MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BANYURESMI KABUPATEN GARUT
MAKALAH
OLEH: DEDE SUPRIATNA NIM.10.21.1055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BANYURESMI KABUPATEN GARUT Dede Supriatna NIM.10.21.1055 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Skripsi ini berisi uji coba penulis dalam pembelajaran Mendengarkan menggunakan metode quantum laerning melalui teknik mencatat peta pikiran. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis terhadap proses pembelajaran Mendengarkan di sekolah-sekolah yang cenderung membosankan dan tidak menggairahkan, karena penggunaan metode dan teknik pembelajaran Mendengarkan yang kurang tepat serta teknik mencatat tradisonal yang kurang efektif. Hal itu terbukti dengan masih banyaknya siswa yang belum mampu memahami makna dan menangkap informasi dari materi yang disimaknya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) apakah metode quantum learning melalui teknik peta pikiran sangat efektif digunakan pada pembelajaran Mendengarkan siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kadungora Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012?; 2) bagaimanakah respons siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kadungora Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012 terhadap penerapan metode quantum learning melalui teknik peta pikiran pada pembelajaran Mendengarkan?. Oleh sebab itu, tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu: 1) untuk mengetahui efektif tidaknya metode quantum learning melalui teknik peta pikiran digunakan pada pembelajaran Mendengarkan siswa kelas DC SMP Negeri 2 Kadungora Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012; 2) untuk mengetahui respons siswa kelas DC SMP Negeri 2 Kadungora Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012 terhadap penerapan metode quantum learning melalui teknik peta pikiran pada pembelajaran Mendengarkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seuruh siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kadungora. Sedangkan, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXC sebagai kelas eksperimen sebanyak 28 orang dan siswa kelas IXD sebagai kelas kontrol sebanyak 28 orang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan berupa angket, observasi, wawancara, dan tes. Penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data, uji homogenitas varians, dan uji t. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh simpulan bahwa metode quantum learning melalui teknik peta pikiran sangat efektif digunakan dalam pembelajaran Mendengarkan. Terbukti dari perbandingan rata-rata hasil pascates dua kelas sampel yang menunjukkan hasil uji signifikansi t hitung 3,50 > t tabel 2,67. Selain itu, berdasarkan observasi penulis selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa sangat tertarik terhadap metode quantum learning melalui teknik peta pikiran yang diujicobakan. Hal itu, terlihat dari antusiasme mereka ketika membuat peta pikiran. Kata Kunci : Mendengarkan / Quantum Learning
PENDAHULUAN Pembinaan keterampilan berbahasa harus mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan itu mutlak harus dikuasai oleh semua siswa atau seluruh pemakai bahasa, baik dalam situasi resmi maupun tidak resmi.
Oleh karena itu, proses pembelajaran bahasa di sekolah harus menerapkan keempat keterampilan berbahasa tersebut. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang menjadi bahan pembelajaran di sekolah adalah keterampilan mendengarkan. Mendengarkan dalam kegiatan berbahasa sama pentingnya dengan keterampilan berbahasa lainnya. Bahkan,
mendengarkan merupakan kegiatan yang paling sering digunakan oleh manusia dibandingkan dengan kegiatan membaca, berbicara, dan menulis. Dalam kegiatan mendengarkan, para siswa diharapkan mampu memperoleh informasi, menangkap isi, dan memahami bahasa lisan yang diterimanya melalui kegiatan mendengarkan. Untuk mencapai tuntutan tersebut, kurikulum, guru, peserta didik, metode, dan lingkungan pendidikan harus menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa. Kurikulum bahasa harus mampu menyediakan alternatif sistem pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas dan kreativitas pelaku pendidikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Pemilihan dan penerapan sistem pembelajaran bahasa harus benar-benar dilakukan secara tepat agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Selain hal itu, guru harus mampu memilih serta merencanakan metode dan teknik pembelajaran bahasa sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik. Buku pelajaran dan lingkungan juga harus dapat menunjang keberhasilan pendidikan di sekolah.
Pengerian Metode Quantum Learning "Metode Quantum Learning" ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Jadi, metode quantum learning dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang digunakan penulis untuk diujicobakan dalam pembelajaran mendengarkan. "Teknik Peta Pikiran" adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (Bobby DePorter, 1999 : 53). Jadi, teknik peta pikiran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara guru mengajar di dalam kelas dengan meminta siswa untuk dapat menggunakan kedua belahan otaknya yaitu otak kiri dan otak kanan terhadap materi bacaan. Teknik peta pikiran dapat digunakan dengan cara siswa mendengarkan dialog interaktif melalui rekaman seraya menuliskan katakata kunci disertai penambahan ilustrasi dan simbol.
