PERENCANAAN DAN EVALUASI PEMBEI.A'ARAN BERBASIS ANEKA SUMBER
Sohst Siqgiqn Abstract Percncanaan pembelajaran aneka sumber perlu dilakukan disebabkan: (l) dengan belajar berbasis aneta sumber, pebelaJar dapat melakukan kegiatan belajar sesuai dengan gaya be;lajar yang dimilikinya, misalnya dengan jalan mendengarkan rekaman audio, siaran radio, dan melihat TV, video dan computer assisted instruction (clA), dan lainJain, (2) Kesempatan belajar karena hal ini sffatnya individuat, maka seorang pebelajar dapat saja mengafur kapan waKu yang cocok buat mercka belajar, (3) Kemauan ahu
motivai untuk betaja. Tanpa motivmi yarg tinsgi pTeslmi betaiar dl(an srnit dhc6ai,
ualtau
bagaimanapun lersedianya berbagai aneka sumber belajar. BebeEpa manfaat yang dapat diambil dari belajar berbasis aneka sumber antara lain, (a) seseorang dapat belajar sesuai dengan kondisinya dan waktu belajar, (b) menimbulkan pemahaman yang lebih mendalam, (c) mendomng tefadinya pemusatan pertntian tertndap topic sehinggga pebelajar menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan produk
belaiar yang lebih bermutu. (d) meningkatkan pembentukan ketrampilan bepikh seperti ketrampilan memecahkan masalah, memberikan pertimbangan-pertimbangan, (e) meningkafl
A
Pmdahuluat
iatlh sebagai systern pendidkan attenrative
(Bebas)
Betajar berbasis aneka sumber adalah menjadi paradigma bel4ar saat lni, tra
inl
berbagai
yaq
prmes pendidikan dan
memungkinkan
pembelaiaran dilakukan secara lebih luas, efisien,
efeKif dan dapat dielses oleh siapa saja yang
dilakukan agar pebelajar memperoleh pengalaman belajar sehingga teriadi perubah-an memerlukan tanpa pandang ienis kelamin, usia, tempat tinggai status ekonomi maupun dalam didnya menuiu ke arah yang iebih pengalaman pendidikan sebelumnya, (3) makin
Untuk itu, pebelalar (siswaimahasiJwa)
sebanyak-banyaknya berinteraksi dengan belajar. Dalam bidang pendidikan da-n
baik. harus
sumber
pelatihan
'
banyaknya pilihan sumber belajar yang tensedia sebagai
.dampak
makin banyak dan mudahnfa
baik yarq bemanhd maupun kita merasakan adanya beberapa kecenderungan, ilPPTio'ptlottt' yaitr: (1) bergesemya paradigma p€rdidikan-dan tidak, (4) makin diperlukannya standar kualitas global dalam kerangka pensaingan global' Sistem
pada pada pui.
pelatihan dari sistem yang berorientasi akredft€si.antar lembaga pendidikan baik di dalam guru/dosen ke sistem yang berorienhsi luar negeri nampaknya akan semakin pebelajar. Seiring dengan ini akan teriadi "lP'n.karena makin ramainya lalu linhs t"ansfer penting pergeseran peran guru/dosen dan peoeiaiar krcdit anlar lembaga teMama perguruan Tinggi, dalam proses pembelajanan karena
maiin banyaknya tersedia sumber-sumber belaiar altematif, di samping gunr/dosen, (2) tumbuh dan makin memasyarakatnya pendidikan
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
brbuka4arak
(5) semakin dipeilukannya pendidikan sepaniang hayat, sejalan dengan menipisnya batas antara masa sekolah dan masa berkefia disatu pihak dan
29
be*embang atau berubahnya pengetahuan dan ketrampilan yang dipertukan dalam kehidupan di masyarakal
saling bednteraksi unfuk mencapai suah, h{uan. Salah satu komponen di
belajar. Dalam usaha meningkatkan kualitas
Kecenderungan*ecenderungan
di atas secara perlahan namun pasti akan makin menampakkan wujudnya dalam kegiahn pembetajaran bertat terus berkembargnya teknologi komunikasi dan informasi. Oleh karena
itu, besar
kecilnya kadar pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelaiaran akan mempenganfii seberapa cepat kecenderungan tersebut datam dunia pendidikan. Berkaitan dengan ungkapan di atas, maka nampaknya guru/dosen merupakan tenaga
proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita iidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti
kebera-annya, yaitu batrwa pebelaiar harus sebaflyak-banyaknya berintenksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit
diharapkan
dapat
diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tecapainya hasil belaiar yang optimal. Dengan demikian penggunaan aneka sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai
arti
yang
pelaksana yang sangat menentukan. Di anhra
sangat penting. Sehin melengkapi, memilihana, dan memperkaya proses pembelajaran sumber
guu sebagai penggerak proses belajar meng4ar memainkan peranan yang
belajar berkedudukan untuk kegiatan akademik pebelajar.
sangat besar. Tingkat keterlibatan pebelajar serta
Dengan dimanfaatkannya aneka sumber belajar secara maksimal pemahaman tidak akan
{aktor-taktor lain,
interaksi yang tsrjadi dalam proses belajar mengajar sangat terganfung pada guru, apakah ia
mamf'u
mengembangkan
suatu
sistem
instruksional yang baik ataukah tidak. Guru yang
profesional akan selalu secrzt swadaya menerapkan be6agai altemative pendekahn dalam pengelolaan proses belajar mengajar unfuk menghasilkan suatu proses belajar mergajaf yang
inovatif dm lebih efBien.
