Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
BAB V Kondisi Terkini Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala V.1.
SUMBER DAYA ALAM LAUT DAN PESISIR PANTAI Kajian Keadaan Kini terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup di laut serta pesisir pantai yang ada di Kabupaten Donggala adalah dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan Pemerintah dalam mengatasi terjadinya kerusakan yang diakbatkan oleh Abrasi Pantai sehingga dapat terwujudnya Pembangunan yang berwawasan lingkungan secara sustainable. Sedangkan tujuannya adalah memberikan data base saat kini yang diakibatkan oleh abrasi pantai pada suatu lokasi studi serta menyediakan data awal (base) tingkat kerusakan wilayah pesisir, juga melakukan pengumpulan data dan informasi detil baik data sekunder maupun data primer, yang akan digunakan untuk pelaksanaan Kegiatan Kajian Keadaan Kini Daerah Abrasi Pantai di Kabupaten Donggala.
A.
Abrasi Pantai Abrasi
pantai
adalah
merupakan
kejadian
alam
yang
diakibatkan hempasan gelombang laut pada wilayah pesisir pantai sehingga terjadinya pengikisan struktur tanah pada wilayah pantai
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-1
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
(mundurnya garis pantai) dan juga dapat karena kelalaian faktort manusia akibat pengrusakan ekosistem pesisir seperti terumbu karang dan hutan mangrove. Lokasi yang menjadi sasaran studi Kajian Keadaan Kini Daerah Abrasi Pantai adalah
Kecamatan Banawa Selatan, Kecamatan
Balaesang dan Kecamatan Damsol, dipilihnya lokasi tersebut karena berdasarkan pengamatan dan kajian lapangan, bahwa KecamatanKecamatan tersebut mengalami degradasi pantai yang cukup parah di bandingkan daerah lainnya yang ada di Kabupaten Donggala. a.
Desa Tolongano Desa
Tolongano
Kecamatan
Banawa
Selatan
merupakan salah satu desa yang mengalami abrasi cukup parah, pengikisan yang terjadi sudah mencapai hingga + 700 meter yang terjadi sejak tahun 1980 an. Penambangan karang merupakan faktor utama terjadinya abrasi di pantai Desa Tolongano, pemanfaatan karang secara tidak bijak dilakukan masyarakat untuk keperluan bahan bangunan dan pengerasan jalan raya poros Palu - Mamuju yang saat ini telah menjadi jalan Negara yang menghubungkan antara Propinsi Sulawesi Tengah dan Propinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Faktor lain adalah terjadinya konversi hutan mengrove menjadi tambak oleh masyarakat karena mereka menganggap bahwa lahan
tersebut
adalah
milik
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
mereka
sehingga
untuk
V-2
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
pemanfaatannya terserah mereka sendiri. Abrasi yang terjadi sepajang 2,5 km dari jembatan Tolongano sampai sekitar pasar Tolongano.
Gambar 5.1. Kondisi abrasi Pantai di Desa Tolongano
b.
Desa Lombonga Kondisi abrasi pantai di
Desa Lombonga
sudah
mencapai + 1.000 m, yang terjadi di sepanjang pantai Desa Lambonga.
Sama
halnya
dengan
di
Desa
lainnya
penambangan karang menjadi faktor pemicu utama terjadi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-3
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
abrasi, disamping itu pengaruh gelombang pada musim barat manambah parah abrasi di pantai desa tersebut. Bahkan abrasi yang terjadi sudah sampai mengancam jalan raya, yang kalau tidak mendapat penanganan/tindakan pencegahan diprediksi mempercepat
proses
keruskan
infrastruktur
jalan
putus
sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.
Gambar 5.2. Kondisi Abrasi Pantai di Desa Lombonga
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-4
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
c.
Desa Walandano Desa Walandano adalah Desa yang bersebelahan dengan Desa Lombongan, sehingga proses dan karakteristik terjadinya abrasi hampair sama dengan yang terjadi di Desa Lombonga.
Bahkan di Desa Walandano abrasi yang terjadi
sudah mengikis jalan masyarakat.
Abrasi yang terjadi juga
ditandai oleh hancurnya terumbu karang di sekitar pantai kawasan tersebut.
Gambar 5.3. Kondisi Abrasi Pantai di Desa Walandano
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-5
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
d.
Desa Kambayang Desa Kambayang yang terletak di Kecamatan Damsol elas juga sudah mengalami abrasi sejak 20 puluhan tahun yang lalu.
Abrasi pantai yang terjadi di desa ini tidak separah
dengan desa sebelumnya, tetapi perlu mendapat perhatian untuk dilakukan tindakan pencegahan sebelum abrasi terjadi lebih parah. Abrasi yang terjadi juga sangat dipengaruhi oleh rusaknya terumbu karang.
Gambar 5.4. Kondisi Abrasi Pantai di Desa Kambayang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-6
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
e.
Desa Sabang Desa
Sabang
administratif
sebagai
yang
juga
ibukota
berada
dalam
Kecamatan
wilayah
Damsol
juga
mengalami abrasi yang sangat parah, secara alami abrasi yang terjadi di kawasan ini di pengaruhi oleh faktor alam, yaitu hempasan gelombang pesisir pantai, khususnya pada musim barat, kondisi ini diperparah oleh rusaknya ekosistem terumbu karang akibat ulah manusia, seperti kegiatan penambangan karang untuk keperluan bahan bangunan (Gambar 4.06), dan pemboman masyarakat.
dan
potasiun
sianida
yang
dilakukan
oleh
Faktor lain adalah rusaknya hutan mangrove
akibat penebangan liar yang dilakukan masyarakat untuk keperluan kayu bakar dan bahan bangunan.
Abrasi yang
terjadi sudah mengikis jalan raya poros Palu-Tolitoli, sehingga kalau kondisi ini terus dibiarkan akan memutus transportasi dan aktivitas ekonomi masyarakat.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-7
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Gambar 5.7. Kondisi Abrasi Pantai di Desa Sabang
B.
EKOSISTEM PERAIRAN Pada fase berikut ini akan diuraikan hasil pengamatan dan kajian dilapangan yang disertai dengan hasil data-sekunder serta primer yang dikompilasikan dalam suatu kondisi penyebararan ekosistem secara makro (ekosistim estuaria, ekosistem Bakau, ekosistem lamun dan ekosistem karang). Ke 3 (tiga) komponen diatas merupakan satu siklus yang tidak dapat terpisahkan antara yang satu dengan lainnya, olehnya penyabaran kajian tersebut diatas akan diuraiakan secara rinci berdasarkan daerah studi di 6 (enam) kecamatan yang kompilikasi datanya tersedia berdasarakan data sekunder dan primer yaitu :
Kecamatan Banawa Selatan Desa Tolongano, Lalombi,Tosale
Kecamatan Banawa Desa Kabonga besar, Kabonga kecil
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-8
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Kecamatan Balaesang Desa Labean, Tg. Manimbaya, Kamonji, Ketong
Kecamatan
Damsol Desa
Sabang,
Kambayang,
Sioyong,
Ponggerang, Panii, Rerang
Kecamatan Sojol Desa Bou, Tg. Bou, Siboang, Tonggolobibi, Siraru, Pangalaseang
a.
Kecamatan Sojol Utara Desa Ogoamas satu, Ogoamas dua.
Kondisi dan Penyebaran Ekosistem Estuaria Estuaria merupakan daerah litoral yang semi tertutup di wilayah pesisir, tempat terjadinya percampuran antara air tawar yang berasal dari
daratan
dengan
air laut.
Adanya
percampuran ini mengakibatkan perairan estuaria memiliki kisaran salinitas yang cukup besar, sehingga organisme yang hidup didalamnya adalah organisme tertentu yang tahan terhadap perubahan salinitas. Ekosistem estuaria di lokasi studi terdapat di Kecamatan Sioyong dan Kecamatan Dampelas yaitu
Talaga.
Daerah
estuaria
tersebut
ditumbuhi
oleh
mangrove dan terdapat berbagai organisme yang berasosiasi.
b.
Kondisi dan Penyebaran Ekosistem Mangrove (Bakau) Hutan mangrove merupakan sekumpulan tanaman darat yang habitatnya dipengaruhi oleh air laut.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
Secara umum
V-9
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
habitat utama tanaman mangrove adalah wilayah pantai yang memiliki substrat lumpur hingga pasir serta memiliki suplai air tawar. Ekosistem mangrove dibentuk oleh antara lain adalah komunitas tumbuhan yang berbentuk pohon dan semak, hidup di garis pantai yang mendapat pengaruh pasang surut dan pengaruh aliran air tawar, serta tumbuh di antara batas-batas pasang tinggi dan sedikit di atas rata-rata permukaan laut. Ekosistem
ini
memiliki
kebutuhan
hidup
kegunaan
manusia
dengan
sebagai
pemenuhan
menyediakan
bahan
makanan, kayu dan komoditi lain yang bernilai ekonomi, lingkungan dan sosial budaya. Salah satu nilai kegunaannya yang tinggi adalah peranan ekosistem mangrove sebagai ekosistem yang sangat produktif, sehingga berfungsi sebagai sumber energi dan zat hara bagi lingkungan estuari. Sebagai mata rantai antara ekisitem darat dan laut, mangrove merupakan suatu sistem terbuka dan jalur transpor bahan organik. Komunitas mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Donggala ditemukan pada beberapa tempat dengan tingkat keanekaragaman dan tingkat ketebalan yang rendah. Kondisi ini lebih banyak disebabkan karena pengaruh wilayah pesisir pantainya yang langsung berhadapan dengan laut sulawesi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-10
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
yang memiliki fenomena alam seperti ombak yang kuat, menyebabkan pengikisan wilayah pantai. Gejala alam ini bisa terlihat pada sebagian besar garis pantai utara Kabupaten Donggala
yang
sudah
mengalami
abrasi.
