Makalah Seminar Laporan PKL II DI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Junaidi Pangeran Saputra NIRM 06 2 4 10 375 Pembimbing Utama Dr. Ir. Hadi Haryanto, MP
Pembimbing Pendamping Sucipto, S.Pt, M.Si I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian sebagai lembaga pendidikan kedinasan di Kementerian Pertanian, berperan dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam mendukung upaya revitalisasi penyuluhan pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian diharapkan dapat menjadi salah satu pelopor dalam mendukung program revitalisasi penyuluhan pertanian. Melalui Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian dapat dihasilkan sumber daya manusia penyuluh pertanian ahli, memiliki integritas moral, profesional, inovatif, kredibel dan berwawasan global serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam membangun sistem penyuluhan pertanian. B. Tujuan
1.
2.
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktik kompetensi penyuluh pertanian pelaksana adalah: Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menyelenggarakan pola penyuluhan partisipatif mulai dari penyusunan rencana kegiatan penyuluhan pertanian dilokasi praktik sampai pelaksanaan penyuluhan dan melaksanakan tugas-tugas rutin sebagai penyuluh pertanian pelaksana. Meningkatkan proses pemberdayaan, pembelajaran petani dan kelompok tani. C. Manfaat
1.
2.
Manfaat Praktik Kerja Lapangan II bagi mahasiwa adalah: a. Berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat petani untuk pengembangan agribisnis. b. Melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah atau swasta, pengusaha tani atau petani dan stakeholder lain dalam memfasilitasi pengembangan agribisnis. Manfaat bagi masyarakat atau petani a. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam kegiatan memahami desa secara partispatif. b. Meningkatnya hubungan kerjasama diantara sesama anggota kelompok masyarakat dan antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok yang lain dalam penyusunan perencanaan usaha tani.
Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
1
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penyuluhan Pertanian 1.
Definisi Penyuluhan Pertanian
Menurut Deptan (2009), penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. 2.
Tujuan Penyuluhan Pertanian
Menurut Mardikanto (2009), upaya perbaikan pada mutu hidup manusia, baik secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial budaya. Terkait dengan pemahaman tersebut, tujuan penyuluhan pertanian diarakan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani, perbaikan usahatani dengan perbaikan kehidupan petani dan masyarakat. 3.
Metode Penyuluhan Pertanian
Menurut Erwin (2012), metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. 4.
Instrument Identifikasi Potensi Wilayah
Untuk mengetahui potensi wilayah perlu dilakukan identifikasi dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu. Instrumen adalah suatu alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian, (Eniro, 2008). 5.
Seri Foto dan Poster
Seri foto adalah materi penyuluhan pertanian berupa rangkaian foto-foto yang disusun secara berurutan sehingga menjadi suatu cerita atau proses kegiatan di bidang pertanian. Poster adalah lembaran kertas yang berisikan pesan penyuluhan pertanian dalam bentuk gambar dan tulisan sebagai salah satu media yang populer dan berguna untuk komunikasi visual, dengan sedikit kata yang jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca dan dilihat, (Deptan, 2009). 6.
Kelompok Tani
Gabungan kelompok tani adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis dengan prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi, pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan merupakan Wadah Kerjasama Antar Kelompok tani-nelayan (WKAK), yaitu kumpulan dari beberapa kelompok tani-nelayan yang mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan komoditas usaha tani tertentu untuk menggalang kepentingan bersama, (Syahyuti, 2007). Menurut Abdullah (2008), kelompok tani lanjut memilik ciri-ciri antara lain: Anggaran Dasar (AD) atau Anggaran Rumah Tangga (ART) telah dijalankan semestinya, pertemuan rutin Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
2
dilakukan minimal sebulan sekali dan hasil pertemuan didokumentasi dengan baik, kelompok mampu mengidentifikasi masalah dan menyusun perencanaan, telah memiliki kegiatan usaha produktif dan kelompok mempunyai akses pinjaman kredit karena modal yang dimiliki kelompok layak mendapatkan kredit. 7.
Evaluasi
Menurut Deptan (2007), evaluasi merupakan upaya penilaian atas hasil sesuatu kegiatan melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi/data secara sistematik serta mengikuti prosedur tertentu yang secara ilmu diakui keabsahannya. Evaluasi bisa dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun pada hasil serta dampak suatu kegiatan. Evaluasi pembinaan kelompok tani perlu dilaksanakan secara teratur, baik evaluasi awal, evaluasi proses, evaluasi akhir maupun evaluasi dampak. B. Aspek Teknis 1.
Jerami Fermentasi Untuk Pakan Ternak Sapi
Menurut BPTP (2010), proses pembuatan jerami fermentasi dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama, jerami padi yang baru dipanen dengan kadar air 65% kemudian ditumpuk ditempat yang telah disediakan dengan ketinggian 20 cm, taburi urea dan starbio secara merata dengan takaran masing-masing 2,5 kg untuk setiap 1 ton jerami padi, tambahkan lagi timbunan jerami padi setebal 20 cm lalu taburi lagi urea dan starbio secara merata, demikian seterusnya sampai tumpukan jerami padi mencapai 1-2 m, tutup dengan plastik atau terpal, diamkan selama 21 hari, agar proses fermentasi berlangsung secara sempurna. Tahap kedua, bila sudah jadi dan bila tidak segera di pakai maka akan didiamkan saja, tumpukan jerami padi yang telah mengalami proses fermentasi diangin-anginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung setelah kering jerami fermentasi dapat diberikan kepada sapi sebagai pakan pengganti rumput segar. Hasil fermentasi jerami yang baik ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: baunya agak harum, warnanya kuning agak kecoklatan, teksturnya lemah (tidak kaku), tidak busuk dan tidak berjamur. 2.
Pupuk Kotoran Ayam
Menurut Fidiyati (2011), pupuk kandang adalah pupuk yang berupa kotoran padat dan cair dari hewan ternak. Pupuk kotoran ayam mengandung unsur-unsur N (Nitrogen) sebesar 2,1%, P (Pospor) sebesar 10%, dan K (Kalium) sebesar 0,4%. N (Nitrogen) diperlukan oleh tanaman untuk merangsang tumbuhnya vegetatif sehingga tanaman tumbuh tinggi, pembentuk utama protein yang menyusun protoplasma dari satu tanaman, bahan yang membentuk tubuh tanaman khususnya batang dan daun tanaman. P (Pospor) diperlukan oleh tanaman untuk mendorong dan meningkatkan jumlah anakkan. K (Kalium) berperan agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat dan tanaman tidak menjadi lebih kerdil. Suatu tanaman yang kekurangan salah satu dari unsur N, P dan K menunjukan ciri-ciri sebagai berikut: 1) kekurangan N, maka daun tidak tampak hijau segar melainkan agak kekuning-kuningan, 2) kekurangan P, maka daun akan menjadi hijau tua, pada lembaran bagian (daun dan tangkai) akan terdapat bagian yang mati dan akhirnya daun akan rontok, 3) kekurangan K, maka daun menjadi kuning, ada noda-noda jaringan mati ditengah-tengah, batang kurang kuat sehingga mudah patah oleh angin. 3.
