60
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Bab IV
Pengadaan Sumber Daya Manusia A. PENGERTIAN B. ANALISIS JABATAN C. URAIAN JABATAN (JOB DESCRIPTION) D. SPESIFIKASI JABATAN (JOB SPECIFICATION) E. EVALUSI PEKERJAAN (JOB EVALUATION) F. PEREKRUTAN/PENARIKAN G. PENYELEKSIAN H. PENEMPATAN I. LATIHAN/PERTANYAAN
Tujuan Belajar Setelah mempelajari Bab IV, Anda akan mendapat : Mendefinisikan Pengertian Pemahaman Tentang Pengadaan Sumber Daya Manusia Menjelaskan Fungsi Pengadaan SDM sebagai Fungsi Operasional MSDM Mendiskusikan Bagaimana Mahasiswa Memahami Arti Penting Pengadaan SDM dalam Organisasi. Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
61
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
BAB IV PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA
A. PENGERTIAN Pengadaan
(procurement)
Sumber
Daya
Manusia
merupakan lingkup pertama dari fungsi operasional Manajemen Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi. Fungsi ini memiliki sasaran agar proses pengadaan sumber daya manusia dapat diperoleh sejumlah tenaga kerja tertentu sebagai sumber daya yang memiliki kualifikasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dari jabatan atau pekerjaan tersebut.
Dengan demikian pengadaan
memfokuskan perhatiannya pada program-program pengadaan sumber daya manusia
yang mampu memecahkan masalah-
masalah kemampuan kerja (ability to work) dari tenaga kerja yang ditempatkan dalam organisasi. Proses pengadaan sumber daya manusia merupakan masalah penting, sulit, dan komplek karena proses ini akan menyangkut
pada
keberhasilan
dalam
menemukan
dan
menempatkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi yang tepat
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
62
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
dan efektif.
Tenaga kerja atau karyawan adalah asset utama
organisasi yang memiliki kedudukan sebagai perencana dan pelaku
aktif
dari
setiap
kegiatan
organisasi.
Dengan
dilatarbelakangi oleh tujuan setiap individu yang masuk ke dalam organisasi, tenaga kerja/karyawan mempunyai keinginan, pikiran, perasaan, status, pendidikan, usia, jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke organisasi. Perlakuan terhadap karyawan akan berbeda dengan sumber daya lainnya seperti mesin, material, dan money yang memiliki karakteristik pasif yang mampu dikuasai sepenuhnya untuk diarahkan pada pencapaian tujuan. Tenaga kerja/karyawan yang mempunyai keterampilan, kecakapan, dan kemampuan lainnya tidak dapat memberikan jaminan mampu mencapai produktivitas yang optimal, apabila tingkat moral dan kedisiplinannya rendah.
Produktivitas akan
optimal apabila memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi sehingga mampu memberikan manfaat serta mampu mendukung bagi terwujudnya tujuan organisasi. Karyawan yang kurang mampu, kurang
cakap,
dan
produktivitas rendah
tidak
terampil
akan
mengakibatkan
sehingga menggangu pencapaian tujuan
organisasi. Oleh karena itu kuantitas dan kualitas karyawan/tenaga kerja harus sesuai dengan kebutuhan organisasi, sehingga efektif dan efisien dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. Penentuan kualitas tenaga kerja/karyawan didasarkan pada dua hal yaitu job design (rancangan jabatan) dan studi tentang tugas dan kewajiban jabatan (job analysis). Jadi pengadaan merupakan pula langkah pertama dan langkah yang mampu memberikan cerminan bagi berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Jika karyawan kompeten
maka
usaha
mewujudkan
tujuan
relatif
mudah
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
63
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
dibanding dengan karyawan yang kurang kompeten. Pengadaan tenaga kerja/karyawan ini harus pula mendapat perhatian yang serius dan didasarkan pada keberadaan analisis jabatan (job analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi pekerjaan (job
specification),
persyaratan
pekerjaan
(job
requirement),
evaluasi pekerjaan (job evaluation), pengayaan pekerjaan (job enrichment),
perluasan
pekerjaan
(job
enlargement),
dan
peyederhanaan pekerjaan (work simplification). Untuk mencapai proses pengadaan (procurement) yang tepat
harus
dilimpahkan
kepada
ahlinya
yaitu
dengan
menempatkan fungsinya pada bagian atau departemen tertentu. Fungsi ini biasa dijalankan oleh bagian personalia atau departemen Sumber
Daya
Manusia,
tergantung
pada
besar-kecil
suatu
organisasi. Bahkan pada organisasi kecil dan sederhana maka fungsi ini kerap dipegang oleh pimpinan organisasi sendiri sebab ruang lingkup organisasinya yang masih relatif kecil. Dalam mencapai pengadaan yang tepat perlu pula ditetapkan standard personalia yang jelas dan tepat. Penentuan
tenaga
kerja/karyawan
tidak
hanya
menyangkut bagian personalia/sumber daya manusia saja tetapi juga melibatkan seluruh departemen yang ada dalam organisasi, sebaga tenaga kerja/karyawan baru akan ditempatkan pada departemen-departemen yang membutuhkannya. Oleh karena itu bukan merupakan hal asing ada keterlibatan unsur pimpinan departemen
yang
membutuhkan
tenaga
kerja
tersebut.