Dari
hasil
pengamatan khususnya di Desa Kambayang, garis pantainya telah bergerak mundur ke arah darat, dan masih ditemukan beberapa individu (pohon) mangrove yang terpisah jauh dari garis pantai. Mangrove yang berada di antara Desa Sabang dan Desa Sioyong pada titik koordinat 0 13 45,7 LS – 119 54 29,7 BT juga telah mengalami kerusakan dengan penyebab yang sama, tetapi tidak separah dengan di Desa Kambayang. Berdasarkan luas, ketebalan, dan keanekaragaman, tingkat kerusakan, komunitas mangrove di depan Desa Kambayang pada titik koordinat 0 7 55 LS – 119 50 16,4 BT dikategorikan paling parah. Kondisi ini lebih banyak diakibatkan oleh gejala alam yaitu pengikisan wilayah pantai (abrasi). Tanda-tanda pengrusakan langsung maupun tidak langsung terhadap wilayah ekosistem mangrove oleh masyarakat di lokasi ini relatif kurang. Beberapa lokasi lainnya seperti Desa Nipa dan Bou jumlah spesis yeng ditemukan relatif sedikit, tetapi pada daerah ini terjadi dominasi populasi Nypa fruticans, komunitas mangrove di Desa Malei, Teluk Tambu, Siboang, dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-11
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Ponggerang
memiliki
luas,
tingkat
keanekaragaman jenis yang relatif tinggi.
ketebalan,
dan
Beberapa faktor
yang menyebabkannya, antara lain wilayah pesisir terletak pada daerah yang agak terlindung (terutama Teluk Tambu), dan keempat lokasi ini memiliki muara sungai dimana pengaruh pasang surut masih terlihat jauh kearah hilir. Dari hasil pengamatan lapangan, terlihat ada beberapa wilayah ekosistem mangrove di pesisir Kabupaten Donggala yang sudah dan akan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai usaha tambak udang dan tambak ikan, seperti di Desa siboang. Selain itu, terlihat juga ada wilayah ekosistem mangrove yang sementara dirubah menjadi lahan pemukiman penduduk, khususnya di Desa Sioyong. Sebagian besar lokasi mangrove di wilayah pesisir utara Kabupaten Donggala didominasi oleh Nypa fruticans dan Rhyzophora kecuali di Kambayang yang didominasi oleh Sonneratia caseolaris.
Dominasi dari setiap jenis tidak
demikian menonjol yang diperlihatkan oleh nilai indeks dominasi yang relatif rendah, kecuali untuk derah Nipa yang cukup besar (D=0,39) dengan nilai indeks keanekaragaman terkecil (H=1,24). Ini berarti kehadiran satu jenis cukup tinggi jika dibandingkan dengan jenis lainnya.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
Dari segi jumlah
V-12
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
spesies Teluk Tambu merupakan lokasi yang paling kaya akan jenis. 13 dari 15 jenis yang terdapat di wilayah ini. Sedangkan untuk wilayah pesisir Banawa terutama di desa Surumana, Lalombi berada pada titik koordinat 0 50 15.5 LS - 119 36 8,4 BT yang di dominasi populasi Apicutata,. Mucronata, Alba dan Alba kerusakan yang terjadi rata-rata karena
alih
fungsi
lahan
menjadi
lahan
tambak
oleh
masyarakat, demikian halnya dengan Desa Tolongano pada titik koordinat 0 47 21,6 LS – 119 39 31,3 BT, Lembasada dan Tosale di Kecamatan Banawa Selatan kerusakan terjadi karena alih fungsi lahan mangronve menjadi lahan tambak dan pemukiman penduduk. Dan
untuk Kecamatan
Banawa
Khususnya
Desa
Kabonga Besar dan Kabonga Kecil lokasi mangrove berada pada koordinat 0 42 00 LS - 119 46 30 BT di dominasi jenis mangrove Apicutata, Alba dan Alba kerusakan juga terjadi karena laih fungsi lahan menjadi areal pemukiman penduduk dan fasilitas umum. Seperti nampak pada gambar berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-13
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Gambar 5.8. Alih Fungsi Lahan Mangrove
Untuk lokasi penyebaran ekosistem mangrove di Lokasi Studi Kabupaten Donggala dapat dilihat pada Tabel 5.01.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-14
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Tabel 5. 1 LOKASI PENYEBARAN DAN KONDISI EKOSISTEM MANGROVE DI KABUPATEN DONGGALA Luas (Ha) No
Kecamatan
Desa /Lokasi
Tidak Rusak
Rusak
Rusak Berat
Jumlah
Koordinat Titik GPS Lokasi Mangrove
Jenis Mangrove
Kondisi Lahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A.
Banawa Selatan
Sesuai koordinat peta/citra
R. Apiculata, R. Mucronat, S. Aiba, A. Aiba
Alih fungsi tambak
0.50 15.5 LS
Idem
Alih fungsi tambak
Idem
Alih fungsi tambak
Sesuai koordinat peta/citra
Idem
Alih fungsi tambak & permukiman
0.47 00 LS
Idem
Alih fungsi permukiman dan saran umum
Idem
Kayu bakar, bahan bangunan dan abrasi
Surumana
-
Lalombi
-
16.00
30.00
6.00
3.00
22.00
33.00
119 36 8.4 BT Tolongano - Lembasada
10.00
50.00
220.00
280.00
0.47 21.6 LS 119 39 31.3 BT
B.
Banawa
Tosale
1.50
-
-
Jumlah A
11.50
96.00
229.00
336.50
3.50
12.50
16.00
Kabonga Besar – Kabonga Kecil
1.50
119 46 30 BT
C.
Balaesang
Jumlah B
-
Tg. Manimbaya ; Kamonji - Ketong ds
-
3.50
12.50
16.00
550.00
50.00
700.00
0 2 46.1 LS 119 37 29.2 BT
Jumlah C
-
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
550.00
150.00
700.00
V-15
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala D.
Damsol
Kambayang
-
50.00
50.00
100.00
0 7 55 LS
Idem
Tsunami, kayu bakar gangguan ternak
Idem
Abrasi dan sarana umum
Idem
Ada kegiatan rehabilitasi Bapedalda
Idem
Alih fungsi ke tambak
Sesuai Koordinat Peta / Citra
Idem
Alih fungsi ke tambak
01 17 12 LU
Idem
Alih fungsi tambak 25 ha
Sesuai Koordinat Peta / Citra
Idem
Alih fungsi tambak 50 ha
01 28 07 LU 119 56 05 BT
Idek
Abrasi
01 28 07 LU
Idem
Kayu bakar, bahan bangunan dan abrasi
119 50 16.4 BT Sioyong - Ponggerang
-
3.00
5.00
8.00
0 13 45.7 LS 119 54 29.7 BT
Panii Rerang
-
10.00
10.00
20.00
0 17 12 LU 119 53 08 BT
Jumlah D E.
Sojol Utara
63.00
-
Ogoamas I - II
65.00
128.00
15.00
15.00
0 44 09 LU 120 06 00 BT
F.
Sojol
Jumlah E
-
-
15.00
15.00
Tg. Bou/Bou
-
-
7.00
7.00
Siboang
-
5.00
70.00
75.00
119 53 08 BT Tonggolobibi
-
-
Siraru
-
10.00
Panggalsiang
-
2.00
15.00 30.00 10.00
15.00 40.00 12.00
119 56 06 BT Jumlah F TOTAL JUMLAH
-
17.00
132.00
149.00
11.50
729.50
603.50
1,344.50
Sumber :Data Olahan 2008
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-16
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Gambar 5.9. Grafik Luas Kerusakan Mangrove di Kabupaten Donggala
LUAS KERUSAKAN (Ha)
LUAS KERUSAKAN MANGROVE DI KABUPATEN DONGGALA 800 700 600 500 400 300 200 100 0
700 336 128 Balaesang Damsol
149
15 Sojol
16
Sojol Utara
Banawa
Banawa Selatan
KECAMATAN
Sumber : Data Olahan 2008
c.
Kondisi dan Penyebaran Ekosistem Padang Lamun Ekosistem padang lamun adalah ekosistem yang mempunyai produktifitas tinggi sehingga dapat menopang kehidupan berbagai jenis organisme yang hidup didalamnya. Padang
lamun
atau
seagrass
merupakan
satu-satunya
tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang memiliki rhyzoma, daun dan akar hisup dan terendam di dalam laut. Komunitas padang lamun biasanya tumbuh berasosiasi dengan terumbu karang. Fungsi padang lamun yang diketahui adalah sebagai perangkap sedimen dan menstabilkan dasar perairan sehingga sedimen yang berasal dari daratan dapat tertahan dan tidak
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-17
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
dapat masuk ke ekosistem yang terletak di dalamnya, yaitu ekosistem terumbu karang.
