http://pupungbp.erastica.com/scooter/memilih-roller-yang-tepat-untuk-motor-matic/
Fungsi roller pada mot or matic adalah untuk memberikan t ekanan keluar pada variator hingga dimungkinkan variat or dapat membuka dan memberikan s ebuah perubahan lingkar diamet er lebih besar terhadap belt drive sehingga motor dapat berger ak. Kinerja v ariator ini sangat dit ent ukan oleh Roller, baik itu bent uk maupun bahan roller, dan yang t er penting adalah berat dari roller . Bentuk r oller yang baik har us lah ber bent uk bundar, bent uk bundar dan sempurna mempermudah per ger akan dari variator, bila bent uknya s udah tidak bundar, mak a sudah waktunya Anda mengganti Roller mot or matic Anda. Bahan yang dipergunakan biasanya t erbuat dari bahan teflon k arena sifat nya yang licin, keras, dan tahan panas.
Meningkatkan Aselerasi dan Top Speed Dikarenakan roller sangat ber pen gar uh ter hadap perubahan v ariabel dari variator, tent u ak an s angat ber pengar uh ter hadap performa mot or matic. Aselerasi dan Top Speed s ulit didapatk an s ecara bersamaan dalam s ebuah motor matic tanpa meningk atkan kinerja dapur pacu. Dalam meng -”ut ak-atik” roller, Anda hany a ak an dihadapk an pada pilihan: “As elerasi” atau “Top Speed”. Bila kita sering melakukan perjalanan di dalam kot a, melewati kemacet an, k ondisi yang “stop and go”, dan jar ak yang tidak terlalu jauh, pilihan Anda sebaiknya adalah Aselerasi. A selerasi akan lebih baik bila Roller memiliki berat lebih ringan. Misalnya, bila ber at standard dari roller yang diper gunakan adalah 13 Gr am, Anda ak an mendapatkan sensasi as elerasi ini dengan menggunak an r oller 12 Gram. Namun bila Anda s ering melakukan pe rjalanan antar kota dengan jarak y ang cukup jauh at au bahk an touring dengan rek an – r ek an Anda. Pilihan Top Speed lebih cocok diper gunakan. Sama dengan contoh kasus diat as, Top s peed yang lebih baik ak an Anda peroleh dengan mengganti Roller dengan yang leb ih ber at dari berat standar d, misalnya 14 Gr am.
Membersihkan Roller Membersihkan Roller secar a berkala juga diperlukan, dengan menggunakan bensin dan kuas, Anda dapat menghilangk an debu -debu dan kotor an yang menempel. Unt uk beber apa jenis motor matic yang
memerlukan pelumasan ( greas e) pada r oller, memerlukan pemeriksaan dan per awat an lebih sering dari pada yang tidak menggunakan pelumas an.
Aselerasi dan Topspeed Bersamaan Saat ini, saya menggunakan Roller yang ter bilang tidak biasa, roller yang tidak bundar . Roller yang saya pergunak an s ekar ang adalah pr oduksi dari Dr. Pulley dari Taiwan, yang disebut dengan Sliding Roller. Dengan mempergunakan berat k ombinasi 12 dan 13 gr am, t arikan t erasa lebih merat a pada tarikan awal, aselerasi, maupun pada putar an tingg i. Aselerasi dan Deselerasi juga cuk up mengagumk an…
Roller ini terbilang cukup unik, har ganya pun bisa sampai 12 k ali dari roller biasa. Bahan yang diper gunakan ter bilang lebi h awet, menurut pembuatnya ia menyebut bahan t eflon ini dengan s ebutan SL- 9. Setelah sat u t ahun lebih, dan berjalan sejauh 25.000 Kilometer, k ondisi Roller tersebut masih cukup bagus. Kemungkinan masih bisa dipergunakan hingga 2 t ahun kedepan. Roller Dr. Pulley ini tersedia unt uk berbagai merk scooter matic yang ber edar di Eropa dan Taiwan seperti Yamaha Majesty (125 dan 250), Honda, Kymco, Suzuki Skywave 250, Piaggio, GY6 Based Scoot er (Kymc o, SYM), Gillera, Aprilia, Malaguti, Peugeot. Unt uk beberapa Tipe Scooter Matic yang berada di Indonesia dapat juga di ter apkan: Honda Vario, Suzuki Spin 125, dan Kymc o semua jenis matic (Trend 125, Trend SR 125, Easy/ Easy JR 100, Fr ee LX 110, Fr ee EX/ECX/MX 100, Dink 150, Grand Dink 250, dan Xciting 500). Ide Konstruksi, Bahan, dan Bentuk dari Sliding Roller Dr. Pulley ini telah dipatenkan oleh pe nemunya, dan t elah beredar k e negar a -negar a er opa dan Amerika.