Upaya
mengembangkan posedur
tindakan yang bertujuan untuk mengubah sihJasi yang ada ke situ6i yang diinginkan. DerEan tidak mengesampingkan fungsi guru yang lain, jehslah
bahwa fungsi meftmcang
terbatas pada apa yang diperoletmya melalui kegiahn tatap muka tetapi akan mampu menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan tenrbma yang
sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga up to date dan mampu rnengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa pengetahuannya senanliasa
beritbatr. Belaia
merancang pembelajaran amat penting dilakukan. Esensi rancangan adalah merancang seperangkat
pembelajaran.
merupakan fungsi yang sangat esensial karena pengelolaan dan evaluasi pembelajaran pada
hakikatnya tejga\tu{rg kepada rancaqa{, pembelajaran yang telah dibuat guru. Behjar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu
meningkatkan
tid*,
hanya teftatas menggunakan sumber betajar yang herupa bahan-bahan cetakan saja seperti buku yang
hanya menekankan dimensi visual, tetapi lebih
dari itu. Proses belajar dapat
meliputi
pemanfaatan semua indra kita secara total dan
terpadu. Buku hanya sebagian dari sarana pembawa pesan kepada kita untuk kita pelajari - kaena masih banyak lagi sumber-sumber lain yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkafl
sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
30
Degeng (1990:81) menyatakan sumber belajar mencakup seinua sumber yang mungkin
dapat digunakan oleh pebelajar agar
terjadi
perilaku belajar. Lebih lanjut Degeng menyatakan
bahwa peranan pkok sumber belajar dalam proses pembelajaran adalah .mentrarsmisi, rangsangan atau informasi keoada pebelajar. AECT (1977:9) mendefinisikan sumber belaiar adalah meliputi semua sumber (data, orang, bahan dan alat) yang dapat digunakan oleh pebelaiar dalam belaiar baik secara terpisah
maupun seca!'a terkombinasi sehingga
mempermudah pebelaiar dalam mencapai tujuan belalamya. Dari apa yang dikemukakan di atas,
dapat dirumuskan bahwa sumber belajar adalah segala hal yang dapat memberikan kemungkinan
kepada seseorang memperoleh
sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dalam proses. Hal ini menunjukkan adanya aneka
ragam sumber belajar yang masing_masing mempunyai kegunaan tarbntu yang mungkin sama atau bahkan berbeda dengan sumber belajar yang lainnya. Pada hakikatnya tidak ada satu sumber belajarpun yang dapat memenuhi segala macam keperluan. Dengan demikian, berbicara mengenai sumber belajar perlu diartikan
dalam arti yang iamak dan beraneka ragam serta pemilihan sumber belajar pedu dikaitkan dengan
sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan
yaifu sennua sumber yang secara khusus telah
dikembangkan sebagai "kcmponen system instruksional' untuk memberikan fasilitas belajar
yang teiarah dan bersifat formal, (2) sumber belajar yang dlmanfaatkan sumber-surnber
(by uftlization), yaitu yang tidak sesara ktnrsus di
desain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk kepeiluan belalar.
Peranan pokok sumber belajar dalam
proses pembelaiaran adalah .meniransnis.i rangsangan atau informasi kepada pebelajar. Ungkapan 'transmisi" dalam konteks ini punya dimensl banyak dan dapat dikaitkan dengan pe(anyaan-pertanyaan ini amat berguna sebagai
alat bantl
mengorganisasi dimensi sumber
belaiar. Kemp (1985:139) mengklasifikasi sumber belajar dengan menggunakan pendekatan bentuk
belajarmengajar, kelas besar, kelompok kecil, dan belajar sesuai dengan kecepatan pebelajar secara perseorangan. Lebih lanjut menurut Kemp pemilihan suatu sumber belajar didasarkan pada
karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan karaKeristik isi bidarq studi yang
ingin dipelajari. Di samping faktor-faKor lain seperti tersedia tidaknya media itu dan mampu tidaknya dosen/guru menggunakannya.
belajar.
Klasilikasi manapun yang dipi{ih dapat dipakai sebagai penuntun dalam menetapkan
B.
st"tegi penyampaian pembelajaran. Sebenamya
l.
Pembahasan
ada dua variable yang mempengaruhi pemilihan
Klasifikasi Sumber Belajar
strategi penyampaian pembetajaran,
Pembuatan klasifikasi sumber belajar dapat didekati dari peranqn sumber belajar dalam
pembehjaran,
atau dari
tingkat
keabstrakan/kekonkritan suatu media atau juga
yaitu karakteristik bidang studi dan tersedia tidaknya sumber belajar. Karakteristik bidang studi perlu
menjadi pertimbangan khusus ketika memilih media pembelaiaran yang akan digunakan
dari struhur betajar mengajar dimana sumber belajar itu dipakai. AECT (1977) membedakan sumber belajar menjadi dua jenis, yakni (i)
m€fi)ampaikan Ffirhetaiar-an. Tenrtama dkaikan dengan tingkat kecermatan suatu media dalam
sumber belajar yang direncanakan (by des,ign),
khusus yang dimitiki oleh suatu media serta
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
menyampaikan pembelajaran, kemampuan
31
?:.rS:$
motivasionat
yang
mampu
ditimbulkannya.
2.
pada 4 hal penting, yang dikelompokkan ke dalam variable kondisi pembelajaran, yaitu (1) apa
yang ingin dicapai, (2) apa isi yang Perencanaan Fembelajaran Aneka Sumber
Pembelalaran
ahu
pengalaran
ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya adalah
'upaya.untuk membelajarkan siswa (pebelajar)". Dalam batasan ini secara implicit terlihat bahwa dalam pembelajaran ada kEiatan memilih,
menetapkan, dan mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pemilihan, penetapan,
dan
.
Ungkapan pembelajaran
dipakai
karena lebih tepal menggambarkan upaya untuk membangkitkan prakar:sa belajar pebelajar.
Di
samping itu, ungkapan pembelajaran memliki makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan
percncanaan . membelajarkan hakikat.
-
(disain)
upaya
pebelajar.' Dalam
beiajar,
pebelajar lidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar yang mungkin
orpakai. untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pembelaiaran firefiaruh perhatian
pada
'bagaimana membelaja*an siswa, bukan apa yang dipelajari siswa,. pembelajaran lebih menekankan pada cara-cana untuk
harus
dipela]ari untuk mencapai tujuan, (3) apa sumber
DelaJar
yang lcmedia, dan (4)
bagaimana
karakteristik pebeiajar. Tanpa p.riakan ini, kecil sekali. kemungkinan untuk dapat mengembangkan
metode pembelajaran yang optimal. Dengan lain, pengembangair mebde pembelajaran yang optimal haruslah didahului
ungkapan
dengan kegiatan analisis kondisi pembelaiaran.