Keterlibatan unsur pimpinan departemen tersebut bisa dilihat pada proses seleksi seperti pada tahap wawancara. Dari bahwa
pembahasan
pengadaan
tersebut diatas,
(procurement)
dapat disimpulkan
sumber
daya
manusia
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
64
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
merupakan usaha yang diarahkan untuk mendapatkan tenaga kerja/karyawan yang memiliki kualitas dan kuantitas yang
diperlukan
untuk
mencapai
tujuan
yang tepat
organisasi.
Untuk
mendapatkan hasil maksimal dari proses pengadaan perlu dibahas terlebih dahulu bagaimana menganalisis jabatan.
B. ANALISIS JABATAN Jabatan
(Job) merupakan sekumpulan tugas-tugas yang
dilakukan oleh seseorang tenaga kerja/karyawan untuk dapat menghasilkan suatu produk atau jasa. Setiap jabatan mempunyai tuntutan tertentu yang mengarahkan seorang pemegang jabatan (job
horlder)
pekerjaannya.
dapat
melakasanakan
atau
menyelesaikan
Studi tentang job requirement merupakan studi
tentang kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai dan motivasi kerja dari pegawai yang bersangkutan. Untuk mengetahui tuntutan-tuntutan dari jabatan, perlu dilakukan Job Analysis (analisis jabatan). Analisis jabatan ini diperlukan agar dapat mendesain organisasi serta menetapkan kebutuhan
pekerjaan,
spesifikasi
pekerjaan,
dan
evaluasi
pekerjaan. Jadi analisis pekerjaan/jabatan adalah suatu proses analisis dan desain dari pekerjaan/jabatan yang akan dijadikan dasar bagi langkah-langkah menyelesaikan pekerjaan/jabatan tersebut. Analisis jabatan dapat dilakukan dengan cara : -
mengidentifikasi tugas-tugas yang diperlukan. Analisis jabatan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada tugas-tugas (task-oriented approach). Misalnya analisis jabatan sekretaris, dengan cara bagaimana karyawan melakukan pengetikan, pengarsipan, dll.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
65
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
-
melakukan spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
yang
diperlukan
untuk
melaksanakan
pekerjaan (tugas-tugas yang terkandung dalam jabatan tersebut). Analisis jabatan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada orang-orang yang memegang jabatan (person-oriented approach). Fokus analisisnya pada kualifikasi pemegang jabatan yaitu pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki atau dikuasai. Misalnya
pada
pengetahuan
jabatan
sekretaris,
model-model
harus
surat,
memiliki mampu
menggunakan komputer, dll. Menurut pendapat Davis yang mendefinisikan analisis jabatan sebagai : ”Systematically collects, evaluates and organizes information
about
jobs.”
Sedangkan
menurut
Dale
Yoder
mengemukakan bahwa : Job analysis is the procedur by which the fact with respect to each job are systematically discover and noted. It is sometimes called job study, suggesting the care with which tasks, processes, responsibilities, and personnel requirement are investigated, Job analysis, which focuses attention on the characteristics of employees, using physical examinations tests, interviews, and other procedures for this purpose. Dari
pengertian
diatas,
diambil
kesimpulan
dari
terjemahannya bahwa analisis jabatan adalah prosedur melalui fakta-fakta yang akan berhubungan dengan jabatan yang diperoleh dan dicatat secara sistematis. Dengan demikian dapat penulis disimpulkan bahwa analisis jabatan adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan informasi penting dan lengkap mengenai data dan fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi bagian dari jabatannya.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
66
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Istilah lain (tetapi tidak serupa) dari job analyisis adalah motion study. Motion study adalah suatu proses analisis terhadap pekerjaan untuk menemukan metode yang tepat, mudah, dan efektif, serta ekonomis untuk melakukannya. Ada perbedaan antara Job Analysis dengan Motion Study, seperti : TABEL 4.1. PERBEDAAN JOB ANALYSIS DENGAN MOTION STUDY Perbedaan
Job Analysis
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Tingkat Ketelitian 4. Organisasi
5. Teknik yang digunakan 6. Kegunaan
Memberikan gambaran suatu pekerjaan Menyeluruh, mencakup tugastugas, kewajiban, pengawasan, dsb. Kurang teliti Dilakukan oleh departemen personalia Observasi, wawancara, kuesioner, dsb. Digunakan untuk penarikan tenaga kerja baru, training, menentukan kompensasi.
