“Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Tes Fisika Buatan Guru SMA/MA DikabupatenBoalemo” Maryam Tamadu, Prof. Enos Taruh*, Ahmad Zainuri** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
Maryam Tamadu: Analisis Kualitatif dan Analisis Kuantitatif Tes Fisika Buatan Guru SMA/MA di Kabupaten Boalemo, dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Enos Taruh, M.pd dan Bapak Ahmad Zainuri, S.pd, MT Penelitian merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan kualitas tes obyektif buatan guru SMA/MA Negeri di Kabupaten Boalemo. Secara kualitatif ditinjau dari aspek materi, konstruk dan bahasa. Sedangkan
secara kuatitatif ditinjau dari segi validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan pengecoh.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas tes obyektif buatan guru fisiska SMA/MA Negeri di Kabupaten Boalemo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tes obyektif ujian semester genab Fisika MAN Tilamuta, SMA Negeri Tilamuta dan SMA Negeri Botumoito secara umum masih perlu diperbaiki dari aspek konstruksi, tingakt kesukaran belum berimbang, 75.95% soal yang tidak valid dan 24.05% soal valid, reliabilitas korelasi yang tinggi, 1.79% butir soal baik sekali, 32.6% butir soal baik, 37.8% butir soal cukup baik dan 27.73% butir soal tidak baik. Dan perlu diperbaiki atau direvisi pengecoh yang tidak dipilih, karena pengecoh terbut tidak ada daya tarik bagi peserta tes. Jika ditinjau dari efektifitas distractor yaitu sebagian distractor sudah berfungsi. Kata kunci
: Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Tes Fisika Buatan Guru SMA/MA di
Kabupaten Boalemo
I.
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju dengan pesatnya sangat
berperan dalam kehidupan baik langsung maupun tidak langsung. Telah memberikan dampak dalam berbagai kehidupan manusia termasuk dalam bidang pendidikan yang merupakan bidang integral dari pembangunan bangsa. Seiring dengan itu, perkembangan pada pendidikan telah diadakan berbagai usaha inovatif untuk semua jenjang pendidikan. Sebagai calon pendidik, keterampilan yang harus guru kuasai adalah sistem penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah, aspek-aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat penilaian, penyusunan soal, pengolahan dan interpretasi data hasil penilaian, analisis butir soal untuk memperoleh kualitas soal yang memadai, serta pemanfaatan data hasil penilaian sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan. Evaluasi (penilaian) sangat berguna
untuk mempertinggi hasil pelajaran. Oleh sebab itu evaluasi (penilaian) tak dapat dipisahkan dari belajar mengajar. Dalam pelaksanaannya ada evaluasi yang baik, ada pula evaluasi yang yang kurang baik. Hal ini bergantung pada pendidik yang melaksanakannya. Jika ingin menghendaki hasil evaluasi yang baik, maka guru harus tahu tentang unsur-unsur penting dalam situasi belajar mengajar. Evaluasi yang baik harus membantu anak mencapai tujuan sebagai inti proses belajar mengajar. Analisis butir soal dapat dilakukan secara kalitatif dan kantitatif.
Evaluasi Pendidikan Menurut Sukardi (2011:1) “Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai”. Sedangkan Daryanto (2010:1) menyatakan bahwa “evaluasi sebagaiman kita lihat adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa”. Menurut Kusaeri dan Suprananto (2012:6) “Tes merupakan alat ukur berbentuk satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku dari peserta tes”.
Sebuah tes obyektif dapat
dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes dengan melakukan analis butir soal. 1. Analisis Kualitatif Menurut Kusaeri(2012:163) Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk. Adapun kaidah-kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun bermutu, kaidah-kaidah tersebut dilihat dari aspek sebagai berikut: a. Materi 1. Soal sesuai dengan indicator 2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai. 3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi pembelajaran. 4. Isi materi yang dianyakan sesai dengan jenjang, jenis sekolah atau tingkat kelas. b.
