Makalah Seminar Proposal PKL II DI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Junaidi Pangeran Saputra NIRM 06 2 4 10 375 Pembimbing Utama Dr. Ir. Hadi Haryanto, MP
Pembimbing Pendamping Sucipto, S.Pt, M.Si I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian sebagai lembaga pendidikan kedinasan di Kementerian Pertanian, berperan dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam mendukung upaya revitalisasi penyuluhan pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian diharapkan dapat menjadi salah satu pelopor dalam mendukung program revitalisasi penyuluhan pertanian. Melalui Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian dapat dihasilkan sumber daya manusia penyuluh pertanian ahli, memiliki integritas moral, profesional, inovatif, kredibel dan berwawasan global serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam membangun sistem penyuluhan pertanian. B. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam praktik kompetensi penyuluh pertanian pelaksana adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menyelenggarakan pola penyuluhan partisipatif mulai dari penyusunan rencana kegiatan penyuluhan pertanian dilokasi praktik sampai pelaksanaan penyuluhan dan melaksanakan tugas-tugas rutin sebagai penyuluh pertanian pelaksana. 2. Meningkatkan proses pemberdayaan, pembelajaran petani dan kelompok tani. C. Manfaat 1.
2.
Manfaat Praktik Kerja Lapangan II bagi mahasiwa adalah: a. Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat petani untuk pengembangan agribisnis. b. Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah atau swasta, pengusaha tani atau petani dan stakeholder lain dalam memfasilitasi pengembangan agribisnis. Manfaat bagi masyarakat atau petani a. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam kegiatan memahami desa secara partispatif. b. Meningkatnya hubungan kerjasama diantara sesama anggota kelompok masyarakat dan antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok yang lain dalam penyusunan perencanaan usaha tani.
Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
1
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penyuluhan Pertanian 1.
Definisi Penyuluhan Pertanian
Menurut Deptan (2009), penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. 2.
Tujuan Penyuluhan Pertanian
Menurut Mardikanto (2009), upaya perbaikan pada mutu hidup manusia, baik secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial budaya. Terkait dengan pemahaman tersebut, tujuan penyuluhan pertanian diarakan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani, perbaikan usahatani dengan perbaikan kehidupan petani dan masyarakat. 3.
Metode Penyuluhan Pertanian
Menurut Erwin (2012), metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. 4.
Instrument Identifikasi Potensi Wilayah
Untuk mengetahui potensi wilayah perlu dilakukan identifikasi dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu. Instrumen adalah suatu alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian, (Eniro, 2008). 5.
Seri Foto dan Poster
Seri foto adalah materi penyuluhan pertanian berupa rangkaian foto-foto yang disusun secara berurutan sehingga menjadi suatu cerita atau proses kegiatan di bidang pertanian. Poster adalah lembaran kertas yang berisikan pesan penyuluhan pertanian dalam bentuk gambar dan tulisan sebagai salah satu media yang populer dan berguna untuk komunikasi visual, dengan sedikit kata yang jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca dan dilihat, (Deptan, 2009). 6.
Kelompok Tani
Gabungan kelompok tani adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis dengan prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi, pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan merupakan Wadah Kerjasama Antar Kelompok tani-nelayan (WKAK), yaitu kumpulan dari beberapa kelompok tani-nelayan yang mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan komoditas usaha tani tertentu untuk menggalang kepentingan bersama, (Syahyuti, 2007). Menurut Abdullah (2008), kelompok tani lanjut memilik ciri-ciri antara lain: Anggaran Dasar (AD) atau Anggaran Rumah Tangga (ART) telah dijalankan semestinya, pertemuan rutin dilakukan minimal sebulan sekali dan hasil pertemuan didokumentasi dengan baik, kelompok mampu mengidentifikasi masalah dan menyusun perencanaan, telah memiliki Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
2
kegiatan usaha produktif dan kelompok mempunyai akses pinjaman kredit karena modal yang dimiliki kelompok layak mendapatkan kredit. 7.
Evaluasi
Menurut Deptan (2007), evaluasi merupakan upaya penilaian atas hasil sesuatu kegiatan melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi/data secara sistematik serta mengikuti prosedur tertentu yang secara ilmu diakui keabsahannya. Evaluasi bisa dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun pada hasil serta dampak suatu kegiatan. Evaluasi pembinaan kelompok tani perlu dilaksanakan secara teratur, baik evaluasi awal, evaluasi proses, evaluasi akhir maupun evaluasi dampak. B. Aspek Teknis 1.