Penanaman Padi Dengan Cara Jajar Legowo 2 : 1 Di Lahan Sawah
Menurut BPTP (2009), pengertian jajar legowo 2 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 2 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
3
jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 2 : 1 adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Modifikasi jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. 4.
Rumput Gajah
Menurut Manglayang (2006), rumput gajah merupakan jenis rumput yang tumbuh sangat tegak dan berakar sangat dalam, tanaman tahunan, berumpun, dapat tumbuh setinggi 3 sampai 4,5 m, berkembang biak dengan stek, sobekan (pols) dan biji. Panjang daun normal 16 sampai 90 cm dengan lebar 8 sampai 35 mm. Sangat disukai ternak, tahan kering dan produksi rumput gajah segar dapat mencapai sekitar 250 ton/ha/tahun. Rumput gajah ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab, tetapi tahan terhadap panas pada musim panas yang cukup tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak seberapa dingin, rumput ini juga tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah meskipun hasilnya berbeda, akan tetapi tahan hidup dalam curah hujan yang terus menerus. Rumput gajah mengandung unsur-unsur: protein kasar (9,6%), serat kasar (32,7%), lemak kasar (1,9%), BETN (45,2%) dan TDN (54%). III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan II dilaksanakan pada tanggal 1 Juni sampai 31 Agustus 2012 dengan lokasi kegiatan di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Jarak tempuh ibukota Kecamatan Grabag dengan Kabupaten kota Mungkid sekitar 36 km apabila ditempuh dengan kendaraan motor. B. Materi Kegiatan Materi kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kompetensi penyuluh pertanian pelaksana pada Praktik Kerja Lapangan II ini meliputi: 1.
Menyusun Instrumen Identifikasi Potensi Wilayah Tingkat Kecamatan
Pelaksanaan menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan yang dilakukan di Kecamatan Grabag menggunakan blangko-blangko untuk mendapatkan data sekunder, blangko-blangko yang disusun dengan format isian antara lain: a) luas wilayah menurut penggunaan tanah di kecamatan grabag, b) curah hujan dan hari hujan rata-rata 4 tahun terakhir, c) banyaknya jumlah ternak besar dan kecil di kecamatan grabag, d) trend komoditas produksi dan harga komoditas dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 2.
Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian dalam Bentuk Seri Foto dan Poster
Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun seri foto dengan judul “Jerami Fermentasi Untuk Pakan Ternak Sapi”. Tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) bahan yang digunakan adalah kertas banner dengan ukuran 60 cm x 90 cm sedangkan alat yang digunakan adalah kamera digital dan printer serta laptop, 2) dokumentasi menggunakan kamera digital berdasarkan urutan kegiatan pembuatan jerami fermentasi (dari bahan sampai proses pembuatan), 3) foto yang digunakan sebanyak 9 lembar dengan ukuran 4 R, 4) menyusun foto sesuai dengan urutannya, 5) hasil seri foto. Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
4
Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun poster dengan judul “Jadikan....Jerami Fermentasi Sumber Pakan Ternak Sapi”. Tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) bahan yang digunakan adalah kertas banner dengan ukuran 60 cm x 90 cm dan dokumentasi jerami fermentasi untuk pakan ternak sapi sedangkan alat yang digunakan adalah kamera digital, printer dan laptop, 2) desain poster menggunakan komputer, 3) hasil poster. 3.
Melaksanakan Uji Coba atau Pengkajian atau Pengujian Paket Teknologi atau Metode Penyuluhan Pertanian
Kegiatan yang dilaksanakan adalah uji coba pada “pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam terhadap produksi rumput gajah”, lokasi di kelompok tani Tlogo Mulyo Kecamatan Grabag, pelaksana kegiatan adalah petani yang didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Dalam pelaksanaan uji coba menggunakan alat dan bahan yaitu: a) alat yang digunakan adalah polybag, cangkul dan arit, penggaris, timbangan dan kalkulator, b) bahan yang digunakan adalah tanah, pupuk dan benih rumput gajah. Setiap ulangan terdiri-dari 1 tanaman, menggunakan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Langkah-langkah penanaman dengan polybag sebagai berikut: a) persiapan media tanam, b) seleksi bibit, c) teknik penanaman, d) model pemupukan. Variabel yang diamati meliputi: a) tinggi rumput gajah yang diukur mulai dari batang bawah pada permukaan tanah sampai dengan pucuk bagian atas (cm), b) produksi rumput gajah segar pada umur 8 minggu (gram). 4.
Merencanakan Demonstrasi Usahatani Melalui Demonstrasi Farm
Kegiatan yang direncanakan adalah demonstrasi farm melalui “Kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) demonstrasi farm SL-Agribisnis Padi” dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 mempunyai luasan 1,5 hektar, meliputi: a) berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag tentang pelaksanaan demonstrasi farm, b) berkoordinasi dengan kelompok tani dan petani yang jadi peserta demonstrasi farm, c) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag, anggota kelompok tani membuat rencana demonstrasi farm. Perencanaan demonstrasi farm yang dibuat dengan musyawarah oleh Penyuluh Pertanian Lapangan bersama anggota kelompok tani di BPPK Kecamatan Grabag antara lain: a) menentukan jenis komoditas dan varietas yang dijadikan demonstrasi farm, b) menentukan lokasi kegiatan demonstrasi farm, c) melakukan pembagian tugas yaitu: pendamping kegiatan adalah Penyuluh Pertanian Lapangan sedangkan pelaksanannya adalah kelompok tani, d) penanggung jawab kegiatan adalah koordinator penyuluh Pertanian Lapangan, e) membuat jadwal kegiatan, f) sumber dana kegiatan demonstrasi farm. 5.
Memandu Pelaksanaan Demonstrasi Usahatani Melalui Demonstrasi Area
Kegiatan yang dilaksanakan adalah memandu demonstrasi area melalui “Kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi Non Hibrida” dengan sistem tanam jajar legowo 2:1. Lokasi bertempat di kelompok tani dengan luasan 25 hektar dalam pelaksanaannya meliputi: a) melakukan koordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan yang di BPPK Kecamatan Grabag tentang kegiatan demonstrasi area, b) mencari informasi pelaksanaan kegiatan demonstrasi usahatani melalui demonstrasi area yang sedang berjalan dengan bantuan Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag, c) ikut memandu pelaksanaan kegiatan demonstrasi area bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di Kecamatan Grabag.
Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
5
6.
Melaksanakan Temu Lapang/Temu Tugas/Temu Teknis/Temu Karya
Kegiatan yang dilaksanakan adalah temu teknis dengan tema “Kegiatan Pemberdayaan Petani Melalui Metode Demonstrasi Farm Dengan Pola SL-Agribisnis Padi” yang berlokasi di Kecamatan Grabag. Pelaksanaan yang dilakukan: a) menyampaikan undangan kepada para peserta sebelumnya topik yang dibahas, b) memberikan kesempatan kepada semua peserta untuk mengemukakan pendapatnya, c) membuat kesimpulan dan disampaikan kepada para peserta pada saat penutupan, d) mendokumentasikan semua hasil kegiatan dengan baik. 7.