Padang lamun dikenal pula
sebagai tempat berpijah, berlindung, mencari makan dan tempat asuhan atau pembesaran bagi beberapa jenis ikan, udang dan hewan invertebrata lainnya. Padang lamun dijumpai hampir semua daerah di lokasi studi. Di Kecamatan Balaesang, ekosistem padang lamun ini dapat ditemukan di Desa Ketong yang meliputi luas areal lebih dari 500 ha. Berdasarkan hasil survei teridentifikasi sebanyak 8 jenis lamun dan 2 marga. Padang lamun umumnya beradadi daerah pasang surut sesudah hutan bakau.
Kepadatan
tertinggi di bagian Selatan dengan tutupan sekitar 57.8% dan terendah 10% di bagian Barat.
Jenis lamun yang dijumpai
adalah marga Hydrocharitaceae, dengan jenis Eunhalus acorodies,
Halaphila
minor,
Halaphila
ovalis,
Thalassia
hembrichii.
Dari marga Potamogetonaceae, dengan jenis
Cymodecea
ratundata,
C.
serrulata,
Halodule
uninervis,
Syringodium isoetifolium (Yayasan Adi Citra Lestari, 2000). Biota yang berasosiasi dengan lamun, yaitu dari jenisjenis tertentu, seperti Crustacea, Mollusca (Pinna, Lambus dan Strombus), Echinodermata (Holothuria/teripang, bintang laut) dan cacing. Pada ekosistem padang lamun, ditemukan ikan karang marga Acanthuridae dan jenis xanthopterus, marga Apogonidae jenis leptachantus dan Chelioditerus queleneta,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-18
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
marga Antherinidae, jenis Pranesus duodecimalis, pinguis, marga Balistidae jenis Balistapus undulatus, Monachantus tomontosus, Rhinechantus verocosus, Sufflamen nemurus, marga Bothidae jenis Bothus sp., B. pantherinus, marga Blenidae jenis Dasson variabilis (Yayasan Adi Citra Lestari, 2001). Tumbuhan penyusun padang lamun di wilayah perairan pesisir utara Kabupaten Donggala sebanyak 6 spesies Cymodocea rotundata, serrulata, Enhalus acaroids, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, dan Thalassia hempricii. Distribusi jenis-jenis ini bervariasi menurut lokasi pengamatan, dengan jumlah jenis yang terbanyak dijumpai dilokasi Pulau Maputi (6 jenis) dan Desa Maley (5 jenis). Tingkat keragaman jenis lamun di dua lokasi ini tercatat adalah 1,72 dan 1,41. Karakteristik setiap lokasi memeperlihatkan perbedaan yang ditunjukkan oleh jumlah jenis dan komposisi tumbuhan penyusun.
Komposisi tumbuhan penyusun memperlihatkan
perbedaan yang diindikasikan oleh susunan jenis dominan dan predominan, padatan tertinggi ditemukan di perairan Pulau Maputi sebesar 720 Ind./m2 dan terrendah di Kambayang 237 Ind./m2. Kepadatan tertinggi diperlihatkan oleh Thalassia hempricii di Maley (209 Ind./m2).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-19
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
d.
Kondisi dan Penyebaran Ekosistem Terumbu Karang Terumbu karang suatu ekosistem khas yang terdapat di wilayah pesisir dan laut daerah tropis.
Terumbu karang
terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu karang, antara lain filum Cridaria, ordo Scleractina yang hidup bersimbiosis dengan Zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat. Rataan terumbu karang membentang sekitar 60 – 70% di lokasi studi. Pada umumnya biota lain yang dijumpai adalah karang lunak, Sponge atau Echidorermata.
Secara
keseluruhan terdapat 89 jenis karang yang termasuk ke dalam 12 marga. Kondisi terumbu karang di pantai Barat dan Selatan Kabupaten Donggala relatif cukup baik. dijumpai jenis kima raksasa
Di pulau Pasoso
(Tridacna) dengan jumlah
mencapai 47 – 65 ekor dalam m2 dan ikan Napoleon. Namun masih ditemukan keadaan
karang yang rusak akibat bahan
peledak. Jenis-jenis terumbu karang di lokasi studi adalah dari marga Acroporidae, jenis Acropora aspera, Clathrata, Humilis, Formosa, Hyacinthus, Nasuta Palifera, Robusta, Subulata, Tenuis, Valenciannesi, Variabilis, Astreapora myriopthalma, Montipora acuquituberculata, Danai, Ehrenbergi, Monastrea,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-20
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Tuberculosa, Undata, Verrucosa; marga Agaricidae, jenis Gardineroseris planula, Lepteris explanata, mycetoroides, Pachyceris speciosa, Pavona divaricata, venusa, Pavona sp.; marga Dendrophylidae, jenis Tubinaria mecenterina; marga Faviidae, jenis Cyphastrea microphthalma; marga Echnopora, Horrida, lamelosa, Favia favus, mathaii, palida, speciosa, stelligira,
Favites
abdita,
Goniastrea
aspera,
pectinata,
retiformis, Hidnopora exesa, microconos, rigida, Lepastrea purpurea,
Leptoria
phrigia,
Monastrea
curta,
Platygira
daedalea; marga Faviidae, jenis lamellina; marga pinnie, Oulphylia crispa; marga Fungidae, jenis fungi danai, echinata, F fungites, horrida, remanda, scutaria Rataan terumbu karang yang ada di sebelah Barat Kabupaten yang mengarah ke tengah mempunyai lereng terumbu yang relatif landai. Rataan terumbu tengah berupa rataan pasir yang sangat luas dan semakin ke arah tubir semakin banyak ditumbuhi karang.
Pertumbuhan karang di
daerah ini sangat baik dan lebih rapuh. Jenis-jenis karang di lokasi yang mengarah ke tengah ini antara lain Montipora digitata, foliosa, Acropora formosa, Agrandis, pulchra, Robusta, florida, multiculosa, Palaustrea sp., Seriatopora hystrix, Porites sylindrica dan Nigrences. (Sumber : YACL, 2001). Terumbu karang terdapat di lingkungan perairan pantai utara Kabupaten Donggala adalah sebagai berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-21
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
1.
Teluk Tambu
Hasil persentase ini menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di lokasi ini berada pada kategori baik (50 %). Keanekaragaman jenis karang lebih banyak didominasi oleh karang massive jenis Porites dan karang jenis Acropora. Persentase
tutupan
memperlihatkan
karang
bahwa
di
mati daerah
yang ini
cukup
terumbu
besar karang
mengalami pengrusakan yang cukup besar, dimana hal ini terlihat dengan jumlah rubble yang besar dan sisa-sisa bekas pemboman. Kondisi perairan di stasiun ini relatif tenang dan terlindung dari pengaruh gelombang atau ombak yang besar akibat perubahan musim. Kelangsungan hidup terumbu karang di daerah ini juga dipengaruhi oleh masukan air tawar dari sebuah sungai.
2.
Tanjung Sibau-bau
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentase tutupan karang batu di daerah ini berada pada kategori cukup (27,5 %). Koloni karang batu di daerah ini didominasi oleh karang massive terutama dari jenis Porites. Terumbu karang di daerah ini juga mengalami tekanan yang cukup besar yang diakibatkan oleh alam dan manusia.
Substrat hidup terumbu karang di
daerah ini hampir semuanya berpasir. Patahan karangnya juga
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-22
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
banyak dijumpai, tapi masih ada juga beberapa bagian yang terumbunya masih baik.
3.
Pulau Labolo, Pulau Katupat dan Pulau Katupat Kecil
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di lokasi pulau-pulau ini berada pada kategori rusak (17,5 %). Koloni karang batu di stasiun ini pada umumnya didominasi oleh karang dari jenis Porites. Hal ini menggambarkan bahwa keanekaragaman jenis karangnya sedikit. Terumbu karang di daerah ini juga hampir semuanya hidup di substrat yang berpasir.
4.
Desa Kambayang
Kondisi terumbu karang di Desa Kambayang berada pada kategori rusak, dengan persentase tutupan karang hidup hanya sebesar 15 %. Koloni karang batu di stasiun ini kelihatannya sudah lama mengalami kerusakan dan saat ini sedang mengalami rekolonisasi kembali, hal ini terlihat dengan adanya beberapa bagian yang didominasi oleh soft coral dan Accopora yang masih kecil-kecil yang merupakan permulaan terjadinya rekolonisasi. stasiun
Kerusakan karang di stasiun ini sama dengan
lainnya,
dimana
kerusakannnya
lebih
banyak
disebabkan oleh penangkapan ikan dengan menggunakan bom. Di stasiun ini ada terlihat penyu laut.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-23
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
5.