Jerami Fermentasi Untuk Pakan Ternak Sapi
Menurut BPTP (2010), proses pembuatan jerami fermentasi dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama, jerami padi yang baru dipanen dengan kadar air 65% kemudian ditumpuk ditempat yang telah disediakan dengan ketinggian 20 cm, taburi urea dan starbio secara merata dengan takaran masing-masing 2,5 kg untuk setiap 1 ton jerami padi, tambahkan lagi timbunan jerami padi setebal 20 cm lalu taburi lagi urea dan starbio secara merata, demikian seterusnya sampai tumpukan jerami padi mencapai 1-2 m, tutup dengan plastik atau terpal, diamkan selama 21 hari, agar proses fermentasi berlangsung secara sempurna. Tahap kedua, bila sudah jadi dan bila tidak segera di pakai maka akan didiamkan saja, tumpukan jerami padi yang telah mengalami proses fermentasi diangin-anginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung setelah kering jerami fermentasi dapat diberikan kepada sapi sebagai pakan pengganti rumput segar. Hasil fermentasi jerami yang baik ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: baunya agak harum, warnanya kuning agak kecoklatan, teksturnya lemah (tidak kaku), tidak busuk dan tidak berjamur. 2.
Bokashi Pupuk Kandang (Sapi/Kambing/Ayam)
Menurut Angga (2009), proses pembuatannya bokashi pupuk kandang adalah sebagai berikut: a) alat yang digunakan yaitu cangkul, sekop, keranjang dan karung goni, b) Bahan yang digunakan yaitu kotoran hewan (sapi/kambing/ayam) 300 kg, dedak 50 kg, sekam padi 150 kg, gula yang telah dicairkan 200 ml, EM-4 500 ml dan air secukupnya, c) proses pembuatan yaitu: (1) larutkan EM-4 dan gula ke dalam air, (2) pupuk kandang, sekam padi dan dedak dicampur secara merata, (3) siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %, (4) bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah, (5) adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm, (6) kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari, (7) petahankan suhu adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik, (8) kemudian tutp kembali dengan karung goni, (9) suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan (10) pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali, (11) setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. 3.
Penanaman Padi Dengan Cara Jajar Legowo 2 : 1 (20 x 10 x 40 cm) Di Lahan Sawah
Menurut BPTP (2009), pengertian jajar legowo 2 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 2 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
3
mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 2 : 1 adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Modifikasi jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Tujuan cara tanam legowo adalah: 1) memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat, 2) mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya, 3) menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang, 4) mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit. Posisi orang yang melaksanakan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo, 5) menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan harapan peningkatan produktivitas hasil. Pembuatan baris tanam yaitu: a) persiapkan alat garis tanam dengan ukuran jarak tanam yang dikehendaki, b) bahan untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu atau bahan lain yang tersedia serta biaya terjangkau, c) lahan sawah yang telah siap ditanami, 1-2 hari sebelumnya dilakukan pembuangan air sehingga lahan dalam keadaan macak-macak, d) ratakan dan datarkan sebaik mungkin, e) selanjutnya dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan jelas dengan cara menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya serta dibantu dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lahan. Persiapan benih sekitar 15-20 kg benih per hektar untuk jarak tanam 20 x 20 cm dan sekitar 5-7 kg benih per hektar untuk jarak tanam 40 x 20 cm dan persiapan bedengan persemaian dengan luasan areal persemaian 200300 m2, dibuat 8-10 bedengan berukuran lebar 1,5 m dan panjang sesuai ukuran lahan. 4.
Tanaman Sawi
Menurut Margiayanto (2008), sebutan sawi untuk orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi sedang orang Sunda menyebut sasawi. Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monumen. Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina, merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar dewasa ini. a.