Merencanakan Forum Penyuluhan Pedesaan, Magang, Widyawisata, Karyawisata atau Widyakarya
Kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan widyawisata, perencanaan kegiatan widyawisata meliputi: a) menentukan waktu dan tempat kegiatan, b) jumlah peserta, c) narasumber dalam kegiatan, d) panitia pelaksana kegiatan widyawisata, e) tahapan kegiatan widyawisata, f) materi dan metode, g) sumber dana, biaya dan rencana tindak lanjut kegiatan widyawisata, h) jadwal kegiatan widyawisata. 8.
Melaksanakan Forum Penyuluhan Pedesaan, Magang, Widyawisata, Karyawisata atau Widyakarya
Kegiatan yang dilaksanakan adalah widyawisata. Tahapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan widyawisata yang dibuat (penyusunan rencana widyawisata ada pada poin 7 diatas). 9.
Menumbuhkan Gabungan Kelompok Tani
Kegiatan yang dilakukan adalah menumbuhkan Gabungan Kelompok Tani meliputi: a) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang di BPPK Kecamatan Grabag melakukan koordinasi dengan kepala desa, b) menentukan hari dan tempat pertemuan, c) membuat undangan untuk melakukan pertemuan anggota kelompok tani dengan ketua-ketua kelompok tani yang ada, d) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan memberikan penjelasan kepada anggota kelompok tani. 10. Mengembangkan Kelompok Tani dari Lanjut ke Madya Kegiatan yang dilakukan adalah mengembangkan kelompok tani dari lanjut ke madya di Kecamatan Grabag menggunakan 5 jenis kemampuan yang dikenal dengan 5 jurus penilaian kemampuan kelompok. Kelima jurus meliputi: a) kemampuan berorganisasi dan administrasi, b) kemampuan merencanakan, melaksanakan dan evaluasi kegiatan, c) kemampuan penerapan teknologi, d) kemampuan pemupukan modal, e) kemampuan membangun jejaring kerja dan kemitraan usaha. Apabila ciri-ciri tersebut diatas dijalani dengan baik maka kelas kelompok dari lanjut dapat dikembangkan menjadi kelas kelompok madya. 11. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan Kegiatan yang dilakukan adalah evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian tingkat kecamatan dengan meminjam Programa Penyuluhan Pertanian di BPPK Kecamatan Grabag tahun sebelumnya untuk dianalisa, apakah programa tersebut sudah di evaluasi atau belum. Jika belum di evaluasi maka salah satu kegiatan didalam programa tersebut yang di evaluasi dan jika sudah di evaluasi cukup dengan mengambil hasil evaluasi yang sudah ada. Evaluasi hasil dilakukan guna mengukur sampai sejauh mana tujuan yang direncanakan dapat dicapai dengan baik. Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
6
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang antara lain: A. Keadaan umum, B. Hasil kegiatan dan pembahasan. A. Keadaan Umum 1.
Batas Wilayah
Wilayah Kecamatan Grabag berada di bagian utara dari wilayah Kabupaten Magelang yang terdiri dari 28 desa dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebalah Utara Kabupaten Semarang, sebelah Timur Kecamatan Ngablak, sebelah Selatan Kecamatan Tegalrejo, dan sebelah Barat Kecamatan Secang. Jarak desa terjauh dengan ibukota kecamatan yaitu Desa Lebak yang berjarak 13 km, sedangkan jarak ibukota Kecamatan dengan Kabupaten Kota Mungkid sekitar 36 km. Luas wilayah Kecamatan Grabag adalah 7.683,656 ha. 2.
Topografi, Tinggi Tempat dan Suhu Udara
Topografi wilayah Kecamatan Grabag sangat bervariasi dengan gambaran: daerah datar 53%, daerah bergelombang 38%, dan daerah berbukit 9%. Sedangkan kondisi wilayah Kecamatan Grabag sebagian besar terletak di dataran medium dengan ketinggian berkisar antara 500 s/d 800 m dpl, suhu udara berkisar antara 18 s/d 32 0C dengan melihat kondisi tersebut di wilayah Kecamatan Grabag memungkinkan untuk usahatani: tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan tanaman kayu-kayuan. B. Hasil Kegiatan dan Pembahasan 1.
Menyusun Instrument Identifikasi Potensi Wilayah Tingkat Kecamatan
Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan menggunakan blangko-blangko untuk mendapatkan data sekunder, blangko-blangko yang disusun dengan format isian antara lain: a.
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah di Kecamatan Grabag
Luas wilayah menurut penggunaan tanah dirinci menurut masing-masing desa, terdiri-dari 28 desa yang ada di Kecamatan Grabag, penggunaan tanah meliputi: 1) luas tanah kering terbagi: luas tanah pekarangan sebesar 1.183.269 m2, luas tanah kebun sebesar 3.519.154 m2, luas tanah kolam sebesar 4.070 m2 dan luas tanah hutan negara sebesar 434.000 m2, 2) luas tanah sawah terbagi: luas tanah irigasi ½ teknis sebesar 467.786 m2, luas tanah sederhana sebesar 1.278.902 m2 dan luas tanah tadah hujan sebesar 644.805 m2. b. Curah Hujan dan Hari Hujan Rata-Rata 4 Tahun Terakhir Curah hujan dan hari hujan rata-rata 4 tahun terakhir yang ada di Kecamatan Grabag dari Bulan Januari sampai Bulan Desember meliputi: 1) tahun 2009 (jumlah curah hujan 2.043 mm 2 dan jumlah hari hujan 120 hari), 2) tahun 2010 (jumlah curah hujan 2.048 mm2 dan jumlah hari hujan 123 hari), 3) tahun 2011 (jumlah curah hujan 2.196 mm2 dan jumlah hari hujan 132 hari), 4) tahun 2012 (jumlah curah hujan 2.380 mm2 dan jumlah hari hujan 120 hari).
Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
7
c.