Hasil Test Performa:
Dimana Membeli Dr. Pulley ? Maaf sy gak bisa melay ani lewat nomer HP :) pulsa saya terbat as :D Jadi tany a -jawabnya di sini saja. Beli sliding roller bisa di Dutamatic Ban dung, ter akhir saya kesana masih ada barangny a, at au bisa hubungi teman-t eman angk ringan atau masuk ke kymco.or.id. Beberapa r ekan tel ah mengimpor sliding roller, hit clutch, dan variat or dr. pulle y dari Taiwan. Anda juga bisa memesan melalui situs ebay, hanya unt uk diket ahui, Yamaha Mio, Suz uki Spin, Suzuki Sk ywave, Honda Beat, Honda Vario, tidak ter dapat / populer di wilayah er opa / t aiwan. Hany a saja, beberapa r ekan per nah mengujicobak annya dan c ocok di Yamaha Mio, Suzuki Spi n, dan Honda Vario.
http://www.maticholic.com/article/review-products/437-komparasi-roller-aftermarket-beda-bahanapa-efeknya.html
Selain bobot, roller aftremarket yang dijual di pasaran tentu ditawarkan dengan bahan yang berbeda.
“Untuk roller standar Yamaha Mio yang berwarna hitam, materialnya dari MPCr20 atau sejenis plastik resin di mana 30% bahannya merupakan fiberglass,― ungkap Muhamad Abidin, Manager Technical Departement Service Division
PT
Yamaha
Motor
Kencana
Indonesia.
Nah untuk part yang aftermarket, paling umum terbagi jadi 3 bahan. “Dari harga paling murah biasanya terbuat dari bahan plastik, lalu yang menengah materailnya dari polycarbonat dan selanjutnya adalah roller yang bahan pembuatannya dari teflon,― ucap Ergus, pemilik toko spare-part matik R59 di kawasan Ciputat, Tangerang.
Beda bahan pembuatan, fungsinya bagaimana ya? Untuk mencari tahu, Tim OTOMOTIF pun mengomparasikan 3 roller yang mempunyai bahan berbeda. Pico mewakili roller dengan bahan plastik, Kawahara berbahan polycarbonat dan teflon pada merek Kitaco.
Pengetesan dilakukan menggunakan Mio keluaran 2006 yang mesinnya sudah dibore-up 150 cc. Spesifikasinya terdiri dari knalpot aftermarket, CDI & karburator standar. Mau tahu hasilnya? Simak yang berikut. Pico
Merek ini belum banyak dikenal, karena memang baru mulai beredar. Fisik luarnya berwarna putih kekuningan, luarnya bertuliskan merek dan bobotnya. “Bagian luar terbuat dari plastik, sehingga daya tahannya tak sebaik yang
dari
teflon,―
terang
pria
berputri
satu
ini.
Harganya cukup murah, dijual hanya sekitar Rp 55 ribu. Namun rentang bobotnya juga tak kalah banyak, tersedia dalam
ukuran
6
gr
sampai
12
gr.
Kitaco
Produk ini, bagian luarnya berwarna cokelat, bertuliskan merek, ukuran diameter dan panjang, serta beratnya. Bagian luar yang bersentuhan langsung dengan puli terlihat sangat halus dan licin. “Bagian luar tersebut terbuat dari teflon dengan kandungan yang cukup banyak, sedang plastiknya sedikit,― terang
Ergus.
Sedang
bagian
dalamnya
berisi
kuningan
dengan
bubutan
yang
cukup
halus.
Roller yang dijajakan dengan harga Rp 75 ribu ini tersedia dalam beberapa pilihan berat, dari 6 gr sampai 12 gr.
Kawahara
Roller ini diklaim berasal dari Thailand, fisik luarnya berwarna kuning, bertuliskan merek dan beratnya. Permukaaan luarnya terlihat cukup halus, sedang kuningan yang mengisi bagian dalam bubutannya sangat rapi.
“Bagian luar juga terbuat dari polycarbonat,― terang pria umur 25 tahun ini. Dijual dengan kisaran harga Rp 70 ribu.
Memiliki
rentang
berat
Metode
yang
paling
dan
banyak,
antara
6
gr
Hasil
sampai
13
gr.
Pengetesan
Pengetesan dilakukan dengan cara, Mio dinaikkan pada Dynojet milik tim balap Bintang Racing Tim di Cibinong, Jabar. Setelah dipasang roller aftermarket, Mio digeber 10 kali dan masing-masingnya dipatok 9.000 rpm. “Langkah
pengetesan
tersebut
dilakukan
secara
bergantian,―
terang
Suar,
operator
alat
itu.
