“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Teori Kinetik Gas” Sri Wahyuningsih S. Muis, Dr. Mursalin, M.Si, Citron S. Payu, S.Pd, M.Pd Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
Sri Wahyuningsih S. Muis: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Teori Kinetik Gas, dibawah bimbingan Bapak Dr. Mursalin, M.Si dan Bapak Citron S. Payu, S.Pd, M.Pd Penelitian merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di Sekolah SMA Negeri 2 Limboto. Secara kualitatif ditinjau dari aspek materi, konstruk dan bahasa. Sedangkan secara kuatitatif ditinjau dari segi validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung.
Kata kunci I.
: Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa
PENDAHULUAN Dalam konteks KTSP, pembelajaran tidak cukup hanya dengan memberitahukan akan tetapi
mendorong peserta didik untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi. Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan peserta didik dari suatu proes pembelajaran perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus-menerus (Imadi, 2010). Pengalaman belajar peserta didik secara terus-menerus disempurnakan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih sempurna. Berkembangnya model-model pembelajaran saat ini menuntut guru berinovasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang akan dilakukan di kelas. Dalam hal ini, selain berfungsi sebagai motivator, fasilitator, dan mediator; guru juga diharapkan dapat menjadi seorang pengelola kegiatan belajar mengajar. Beberapa model pembelajaran yang menitikberatkan optimalisasi peran dan fungsi guru dalam kegiatan belajar-mengajar, salah satunya adalah model pembelajaran portofolio. Dalam model pembelajaran portofolio, siswa dituntut untuk berpikir cerdas, aktif, kreatif, prospektif dan bertanggung jawab (Inayah, 2010).
Model Pembelajaran Portofolio Menurut Popham (dalam Taniredja, 2013:5) bahwa portofolio adalah suatu koleksi yang sistematis dari suatu pekerjaan. Dalam dunia pendidikan, portofolio diartikan sebagai kumpulan yang sistematis dari pekerjaan atau karya siswa (Taniredja, 2013:6). Istilah portofolio merupakan serangkaian penampilan atau karya siswa dari waktu ke waktu. Portofolio lebih dari sekedar map penyimpan karya siswa. Portofolio berisi sampel terpilih dari karya siswa untuk memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu. Barret (dalam Murdiono, 2012:67) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan hasil kerja siswa yang menunjukkan prestasi atau kemajuan dalam belajar. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa portofolio adalah sekumpulan hasil kerja individu dari hasil proses belajar mengajar.
Langkah-langkah Pembelajaran Portofolio 1. Mengidentifikasi masalah 2. Memilih masalah untuk kajian kelas 3. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas 4. Mengembangkan portofolio kelas 5. Penyajian portofolio
II.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Limboto, tepatnya di Desa Bolihuangga,
Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 selama 1 Bulan, yang dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengambilan data dan tahap pengolahan data. Untuk pengambilan data dilakukan selama 3 minggu, yaitu pada tanggal 1 mei sampai dengan 15 mei, pada hari yang sama tapi jam pembelajaran yang berbeda. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Limboto yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah 97 orang yang tersebar di empat kelas. Sekolah yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian ini yaitu kelas XI IPA yang terdiri dari dari 4 kelas yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4. Dari empat kelas ini terpilih 2 kelas yang dinilai homogen yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Kelas yang dipilih secara random ditetapkan menjadi sampel penelitian di nilai homogen dilihat dari guru yang mengajar sama, buku mata pelajaran sama, jam pelajaran dan hasil belajar fisika sebelumnya. Variabel eksperimen dalam penelitian ini yaitu penggunaan model pembelajaran, Sedangkan Variable respon pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa . Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain dalam penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Controle Group Design dengan dua macam perlakuan. Didalam desain ini sebelum diberikan perlakuan kedua kelas diberi soal tes awal (pretes) untuk mengukur kondisi awal (01), hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Selanjutnya pada kelas XI IPA 1 diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran portofolio dan pada kelas XI IPA 2 juga diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsungt. Setelah selesai pembelajaran, kedua kelas diberikan lagi soal akhir sebagai posttes (02) untuk melihat perbedaan hasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakaan model pembelajaran langsung. XI IPA 2 : O1 X O2 XI IPA 1 : O1 Y
O2
Skema Desain Penelitian Keterangan: XI IPA 1
= kelas kontrol
XI IPA 2 = kelas eksperimen X
= Pengajaran menggunakan model pembelajaran portofolio
Y
= Pengajaran menggunakan model pembelajaran langsung
O1
= Pretes (Tes awal)
O2
= Posttes (tes Akhir) (Sugiyono, 2010 : 112)
Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi, yang mempersoalkan apakah isi setiap butir soal yang digunakan dapat mencerminkan isi pembelajaran yang seharusnya diukur atau tidak, yakni validitas soal dan item soal. Validitas RPP merupakan validitas yang terdiri dari komponen-komponen dikoreksi oleh dosen validator. Koreksi yang dilakukan yaitu : 1.