Desa Talaga
Kondisi terumbu karang di Desa Talaga berada pada kategori rusak, dimana persentase karang hidup hanya sebesar 22,5%. Hal ini diakibatkan oleh hamparan gelombang yang besar serta kegiatan pemboman ikan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Terumbu karang disini didominasi oleh karang jenis Porites.
6.
Tanjung Sabang
Hasil pengamatan di Tanjung Sabang menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang disana berada pada kategori rusak dengan persentase tutupan karang batu sekitar 15%.
Di
stasiun ini terumbu karangnya lebih didominasi oleh karang dari jenis Porites.
7.
Desa Sabang-Desa Sioyong
Kondisi terumbu karang di Desa Sabang dan Desa Sioyong berada pada kategori baik (70%) dengan tingkat kerusakan yang sangat kecil. Terumbu karang di stasiun ini lebih banyak didominasi oleh jenis karang Accopora.
Pada stasiun ini
banyak sekali dijumpai berbagai jenis ikan-ikan karang terutama dari ikan jenis Chaetodontidae dan di stasiun ini juga ada terlihat penyu laut. Kelangsungan hidup terumbu karang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-24
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
disini juga banyak dipengaruhi oleh masukan air tawar dari sebuah sungai maupun buangan limbah rumah tangga.
8.
Pulau Maputi
Kondisi terumbu karang di Pulau Maputi berada pada kategori rusak (12,5%). Tingkat kerusakan yang cukup besar, terutama disebabkan oleh gelombang dan aksi pemboman. Kerusakan yang cukup besar terlihat pada lokasi yang berdekatan dengan desa.
Pada beberapa bagian di stasiun ini ditemukan alga
yang tumbuh bersama-sama dengan karang yang telah mati. Daerah ini lebih banyak didominasi oleh karang dari jenis Accopora.
9.
Tanjung Pesik
Kisaran persentase tutupan karang hidup di lokasi ini hanya sebesar 10 %, sehingga dapat dikategorikan kedalam kondisi rusak. Tingkat kerusakan karang di lokasi ini cukup besar dan dapat dikatakan sangat parah karena persentase karang matinya cukup besar.
Terumbu karang di stasiun ini juga
sepertinya sedang mengalami rekolonisasi kembali dengan didominasi oleh
karang dari jenis
Accopora
(Accopora
tabulate).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-25
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
C.
KEANEKARAGAMAN HAYATI KAWASAN PESISIR PANTAI Keanekaragaman hayati adalah sumberdaya yang berfungsi secara ekologis sebagai mata rantai tatanan lingkungan hidup dan mampu menghidupi manusia dari generasi ke generasi. Keanekaragaman hayati di ekosistem pesisir dan lautan yang terdapat di lokasi studi adalah berbagai jenis rumput laut (Algae) seperti
yang
dijumpai
di
pulau
Pasoso.
Di
lokasi
tersebut
terindentifikasi sebanyak 21 jenis algae ( 12 jenis dari kelas Chlorophyceae dan 9 jenis dari kelas Rhodophycerae). Rumput laut yang dijumpai di perairan Kabupaten Donggala adalah Chlorophyceae vertivillata,,Chlorodesmis
hildenbrandtii,
Enteromorpha
clatharta,
Helimeda Sp. Rhiplia geppii, Spongocladia Sp, Valonia ventricosa, Rhodopyceae, Amphiro Sp, Gelidiopsis variabilis (Yayasan Adi Citra Lestari, 2001). Di Pulau Pasoso juga terdapat berbagai species penyu, terutama penyu hijau (Chelonia mydas). Dari jenis moluska terdapat 75 jenis yang termasuk ke dalam 28 marga, 10 jenis diantaranya dari marga Anadara (kerang darah), Haliotis (abalone/bia kuping), Pinna dan atrina (bia mancada/kapak), pinctada (kerang mutiara), Spondylus (tiram), Tridacna (kima/biagau), Trochus (lola), Turbinidae (batu laga. Kelompok moluska yang paling banyak ditemukan di Kabupaten Donggala adalah kelas Gastropoda (keong-keong) dan Pelecypoda (kerang-kerangan). Beberapa jenis moluska mempunyai sebaran yang merata, antara lain Cheritium
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-26
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
planum, Cyprea annulus, moneta, Conus cornatus, Morula funiculus, Pyrene versicolor dan Strombus labiatus. (Sumber : YACL, 2001).
D.
POTENSI ANCAMAN BENCANA Bencana alam dapat terjadi di wilayah pesisir seperti banjir, tsunami, erosi laut, abrasi pantai, tanah longsor dan lain-lain. Kebijakan yang harus ditetapkan adalah menghindari terjadinya bencana ini. Secara khusus, pembangunan baru tidak dapat diperbolehkan di wilayah yang resiko adanya bencana alam tinggi. Pemda harus mampu meminimalisir pembangunan di wilayah terbangun yang mengandung ancaman banjir, erosi, dan abrasi pantai tanah longsor dan lain-lain. Setiap jenis bencana harus diidentifikasi dan upaya pencegahan harus dilakukan minimal dengan memberi tanda-tanda peringatan kepada masyarakat setempat. Tingkat resiko yang ada benar-benar harus dipertimbangkan dengan cermat dan keterbukaan Pemerintah Daerah yang jelas dan tegas diperlukan untuk mengendalikan atau membatasi pembangunan di wilayah pesisir yang berdataran rendah; di wilayah yang dekat dengan permukiman atau garis pantai yang mengalami erosi atau abrasi pantai dan di wilayah yang tidak stabil, dan lain-lain. Pada intinya kebijakan ini di tujukan untuk menghindari jatuhnya korban manusia dan harta benda karena adanya bencana alam yang sering timbul di wilayah pesisir yang dihuni, khususnya pada pesisir pantai Kabupaten Donggala.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-27
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
E.
UPAYA PENANGGULANGAN KERUSAKAN Dalam rangka penanggulangan kerusakaan pesisir pantai dan ekosistem didalamnya, beberapa upaya dan program kegiatan baik yang bersifat lokal maupun nasional harus segera dilakukan. Upayaupaya ini harus melibatkan berbagai pihak yang terkait dan bersinggungan langsung dengan wilayah pesisir pantai dan ekosistem di
dalamnya,
seperti
pemerintah
provinsi/kabupaten,
swasta,
masyarakat setempat, LSM, Perguruan Tinggi, dan lain-lain. Pemerintah daerah perlu menyusun sebuah Masterplan khusus mengenai Rehabilitasi Kawasan Pesisir Pantai dan Ekosistem yang ada di dalamnya. Dalam masterplan tersebut dipaparkan beberapa permasalahan, baik fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan lain-lain, yang dihadapi dalam rangka Rehabilitasi Kawasan Pesisir Pantai dan Ekosistem yang ada di dalamnya di Kabupaten Donggala. Perbaikan ekosistem mangrove tidak hanya mencakup kegiatan merehabilitasi lahan-lahan yang kritis saja, tetapi permasalahan lebih kompleks karena menyangkut faktor ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam masterplan tersebut dijelaskan langkah-langkah rencana aksi (action plan), antara lain: a)
Penataan Ruang Wilayah Pesisir Timur Lampung, yang meliputi kegiatan:
Konsultasi Publik tentang Tata Ruang Kawasan Pesisir
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pesisir
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-28
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Tata Ruang Kawasan Pesisir
b)
Rehabilitasi
Kawasan
Pesisir
Berbasis
Masyarakat,
yang
mencakup kegiatan:
Pengukuran dan Penetapan Kawasan Jalur Hijau (Green Belt) Hutan Mangrove
Penetapan dan desain ulang terhadap tambak-tambak masyarakat yang berbasis konservasi
Rehabilitasi Hutan Mangrove pada Kawasan Sabuk Hijau
Pengawasan dan Pemeliharaan Kawasan Sabuk Hijau Hutan Mangrove
c)
Memasukkan topik ekosistem kawasan pesisir dan hutan mangrove sebagai muatan lokal dalam kurikulum pendidikan formal dan non formal.
d)
Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi baru (regional)
e)
Penyusunan
payung
hukum
berbasis
masyarakat
untuk
pengelolaan ekosistem kawasan pesisir dan hutan mangrove f)
Pembentukan, penguatan, dan pemberdayaan kelembagaan pengelolaan kawasan pesisir dan ekosistem hutan mangrove.
V.2.
SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN Kabupaten Donggala memiliki beragam sumber daya alam / sumber daya mineral yang dapat dikelola, beberapa bahkan telah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-29
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), berikut ini Potensi pertambangan yang dimiliki oleh Kabupaten Donggala saat ini : Tabel 5. 2 DATA POTENSI SUMBERDAYA MINERAL KABUPATEN DONGGALA PERSIAPAN EKSPLORASI TAHUN 2008 Luas Area Dapat No.
Uraian
Lokasi
dieksplorasi (diluar Hutan Lindung)
1
Mineral Emas : Sudah ditambang secara
Blok Walandano, Malei, Kamonji,
tradisional, oleh masyarakat
Ketong, Rano, Pomolulu.
+ 9.000
Ha
+ 7.000
Ha
+5 gram dalam waktu 7-10 hari 2
Mineral Galena
Blok Binangga, Balane, Kalora
sementara dalam inventarisasi 3
Mineral Tembaga (Cu) sementara dalam inventarisasi
4.
