ANALISA PERENCANAAN DAN EVALUASI PROYEK DITINJAU DARI PERENCANAAN DAN PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA 1
2 JOHNSEN, DWI DINARIANA 1
2
Teknik Sipil, Universitas Bina Nusantara Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia YAI, Jl. Salemba 7 Jakarta Pusat e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Sumber daya adalah komponen penting dalam sebuah proyek dimana dapat mempengaruhi ketepatan penyelesaian suatu proyek. Maka dengan itu perlu dianalisa seberapa besar pengaruh perenacanaan dan pengadaan sumber daya terhadap jalannya suatu proyek. Penelitian dilakukan dengan membuat perencanaan dan evaluasi proyek yang ditinjau dari sumber daya tenaga kerja lepas dengan studi kasus Hotel Amaris Pettarani di Makassar dengan menggunakan MS. Project. Hingga tanggal 28 Desember 2013 (minggu ke-tujuhbelas) progress proyek adalah 22,7% atau terlambat 1,1% dari progress planning seharusnya yang akan berakibat mundurnya durasi pelaksanaan proyek sebanyak lima hari. Sehingga perlu adanya percepatan pada beberapa pekerjaan yang kritis yang akan mempengaruhi kebutuhan sumber daya tenaga kerja lepas. Untuk mengatasi percepatan ini dapat dilakukan dengan dua alternatif yaitu dengan melakukan penambahan tenaga kerja ataupun dilakukan pekerjaan lembur. Mengingat ketersediaan tenaga kerja yang ada di lapangan sudah tidak dapat dilakukan penambahan kembali, maka alternatif yang lebih direkomendasikan adalah melakukan pekerjaan lembur tenaga kerja. Kata Kunci: Perencanaan, Evaluasi, Proyek, Sumber Daya, MS. Project
Pendahuluan Di tengah-tengah sebuah negara berkembang dibutuhkan suatu tuntutan pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk mengembangkan daerahnya masing-masing dan mengenalkan daerahnya, salah satunya dengan memanfaatkan kekayaan alam daerahnya sebagai objek wisata diamana objek wisata ini dapat menjadi sumber penghasilan dan mata pencaharian penduduk setempat serta menjadi salah satu sumber devisa untuk negaranya. Untuk memenuhi tuntutan tersebut banyak hal yang harus dilakukan seperti pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, jaringan telekomunikasi, perumahan, perhotelan dan lain-lain. Dengan semakin berkembangnya suatu daerah sebagai objek wisata tentu ini menjadi suatu kesempatan bagi para pengusaha untuk berinvestasi dalam berbagai hal seperti usaha perhotelan dan berbagai usaha komersial lainnya. Karena persaingan tersebut dan berkembang pesatnya suatu daerah tersebut maka pembangunan-pembangunan harus berjalan dengan cepat dan tetap memperhatikan mutu pekerjaan proyek tersebut. Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1999). Semakin majunya peradaban manusia maka semakin kompleks dan rumitnya proyek-proyek yang dikerjakan ini berhubungan dengan penggunaan material-material, tenaga kerja, metode pengerjaan serta teknologi yang dipakai. Dalam sebuah proyek yang melibatkan banyak tenaga kerja serta permodelan proyek yang rumit tentu harus dikelola atau perlunya sebuah manajemen yang baik agar proyek tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar serta meminimalkan masalah. Berkaitan dengan hal ini maka ketepatan waktu pengerjaan proyek merupakan salah satu tujuan yang penting baik bagi pemilik proyek maupun kontraktor.
Demi kelancaran sebuah proyek maka diperlukan sebuah sistem manajemen proyek yang terencana serta terkoordinasi. Perubahan kondisi yang begitu cepat menuntut setiap pemimpin yang terlibat dalam proyek untuk dapat mengantisipasi keadaan, serta menyusun bentuk tindakan yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan bila ada konsep perencanaan yang matang dan didasarkan pada data, informasi, kemampuan, dan pengalaman. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang sering terjadi dalam suatu proyek konstruksi adalah terjadinya perbedaan perencanaan proyek dengan keadaan aktual yang terjadi di lapangan terutama dalam hal perencanaan dan pengadaan kebutuhan sumber daya yang dimana sumber daya (material, tenaga kerja, dan peralatan) ini berhubungan erat dengan permasalahan biaya dan waktu proyek konstruksi itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan ketepatan perencanaan dan metode pengendalian proyek yang salah satunya adalah dengan cara pengendalian sumber daya. Dalam penelitian ini akan dibuat suatu perencanaan sumber daya tenaga kerja lepas yang akan dijadikan acuan dalam pengendalian proyek sehingga akan dibahas juga bagaimana pengaruh evaluasi sumber daya tenaga kerja terhadap pengendalian proyek secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa perencanaan dan evaluasi proyek yang ditinjau dari perencanaan dan pengadaan sumber daya manusia dengan studi kasus proyek Hotel Amaris Pettarani Makassar yang dimana analisa ini menggunakan software Ms. Project dengan tetap memperhatikan jaringan kerja serta penggunaan waktu dan biaya yang lebih efektif serta kebutuhan sumber daya.
