengurangi hasil belajar. Siswa masih cenderung mengharapkan jawaban dari temannya. Hal ini dapat dilihat pada analisis tes kemampuan siswa, dimana masih terdapat siswa yang memiliki nilai akhir adalah 3 (tiga) atau terdapat 9 orang siswa yang belum tuntas secara individu, serta ketuntasan klasikal belum mencapai indikator. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka rekomendasi yang dilakukan adalah membimbing siswa tentang cara menyelesaikan tugas dengan benar dan meminta siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru. Dari hasil analisis data di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal mencapai 88% pada siklus II, persentase tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebelumnya sebesar 80%, dan termasuk kategori sangat baik, maka penelitian ini tidak dilanjutkan lagi dan hipotesis tindakan yang diajukan dinyatakan diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN NO.1 Sikara.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
11
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, diperoleh peningkatan hasil analisis dan pencapaian indikator kinerja dari observasi awal, siklus I dan siklus II, baik indikator data kualitatif maupun data kuantitatif. Hasil analisis tes kemampuan siswa hasil observasi awal sebesar 16% meningkat pada siklus I yang mencapai 52%, setelah dilakukan perbaikan-perbaikan menunjukkan peningkatan pada siklus II menjadi 88%. Sesuai hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan KIT IPA pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 1 Sikara.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Kepada pengajar khususnya Guru Sekolah Dasar hendaknya mempertimbangkan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen melalui penggunaan KIT IPA dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar serta kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal IPA. 2. Kepada pihak pengambil kebijakan, agar memperhatikan segala kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN Ali Muhammad, 2004. Hasil Belajar Siswa. Bandung: Nuansa Aulia Abdullah, 1998. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Depdiknas Bernal. 1998, Pengembangan Pendidikan IPA di Sekolah. Jakarta : Akasia Sudjana, 2004. Penelitian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya Sudjana, 2002. Teknik Analisis Data Kualitatif. Bandung : Transito Trisnoherawati,
2004.
Pengaruh
Penggunaan
Peralatan
KIT
IPA
dalam
Pembelajaran IPA Siswa SD. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Umar Hamalik, 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Transito
12