Konstruksi 1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas. 2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 3. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 4. Pokok soal tidak member petunjuk kunci jawaban 5. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negative ganda 6. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi
7. Gambar, grafik, tabel, diagaram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. 8. Panjang pilihan jawaban relatif sama. 9. Pilihan jawan tidak menggunakan pernyataan “ semua jawaban diatas salah atau benar”. 10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka. c. Bahasa 1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia 2. Menggunkan bahasa yang komunikatif. 3. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat atau tabu 4. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang
2. Analisis Kuantitatif Analisis soal secara kuantitatif adalah analsis butir soal didasarkan pada data empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang diujikan. Analisis kuantitatif mencakup aspek sebagai berikut: 1. Validitas Menurut Sugiyono (2009: 348) “Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur”. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Lebih lanjut, Kusaeri dan Suprananto (2012: 75) mengemukakan bahwa “Validitas tes sering diartikan sebagai sebuah tes yang mampu megukur apa yang hendak diukur”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakan tes tersebut. Dan semakin tinggi validitas suatu alat tes , maka alat tes tersebut semakin mengenai pada sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. 2. Uji Realibilitas Menurut Kusaeri dan suprananto (2012 : 82) “Reliabilitas merujuk pada konsistensi dari suatu pengukuran”. Artinya bagaimana skor tes konsisten dari pengukuran yang satu ke lainnya. Sedangkan menurut Sukardi (2011:43), “Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi”. Menurut Sukardi (2011:44) ada beberpa tipe reliabilitas tes sering digunakan dalam kegiatan evaluasi yaitu: a.
Reliabilitas dengan test-retest Reliabilitas test-retest tidak lain adalah derajat yang menunjukan konsisistensi hasil sebuah
tes dari waktu ke waktu. b.
Reliabilitas bentuk ekivalinsi
Reliabilitas ekivalen pada umumnya menggambarkan bentuk konsistensi alternatif, yang dapat menunjukkan variasi skor yang terjadi dari bentuk tes evaluasi satu dengan bentuk tes lainnya. c.
Reliabilitas belah dua Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang
dimaksud konsistensi internal ialah salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada konsistensi dalam setiap item tes evaluasi. 3. Tingkat kesukaran soal Menurut Taruh (2008: 13) “Tingkat kesukaran soal adalah proporsi jumlah pesrta tes yang menjawab benar terhadap butir soal tersebet, yaitu perbandingan jumlah peserta tes yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes seluruhnya”. Tingkat kesukaran ada pada interval 0,0 sampai dengan 1,0. Semakin tinggi tingkat kesukaran soal berarti semakin mudah soal tersebut dan sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran soal berarti semakin sukar soal tersebut. Dengan demikian tingakat kesukaran soal menunjukan soal tersebut sukar atau mudah oleh peserta tes. Apabila soal tersebut sukar maka akan menyebabkan siswa menjadi putus asa untuk mencoba lagi karena diluar janggkauannya. Sebaliknya apabila soal tersebut terlalu mudah maka tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usahanya. Maka untuk itu dalam penyusunan tes tingkat kesukaran soal tidak sukar atau mudah. 4. Daya Pembeda Menurut Daryanto (2010:183) “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah”. Sedangkan Menurut Kusaeri dan Suprananto (2012: 175) “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum menguasai materi yang diujikan”. 5. Distractor (Pengecoh) Menurut Kusaeri dan Suprananto (2012: 107) “Pengecoh adalah jawaban yang tidak benar atau kurang tepat, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila ia tidak menguasai materi dengan baik”. Sedangkan Daryanto (2010:192) menyatakan “Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh testee berarti bahwa pengecoh itu jelek, terlalu menyolok menyesatkan”. Distractor (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila distractor tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan. Jawaban pengecoh terdapat pada soal-soal obyektif atau pilihan ganda yang digunakan untuk mengecoh siswa yang mengikuti tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai materi.
Untuk berfungsi tidaknya pilihan jawaban (pengecoh), diadakan analisis butir dengan melihat distribusi jawaban. Menurut Taruh (2008: 16) suatu pilihan jawaban dapat dikatakan berfungsi apabila: 1) Paling tidak dipilih oleh 2.5% peserta tes 2) Pengecoh lebih banyak dipilih oleh kelompok bawah
II.