Banyaknya Jumlah Ternak Besar dan Kecil Di Kecamatan Grabag
Banyaknya jumlah ternak besar dan kecil terdiri-dari 28 desa yang ada di kecamatan grabag meliputi: 1) ternak besar (sapi berjumlah 6.223 ekor, kerbau berjumlah 108 ekor dan kambing atau domba berjumlah 10.184 ekor), 2) ternak kecil (ayam buras berjumlah 60.374 ekor, ayam ras berjumlah 77.440 ekor, itik berjumlah 9.618 ekor, angsa berjumlah 212 ekor dan itik manila berjumlah 5.438 ekor). d. Trend Komoditas Produksi dan Harga Komoditas dalam Kurun Waktu 5 Tahun Terakhir Trend komoditas produksi di Kecamatan Grabag dalam 5 tahun terakhir: 1) komoditas padi dengan jumlah produksi rata-rata sebesar 6,26 ton dan jumlah rata-rata produktivitas sebesar 62,6 kwt/ha dari tahun 2008 sampai tahun 2012, 2) komoditas cabe dengan jumlah produksi rata-rata sebesar 6,38 ton dan jumlah rata-rata produktivitas sebesar 63,8 kwt/ha dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Harga komoditas di Kecamatan Grabag dalam kurun 5 tahun terakhir meliputi: 1) komoditas padi dengan jumlah rata-rata harga petani (Rp. 2.900 rupiah) dan jumlah rata-rata harga pasar (Rp. 3.140 rupiah) dari tahun 2008 sampai tahun 2012, 2) komoditas jagung dengan jumlah rata-rata harga petani (Rp. 2.150 rupiah) dan jumlah rata-rata harga pasar (Rp. 2.400 rupiah) dari tahun 2008 sampai tahun 2012, 3) komoditas cabe dengan jumlah rata-rata harga petani (Rp. 12.800 rupiah) dan jumlah rata-rata harga pasar (Rp. 16.400 rupiah) dari tahun 2008 sampai tahun 2012, 4) komoditas bunga sedap malam dengan jumlah rata-rata harga petani (Rp. 550 rupiah) dan jumlah rata-rata harga pasar (Rp. 850 rupiah) dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Pelaksanaan dalam menyusun instrument identifikasi potensi wilayah disesuaikan menurut Eniro (2008), yang mengatakan bahwa instrumen adalah suatu alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian. 2.
Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian dalam Bentuk Seri Foto dan Poster
a.
Bentuk Seri Foto
Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun seri foto dengan judul “Jerami Fermentasi Untuk Pakan Ternak Sapi”. Tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) bahan yang digunakan adalah kertas banner (ukuran 60 cm x 90 cm) sedangkan alat yang digunakan adalah kamera digital dan printer serta laptop, 2) dokumentasi menggunakan kamera digital berdasarkan urutan kegiatan pembuatan jerami fermentasi (dari bahan sampai proses pembuatan), 3) foto yang digunakan sebanyak 9 lembar dengan ukuran 4 R, 4) menyusun foto sesuai dengan urutannya, 5) hasil seri foto. Hasil menyusun seri foto dengan susunan foto sebanyak 9 lembar meliputi: 1) foto jerami padi yang akan difermentasikan, 2) foto starbio, 3) foto urea, 4) foto bak tempat fermentasi, 5) foto memasukan jerami kedalam bak, 6) foto menaburkan starbio dan urea ke tumpukan jerami, 7) foto jerami dipadatkan dengan cara diinjak, 8) foto jerami ditutup dan di diamkan selama 21 hari, 9) foto jerami padi yang sudah difermentasikan diberikan kepada ternak sapi. Pembuatan seri foto bertujuan agar satu kegiatan penyuluhan dapat tersusun secara berurutan untuk memudahkan penyuluh menyampaikan informasi kepada petani. Menurut Antonius (2009), jerami padi merupakan produk samping tanaman padi yang tersedia dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan produk samping pertanian lainnya dan terdapat hampir setiap daerah di Indonesia. Ketersediaan jerami padi dalam jumlah Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
8
yang cukup (produksi padi bervariasi dapat mencapai 12-15 ton jerami segar per ha satu kali panen atau 4-5 ton jerami kering per ha tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan) merupakan peluang untuk dimanfaatkan sebagai pakan dan sumber energi bagi ruminansia. Pelaksanaan dalam menyusun seri foto disesuaikan menurut Deptan (2009), yang mengatakan bahwa seri foto adalah materi penyuluhan pertanian berupa rangkaian foto-foto yang disusun secara berurutan sehingga menjadi suatu cerita atau proses kegiatan di bidang pertanian. b. Bentuk Poster Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun poster dengan judul “Jadikan....Jerami Fermentasi Sumber Pakan Ternak Sapi”. Tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) bahan yang digunakan adalah kertas banner dengan ukuran 60 cm x 90 cm dan dokumentasi jerami fermentasi untuk pakan ternak sapi sedangkan alat yang digunakan adalah kamera digital, printer dan laptop, 2) desain poster menggunakan komputer, 3) hasil poster. Hasil menyusun poster berisi pesan ajakan dengan judul poster adalah jadikan......jerami fermentasi sumber pakan ternak sapi. Susunan bentuk poster dengan latar belakang berupa foto tanaman padi, memadukan foto jerami padi dengan foto ternak sapi dan foto jerami fermentasi yang diberikan ke ternak sapi. Menurut Antonius (2009), jerami padi merupakan produk samping tanaman padi yang tersedia dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan produk samping pertanian lainnya dan terdapat hampir setiap daerah di Indonesia. Ketersediaan jerami padi dalam jumlah yang cukup (produksi padi bervariasi dapat mencapai 12-15 ton jerami segar per ha satu kali panen atau 4-5 ton jerami kering per ha tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan) merupakan peluang untuk dimanfaatkan sebagai pakan dan sumber energi bagi ruminansia. Pelaksanaan dalam menyusun poster disesuaikan menurut Deptan (2009), yang mengatakan bahwa poster adalah lembaran kertas berisikan pesan penyuluhan pertanian dalam bentuk gambar dan tulisan sebagai salah satu media yang populer dan berguna untuk komunikasi visual, dengan sedikit kata yang jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca dan dilihat. 3.
Melaksanakan Uji Coba/Pengkajian/Pengujian Paket Teknologi/Metode Penyuluhan Pertanian
Kegiatan yang dilaksanakan adalah uji coba pada “pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam terhadap produksi rumput gajah”, lokasi di Kecamatan Grabag, pelaksana kegiatan adalah petani yang didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Dalam pelaksanaan uji coba menggunakan alat dan bahan yaitu: a) alat yang digunakan adalah polybag sebanyak 20 buah, cangkul dan arit, penggaris, timbangan digital dan kalkulator, b) bahan yang digunakan adalah tanah, pupuk dan benih rumput gajah. Perlakuan dalam uji coba ini menggunakan 4 perlakuan (T0, T1, T2 dan T3) dan 5 ulangan (R1, R2, R3, R4 dan R5) antara lain: a) perlakuan I (T0) yaitu tanpa pemberian pupuk kotoran ayam (sebagai kontrol), b) perlakuan II (T1) yaitu pemberian pupuk kotoran ayam sebanyak 400 gram, c) perlakuan III (T2) yaitu pemberian pupuk kotoran ayam sebanyak 800 gram, d) perlakuan IV (T3) yaitu pemberian pupuk kotoran ayam sebanyak 1.200 gram. Langkah-langkah penanaman rumput gajah dengan polybag sebagai berikut: a) persiapan media tanam meliputi: persiapan peralatan, perlengkapan dan pembuatan media tanam dengan mencampur tanah dan pupuk kotoran ayam sampai homogen, b) seleksi bibit, diambil dari tanaman yang telah berumur 40-60 hari, bibit dari tanaman yang sehat, dipilih dari bagian Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
9
batang yang sudah agak mengayu. Bibit diambil dengan ukuran yang sama, dipotong sepanjang ± 30 cm, dua mata tunas dan diambil 5 cm dari titik potong sebelumnya, c) teknik penanaman dilakukan dengan menggunakan stek batang dengan panjang 30 cm, terdiri dari dua mata tunas. Cara penanaman dengan cara dimasukan kedalam tanah dengan kedalaman 3/4 bagian dari panjang stek atau dengan kedalaman 10 cm dengan kemiringan 450, pada setiap pot terdiri dari 1 stek batang dengan jarak tanam 60 x 90 cm. Variabel yang diamati adalah tinggi rumput gajah yang diukur mulai dari batang bawah pada permukaan tanah sampai dengan pucuk bagian atas (cm) dan produksi rumput gajah segar pada umur 8 minggu (gram) dengan hasil meliputi: a.
