Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Moh. Abdi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Tujuan Penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan sains teknologi masyarakat di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan subyek kelas III yang berjumlah 25 orang siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki juga 13 orang siswa perempuan. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan tiap siklus melalui empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahapan ini dilaksanakan secara sinergis dalam dua siklus, kemudian masing-masing siklus dikembangkan menjadi dua pertemuan. Hasil penelitian pada siklus I ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 56%, daya serap individual 76,40%. Aktivitas siswa berada pada kategori cukup, dan aktivitas guru berada pada kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan keberhasilan dengan ketuntasan klasikal 92%, dan daya serap individual 85,20%. Demikian halnya aktivitas siswa serta aktivitas guru mengalami peningkatan secara signifikan yakni pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Peningkatan aktivitas berbanding positif dengan peningkatan hasil belajar secara keseluruhan dan sekali gus menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi, Hasil Belajar, Pembelajaran IPA
I. PENDAHULUAN
Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan kunci penting. IPTEK itu sendiri sebenarnya adalah hasil dari pendidikan dan pendidikan itu sendiri membutuhkan teknologi. Oleh karena itu, siswa perlu
1
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X dipersiapkan untuk mengenal, memahami, dan menguasai IPTEK dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya. Pendidikan sekolah dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD salah satu program pengajaran adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep-konsep yang terorganisir tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman, melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan. Pembelajaran IPA SD kelas 1-3 diberikan secara tematik dengan pembelajaran lain, sedangkan di kelas 4-6 pembelajaran diberikan secara terpisah (Depdiknas, 2006: 1). Berdasarkan observasi di SDN No. 2 Sikara khususnya kelas IIII bahwa pada saat pembelajaran masih didominasi oleh guru. Dengan kata lain, pembelajaran masih menggunakan pendekatan biasa yang banyak berpusat pada guru. Selain itu hasil dari wawancara, guru masih jarang menggunakan media pembelajaran dan mengaitkan pelajaran IPA dengan isu-isu masalah yang ada dalam kehidupan masyarakat. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan kesulitan menerima materi pelajaran. Oleh karena itu keberhasilan pembelajaran IPA masih belum maksimal. Proses pembelajaran IPA bukan hanya sekedar pemberian informasi dari guru kepada siswa, melainkan melalui komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa dan dalam komunikasi timbal balik itu siswa diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam belajar baik mental, intelektual, emosional maupun fisik agar mampu mencari dan menemukan pengetahuan, sikap dan keterampilan, selanjutnya kemampuan-kemampuan itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA harusnya menggiring siswa memahami konsep IPA dan
2
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan tentang proses alam sekitar, mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala alam dan mampu menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. SDN No.2 Sikara khususnya di kelas III masih sangat rendah dengan nilai rata-rata pada setiap semester pada tahun pelajaran 2014/2015 yaitu 55. Nilai tersebut masih jauh dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 65. Hal ini terjadi karena metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan belum dapat diterapkan secara maksimal. Guru telah mengupayakan perbaikan dalam proses pembelajaran diantaranya menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat namun belum mencapai nilai yang diharapkan. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran IPA yang sesungguhnya banyak sekali pendekatan yang dapat digunakan. Diantara pendekatan-pendekatan yang ada, pendekatan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan IPTEK adalah pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), karena pendekatan ini memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan Sains dan Teknologi di dalam kehidupan masyarakat. Pendekatan STM dapat diterapkan sebagai salah satu strategi untuk mengantisipasi kemajuan sains dan teknologi beserta dampaknya. Pendekatan STM ini dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan sains dan teknologi, membajirnya informasi ilmiah dalam dunia pendidikan, dan nilainilai sains itu sendiri dalam kehidupan masyarakat secara praktis. Pendekatan STM bila dikaji secara mendalam sangat menggambarkan sebagai salah satu tujuan dari pendidikan sains itu sendiri, yaitu mempersiapkan individu-individu menjadi anggota masyarakat yang baik. Artinya individuindividu yang mampu menerapkan pengetahuan ilmiah dan mengamalkan nilainilai sains dalam usaha mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Pendekatan STM muncul sebagai solusi terhadap pembelajaran sains yang masih tradisional saat ini. Salah satu bentuk pembelajaran tradisional adalah
3
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X terlalu banyak menekankan pada fakta-fakta dan teori-teori tanpa ada hubungannya dengan dunia di luar kelas.
II. METODEPENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Rangkaian kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada pedoman PTK dari model Kemmis dan Mc. Taggart sangat erat hubungannya dengan praktek pembelajaran yang dihadapi guru. Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak berlatih mengapliklasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata. Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas III yang mengikuti mata pelajaran IPA pada tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 25 siswa, 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas initerdiri dari empat tahap yang meliputi: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Aspek yang diamati dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan sains teknologi masyarakat di kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata. Dalam memperoleh data yang akurat, peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian seperti lembar observasi dan foto-foto. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas III SDN No. 2 Sikara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu 1) Tes untuk mengetahui hasil belajar murid, berupa tes hasil belajar yang diberikan setiap akhir tindakan. 2) Observasi, pelaksanaan observasi baik pada peneliti atau pada subyek dilakukan
setiap pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung.
Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengisi format yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas dan perilaku peneliti pada saat kegiatan belajar (KBM).
4
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terdiri dari 3 tahapan pembelajaran yaitu: a) tahap pendahuluan, b) tahap inti, c) tahap akhir. (a). Kegiatan Pembukaan. Pada tahap ini kegiatannya meliputi: a) Peneliti dan pengamat menetapkan alternatif peningkatan efektivitas pembelajaran IPA. b) Peneliti bersama-sama kolaborator membuat perencanaan pengajaran yang mengembangkan
keterampilan
intelektual.
c)
Mendiskusikan
tentang
pembelajaran IPA yang mengembangkan keterampilan intelektual siswa. d) Menginventarisir media pembelajaran. e) Membuat lembar observasi. f) Mendesain alat evaluasi. (b) Kegiatan Inti yaitu; a) Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai. b) Siswa melaksanakan panduan yang telah disiapkan guru. c) Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. (c) Kegiatan Penutup yaitu; a) Guru meminta siswa untuk merangkum. b) Guru mengadakan evaluasi. c) Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi. Ada dua jenis data yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa adalah menggunakan rumus berikut: Dalam PTK ini, untuk menghitung data kuantitatif digunakan perhitungan presentase daya serap individu dan ketuntasan belajar klasikal. Persentase ketuntasan individu biasanya dihitung sama dengan pertentase daya serap yang dinyatakan dengan: a) Daya serap individu Skor yang diperoleh siswa Persentase daya serap individual =
x 100% Skor maksimum soal
b) Ketuntasan belajar klasikal Banyak siswa yang tuntas individu Persentase ketuntasan klasikal
=
x100% Skor maksimum soal
5
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase rata-rata hasil belajar yang dicapai adalah 65%. Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk katakata yang mengandung makna. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Iskandar (2009: 75) adalah 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) verifikasi data/penyimpulan. 1) Mereduksi Data, mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. 2) Penyajian Data, Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel dan diberi nama kualitatif, sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3) Verifikasi/Penyimpulan, langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan.
III. HASIL PENELITIAN 1.Hasil Penelitian 1 Hasil Pra Tindakan Pada hari Senin 07 Februari 2015 peneliti mengadakan tes awal yang diikuti oleh 25 orang siswa. Tes awal menjadi bahan pembanding adanya peningkatan hasil penelitian. Berdasarkan hasil analisis tes awal tentang kemampuan akademik siswa pada mata pelajaan IPA, diperoleh hasil yang masih perlu perbaikan seperti pada lampiran 3. Hasil analisis tes awal dijadikan sebagai bahan pembanding terhadap hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II, sehingga diketahui tingkat peningkatan aktivitas hasil belajar siswa. Hasil tes pra tindakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Tes Kemampuan Pra Tindakan NO 1 Skor Tertinggi 2 SkorTerendah 3 Jumlah Siswa
Aspek Perolehan
6
Hasil 8 5 25
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 4 5 6 7
Banyaknya siswa yang tuntas Banyaknya siswa yang tidak tuntas Presentase ketuntasan klasikal Presentase daya serap individual
8 orang 17 orang 32% 60,56%
Persentase daya serap klasikal belum mencapai indikator yang ditetapkan, yaitu 32%, dan persentase tuntas individual yang diperoleh sebesar 60,56% belum mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu sebesar 70%. Sehingga hasil tersebut menjadikan dasar untuk melanjutkan ke tahap siklus I, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA dalam menerapkan pendekatan sains teknologi masyarakat sebagai metode pembelajaran. 2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1) Perencanaan Tindakan Pada siklus I, tindakan yang dilakukan yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Materi yang diajarkan pada siklus ini adalah lingkungan dengan indikator sebagai berikut: 1) udara menjadi tititk bersih, 2) tujuan dilakukan penghijauan 3) tiga hal yang dapat mengganggu pernapasan dan 4) Mengapa kita sebaiknya tidak membakar sampah. 1. Menyiapkan lembar tugas berupa soal-soal latihan 2. Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa 3. Membuat tes kemampuan siswa setelah penerapan pendekatan sains teknologi masyarakat 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit untuk setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus I ini mengacu pada perencanaan pelaksanaan pembelajaran. 3). Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus I Observasi terhadap aktivitas pembelajaran guru dan siswa dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses penelitian. Metode pengamatan
7
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X aktivitas/kegiatan guru dan siswa adalah mengisi format observasi yang disediakan.