Memotivasi / menggali pengetahuan awal siswa melalui pertanyaan
2. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara operasional 3. Dikembangkan sesuai dengan model pembelajaran berbasis portofolio 4. Sintaks pembelajaran berpusat pada siswa
5. Materi pembelajaran dirancang sesuai model pembelajaran 6. Bentuk penilaian sesuai tujuan pembelajaran 7. Menggunakan bahan baca lebih dari 2 buku. Selain pengujian RPP, digunakan juga pengujian validitas LKS yang yang terdiri dari aspek-aspek dikoreksi oleh dosen validator. Koreksi yang dilakukan yaitu : 1. . Materi a. Kebenaran konten (fakta, konsep, hokum, teori dan proses ilmiah) b. Kemutakhiran konten c. Sistematis sesuai struktur keilmuan 2. Kebahasaan a. Keterbacaan bahasa Indonesia yang baik dan benar b. Menggunakan bahasa Indonesia yang digunakan c. Istilah yang digunakan tepat dan mudah dipahami d. Menggunakan istilah dan symbol yang konsisten 3. Penyajian a. Membangkitkan minat/rasa ingin tahu b. Sesuai taraf berpikir dan kemampuan membaca siswa c. Mendorong siswa terlibat aktif d. Menarik/menyenangkan 4. Menunjang kualitas KBM a. Memberikan kemudahan dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa b. Menunjang terlaksananya KBM yang berbasis portofolio c. Memberikan kemudahan dalam membuat soal evaluasi dan penilaian. Dalam penelitian ini, item tes dikatakan valid jika koefisien validitasnya yaitu rxy ≥ 0,444 dan setiap item soal dinyatakan tidak valid apabila koefisien validitasnya rxy ≤ 0,444.Dengan taraf nyata α = 0,05 dan N = 25 serta dengan interval kepercayaan 95% maka harga rtabel = r(α)(n) = r(0,05)(25) = 0,444. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil r11 = 0,97, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrument test reliabel artinya dapat digunakan sebagai pengumpulan data pada penelitian ini. III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang didapatkan adalah berupa skor hasil belajar siswa yang, diperoleh melalui
tes hasil belajar. Sebelum kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan pretest kemudian setelah diberikan perlakuan, maka kedua kelas tersebut baik kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio dan kelas control yang menggunakan model pembelajaran langsung diberikan posttest. Tabel 8 Skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen No Responden
Pre-Test
Post-Test
1
75
85
2
65
75
3
50
85
4
45
85
5
50
90
6
55
85
7
50
75
8
75
85
9
45
85
10
55
80
11
55
75
12
40
75
13
45
80
14
55
80
15
50
75
16
45
80
17
55
75
18
55
80
19
80
85
20
50
75
21
50
75
22
55
80
23
45
75
24
60
80
25
55
80
Tabel 9 Skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen No Responden
Pre-Test
Post-Test
55 50 60 60 45 45 50 55 70 50 55 50 45 45 55 55 60 45 45 60 45 60
75 70 75 75 75 70 75 70 80 50 55 50 55 75 55 55 60 55 75 65 75 60
45 60 40
55 80 60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Pengujian normalitas data adalah syarat yang harus dipenuhi dalam analisis statistik. Pengujian ini tujuannya untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini dikelompokkan menjadi dua bagian :
Pengujian normalitas data kelas eksperimen Berdasarkan hasil pretest kelas eksperimen yang dilampirkan pada lampiran 8 diperoleh X2 =
10,2275 untuk taraf nyata 0, 05 dan n = 25 diperoleh xdaftar sebesar 11,070. Hal ini berarti bahwa 2
hipotesis H 0 diterima karena X X
2
daftar ,
maka sampel tersebut berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil post test kelas eksperimen yang dilampirkan pada lampiran 8 diperoleh X2 = 10,6425 untuk taraf nyata 0, 05 dan n = 25 diperoleh xdaftar sebesar 11,070. Hal ini berarti 2
bahwa hipotesis H 0 diterima karena X X
2
daftar ,
maka sampel tersebut berdistribusi normal.