Metode Penelitian Penelitian ini diawali dengan mencari data-data yang diperlukan, yaitu semua jenis data yang berhubungan dengan studi kasus yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian. Setelah itu dilakukan studi literatur yang dilanjutkan dengan menganalisa data teknis studi kasus yang berupa data (analisa harga, Bill of Quantity, data sumber daya, dan progrees di lapangan) dan gambar struktur, arsitek serta interior bangunan Hotel Amaris Pettarani, Makassar. Dari data analisa harga serta durasi pekerjaan yang terdapat pada schedule proyek akan dijadikan acuan dalam membuat perencanaan kebutuhan sumber daya proyek yang dimana perencanaan kebutuhan sumber daya ini akan menjadi dasar dalam pembuatan schedule. Perencanaan kebutuhan dan pengadaan sumber daya (tenaga kerja, material, dan peralatan) akan dibuat dengan menggunakan software MS. Excel 2010, dan pembuatan kembali schedule perencanaan kerja menggunakan MS. Project 2007. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara pengadaan sumber daya tenaga kerja lepas di lapangan dengan perencanaan kebutuhan sumber daya tenaga kerja lepas yang telah dibuat. Apabila terjadinya kekurangan/kelebihan sumber daya tenaga kerja lepas yang ada di lapangan dari yang sudah ditentukan di rencana kebutuhan sumber daya, maka pengadaan sumber daya tenaga kerja lepas aktual serta durasi perencanaan akan dijadikan acuan dasar sehingga akan terjadi penyesuaian jadwal dan jumlah kebutuhan tenaga kerja lepas. Dan sebagai dasar evaluasi proyek maka dibuat kurva-S dari perencanaan dan membuat kurva-S dari keadaan aktual di lapangan. Setelah itu dilakukan evaluasi dari hasil pelaksanaan yang dilakukan di lapangan terhadap rencana sehingga didapat kesimpulan seberapa besar peranan perencanaan dan pengadaan sumber daya tenaga kerja lepas terhadap evaluasi proyek. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan cara memperoleh data awal yang menunjang penelitian pada proyek Hotel Amaris Pettarani Makassar tersebut. Data-data tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : • Data Primer Data primer ini adalah pengamatan langsung dari peneliti terhadap kondisi lapangan/progress yang sedang berjalan di lapangan serta hasil dari wawancara kepada pihak kontraktor mengenai kendala-kendala di lapangan yang bisa menghambat progress proyek. • Data Sekunder Data sekunder adalah data penunjang yang didapatkan berupa analisa harga, Bill of Quantity, data sumber daya, progress proyek, gambar-gambar denah serta tampak dari bangunan.