Penanaman Sawi Secara Vertikultur
Langkah-langkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut: 1) benih disemaikan pada kotak persemaian dengan media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan, 2) sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata, 3) masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 30 x 40 cm, 4) pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3–5 helai, 5) polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House. Hama pada tanaman sawi yaitu: 1) Ulat titik tumbuh, 2) Ulat Tritip, 3) Siput, 4) Ulat Thepa javanica, 5) Cacing bulu. Penyakit pada Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
4
tanaman sawi yaitu: 1) penyakit akar pekuk, 2) bercak daun alternaria, 3) busuk basah, 4) penyakit embun tepung, 5) penyakit rebah semai, 6) busuk daun, 7) busuk Rhizoctonia, 8) bercak daun, 9) virus mosaik. b. Panen dan Penanganan Pasca Panen Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam. Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan: pencucian, pembuangan kotoran, sortasi, pengemasan, penympanan dan pengolahan. III. RENCANA KEGIATAN A. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan II akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni sampai 31 Agustus 2012 dengan lokasi kegiatan di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Jarak tempuh Kecamatan Grabag ke Ibukota Kabupaten Magelang sekitar 40 km apabila ditempuh dengan kendaraan motor. B. Materi Kegiatan Materi kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi penyuluh pertanian pelaksana pada Praktik Kerja Lapangan II ini meliputi: 1.
Menyusun Instrumen Identifikasi Potensi Wilayah Tingkat Kecamatan
Instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat Kecamatan yang akan disusun pada minggu ke-II bulan Juni 2012 dengan format isian antara lain: a.
Data Monografi dan Potensi di Kecamatan Grabag
Data monografi dan potensi yang ada di Kecamatan Grabag meliputi: 1) penduduk terdiri-dari: jumlah penduduk, jumlah pemilik lahan tidak menggarap, jumlah pemilik lahan penggarap, jumlah buruh tani dan bangunan, 2) tanah terdiri-dari: tanah darat yaitu tegalan dan pekarangan, tanah sawah irigasi yaitu sawah tehnis, sawah ½ tehnis, sawah tersier dan sawah tadah hujan, 3) iklim atau curah hujan dalam 4 tahun terakhir yaitu tahun 2009 (jumlah mm2 dan jumlah hari), tahun 2010 (jumlah mm2 dan jumlah hari), tahun 2011 (jumlah mm2 dan jumlah hari), tahun 2012 (jumlah mm2 dan jumlah hari). b. Kelembagaan Petani Kelembagaan petani yang ada di Kecamatan Grabag meliputi: 1) jumlah kelembagaan terdiri dari: jumlah kelompok tani dewasa, jumlah kelompok tani wanita, jumlah kelompok taruna tani, 2) nama kelompok tani dan nama gabungan kelompok tani terdiri-dari: nama kelompok tani dan jumlah anggotanya, nama gabungan kelompok tani dan jumlah anggotanya. c.
Produksi Usahatani Pertanian dan Perkebunan, Peternakan dan Perikanan di Kecamatan Grabag
Produksi usahatani pertanian dan perkebunan, peternakan dan perikanan yang ada di Kecamatan Grabag meliputi: 1) pertanian dan perkebunan terdiri-dari: jenis komoditas pertanian dan perkebunan serta jumlah produksi pertanian dan perkebunan (ton/ha), 2) Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
5
peternakan dan perikanan terdiri-dari: jenis ternak dan jumlah ternak (ekor), jenis ikan dan jumlah ikan (ekor). d. Trend Komoditas Produksi dan Harga Komoditas dalam Kurun Waktu 5 Tahun Terakhir Trend komoditas produksi yang ada di Kecamatan Grabag meliputi: jenis komoditas, produksi dan produktifitas (ton/ha) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sedangkan harga komoditas meliputi: jenis komoditas, harga di tingkat petani dan harga pasar dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. e.
Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya di Kecamatan Grabag
Identifikasi masalah dan upaya pemecahannya yang ada di Kecamatan Grabag meliputi: masalah, penyebab masalah, potensi dan pemecahan masalah. 2.
Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian dalam Bentuk Seri Foto dan Poster
a.