KAJIAN TEORITIS DAN METODE
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang dipilih oleh seorang guru dalam usaha mengefekiifkan pengajarannya. Dalam hal ini, Udin S.Winarta Putra dan Tita Rocita (1997: 4) berpendapat bahwa :
Pengertian Mendengarkan "Mendengarkan" adalah suatu proses pembelajaran kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ajaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1994 : 28). Jadi, mendengarkan adalah kegiatan menangkap dan menerima informasi atau pesan disertai adanya proses berpikir untuk mamaknai maksud pembicara. Pengertian Uji Coba "Uji coba" terdiri atas kata "uji" dan "coba", dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) tertulis bahwa kata 'uji' diartikan sebagai percobaan untuk mengetahui mutu sesuatu. Sedangkan kata 'coba' adalah pengujian sesuatu sebelum dipakai atau dilakukan. Sehingga uji coba bisa diartikan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui mutu sesuatu, sebelum ia digunakan atau dipakai dalam aplikasi senyatanya. Jika hal tersebut dikaitkan dengan pembelajaran, maka uji coba merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui mutu dari hasil pembelajaran yang akan dilaksanakan. Uji coba dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui mutu dari penerapan metode quantum learning melalui teknik peta pikiran dalam pembelajaran mendengarkan.
Model Pembelajaran
Pembelajaran adalah sarana untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan prilaku individu melalui proses mengalami sesuatu yang diciptakan dalam rancangan proses belajar mengajar. Tidak semua proses belajar terjadi karena ada proses pembelajaran seperti belajar dari pengalama sendiri. Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa model pembelajaran merupakan suatu bahan yang dipilih oleh guru dalam mengajar, dengan tujuan memberikan pengalaman-pengalaman tertentu, sehingga siswa dapat menangkap kesan yang lebih mendalam tentang inti pelajaran yang di berikan. Metode Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode kuasi eksperimen karena disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui keefektivan metode dan teknik pembelajaran yang diujicobakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent group pretest-posttest design. Dalam desain penelitian inL pengaruh perlakuan diperhitungkan melalui perbedaan hasil tes akhir antara kelompok A dan B. Apabila tes awal
kedua kategori tidak berbeda secara nyata maka pengukuran pengaruh perlakuan dapat diketahui melalui perbandingan nilai gain (selisih antara nilai tes akhir dan tes awal pada masing-masing kelompok). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Persiapan Pembelajaran Langkah pertama yang penulis lakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah mempersiapkan pembelajaran. Persiapan pembelajaran nierupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian, karena dapat menunjang keberhasilan suatu pembelajaran. Selain itu, tujuan penulis melakukan persiapan pembelajaran yaitu agar penelitian menjadi lebih efektif, efisien, dan menjadi lebih terarah dalam pelaksanaannya kelak. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan penelitian yang penulis laksanakan di kelas IX C sebagai kelas eksperimen pada jam pelajaran pertama dan kedua serta di kelas IX D sebagai kelas kontrol pada jam pelajaran ketiga dan keempat. Penelitian selanjutnya dilaksanakan di kelas IX D pada jam pelajaran pertama dan kedua serta di kelas IX C pada jam pelajaran ketiga dan keempat. Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, sebelum melaksanakan pembelajaran penulis terlebih dahulu menyapa siswa dengan mengucapkan salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa, dan memperkenalkan diri secara singkat agar mereka merasa tidak asing. Selanjutnya, penulis menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, kemudian mengadakan apersepsi. Kegiatan berikutnya yaitu penulis mengadakan rates kemampuan Mendengarkan siswa sebelum diadakan pembelajaran. Prates ini dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang diberikan berupa tes Mendengarkan dialog interaktif dalam bentuk rekaman, kemudian siswa menuliskan hal-hal penting dalam dialog yang telah disimak dan menyimpulkannya dalam beberapa paragraf. Setelah itu, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran di kelas eksperimen diisi dengan penjelasan materi. Materi yang penulis sampaikan yaitu tentang pengertian Mendengarkan, tujuan Mendengarkan, tahap-tahap Mendengarkan, faktor-faktor yang memengaruhi proses kegiatan Mendengarkan, faktor pendukung kegiatan Mendengarkan yang baik, pengertian peta pikiran, langkah-langkah membuat peta pikiran, dan manfaat peta pikiran. Selain itu, penulis juga