Selanjutnya roller yang sudah dites dikeluarkan dari rumahnya dan permukaan roller tersebut diraba. Hal tersebut untuk mencari apakah ada perubahan yang terjadi pada fisik roller, setelah menjalani pengetesan. Hasil pengetesan lihat
tabel.
hasil tes:
Roller
setelah pengetesan
permukaan roller terasa tetap halus dan rata tidak ada perubahan yang berarti pada Kawahara permukaan roller terasa sedikit kasar pada permukaan Pico roler Kitaco
Kesimpulan Dari hasil pengetesan, terlihat bahwa roller dengan bahan yang terbuat dari plastik tidak kuat bertahan. Hal tersebut bila dibandingkan dengan roller yang bahannya pakai polycarbonat dan teflon. Sebagai bukti, setelah menjalani pengetesan permukaan roller yang memakai bahan plastik jadi sedikit lebih kasar. Sementara 2 roller lainnya permukaannya terasa tetap rata dan halus. Meski beda bahan, soal tenaga dan torsi yang dikeluarkan enggak ada bedanya dengan pakai roller standar. Angkanya tetap manteng di 10,1 dk/7.200 rpm dan 7,9 Nm/5.200 rpm {mosgoogle center}
http://www.maticholic.com/article/modification/560-pembuktian-roller-selang-seling.html
Soal kontraversi penerapan roller selang-seling antara yang berbobot berat dengan ringan. Malah ada juga yang sebagian roller digerus (dibubut) diamater luarnya biar jadi lebih kecil guna mendapatkan percepatan akselerasi yang mantap di putaran bawah hingga tengah.
Efek hal itu, menurut sebagian mekanik akan menimbulkan vibrasi saat berakselerasi. Sedang lainnya sangsi hal itu. Nah, ketimbang bingung, yuk kita jajal. Sekalian membuktikan apakah benar penggantian roller kombinasi dari segi akselerasi hasilnya bakal lebih baik dari yang berbobot rata?
ROLLER STANDAR Praktiknya di Honda Vario 2008 berjarak tempuh sudah 14.000 km. Kondisi motor sudah spec up di beberapa bagian. Misal knalpot diganti merek Password tipe racing harian, lalu CDI pakai Ftech serta pilot jet dinaikkin 1 step, dari 35 jadi 38. Lainnya masih standar termasuk komponen CVT. Dengan spek itu, akselerasi yang terukur (berat 60 kg) untuk jarak 0–201 meter, 14,75 detik. Top speednya 105 km/jam. “Pada akselerasi 0 menuju 10 km/jam, terjadi vibrasi. Di atas itu vibrasi hilang,”.
Lalu roller lama diganti baru, tapi tetap standar (Honda Genuine Part). Karena saya berasumsi, bisa jadi vibrasi di putaran bawah disebabkan roller yang jam terbangnya sudah lumayan tinggi. Termasuk belt CVT-nya. Namun saat dites ulang pada kecepatan 0–10 km/jam tetap terjadi vibrasi serupa. Begitu pula dengan kemampuan lari menempuh jarak 0-201. Kecepatan maksimum juga tetap 105 km/jam.
KOMBINASI 9/11 GRAM Roller ditukar kombinasi 9/11 gram pakai produk LHK, Thailand, jumlah jalur roller di Vario totalnya ada 6 buah, yang dikelompokkan jadi 3 bagian. Tiap bagian terdiri dari 2 jalur. Posisi pemasangan 3 buah roller berbobot lebih berat selalu diutamakan di jalur paling depan pada tiap bagian bila dilihat searah putaran puli.
Sedang 3 lainnya (lebih ringan) ditaruh di jalur sebelahnya. “Karena yang terlontar paling duluan pasti roller yang ada di jalur depan,”
Hasilnya, vibrasi lebih parah dari pemakaian roller standar. Malah getaran mulai start hingga kecepatan 15 km/jam. Namun dari segi akselerasi memang ada peningkatan. “Tarikan di putaran bawah ke tengah lebih enteng,”. Untuk menempuh jarak 0–201 meter lebih cepat 0,1 detik dibanding pakai roller standar, yakni jadi 14,65 detik. Top speed podo ae mentok 105 km/jam.
RATA 11 GRAM
Bobot roller pakai yang rata 11 gr. Ternyata dari segi akselerasi, sama dengan penerapan roller kombinasi 11/9 gr. Baik soal respons percepatan di putaran bawah ke tengah, maupun top speed yang mampu dicapai. Malah catatan waktu untuk jarak tempuh 0–201 meter lebih cepat 0,03 detik.
Efek vibrasi lebih smooth ketimbang pakai roller kombinasi. “Mirip saat pakai roller standar,”. Begitu pula saat dicoba pakai merek lain, KTC dengan bobot sama. Sebab kualitas produk yang berlainan juga sangat mempengaruhi hasil lo.
Oh ya, ini sekaligus membuktikan bahwa penggantian roller dengan bobot yang lebih ringan dari standar memang mampu membuat akselerasi di putaran bawah meningkat. Tapi akan lebih baik lagi bila diikuti penyesuaian pada puli skunder.
KESIMPULAN Pemakaian roller kombinasi tak terbukti bikin akselerasi lebih baik dari yang berbobot rata. Sesuai gaya sentrifugal, yang efektif bekerja pada roller kombinasi hanya yang paling berat, karena terlontar lebih dulu dari yang ringan. Artinya, roller berbobot lebih ringan kerjanya cuma ngikut saja.
Efeknya, karena yang menekan puli primer bagian dalam (kanan) saat awal akselerasi hingga kecepatan menengah hanya 3 buah roller (yang berat), akibatnya bukaan puli primer kanan jadi kurang rata. Makanya vibrasi jadi kian parah. Selain itu lama-lama roller yang berat jadi cepat aus/peyang karena kerjanya lebih berat dari yang ringan.seperti
yang
sudah
terbukti,
pada
hasil
dari
tes
diatas.