Bentuk Seri Foto
Seri foto yang akan disusun pada minggu ke-II bulan Juni 2012. Bahan yang digunakan dalam membuat seri foto yaitu kertas manila dengan ukuran 60 cm x 90 cm, kertas HVS (A4, 215 mm x 297 mm dan 80 gsm) dan kertas foto paper (A4, 210 mm x 297 mm) sedangkan alat yang akan digunakan yaitu kamera digital, printer dan laptop. Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: a) judul seri foto adalah jerami fermentasi untuk pakan ternak sapi, b) melakukan dokumentasi dengan menggunakan kamera digital berdasarkan urutan kegiatan pembuatan jerami fermentasi (dari bahan sampai proses pembuatan), c) mencetak foto pembuatan jerami fermentasi menggunakan kertas foto paper (A4, 210 mm x 297 mm) sebanyak 8 lembar dengan ukuran 4 R, d) membuat background kuning dan orange pada kertas manila dengan ukuran 60 x 90 cm, e) menyusun dan menempelkan foto yang sudah dicetak pada kertas manila sesuai dengan urutannya, f) hasil seri foto. b. Bentuk Poster Poster yang akan disusun pada minggu ke-II bulan Juni 2012. Bahan yang akan digunakan dalam membuat poster yaitu kertas manila dengan ukuran 45 cm x 60 cm dan dokumentasi pembuatan jerami fermentasi untuk pakan ternak sapi menggunakan kamera digital sedangkan alat yang akan digunakan yaitu printer dan laptop. Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: a) judul poster adalah jadikan....jerami fermentasi sumber pakan ternak sapi, b) membuat rancangan konsep menggunakan komputer, c) menggambar poster yang sesungguhnya, d) hasil poster. 3.
Melaksanakan Uji Coba atau Pengkajian atau Pengujian Paket Teknologi atau Metode Penyuluhan Pertanian
Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-III bulan Juni 2012 adalah uji coba pada pertumbuhan tanaman sawi caisim dengan pemberian bokashi pupuk kandang (sapi/kambing/ayam) dan pupuk NPK, lokasi di Desa Seworan Kecamatan Grabag, pelaksana kegiatan adalah petani, dibantu oleh Penyuluh Pertanian Lapangan dan mahasiswa PKL. Dalam pelaksanaan uji coba ini menggunakan polybag dengan ukuran 30 cm x 40 cm, menggunakan 6 perlakuan dan 6 ulangan, setiap ulangan terdiri-dari 1 tanaman. Adapun tahapan perlakuan dalam uji coba ini antara lain: a) perlakuan I, yaitu tanpa pupuk NPK dan bokashi pupuk kandang, b) perlakuan II, yaitu pemupukan dengan pupuk NPK (5 gram), c) perlakuan III, yaitu pemupukan dengan pupuk NPK (5 gram) dan bokashi Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
6
75% (150 gram), d) perlakuan IV, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK (5 gram) dan bokashi 50% (100 gram), e) perlakuan V, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK (5 gram) dan bokashi 25% (50 gram), f) perlakuan VI, yaitu tanpa pupuk NPK dan bokashi 100% (200 gram). Variabel yang diamati meliputi: a) pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat 1, 2, 3, 4 minggu setelah tanam, b) menghitung jumlah daun dilakukan pada saat 1, 2, 3, 4 minggu setelah tanam, c) produksi (berat basah) per-tanaman (kg) dilakukan pada saat panen. 4.
Merencanakan Demonstrasi Usahatani Melalui Demonstrasi Farm
Kegiatan yang akan direncanakan pada minggu ke-III bulan Juni 2012 adalah demonstrasi farm pada tanaman padi sawah dengan sistem jajar legowo 2 : 1 atau 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong), lokasi bertempat di Kecamatan Grabag dengan luasan 1-5 hektar, meliputi: a) melakukan koordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag tentang pelaksanaan demonstrasi farm, b) melakukan koordinasi dengan kelompok tani dan petani yang jadi peserta demonstrasi farm, c) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag, kelompok tani dan petani membuat rencana demonstrasi farm. Rencana yang akan dibuat memuat hal-hal antara lain: a) komoditas yang akan dijadikan demonstrasi farm adalah padi dengan sistem tanam jajar legowo 2 : 1, varietas IR-64 atau varietas Ciherang, b) teknik penerapan jajar legowo 2 : 1 dengan cara: (1) pembuatan baris tanam menggunakan kayu atau bahan lain yang tersedia serta biaya terjangkau dan dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus, jelas dengan cara menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya serta dibantu dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lahan, (2) persiapan benih sekitar 15-20 kg benih per hektar untuk jarak tanam 20 x 20 cm dan 5-7 kg benih per hektar untuk jarak tanam 40 x 20 cm, (3) penanaman padi pada umur bibit kurang dari 21 hari dan gunakan 1-3 bibit per-lubang tanam pada perpotongan garis yang sudah terbentuk, (4) pemupukan dilakukan dengan cara tabur, (5) penyiangan bisa dilakukan dengan tangan atau dengan menggunakan alat siang seperti landak atau gasrok, (6) pengendalian hama dan penyakit menggunakan alat semprot atau handsprayer, c) melakukan pembagian tugas yaitu: pendamping kegiatan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan di BPPK Kecamatan Grabag sedangkan pelaksanannya adalah kelompok tani Sido Maju, d) membuat jadwal kegiatan yaitu: persiapan benih, persiapan bedengan persemaian, persiapan lahan, tanam, pemeliharaan tanaman dan panen, e) lokasi pelaksanaan pada lahan milik anggota kelompok tani Sido Maju di Kecamatan Grabag, f) penanggung jawab kegiatan adalah koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan. 5.