menunjukkan beberapa contoh bentuk peta pikiran, tujuannya agar siswa lebih mudah memahaminya. Setelah pemberian materi, penulis membagikan kertas kosong dan menugasi siswa berlatih membuat peta pikiran dari dialog yang telah disimak. Penulis memperdengarkan rekaman dialog sebanyak 3 kali. Pada putaran pertama, siswa ditugasi Mendengarkan secara keseluruhan. Pada kegiatan Mendengarkan yang kedua, siswa mencatat kata-kata kunci dalam bentuk peta pikiran. Selanjutnya, pada putaran terakhir siswa melengkapi peta pikirannya dengan gambar, simbol, atau ilustrasi lainnya. Kegiatan inti di kelas kontrol hampir sama dengan kegiatan inti di kelas eksperimen. Namun, di kelas kontrol penulis tidak menyampaikan materi mengenai peta pikiran. Selain itu, pada kegiatan Mendengarkan rekaman siswa di kelas kontrol tidak ditugasi menuliskan kata-kata kunci dengan peta pikiran, melainkan hanya dengan catatan biasa saja. Tahap pembelajaran terakhir yaitu. kegiatan penutup. Pada kegiatan ini, penulis membagikan kertas kosong kepada siswa di kedua kelas sampel tersebut dan menugasi siswa Mendengarkan rekaman yang akan diperdengarkan. Setelah itu, penulis memperdengarkan rekaman dialog sebanyak 3 kali. Siswa Mendengarkan dialog tersebut dan menuliskan pokok-pokok penting dalam dialog. Selanjutnya, siswa melakukan diskusi untuk membahas pokokpokok penting yang terdapat dalam dialog. Analisis dan Pembahasan Hasil Angket Penulis menggunakan angket sebagai data penunjang dalam penelitian ini. Angket yang penulis sebar sebanyak 56 eksemplar sesuai dengan jumlah sample penelitian yaitu 28 eksemplar di kelas eksperimen dan 28 eksemplar di kelas kontrol. Angket tersebut terdiri atas 10 butir pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa beserta alternatif jawabannya. Setelah penulis mendapatkan data hasil angket, penulis mengolah data tersebut dengan menghitungnya dalam persentase (%). Adapun rumus penghitungannya adalah sebagai berikut ini. Persentase Alternatif Jawaban =
Frekwensi jawaban 100% Jumlah siswa
Analisis dan Pembahasan Hasil Observasi Observasi dilakukan oleh penulis selama proses pembelajaran berlangsung. Penulis mengamati kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran Mendengarkan menggunakan metode quantum learning melalui teknik peta pikiran. Pada dasarnya, seluruh siswa Mendengarkan rekaman dialog yang penulis putar. Setelah itu, siswa
mencatat kata-kata kuncinya dalam peta pikiran. Hasil pekerjaan mereka sangat beragam, dengan bentuk dan simbol-simbol yang menarik sesuai dengan keinginan dan kreativitas mereka. Hal itu menunjukkan bahwa mereka sangat tertarik pada teknik tersebut. Analisis dan Pembahasan Hasil Wawancara Selain angket dan observasi, penulis juga mewawancarai guru mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang menjadi tempat penelitian. Di SMP Negeri 1 Banyuresmi terdapat 5 orang guru bahasa Indonesia. Namun dalam penelitian ini, penulis mewawancarai 3 orang guru bahasa Indonesia, yaitu Ibu Nita Laela, S.Pd. (Guru I), Bapak Saman Rudiat, S.Pd. (Guru II), dan Ibu Maemunah, S.Pd. (Guru III). Pembahasan Hasil Prates dan Pascates di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Dari hasil penghitungan nilai prates dan pascates di kelas eksperimen dan kelas kontrol, ternyata hasil pascates pembelajaran Mendengarkan di kelas eksperimen yang menggunakan metode quantum learning melalui teknik peta pikiran lebih unggul dibandingkan dengan hasil pascates di kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dengan teknik mencatat biasa. Dengan kata lain, bahwa hipotesis yang diajukan penulis yaitu metode quantum learning melalui teknik peta pikiran efektif digunakan pada pembelajaran Mendengarkan terbukti atau dapat diterima. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perolehan nilai rata-rata prates sebesar 50,25 di kelas eksperimen dan 49 di kelas kontrol, serta nilai rata-rata pascates sebesar 82,21 di kelas eksperimen dan 71,79 di kelas kontrol. Uji coba metode quantum learning melalui teknik peta pikiran dalam pembelajaran Mendengarkan tekah berhasil meningkatkan kerhampuan siswa. Hal ini terbukti dengan hasil pengujian signifikansi perbandingan dua rata-rata hasil pascates pada taraf signifikansi 0,1%, diperoleh t hitung = 3,50 > t tabel = 2,6 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Banyuresmi mengenai uji coba pembelajaran Mendengarkan menggunakan metode quantum learning melalui teknik peta pikiran, dimana penelitian ini dilakukan pada dua kelas sampel yaitu di kelas TX C sebagai kelas eksperimen dan di kelas IX D sebagai kelas kontrol dapat diambil kesimpulan seperti berikut ini. Pertama, dari data hasil analisis angket yang diberikan kepada 56 siswa, pada dasarnya siswa-siswa kelas TX di SMP Negeri 1 Banyuresmi menyenangi mata pelajaran bahasa Indonesia. Namun, mereka