Hasil Dan Bahasan Data Tenaga Pekerja Berdasarkan pengumpulan data di lapangan, jumlah dan rincian karyawan dan tenaga kerja adalah sebagai berikut : 1. Karyawan (Staff) kontraktor yang mengatur pelaksanaan proyek
Tabel 1 Jumlah Karyawan Nama Karyawan
Jumlah
Project Manager
1 Orang
Site Manager
1 Orang
Pelaksana
2 Orang
Drafter
2 Orang
Logistik
1 Orang
Office Boy
1 Orang
2. Tenaga Kerja Lepas Maksimum Tabel 2 Jumlah Tenaga Kerja Lapangan Nama Tenaga Kerja
Jumlah
Pekerja
70 Orang
Mandor
8 Orang
Tukang Batu
10 Orang
Tukang Besi
20 Orang
Tukang Kayu
5 Orang
Tukang Las
5 Orang
Tukang Cat
5 Orang
Tukang Taman
5 Orang
Kepala Tukang
15 Orang
Perencanaan Jadwal Dan Biaya Proyek Perencanaan Pembangunan Proyek Hotel Amaris Pettarani menggunakan program MS. Project dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Langkah pertama untuk membuat perencaan schedule adalah membuat WBS (Work Breakdown Structure) pada microsoft project dengan cara mengisi item-item pekerjaan pada kolom Task Name dengan tujuan menguraikan sub-sub pekerjaan proyek menjadi item pekerjaan yang lebih detail. WBS pada perencanaan mengacu pada item-item pekerjaan yang terdapat dalam BQ (Bill of Quantity) dalam RAB (Rancangan Anggaran Biaya) yang digunakan dalam proyek tersebut. 2. Membuat link pekerjaan untuk menghubungkan suatu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya yang memiliki keterkaitan dan ketergantungan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Cepat atau lambatnya suatu pekerjaan akan mempengaruhi pekerjaan lainnya yang mengikutinya. Untuk melihat link suatu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya dapat dilihat pada kolom predecessors. 3. Membuat resource sheet pada MS. Project dengan cara menyalin semua sumber daya yang akan digunakan dalam proyek baik tenaga kerja maupun material serta alat seperti yang terdapat dalam analisa harga satuan dalam RAB. Sumber daya ini dituliskan pada kolom resource name yang ada pada tabel resource sheet dengan cara sebagai berikut, klik View kemudian klik Resource Sheet. Isi tabel resource sheet sesuai dengan nama sumber daya, tipe sumber daya, satuan, dan harga satuan masing-masing. 4. Menghitung kebutuhan sumber daya pada masing-masing pekerjaan dengan mengacu pada analisa harga satuan yang digunakan dalam perhitungan BQ proyek. Penghitungan ini akan meliputi sumber daya-sumber daya yang akan digunakan dalam proyek seperti tenaga kerja, material maupun alat yang akan dihitung menggunakan program Microsoft excel. Untuk perhitungan sumber daya tenaga kerja, volume pekerjaannya dibagi dengan durasi waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing pekerjaan tersebut sehingga didapatkan kebutuhan jumlah tenaga kerja perharinya. Sedangkan untuk sumber daya material dan alat tidak dibutuhkan untuk dibagi dengan durasi pekerjaannya. Dalam penentuan durasi pekerjaan harus disesuaikan dengan jumlah sumber daya tenaga kerja yang tersedia. 5. Memasukan sumber daya pada masing-masing pekerjaan berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan sumber daya.
6.
Pemengisian durasi pekerjaan berdasarkan maksimal unit dan durasi total proyek secara keseluruhan yang telah direncanakan.
Hasil Perencanaan Jadwal Dan Biaya Proyek Hasil yang didapatkan setelah membuat schedule perencanaan adalah total durasi proyek 360 hari yang dimulai pada tanggal 2 September 2013 sampai dengan tanggal 22 September 2014. Total durasi terbagi dari beberapa item pekerjaan sebagai berikut : 1. Pekerjaan Pondasi : 41 hari 2. Pekerjaan Preliminaries SA : 319 hari 3. Pekerjaan Struktur : 171 hari 4. Arsitek : 261 hari 5. MEP : 274 hari 6. Interior : 106 hari Berdasarkan Cash Flow, kita dapat mengetahui biaya yang harus dikeluarkan dari pembiayaan pelaksanaan proyek dengan periode pengeluaran setiap minggunya. Pengeluaran dari minggu pertama sampai minggu terakhir sebesar Rp. 32.223.283.846,- . Kurva S merupakan grafik yang menggambarkan progress peningkatan pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan proyek. Berdasarkan Cash Flow dari laporan hasil perencanaan melalui Microsoft project, maka dapat dibuat analisa perhitungan kurva S rencana pada pembangunan proyek Hotel Amaris Pettarani-Makassar sebagai berikut :
Gambar 1 Kurva-S Rencana Berdasarkan hasil perencanaan diatas yang mana memasukan jumlah tenaga kerja pada resource sheet, maka diperoleh hasil jumlah tenaga maksimum yang dibutuhkan dalam sehari adalah sebagai berikut : Tabel 3 Jumlah Tenaga Kerja Maksimum Rencana Nama Tenaga Kerja