Memandu Pelaksanaan Demonstrasi Usahatani Melalui Demonstrasi Area
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada minggu ke-IV bulan Juni 2012 adalah memandu demonstrasi area pada tanaman padi sawah dengan sistem tanam jajar legowo 2:1. Adapun persyaratan seorang pemandu yaitu: menguasai materi baik teori maupun praktek, memiliki pengalaman yang cukup dibidangnya, mampu menjadi pemandu dan mempunyai kemampuan mengevaluasi. Lokasi demonstrasi area bertempat di Kecamatan Grabag dengan luasan 5-25 hektar dalam pelaksanaannya meliputi: a) melakukan koordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan yang di BPPK Kecamatan Grabag tentang kegiatan demonstrasi area, b) mencari informasi pelaksanaan kegiatan demonstrasi usahatani melalui demonstrasi area yang sedang berjalan dengan bantuan Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag, c) ikut memandu pelaksanaan kegiatan penanaman padi dengan sistem jajar legowo 2 : 1 bersama penyuluh yang ada di Kecamatan Grabag dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan, d) memahami materi kegiatan dan mengetahui jadwal kegiatan demarea. Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
7
6.
Melaksanakan Temu Lapang/Temu Tugas/Temu Teknis/Temu Karya
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada minggu ke-IV bulan Juni 2012 adalah temu lapang. Materi temu lapang adalah padi dengan sistem jajar legowo 2:1 yang berlokasi di Kecamatan Grabag. Teknis pelaksanaan temu lapang yang akan dilakukan yaitu: a) mengadakan kontak peserta dengan petani, Penyuluh Pertanian Lapangan atau instansi terkait yang berada di Kecamatan Grabag serta dengan peneliti yang berada di BPTP Ungaran, Jawa Tengah, b) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan dan petani melakukan persiapan lahan yang dijadikan tempat pertemuan, c) mengundang peneliti atau narasumber yang sudah ditentukan pihak penyelenggara, d) melakukan pembagian tugas seperti moderator sebaiknya dari kontak tani yang sudah ditetapkan penyelenggara, penulis yang sudah ditetapkan oleh penyelenggara, e) pembicara dan narasumber dari peneliti di BPTP Ungaran, Jawa Tengah, f) materi dipersiapkan dan disampaikan sendiri oleh peneliti selaku pembicara, g) mendokumentasikan semua hasil kegiatan tersebut dengan baik. 7.
Merencanakan Forum Penyuluhan Pedesaan atau Magang atau Widyawisata atau Karyawisata/Widyakarya
Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-I dan minggu ke-II bulan Juli 2012 adalah widyawisata, perencanaan kegiatan widyawisata meliputi: a.
Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu kegiatan widyawisata yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2012, jam 7.30 sampai 17.00 WIB. Tempat atau lokasi yang akan di kunjungi yaitu kelompok tani peternak domba di Desa Mangunsari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. b. Peserta Peserta widyawisata sebanyak 65 orang terdiri-dari: 1) kelompok tani peternak domba di Desa Seworan sebanyak 57 orang, 2) panitia pelaksana sebanyak 4 orang, 3) tim Penyuluh Pertanian Lapangan sebanyak 3 orang, 4) mahasiswa PKL 1 orang. c.
Narasumber Kegiatan
Narasumber kegiatan dari pengurus kelompok tani peternak domba yang ada di Desa Mangunsari sebanyak 2 orang. d. Panitia Pelaksana Kegiatan Widyawisata Panitia pelaksana kegiatan widyawisata terdiri-dari: 1) ketua (Surahmad), 2) sekretaris (Bohasin), 3) bendahara (Sulasih), 4) anggota (Sunaryo). e.