Pada hakikatnya, pembelajaan
pengembangan
metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasamya merupakan inti perencanaan (design) pembelajaran.
tujuan
memiliki unsur-unsur yang saling terkait dan
menunjang dalam pencapian hasil. ltulah sebabnya pembelajaran disebut juga sebagai
sis.em. Komponen utamanya adalah pengembangan, pelaksanaan kegiatan, dan
evaluasi pembelajaran. pada saat ini ielah banyak
modet-model desain pembelaftran yinS dikembangkan para ahli yang dapat d(gunakan sebagai panduan atau kerangka acuan untuk merancang progam pembelajaran maupun untuk mengembangkan suatu sistem pembehjaran,
seperti model Briggs, model Banathy,
model
Kemp, model ppSl, model Gerlach dan Ely, model
Dick dan Carey, model Degeng dan lainlain. Berikut ini dapat dikemukakan langkah_ langkah perencanaan (desain) pembelajaran
Pl, .ryd.]
model Degeng (1990), meliputi:
mencapai
tujuan ini, yaitu berkaitan dengan bagaimana cim menqorganisasi isi pembelaiaran, menyampaikan
isi.pembelaiaran, dan mengelola pembelajanan. Itulah sebabnya dapat dikiitakan bahwa kajiin inti
dari pehbelajaran
adalah penetapan melode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yaag telah ditetapkan. Bagaimanapun
pemilihan, penehpan
juga secara
dan
a. Analisis tujuan pembelajaran dan karaKeristik bidang studi
Analisis Tujuan pembelajaan
dan
karakteristik isi bidang studi perlu dilakukan pada tahap awal kegiatan perancangan pembelajaran..
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui tujuan pembelajaran apa yang diharapkan dikuasai
umum
pengembangan
van'able metode pembelajaran haruslah berplak
pebelajar setelah menyelesaikan
satu
matapelajaran tertentu. Sebagai fujuan akhir dari suatu kemampuan yang utuh dari domain_domain
tertentu (pengetahuan, ketrampilan, .atau sikap).
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 32
Tujuan pembelajaran sebagai suatu kemampuan yang utuh adalah hasil sintesis dari beberapa
kemampuan khusus (dasar). Larakleristik
Analsisis
isi
bidang studi dilakukan untuk mengetahui tipe isi bidang studi apa yang akan
dipetaiari pebelaia. Apakah berupa faKa, konsep,
pdnsip, atau prosedur. Demikian iuga untuk mengetahui bagaimana struktur isi bidang studinya. Artinya, bagaimana str.uktur orientasi
diperhatikan. Factor ini amat menentukan berhasil tidaknya penggunaan suatu st"tegi. Realisasi dari
faktor ini akan nampak sekali dalam penyediaan
belajar. Faktor lain yang termasuk kelompok kendala adalah waktu. Keterbatasan rnktu hanydr memeeefigaruhi sumber-sumber
pemilihan strategi penyampaian. Beberapa rnedia pembelajaran, atau kegiatan belajar tertentu, atau
penstrukturan
kelas membavra konsekuensi
dan struktur pendukung isi bidang studi yang akan dipelaiari pebelaiar. Menil (1979) mengkalsifikasi
khusus pada alokasi waktrr
bel{ar.
Menyampaikan pembelajaran
dengan
tipe isi bidang atas: faka, konsep, prinsip, dan prosedurdan mergkiasifkasi unjuk kerja atas: mengingat, menggunakan dan menemukan.
menggunakan media fiim, umpainanya membutuhkan waktu lebih singkat dari pada mengamati langsung suatu proses kegiatan.
o
Kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat menerima,
Analisis sumber belajar
Analsisis sumber belajar dilakukan segera selelah langkah analisis tujuan dan karakteristik bidang studi. Langkah ini dimaksudkan unfuk mengetahui surnber-sumber belajar apa yang tersedia dan dapat digunakan
waktu lebih singkat daripada kegiatan-kegiatan belajar yang besifat menemukan. Menyampaikan pembelajaran
membutuhkan
kepada kelompok besar lebih menghemat waktu dari pada kelompok-kelompok kecil, atau kepada perseoran9an.
untuk menya;npaikan isi pembetaiaran. hlasit dari
Ada beberapa persyaErtan yang
kegiatan ini akan berupa daftar sumber belajar yang teBedia yang dapat mendukung proses pembehjaran. Langkah ini juga disebut dengan analisis kendaia, yaitu analisis untuk mengetahui
perlu diketahui oleh guru/dosen dalam memanfuatkan
keterbatasan-keterbatasan sumber-sumber
pedoman dalam memilih sumber belajar. Pokok-pokok bahasan yang menjelaskan
belajar termasuk pula keterbatasan waktu dan
berbagai sumber belajar, antara lain:
/ r'
analisis isi bidang studi yang akan disajikan
dana. Analsisis ini akan amat bermanfaat dalam
kepada pebelajar. Hal
mempreskripsikan startegi penyampaian isi
Bagaimanapun iuga strategi penyampaian yang dipilih dan akan dilaksanakan, mau atau tidak
Di samping faKor tersedianya sumber belajar, keterbatasan waktu juga perlu
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
dilakukan
sumber belajar agar materi yang disajikan
melalui sumber-sumber belalar
dapat
memperjelas dan memperkaya isi bahan. penyampaian
/ Pemilihan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan sumber
belajar. Strategi sangat erat kaitannya
harus mempertimbangkan variable ini: Adqlatl tidak masuk akal memilih suatu strategi penyanpaian yafiS lidak didukung oleh sumbersumber belajar.
itu perlu
sebagai dasar pemilihan serta pemanfaatan
pembelajaran yang optimal. Kendala didefenisikan
sebagai keterbatasan sumber-sumber belajal termasuk pula ketertatasan waktu dan dana.