Motion Study Merubah dan memperbaiki pekerjaan. Merubah dan memperbaiki pekerjaan Sangat teliti Dilakukan oleh industrial engineer. Observasi, fotografi, stopwatch, dsb. Digunakan untuk mempebaiki metode dan standarisasi.
Dalam melaksanakan analisis jabatan, dikenal beberapa tahap
dasar
analisis
jabatan.
Menurut
Andrew
J.
Dubrin
menyebutkan tahap-tahap dasar analisis jabatan adalah : 1. Tahap I ; Pengumpulan latar belakang informasi. Tahap ini dikumpulkan semua informasi dan diadakan pengujian terhadap informasi yang ada, dibuatkan
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
67
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
2.
3.
4.
5.
deskripsi jabatan, bagan organisasi informasi tentang upah dan gaji. Tahap II ; Penmilihan kedudukan yang refresentatif. Tahap ini merupakan penentuan kedudukan yang sesuai dengan kemampuan pegawai dan persyaratan yang telah ditentukan. Tahap III ; Pengumpulan data analisis jabatan. Tahap pengumpulan data yang relevan dengan kemampuan dan skill pegawai. Tahap IV ; Pengembangan deskripsi jabatan. Tahap pengembangan deskripsi jabatan yang berhubungan dengan keperluan perusahaan. Tahap V ; Pengembangan spesifikasi jabatan. Tahap penuraian kebutuhan jabatan, seperti kemampuan, sifat-sifat, bakat, skill, dan pengalaman pegawai.
Menurut Dale Yoder terdapat beberapa tujuan dari analisis jabatan, yaitu : 1. Determining qualifications, required of job holders (menentukan kualifikasi yang diperlukan pemegang jabatan). 2. Providing guidance in recruitment and selection (melengkapi bimbingan dalam seleksi dan penarikan pegawai). 3. Evaluating current employees for transfer or promotion (mengevaluasi kebutuhan pegawai untuk pemindahan atau promosi jabatan). 4. Establishing requirement for training program (menetapkan kebutuhan untuk program latihan). 5. Setting wage and salary levels and maintaining fairness in wage and salary administration (menentukan tingkat upah, gaji, dan pemeliharaan administrasi upah dan gaji). 6. Judging the merits of grievances that question assignments and compensation (mempertimbangkan keadilan dari jasa yang kurang puas terhadap pernyataan yang diberikan). 7. Establishing responsibility, accountability, and authority (menentapkan tanggung jawab, pertanggungjawaban, dan wewenang).
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
68
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
8. Providing essential guides in the establishment of production standard (menetapkan tuntutan yang esensi dalam penetapan standard produksi). 9. Providing clues for work simplification and methods improvement (melengkapkan petunjuk untuk peningkatan metode dan penyederhanaan kerja). Dari tahapan dan tujuan analisis jabatan dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Dapat digunakan untuk menyususn uraian jabatan (job description). 2. Sumber data untuk menyusun spesifikasi jabatan (job specification). 3. Sebagai bahan menetapkan standard pencapaian hasil kerja (job performance standard). 4. Dapat menetapkan materi latihan, baik untuk pegawai baru maupun lama. 5. Menetapkan pegawai dalam suatu jabatan sesuai kemampuannya. 6. Sebagai bahan penciptaan pengembangan pegawai. 7. Untuk menentukan kompensasi. Menurut Dessler, informasi yang dihasilkan oleh analisis jabatan merupakan dasar yang dapat dijadikan kegiatan untuk manajemen SDM seperti rekrutmen dan seleksi, kompensasi, penilaian
prestasi/untuk
kerja,
pelatihan,
dan
penjaminan
penugasan tugas-tugas secara lengkap. Sedangkan menurut Hasibuan manfaat dari job analisis ini yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perekrutan dan seleksi (recruitment and selection), Kompensasi (compensation), Evaluasi jabatan, Penilaian Prestasi Kerja (performance appraisal), Latihan (training), Promosi dan pemindahan,
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
69
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
7. Organisasi, 8. Pemerkayaan Pekerjaan (job enrichment), 9. Penyederhanaan pekerjaan (work simplification), 10. Penempatan (plecemant), 11. Peramalan dan perekrutan, 12. Orientasi dan induksi. Dalam melakukan analisis jabatan, meskipun organisasi menggunakan
teknik
interview/wawancara,
kuesioner,
dan
observasi dalam mengumpulkan data seringkali tidak dapat memberikan hasil yang maksimal. Oleh karena itu diupayakan untuk mendapatkan data itu secara sempurna melalui metode kuantitatif. Terdapat tiga metode popular yang digunakan yaitu : 1. Position
Analysis
Quesionnaire
(PAQ).