Hal sama diderita beberapa pengguna Mio. Kombinasi standar (10 gr) dengan 7 gr merek KTC. Belum lama ini timbul vibrasi parah sampai bikin bagian di puli skunder rusak berat,”. Anehnya, roller yang peyang justru yang orisinal Mio. Tapi ingat, timbulnya getaran atau slip pada CVT bukan cuma karena roller. “Kampas sentrifugal, belt, per serta komponen CVT lain yang kinerjanya sudah melebihi batas servis juga memicu vibrasi,”.
Sudah mengerti dan yakin?
http://id.scribd.com/doc/41957105/TIPS-Merawat-Vario
Topic: Cara Merawat motor Vario
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Vario anda Awet dan gak hangus garansinya 1. Oli Menggunakan Federal oil Flick atau oli mesin 4 tak dengan viskositas SAE 10W-30 JASO MB(API service SG, SH, SJ atau SL Penggantian periodik : - oli mesin setiap 4.000 km - oli transmisi setiap 8.000 km 2. Cairan Radiator Menggunakan cairan radiator (coolant) HGP PRE-MIX COOLANT Honda Motorcycle Genuine Coolant Penggantian periodik setiap 8.000 km (1 tahun) 3. Minyak rem Mengganti dan menambahkan minyak rem secara teratur dengan Honda Brake Fluid Dot-4 Penggantian periodik setiap 10.000 km Dan juga periksa ketebalan kampas rem depan dan belakang secara periodik (tergantung pemakaian) 4.Oli Shock Karena shock depan menggunakan teleskopik maka gantilah oli shock secara teratur dengan oli Shock SHOWA Penggantian secara periodik 15.000 km (tergantung pemakaian) 5.Saringan Udara Viscous Element (saringan udara yang tidak perlu dibersihkan) Penggantian periodik setiap 16.000 km (sesuai kondisi jalan) 6. V-Belt Pembersihan ruang V-Belt dan komponennya setiap 8.000 km (sesuai kondisi jalan) Penggantian periodik setiap 24.000 km 7. Mesin Putaran mesin stationer 1700 +/- 100 rpm, jarak renggang klep in 0,16 mm – ex 0,25 mm Cek Air Pendingin
Jangan asal tuang atau nggak peduli sama kondisi air pendingin di motor. Lantaran mesin akan bermasalah kalau oli cooler nggak dirawat. Mesin cepat panas dan bisa ngerembet ke komponen lain yang akan cepat aus. Pastinya mesin bisa dibongkar habis, biaya pun keluar
banyak, tekor deh! Jangan asal tuang atau nggak peduli sama kondisi air pendingin di motor. Lantaran mesin akan bermasalah kalau oli cooler nggak dirawat. Mesin cepat panas dan bisa ngerembet ke komponen lain yang akan cepat aus. Pastinya mesin bisa dibongkar habis, biaya pun keluar banyak, tekor deh! Tahap awal tahu dulu standar kondisi air pendingin. Ada dua garis di tabung yang tercetak Upper dan Lower. Ini mesti diperhatikan sebagai tanda saatnya mengisi cairan pendingin. Kudu ditengok pas service berkala. "Perhatikan tanda lower. Kalau air di bawah batas itu mesti ditambah, "beber Mohamad Masykur, Manager Enginering Division, PT. YMKI. Posisi lower menandakan ambang batas minimal cairan pendinginan. Jangan sampai nunggu abis baru diisi. Kurang dari garis lower pun akan menimbulkan sirkulasi cairan pendinginan berkurang. "Pendinginan jadi enggak maksimal, tambah Endro Sutarno, Technical Service Training, PT. AHM. Ok cara itu kalau penggunaan motor dibawah 10.000 km. Kalau sudah masuk pemakaian di atas 10rb km mesti dikuras dan diisi baru. "Pengisian harus mengikuti standar volume total cairan oil cooler dan tabungnya, "pesan Endro. Bermasalah Oli Putih Sedikit-dikit ngisi cairan pendingin. Ini indikasi ada masalah di sistem sirkulasi oil cooler. Lebih banyak penguapannya karena panas mesin. Tentunya ada cara yang mudah melacak seandainya mengalami kasus seperti ini. Coba tengok warna oli saat ganti pelumas. Seandainya ada sedikit mirip susu, itu tanada ada persoalan di sistem pendingin, "Ini disebut milky. Cairan bercampur dengan oli, "yakinnya.Niko Mau bikin lari skutik anda ngacir? Gampang! Setidaknya ada empat part utama yang selalu jadi perhatian untuk mendukung kinerja mesin lebih maksimal. Asiknya selain komponen itu banyak dijual di toko aksesori, mengaplikasi nya juga mudah alias tinggal plug n’ play aja. PB, Oct Mau bikin lari skutik anda ngacir? Gampang! Setidaknya ada empat part utama yang selalu jadi perhatian untuk mendukung kinerja mesin lebih maksimal. Asiknya selain komponen itu banyak dijual di toko aksesori, mengaplikasi nya juga mudah alias tinggal plug n’ play aja. PB, Oct