Tinggi Rumput Gajah Selama 8 Minggu Tinggi rumput gajah selama 8 minggu pada perlakuan I, II, III dan IV terbagi:
1) Perlakuan I (T0) Perlakuan I (T0), rata-rata tinggi rumput gajah per-minggu yaitu: (a) minggu ke-1, tingginya 5,46 cm, (b) minggu ke-2, tingginya 10,88 cm, (c) minggu ke-3, tingginya 19,08 cm, (d) minggu ke-4, tingginya 31,54 cm, (e) minggu ke-5, tingginya 45,06 cm, (f) minggu ke-6, tingginya 59,27 cm, (g) minggu ke-7, tingginya 88,44 cm, (h) minggu ke-8, tingginya 101,49 cm. 2) Perlakuan II (T1) Perlakuan II (T1), rata-rata tinggi rumput gajah per-minggu yaitu: (a) minggu ke-1, tingginya 5,14 cm, (b) minggu ke-2, tingginya 11,66 cm, (c) minggu ke-3, tingginya 21,86 cm, (d) minggu ke-4, tingginya 41,32 cm, (e) minggu ke-5, tingginya 57,40 cm, (f) minggu ke-6, tingginya 75,22 cm, (g) minggu ke-7, tingginya 102,12 cm, (h) minggu ke-8, tingginya 121,38 cm. 3) Perlakuan III (T2) Perlakuan III (T2), rata-rata tinggi rumput gajah per-minggu yaitu: (a) minggu ke-1, tingginya 6,14 cm, (b) minggu ke-2, tingginya 16,16 cm, (c) minggu ke-3, tingginya 35,36 cm, (d) minggu ke-4, tingginya 56,46 cm, (e) minggu ke-5, tingginya 77,58 cm, (f) minggu ke-6, tingginya 103,22 cm, (g) minggu ke-7, tingginya 126,16 cm, (h) minggu ke-8,tingginya 145,91 cm. 4) Perlakuan IV (T3) Perlakuan IV (T3), rata-rata tinggi rumput gajah per-minggu yaitu: (a) minggu ke-1, tingginya 7,00 cm, (b) minggu ke-2, tingginya 17,00 cm, (c) minggu ke-3, tingginya 37,87 cm, (d) minggu ke-4, tingginya 66,17 cm, (e) minggu ke-5, tingginya 95,94 cm, (f) minggu ke-6, tingginya 122,47 cm, (g) minggu ke-7, tingginya 88,44 cm, (h) minggu ke-8, tingginya 101,49 cm. Data diatas menunjukkan bahwa tinggi rumput gajah selama 8 minggu pada perlakuan I, II, III dan IV yaitu: a) perlakuan I (T0) dengan jumlah tinggi secara keseluruhan 361,22 cm dan rata-rata tingginya 45,15 cm, b) perlakuan II (T1) dengan jumlah tinggi secara keseluruhan 436,10 cm dan rata-rata tingginya 54,51 cm, c) perlakuan III (T2) dengan jumlah tinggi secara keseluruhan 566,99 cm dan rata-rata tingginya 70,88 cm, d) perlakuan IV (T3) dengan jumlah tinggi secara keseluruhan 640,77 cm dan rata-rata tingginya 80,09 cm. Data diatas dapat disimpulkan bahwa rumput gajah yang paling tinggi terjadi pada: a) perlakuan IV (T3) dengan rata-rata tinggi 80,09 cm (dosis pupuk kotoran ayam sebanyak 1.200 Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
10
gram), b) diikuti oleh perlakuan III (T2) dengan rata-rata tinggi 70,88 cm (dosis pupuk kotoran ayam sebanyak 800 gram), c) perlakuan II (T1) dengan rata-rata tinggi 54,51 cm (dosis pupuk kotoran ayam sebanyak 400 gram), d) yang paling rendah terjadi pada perlakuan I (T0) dengan rata-rata tinggi 45,15 cm (tanpa pemberian pupuk kotoran ayam). Perbedaan tinggi rumput gajah selama 8 minggu diduga akibat kandungan (N) Nitrogen pada setiap perlakuan (I, II,III dan IV) yang berbeda-beda dosis (400 gram, 800 gram dan 1200 gram) pupuk kotoran ayam. Menurut Fidiyati (2011), Nitrogen berperan dalam merangsang tumbuhnya vegetatif sehingga tanaman tumbuh tinggi, pembentuk utama protein yang menyusun protoplasma dari satu tanaman, bahan yang membentuk tubuh tanaman khususnya batang dan daun tanaman. b. Produksi Rumput Gajah Segar Pada Umur 8 Minggu Produksi rumput gajah segar pada umur 8 minggu pada perlakuan I, II, III dan IV antara lain: 1) perlakuan I (T0) dengan jumlah produksi secara keseluruhan 224,10 gram dan rata-rata produksi 44,82 gram, 2) perlakuan II (T1) dengan jumlah produksi secara keseluruhan 387,50 gram dan rata-rata produksi 77,50 gram, 3) perlakuan III (T2) dengan jumlah produksi secara keseluruhan 726,10 gram dan rata-rata produksi 145,22 gram, 4) perlakuan IV (T3) dengan jumlah produksi secara keseluruhan 880,10 gram dan rata-rata produksi 176,02 gram. Data diatas dapat disimpulkan bahwa produksi rumput gajah segar dari perlakuan berbagai dosis (400 gram, 800 gram dan 1200 gram) pupuk kotoran ayam menunjukan bahwa produksi yang paling rendah pada perlakuan I (T0) sebesar 44.82 gram (tanpa pemberian pupuk kotoran ayam) sedangkan produksi yang paling tinggi pada perlakuan IV (T3) sebesar 176.02 gram (dosis pupuk kotoran ayam sebanyak 1.200 gram). Peningkatan produksi rumput gajah segar setiap perlakuan diduga akibat dosis pemupukan yang berbeda-beda dimana dari tiap perlakuan mempunyai kandungan unsur Nitrogen, Pospor dan Kalium yang berbeda-beda. Pupuk kotoran ayam juga mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Semakin tinggi dosis pupuk kotoran ayam yang diberikan semakin tinggi pula produksi rumput segarnya. Menurut Fidiyati (2011), tujuan pemupukan adalah untuk menambah hara tanaman agar dapat diserap oleh tanaman sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang tinggi. Pelaksanaan uji coba lapang (kaji terap) disesuaikan menurut Rokhman (2008), yang mengatakan bahwa uji coba lapang (kaji terap) adalah metode penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kemampuan petani dalam memilih paket teknologi yang akan direkomendasikan sebelum didemonstrasikan, pelaksanaannya dilakukan oleh kontaktani dilahannya dengan bimbingan penyuluh pertanian. 4.