Mineral Cromium (Cr)
Desa Bangga, Mantikole
+500 Ha
Desa Mantikole dan sekitarnya
+ 1.000 Ha
Desa Lenju, Siboang, Tonggolobibi
+ 2.000 Ha
sementara dalam inventarisasi 5
Pasir feldpar - kwarsa
dan sebagian wilayah Kec.Sirenja, Kec. Balaesang 6.
7
8.
Batugamping / karbonat
Donggala, Enu, Tibo, Batusuya.
bahan campuran semen
Kaliburu, Manimbaya ujung.
Bahan ornamen, lantai
Damsol, Dolo
+ 9.000 Ha
Granit + 8.000 Ha
Batubara sementara dalam inventarisasi
Masaingi, Tamarenja, Batusuya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
Luasan yang diinventarisir
V-30
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala masih + 15 Ha. Tamarenja 9.
Mineral Lempung
Desa Ganti, Maleni, Tana Mea,
+ 2.000 Ha.
Sibado, Budi Mukti, Karya Mukti, Lembah Mukti. Kulawi
Sumber : Data Olahan, 2008
Dari gambaran potensi sumber daya mineral di atas, ada beberapa perusahaan yang telah melakukan eksplorasi, yaitu : Tabel 5. 3 LOKASI PERTAMBANGAN SUMBER DAYA MINERAL DI WILAYAH KABUPATEN DONGGALA TAHUN 2008
NO
NAMA PERUSAHAAN DAN PEMILIK
NAMA PEMILIK PERUSAHAAN
LUAS (Ha)
1
2
3
4
1
Ir. Rony Tendean
Hp. 08124201062
11
12
13
10,000 Kec. Balaesang dan
-
Molibdenu m
Aktif
-
Bijih Besi
Aktif
-
Bijih Besi
Aktif
-
Galena
Aktif
Kec. Damsol
Ir. Oskar
Tlp. 021-7220047
10,000 Desa Ngovi, Kec. Riopakava
PT. VANTA NAEYO Jln. Malonda No. 114 Palu Asgar Djuaepa
10,000 Desa Lumbumamara, Lalombi Kec. Banawa Selatan
Tlp. (0451) 462733
4
KET
PT. SUMBER MINERAL INDONESIA JAKARTA SELATAN
3
9
JENIS GALIAN
PT. BERKAH CELEBES PRATAMA Jln. Moh. Hatta No. 23 Palu
2
LOKASI DESA/ EKSPLO KECAMATAN RASI
PT. KONSTRUKTOR JAKARTA SELATAN
Ir. Dani
10,000 Desa
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-31
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala Bonemarawa, Tlp. 6221-7181744, 7195755,
Kec. Riopakava
7194756 5
PT. KONSTRUKTOR JAKARTA SELATAN
Ir. Dani
Tlp. 6221-7181744, 7195755,
5,000 Desa Saloya,
-
Bijih Besi
Aktif
-
Molibdenu m
Aktif
-
Bijih Besi
Aktif
-
Galena
Aktif
-
Bijih Besi
Aktif
-
Batubara
Aktif
-
Emas
Aktif
Kec. Sindue
7194756 6
PT. BANGUN CELEBES PRATAMA Jln. Moh. Hatta No. 23 Palu
Ferry Tatimu
Hp. 08124201062
7
8
9
Kec. Damsol
PT. CENTRAL UNION JAKARTA PUSAT
Drs. H. M. Sani
10,000 Kec. Sindue Tombosabora,
Tlp. 021-3908127
Alamsyah, SH, MBL
Sindue Tobata
PT. CENTRAL UNION JAKARTA PUSAT
Drs. H. M. Sani
10,000 Desa Ogoamas II, Lenju
Tlp. 021-3908128
Alamsyah, SH, MBL
Kec. Sojol Utara
PD. KOTA Jln. Suprapto No. 36 Palu Karman Kasim, SH Tlp. (0451) 456817
10
5,000 Desa Enu, Kec. Sindue
PT. TIGA DAYA SEMESTA Jln. Imam Bonjol No. 16
Azhar Rusdi Akib, SE
5,000 Kec. Sindue Tombu Sabora dan Kec. Sindue Tobata
Tlp. (021) 391 540 Jakarta
11
5,170 Desa Malonas,
PT. BINA ALAM SUKSES Jl. M.H. Thamrin No. 51 Tlp. (021) 30407800
DR. Ir. H. Soewarno
7,000 Desa Walandano, Kec. Balaesang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-32
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Jakarta 12
PT. BINA ALAM SUKSES Jl. M.H. Thamrin No. 51
DR. Ir. H. Soewarno
1,000 Desa Lembah Mukti,
Tlp. (021) 30407800
Eksplor G r a n i t asi
Aktif
Kec. Damsol
Jakarta 13
PT. WELLSUM MINERAL NUSANTARA Jl. KH. Mas Mansyur Kav. Ir. Oskar 126 Tlp. (021) 5722368
14
15
5,000 Desa Labuan Kungguma
Sulaeman Ali
Bijih Besi
Aktif
-
Bijih Besi
Aktif
-
Batubara
Aktif
-
Bijih Besi
Aktif
Kec. Labuan
PT. VOLL INTERNATIONAL CORPORATE 5,000 Desa Labuan Kungguma
Jl. Imam Bonjol No. 77
Ir. Oskar
Tlp. (021) 5722368
Sulaeman Ali
Kec. Labuan
PD. KOTA PALU Jln. Suprapto No. 36 Palu Supratman, SH, MM Tlp. (0451) 456817
16
-
5,000 Desa Lembang Tongoa, Kec. Palolo
PT. AAL REZEKI TADANG PALIE Kompleks Palu Nagaya Blok A/3
Karaka Hi. Supu
Kel. Donggala Kodi Tlp. (0451) 456817
10,000 Desa Bayang Kec. Damsol, Desa Balukang Kec. Sojol
Sumber : Data Olahan, 2008
Dan
untuk
jenis
pertambangan
yang
paling
banyak
memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah bagi Kabupaten Donggala adalah pertambangan Galian C, pertambangan galian C saat ini menjadi sumber PAD utama bagi Kabupaten Donggala dan lokasi pertambangan Galian C tersebar di wilayah Kabupaten Donggala mulai dari wilayah Pantai Barat hingga ke wilayah Banawa,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-33
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
dan untuk lokasi desa yang terluas wilayah pertambangan Galian C adalah desa Loli Oge, Loli Tasiburi dan Loli Pesua, seperti nampak pada tabel berikut ini : Tabel 5. 4 LOKASI PERTAMBANGAN GALIAN C DI WILAYAH KABUPATEN DONGGALA TAHUN 2008 KECAMATAN BANAWA
NO
1 1.
NAMA PERUSAHAAN DAN ALAMAT
PEMILIK PERUSAHAAN
LUAS (Ha)
MASA (Thn)
2
3
7
8
PT. Bhakti Kencana Mandiri
Hendrik
22
10
Jl. Tolambo No. 29 Palu
Kusuma
LOKASI DESA/ KEC 9 Desa Loli Oge
TAHAP KEGIATAN
PEJABAT YANG MENGELUARKAN
10
11
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Telp. (0451) 428850
2.
PT. Tujuh Wali-Wali
Ir. Tadjuddin
25
10
Jl. Urip Sumoharjo No. 29 Palu
Desa Loli Oge
Telp. (0451) 439262
3.
PT. Palu Indah Tehnik
Ardiansyah
22.05
10
Jl. Diponegoro No. 36 Palu
Desa Loli Oge
Telp. (0451) 462947
4.
PT. Marales Jaya Sentosa Jl. Tanjung Padang No. 15 Palu
Rocky
15
10
Martianus
Desa Loli Oge
Telp. (0451) 422340
5.
CV. Multi Sari Bumitama Jl. Otista No. 68 Palu
Ir. Syarifuddin
15
10
Syarif
Desa Loli Oge
Telp. (0451) 429041
6.
PT. Balikpapan Ready Mix Jl. Mulawarman RW 04/RT 19
Roy Nirwan
15
10
Desa Loli Oge
Manggarai-Kaltim Telp. (0542) 762646
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-34
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
7.
PT. Rahmat Indah
Charles
15.3
10
Jl. Basuki Rahmat No. 168 Palu
Desa Loli Oge
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Telp. (0451) 428850
8.
CV. Loli Munnta
Haerul
15
10
Jl. Palu-Donggala Km. 15
Desa Loli Oge
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Sul-Teng, Telp. (0451) 428850
9.