1) Aktivitas Siswa Secara ringkas aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa bahwa persentase nilai rata-rata 73%. Data hasil observasi tersebut menunjukkan kategori cukup dan belum mencapai indikator yang telah ditentukan, sehingga peneliti perlu melanjutkan penelitian ke siklus II. 2) Aktivitas Guru Hasil observasi aktivitas guru secara singkat pada lembar observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan data hasil observasi guru, menunjukkan taraf keberhasilan aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran menurut pengamat juga diperoleh 73% dalam kategori cukup. Taraf keberhasilan ini dapat ditunjukkan oleh persentase nilai rata-rata hasil observasi yang relatif meningkat. 4) Hasil Belajar Siswa Siklus I Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan
proses
pembelajaran
menggunakan
pendekatan
sains
teknologi
masyarakat, kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes kemampuan, sebagai akhir dari proses pembelajaran. Soal yang dibuat sebanyak 5 nomor, melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil tes siklus I secara singkat dapat dilihat pada tabel 5 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 5. Hasil Analisis Tes Kemampuan Siklus I NO Aspek Perolehan 1 Skor Tertinggi 2 SkorTerendah 3 Jumlah Siswa 4 Banyaknya siswa yang tuntas 5 Banyaknya siswa yang tidak tuntas 6 Presentase ketuntasan klasikal 7 Presentase daya serap individual
8
Hasil 10 2 25 14 orang 11 orang 56,00% 76,40%
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Persentase Daya Serap Individu (DSI) belum mencapai indikator yang ditetapkan, yaitu 56,00%, dan persentase tuntas klasikal yang diperoleh sebesar 76,40% belum mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70%. Sehingga hasil tersebut menjadikan dasar untuk melanjutkan ke tahap siklus II, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA materi lingkungan dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sebagai metode pembelajaran. Selain itu, masih terdapat siswa yang nilainya sangat rendah yaitu 3 (tiga). Hal ini terjadi karena siswa tersebut tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi, sehingga kemungkinan belum mengerti prosedur penyelesaikan soal dengan benar. 5) Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Hasil observasi aktivitas siswa dan guru, serta hasil tindakan pada siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan lebih efektif untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya. Adapun hasil refleksi yaitu: 1) Motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran masih kurang. Sehingga proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis observasi aktivitas siswa masih dalam kategori cukup, dan hasil belajar siswa belum mencapai indikator yang ditentukan, serta masih ditemukan 41% (2 orang) siswa yang belum tuntas. 2) Dari hasil analisis tes formatif diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 56%. 3) Pada saat pemberian tugas, sebagian siswa belum mengerti bagaimana cara memahami materi dengan baik yang mempengaruhi penyelesaian soal dengan cara yang tepat. 4) Pendekatan keterampilan proses yang dilakukan guru belum menunjukkan hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan dengan penuh antusias tentang pembelajaran yang signifikan. 5) Dalam penyelesian tugas, siswa cenderung masih sering bertanya jawaban kepada temannya. 1. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II
9
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Hasil yang diperoleh pada siklus I belum memuaskan, maka masih perlu untuk melakukan tindakan siklus II, hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan siklus II ini dilakukan di kelas. 1) Perencanaan Tindakan Pada siklus II, tindakan yang dilakukan sama dengan pelaksanaan pada siklus I yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disiapkan yaitu materi benda padat, cair dan gas dengan indikator 1) bentuk dari benda cair, 2) es balok termasuk benda apa, 3) contoh benda padat yang keras (lampiran 1), lembar kerja tugas siswa (lampiran 2), lembar observasi aktivitas guru dan siswa (lampiran 4), dan analisis tes kemampuan akhir tindakan siklus II (lampiran 3). 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan untuk lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui menerapkan pendekatan sains teknologi masyarakat yang diberikan guru, serta memperbaiki cara siswa dalam menyelesaikan tugas tersebut.