Jumlah
Pekerja
186 Orang
Mandor
20 Orang
Tukang Batu
86 Orang
Tukang Besi
44 Orang
Tukang Kayu
60 Orang
Tukang Las
14 Orang
Tukang Cat
31 Orang
Tukang Taman
3 Orang
Kepala Tukang
26 Orang
Tabel 4 Perbandingan Jumlah Tenaga Kerja Rencana Dengan Lapangan Max. Jumlah Tenaga Kerja Perhari (OH) Nama Tenaga Kerja Lapangan Rencana Selisih
Keterangan
Pekerja
70
186
-116
Kurang
Mandor
8
20
-12
Kurang
Tukang Batu
10
86
-76
Kurang
Tukang Besi
20
44
-24
Kurang
Tukang Kayu
5
60
-55
Kurang
Tukang Las
5
14
-9
Kurang
Tukang Cat
5
31
-26
Kurang
Tukang Taman
5
3
2
Lebih
Kepala Tukang
15
26
-11
Kurang
Meninjau dari perbandingan jumlah tenaga kerja pada tabel diatas, dapat kita lihat bahwa jumlah tenaga kerja maksimum perhari di lapangan sebagian besar kurang dari kebutuhan tenaga kerja maksimum perhari yang direncanakan dengan Microsoft Project. Dengan perbedaan jumlah tenaga kerja maksimum perhari rencana saat ini yang cukup jauh dengan yang ada di aktual lapangan akan sulit untuk memenuhi jumlah tenaga kerja tersebut, maka dari itu perlu direvisi perencanaan yang telah dibuat dengan menambah jumlah hari di tiap-tiap pekerjaan yang tidak mengganggu durasi dari pelaksanaan proyek yag telah dijadwalkan yaitu 360 hari. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Klik Format → Gantt Chart Wizard → pilih Critical Path, maka pada lembar kerja akan terlihat diagram balok dengan dua warna yaitu merah dan biru. Diagram balok yang berwana merah adalah critical task, yang mana tidak bisa ditambahkan jumlah hari, sedangkan diagram balok yang berwarna biru adalah task pekerjaan yang masih dapat ditambahkan jumlah hari. Dengan melakukan penambahan hari pada task pekerjaan berwarna biru diharapkan agar tenaga kerja tidak telalu menumpuk pada durasi yang singkat dalam suatu pekerjaan atau dengan kata lain tenaga kerjanya dapat terurai. Setelah melakukan revisi dengan penambahan jumlah hari pada pekerjaan yang masih bisa ditambah durasi harinya, maka didapatkan jumlah tenaga kerja maksimum perhari sebagai berikut : Tabel 5 Jumlah Tenaga Kerja Maksimum Rencana Revisi Nama Tenaga Kerja
Jumlah
Pekerja
161 Orang
Mandor
15 Orang
Tukang Batu
63 Orang
Tukang Besi
35 Orang
Tukang Kayu
63 Orang
Tukang Las
11 Orang
Tukang Cat
28 Orang
Tukang Taman
3 Orang
Kepala Tukang
24 Orang
Dengan adanya perubahan rencana maksimum rencana tenaga kerja perhari maka jadwal dan kurva S rencana revisi akan menjadi sebagai berikut: 1. Pekerjaan Pondasi : 41 hari 2. Pekerjaan Preliminaries SA : 319 hari 3. Pekerjaan Struktur : 172 hari 4. Arsitek : 261 hari 5. MEP : 274 hari 6. Interior : 102 hari
Gambar 2 Kurva-S Rencana Revisi Tabel 6 Perbandingan Jumlah Tenaga Kerja Maksimum Rencana Revisi Dengan Lapangan Max. Jumlah Tenaga Kerja Perhari (OH) Nama Tenaga Keterangan Rencana Kerja Lapangan Selisih Rev. Kurang Pekerja 70 161 -91 Mandor
8
15
-7
Kurang
Tukang Batu
10
63
-53
Kurang
Tukang Besi
20
35
-15
Kurang
Tukang Kayu
5
63
-58
Kurang
Tukang Las
5
11
-6
Kurang
Tukang Cat
5
28
-23
Kurang
Tukang Taman
5
3
2
Lebih
Kepala Tukang
15
24
-9
Kurang
Setelah dilakukan perencanaan revisi didapatkan selisih dari jumlah tenaga kerja yang ada di lapangan ternyata tetap lebih sedikit dari perencanaan revisi, namun masih dapat disanggupi secara bertahap untuk penambahan tenaga kerjanya dengan jumlah tersebut oleh pihak kontraktor. Adapun tenaga kerja yang berlebih dari jumlah tenaga kerja revisi sehingga dapat dikurangi jumlahnya, sehingga dapat dilihat dari rincian dibawah ini: Tabel 7 Tenaga Kerja yang Dapat Ditambah dan Dapat Dikurangi Max. Jumlah Tenaga Kerja Perhari (OH) Nama Tenaga Penambahan / Total Kerja Pengurangan Tenaga Tenaga Kerja Kerja
Keterangan
Pekerja
91
161
Tambah Tenaga Kerja
Mandor
7
15
Tambah Tenaga Kerja
Tukang Batu
53
63
Tambah Tenaga Kerja
Tukang Besi
15
35
Tambah Tenaga Kerja
Tukang Kayu
58
63
Tambah Tenaga Kerja
Tukang Las
6
11
Tambah Tenaga Kerja
Tukang Cat
23
28
Tambah Tenaga Kerja
Tukang Taman
-2
3
Kurangi Tenaga Kerja
Kepala Tukang
9
24
Tambah Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang ditambah yaitu pekerja (91 orang), mandor (7 orang), tukang batu (53 orang), tukang besi (15 orang), tukang kayu (58 orang), tukang las (6 orang), tukang cat (23 orang), dan kepala tukang (9 orang). Sedangkan tenaga kerja yang dapat dikutrangi adalah tukang taman (2 orang).