Tujuan pembel4aran hendaknya dijadikan
dengan sumber belajar
r'
bahkan sesungguhnya strategi ifu termasuk ke dalam salah satu jenis sumber belajar.
Sumber-sumber belajar
yang
dirancang
berupa media pembela.iaran dan bahan tertulis yang tidak dinancang.
33
*'
Pengaturan waktu sesuai dengan luas pokok
bahasan yang atan Oisamia:tan tejala pebelajar. Wakfu yang rj,perlu,lan
n:enguasai
materi tersebut
mempengaruhi sumber belajar
r'
untuk akan yang
telah
karakteristik pebelajar amat penling perannya
dalam
meningkatkan kebennaknain yang selanjutnya membawa
pembelajaran
dampak dalam memudahkan
dipergunakan. Bentuk evaluasi yang akan digunakan.
Sebagaimana
pembelajaran yang optimal. lni dilakukan karena
dkemukakan
proses_pmses
i:itemal yang bedangsung dalam diri pebelaiar ketlka belajar. LangkahJangkah berikut daiat
bahwa hasil akhir dari analisis sunrber belajar
dgunakan untuk melakukan analisis karakteristik
adalah berupa daftar sumber belajar yang tersedia dan dapat dipakai untuk keperluan pembelajaran.
Pebelajar, yaitu:
r'
Langkah-langkah berikut ini pertu dipertlatkan:
/ /
Pilih klasilikasisumber beiaiar
drlakukan dengan menggunakan
Gunakan klasifikasi ini untuk mengidentifikasi
xemampuan awal, angket dan wawancara.
sumber-sumeber belajar yang iersedia di trngtiungan dimana pembelajaran itu aka:r
/
r'
tab_ulasi akan dapat dipakai untuk menrbuat
dilakukan
berdas.arkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan karakreristik tidaa 6tuOi
ciaftar klasifikasi karaKeristik yang menonjol yang pedu di,cerhatikan dalam penetapan
yij
kecermatan media untuk menyampaikan- isi.
Kemampuarrkemampuan
r'
tirusrjs ya;;
. ditampilkan suatu media, ierti pengaruh motivasional yang mampu
a.
Menganalisis karakteristik pebelajar
unluk
mengetahui
cjrd_;iri
peseonangan pebelajar. Beberapa yang lermasuk di dalamnya adalah bakat, kematangan tingkat
berplkir, motivasi, dan kemampuan awalnya. Hasit dari langkah ini akan berupa dafi.ar yang memuat pengelompokkan karakteristik pebelajar. KaraKeristk pebelajar ini sangat berguna sebagai
pijakan dalam pemitihan strategi pengelolaan
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
stratgei
dipertutilin
data:n pembuatan daftar ini adalah bahwa daftar harushh selalu disesuaikan dengin kemajuan-kemajuan belajar
peDetaJar secara perseorangan.
o
yang didpai
Menetapkan Tujuan dan lsipembelajaran
Menetapkan tujuan belajar pembelaiamn ini sebenarnya
Analisis karakbdstik pebe{aiar
dimaksudkan
Pemhuatan Cafrar karaKeristik pebelajar. Daftar .karakteristik pebelajar periu dibua pengelolaan pembelajaran. perlu
ditampilkannya. Buat daftar sumber belajar yang siap dipakai. uaftar ini hanya memuat sumber-sumber
pembelajaran.
slrategi pengelolaan.
seDagai dasar menenfukan
mampu
belajar. yang benar-benar atan dipakai sebagai- media untuk menyampaikan isi
perseorangan
pada langkah pertama diiabuiasi untuk Ignga?at tJaslfrkasi dan rinciannya. Hasil
Analisisis kualitas dan kuantitas sumber
akan dipelajari pebelajar. Rnatisis fujtitai dimaksudkan untuk mengetahui iingkat
Tabulasi kamkteristik
i.,
pebelajar. Hasil pengamatan yang dilakulan
dilaksanakan
belajar. Analisis kualitas
r'
Melakukan pengamatan kepada pebelajar secara pemrangan. penganratan ini dapat
dan
sudd
.si
dapat
dilakukan segera setelah melakukan analisis tujuan (standar kompetensi) dan karakteristik isi bidang studi. Hasi{ dari langkah ini akan berupa
9.fl9r
y*S
memuat tujuan khusus pembelajaran
(sering iuqa disebut tuiuan belaiar, atau istilah
sekarang dapat disebut dengan kemampuan dasar), dan tipe seda struKur isi yang
akan
dipelajari pebelajar unfuk mencapai tujuan belajar yang blah" ditetapkan. Tujuan pembelajaran ini
pengorganisasian pembelajaran tingkat mikro.
dipakai untuk menyampaikan pembela.iaran kepada pebelajal dan sekaligus untuk menerima
Tujuan khusus inilah yang akan memberi arah isi bidang studi apa yang akan disajikan dan
serta merespon masukan-masukan dari pebelajar. Oleh karena fungsinya seperti ini, maka strategi
sekaligus bagaimana mengorganisasinya.
ini juga dapat disebut sebagai metode
amat bermanfaat untuk mempreskripsikan strategi
o
Menetapkan strategi pengorganisasian isi
Menetapkan strategi pengorganisasian pembelajaran segera dapat dilakukan setelah
untuk
meldrsanakan pro'ses pembelaiaran' Metode pembelajaran berfungsi untuk sebagai cara dalam
menyalikan isi pelajaran kepada pebelajar untuk mencaoai tu.iuan tertentu. Berbagai metode dapat
analisis dan penetapan tipe serta karakteristik isi strategi pembeiajaran.