Roller Umumnya berbentuk bulat dalam satuan gram (5-13 gram). Namun ada juga yang berbentuk segitiga. Tersedia buat semua skutik. Masing-masing punya ukuran roller berbeda. Paling besar dipakai spin lalu Vario dan paling kecil punya Nouvo dan Mio. Peranti ini berfungsi untuk mendongkrak akselerasi di putaran bawah (roller yang ringan) atau putaran atas (yang lebih berat). Di pasaran tersedia 4 merek; Kitaco, LHK, M2R dan CLD harga yang ditawarkan Rp. 10-20 ribu. Mau yang lebih mahal coba NCY atau Dr. Pulley. Per CVT Setelah roller, biasanya per CVT juga ikut diganti yang sesuai kebutuhan alias lebih keras dari standarnya. Tujuannya, agar power enggak cepat ngedrop. Dipasaran merek seperti Kitaco, CLD Barra dan M2R menjadi rekomendasi biker. Khusus merek pertama disebut tadi punya beberapa macam ukuran. Untuk kebutuhan putaran mesin 1.000 rpm pakai warna kuning, warna biru buat entakan mesin 1.500 rpm dan yang paling keras pilih warna merah 2.000 rpm. Range harganya antara Rp. 70-100 ribu. Belt CVT Belt CVT pada skutik kadang tak sanggup menghantarkan tenaga yang dikirim mesin. Apalagi pada skutik yang daput pacunya telah “diobok-obok”. Slip selalu menghantui, kala digeber kencang. Solusinya, pakai belt aftermarket yang high performance. Ciri-cirinya ukuran lebih tebal dan agak lebih besar dari standarnya. Diaplikasi pada skutik bore-up, diharapkan mampu mengatasi problem slip. Di pasaran diantaranya ada TDR, Fizz Racing dan LHK. Dibandrol antara 125-280 ribu. Rumah Puli Merupakan salah satu motor penggerak inti pada skutik. Dampak dari pemakaian peranti ini, akan membuat tarikan terasa spontan dan tak ada jeda. Di antara produk aftermarketnya, ada merek TDR, LHK, SIT Racing dan Kitaco. Dijajakan dari Rp. 325-800 ribu. Pengapian Honda Vario Sistem pengapian Honda Vario memang yang paling canggih. Fungsinya bukan sekedar umpan api ke busi, tapi punya tugas lebih banyak lagi. Untuk mengatur pemutus arus listrik di standar samping, sensor di tuas rem untuk electric starter sampai lampu indicator suhu. Semua diatur lewat kotak pengapian. Sistem pengapian Honda Vario memang yang paling canggih. Fungsinya bukan sekedar umpan api ke busi, tapi punya tugas lebih banyak lagi. Untuk mengatur pemutus arus listrik di standar samping, sensor di tuas rem untuk electric starter sampai lampu indicator suhu. Semua diatur lewat kotak pengapian.
Tak heran jika CDI Vario disebut Electronic Control Modul(ECM). Sebab menggabungkan tugas CDI dan fungsi Control Unit (pengatur) lewat sebuah processor sebagai otaknya. Selain itu juga ada auto choked di karburator yang bekerja lewat perintah ECM setelah membaca temperature di bawah 40oC dari sensor suhu. Makanya saat dingin atau pagi, putaran mesin jadi tinggi . Begitu suhu diatas 40oC, rpm kembali langsam normal. Termasuk menghindari dynamo starter rusak saat tombol electric starter dipencet. ECM membatasi mengumpan api ke busi dari 1.000 hingga 1.500 rpm saja. Kalau dynamo berputar lebih dari 1.500 rpm, entakan dengan kruk as bikin rusak gigi dynamo starter. Tak heran saking banyaknya tugas ECM Vario, jumlah colokan soket berjumlah 18. Bandingkan dengan CDI biasa yang hanya 5 colokan untuk