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Proyek Langkah-langkah untuk memasukkan data progress kemajuan pelaksanaan pada proyek Hotel Amaris Pettarani Makassar adalah sebagai berikut : 1. Memeriksa apakah kegiatan aktual di lapangan sesuai dengan rencana. Menggunakan Tracking Gantt View untuk melihat jadwal sesungguhnya (aktual) dibandingkan dengan rencana awal setiap kegiatan (baseline) yang ditandai dengan adanya dua buah garis yang berhimpit di setiap masing-masing pekerjaan. Dengan memasukkan pelaksanaan sesungguhnya, maka akan terlihat bahwa ada bar yang bergeser menunjukkan bagaimana pelaksanaan dibandingkan dengan baseline-nya. 2. Memasukkan tanggal mulai dan selesai aktual untuk setiap pekerjaan. Kegiatan aktual di lapangan yang tidak sesuai dengan jadwal perlu dimasukkan ke dalam MS. Project sebagai perbandingan, dan untuk mengetahui bagaimana efeknya terhadap keseluruhan proyek yang telah direncanakan. Klik Tool → Tracking → Update Task. Dapat juga langsung menggunakan cara double klik di kegiatan yang bersangkutan. Di bagian aktual masukkan tanggal yang sesuai dengan hasil di lapangan pada bagian start dan finish box. Jika memasukkan tanggal finish pada suatu pekerjaan, perlu diperhatikan bahwa pekerjaan tersebut telah diselesaikan 100% karena MS. Project mengasumsikan demikian. Dalam pemasukkan tanggal aktual di dalam start atau finish box mempunyai ketentuan sebagai berikut : a. Apabila memasukkan tanggal start saja dan berbeda dengan tanggal yang dijadwalkan, maka memiliki arti ada penundaan atau mungkin percepatan dari jadwal yang sudah direncanakan. b. Apabila memasukkan tanggal finish saja, maka dianggap pekerjaan sudah selesai 100% pada tanggal tersebut. c. Apabila memasukkan tanggal start dan finish, maka pekerjaan dianggap selesai 100% dengan durasi waktu sesuai dengan tanggal yang dimasukkan. 3. Memasukkan progress kemajuan pekerjaan. Memasukkan progress kemajuan pekerjaan yang sudah dikerjakan di lapangan untuk masingmasing pekerjaan. Memasukkan progress ini dilakukan setiap minggu sesuai dengan keadaan aktual di lapangan. Untuk memudahkan dalam memasukkan progress tersebut, maka dapat dimasukkan dalam bentuk persentase. Klik Tool → Tracking → Update Task → masukkan jumlah persentasenya pada Percent Complete Box. Berdasarkan hasil progress kemajuan proyek pembangunan proyek Hotel Amaris Pettarani Makassar diperoleh hasil hasil total progress sampai dengan tanggal 28 Desember 2013 adalah sebesar 22,7%. Dengan rincian progress pekerjaan sebagai berikut : • Pekerjaan Pondasi : 100 % • Pekerjaan Preliminaries : 23 % • Pekerjaan Struktur : 34 % • Pekerjaan Arsitek : 0 % • Pekerjaan MEP : 0 % • Pekerjaan Interior : 0 %
Gambar 3 Kurva S Rencana dan Kurva S aktual Pada Gambar kurva S di atas terdapat 2 (dua) grafik, dimana pada grafik pertama yang berwarna biru menunjukkan progress kemajuan pekerjaan yang direncanakan sedangkan grafik kedua yang berwarna merah menunjukkan progress kemajuan pekerjaan yang terjadi di lapangan (aktual). Berdasarkan perbandingan kedua grafik antara grafik rencana dengan grafik aktual hingga tanggal 28 Desember 2013 dapat dilihat bahwa kurva S aktual berada sedikit di bawah kurva S rencana. Dimana progress rencana pada tanggal 28 Desember 2013 seharusnya adalah 23,8% sedangkan progress aktual lapangan pada tanggal 28 Desember 2013 adalah 22,7%, sehingga dapat diketahui bahwa keterlambatan yang terjadi mencapai 1,1%.