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, di
pengorganisasian pembelaiaran amat dipengaruhi 'si bidang studi yang dipelajari dan oleh apa tipe
demonstrasi, metode penampilan, metode diskusi,
Pemilihan
antaranya yaitu metode ceramah. metode metode studi mandiri, metode latihan, metode simulasi, metode sumbang saran, metode studi
bagaimana struklur isi iiu. Hasil dari langkah ini
akan berupa
penetapan model
untuk
kasus, metode computer assted leaming, metode praktikum, meMe proyek, metode bermain peran,
mengorganisasi isi bidang studi, baik tingkat makro maupun mikro. Strategt pengorganisasian makro diacukan untuk menata keseluruhan isi
metode seminar, dan sebagainYa.
Gagne dan Briggs (1979) menyebut strategi ini dengan delivery sysfem, yang
bidang studi, dan startegi pengorganisasian mikro diacukan untuk menata saiian suatu konsep, atau
didefinisikan sebagai
prinsip, atau prosedur.
o
Menetapkan pembelajaran
Menetapkan startegi
Penyampaian
pada
hasil analisis
pembelajaran didasarkan
sumber belajar. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa hasil analisis sumber belaiar akan berupa daftar sumber belajar yang tersedia dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
penetapan model untuk menyampaikan isi pembelajaran. Banyak model-model untuk menyampaikan isi pembelajaran ini, di antaranya model pembelajam aktif, pembelajaran mandiri,
pembelajaran kooperatif
dan
kolaboratif,
pembetajaran discovery, pembelaiaran berbasis
masalah,
dan lain-lain. Strategi penyampaian
pembelajaran mengaou kepada cara-cara yang
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
to
pembelajaran. Paling tidak ada 3 komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskipsikan strategi penyampaian, yaitu media pembelaiaran'
Pada langkah ini daftar yang sudah dibuat tenebut dijadikan dasar dalam memi{ih dan menetapkan strategi penyamPaian pembelaiaran. Hasil kegiatan dalam langkah ini akan berupa
total of all @mpanents
make an instruclional slttem Dengan demikian, strategi intende{. operate as penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru, bahan-bahan pembelajaran, dan kegiatankegiatan yang bekaitan dengan pembelaiaran. Dengan ungkapan lain, media merupakan satu komponen pentrng dari strategi penyampaian
necessary penyamparan
strategi
'the
interaksi peblaiar dengan media
, dan
bentuk
(struktur ) belaiar mengaPr.
'
Media pembela.iaran adalah komponen startegi Denyampaian yang dapat dimuati pesan lang akan disampaikan kepada pebelajar, apakah
itu, orang, alat atau bahan. Martin dan Briggs
(1986) merqemukakan bahwa
Nedia
pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan
pebelajar.
lni dapat berupa perangkat
keras,
1(
seperti computer, televisi, proyeh.or;
dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat-
perangkat keras itu. Dengan menggunakan batasan Martin dan Briggs, guru luga tsrmasuk media pembelajaran sehingga merupak€n baglan dari kaiian strategi penyampaian. Hait belaiar
terjadi dalam diri pebelajar ketika berinteraksi dengan media, karena
mereka
itu
tanpa
niedia belaiar tidak akan pemah teriadi.
Struktur belajar mengajai atau pola regiatan belajar mengajar iuga merupakan dasar
Calam memilih strategi
penyampaian
pembelajaran. Menurut Ely (1979) pada dasamya
ada liga macam'pola dasar kegiatan belalar mengajar ditinjau dari segi jumlah pebelajar yang bolaiar, yaitu pembelaiaran untuk group besar 30
orang atau lebih, pembelajaan untuk group kecil 5- 15 orang, dan pembelajaan individual i- 3
orang. .Caraara .untuk pembelajaran
ini
menampilkan
lebih mengacu
kepada
komponen media dan interaksi media dengan pebelaiar. Penyampaian pembelajaran dengan ceramah misalnya menunM penggunaan media
guru, dan dapat diselenggarakan dalam kelas besar. Penyampaian pembelajaran dalam kelas besar rnenuntut penggunaan media yang berbeda
dari kelas kecil. Demikian iuqa
untuk
pembelajaran perseorangan dan belajar mandiri.
.
pengelolaan
karakteristik pebelajar. Klasifikasi karakteristik pebelajar yang dibuat kelika melakukan analisis karakteristik dijadikan sebagai dasar memilih dan
menetapkan strategi pengelolaan. Langkah ini sudah dapat dikedakan segera setelah selesai rnehkukan analisis karakterislik pebe,taiar. Hasil dari langkah ini akan benrpa model strategi pengelolaan yang meliputi peniadualan kegiatan
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Stategi pengelolaan
pembelajaran
berurusan dengan bagaimana menata inteiailsi
antara pebelajar dengan pembelajaran
strateg i-strateg i
lainnya, yaitu
pengorganisasian
dan strategi
strategi
penyampaian
pembelajaran. Lebih khusus, strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu startegi atau komponen suatu tepat dipakai dalam suatu
situasi pembelajaran. Penjadualan p€nggunaan strategi pembelajaran mengacu kepada kapan dan benpakali suatu strategi pernbelajaran atau komponen strategi -pembelajaran dipakai dalam suatu situasi pembelajaran. pembuatan catatan
kemaiuan belaiar pebela[ar menqacu kepada kapan dan beepa kali penilaian hasil belal'ar
dilakukan,
seita
bagaimana
prosedur
.penilaiannya. Pengelolaan motilasional mengacu
kepada cara{am yang dipakai
untuk meningkafl
belajar mengacu kepada kebebasan pebelajar dalam melakukan pilihan tindakan belajar.
o
Pengukuranhasilbelajar
Langkah terakhir pembelaiaran model
ini
dari
disain
adatah melakukan pengukuran hasil belajar, yang mencakup
tarik pembelaiaran. Kegiahn
pembalajaran amat tergantung pada hasil analisis
belaiar meng{ar, pengelolaan
siswa, dan penetapan kontrol belajar.
pengukuran tingkat keefeldifan, efisiensi dan daya
Menetapkan strategi pengelolaan
Menetapkan strategi
pernbuatan catatan tentang kemajuan belajar
ini
dilakukan
mengadakan pengamatan pmses pembelajaran dan hasil belajar. Hasil kegiatan ini akan berupa bukti mengenai tingkat keefeKifan, efisiensi, dan
daya tadk
pembelajaran.