PT. Palu Rigtom Condev
Ahmad
Perkasa Jl. Soeharso No. 59
Palau
10
5
Desa Loli Tasiburi
Palu, Telp. (0451) 421984
10. PT. Palu Rigtom Condev
Ahmad
Perkasa Jl. Soeharso No. 59
10
5
Palau
Desa Loli Tasiburi
Palu, Telp. (0451) 421984
11. PT. Palu Rigtom Condev
Ahmad
Perkasa Jl. Soeharso No. 59
10
5
Palau
Desa Loli Tasiburi
Palu, Telp. (0451) 421984
KECAMATAN TANANTOVEA
NO
NAMA PERUSAHAAN DAN ALAMAT
PEMILIK PERUSAHAAN
LUAS (Ha)
MASA (Thn)
LOKASI DESA/KEC
TAHAP KEGIATAN
PEJABAT YANG MENGELUARKAN
1
2
3
7
8
9
10
11
Hi. Rasyid
30
10
Tidak
Bupati
Produksi
Donggala
TAHAP KEGIATAN
PEJABAT YANG MENGELUARKAN
12. PT. Arasma Mulia Jl. Gunung Loli No. 21 Palu
Desa Bale -
Amin
KECAMATAN LABUAN
NO
NAMA PERUSAHAAN DAN ALAMAT
1
2
13. PT. Adas Sejahtera Jl. Danau Lindu No. 69 Palu
PEMILIK PERUSAHAAN 3 Endi Hermawan
LUAS (Ha)
MASA (Thn)
7
8
10
10
LOKASI DESA/KEC 9
10
11
Labuan -
Aktif
Bupati
Panimba
Produksi
Donggala
Telp. (0451) 429028
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-35
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
14. PT. Sentra Labuan Tegar
Ir. Antonius
10
5
Mandiri, Desa Labuan
Desa Labuan-
Aktif
Bupati
Kungguma
Produksi
Donggala
Desa Labuan-
Aktif
Bupati
Lelea,
Produksi
Donggala
Desa Labuan-
Aktif
Bupati
Induk
Produksi
Donggala
Telp. (0451) 491791
15. PT. Juyomi Sinar Labuan
Josep Salim, SE
20
10
Desa Labuan Lelea Tawaeli
16. PT. Labuan Putra Corp.
Husen
20
10
Jl. Latigau No. 18 Labuan Telp. (0451) 491623
17. CV. Labuan Lelea Ratan
Ny. Uniati
20
10
Desa Labuan Aktif
Jl. Mangga No. 16 Labuan
Bupati
Produksi
Donggala
Desa Labuan-
Aktif
Bupati
Lelea
Produksi
Donggala
Telp. (0451) 491648
18. PT. Surya Labuan Sari Jl. Dr. Sutomo No. 5 Palu
Miming
10
10
Leonardo
Telp. (0451) 491367
KECAMATAN SINDUE
NO
NAMA PERUSAHAAN DAN ALAMAT
PEMILIK PERUSAHAAN
LUAS (Ha)
MASA (Thn)
LOKASI DESA/KEC
TAHAP KEGIATAN
PEJABAT YANG MENGELUARKAN
1
2
3
7
8
9
10
11
Ir. Novel
10
15
Sungai
Tidak
Bupati
Alindau
Aktif
Donggala
19. PT. Angkasa Bentang Cakrawala Jl. Diponegoro Palu
20. PT. Argasari Pratama
Labadjo
Robby Chandra
30
15
Sungai Toaya Tidak
Jl. Gajah Mada No. 63 Palu
21. CV. Prima Lestari
Frans T.
32
10
Aktif
Donggala
Aktif
Bupati
Produksi
Donggala
Desa
Aktif
Bupati
Batusuya
Produksi
Donggala
Desa Tibo
Jl. Jati No. 22 Palu
22. PT. Mutiara Alam Perkasa Hi. Abbas Adnan Jl. Sungai Surumana Palu
15
10
Bupati
Telp. (0451) 422128
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-36
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
23. CV. Sindue Makmur Abadi Abdillah
10
10
Desa Toaya
Jl. Dewi Sartika No. 16 Palu
Belum
Bupati
Aktif
Donggala
Telp. (0451) 482815
24. CV. Alti Makmur Abadi
Hi. Abdul Rasyid
15
10
Desa Alindau Aktif
Desa Dudun II
Bupati
Produksi
Donggala
KECAMATAN SINDUE
NO
NAMA PERUSAHAAN DAN ALAMAT
PEMILIK PERUSAHAAN
LUAS (Ha)
MASA (Thn)
LOKASI DESA/KEC
TAHAP KEGIATAN
PEJABAT YANG MENGELUARKAN
1
2
3
7
8
9
10
11
25
CV. Mitra Kaili
Hi. Hasan Aljufri
15
15
Jl. Sis Aljufri 38 Palu
26. CV. Tomba Sabora
Irvan
15
10
Desa
Tidak
Bupati
Masaingi
Aktif
Donggala
Desa Tibo
Belum
Bupati
Aktif
Donggala
Jl. Otista No. 56 Palu Telp. (0451) 428826
27. CV. Martadinata Indah
Roy Nirwan
20
10
Desa Alindau Aktif
Desa Alindau RT/RW 01/00
Bupati
Produksi
Donggala
Telp. 081524559909 Palu
KECAMATAN SIRENJA
NO
NAMA PERUSAHAAN DAN ALAMAT
PEMILIK PERUSAHAAN
LUAS (Ha)
MASA (Thn)
LOKASI DESA/KEC
TAHAP KEGIATAN
PEJABAT YANG MENGELUARKAN
1
2
3
7
8
9
10
11
Mohamad Saleh
10
10
28. CV. Indopal Jl. Hangtuah No. 37 Palu
29. CV. Rahayu Raya
Husen Zen
15
10
Desa Dampal Aktif
Bupati
(Sg. Dampal)
Donggala
Desa Sibado
Jl. Pangeran Hidayat No.40 Palu
Belum
Bupati
Aktif
Donggala
Belum
Bupati
Aktif
Donggala
Telp. (0451) 421257 30. CV. Mitra Laksana
Efendi, SH.
15
10
Desa Sibado
Jl. KH. Dewantoro No. 1 Palu Telp. (0451) 451637
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-37
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
31. CV. Manis Karya Jl.Trans Sulawesi No.607 C Palu
H. Mansur
10
10
Ds Balintuma Belum
H. Sunusi
Bupati
Aktif
Donggala
Belum
Bupati
Aktif
Donggala
Telp. (0451) 429068
32. CV. Indopal
Mohamad Saleh
25
10
Desa Sibado
Jl. Hangtuah No. 37 Palu
KECAMATAN SOJOL
NO
NAMA PERUSAHAAN DAN ALAMAT
PEMILIK PERUSAHAAN
LUAS (Ha)
MASA (Thn)
LOKASI DESA/KEC
TAHAP KEGIATAN
PEJABAT YANG MENGELUARKAN
1
2
3
7
8
9
10
11
Ir. Alwi Al Jufri
15
10
Belum
Bupati
Aktif
Donggala
Belum
Bupati
Aktif
Donggala
33. CV. Wadi Al Ain
Desa Bou
Jl. Beringin No. 12 Palu Telp. (0451) 427496
34. CV. Naga Pura Jl. Pemuda No. 32
Ny. Andi Alfiah
15
10
Yoto Lembah
Desa Ogoamas II
KECAMATAN SOJOL UTARA
NO
NAMA PERUSAHAAN DAN ALAMAT
PEMILIK PERUSAHAAN
LUAS (Ha)
MASA (Thn)
LOKASI DESA/KEC
TAHAP KEGIATAN
PEJABAT YANG MENGELUARKAN
1
2
3
7
8
9
10
11
Hi.Muh.Dudin,S E
15
10
Ds Sampaga
Belum
Bupati
Desa Bou
Aktif
Donggala
35. CV. Uswikar Membangun Jl. Sisinga Mangaraja Lrg. Sinaja III No. 32 A Telp. (0451) 4733962
Sumber : Data Olahan, 2008
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-38
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Adapun
keadaan
Neraca
Sumberdaya
Mineral (bahan
galian
golongan C) menurut jenis komoditi yang ada di Kabupaten Donggala dapat dilihat pada tabel -tabel berikut : Tabel