Gambar 4 Grafik Kurva Jumlah Tenaga Kerja Rencana Dan Aktual Berdasarkan Kurva di atas dapat diketahui kebutuhan tenaga kerja (OH) per minggu pada minggu ke17 adalah 1139,7 sedangkan jumlah tenaga kerja aktual (OH) di lapangan adalah 1134. Maka didapatkan selisih jumlah tenaga kerja (OH) adalah 5,7. Setelah dilihat pada waktu durasi total proyek mengikuti keadaan aktual maka didapatkan total durasinya adalah 365 hari dimana terjadi keterlambatan total proyek 5 hari dari schedule rencana. Dan perlu adanya percepatan untuk agar tetap mencapai target durasi proyek 360 hari dengan cara : 1. Melihat critical path di MS. Project seperti saat membuat rencana revisi, lihat pada bar pekerjaan yang berwarna merah untuk dilakukan pengurangan durasi yang dapat mengurangi durasi total proyek dan juga mengubah isian resource pekerjaan yang dikurangi durasinya. 2. Dari hasil pembuatan schedule percepatan maka didapatkan beberapa pekerjaan yang dapat dikurangi antara lain : • Pekerjaan Pelat Lantai 11 dari 7 hari menjadi 5 hari. • Pekerjaan Balok Lantai 11 dari 11 hari menjadi 9 hari. • Pekerjaan Kloset Lantai 10 dari 14 hari menjadi 13 hari • Pekerjaan Kloset Lantai 11 dari 2 hari menjadi 1 hari. • Pekerjaan Pengecatan tembok dalam Lantai 11 dari 8 hari menjadi 6 hari. • Pekerjaan Pengecatan plafond Lantai 10 dari 4 hari menjadi 3 hari. Dari percepatan pekerjaan diatas akan menyebabkan bertambahnya kebutuhan tenaga kerja lepas lagi dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 8 Perbandingan Kebutuhan Tenaga Kerja Revisi Dengan Tenaga Kerja Percepatan Max. Jumlah Tenaga Kerja Perhari (OH) Nama Tenaga Kerja Keterangan Rencana Percepatan Selisih Revisi 161 190 Tambah Tenaga Kerja Pekerja -29 Mandor
15
18
-3
Tambah Tenaga Kerja
Tukang Batu
63
63
0
Tetap
Tukang Besi
35
35
0
Tetap
Tukang Kayu
63
63
0
Tetap
Tukang Las
11
11
0
Tetap
Tukang Cat
28
31
-3
Tambah Tenaga Kerja
Tukang Taman
3
3
0
Tetap
Kepala Tukang
24
24
0
Tetap
Berdasarkan tabel perbandingan diatas dapat diketahui bahwa perlu adanya penambahan tenaga kerja lepas seperti pekerja (29 orang), Mandor (3 orang) dan Tukang Cat (3 orang) agar dapat menyelesaikan pekerjaan percepatan tersebut sehingga target penyelesaian proyek dengan durasi 360 hari dapat terpenuhi. Adapun pekerjaan yang harus dikurangi durasinya seperti pekerjan Interior pada Lantai 10 dari durasi 16 hari menjadi 14 hari namun hal ini tidak akan mempengaruhi tenaga kerja lepas dari pihak Main Contractor karena pekerjaan Interior tersebut di sub-kan kepada kontraktor lain sehingga subkontraktor diminta harus dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan schedule percepatan. Dari hasil analisa dan evaluasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Untuk saat ini tenaga kerja lepas yang bisa disiapkan kontraktor dinilai kurang karena jumlah tenaga kerja masih tidak sesuai dengan perencanaan revisi yang sudah menjadi batas maksimal kemampuan kontraktor untuk menambah tenaga kerja. 2. Progress Actual hingga minggu ke-tujuh belas yaitu tanggal 28 Desember 2013 mengalami keterlambatan 1,1 % dimana progress Actual sebesar 22,7% sedangkan Progress rencana seharusnya sudah sebesar 23,8%. 3. Dari hasil penginputan Progress Actual di MS. Project saat ini, dapat diketahui bahwa durasi total proyek akan mengalami penambahan menjadi 365 hari (telat 5 hari dari durasi rencana). Dengan demikian maka perlu adanya percepatan pada beberapa pekerjaan kritis yang dapat dilakukan untuk mengejar keterlambatan. Rekomendasi yang dapat dilakukan untuk melaksanakan percepatan pekerjaan 5 hari sehingga target penyelesaian proyek dengan durasi 360 hari dapat terpenuhi adalah dengan 2 (dua) alternatif yaitu : 1. Penambahan tenaga kerja yaitu Pekerja (29 orang), Mandor (3 orang) dan Tukang Cat (3 orang) atau 2. Melakukan pekerjaan lembur pada item-item pekerjaan yang akan dilakukan percepatan, dengan rincian pekerjaan lembur seperti berikut : Tabel 9 Kebutuhan Lembur Tenaga Kerja Pekerja Jumlah Tenaga Kerja Lembur Pekerja (OH) Tanggal
Kebutuhan Tenaga Kerja (Percepatan)
Ketersediaan Tenaga Kerja (Revisi)