.
Keefektiran
pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian pebelajar pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Efesiensi biasanya diukur
derqan rasb antara kee{ektr't dan iurnlah waktu
dan/atau biaya yang terpakai. Daya
tarik
pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati
motivasional,
36
kecenderungan pebelajar unfuk tetap dan terus
pembelajaran
belajar.
memungkinkan digunakannya beraneka ragam
atau kemampuan dasar
sumber belajar dalam setiap
3.
Evaluasi Pembelajaran Berbasis Aneka Sumber
sangat st€tegis dalam proses belajar mengajai. Sedemikian penting evaluasi ini sehingga tidak
ada satupun usaha untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dapat dilakukan dengan baik tanpa diserlai langkah evaluasi. Dalam hal ini setidak-tidaknya ada tiga manfaat
(t) memahami membuat keputusan, dan (3)
evaluasi dalam pembelajaran, yaitu
(2)
meningkafl
Sedikitnya ada 4 hal yang pedu k'rta perhatikan dalam memilih atau mengevaluasi sumber belajar yang digunakan, yaitu kesesuaian
sumber belajar dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian sumber belajar dengan jenis pengetahuan, kesesuaian sumber belalar dengan
sasaran, dan kemudahan r,rcmperoleh sumber belajar.
a.
kegiatan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam setiap kegiatan pembelajaran ada beberapa kemampuan
daar yang akan.dicapai, dan setiap kemampuan
Evaluasi pembelajaran menempati yang
sesuatu,
juga
Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan
Setiap tujuan pembelajaran
pada
dasar menuntut sumber belajar yang berbeda.
b.
Kesesuaian sumber belajar dengan jenis
peng etahu an.
Pemilihan media dapat pula dilakukan berdasarkan kesesuaian media dengan jenis pengetahuan. Misalnya untuk pengatahuan yang
bersifat verbal akan efektif bila menggunakan program kaset audio. Untuk pengetahuan yang
bersifat factual akan lebih efektif bila menggunak-on frlm, rideo ata, media \,{sual lainnya. Demikian iuga halnya dengan pengetahuan yang berupa proses atau prosedural, media film atau televisi (visual gerak)
akan lebih baik bila dibandingkan dengan media
visual diam, seperti stide seri, OHT, toto, dan sebagainya. Kesesuaian sumber belaiar dengan
jenis pengetahuan secan konseptual isi bidang studi dibagi dalam beberapa jenis pengetahuan, verbal, visual, konsep, prinsip, proses, prosedural
dan sikap. Setiap jenis
pengetahuan
hakikatnya membutuhkan sumber belajar tertentu
membutuhkan sumber belajar tertentu untuk
untuk mencapainya. Unfuk itu dalam menentukan
mencapainya. Oleh karena
sumber belajar harus mengacu kepada kata kerja
bahwa tidak ada satupun media yang cocok untuk
yang digunakan sebagai indikatomya. Adapun yang perlu dihindari adalah jangan sampai kita menggarfi - ttrluan yang akarr di@al karena
semua ienis pengetahuan.
c.
itu dapat dikalakan
Keseuaian sumber belajar dengan sasaran
(pebelajar)
keterbatasan dalam penggadaan media. Namun
kemungkinan tersebut dianjurkan membirat altemative pemilihan media yang lain. Dengan demikian apabila sumber betaiar yang dipdoritaskan sutit remperolehnya atau menyediakannya, maka dianjurkan untuk menggunakan altemative berikutnya. Pemilihan
EfeKifitas suatu media akan tercapai bila penggunaanya disesuaikan dengan karaKeristik
media yang mengacu pada tujuan khusus
sasaran. Misalnya media televisi yang dirancang
untuk mengantisifasi
"
pebelajar. Oleh karena itu pada saat memilih
sumber belalar, selain memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga harus mengetahui secaa tepat, siapa yang menjadi
untuk tujuan tertentu, bisa tidak efektif bila
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
37
digunakan untuk sasaran yang belum terbiasa dengan media tersebut. Karakteristik sasaran merupakan bahan pertimbangan dalam pemilihan media yang tepat. d. Kemudahan memperoieh sumber belajar Ada satu hat yang harus diingat dalam memilih sumber belajar, yaitu betapun bagusnya sesuatu media jika lidak mungkin uniuk diadakan,
maka tidak ada artinya. Untuk itu sebaiknya
pilihlah sumber belajar yang rnendapatkannya, namun
mudah
tetap efeKif
untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang akan dic€pai.
Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan
untuk memilih suatu sumber betajar
adalah
memanfaatkan sumber belajar yang telah ada (termasuk lingkungan), melakukan modiiikasi dan
pengadaan suatu media baru. pemilihan media sebagai sumber belajar adalah bagian penting dalam proses pembelajaran, sebab hanya media
yang sesuai dengan tujuan, materi,
dan
karakteristk pebetaiar yang akan memierikan hasil yang efektif.