Merupakan
metode yang berisi kuesioner analisis jabatan yang amat terstruktur. Hasilnya diharapkan memberikan nilai yang didasarkan atas lima sikap dasar, yaitu : a. Memilki
kemampuan
mengambil
keputusan/
berkomunikasi/tanggung jawab sosial. b. Melakukan
kegiatan
yang
menunjukkan
keterampilan c. Aktif secara fisik d. Mengoperasikan kendaraan/peralatan e. Memproses informasi 2. Departement of Labor (DOL) Procedure. Bertujuan menyediakan metode standard dimana pekerjaan yang berbeda
dapat
dibandingkan
dirangking,
diklasifikasi,
dan
secara kuantitatif berdasarkan
data,
orang, dan benda.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
70
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
3. Fuctional Job Analysis. Didasarkan pada metode DOL ditambah penyediaan informasi tambahan mengenai tugas, tujuan, dan latihan yang dibutuhkan. Untuk
menjalankan
analisis
jabatan,
menurut
Mangkunegara (2007 : 19) terdapat dua jenis analisis jabatan yaitu : 1. Analisis Jabatan Tradisional (Traditional Job Analysis), yang hanya mencari tiga aspek informasi yaitu : tanggung jawab (responsibilities), kewajiban-kewajiban (duties), dan kualifikasi (qualification). 2. Analisis Jabatan yang Berorientasi Hasil (result oriented job decription/RODs). Berasumsi bahwa pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika memberikan harapan yang jelas dari organisasi pkepada karyawan, dan keterkaitan
antara
tugas-tugas,
kecakapan-kecakapan,
dan
standar-standar, kualifikasi-kualifikasi
minimal. Menurut Ghiselli dan Brown mengemukakan aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dalam analisis jabatan, yaitu : I.
Mengenai Jabatan A. Nama Jabatan B. Metode dan prosedur kerja masa kini 1. Kewajiban-kewajiban dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh pegawai 2. Bahan-bahan perlengkapan dan lain-lainnya yang dipakai oleh pegawai 3. Alat-alat mesin dan peralatan yang digunakan pegawai 4. Metode,
prosedur
yang
digunakan
dalam
melaksanakan pekerjaan
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
71
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
5. Tanggung jawab 6. Besarnya pengawasan yang diterima 7. Ukuran standar hasil kerja. C. Kondisi fisik dalam lingkungan akerja 1. Tempat kerja didalam maupun diluar 2. Kondisi penerangan atau cahaya 3. Kondisi ventilasi 4. Kondisi kegaduhan suara 5. Kondisi yang tidak sehat D. Hubungan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan lainnya. 1. Pekerja dan asisten 2. Koordinasi tugas-tugas dan jabatan E. Kondisi-kondisi penerimaan pegawai. 1. Metode seleksi pegawai 2. Lamanya jam kerja 3. Metode penggajian 4. Pekerja tetap dan temporer 5. Kesempatan promosi jabatan II. Mengenai Pegawai A. Ciri-ciri jasmaniah pegawai 1. Kesehatan 2. Kekuatan dan daya tahan tubuh 3. Ukuran tubuh 4. Keterampilam 5. Kekurangan jasmaniah yang dapat diterima B. Ciri-ciri rohaniah pegawai 1. Fungsi alat indera 2. Kecakapan dan kemampuan
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
72
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
3. Sifat kepribadian dan tabiat, seperti kejujuran, dan dtabilitas emosi. C. Latar Belakang Pegawai 1. Pendidikan umum 2. Pengalaman kerja sebelumnya 3. Inservices training.