Merencanakan Demonstrasi Usahatani Melalui Demonstrasi Farm
Kegiatan yang direncanakan adalah demonstrasi farm melalui program “Kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) demonstrasi farm SL-Agribisnis Padi” dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 atau 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong) mempunyai luasan 1,5 hektar, meliputi: a) berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag tentang pelaksanaan demonstrasi farm, b) berkoordinasi dengan kelompok tani dan petani yang jadi peserta demonstrasi farm, c) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag, anggota kelompok tani membuat rencana demonstrasi farm. Perencanaan demonstrasi farm yang dibuat dengan musyawarah pada tanggal 28 Mei 2012 oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bersama anggota kelompok tani di BPPK Kecamatan Grabag antara lain: a) komoditas yang dijadikan demonstrasi farm adalah padi sawah dengan kebutuhan benih 25 kg/ha, varietas INPARI-13 dengan sistem tanam jajar legowo 2:1, penanaman padi yang direncanakan pada tanggal 18 Juli 2012. Pupuk yang digunakan adalah Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
11
pupuk organik sebanyak 3.000 kg (luasan 1,5 hektar), pupuk urea sebanyak 150 kg (luasan 1,5 hektar) dan pupuk ponska sebanyak 450 kg (luasan 1,5 hektar), b) lokasi bertempat di Dusun Susukan Desa Grabag Kecamatan Grabag, c) pendamping kegiatan adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (Toto Joko Sutrisno) di BPPK Kecamatan Grabag dan pelaksananya adalah kelompok tani Nada Karya dengan jumlah petani yang menjadi peserta sebanyak 15 orang, d) penanggung jawab kegiatan adalah koordinator penyuluh Pertanian Lapangan (Sumaryono) di BPPK Kecamatan Grabag, e) jadwal kegiatan terbagi 5 antara lain: (1) pertemuan teknis sebanyak 2 kali pertemuan, (2) penyusunan rencana kerja dalam rangka pemberdayaan petani sebanyak 1 kali pertemuan, (3) fasilitasi forum petani tingkat desa sebanyak 4 kali pertemuan, (4) kursus tani sebanyak 6 kali pertemuan dan (5) Farmer Fild Day (FFD) sebanyak 1 kali pertemuan, f) sumber dana dari APBD I Tahun 2012. Hasil musyawarah, jadwal kegiatan dan dokumentasi merencanakan demonstrasi farm tersaji pada lampiran 8. Pelaksanaan dalam merencanakan demonstrasi usahatani melalui demonstrasi farm telah disesuaikan menurut Rokhman (2008), yang mengatakan bahwa demonstrasi farm merupakan demonstrasi yang dilakukan secara kerjasama oleh petani-nelayan dalam suatu kelompok taninelayan dengan areal 1-5 hektar untuk komoditi yang memerlukannya. 5.
Memandu Pelaksanaan Demonstrasi Usahatani Melalui Demonstrasi Area
Kegiatan demonstrasi area dilaksanakan melalui program “Kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi Non Hibrida” dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 atau 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Lokasi bertempat di Kecamatan Grabag dengan luasan 25 hektar (24 hektar SL-PTT dan 1 hektar Laboratorium Lapang), sumber dana APBN Tahun 2012. Kegiatan memandu pelaksanaan demonstrasi area ini dibantu Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang dalam kegiatan Laboratorium Lapang dan Penyuluh Pertanian Lapangan (Toto Joko Sutrisno) di Kecamatan Grabag. Memandu pelaksanaan demonstrasi area ini mulai dari: a) penyemaian benih padi sebanyak 25kg/ha dengan varietas INPARI-13, b) pengolahan lahan mengunakan hand traktor, c) pembuatan baris tanam menggunakan alat (prototipe atajale 2:1) sehingga pembentukan baris tanam bisa lurus dan jelas untuk memudahkan penanaman, d) penanaman padi pada tanggal 05 Juli 2012, umur bibit < 21 HSS dan 1-2 bibit per-lubang tanam pada perpotongan garis yang sudah terbentuk, e) pemupukan terbagi: 1) pemupukan dasar dilakukan 3 hari sesudah tanam menggunakan pupuk organik 100 kg/ha, 2) pemupukan susulan I, pada umur 15-18 hari menggunakan pupuk urea 50 kg/ha dan ponska 100 kg/ha, 3) pemupukan susulan II, pada umur 28-35 hari menggunakan pupuk urea 50 kg/ha, ponska 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur, f) penyiangan dilakukan dengan menggunakan gasrok atau landak pada umur 30 hari dan diulang dengan interval 10-15 hari, g) pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. Kegiatan memandu pelaksanaan demonstrasi area ini hanya sampai pada tanggal 28 Agustus 2012 (umur padi 55 hari) dan tidak dapat dilaksanakan sampai panen, karena kegiatan Praktik Kerja Lapangan II berakhir pada tanggal 31 Agustus 2012 dan mahasiswa yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan II harus kembali ke kampus untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan. Menurut BPTP (2009), tujuan jajar legowo adalah: a) memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat, b) mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya, c) menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan semakin
Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
12
berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang, d) mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama atau penyakit. Pelaksanaan dalam memandu demonstrasi usahatani melalui demonstrasi area telah disesuaikan menurut Nurochmatuddin (2011), yang mengatakan bahwa demonstrasi area dilakukan secara kerjasama antar kelompok tani dalam satu wilayah yang tergabung dalam satu gabungan kelompok tani dengan areal seluas 5-25 hektar untuk komoditi yang diperlukannya. Posisi orang yang melaksanakan pemupukan dan pengendalian hama atau penyakit bisa leluasa pada barisan kosong diantara 2 barisan legowo. 6.
Melaksanakan Temu Lapang/Temu Tugas/Temu Teknis/Temu Karya
Kegiatan yang dilaksanakan adalah temu teknis dengan tema “Kegiatan Pemberdayaan Petani Melalui Metode Demonstrasi Farm Dengan Pola SL-Agribisnis Padi” dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2012, sebagai narasumber Bambang Purwanto dan Inti Chombiyah dari BP2KP Kabupaten Magelang, Sumaryono selaku Koordinator BPPK Kecamatan Grabag, Toto Joko Sutrisno selaku penyuluh pendamping dan perwakilan dari kelompok tani Nada Karya Desa Grabag, kelompok tani Dadi Mulyo Desa Tlogorejo dan kelompok tani Sugeng Makmur Candi Umbul Desa Kartoharjo. Berlokasi di rumah Bapak Hartikah atau ketua Gapoktan Desa Grabag, peserta yang hadir sebanyak 60 orang. Hasil pelaksanaan temu teknis dengan kesimpulan adalah diharapkan dengan program demonstrasi farm agribisnis bisa merubah perilaku dan meningkatkan SDM petani serta bisa memecahkan masalah yang ada ditingkat petani maupun kelompok tani. Pelaksanaan temu teknis disesuaikan menurut Deptan (2009), yang mengatakan temu teknis disebut juga temu tugas adalah kegiatan pertemuan berkala antar penyuluh pertanian, peneliti dan aparat pengaturan untuk meningkatkan pelayanan kepada petani dalam mengembangkan usahataninya. 7.