.
teori
Salah satu teori belajar yang perlu adalah experiential leamin! yang {perh.atikal dikembangkan oteh Rogers (fgO9l. fed hi rnembr$akan dua belajar yaitu cognitive bela,1'ar.
ffi
reamtng yang berhubungan dengan pengetahuan
akademik
dan experiential leaming
yang
berhubungan pengetahuan terapan. Teori ini
menarik karena memperkenalkan
konsep
leaming yang ditandai oleh adanya :xgefntiat keterlibatan pribadi, inisiatif diri, evaluasi diri, dan dampak langsung yang terjadi pada diri pebalajar
dalam proses belajar. Oleh karena itu, menunrt Rogers expeniential haming merupakan landasan
yang kuat bagi pertumbuhan dan perubahan pribadi. Teori ini menyimpulkan bahwa belajar harus dilakukan oleh pebelajar, sedangkan guru/dosen hanya sebagai fasilitator. Tugas pokok
guru/dosen adalah menciptakan lingkungan
belajar yang baik, membanlu
pebetaiar
rnerurnuskan tuiuan belaiar, rnenye.mbangkan
pertumbuhan intelektual dengan pertumbuhan
lmplementasi pembelajaran berbasis
aneka sumber membawa implikasi terfiadap model dan teknik penilaiaan yang dilaksanakan. Penrlaian yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran aneka sumber adalah
asesmen
otentik. Penilaian atau asesrnen otentik diartikan
sebagai proses penilaian kineda
Berbeda dengan pengukuran hasil belajar, penilaian sangat terkait dengan
perilaku
pebelajar secara multidimensional pada sifuasi
nyata. Sedangkan asestr€n ki{reria secara sederhana didefenisikan sebagai penilaian terhadap proses perclehan, penecpan pengetahuan dan ketcmpilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan pebelaiar dalam proses maupun produk.. Karakteristik utama penilaian lidak hanya mengukur hasil belajar pebelajar (achie,remeni), tetapi secara lengkap memberi informasi yanj lebih jelas tentang proses pembelajamn.
emosional, menyediakan sumber belajar, berbagi
rasa serta pemikiran dengan pebelajar
dalarn
bela.iar tetapi tidak mendominasi.
Selama ini dalam penilaian pembelajaran .hanya menilai pada
satu kemampuan pokok yang
disebut aspek kognitif. Saat ini terjadi perubahai sehingga dari satu aspek menjadi multi aspek.
Aspekaspek brsebut didasarkan pada teori kema$uan nultide dari l{o!{ad Gadefier
seFk
pertengahan hhun 19g0-an. Secara jelas Gardrer
menunjukkan adanya kelemahan pada sekolah
yang hanya melakukan asesmen pda dua kemampuan dasar manusia s4a yaitu kemampuan logical
linguistc, sedangkan kemampuan-kemampuan
lain ditrhggalkan. Dalam muftiple-intellegent yang dikemukakan oleh Gardner setrUak-tidaknya-adi
tujuh kemampuan dasar, (1) visuat_spatiat,
1Z;
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 38
(3)
musical-rythmical, {4) inErpersonal, (5) intrapersonal, (6) logical' matthematical, dan (7) verbal-linguistlk. Teori ini memperlihaikan secara ielas bahwa asesmen
bodily-kir,esthetic,
hasil maupun proses belajar tidak
hanya
mengukur salah satu atau beberapa espek kemampuan pebelaiar tetapi hans mengukur seluruh aspek kemampuan pebelaiar sehingga tertutup kemungkinan bahwa asesmen hanya dilakukan melalui tes baku.'
Penirtaian
oterfik merupakan
sebagai intomrasi yang
itu
peniiaian proyeh penilaian produk, penilaian pebelajar melalui kumpulan hasil kerja/ karya (portfo,rb), dan penilaiaR diri. Dalam menilai kineda pebelaiar tersebut, perlu disusun kreteri yarq dapat disepakali te ebih dahttu' Kriteia yang menyeluruh d'sebut rubrilc. Dengan demikian wujud asesmen outentik yang utana adalah task
dan
rubic. Selanjutnya task diartikan
hrgas, rubric( rubrik)
sebagai kiteria
penilaian.
G
.P.enutup
Peruahan Paradigma
diperlukan data
diandatakan sebagai
dasar pengambilan keputusn. Keputusan tersebut
berhubungan dengan sudah atau belum beriasilnya pebelaiar dalam {nencapal suatu kompetensi. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat diladng dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian
pengalaman belajar yang berorientasi pada proses perneolehan pengetahuan, ketrampilan Can nilai-nilai. Sehubungan dengan pesahya perkembangan dan perubahan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam era informasi ini, para pendidik perlu menyadari sepenuhnya bahwa lugas pokoknya dalam penyelenggaraan pendldikan di sekolah adalah 'upaya
iebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk
membelalarkan pebelajar bagaimana belaiad' Dalam belajar pebetaiar tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah salu sumber belajar
membelikan keputusan; dalam hal ini nilail terhadap hasil belajar pebelajar berdasarkan
tetapi mencakup interaksi dengan semua sumber belaiar yang mungkin dipakai untuk mencapai pada hasil yang diinginkan. Belajar dapat teriadi
tahapan bel4amya. Dari poses ini, diperoleh
potreUprofrl kemampuan pebelaiar dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan koripe'ensi dasar yang tercantum da{am proses kurikulum. Penilaian kelas merupakan satu yang, dilakukan melalui langkahlangkah perencanaal, ..penwsunan alat penilaian'
'
penguiiputan informasi melalui se.iudah buKi
yang rnenunlukkan pencapaian hasit
belalar
pebetajar, pengelohan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belaiar pebelaiar. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, sepertt penilaian untuk kerla (peformanoe), penilaian
Pembelaiaran
teriadi dari ber{okus pada perquasaan isi matapeiaiaran meniadi berfokus pada
yang sesuai dengan kompetensi atau hasil bela,iar yang at
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
diadkn
sebagai
sudnt
kegiatan guru yang terkait dengan pengambiian keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar pebelaiar yang mengikuti proses pembelajaran tertentu' Untuk
pencil tesfl, sikap, penilaian tertulis (paper and
-
diri seseomng dali. ala ymg ia takukan dan dad yang apa yang dia alami sebagai akibat dad apa dilakukannya. Di samping itu, seseorang luga belaiar
dapal
dieksprdsikannya melalui symbol-simbot Jadi dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat
antara belaiar dan kegiatan yang dilakukan pebelaiar dalam memberi makna terhadap apa yang ia lakukan. Oleh karena itu, tugas pendidik
yang terutama adalah merencanakan' 39
menciptakan dan menemukan kegiar,an kegiatan
yang bersipat ntenantanE yang al,an dapat membangkitkan prakarasa belajar pebelajar.berpikh, memberikan alasan_alasan
secara lcAis dan menggunakan pemikirannya secara baik. Hal ini sangat penting sehagai
landasan lerciptanya masyarakat
belajar
sepanjang hayat dimana orang akan betajar terus secara bebas dan mandiri.