Contoh DAFTAR ANALISIS JABATAN Untuk pemegang jabatan struktural 1. Nama Jabatan (Tulis nama jabatan saudara yang sekarang sesuai dengan nama yang tersebut dalam surat keputusan) ……………………………………………………………………………... 2. Nama Pegawai : ………………………………………………………. 3. Unit Kerja (Tulis unit kerja tempat saudara kerja) Eselon 1a Eselon 1b Eselon 2a Eselon 2b …………… …………… …………… …………… …………… …………… …………… ……………
Eselon 3 …………… ……………
4. Nama Jabatan yang Berada di Bawah ini (Sebutkan nama jabatan bawahan langsung saudara dan jumlah pemangku jabatan) No. Nama Jabatan Jumlah Pemangku Jabatan …… …………………………… ……………………………………. …… …………………………… ……………………………………. 5. Hasil Kerja (Tulisan hasil kerja saudara dalam memperoleh tugas baik bersifat manajerial maupun non-manajerial) Macam Hasil Kerja …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… 6. Bahan Kerja
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
73
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
(Tuliskan bahan-bahan yang saudara gunakan atau objek yang saudara olah dalam melaksanakan tugas) Macam Bahan Kerja Penggunaan Dalam Tugas …………………………… …………………………………………. …………………………… …………………………………………. 7. Peralatan Kerja (Tulisan peralatan kerja yang saudara gunakan dalam melaksanakan tugas) Nama Peralatan Kerja Digunakan untuk Tugas …………………………… …………………………………………. …………………………… …………………………………………. 8. Jam Kerja Ada jenis pekerjaan yang dilakukan dalam melaksanakan tugas : Hari Senin – Kamis : jam 08.00 – 15.00 Hari Jum’at : jam 08.00 – 11.30 Hari Sabtu : jam 08.00 – 14.00 Tugas lain dengan waktu yang dilaksanakan 24 jam. 9. Tanggung Jawab (Tulis apa tanggung jawab saudara atas bahan yang diolah, alat kerja yang digunakan, hasil kerja yang diperoleh, lingkungan kerja, tanggung jawab pada orang lain). …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… 10. Wewenang (Wewenang ialah hak pemegang jabatan untuk memilih atau mengambil sikap atau tindakan tertentu. Sebutkan wewenang yang dimiliki sehubungan dengan tugas yang dibebankan). …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………. 11. Korelasi Jabatan (Jabatan apa, atau unit kerja atau instansi mana berhubungan, baik timbal balik maupun searah, baik vertical, horizontal maupun diagonal dan sebutkan untuk tugas apa). No. Jabatan Unit Kerja/Instansi Hubungan Tugas ….. ……………….. ………………………. …………………….. ….. ……………….. ………………………. ……………………..
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
74
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
12. Keadaan Tempat Kerja (Dalam melaksanakan kerja, berapa % ada dalam ruangan dan diluar ruangan). Di dalam berapa : ………………% Di Luar berapa : …………………% Sebutkan hal-hal yang membuat tidak nyaman : No. Hal-hal yang tidak nyaman Penyebab …… ……………………………………………. …………………… …… ……………………………………………. …………………… 13. Risiko Bahaya (Sebutkan penyakit atau kecelakaan fisik yang dapat timbul akibat melaksanakan tugas). 14. Pangkat/Golongan Pangkat apa dan golongan berapa yang minimal dapat diduduki jabatan ini? Pangkat Golongan …………………………………… …………………………………… ………………………………….... …………………………………… 15. Pendidikan Menurut saudara, untuk menduduki jabatan ini minimal harus mempunyai latar belakang pendidikan apa? Jenis Pendidikan Jabatan …………………………………… …………………………………… ………………………………….... …………………………………… 16. Kursus/Latihan (Kursus/pelatihan apa yang diperlukan untuk dapat menduduki jabatan ini, atau kursus/pelatihan apa yang dapat menduduki jabatan ini). Jenis Kursus/Latihan …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………… 17. Pengalaman Kerja (Menurut saudara, untuk dapat menduduki jabatan ini harus berpengalaman dalam jabatan atau bidang apa dan berapa lama?)
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
75
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
PengalamDalam Jabatan/Bidang Lama …………………………………………………. ……………………… …………………………………...................... ……………………… 18. Upaya Jasmani dan Kondisi Fisik (Sebutkan upaya jasmani yang banyak saudara gunakan dalam melaksanakan tugas?) …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………. Menurut saudara, jenis kelamin apa yang dapat menduduki jabatan ini ? Jenis Kelamin : ………………………………………………………. Menurut saudara untuk dapat menduduki jabatan ini minimal dan atau maksimal berumur berapa? a. Umur Minimal : …………………………………………… tahun b. Umur maksimal : ………………………………………… tahun 19. Syarat Kondisi Jasmani Sebutkan syarat kondisi jasmani lain yang disyaratkan untuk dapat menduduki jabatan ini. Misalnya tidak cacat kaki, paru-paru baik, suara merdu, tinggi badan, berat badan, dll. …………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………….