masa, kunci kontak, pulser, sepul pengapian dank koil. Artinya utak-atik sistem kelistrikan Vario yang tak hati-hati bisa berujung mesin tak mau hidup hingga rusaknya ECM. Maklum semua sensor menuju ke kotak elektronik, salah potong kabel bisa berakibat parah. Jadi jangan main-main dengan ECM Vario. Setara CDI Dual Band Kotak pengapian Vario mirip CDI dual band yang bekerja secara otomatis, tanpa perlu pencet tombol. ECM Vario punya dua timing pengapian yang diatur dari bukaan gas. Begitu gas dibuka dikit maka pakai kurva pengapian irit, kalau gas dibetot pindah ke kurva yang kencang. Ini dikarenakan magnet Vario punya dua tonjolan untuk pulser berjarak 16 mm satu sama lain. Tonjolan pertama panjang 7 mm, yang kedua yaitu 38 mm (gbr. 3). Saat rpm rendah, beda jarak antar tonjolan terbaca jauh oleh pulsar, makin kencang maka terbaca makin rapat, ini yang mengontrol pemilihan kurva pengapian. Belum lagi processor ECM Vario yang bisa menghasilkan dua ledakan sekaligus saat busi memercikkan api (dual spark). Juga CDI tak bekerja saat tegangan kelewat rendah (auto low voltage protection). Komparasi V-Belt CVT
Seperti juga rantai, v-belt di skubek CVT ada ukuran panjang pendeknya. Apalagi sekarang banyak beredar v-belt variasai atau produk after market. Ukurannya beda-beda. Bikin bingung pemakainya. Bagus yang mana ya? Seperti juga rantai, v-belt di skubek CVT ada ukuran panjang pendeknya. Apalagi sekarang banyak beredar v-belt variasai atau produk after market. Ukurannya beda-beda. Bikin
bingung pemakainya. Bagus yang mana ya? "Lebih bagus pakai yang ukuran lebih pendek," ujar Yuda Wijaya, pemilik toko variasi Auto Jaya Motor di Pasar Mobil Kemayoran, Jakarta Pusat. Ada juga yang bilang lebih baik v-belt lebih besar, akan lebih kuat. Makin bingung? "V-belt lebih pendek atau panjang memang dapat mengubah kecepatan, tapi sulit mendapatkan v-belt modifikasi yang memliki realibility seperti standar pabrik," ujar Muhamamd Abidin, Manager Technical Departemen-Service Division PT. YMKI. "Lebih simpel cari yang lebih tebal, sehingga umur pakai lebih lama," tambah Joseph, ATPM Suzuki. Yang penting semakin banyak sisi v-belt kontak langsung dengan pully akan lebih baik daya putarnya," ujar Wedijanto Widarso, dari PT. AHM. Nah, bandingin belt Vario, Mio dan Kymco, dan variasinya Vario Jumlah mata 103 mata diameter 81,1 cm Lebar V-belt atas 19,10 mm Lebar V-blet bawah 14,74 mm Tinggi V-belt 9,20 mm Jarak sumbu antar pully 25,6 cm
Mio/Nouvo Jumlah mata 78 mata diameter 85,1 cm Lebar V-belt atas 18,80 mm Lebar V-blet bawah 13,70 mm Tinggi V-belt 10,02 mm Jarak sumbu antar pully 28,5 cm
Kymco SR 125 (Bando) Jumlah mata 74 mata diameter 76,8 cm Lebar V-belt atas 19,82 mm Lebar V-blet bawah 15,21 mm Tinggi V-belt 10,20 mm
Spin 125 dan Skywave Jumlah mata 76 mata diameter 81,2 cm Lebar V-belt atas 19,48 mm Lebar V-blet bawah 14,71 mm Tinggi V-belt 10,10 mm Jarak sumbu antar pully 25,8 cm
Variasi Mio (Kitaco by Bando) Jumlah mata 82 mata diameter 85,3 cm Lebar V-belt atas 18,04 mm Lebar V-blet bawah 13,84 mm Tinggi V-belt 10,10 mm
Kesimpulan Dari data komparasi terlihat bahwa v-belt standar untuk Yamaha Mio mempunya diameter 85,1 cm dengan jumlah mata V-belt berjumlah 78 mata. Sedang diameter v-belt racing yang dijual di pasaran mempunyai diameter sama dengan standar tapi jumlah mata v-belt lebih banyak, yaitu berjumlah 82 mata. Dengan jumlah mata yang lebih banyak berarti media v-belt yang nempel di pully jadi lebih banyak. Sehingga daya putar lebih baik dan v-belt lebih pendek dari standar akan mendapatkan akselerasi lebih baik pada rpm rendah hingga menengah. Jadi, lebih baik ukuran diameter lebih kecil dengan mata lebih banyak...