Jumlah Tenaga Kerja Lembur
28/02/2014
164,27
161
3,27
26/03/2014
189,84
161
28,84
27/03/2014
189,84
161
28,84
28/03/2014
182,42
161
21,42
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa tenaga kerja pekerja lembur berkisar antara 3,27 – 28,84, dengan paling banyak adalah 28,84 orang pada tanggal 26-27 Maret 2014 dan tenaga kerja pekerja lembur paling sedikit adalah 3,27 orang pada tanggal 28 Desember 2013. Tabel 10 Kebutuhan Lembur Tenaga Kerja Mandor Dan Tukang Cat Jumlah Tenaga Kerja Lembur Tanggal
Mandor (OH) Kebutuhan Ketersediaan Tenaga Tenaga Kerja Kerja (Percepatan) (Revisi)
Jumlah Tenaga Kerja Lembur
Tukang Cat (OH) Kebutuhan Ketersediaan Tenaga Tenaga Kerja Kerja (Percepatan) (Revisi)
Jumlah Tenaga Kerja Lembur
30/03/2014
17,55
15
2,55
-
-
-
09/08/2014
-
-
-
30,24
28
2,24
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tenaga kerja mandor akan lembur pada tanggal 30 Maret 2014 sebanyak 2,55 orang, namun karena tidak adanya pekerja yang lembur pada tanggal tersebut maka hanya dibutuhkan koordinasi yang lebih oleh mandor. Dan tenaga kerja tukang cat harus lembur pada tanggal 9 Agustus 2014 sebanyak 2,24 orang. Melihat dari ke-dua alternatif tersebut, lebih baik menggunakan alternatif ke-2 melihat hari dan jumlah dibutuhkannya tenaga kerja lepas (baik pekerja, mandor dan tukang cat) tidak terlalu besar sehingga masih memungkinkan untuk dilakukan kerja lembur dalam mengerjakan percepatan tersebut dengan resiko akan terjadi penambahan biaya.
Simpulan Dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil perencanaan dan pengendalian Proyek Pembangunan Hotel Amaris Pettarani Makassar yang dikerjakan oleh PT. Langgeng Cakra Mukti sebagai Main Contractor dengan menggunakan MS. Project, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan perencanaan awal diperoleh jumlah durasi pelaksanaan proyek yaitu 360 hari dengan pelaksanaan dimulai dari tanggal 2 September 2013 sampai dengan 22 September 2014 sesuai dengan kontrak. 2. Perencanaan awal yang dibuat kurang dapat dijalankan di lapangan karena terjadi selisih yang terlalu besar antara tenaga kerja lepas di lapangan dengan tenaga kerja dalam rencana awal yang dapat menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek, oleh karena itu perlu dilakukan revisi perencanaannya. 3. Perencanaan revisi yang dibuat masih dapat dijalankan di lapangan dengan jumlah tenaga kerja lepas maksimum yang ada di lapangan, tapi dengan catatan penambahan jumlah tenga kerja oleh pihak kontaktor dilakukan secara bertahap untuk mengejar waktu selesainya pekerjaan dengan durasi waktu 360 hari. 4. Berdasarkan keadaan di lapangan untuk perkerjaan struktur, permasalahan terjadi pada jumlah tenaga kerja lepas saja karena sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang kompeten di daerah lokasi proyek sesuai dengan kesepakatan dengan pihak Owner, sedangkan untuk material-material yang akan digunakan untuk pekerjaan struktur sudah terpenuhi. 5. Berdasarkan progress di lapangan hingga tanggal 28 Desember 2013 (progress minggu ke-17) didapat sebesar 22,7%. 6. Berdasarkan kurva S rencana revisi dan kurva S aktual pada tanggal 28 Desember 2013 (minggu ke-17), diperoleh bahwa grafik kurva S aktual berada sedikit di bawah kurva S revisi yaitu lebih kecil 1,1% dari progess rencana revisi seharusnya adalah 23,8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek mengalami keterlambatan. Hal ini akan menyebabkan proyek terlambat selama 5 hari yang dapat dilihat pada durasi total proyek di MS. Project 365 hari, dengan catatan jika tidak ada lagi keterlambatan pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. 7. Untuk mengatasi keterlambatan proyek saat ini maka Main Contractor harus melakukan percepatan pada beberapa pekerjaan yaitu pekerjaan pelat lantai 11, balok lantai 11, pekerjaan kloset lantai 10 dan lantai 11, pekerjaan pengecatan tembok dalam lantai 11 dan pekerjaan pengecatan plafond lantai 10. Dan pekerjaan Interior lantai 11 oleh sub-kontraktor. 8. Untuk melakukan percepatan proyek ada dua alternatif yaitu :
a. b.