5.5 : Neraca Sumberdaya Mineral
Periode
: 2004 – 2005
Komoditi
: Batu Gamping AKTIVA
CADANGAN
PASIVA SATUAN M³ Ha
I. Cadangan Awal 1. 2. 3. 4.
Terukur Terindikasi Tereka Hipotetik
Sub Total II. Pertambahan Lain
Total
CADANGAN I. Pemanfaatan/ Penyusutan 1. Produksi 2. Hilang dalam proses
1.512.000.000
1.630
1.512.000000
1.630
1.512.000.000
1.630
Sub Saldo Sub Total II. Faktor Eksternalitas 1. Kerusakan Lingkungan Hidup pada saat eksplotasi Saldo Akhir Total
Tabel 5.6
: Neraca Sumberdaya Mineral
Periode
: 2004 – 2005
Komoditi
: Lempung AKTIVA
CADANGAN
1.512.000.000 1.512.000.000
1.630
PASIVA SATUAN
M³ I. Cadangan Awal 1. Terukur 2. Terindikasi 3. Tereka 4. Hipotetik
SATUAN M³ Ha
CADANGAN Ha I. Pemanfaatan/ Penyusutan 1. Produksi 2. Hilang dalam proses
11.178.000
Sub Total II. Pertambahan Lain
11.178.000
Total
11.178.000
SATUAN M³ Ha
1.260.000
31,5
1.260.000
31,5
279,45 Sub Saldo 279,45 Sub Total II. Faktor Eksternalitas 1. Kerusakan Lingkungan Hidup pada saat eksplotasi Saldo Akhir 279,45 Total
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
9.918.000 247,95 9.918.000 247,95
V-39
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Tabel 5.7
: Neraca Sumberdaya Mineral
Periode
: 2004 – 2005
Komoditi
: Diorit AKTIVA
CADANGAN
PASIVA
SATUAN M³ Ha
I. Cadangan Awal 1. Terukur 2. Terindikasi 3. Tereka 4. Hipotetik
CADANGAN
SATUAN M³ Ha
I. Pemanfaatan/ Penyusutan 1. Produksi 2. Hilang dalam proses 400.000
Sub Total II. Pertambahan Lain
400.000
Total
400.000
Sub Saldo Sub Total II. Faktor Eksternalitas 1. Kerusakan Lingkungan Hidup pada saat eksplotasi Saldo Akhir Total
Tabel 5.8
: Neraca Sumberdaya Mineral
Periode
: 2004 – 2005
Komoditi
: Andesit AKTIVA
CADANGAN
400.000 400.000
PASIVA SATUAN M³ Ha
I. Cadangan Awal 1. Terukur 2. Terindikasi 3. Tereka 4. Hipotetik
CADANGAN
SATUAN M³ Ha
I.Pemanfaatan/ Penyusutan 1. Produksi 2. Hilang dalam proses
201.200 Sub Total II. Pertambahan Lain
201.200
Total
201.200
Sub Saldo Sub Total II. Faktor Eksternalitas 1. Kerusakan Lingkungan Hidup pada saat eksplotasi Saldo Akhir Total
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
201.200 201.200
V-40
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Tabel 5.9
: Neraca Sumberdaya Mineral
Periode
: 2004 – 2005
Komoditi
: Andesit - Diorit AKTIVA
CADANGAN
PASIVA
SATUAN M³
I. Cadangan Awal 1. Terukur 2. Terindikasi 3. Tereka 4. Hipotetik
11.650.500 20.944.375.000
Sub Total II.Pertambahan Lain
20.956.025.500
Total
20.956.025.500
*
CADANGAN I. Pemanfaatan/ 129,45* Penyusutan 1. Produksi 2. Hilang dalam proses
Ha
521.210,45
Sub Saldo 129,45 Sub Total II. Faktor Eksternalitas 1. Kerusakan Lingkungan Hidup pada saat eksplotasi
521.210,45
Saldo Akhir 129,45 Total
20.955.504.289,59
: Jumlah luas sesuai dengan SIPD yang diterbitkan Pemda
Tabel 5.10
: Neraca Sumberdaya Mineral
Periode
: 2004 – 2005
Komoditi
: Pasir Felspar – Pasir Kuarsa AKTIVA
CADANGAN I. 1. 2. 3. 4.
SATUAN M³
Ha
Cadangan Awal Terukur Terindikasi Tereka Hipotetik
PASIVA SATUAN M³ Ha
39.100.000
Sub Total II. Pertambahan Lain
39.100.000
Total
39.100.000
CADANGAN
SATUAN M³
Ha
I. Pemanfaatan/ Penyusutan 1. Produksi 2. Hilang dalam proses Sub Saldo Sub Total II. Faktor Eksternalitas 1. Kerusakan Lingkungan Hidup pada saat eksplotasi Saldo Akhir Total
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
39.100.000
39.100.000
V-41
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Tabel 5.11
: Neraca Sumberdaya Mineral
Periode
: 2004 – 2005
Komoditi
: Granit AKTIVA
CADANGAN I. 1. 2. 3. 4.
PASIVA SATUAN M³ Ha
Cadangan Awal Terukur Terindikasi Tereka Hipotetik
9.944.000.000
Total
9.944.000.000
Catatan
SATUAN M³
I. Pemanfaatan/ Penyusutan 1. Produksi 2. Hilang dalam proses
9.994.000.000
Sub Total II. Pertambahan Lain
CADANGAN
28,7
Sub Saldo Sub Total II. Faktor Eksternalitas 1. Kerusakan Lingkungan Hidup pada saat eksplotasi Saldo Akhir Total
Ha
28,7
9.943.999.971,3
: Hanya 1 (satu) perusahaan yang memproduksi tegel granit Tetapi sudah pailit pada tahun 1999
Tabel 5.12
: Neraca Sumberdaya Mineral
Periode
: 2004 – 2005
Komoditi
: Pasir dan Batu (Sirtu) AKTIVA
CADANGAN I. 1. 2. 3. 4.
Cadangan Awal Terukur Terindikasi Tereka Hipotetik
PASIVA SATUAN M³ Ha
13.230.000
SATUAN M³
I. Pemanfaatan/ Penyusutan 490 1. Produksi 2. Hilang dalam proses
Ha
780.625,39
Sub Saldo
Sub Total II. Pertambahan Lain
13.230.000
Total
13.230.000
Catatan
CADANGAN
490 Sub Total II. Faktor Eksternalitas 1. Kerusakan Lingkungan Hidup pada saat eksplotasi Saldo Akhir Total
780.625.39
12.449.374,61
: Bila terjadi banjir maka cadangan akan bertambah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-42
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Dari data yang terdapat dalam tabel-tabel tersebut dapat di ambil satu wilayah sebagai sampel untuk pengendalian kerusakan lingkungan akibat pertambangan galian C yaitu wilayah Desa Loli Oge, Loli Pesua dan Loli Tasiburi Kecamatan Banawa, yang telah memiliki Rencana Tata Ruang Pertambangan seperti nampak dalam peta berikut ini :
Gambar 5.10. Peta Pertambangan Kabupaten Donggala
Adapun
dampak
yang
di
timbulkan
oleh
pengelolaan
pertambangan adalah kerusakan struktur tanah akibat proses penambangan, seperti nampak pada gambar berikut :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-43
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Gambar 5.11. Foto Lokasi Pertambangan
Dari hasil peninjauan lapangan, upaya-upaya pengendalian kerusakan lingkungan akibat pertambangan galian C yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan ialah melakukan penyusunan dokumen UKL-UPL, selanjutnya melaksanakan rekomendasi yang ada di dokumen UKL-UPL tersebut yaitu : a. Melakukan teknik trap atau terasering dalam proses penambangan untuk wilayah bukit; b. Melakukan penyiraman terhadap jalan untuk mengurangi debu akibat proses pengangkutan;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-44
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
c. Membuat dan memperlebar jalur air; d. Membuat Gorong-gorong; e. Menanam pohon-pohon produktif di lokasi yang telah di tambang. Dan untuk kedepan pihak perusahaan menginginkan adanya bimbingan dan pelatihan dari Pemerintah Donggala mengenai bagaimana cara untuk menata lingkungan lokasi pertambangan untuk mencegah dampak yang mungkin akan timbul pada 10 atau 20 tahun yang akan datang.
V.3.
SUMBER DAYA ALAM HUTAN
A.
JENIS SUMBERDAYA HUTAN Menurut Undang-Undang Pokok Kehutanan Nomor 5 Tahun 1967, Yang dimaksud dengan hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayatibeserta alam lingkungannya dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. Dari defenisi tersebut terkandung pengertian, bahwa sekalipun bentuk fisiknya secara umum berbentuk hutan tetapi apabila oleh pemerintah belum ditetapkan/dikukuhkan sebagai hutan, maka lapangan/daerah tersebut bukan hutan, sebagai contoh hutan rakyat, agroforestry. Kawasan hutan adalah wilayah-wilayah yang oleh menteri kehutanan ditetapkan untuk dipertahankan sebagai hutan. Didalam kawasan hutan ini ada 2 (dua) kemungkinan yaitu kawasam hutan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-45
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
berisi tegakan hutan dan yang tidak berhutan (tidak ada tegakan hutan). Sumberdaya hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat potensial dalam menopang pembangunan perekonomian nasional. Sumberdaya hutan juga mempunyai manfaat untuk menjaga dan memelihara fungsi tanah, air, udara, iklim dan lingkungan hidup sebagai pelindung system penyangga kehidupan, diantaranya sebagai pengatur tata air, pencegah erosi dan banjir, penstabil iklim dan pelestari keanekaragaman hayati. Karena sifat sumberdaya alam hutan yang mempunyai cakupan yang luas dan sangat beragam tersebut, maka sumberdaya alam hutan perlu diklasifikasikan berdasarkan type dan jenisnya. (Sumber data : NSALHD Kabupaten Donggala 2006). Jenis hutan berdasarkan fungsinya dapat digolongkan sebagai berikut : a.
Hutan Produksi. Hutan produksi adalah hutan yang secara alamiah mampu memberikan manfaat produksi kayu dan hasil hutan lainnya.
b.
Hutan Lindung. Merupakan hutan yang berfungsi terhadap pengaturan tata air, memelihara kesuburan tanah serta pencegahan bencana banjir dan erosi.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-46
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
c.
Hutan Suaka Alam. Merupakan hutan yang berfungsi sebagai pemelihara dan penjaga kelestarian kehidupan ekosistem (sebagai unsureunsur).
d.