Pengujian normalitas data kelas kontrol Berdasarkan hasi pretest kelas control yang dilampirkan pada lampiran 8 diperoleh X2 =
6,2169 untuk taraf nyata 0, 05 dan n = 25 diperoleh xdaftar sebesar 11,070. Dengan demikian, 2
dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X X
2
daftar ,
ini berarti sampel tersebut
berdistribusi normal. Berdasarkan hasi postest kelas control yang dilampirkan pada lampiran 8 diperoleh X2 = 8,81 untuk taraf nyata 0, 05 dan n = 25 diperoleh xdaftar sebesar 11,070. Dengan demikian, dapat 2
disimpulkan bahwa hipotesis H 0 diterima karena X X
2
daftar ,
ini berarti sampel tersebut
berdistribusi normal.
Pengujian Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dua
varians dengan menggunakan uji barlett. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh pada lampiran 10 2 hitung sebesar 7,29 dan nilai 2 daftar 11, 07 . Karena 2 hitung = 7,29 <
2 daftar 11, 07 maka hipotesis H0 diterima, artinya kedua varians homogen.
Uji Kemajuan Belajar Berdasarkan hasil pengolahan data untuk kelas eksperimen dan kelas control maka
dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa baik dalam kegiatan pretest maupun posttest. Pengujian kemajuan hasil belajar siswa dapat dihitung melalui rumus g faktor (N-Gains) seperti yang telah dituliskan pada BAB sebelimnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran .
Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil perhitungan normalitas data dan homogenitas varians didapatkan bahwa
data terdistribusi normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji
t.
Berdasarkan data yang ada pada lampiran 11 diperoleh thitung 6,04 dan ttabel 2,021. Karena
thitung > ttabel , maka hipotesis H 0 ditolak dan H1 diterima, sehingga sesuai dengan uji statistic dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio dan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung.
Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana hasil belajar melalui proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio pada kelas eksperimen dan menggunakan model pembelajaran langsung pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio dan hasil belajar siswa yang tidak dibelajarkan menggunakan pembelajaran berbasis portofolio. Untuk rata-rata skor hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio dan kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung pada
Rata-rata skor hasil belajar siswa
kegiatan pretest untuk setiap ranah kognitif terdapat pada gambar dibawah ini. 35 30 25 20 15
Ekperimen
10
Kontrol
5 0 1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
Aspek kognitif Gambar 1 : Distribusi hasil belajar siswa pada kegiatan pretest pada kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis portofolio dan kelas yang menggunakan pembelajaran langsung. Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa perbandingan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol peraspek kognitif. Kelas eksperimen ditandai dengan warna ungu tua dan kelas kontrol warna ungu muda. Adapun aspek-aspek kognitif pada setiap nomor soal adalah soal nomor 1-5 merupakan aspek kognitif pengetahuan, nomor 6-13 merupakan aspek pemahaman, soal nomor 1418 merupakan aspek penerapan dan soal nomor 19-20 merupakan aspek analisis. Pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio untuk aspek pengetahuan (C1) yang diwakili oleh nomor 1-5, untuk nomor 1 diperoleh 24%, soal nomor 2 diperoleh 31%, nomor 3 diperoleh 12%, nomor 4 dan 5 diperoleh 21%. Untuk kelas control soal nomor 1 dan 5 diperoleh 27%, soal