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada. Dalam penyusunan penelitian diadakan di SMA Negeri 1 Tilamuta, SMA Negeri Botumoito dan MAN Tilamuta. Adapun yang menjadi instrument pada penelitian ini adalah soal fisika (pilihan ganda) buatan guru dan lembar jawaban siswa di sekolah SMA Negeri 1 Tilamuta, SMK Negeri Tilamuta, SMA Negeri Botumoito dan MAN Tilamuta. Riduwan (2009:54) menyatakan “populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masaalah penelitian”. Adapun pengertian lain bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, bendabenda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang dimiliki karekteristik tertentu didalam suatu penelitian. Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh soal fisika buatan guru yang berada di beberapa SMA/MA yang ada di Kabupaten Boalemo. Sampel adalah bagian dari populasi. Berdasarkan uraian ini, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster random sampling yaitu dengan mengambil secara acak satu kelas saja sebagai sampel. Adapun jumlah sampel menurut sekolah dan kelas, dapat dilihat dalam tebel 3.1. Tabel 1: Jumlah sampel berdasarkan sekolah yang diteliti Sekolah
Sampel (Kelas X)
Jumlah
MAN Tilamuta
XI
20
SMA Negeri I Tilamuta
XI
26
SMA Negeri Botumoito
XI
25
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. dokumentasi adalah untuk mendapatkan data tentang skor siswa dalam mengerjakan soal-saol tersebut. Adapun yang menjadi metode dalam penelitiana ini adalah menggunakan metode dekriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisa data sebagai berikut :
Menurut Taruh (2008:18) Pengujian validitas tes dikotomi (misalnya 1,0) dianalisa dengan menggunakan koefisien korelasi Biserial Part untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen, sehingga digunakan rumus :
rbis (i )
Xi Xt pi St qi
Keterangan : (i) = koofisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total
x = rata-rata skor total yang menjawab benar butir soal nomor i xt = rata-rata skor total semua responden st= standar deviasi skor total semua responden pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i Menurut Sugiyono (2011:132) Untuk pengujian realibilitas dengan menggunakan rumus KR20
rii
Keterangan : rii = koefisien realibilitas tes k = cacah butir piqi = varians skor butir pi = proporsi jawaban yang benar qi = proporsi jawaban yang salah st2 = varians skor total
2 k S t pi q i k 1 S t 2
Menurut Daryanto (2010:180) Pengujian tingkat kesukaran soal dengan mengguanakan persamaan sebagai berikut:
P
B JS
Keterangan : I= Tingkat kesukaran soal B= Jumlah siswa yang menjawab benar JS= Jumlah siswa yang mengikuti tes Menurut Taruh (2008:15) pengujian daya pembeda menggunakan persamaan sebagai berikut:
D
2 A B N
Keterangan : D = daya pembeda soal A = jumlah jawaban benar pada kelompok atas B = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N = Jumlah siswa yang mengerjakan Soal Berfungsi tidaknya pengecoh (distractor) Untuk berfungsi tidaknya pilihan jawaban (pengecoh), diadakan analisis butir dengan melihat distribusi jawaban. Menurut Taruh (2008: 16). Suatu pilihan jawaban dapat dikatakan berfungsi apabila: 1). Paling tidak dipilih oleh 2.5% peserta tes, 2). Pengecoh lebih banyak dipilih oleh kelompok bawah
III. Hasil Penelitian dan Pembahasan Untuk dapat mengetahui analisis kualitatif tes buatan guru SMA/MA di Kabupaten Boalemo, lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. Dari analisisis yang ada pada lampiran 2 tersebut, dihasilkan analisis kualitatif soal fisiska SMA/MA dikabupaten Boalemo sebagaimana tertera pada tabel sebagai berikut:
Data Identifikasi hasil analisis kualitatif SMA/MA Negeri di Kabupaten Boalemo Nama Sekolah
Butir soal Materi
Konstruksi
Bahasa
%
%
%
MAN Tilamuta
0
14.29
0
SMA Negeri I Tilamuta
0
7.5
0
SMA Negeri Botumoito
0
12.5
0
0
34.29
0
Jumlah
Berikut ini disajikan hasil analisis kualitatif dalam bentuk grafik 1:
16
14.29
14
12.5
12 10 MANTIL
7.5
8
SMANTIL
6
SMAN Botumito
4 2
0
0
0
0
0
0
0 Materi
Konstruksi
Bahasa
Secara keseluruhan hasil analisis kualitatif
tes fisika buatan guru SMA/MA di
Kabupaten Boalemo. Pada umunya memiliki 0% soal dari aspek materi, 34.29% soal dari aspek konstruksi dan 0% soal dari aspek bahasa. Analisis Kuantitatif a. Tingkat Kesukaran Soal menurut Daryanto (2010:179) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Oleh karena itu, dalam penyusunan naskah ujian sebaiknya butir soal yang digunakan , 25% mudah, 50% sedang dan 25% sukar. Untuk mengetahui berapa besar tingkat kesukaran tes fisika yang dibuat oleh guru SMA/MA di Kabupaten Boalemo, maka digunakan analisis terhadap tingkat kesukaran soal seperti yang disajikan pada grafik sebagai berikut:
Dari data grafik diatas secara keseluruhan tingkat kesukaran pada 3 sekolah SMA/MA Negeri yang ada di Kabupaten Boalemo, memiliki tingakat kesukaran mudah 55.74%, sedang 42.92% dan sukar 1.34%. Dibawah ini adalah gambar grafik 2 tentang hasil analisis validitas tes obyektif buatan guru Fisika SMA/MA Negeri di Kabupaten Boalemo:
Dari grafik diatas hasil analisis validitas tes fisika pada SMA/MA Negeri di Kabupaten Boalemo, pada umumnya terdiri dari 24.05% soal yang valid dan 75.95% soal yang tidak valid.