Hutan Wisata. Berfungsi sebagai penyedia jasa rekreasi dan jasa pariwisata lainnya.
e.
Hutan Konservasi / Cadangan. Berfungsi sebagai persediaan bagi keperluan sektor lain, selain sektor kehutanan. (Sumber data : NSALHD Kabupaten Donggala 2006) Adapun jenis-jenis hutan yang ada di Kabupaten Donggala
berdasarkan data tahun 2005 Dari Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala adalah : Hutan Produksi, Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam dan Hutan Koservasi. Dari data yang ada di dalam NSALHD Kabupaten Donggala yang disusun pada tahun 2006, didapatkan gambaran tentang kondisi terkini dari sumber daya hutan yang ada di Kabupaten Donggala. Luas hutan yang ada di Kabupaten Donggala adalah 1.026332.00 Ha atau sekitar 72% dari luas Kabupaten Donggala. Berdasarkan fungsinya sesuai data pada serasi RTRWP dan TGHK terbagi atas :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-47
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
A.
Kawasan Lindung. 1. Hutan Suaka Alam, Cagar Alam dan Taman Nasional :135.736.00 Ha 2. Hutan Lindung : 232.995.00 Ha
B.
Kawasan Budidaya Kehutanan 1. Hutan produksi Terbatas
:
294. 427.00
Ha
2. Hutan Produsi Biasa
:
11.624.00
Ha
3. Hutan Produksi Konservasi
:
33.296.00
Ha
: 1.026.332.00
Ha
Jumlah
Gambar 5.12. Grafik Luasan Hutan di Kabupaten Donggala
Luasan Hutan Kabupaten Donggala
Hutan Suaka, Cagar Alam & Taman Nasional Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Biasa Hutan Produksi Konservasi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-48
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
B.
NERACA SUMBERDAYA HUTAN Keadaan neraca sumberdaya hutan di Kabupaten Donggala secara rinci sampai akhir tahun 2005 dapat dilihat pada table-tabel sebagai berikut :
Tabel 5.13
: Neraca Perubahan Hutan (di dalam kawasan hutan)
Periode
: 2004 – 2005 SATUAN (Ha) 1.0216.332 A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B.
AKTIVA A. Saldo Awal
B. Penambahan *) - Reboisasi TOTAL :
PASIVA Penyusutan **) Tebang Habis Kebakaran Bencana Alam Bibrikan Perambahan Hutan Penebangan Liar Saldo Akhir
300 1.026.332
: :
Tabel 5.14
: Neraca Perubahan Hutan Produksi Terbatas
Periode
: 2004 – 2005
119,75 260,25 1.026332
Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala *) : tidak menambah luas lahan **) : tidak mengurangi luas lahan
AKTIVA
SATUAN
A. Saldo Awal
PASIVA
(Ha) 294.428 A. 1. 2. 3. 4. B.
B. Penambahan *) - Reboisasi - Penghijauan TOTAL : : :
28
1.026.332
Sumber data Keterangan
Sumber data Keterangan
SATUAN (Ha)
Penyusutan **) TPTI Kebakaran Bencana Alam Bibrikan Saldo Akhir
294.427
SATUAN (Ha)
28
294.427
294.427
Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala *) : tidak menambah luas lahan **) : tidak mengurangi luas lahan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-49
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Tabel 5.16
: Neraca Perubahan Hutan Produksi Biasa
Periode
: 2004 – 2005 SATUAN (Ha) 11.624 A. 2. 2. 3. 4. B.
AKTIVA a. Saldo Awal
b. Penambahan *) - Reboisasi - Penghijauan TOTAL :
PASIVA Penyusutan **) Tebang Habis Kebakaran Bencana Alam Bibrikan Saldo Akhir
11.624
: :
Tabel 5.16
: Neraca Perubahan Hutan Produksi Konversi
Periode
: 2004 – 2005
Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala *) : tidak menambah luas lahan **) : tidak mengurangi luas lahan
SATUAN (Ha) 33.296 A. 1. 2. 3. 4. B.
AKTIVA B. Saldo Awal
C. Penambahan *) - Reboisasi - Penghijauan TOTAL : : :
11.624
11.624
Sumber data Keterangan
Sumber data Keterangan
SATUAN (Ha)
PASIVA Penyusutan **) Tebang Habis Kebakaran Bencana Alam Bibrikan Saldo Akhir
33.296
SATUAN (Ha)
33.296
33.296
Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala *) : tidak menambah luas lahan **) : tidak mengurangi luas lahan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-50
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Tabel 5.17
: Neraca Perubahan Hutan Suaka Alam dan Wisata
Periode
: 2004 – 2005 SATUAN (Ha) 135.736 A. 2. 3. 4. 5. B.
AKTIVA A. Saldo Awal
B. Penambahan *) - Reboisasi - Penghijauan TOTAL :
PASIVA Penyusutan **) Tebang Habis Kebakaran Bencana Alam Bibrikan Saldo Akhir
135.736
: :
Tabel 5.18
: Neraca Perubahan Hutan Lindung
Periode
: 2004 – 2005
Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala *) : tidak menambah luas lahan **) : tidak mengurangi luas lahan
SATUAN (Ha) 232.995 A. 1. 2. 3. 4. B.
AKTIVA A. Saldo Awal
B. Penambahan *) - Reboisasi - Penghijauan TOTAL : : :
1,5 135.736
135.736
Sumber data Keterangan
Sumber data Keterangan
SATUAN (Ha)
PASIVA Penyusutan **) Tebang Habis Kebakaran Bencana Alam Bibrikan Saldo Akhir
232.995
SATUAN (Ha)
232.995
232.995
Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala *) : tidak menambah luas lahan **) : tidak mengurangi luas lahan
Keterbatasan data dan keterkinian data yang ada juga tidak bisa menghasilkan analisa yang tepat mengenai kondisi terkini dari sumber daya hutan yang ada di Kabupaten Donggala. Tidak bisa dijelaskan apakah luasan dari masing-masing jenis hutan tersebut
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-51
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
mengalami pengurangan atau penambahan. Namun dari sumber data sekunder yang tercantum di dalam NSALHD Kabupaten Donggala yang dibuat pada Tahun Anggaran 2006 tersebut, dinyatakan bahwa luasan masing-masing jenis hutan yang ada di Kabupaten Donggala adalah tetap.
C.
UPAYA PEMBANGUNAN KEHUTANAN Beberapa
permasalahan
umum
dalam
pembangunan
kehutanan adalah sebagai berikut:
Masih terdapat pemukiman dan desa-desa definitif di dalam kawasan hutan serta masih terjadinya konflik batas kawasan hutan, antara lain klaim lahan kawasan hutan oleh oknum masyarakat
Masih adanya perambahan dan pemanfaatan kawasan hutan untuk budidaya tanaman semusim tanpa memperhatikan aspek konservasi
Sistem pengelolaan berbasis manajemen unit (a.l. KPHP, KPHL) belum berjalan sepenuhnya, sehingga pelaksanaan di lapangan belum maksimal
Kawasan hutan yang dikelola oleh pihak ketiga (perusahaan) banyak yang terlantar sehingga tidak produktif dan dirambah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-52
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
Sejak era otonomi daerah penyuluhan kehutanan di daerah tidak dapat
berjalan
dengan
baik,
baik
kelembagaan
maupun
operasionalnya. Dalam
rangka
pembangunan
kehutanan
di
Kabupaten
Donggala, maka perlu disusun berbagai program kerja yang pada dasarnya tidak terlepas dari visi dan misi yang ada.
Beberapa
alternatif program kerja yang bisa dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan upaya pengamanan hutan
2.
Memulihkan fungsi serta manfaat hutan
3.
Memantapkan keberadaan kawasan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang dapat dikelola secara lestari
4.
Memantapkan organisasi serta meningkatkan kondisi internal dan eksternal
5.
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan hutan secara lestari Adapun arahan kebijakan pembangunan kehutanan yang bisa
dilakukan adalah sebagai berikut:
Meningkatkan perlindungan hutan dalam rangka mencegah dan mengendalikan perusakan hutan, mengamankan kawasan hutan dan hasil hutan serta menegakkan hukum secara konsekuen
Menyelenggarakan kegiatan pemulihan fungsi hutan dengan mendorong peran serta masyarakat dalam konservasi dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-53
Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala
rehabilitasi hutan melalui pendekatan kegiatan yang berbasis masyarakat
Mengembangkan potensi wisata alam, jasa lingkungan, budidaya flora dan fauna
Meningkatkan potensi ekonomi sumberdaya hutan dan hasil hutan secara lestari
Memantapkan kawasan
status
hutan
yang
dan
mempertahankan
ada
serta
keberadaan
menyediakan
informasi
sumberdaya hutan
Membangun kelembagaan pengelolaan hutan yang mantap dan memperkuat koordinasi internal serta menjalin koordinasi dengan para pihak dari pusat sampai daerah
Menyelenggarakan dan mengikutsertakan Sumberdaya Manusia (SDM)
dalam
pelatihan,
magang
serta
meningkatkan
perencanaan pengelolaan hutan secara lestari
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Donggala T.A. 20
V-54