nomor 2 diperoleh 26%, soal nomor 3 diperoleh 11%, soal nomor 4 diperoleh 26%. Untuk aspek pemahaman (C2) pada kelas eksperimen, nomor 6 diperoleh 24%, nomor 7 diperoleh 8%, nomor 8 dan 11 diperoleh 7%, nomor 9, 12 dan 14 diperoleh 6%, nomor 10 diperoleh 20%, nomor 13 diperoleh 21%. Untuk kelas control pada soal nomor 6 diperoleh 22%, soal nomor 7 diperoleh 9%, soal nomor 8 dan 11 diperoleh 7%, soal nomor 9 diperoleh 6%, nomor 10 diperoleh 14%, nomor 12 dan 14 diperoleh 5.5%, soal nomor 13 diperoleh 20.9% . Aspek penerapan (C3) pada kelas eksperimen, untuk nomor 15 diperoleh 22%, soal nomor 16 dan 18 diperoleh 7%, soal nomor 17 diperoleh 8%. Untuk kelas control nomor 15 diperoleh 19%, soal nomor 16 diperoleh 6%, soal nomor 17 diperoleh 7% dan soal nomor 18 diperoleh 9%. Sedangkan untuk aspek analisis (C4) pada kelas eksperimen pada soal nomor 19 didapatkan 22%, nomor 20 didapatkan 20.5%. untuk kelas control pada soal nomor 19 didapatkan 15% dan pada soal nomor 20 didapatkan 20.5%. Pada kegiatan posttest, rata-rata skor hasil belajar siswa yang dicapai oleh kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran portofolio dan kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada tingkatan kognitif untuk aspek
Rata-rata skor hasil belajar siswa
pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis ditampilkan pada gambar berikut.
40 35 30 25 20 15
Ekperimen
10
Kontrol
5 0 1
3
5
7
9
11
13
Aspek kognitif
15
17
19
Gambar 2 : Distribusi hasil belajar siswa pada kegiatan postest pada kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis portofolio dan kelas yang menggunakan pembelajaran langsung. Berdasarkan gambar 2 tampak bahwa perbandingan hasil postest kelas eksperimen dan kelas kontrol peraspek kognitif. Kelas eksperimen ditandai dengan warna biru tua dan kelas kontrol warna biru muda. Adapun aspek-aspek kognitif pada setiap nomor soal adalah soal nomor 1-5 merupakan aspek kognitif pengetahuan, nomor 6-13 merupakan aspek pemahaman, soal nomor 14-18 merupakan aspek penerapan dan soal nomor 19-20 merupakan aspek analisis. Pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio untuk aspek pengetahuan (C1) yang diwakili oleh nomor 1-5, untuk nomor 1 diperoleh 36%, soal nomor 2 diperoleh 37%, nomor 3 diperoleh 16%, nomor 4 dan diperoleh 34% dan soal nomor 5 diperoleh 36%. Untuk kelas control soal nomor 1 diperoleh 34%, soal nomor 2 diperoleh 31%, soal nomor 3 diperoleh 12%, soal nomor 4 dan 5 diperoleh 29%. Untuk aspek pemahaman (C2) pada kelas eksperimen, nomor 6 diperoleh 36%, nomor 7 dan 9 diperoleh 11%, nomor 8 diperoleh 12%, nomor 10 diperoleh 34%, nomor 11,12 dan 14 diperoleh 10.5%, nomor 13 diperoleh 31%. Untuk kelas control pada soal nomor 6 diperoleh 29%, soal nomor 7 diperoleh 9%, soal nomor 8, 11 dan 14 diperoleh 8%, soal nomor 9 diperoleh 10%, soal nomor 10 diperoleh 25.5%, soal nomor 12 diperoleh 7%, soal nomor 13 diperoleh 24%. Aspek penerapan (C3) pada kelas eksperimen, untuk nomor 15 diperoleh 31%, soal nomor 16 diperoleh 11%, soal nomor 17 diperoleh 12%, soal nomor 18 diperoleh 13%. Untuk kelas control nomor 15 diperoleh 22%, soal nomor 16 diperoleh 9%, soal nomor 17 diperoleh 9.5% dan soal nomor 18 diperoleh 12%. Sedangkan untuk aspek analisis (C4) pada kelas eksperimen pada soal nomor 19 didapatkan 32%, nomor 20 didapatkan 34%. untuk kelas control pada soal nomor 19 didapatkan 22% dan pada soal nomor 20 didapatkan 29%. Selanjutnya berikut ini disajikan hasil pretest sebelum dilakukan perlakuan, baik kelas eksperimen maupun kelas control.