Menambah tenaga kerja seperti : Pekerja (29 orang), Mandor (3 orang) dan Tukang cat (3 orang) atau Melakukan pekerjaan lembur pada tanggal-tanggal : • Tanggal 28 Februari 2014 : Pekerja (3,27 orang) • Tanggal 26 Maret 2014 : Pekerja (28,84 orang) • Tanggal 27 Maret 2014 : Pekerja (28,84 orang) • Tanggal 28 Maret 2014 : Pekerja (21,42 orang) • Tanggal 30 Maret 2014 : Mandor (2,55 orang) • Tanggal 9 Agustus 2014 : Tukang Cat (2,24 orang) Dengan catatan khusus untuk tenaga kerja mandor akan lembur jika ada pekerja yang lembur, jika tidak ada maka mandor harus lebih berkoordinasi.
Saran 1. Kontraktor harus lebih mengusahakan untuk menambah dan mempertahankan jumlah tenaga kerja lepas sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja pada Schedule Revisi sehingga tetap dapat mengejar target penyelesaian proyek dan tidak terjadi ketelambatan pada pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. 2. Kontraktor harus lebih memperhatikan mobilisasi tenaga kerja karena tempat proyek yang cukup jauh sehingga akan cukup mengganggu dalam pendatangan tenaga kerja terutama yang bukan tenaga kerja lokal.
Referensi Badri, S. (1997). Dasar-Dasar Network Planning. Jakarta : Rineka Cipta. Dinariana, D. & Mirawati, A. (2011). Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan Menggunakan Metode Earned Value Pada Poyek Student Boarding House President University. Jurnal Menara. 9 (2) : 1-9. Dinariana, D. & Erlinda. (2012). Pengendalian Biaya Dan Waktu Pada Proyek Prototipe Rusunawa Tipe 36 Berdasarkan Perencanaan Cash Flow Optimal. Jurnal SNaPP : Sains, Teknologi dan Kesehatan. 3 (1) 399-404. Frederika, A. (2010). Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja Optimum Pada Proyek Konstruksi : Studi Kasus Proyek Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-bandung. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. 14 (2) : 113- 126. Handoko, T. H. (1999). Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. Yogyakarta : BPFE. Heizer, J & Render, B. (2005). Operations Management : Manajemen operasi. Jakarta : Salemba Empat. Levin, R. I. & Kirkpatrick C. A. (1972). Perentjanaan dan Pengawasan Dengan PERT dan CPM. Jakarta : Bhratara. Luthan, A. L. & Syafriandi. (2006). Aplikasi Microsoft Project Untuk Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil. Yogyakarta : Andi Offset. Meredith, J. R. & Mantel, S. J. (2006). Project Management : A Managerial Approach. USA : John Wiley & Sons. Nurhayati. (2010). Manajemen Proyek. Yogyakarta : Graha Ilmu. Siswanto. (2007). Operations Research. Jakarta : Erlangga. Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional jilid 2. Jakarta : Erlangga. Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional jilid 1. Jakarta : Erlangga. Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Bisnis cetakan ketiga. Bandung : Alfabeta.
Riwayat Penulis Johnsen lahir di kota Jakarta pada 6 Januari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Sipil pada tahun 2014.