Dalam upaya mewujudkan masyamkat
belajar seoanlang ha;,,rat dan urduk menghadapi era informasi dan pasar bebas tenebut, para
mendalanr, (c) mendonrg terjadinya pemusatan
pedratian terhadap topic sehinggga Wbelaiar
menggali
lebih
banyak informasl dan menghasilkan produk belajar yang lebih bermutu,
{d)
meningkatkan pembentukan ketmmpilan berykir sepe{ti ketamp'rlan memecatkm
masalah, nembedkan
pertimbanganpertimbangan, (e) meningkatkan motivasi beiajar.
(f) mengurangi keiergantungan
p.aOa guru, ig) menumbuhkan kesempatan belajar yang baru, dan [g) menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangar baru.
guru/dosen harus berupaya menciptakan kondisi
yang
memungkinkan pebelajar
memiliki
pengalaman belajar dari berbagai sumber, baik sumber belajar yang dirancang maupun sumber belajar yang dimanfaatkan. Oleh karena itu, guru
sebagai perancang pembelajaran
d'rgunakan unfuk menyampaikan isi
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran aneka sumber perlu dilakukan disebabkan: (1) dengan
belajar berbasis aneka sumber, pebelajar dapat melakukan kegiatan belajar sesuai dengan gaya be;laiaT yang dimihkirrya, misatnya dengan ialan mendenga*an rekaman aud'o, siaran radio, dan
melihat TV, video dan computer
Itbd. Hamid
assisted
instruction (ClA), dan lain-lain, (2) Kesempatan belajar karena hal ini sifatnya individual, maka
seorang pebehlar dapat saia rnengatur kapan waktu yang cocok buat mereka belajar, (3) Kemauan atau motivasi untuk belajar. Tanpa motivasi yang tinggi prestasi belajar.akan sulit
K,
2002. Teod Be!4at .dan
pps Unilned AECT.,197Z. Defenisi Tehdogi Pembelaiaran. Medan;
dalam
merancang pembelajaran salah .satu komponen yang periu diperiratikan adalah menganalisis sumber-sumber belajar apa yang tersedia dan
dapat
Daftar Pustaka
.
Pendidi kan. Jakatb:.Raja!,,ali
Degeng Nyoman Sudana.19Bg. ttmu p*igajaran:
Taksonqni VanabeL Jakarta: Defdikbud. Dirjendikti.
Degeng Nyoman Sudana., 1990. Desrgn "Pembelalann: Teoi ke Terqan. ttlalar.rg: PPs lKlP Malang.
Dewi Padmo,
dkk, 2003.
iekrologi
Penbelajaran: Upaya peningkafur kuatftas dan prod*tivitas sumber daya manusia. Jakada: Universitas Terbuka
Dick, Wafter and Lou Carey. 1994. Ihe Sptemafic Desing of instrucfion. Glenview, lllinois:
&oft, Forcs-man and
Company,
Edgar Dale. 1969. Audrb in Tea$ing. New .Holt Rinehart and Wnston
york
dicapai, walau bagaimanapun tersedianya berbagai aneka sumber belajar. Beberapa
Gafur A. 1986. Desarlo lnstrukfionaL solo: Trga
manfaat yang dapat diambil dari belajar berbasis aneka sumber antara lain, (a) seseorang dapat
Gerlach, Venron
belajar sesuai dengan kondisinya dan waktu belajar,
(b)
Serangkai
S. ard Donal p. Ety. ,l97i. Teaching and Media A Splemalrb
menimbulkan pemahaman yang lebih
JU3'JI.'iE{NOLOGI PENDIDIKAN
40
.
gpmadr. En$emod Clitb" t'lEst J€rse|'.
pentie
Ha[.
Gagne, Robert M, and Leslie J. Briggs, and Walter W Warge. 1992. Prenciples of lnstructional
klpliEdiofis Fom Crydf:e $ierre. Boston: Allyn and Baoon, kr. Wiggins Grant and McTrghe Jay. 2005.
Undestnding by D*ign. New Jersey:Pearson,
Desrga (4thed) Fort Worth, Tx: Hobcourt
brrelvanorish:
Robe( Miohael llrolenda, James D: Russell, Shamn E. Smaldino. 1996.
Heinrch,
lnstnrliond Media, New Jesey: PrenticeHall, lnc. A Slmon & Schuster. Kemp J.E., 1985. The lns'ttttc'licnd Desgn Proses.
NewYo*: Harper Leshin Cynthia B.
,
& Row
Pollock Joeellyn, Re[eluth
M.Charles., 1992. lnstrudional Design Slrategies and Tactics. Englewood Cliff, Ne,r, Jeseyl Educdional'technology Publication.
Plomp Tieerd aod Ely Donatp. P., 1996. lntemafional Encydopedia of Educational Teednology. New York: Peryamon
'
Reigelutr; C.M. 1983. ,r6tn c{i.rnd Desb/r f heofus and Moids: An OveNifir 6 fheir Affent Sfatus. Hfllsdale, llew Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Seel B. Barbara. '1995. lnstrudiond Design Furldarnentds. Engle$Jood Cltfi, New
Jerselr Edueaffi
Tecfinology
Publications. Shambaugh Neal, and lvhgliaro Susan G., 2006. lntructional 0esrgn: A Systematic Approach
for Refl*live Pradice. Boston: Peason Education.
Suparman,
Atri.
Desain lntrukional. Jakarta:
PAU univemitas Terbuka, 1993
Yusufrradi Miarso., 2004. Menyemai Benk Teknologi Pendidikan. Jakartal Prenada Media
West Charles K., Farmer James A., and Wolff
Philip
M., 1991. l'nstrudiond Design:
JURNAL TEKNOLOG} PENDIDIKAN
4L