memiliki kesulitan dalam pembelajaran Mendengarkan. Hal itu disebabkan karena metode dan teknik pembelajaran Mendengarkan yang kurang tepat. Setelah dilakukan pembelajaran Mendengarkan dengan menggunakan metode quantum learning melalui teknik peta pikiran mereka sangat terbantu. Selain itu, mereka sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran, karena menurut mereka metode dan teknik tersebut membantu memudahkan, memahami, dan mengingat bahan simakkan. Kedua, hasil observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran menunjukkan bahwa siswa sangat menyenangi belajar Mendengarkan menggunakan quantum learning melalui teknik peta pikiran. Hal itu terlihat ketika pembelajaran berlangsung semua siswa mengikuti kegiatan Mendengarkan dari awal sampai akhir dengan bersemangat. Siswa juga terlihat sangat tertarik dan antusias pada saat berlatih membuat peta pikiran. Ketiga, hasil wawancara penulis dengan tiga orang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Banyuresmi menunjukkan bahwa mereka selama ini masih mengalami kesulitan dalam mengajarkan Mendengarkan. Kesulitan tersebut terletak pada pemilihan metode serta teknik pebelajaran, bahan ajar yang kurang, dan media pembelajaran yang kurang tersedia. Dengan penelitian yang penulis lakukan, para guru tersebut sangat tertarik sekali untuk mencoba menerapkan teknik peta pikiran. Keempat, kemampuan Mendengarkan siswa mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya rata-rata nilai prates kelas eksperiman 50,25 menjadi 82,21 pada pascates. Apalagi jika dibandingkan dengan rata-rata nilai prates kelas kontrol 49 menjadi 71,79 pada pascates, tentu saja dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan siswa di kelas kontrol. Berdasarkan peningkatan pada nilai pascates di kelas eksperimen tersebut, menunjukkan bahwa metode quantum learning melalui teknik peta pikiran sangat efektif digunakan dalam pembelajaran Mendengarkan. Simpulan tersebut secara langsung dapat menjawab hipotesis saya yang berbunyi "metode quantum learning melalui teknik peta pikiran sangat efektif digunakan pada pembelajaran Mendengarkan siswa kelas DC SMP Negeri 1 Banyuresmi". Kelima, berdasarkan perhitungan uji t dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata nilai prates dengan pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dua rata-rata nilai prates kelas sperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 0,1%, diperoleh thitung = 0,4 ttabel = 2,67, dengan kata lain kemampuan awal kedua kelas sampel relatif sama atau tidak ada
perbedaan. Berbeda dengan hasil uji t dua ratarata nilai pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 0,1%, menunjukkan bahwa thitung = 3,50 > ttabel = 2,67, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat berbedaan yang signifikan antara hasil pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol. Artinya, metode quantum learning melalui teknik peta pikiran sangat efektif digunakan pada pembelajaran Mendengarkan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Banyuresmi Kabupaten Garut . DAFTAR PUSTAKA Anggoro, T. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. \nindyarini, A. et al. (2008). Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs Kelas IX. Surabaya: PT Jepe Press Media Utama. Buzan, T. (2008). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Depdiknas. Depdikbud. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. (1994). Garis-Garis Besar Program Pengajaran Bahasan dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Depdikbud. (1993). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Bandung: Pustaka Setia. DePorter, B. dan Mike H. (1999). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa, DePorter, B., Readon, M., and Nourie, S.S. (2001). Quantum Teaching. Bandung: Mizan. Djojosubroto, K. dan Sumaryati. (2000). Prinsip-prinsip Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa.
Hatimah, T. et al. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press. Hidayat K. dan lim R. (1990). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Nuansa. Mudjiono dan Dimyati.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta. 'rawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Putra, Y.P. (2008). Memori dan Pembelajaran Efetif. Bandung: Yrama Widya. liduwan, M.B.A. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Gnru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Subana, M. dan Sudrajat. (2005). Dasar-dasar Penelitian Imiah. Bandung: Pustaka Setia. Subyakto, S.U. dan Nababan. (1993). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sudjana, N. (1996). Model Statistik Bandung: Tarsito. Suharsimi, A. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi III. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, D. (1991). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, D. (1986). Keterampilan Menyimak. Jakarta: Karunika. Tarigan, H.G. (1987). Menyimak (sebagai suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. (1994). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa. Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.