Motor CVT atau matik sangan gampang dikendari. Tak perlu perseneling dan kopling, hanya gas dan rem, motor pun langsung meluncur. Tetapi yang gampang ini ternyata tak selalu aman atau nyaman. Kemudahan bisa jadi bahaya kalau tak biasa atau tak tahu cara mengendalikan dengan benar. Motor CVT atau matik sangan gampang dikendari. Tak perlu perseneling dan kopling, hanya
gas dan rem, motor pun langsung meluncur. Tetapi yang gampang ini ternyata tak selalu aman atau nyaman. Kemudahan bisa jadi bahaya kalau tak biasa atau tak tahu cara mengendalikan dengan benar. GAS Problem biasanya dialami orang-orang yang biasa memakai motor manual, lalu beralih ke matik. Anatomi dan performa motor berbeda, tapi cara memperlakukan si motor engak berubah. Tak ada lagi rem belakang atau perseneling di kaki, semua kontrol ada di tangan. “Orang yang biasa bawa motor manual perlu menyesuaikan diri. Ada kendala, kontrol yang biasanya di kaki sekarang semua ada di tangan,” kata Chris Djuli. Lho, bukannya naik motor matik itu gampang? Betul sekali, tetapi tanpa kontrol, semua kemudahan ini bisa jadi senjata makan tuan. “Skutik memang gampang sekali, tinggal gas dan rem saja. Tapi karena itu banyak orang jadi lepas kontrol, tahu-tahu sudah lari sangat kencang, tambahnya. Karena itu, menggeber gas dan pengereman motor matik perlu dilakukan dengan sentuhan yang berbeda. Pada motor matik yang bekerja dengan putaran, tidak akan dihasilkan tenaga seresponsif motor manual. Performa yang cenderung lambat ini, ternyata memang disengaja untuk safety. Skutik bisa langsung meluncur begitu mesin dihidupkan, ini berbahaya buat pengendara baru karena motor bisa meloncat liar. Karena itu skutik dilengkapi pengaman, seperti pada Honda Vario ada kunci pengaman rem belakang. Pada rpm tertentu baru bisa bergerak., sehingga untuk pemula bisa start pelan-pelan. Biasanya mulai sekitar 1.500 rpm baru jalan. Jadi bukan karena skutik lemot tapi memang disengaja untuk safety. Karakter ini biasanya tidak memuaskan biker yang sebelumnya pemakai motor manual. Akibatnya mereka sering geber gas habis-habisan karena mengharap performa yang lebih galak. Padahal, motor matik mestinya diperlakukan dengan lembut. Motor matik tarikannya lebih halus. Meskipun gas ditarik keras, tetap perlu waktu yang lebih lama untuk merespon. Roller CVT-nya enggak bisa langsung membuka dengan cepat untuk menghasilkan lompatan tenaga yang besar” papar Riswandi, dari PT YMKI. Kalau sering dipaksa narik terlalu keras motor bisa jadi lebih rakus bahan baker. Untungnya motor matik disini rata-rata cc nya masih kecil antara 115-125 cc. Kalau kapasitas motornya lebih besar, konsumsi bahan bakar lebih besar lagi, katanya. Saat gas ditarik keras, gerakan CVT otomatis juga lebih cepat, tingkat keausannya pun jadi lebih tinggi. Tapi ini tidak terlalu besar pengaruhnyakarena dari awal desainer motornya telah mengantisipasi dengan pemakaian material yang tahan gesek. REM Pengaruh dan bahaya terbesar justru muncul dari cara pengereman yang salah. Kalau motor manual bisa dibantu engine brake, pada motor matik bergantung sepenuhnya pada rem di
tangan. Kalau masih baru, biasanya kagok, mestinya tangan sudah ngerem, malah cari-cari pijakan kaki. Akibatnya telat berhenti atau ngerem habis-habisan, papar Chris. Kalau kecepatan motor tidak terlalu tinggi, rem belakang saja sudah cukup untuk menghentikan motor. Tetapi kalau motor tengah melaju kencang, perlu trik yang berbeda kalau mau berhenti dengan selamat. “Tarik rem dua-duanya, depan dan belakang secara bersamaan, tapi jangan keras-keras. Pelan-pelan saja agar ban belakang enggak ngebuang, saran Chris. Atau yang lebih enak pakai combi brake, jadi sekali tarik salah satu tuas rem maka kedua-duanya roda depan dan belakang otomatis langsung berhenti. Stop and Go Selain itu buang kebiasaan menarik gas dan rem pada saat bersamaan. Ini biasanya dilakukan pengendara yang terjebak kemacetan, agar bisa stop and go dengan cepat. Tak hanya memperpendek umur rem belakang, kebiasaan tersebut bisa juga mengancam rumah kopling dan roller CVT. “Outer shift atau rumah kopling belakang jadi seperti terbakar dan slip. Kalau dibongkar bagian belakang rumah koplingnya berwarna kebiruan, ungkap Riswandi. Sementara kebiasaan main gas dan saat masih mengerem disebutnya bikin roller cepat peyang. Kemakan oleh gesekan tapi pada posisi yang enggak rata akibat akselerasi naik turun dengan cepat tadi. Ribet? Enggak juga, kuncinya gampang saja, selalu perlakukan matik dengan lembut. Nawita, Sumber:otomotif Tiga Tipe Pengendara
Lupakan jalan yang makin menyempit. Lupakan kemacetan yang makin menyebalkan dan menjadi-jadi. Toh menyesali kondisi jalanan yang tidak nyaman tak ada gunanya juga. Bikers bisa berbuat sesuatu untuk sedikit mengurangi keruwetan lalu lintas di jalan, yakni sikap berkendara. Sikap berkendara ini cermin dari tipe atau karakter pengendara, jelas Ridwan Z. Syaaf, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director JDDC Jakarta, ada tiga tipe pengendara. Pertama pengendara Defensive, pengendara aktif dan terakhir pengendara pasif. Tipe pengendara defensive punya kecenderungan pro aktif. Selalu bisa membaca situasi. Tidak suka menduga-duga terhadap kemungkinan yang bakal terjadi, jelasnya. Contoh karakter ini bisa dilihat dari cara berkendara. Ia selalu waspada, jika di depan ada kendaraan pelan. Pengendara defensive akan memberikan tanda agar pengendara lain tahu keberadaannya. Bisa dengan memberikan klakson, ungkap pria yang mangkal di bilangan Pondok Indah.