3. Reliabilitas Untuk sekolah SMA/MA di Kabupaten Boalemo diperoleh hasil analisis skor reliabilitas untuk masing-masing sekolah pada tabel dibawah ini:
Tabel 11:Hasil analisis Reliabilitas Tes Buatan Guru Fisika Kelas XI Reliabilitas Nama Sekola
Capain
Status
MAN TILAMUTA
0.93
Korelasi Tinggi
SMA NEGERI I Tilamuta
0.86
Korelasi Tinggi
SMA NEGERI Botumoito
1.021
Korelasi Tinggi
Dari tabel diatas dapat diketahui hasil analisis reliabilitas tes pada 3 SMA/MA Negeri di Kabupaten Boalemo memiliki korelasi tinggi. Data Identifikasi Hasil analisis Daya Pembeda SMA/MA di Kabupaten Boalemo Butir Soal Nama Sekola
Baik sekali JLH
%
Baik JL
%
H MAN
1
TILAMUTA
2.
Cukup JL
%
H
Tidak baik JL
%
H
Total JL
%
H
8
22.86
17
48.57
9
25.71
35
100
8 6
SMA
0
0
23
57.5
7
17.5
10
25
40
100
1
2.
7
17.5
19
47.5
13
32.5
40
100
NEGERI I Tilamuta SMA NEGERI Botumoito
5
Grafik 3: tentang hasil analisis Daya Pembeda Tes Obyektif buatan guru Fisika SMA di Kabupaten
Analisis Daya Pembeda tes (%)
Boalemo 70 60 50 40 30 20 10 0
57.5
48.5
47.5 32.5
22.8 25.7
25
17.5
17.5
Baik Sekali Baik Cukup
2.86
MAN Tilamuta
0
SMAN I Tilamuta
2.5
Tidak Baik
SMAN Botumoito
Dari grafik diatas hasil analisis daya pembeda pada SMA/MA Negeri di Kabupaten Boalemo, pada umumnya terdiri dari 1.79% kategori soal baik sekali, 32.6% kategori soal baik, 37.83% kategori soal cukup baik dan 27.73% kategori soal tidak baik. Selanjutnya jika ditinjau dari Distractor. Dikatakan berfungsi sebuah Distractor apabila mempunyai daya tarik yang besar dari pengikut tes yang kurang memahami konsep. Jika dilihat pada data yang ada rata-rata Distractor sudah berfungsi jika, walaupun ada beberpa butir Distractor yang tidak dipilih oleh peserta tes. Sehingga Distractor tersebut perlu diperhatikan kembali atau direvisi.
IV.Penutup Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan analisis tes Fisika buatan guru SMA/MA di Kabupaten Boalemo. Ditinjau dari analisis kualitatif secara keselurahan penyusunan soal sudah baik. Tetapi ada 11.43% dari aspek konstruksi yang perlu direvisi karena bisa mempengaruhi siswa dalam melihat dan memahami pilihan jawaban. Secara kuantitatif ditinjau dari segi tingkat kesukaran soal, validitas, reliabilitas, daya pembeda dan pengecoh secara kseluruhan sebagian soal perlu direvisi kembali. 5.2 Saran Adapun yang menjadi saran pada penelitian ini adalah agar kiranya guru dalam setiap mengadakan evaluasi terlebih dahulu soal tersebut dianalisis secara kualitatif dan setelah diujikan kepada siswa perlu dianalisis secara kuantitatif. Agar kita dapat mengetahui kualitas tes tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Taruh, Enos. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Universitas Negeri Gorontalo
Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu
Riduwan. 2009. BELAJAR MUDAH PENELITIAN untuk Guru-Karywan dan Peneliti Pemula. Bandung:ALFABETA
Sugiyono. 2008. MEMAHAMI PENELITIAN KUALITATIF. Bandung: ALFABETA
Sugiyono. 2009. STATISTIKA untuk PENELITIAN. Bandung: ALFABETA
Sugiyono. 2011. METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D.Bandung: ALFABETA
Sukardi. 2011. EVALUASI PENDIDIKAN Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: BUMI AKSARA