C. URAIAN JABATAN (JOB DESCRIPTION) Uraian jabatan (Job Description) menurut beberapa pakar, diantaranya menurut Werther & Davis menyebutkan Job Descrition adalah “A job description is a written statement that explaints the duties, working conditions and other aspects of a specified job.” Sedangkan menurut Flippo mendefiniskannya : A job description is an organized, factual statement of the duties and responsibilities of a specific job. In brief it should tell : what is to be done and way. It is a standard of function, in that it defines the appropriate and authorized content of a job.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
76
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Uraian jabatan lebih pada penggunaan untuk tenaga kerja yang berada pada posisi manajerial, sedangkan uraian pekerjaan lebih pada tenaga kerja yang bersifat operasional, oleh Karena itu uraian pekerjaan atau uraian jabatan harus ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan supaya pemegang jabatan memahami tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan. Uraian pekerjaan akan memberikan ketegasan dan menjadikan standard bagi tugas yang harus dicapai oleh pemegang jabatan. Uraian pekerjaan menjadi dasar bagi penetapan spesifikasi jabatan/pekerjaan dan evaluasi jabatan/pekerjaan. menentukan kesalahan
Kesalahan
atau
ketidakjelasan
dalam
uraian jabatan/pekerjaan akan mengakibatkan operasionalisasinya
bahkan
akan
mengganggu
pencapaian tujuan. Jadi uraian jabatan/pekerjaan merupakan uaian informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek dari suatu jabatab/pekerjaan khusus. Unsur-unsur yang tertera dalam uraian jabatan/pekerjaan tersebut didalamnya terdapat : a. Identifikasi jabatan/pekerjaan, misalnya sales manager, financial manager, dekan, rektor, dll. b. Tanggal disusun uaraian jabatan tersebut. c. Kode Jabatan d. Penyusun uraian pekerjaan e. Lokasi jabatan disepartemen mana. f. Tingkat jabatan dalam struktur gaji, jabatan tersebut pada tingkat mana. g. Kepada
siapa
tugas-tugas
dalam
jabatan
harus
dilaporkan.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
77
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
h. Job summary ; pekerjaan-pekerjaan utama dan umum yang harus dilakukan dalam jabatan yang bersangkutan. i.
Job duties ; kewajiban-kewajiban spesifik yang harus dilakukan.
j.
Kondisi kerja, menguraikan lingkungan fisik, jam kerja, resiko kerja, dsb.
k. Pengesahan.
Contoh JOB DESCRIPTION, Nama Jabatan : ......................................... Kode Jabatan : ................... Iktisar Jabaan/Pekerjaan (Job Summary) : ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... Perincian Tugas Jabatan (Jon Content) : (Urut-urutan, cara setiap tugas, mesin/bahan yang dipakai : a. Setiap Hari …………………………………… …………………………………… ………………………………….... …………………………………… ……………………………………. …………………………………… b. IIInsidentil …………………………………… …………………………………… ………………………………….... …………………………………… ……………………………………. …………………………………… Hubungan Kerja : a. Diawasi oleh : ............................................................................................................ b. Mengawasi Siapa : ............................................................................................................ c. Hubungan di dalam perusahaan : ............................................................................................................ d. Hubungan di luar perusahaan : ............................................................................................................ Persyaratan Tugas Jabatan :
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
78
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
a. Pendidikan/Pengetahuan ............................................................................................................ b. Pengalaman/Latihan ............................................................................................................ c. Keterampilan/Kemampuan : 1. Macam pekerjaan ....................................................................................................... 2. Penggunaan mesin/alat ....................................................................................................... 3. Kecekatan/kecepatan ....................................................................................................... 4. Kecermatan ....................................................................................................... 5. Kepemimpinan/Hubungan personal ....................................................................................................... 6. Inisiatif ....................................................................................................... 7. Daya analisa ....................................................................................................... 8. Pengambilan Keputusan ....................................................................................................... 9. Menghadapi keadaan darurat ....................................................................................................... 10. Tingkat Kesabaran ....................................................................................................... 11. Sikap/pembawaan ....................................................................................................... Tanggung jawab : a. Atas orang-orang : ................................................................................................................. b. Atas Mesin/alat : ................................................................................................................. c. Atas uang : ................................................................................................................. d. Atas hubungan luar : ................................................................................................................. e. Atas penentuan kebijakan : .................................................................................................................
Usaha : a. Mental
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
79
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
1. Pikiran/perhatian : ....................................................................................................... 2. Panca indera : ....................................................................................................... b. Fisik 1. Macam aktivitas fisik - ........% duduk - ........% berdiri - ........% berjalan - ........% bepergian - ........% Terlentang - ........% berdiri - ........% mengangkat - ........% memanjat - ........% membungkuk - ........% Melengkung - ........% berjongkok 2. Ciri fisik - Tinggi badan ......................................................................... - Berat Badan .......................................................................... - Bentuk kaki ............................................................................. - Bentuk Muka .......................................................................... - Dll 3. Macam kerja ....................................................................................................... Kondisi Kerja (Working Condition) a. Bahaya/kemungkinan celaka : ............................................................................................................ b. Lingkungan Kerja ............................................................................................................ 1. Kondisi Kerja (lembab, panas, bising, gelap, dll) 2. Tempat Kerja (di dala, di luar, di meja, di mesin, di mobil, dll) 3. Jangka Kerja - pagi jam ............................ s.d. ............................ - sore jam .............................. s.d. …………………… - Shift 1 jam ………………….. s.d. …………………… - Shift 2 jam ………………….. s.d. …………………… dll
Keterangan lain yang diperlukan : .......................................................................................................................