perentase hasil belajar siswa per butir soal (%)
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Eksperimen Kontrol
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 nomor soal
Gambar 3. Presentase hasil pretest untuk kelas eksperimen dan kelas control Dari gambar 3 tersebut untuk butir soal nomor 1 terlihat bahwa kemajuan belajarnya 14% untuk kelas eksperimen dan 16% untuk kelas control. Untuk soal no 2 terlihat bahwa kemajuan belajarnya untuk kelas eksperimen sebesar 18% dan kelas control sebesar 15%. Untuk soal no 3, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 14% dan control sebesar 13%. Pada soal no 4, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 12% dan control sebesar 15%. Pada soal no 5, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 12% dan kelas control sebesar 16%.untuk soal no 6, kemajuan hasil belajar kelas eksperimen mencapai 14% dan kelas control mencapai 13%. Soal no 7, kelas eksperimen mencapai 15% dan kelas control mencapai 16%. Pada soal nomor 8, baik kelas eksperimen maupun kelas control sama-sama mencapai 13%. Begitu juga untuk soal nomor 9, baik kelas eksperimen maupun kelas control kemajuan hasil belajarnya sebesar 12%. Pada soal no 10, kelas eksperimen mencapai 15% dan kelas control mencapai 11%. Soal no 11 masing-masing untuk kelas eksperimen dan kelas control sebesar 13% dan 14%. Pada soal no 12, kemajuan hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kelas control adalah 11% dan 10%. Soal no 13, kelas eksperimen sebesar 13% dan kelas control sebesar 12%. Soal no 14 kemajuan hasil belajarnya masing-masing 12% untuk kelas eksperimen dan kelas control 12% dan 10%. Untuk soal no 15, pada kelas eksperimen 13% dan kelas control 11%. Soal no 16, kemajuan belajarnya untuk kelas eksperimen dan control adalah 14% dan 12%. Soal no 17, pada kelas eksperimen 16% dan control 14%. Soal no 18, untuk kelas control sebesar 14% dan kelas control 17%. Pada soal no 19, kemajuan belajarnya untuk kelas eksperimen adalah 13% dan kelas control adalah 9%. Dan pada soal no 20, kemajuan hasil belajar untuk kelas eksperimen sebesar 14% dan control sebesar 12%. Untuk posttest, rata-rata skor hasil belajar siswa baik kelas eksperimen maupun kelas control terdapat pada gambar 4 dibawah ini.
persentase hasil belajar siswa per butir soal (%)
25 20 15 10
Eksperimen
5
Kontrol
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 nomor soal
Gambar 4. Presentase hasil pretest untuk kelas eksperimen dan kelas control Berdasarkan gambar diatas tampak bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung. Dari gambar tersebut untuk butir soal nomor 1 terlihat bahwa kemajuan belajarnya 21% untuk kelas eksperimen dan 20% untuk kelas control. Untuk soal no 2 terlihat bahwa kemajuan belajarnya untuk kelas eksperimen sebesar 23% dan kelas control sebesar 18%. Untuk soal no 3, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 19% dan control sebesar 15%. Pada soal no 4, kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 20% dan control sebesar 17%. Pada soal no 5, kemajuan belajar sama dengan soal no 6 untuk kelas eksperimen sebesar 21% dan kelas control sebesar 17%. Soal no 7, kelas eksperimen mencapai 20% dan kelas control mencapai 17%. Pada soal nomor 8, baik kelas eksperimen maupun kelas control masing-masing 21% dan 16%. Soal nomor 9, baik kelas eksperimen maupun kelas control kemajuan hasil belajarnya sebesar 20% dan 18%. Pada soal no 10, kelas eksperimen mencapai 20% dan kelas control mencapai 15%. Soal no 11 masingmasing untuk kelas eksperimen dan kelas control sebesar 19% dan 16%. Pada soal no 12, kemajuan hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kelas control adalah 19% dan 15%. Soal no 13, kelas eksperimen sebesar 17% dan kelas control sebesar 14%. Soal no 14 kemajuan hasil belajarnya masing-masing 19% untuk kelas eksperimen dan kelas control 16%.dan Untuk soal no 15, pada kelas eksperimen 17% dan kelas control 12%. Soal no 16, kemajuan belajarnya untuk kelas eksperimen dan control adalah 20% dan 16%. Soal no 17, pada kelas eksperimen 21% dan control 16%. Soal no 18, untuk kelas eksperimen dan kelas control sama-sama sebesar 22%. Pada soal no 19, kemajuan belajarnya untuk kelas eksperimen adalah 19% dan kelas control adalah 12%. Dan pada soal no 20, kemajuan hasil belajar untuk kelas eksperimen sebesar 20% dan control sebesar 16%.