Merencanakan Forum Penyuluhan Pedesaan atau Magang atau Widyawisata atau Karyawisata atau Widyakarya
Kegiatan yang direncanakan adalah widyawisata, perencanaan kegiatan widyawisata meliputi: a.
Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu kegiatan widyawisata yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2012, jam 7.30 sampai 17.00 WIB. Tempat atau lokasi yang di kunjungi yaitu kelompok tani peternak domba di Kecamatan Windusari. b. Peserta Peserta widyawisata sebanyak 65 orang terdiri-dari: 1) kelompok tani peternak domba di Kecamatan Grabag sebanyak 57 orang, 2) panitia pelaksana sebanyak 4 orang, 3) tim Penyuluh Pertanian Lapangan sebanyak 3 orang. c.
Narasumber Kegiatan
Narasumber kegiatan dari pengurus kelompok tani peternak domba yang ada di Kecamatan Windusari sebanyak 2 orang.
Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
13
d. Panitia Pelaksana Kegiatan Widyawisata Panitia pelaksana kegiatan widyawisata terdiri-dari: 1) ketua (Surahmad), 2) sekretaris (Bohasin), 3) bendahara (Sulasih), 4) anggota (Sunaryo). e.
Tahapan Kegiatan Widyawisata
Tahapan kegiatan meliputi: 1) musyawarah pengurus gapoktan, 2) pembentukan panitia pelaksana kegiatan, 3) identifikasi calon peserta, 4) penetapan calon peserta, 5) menetapkan waktu dan tempat kegiatan, 6) membuat dan menyampaikan undangan pada peserta (H–3), 7) membuat jadwal kegiatan. f.
Materi dan Metode
Materi yang disampaikan dalam widyawisata yaitu pembuatan pakan komplit fermentasi sedangkan metodenya antara lain: 1) pemaparan materi dilaksanakan oleh narasumber dari kelompok tani peternak domba di Kecamatan Windusari, 2) pengamatan dan diskusi secara langsung dilokasi. g.
Sumber Dana, Biaya dan Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Widyawisata
Sumber dana berasal dari: 1) instansi terkait sebesar: Rp 3.000.000,00, 2) swadaya petani sebesar: Rp. 300.00,00, 3), pihak lain sebesar: Rp. 200.000,00 jadi jumlah keseluruhan sebesar: Rp. 3.500.000,00. Biaya pengeluaran selama perjalanan widyawisata: 1) biaya transportasi sebesar: Rp. 2.000.000,00, 2) biaya snack (65 orang x @ Rp. 3.000,00) sebesar: Rp.195.000,00, 3) biaya makan dan minum (65 orang x @ Rp. 7.000,00) sebesar: Rp. 455.000,00, 4) biaya dokumentasi sebesar: Rp. 100.000,00, 5) biaya ATK sebesar: Rp. 300.000,00, 6) biaya P3K sebesar: Rp. 100.000,00, 7) biaya kontribusi sebesar: Rp. 300.000,00, 8) biaya tak terduga sebesar: Rp. 50.000,00, 9) total biaya keseluruhan sebesar: Rp. 3.500.000,00. h. Jadwal Rencana Kegiatan Widyawisata Jadwal rencana kegiatan widyawisata antara lain: 1) jam 07.00 - 07.30 berangkat ke Kecamatan Windusari, 2) jam 07.30 - 08.30 tiba dilokasi tujuan, 3) jam 08.30 - 09.30 ramah tamah dengan pengurus dan anggota kelompok tani peternak domba, 4) jam 09.30 - 10.00 pembagian snack terhadap peserta, 5) jam 10.00 - 11.30 pemaparan materi dilaksanakan oleh narasumber dari kelompok tani peternak domba yang ada di Kecamatan Windusari, 6) jam 11.30 - 13.00 makan siang bersama dilanjutkan dengan ibadah, 7) jam 13.00 - 15.00 pengamatan secara langsung dilokasi, 8) jam 15.00 - 16.00 diskusi dengan narasumber langsung dilokasi usaha domba secara interaktif, 9) jam 16.00 - 17.00 peserta widyawisata berangkat pulang. Pelaksanaan dalam merencanakan widyawisata disesuaikan menurut Deptan (2009), yang mengatakan bahwa widyawisata adalah kegiatan perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompok tani dan penyuluh pertanian untuk belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan sesungguhnya. 8.
Melaksanakan Forum Penyuluhan Pedesaan atau Magang atau Widyawisata atau Karyawisata atau Widyakarya
Kegiatan yang dilaksanakan adalah widyawisata. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan widyawisata yang dibuat (penyusunan rencana widyawisata ada pada poin 7 diatas). Hasil melaksanakan widyawisata adalah diharapkan adanya Rencana Tindak Lanjut (RTL) dalam memperbaiki dan meningkatkan kegiatan kelompok usaha agribisnis domba di Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
14
Kecamatan Grabag menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sekaligus menindak lanjuti apabila ada peluang kerjasama untuk kemajuan usaha agribisnis domba. Pelaksanaan widyawisata disesuaikan menurut Deptan (2009), yang mengatakan bahwa widyawisata adalah kegiatan perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompok tani dan penyuluh pertanian untuk belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan sesungguhnya. 9.
Menumbuhkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Kegiatan yang dilakukan adalah menumbuhkan Gapoktan dengan mengunjungi Gapoktan Dadi Mulyo di Kecamatan Grabag, kunjungan dilakukan pada sore hari bertempat dirumah ketua Gapoktan. Bersama Penyuluh Pertanian Lapangan memberikan penjelasan kepada anggota kelompok tani akan arti pentingnya Gapoktan dan manfaatnya dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Adapun manfaat Gapoktan adalah agar kelompok tani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani ke sektor hulu dan hilir serta pemasaran. Gabungan Kelompok Tani mempunyai fungsi yaitu: a) merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar, b) penyediaan saprotan dan menyalurkan kepada para petani melalui kelompoknya, c) penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit atau pinjaman kepada para petani yang memerlukan, d) melakukan proses pengolahan produk para anggota yang dapat meningkatkan nilai tambah, e) menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual produk petani kepada pedagang atau industri hilir. Pelaksanaan dalam menumbuhkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) disesuaikan menurut Deptan (2007), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. 10. Mengembangkan Kelompok Tani dari Lanjut ke Madya Mengembangkan kelompok tani dari lanjut ke madya sudah dilaksanakan pengukuhannya pada tanggal 2 Januari 2012 di Kabupaten Magelang, kelompok tani yang dikukuhkan adalah kelompok tani Sejahtera di Kecamatan Grabag dengan rekapitulasi hasil penilaian kemampuan kelompok yaitu: a) kemampuan berorganisasi dan administrasi dengan jumlah nilai prestasi kelompok sebesar 150 poin, b) kemampuan merencanakan, melaksanakan dan evaluasi kegiatan dengan jumlah nilai prestasi kelompok sebesar 225 poin, c) kemampuan penerapan teknologi dengan jumlah nilai prestasi kelompok sebesar 115 poin, d) kemampuan pemupukan modal dengan jumlah nilai prestasi kelompok sebesar 140 poin, e) kemampuan membangun jejaring kerja dan kemitraan usaha dengan jumlah nilai prestasi kelompok sebesar 70 poin. Jumlah nilai prestasi kelompok secara keseluruhan dari kelima jurus sebesar 740 poin sehingga kelompok tani Sejahtera layak menjadi kelas kelompok madya. Praktik Kerja Lapangan II ini hanya melakukan simulasi penilaian kelas kelompok dari lanjut ke madya menggunakan lima jenis kemampuan yang dikenal dengan lima jurus penilaian kemampuan kelompok yang dipandu langsung oleh koordinator BPPK Kecamatan Grabag. Pelaksanaan dalam mengembangkan kelompok tani dari lanjut ke madya disesuaikan menurut Deptan (2007), mengatakan bahwa kelompok tani adalah kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan dan keakraban untuk bekerja sama dalam meningkatkan, mengembangkan produktivitas usahatani, memanfaatkan sumber daya pertanian, mendistribusikan hasil produksinya dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
15
11. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan Kegiatan yang dilakukan adalah evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian tingkat kecamatan dengan meminjam Programa Penyuluhan Pertanian di BPPK Kecamatan Grabag yang sudah dievaluasi dengan materi kegiatan yaitu: a) meningkatkan berat badan sapi dari 0,6 kg/ekor/hari menjadi 0,8 kg/ekor/hari, indikator produksi berat badan sapi dengan kenaikan 0,2 kg/ekor/hari, indikator keberhasilan 0,14 kg/ekor/hari baru mencapai 70% dan masalah yang dihadapi adalah kandang belum memenuhi kesehatan hewan dan belum memberikan pakan tambahan secara optimal, b) meningkatkan populasi ayam buras dari 79.057 ekor menjadi 88.000 ekor, indikator populasi ayam buras dengan kenaikan 8.943 ekor, indikator keberhasilan 8.784 ekor baru mencapai 98% dan masalah yang dihadapi adalah teknik budidaya belum intensif (kandang, pakan dan kesehatan). Dasar untuk mengevaluasi kegiatan penyuluhan yang ada di programa tingkat kecamatan adalah laporan kinerja penyelenggaraan penyuluhan triwulan I, II, III, dan IV dari masingmasing desa. Dari hasil rekapan masing-masing desa dirangkum untuk dievaluasi tingkat kecamatan. Pelaksanaan dalam melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian tingkat kecamatan disesuaikan menurut Deptan (2007), yang mengatakan bahwa evaluasi merupakan upaya penilaian atas hasil sesuatu kegiatan melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi serta mengikuti prosedur tertentu yang secara ilmu diakui keabsahannya. Evaluasi bisa dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun pada hasil serta dampak suatu kegiatan. Evaluasi pembinaan kelompok tani perlu dilaksanakan secara teratur, baik evaluasi awal, evaluasi proses, evaluasi akhir maupun evaluasi dampak. V.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Kecamatan Grabag memiliki potensi sumberdaya yang banyak, baik itu sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya sarana dan prasarana. Sumberdaya tersebut belum dapat dikelola dengan baik karena banyak faktor antara lain sumber daya manusia yang mumpuni dalam pengelolaan. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II di Kecamatan Grabag ini berdampak positif dan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menyelenggarakan pola penyuluhan mulai dari penyusunan rencana kegiatan penyuluhan pertanian di lokasi praktik sampai pelaksanaan penyuluhan dalam melaksanakan tugas-tugas rutin sebagai penyuluh pertanian pelaksana dan meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam menyuluh dan berkomunikasi sebagai seorang fasilitator dan dinamisator. Selain itu, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan juga didukung oleh pengalaman nyata yang dialami selama di lapangan. B. Saran 1.
2.
Petugas penyuluh pertanian dalam merancang, mengimplementasikan, menganalisa dan mengevaluasi setiap permasalahan atau memecahkan permasalahan dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan, kompeten dalam penguasaan materi, bijak dalam penerapan teknik, metode, organisasi, instrumen-instrumen dan manajemen penyuluhan pertanian. Kegiatan penyuluhan pertanian agar lebih diintensifkan lagi untuk menunjang keberhasilan program pembangunan dibidang pertanian karena masyarakat tani lamban didalam mencari dan memperoleh informasi teknologi inovasi-inovasi yang telah ada dan akan diterapkan.
Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
16
3.
Perlu adanya kerjasama, koordinasi dan komunikasi yang efektif dari para pemegang kebijakan serta instansi terkait dalam mengaktualisasikan program berbasis pemberdayaan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. 2008. Identifikasi Kelas Kemampuan Kelompok Tani Ternak Di Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Diakses pada tanggal 13 Februari 2012. http://inaabdullah.blogspot.com/identifikasi-kelas-kemampuan-kelompok.html. Angga. 2009. Bermacam Cara Membuat Pupuk. Diakses pada tanggal 13 Febuari 2012.http://perdanaangga.wordpress.com/membuat-pupuk-organik-ramah-lingkungan/ Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2009. Tanam Padi Cara Jajar Legowo Di Lahan Sawah. Banten. Diakses pada tanggal 16 Februari 2012. http://banten.litbang.deptan.go.id/ind/index.php? ----------------------------------------------. 2010. Fermentasi Jerami untuk Pakan Sapi. Sumbar. Diakses pada tanggal 16 Febuari 2012. http://sumbar.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&i d=192:fermentasi-jerami-untuk-pakan-sapi&catid=1:info-teknologi Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok tani dan Gabungan Kelompok tani. Departemen Pertanian, Jakarta. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012. http://www.deptan.go.id/bpsdmp/admin/peraturan/permentan_273_lamp_1.pdf. ---------------------------. 2009. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Departemen pertanian, Jakarta. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012. http://www.deptan.go.id/pengumuman/juknis_pp/lamp_juknis_pp.pdf. Eniro. 2008. Instrumen Penelitian. Diakses 13 Februari 2012, http://www. ptik.polri.go.id/ materi/MODUL-8b.pdf. Erwin. 2012. Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Sumber Tulisan: Bahan Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Supervisor, Bapeltan. Jambi 2011. Diakses pada tanggal 15 Februari 2012. http://epetani.deptan.go.id/blog/mengevaluasi-pelaksanaanpenyuluhan-pertanian-erwin-sp-3843. Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta. Margiyanto, 2008. Budidaya Tanaman Sawi. Diakses pada tanggal 02 April 2012. http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi/ Syahyuti, 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani sebagai Kelembagaan Ekonomi di Perdesaan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor. Diakses pada tanggal 16 Februari 2012. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ISU5-1b.pdf
Disampaikan dalam rangka seminar Laporan PKL II pada tanggal 21 September 2012 di STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Peternakan
17