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
80
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
....................................................................................................................... ....................................................................................................................... Disahkan oleh ,
Pembuat,
_____________________
______________________
D. SPESIFIKASI JABATAN (JOB SPECIFICATION) Menurut
Werther
&
Davis
didefinisikan
Specification (Spesifikasi Jabatan) adalah :
bahwa
Job
“Job specification
describes what the job demands of employee who do it and the human skills that are required” (spesifikasi jabatan menguraikan permintaan-permintaan dari suatu jabatan kepada pegawai yang mengerjakan
jabatan
tersebut
dan
keterampilan-
keterampilannya). Jadi
spesifikasi
jabatan/pekerjaan
jabatan dengan
disusun
berdasarkan
menjawab
cirri,
uraian
karakteristik,
pendidikan, pengalaman, dan lain-lain dari orang yang yang melaksanakan
atau
memegang
jabatan.
Dengan
demikian
spesifikasi jabatan menguraikan persyaratan orang yang akan direkrut dan sebagai dasar bagipelaksanaan seleksi. Pada umunya spesifikasi jabatan ini akan memuat : 1. Tingkat pendidikan 2. Jenis Kelamin 3. Keadaan fisik pekerja 4. Pengetahuan dan kecakapan 5. Batasan umur pekerja 6. Status perkawinan
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
81
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
7. Minat pekerja 8. Tingkat emosional 9. Pengalaman Kerja Spesifikasi pekerjaan bagi setiap organisasi/perusahaan tidak akan sama walaupun jenis jabatan/pekerjaan menunjukkan sama, hal ini disebabkan adanya perbedaan uraian jabatan/pekerjaan dari masing-masing organisasi/perusahaan.
Contoh JOB SPECIFICATION PT. GLOBAL INTI KARYA Spesifikasi Jabatan/Pekerjaan Nama Jabatan/Pekerjaan
: Asisten Manajer Pemasaran
Kode Jabatan/Pekerjaan
: MM-234
Tanggal
: 02 Januari 2008
Penyusun
: Riwayat, SE., MM
Departemen
: Divisi Pemasaran
Lokasi
: Jl. Cimekar Raya 234 Bandung
Persyaratan Pekerjaan : Pendidikan
Pengalaman
Persyaratan Fisik Persyaratan Mental
Supervisi
: Sarjana Manajemen, menguasai komputer, menguasai bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya diperioritaskan. : - Minimal menjadi asisten manajer marketing selama 3 tahun. - Memiliki relasi yang luas/banyak. : Kesehatan baik, mampu tugas-tugas berat. : Jujur, inovatif, kreatif, mampu mengambil keputusan cepat, mampu menganalisis perkembangan, mampu berkomunikasi dengan baik. : Mampu memimpin karyawan 5-10 orang dengan pendidikan Sarjana Muda.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
82
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
KondisiKerja
: Baik, 50% bekerja di luar kantor, 50% di dalam ruangan yang nyaman, tenang, ber-AC
E. EVALUSI PEKERJAAN (JOB EVALUATION) Evalusai
jabatan/pekerjaan
merupakan
langkah
yang
diambil untuk menilai tingkat kemudahan atau kesulitan, tingkat beban kerja berat atau ringan, tingkat resiko besar atau kecil, serta untuk memberikan informasi penentuan nama, peringkatan, dan gaji suatu jabatan. Besar kecil, berat ringanya suatu jabatan akan menjadi dasar bagi
pengambilan
keputusan
perhatian
pimpinan
atasnya,
sehingga akan dengan cepat menentukan langkah-langkah tepat apabila
mengalami
kendala.
Selain
itu
tingkatan
ini
akan
menetukan bagaimana pimpinan dapat menetukan besarnya gaji serta melakukan kompensasi lainnya. Dengan adanya peringkatan, ini akan memberikan gambaran rangking suatu jabatan dibanding dengan lainnya. Pemberian nama jabatan yang tepat akan memberikan kebanggaan dan status bagi pemegang jabatan, sehingga mampu mendorong motivasi positif pemegang jabatan dalam menjalankan pemenuhan
tugasnya. harapan
Hal
ini
juga
peningkatan
mampu
status
memberikan
seseorang
dalam
kehidupan.