Tahapan Kegiatan Widyawisata
Tahapan kegiatan meliputi: 1) musyawarah pengurus gapoktan, 2) pembentukan panitia pelaksana kegiatan, 3) identifikasi calon peserta, 4) penetapan calon peserta, 5) menetapkan waktu dan tempat kegiatan, 6) membuat dan menyampaikan undangan pada peserta (H–3), 7) membuat jadwal rencana kegiatan dan penyusunan pelaporan dan monev. f.
Materi dan Metode.
Materi yang akan disampaikan dalam widyawisata yaitu pembuatan pakan komplit fermentasi sedangkan metodenya antara lain: 1) pemaparan materi dilaksanakan oleh narasumber dari kelompok tani peternak domba yang ada di Desa Mangunsari, 2) observasi atau pengamatan secara langsung ditempat atau lokasi usaha agribisnis domba dilaksanakan, Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
8
3) diskusi atau tanya jawab dengan narasumber langsung ditempat atau lokasi usaha domba secara interaktif dan partisipatif. g.
Sumber Dana, Biaya dan Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Widyawisata
Sumber dana berasal dari: 1) P3TIP sebesar: Rp 3.000.000,00, 2) swadaya petani sebesar: Rp. 300.00,00, 3), pihak lain sebesar: Rp. 200.000,00 jadi jumlah keseluruhan sebesar: Rp. 3.500.000,00. Biaya pengeluaran selama perjalanan widyawisata: 1) biaya transportasi sebesar: Rp. 2.000.000,00, 2) biaya snack (65 orang x @ Rp. 3.000,00) sebesar: Rp.195.000,00, 3) biaya makan dan minum (65 orang x @ Rp. 7.000,00) sebesar: Rp. 455.000,00, 4) biaya dokumentasi sebesar: Rp. 100.000,00, 5) biaya ATK sebesar: Rp. 300.000,00, 6) biaya P3K sebesar: Rp. 100.000,00, 7) biaya kontribusi sebesar: Rp. 300.000,00, 8) biaya tak terduga sebesar: Rp. 50.000,00, 9) total biaya keseluruhan sebesar: Rp. 3.500.000,00. Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatan kelompok usaha agribisnis domba di Desa Seworan menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sekaligus menindak lanjuti apabila ada peluang kerjasama untuk kemajuan usaha agribisnis domba. h. Jadwal Rencana Kegiatan Widyawisata Jadwal rencana kegiatan widyawisata antara lain: 1) jam 07.00 - 07.30 berangkat ke Desa Mangunsari, 2) jam 07.30 - 08.30 tiba dilokasi tujuan, 3) jam 08.30 - 09.30 ramah tamah dengan pengurus dan anggota kelompok tani peternak domba, 4) jam 09.30 - 10.00 pembagian snack terhadap peserta, 5) jam 10.00 - 11.30 pemaparan materi dilaksanakan oleh narasumber dari kelompok tani peternak domba yang ada di Desa Mangunsari, 6) jam 11.30 13.00 makan siang bersama dilanjutkan dengan ibadah, 7) jam 13.00 - 15.00 observasi/pengamatan secara langsung ditempat/lokasi usaha agribisnis domba, 8) jam 15.00 - 16.00 diskusi atau tanya jawab dengan narasumber langsung ditempat atau lokasi usaha domba secara interaktif dan partisipatif, 9) jam 16.00 - 17.00 peserta widyawisata berangkat pulang. 8.
Melaksanakan Forum Penyuluhan Pedesaan atau Magang atau Widyawisata atau Karyawisata/Widyakarya
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada minggu ke-II bulan Juli 2012 adalah widyawisata. Tahapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan widyawisata yang telah dibuat (penyusunan rencana widyawisata ada pada poin 7 diatas). 9.
Menumbuhkan Gabungan Kelompok Tani
Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-III dan minggu ke-IV bulan Juli 2012 adalah menumbuhkan Gabungan Kelompok Tani meliputi: a) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang di BPPK Kecamatan Grabag melakukan koordinasi dengan kepala Desa Seworan, b) menentukan hari dan tempat pertemuan, c) membuat undangan untuk melakukan pertemuan anggota kelompok tani dengan ketua-ketua kelompok tani yang ada di Desa Seworan, d) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang di BPPK Kecamatan Grabag memberikan penjelasan kepada anggota kelompok tani akan arti pentingnya Gabungan Kelompok Tani dan manfaatnya dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Adapun manfaat Gabungan Kelompok Tani adalah agar kelompok tani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran, e) mendorong kelompok tani yang ada untuk membentuk gabungan kelompok tani.
Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
9
10. Mengembangkan Kelompok Tani dari Lanjut ke Madya Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-I dan minggu ke-II bulan Agustus 2012 adalah mengembangkan kelompok tani dari lanjut ke madya di Desa Seworan Kecamatan Grabag meliputi: a) memberikan motivasi kepada kelompok tani yang ada di Desa Seworan agar dapat menjalankan AD/ART dengan semestinya, b) memberi saran kepada kelompok tani yang ada di Desa Seworan agar mengadakan pertemuan rutin yang dilakukan minimal sebulan sekali dan hasil pertemuan didokumentasikan dengan baik, c) kelompok tani yang ada harus mampu mengidentifikasi masalah dan menyusun perencanaan, d) kelompok mempunyai akses pinjaman kredit karena modal yang dimiliki kelompok layak mendapatkan kredit. Apabila ciri-ciri tersebut diatas dijalani dengan baik maka kelas kelompok dari lanjut dapat dikembangkan menjadi kelas kelompok madya. 11. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-III dan minggu ke-IV bulan Agustus 2012 adalah meminjam Programa Penyuluhan Pertanian di BPPK Kecamatan Grabag tahun sebelumnya untuk dianalisa, apakah programa tersebut sudah di evaluasi atau belum. Jika belum di evaluasi maka salah satu kegiatan didalam programa tersebut yang akan di evaluasi dan jika sudah di evaluasi cukup dengan mengambil hasil evaluasi yang sudah ada. Evaluasi hasil dilakukan guna mengukur sampai sejauh mana tujuan yang direncanakan dapat dicapai dengan baik. C. Jadwal Kegiatan Rencana jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan II akan dilaksanakan di Desa Seworan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan II Adalah
No
Jenis kegiatan 1
Juni 2 3
Pelaksanaan kegiatan Juli 4 1 2 3 4 1
Ags 2 3
4
1 Persiapan 2 Berangkat ke lokasi 3 Koordinasi dengan instansi 4 Orientasi lapangan 5 Melaksanakan kegiatan PKL. II 6 Konsultasi ke Pembimbing 7 Menyusun laporan setiap kegiatan Keterangan: Pelaksanaan kegiatan
Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
10
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A. 2008. Identifikasi Kelas Kemampuan Kelompok Tani Ternak Di Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Diakses pada tanggal 13 Februari 2012. http://inaabdullah.blogspot.com/identifikasi-kelas-kemampuan-kelompok.html. Angga. 2009. Bermacam Cara Membuat Pupuk. Diakses pada tanggal 13 Febuari 2012.http://perdanaangga.wordpress.com/membuat-pupuk-organik-ramahlingkungan/ Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2009. Tanam Padi Cara Jajar Legowo Di Lahan Sawah. Banten. Diakses pada tanggal 16 Februari 2012. http://banten.litbang.deptan.go.id/ind/index.php? ----------------------------------------------. 2010. Fermentasi Jerami untuk Pakan Sapi. Sumbar. Diakses pada tanggal 16 Febuari 2012. http://sumbar.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article &id=192:fermentasi-jerami-untuk-pakan-sapi&catid=1:info-teknologi Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok tani dan Gabungan Kelompok tani. Departemen Pertanian, Jakarta. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012. http://www.deptan.go.id/bpsdmp/admin/peraturan/permentan_273_lamp_1.pdf. ---------------------------. 2009. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Departemen pertanian, Jakarta. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012. http://www.deptan.go.id/pengumuman/juknis_pp/lamp_juknis_pp.pdf. Eniro. 2008. Instrumen Penelitian. Diakses 13 Februari 2012, http://www. ptik.polri.go.id/ materi/MODUL-8b.pdf. Erwin. 2012. Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Sumber Tulisan: Bahan Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Supervisor, Bapeltan. Jambi 2011. Diakses pada tanggal 15 Februari 2012. http://epetani.deptan.go.id/blog/mengevaluasi-pelaksanaan-penyuluhan-pertanianerwin-sp-3843. Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta. Margiyanto, 2008. Budidaya Tanaman Sawi. Diakses pada tanggal 02 April 2012. http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi/ Syahyuti, 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani sebagai Kelembagaan Ekonomi di Perdesaan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor. Diakses pada tanggal 16 Februari 2012. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ISU5-1b.pdf
Disampaikan dalam rangka seminar Proposal PKL II pada tanggal 21 Mei 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
11