3) Hasil Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan untuk lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui pendekatan sains teknologi masyarakat yang diberikan guru, serta memperbaiki cara siswa dalam menyelesaikan tugas tersebut. 1) Aktivitas Siswa Hasil analisis observasi siswa siklus II juga dilakukan 1 kali pertemuan, maka diperoleh jumlah skor 42 dar skor maksimal 44, dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 91% (lampiran 4). Hal ini berarti taraf keberhasilan peneliti berada dalam kategori sangat baik. 2) Aktivitas Guru Hasil observasi aktivitas guru secara singkat bahwa jumlah skor diperoleh adalah 54 dari skor maksimal 56, dengan demikian persentase nilai rata-rata
10
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X aktivitas guru 96%. Hal ini berarti taraf keberhasilan peneliti berada dalam kategori sangat baik atau sudah mencapai indikator yang telah ditentukan. 4) Hasil Belajar Siswa Siklus II Setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II dengan proses pembelajaran contoh zat padat adalah memberikan tes kemampuan penyelesaian soal, sebagai akhir dari proses pembelajaran. Tabel 8. Hasil Analisis Tes Kemampuan Siklus II NO 1 2 3 4 5 4 5
Aspek Perolehan Skor Tertinggi Skor Terendah Jumlah Siswa Banyaknya siswa yang tuntas Banyaknya siswa yang tidak tuntas Presentase ketuntasan klasikal Presentase daya serap individual
Hasil 10 6 25 23 orang 2 orang 92,00% 85,20%
Seperti halnya pada siklus I, skor rata-rata pada siklus II ini menunjukkan peningkatan dari tes kemampuan siklus I yaitu dari 63% menjadi 81%, persentase tuntas klasikal yang diperoleh sebesar 92%, nilai tersebut telah melebihi persentase ketuntasan klasikal yang diterapkan yaitu sebesar 70%. Sedangkan persentase daya serap individu yang ditetapkan oleh sekolah 85,20%. 5) Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Dari hasil observasi dan hasil penilaian kerja kelompok berupa hasil penyelesaian LKS pada siklus II, selanjutnya dievaluasi untuk melakukan tindakan berikutnya. Adapun hasil refleksi selama melakukan tindakan pada siklus II yaitu: 1) Aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini dilihat dari lembar observasi yang dilakukan 2) Kemampuan siswa mengalami peningkatan dengan menerapkan pendekatan sains teknologi masyarakat sebagai metode pembelajaran. IV. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, memberikan informasi bahwa penerapan pendekatan sains teknologi masyarakat merupakan metode yang 11
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan kemampuan siswa menyelesaikan soal, sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: secara keseluruhan, data hasil analisis observasi terhadap aktivitas siswa dan guru, serta tes untuk mengetahui hasil belajar siswa memahami dan menguasai materi dengan menyelesaikan soal yang ditugaskan tampak terjadi peningkatan pada setiap indikator semua tindakan baik pada siklus I dan siklus II. 1) Aktivitas Siswa Selanjutnya, persentase aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada lampiran 5 (lembar aktivitas siswa siklus I dan siklus II). Berdasarkan hasil tersebut, pada siklus I menunjukkan peningkatan 73%. Hal ini berarti siswa termotivasi mengikuti pembelajaran tiap pertemuan. Bentuk motivasi yang diberikan peneliti/guru adalah pemberian tugas berupa latihan melakukan pendekatan keterampilan proses, serta latihan menyelesaikan soal dan membimbing siswa yang kurang aktif untuk menyelesaikan tugas dengan benar. Meskipun pada siklus I 64% berarti kriteria yang diperoleh hasil analisis aktivitas belum mencapai indikator yang ditetapkan, namun pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan dan dapat dikatakan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran, rata-rata dalam kategori sangat baik dan sudah mencapai indikator kinerja. Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diminimalisir. Adapun kekurangan pada siklus I adalah masih banyak siswa yang belum memahami materi yang disampaikan guru sehingga mengurangi hasil belajar. Siswa masih cenderung mengharapkan jawaban dari temannya. Hal ini dapat dilihat pada analisis tes kemampuan siswa, dimana masih terdapat siswa yang memiliki nilai akhir adalah 3 (tiga) atau terdapat 9 orang siswa yang belum tuntas secara individu, serta ketuntasan klasikal belum mencapai indikator. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka rekomendasi yang dilakukan adalah membimbing siswa tentang cara menyelesaikan tugas dengan benar dan meminta siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru.