Secara keseluruhan distribusi skor kemajuan hasil belajar siswa dari kedua kelas menunjukkan bahwa skor rata-rata kemajuan belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control, seperti tampak pada gambar 5.
Skor Rata-rata
Kemajuan Hasil Belajar
5 4 3 2 1 0 eksperimen
kontrol
kelas Perlakuan
Gambar 5. Distribusi skor rata-rata kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Dari gambar 5 terlihat bahwa rata – rata kemajuan belajar untuk kelas eksperimen sebesar 5 dan pada kelas control sebesar 3 dengan selisih skor rata – ratanya sebesar 2. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen, proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. Dimana setiap pertemuan pembelajaran siswa diberikan berbagai macam tugas baik individu maupun kelompok. Dan masing – masing siswa mengarsipkan tugas – tugas tersebut pada sebuah map jepit sedangkan tugas guru adalah menilai serta memberikan komentar terhadap tugas – tugas yang diberikan kepada siswa sehingga jika ada siswa yang mendapatkan nilai kurang baik maka akan memotivasi dirinya sendiri agar pertemuan – pertemuan berikutnya bisa mendapatkan nilai yang lebih baik lagi sehingga dengan membelajarkan model pembelajaran portofolio ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas, maka penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio memperoleh skor hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.
IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung.
2.
Dalam penelitian ini menggunakan statistic uji t dengan taraf keberartian α=0,05. Dari data yang diperoleh
thitung>ttabel
atau
6.04
>
2.02
untuk
dk n1 n2 2 48
dan
taraf
1 1 2 0.05 . Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis portofolio dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika dengan materi Teori Kinetik Gas. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran yaitu : 1. Penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio dapat memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi, sehingga dapat digunakan disekolah
SMA sederajat bahkan dapat pula digunakan
dibangku perkuliahan. 2. Perlu diadakan lagi penelitian lebih lanjut dengan penelitian yang sama tetapi menggunakan materi-materi fisika lainnya.
Daftar Pustaka
Arikunto, 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta http://ccpbelajar.blogspot.com/2012/09/sintaks-model-pembelajaran-langsung.html (diakses tanggal 20 Maret 2013)
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=fase
model
pembelajaran
berbasis
portofolio&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CD4QFjAD PDF (diakses tanggal 20 Maret 2013)
Jantimala. Widodo. Saefudin, 2007. Pembelajaran Konsep Sistem Koordinasi Dengan Memanfaatkan Portofolio Siswa. Margono, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta Melalo, Erni, 2011. Studi Perbandingan Implementasi Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Type Jigsaw Dan Type STAD Di SMP Negeri 6 Gorontalo. Murdiono, Mukhamad, 2012. Srategi Pembelajaran Kewarganegaraan Berbasis Portofolio. Yogyakarta : ombak Nainggolan, Werlin, 1987. Teori Soal Penyelesaian Termodinamika. Bandung : Armico Parwata, 2008. Penerapan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media VCD Untuk Menungkatkan Akivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Perkuliahan Atletik 1. (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=jurnal
model
pembelajaran
langsung&source=web&cd=2&ved=0CDIQFjAB&url=http%3A%2F. Pdf diakses tanggal 20 maret 2013) Saboy, Yusup, 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type NumberHead-Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Setiawan, Fitrajaya, Mardiyanti, 2010. Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa
Perangkat
Lunak
(RPL).
(http://www.google.com/search?q=jurnal+model+pembelajaran+langsung&ie=utf8&oe=utf-8&client=ubuntu&channel=fs. Pdf ) diakses tanggal 20 maret 2013) Sugiono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Taniredja, 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : Alfabeta