Pengendara defensive mampu melakukan penyesuaian terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi. Jika dilihat jalan tidak memungkin ngebut tentu dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tipe kedua pengendara aktif. Ridwan Z syaaf menyebutnya dengan tindakan agresif. Tidak peduli terhadap aturan lalu lintas. Egonya sangat tinggi. Tujuannya agar cepat sampai tanpa memperhatikan kaidah yang berlaku. Tipe inilah yang kerap menimbulkan potensi kecelakaan di jalan raya. Munculnya sikap agresif atau aktif ini bisa karena lingkungan. Kemacetan misalnya, orang ingin cepat sampai maka dilakukan segala cara, tambah jusri lagi. Terobos lampu merah atau naik trotoar salah satu contoh konkret tipe agresif ini. Terakhir adalah tipe pasif. Karakternya pengendara jenis ini memiliki kecenderungan acuh beibeh. Tipe ini tidak sadah bahwa jalanan merupakan killing field. Mereka menganggap bahwa berkendara adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Tidak memiliki potensi bahaya, papar Jusri. Dalam pengamatan Jusri, pengendara wanita sebagian besar masuk dalam tipe ini. Pengendara cewek cenderung tidak curiga. Jarang memperkirakan hal yang buruk. Orang lain diharapkan yang mengerti kita. Bukan kita yang mencoba mengerti orang lain, katanya lagi. Dalam kaitan itu, pengalaman berkendara saat mudik lebaran bisa dijadikan contoh pengendara pasif. Yakni masih banyak pengendara yang cuek terhadap bahayanya turing lebaran dengan membawa anak-anak dan bagasi berlebih. Jelas ini sikap prilaku yang cuek beibeh. Menurut Jusri agar terhindar dari keruwetan sikap defensive seluruh pengendaralah yang harus diutamakan. Itu jika kita mau berkendara secara aman, tuturnya
Upgrade CVT Honda Vario 125, Akselerasi Bawah Lebih Wah
MotoBike - Honda Vario 125 bisa dibilang memiliki karakter performa yang baru terasa di putaran tengah ke atas. Ketika jarum spidometer sudah menyentuh angka sekitar 40 km/jam, maka pengendaranya akan terasa seperti ditarik. Tapi untuk performa di putaran rendah, gak sedikit pemiliknya bilang masih kurang mantap. “Terlebih ketika melewati jalan macet, harus pelintir gas lebih dalam supaya dapat respon mesin yang cukup,” urai Anto, salah satu pengguna skutik 125 cc ini.
Kalau motor yang masih pakai karburator sih tinggal bore-up saja supaya bawahnya lebih galak, tapi ini injeksi bro. Haduh, gimana nih? “Mainin saja CVT-nya, kebetulan gue ada part-part untuk upgrade CVT nih,” buka Denny Jonathan dari K’Cebonk Racing. “Dijamin akselerasi dan entakan bawahnya lebih berasa deh,” sambungnya. Part yang dimaksud Denny terdiri dari kampas sentrifugal SPS (Rp 325 ribu), variator SPS (Rp 250 ribu), roller 14 dan 15 gram (Rp 120 ribu) dan per CVT standar Honda BeAT (Rp 25 ribu) (gbr.1). Untuk per CVT Honda BeAT kalau ada bisa pakai yang copotan untuk menghemat dan yang pasti jangan pakai tipe racingnya, karena terlalu keras.
“Untuk kampas sentrifugal dan variator sih bisa dipakai untuk Honda PCX125 juga loh, karena memang aslinya untuk PCX125,” urai pria yang sering bolak-balik Thailand ini. Kampas sentrifugal SPS memiliki tapak kampas yang lebih lebar dan panjang (gbr.2), sehingga mampu mencegah selip dan cengkraman ke mangkok kopling lebih kuat. Sedangkan variator sudah di-custom pada jalur roller-nya. “Paduan roller 14 dan 15 gram sudah paling pas deh, soalnya di Thailand sendiri pakainya ukuran ini. Sehingga naik turunnya jadi lebih cepat (gbr.3),” kata pria yang beralamat di Jl. H. Asmawi, Beji, Depok. Kalau per CVT Honda BeAT karena lebih panjang dan lebih renggang, makanya daya tekan per lebih kuat. By the way sudah ada bukti nyata belum ya? Eits, pastinya sudah ada dong bro. Lantaran upgrade CVT yang lebih berpengaruh pada akselerasi, maka untuk test menggunakan Racelogic Performance Box. Hasilnya? Wah, ternyata memang benar loh akselerasi bawahnya lebih cepat tuh. Buat bekendara di lalu-lintas yang padat bisa lebih lincah dan responsif nih. Untuk hasil lengkapnya silakan lihat tabel ya. K’Cebonk Racing : 0813-16569000 Tabel Performa Standar
Upgrade
0-60 km/jam
7,8 detik
7 detik
0-80 km/jam
14,6 detik
12,1 detik
0-100 km/jam
31,9 detik
28,5 detik
0-201 meter
14,5 detik
13,5 detik
Top Speed
108 km/jam
110 km/jam