12
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 2) Aktivitas Guru Pelaksanaan KBM menurut observer dalam kategori baik dan sangat baik. Hasil persentase peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran untuk siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 5. Hasil persentase tersebut, pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan yaitu 73%. Hal ini berarti bahwa guru memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan berusaha meningkatkan hasil belajar yang optimal sekaligus meningkatkan kualitas dan prestasi siswa dalam proses belajar. Hasil
ketuntasan
klasikal
yang
dicapai
pada
tes
kemampuan
menyelesaikan soal siklus I sebesar 63% atau terdapat 14 orang siswa yang tuntas dari 25 jumlah siswa. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus I ini menunjukkan belum mencapai indikator keberhasilan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 70%. Sehingga dilanjutkan penelitian pada tahap selanjutnya (siklus II) dan masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai yang sangat rendah. Hasil yang diperoleh pada siklus II lebih baik daripada hasil yang diperoleh pada siklus I. peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diminimalisir. Maka terjadi peningkatan hasil yang signifikan, dimana ketuntasan belajar klasikal mencapai 91% atau terdapat 23 orang siswa yang tuntas dari 25 orang siswa yang mengikuti tes. Hal tersebut berarti bahwa tingkat kemampuan siswa menyelesaikan soal rata-rata dalam kategori sangat baik, meskipun masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas. Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, siswa dilatih untuk memahami materi, menyelesaikan soal, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain bermanfaat bagi siswa, juga dapat meningkatkan kompetensi guru, mengembangkan keterampilan, memberikan motivasi untuk menampilkan ide-ide baru dalam proses pembelajaran.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II, Berdasarkan analisis beberapa penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, diperoleh peningkatan hasil analisis dan pencapaian indikator kinerja dari siklus I ke siklus
13
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X II, baik indikator data kualitatif maupun data kuantitatif. Hasil analisis tes kemampuan siswa pada siklus I yang hanya mencapai 56% menunjukkan peningkatan pada siklus II menjadi 92% untuk ketuntasan klasikalnya. Dalam penerapan pendekatan sains teknologi masyarakat, digunakan media berupa bahan-bahan untuk
mempermudah peragaan untuk mempermudah guru
memberikan tugas atau latihan menyelesaikan soal-soal IPA. Sesuai hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
sains
teknologi
masyarakat
pada
pembelajaran
IPA
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN No. 2 Sikara. Saran bagi pembaca Peneliti menyarankan agar Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan maka peneliti menyarankan yaaitu 1) Kepada pengajar khususnya Guru Sekolah Dasar hendaknya mempertimbangkan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar serta kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal IPA. 2) Kepada pihak pengambil kebijakan, agar memperhatikan segala kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Lukman. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud Depdiknas. 2006. Satuan Pendidikan SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana, 2004. Penelitian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya Sudjana, 2002. Teknik Analisis Data Kualitatif. Bandung : Transito Widyatiningtyas. 2009. Pembentukan Pengetahuan sains, Teknologi dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. Yokyakarta
14
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Moh. Abdi
NIM
: A 471 10 2231
Program Studi
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan
: Ilmu Pendidikan
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa artikel ilmiah yang saya tulis ini benar-benar adalah hasil karya saya sendiri, bukan karena pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan artikel ilmiah ini hasil jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan sendiri.
15
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
Palu,
November 2015
Yang membuat pernyataan
MOH. ABDI
16