F. PEREKRUTAN/PENARIKAN Perekrutan/penarikan
merupakan
proses
awal
dari
pengadaan tenaga kerja, sehingga kegiatan ini sangat penting.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
83
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Beberapa
ahli
mengemukakan
menyebutkan
pentingnya
pendapat-pendapatnya,
proses
ini
dengan
seperti
Sikula
mengemukakan : Recruitment is the act process of an organization attempting to obtain additional manpower for operational purpose. Recruiting involves acquiring further human resources to serve as institutional input. (Penarikan pegawai adalah tindakan atau proses dari suatu usaha organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai untuk tujuan operational. Penarikan pegawai melibatkan sumber daya manusia yang mampu berfungsi sebagai inpit lembaga) Arun Monappa dan Mirza S. Saiyadain menyebutkan : Recruitment is generating of applications or applicant for specific positions. (Penarikan pegawai adalah memproses lamaran atau memproses calon-calon pegawai untuk posisi pekerjaan tertentu) Edwin B. Flippo menyebutkan : Recruitment is the process of searching for prospective employees and stimulating them to apply for jobs in the organization (Penarikan adalah proses pencarian dan pemikatan calon pegawai yang mampu bekerja di dalam organisasi). Wayne F. Cascio menyebutkan : Recruitment is often viewed as oneway process in which organization reach out for people. Sedangkan Dale Yoder menyebutkan : Recruitment, including the identification and evaluation of source, is a major step in the total staffing process. The process begins with the determination of man power needs for the organization. It continues with inventories of cap abilities recruitment, selection, placement, and orientation. (Penarikan pegawai mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumbernya, tahapan dalam proses keseluruhan menjadi untuk organisasi,kemudian dilanjutkan dengan
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
84
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
mendaftarkan kemampuan penarikan, seleksi, penempatan, dan orientasi). Berdasarkan
pendapat-pendapat
diatas
dapat
penulis
simpulkan bahwa penarikan/perekrutan adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam upaya mendapatkan pemenuhan tenaga kerja melalui proses identifikasi (mencari dan memikat pelamar dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan)
dan evaluasi terhadap sumber-
sumber penarikan pegawai, guna mendapatkan kuantitas dan kualitas pegawai sesuai dengan kebutuhan. Penarikan dpat dipandang dari dua sudut pendekatan yang berbeda, yaitu : a. Prospecting Theory of Recruitment, pendekatan yang digunakan
didasarkan
hanya pada
sudut pandang
sebuah organisasi dalam usaha memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya. b. Mating Theory of Recruitment, tidak hanya organisasi yang mencari pekerja, tetapi juga pekerja mencari pekerjaan, sehingga penarikan pekerja merupakan usaha untuk mempertemukan kebutuhan dari kedua belah pihak. Pendekatan ini lebih realistis karena memadukan dua kepentingan yang berbeda untuk mencapai
tujuan
bersama. Terdapat beberapa hal penting yang harus mendapat perhatian dalam proses rekrutmen yaitu : a. Perencanaan rekrutmen ; surat permintaan karyawan baru, rasio hasil, deskripsi pekerjaan/uraian pekerjaan, dan spesifikasi jabatan.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
85
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
b. Strategi rekrutmen ; dimana, bagaimana, dan kapan memikat calon pelamar. c. Sumber-sumber
rekrutmen
;
internal,
eksternal,
dan
pengaruh pasar tenaga kerja. d. Penyaringan ; menyisihkan yang tidak sesuai. e. Kumpulan
pelamar
;
pemrosesan
informasi,
pemberitahuan kepada pelamar.
1. Sumber-sumber Tenaga Kerja Terdapat dua sumber untuk melakukan penerikan tenaga kerja, yaitu sumber dari dalam organisasi (internal source) dan dari luar organisasi (external source). Pemilihan keduannya didasarkan pada pertimbangan kepentingannya dan tingkat kelemahan dan kelebihannya. -
Internal Source, Sumber dari dalam organisasi dapat berupa memutasikan
pegawai berdasarkan pertimbangan hasil evaluasi penilaian prestasi kerja. Pemutasian ini meliputi tiga cara yaitu promosi jabatan, rotasi jabatan, dan demosi jabatan, rencana suksesi, Penawaran terbuka suatu jabatan (job posting), Bantuan tenaga kerja, persediaan keahlian (Skill Inventory), Konsultan Manajemen & Eksekutif Search Firms (untuk level BOD). Tujuan dari penggunaan tenaga kerja dari dalam ini diarahkan pada : f. Meningkatkan morale (semangat) tenaga kerja yang sudah dimiliki. g. Menjaga kesetiaan pekerja h. Memberikan motivasi kerja i. Memberikan penghargaan atas prestasi kerja.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
86
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Keuntungan sistem ini adalah : a. Lowongan yang tersedia dapat cepat terisi. b. Tingkat penyesuaian diri pekerja yang cepat. c. Meningkatkan semangat atau memebri motivasi yang lebih besar untuk kinerja lebih baik. d. Memberikan kesempatan promosi yang lebih besar bagi karyawan. e. Meningkatkan moral kerja dan loyalitas. Adapun kelemahannya adalah : a. Menghambat
masuknya
gagasan
baru
karena
menciptakan pola pikir dan gagasan yang sempit. b. Penempatan yang salah berakibat patal/komplik bagi organisasi atau menimbulkan perselisihan politis dan tekanan untuk bersaing. c. Karakter tidak baik seseorang akan terbawa dan tetap bertahan dalam organisasi. d. Membutuhkan
program
pengembangan
manajemen
yang lebih baik.
- External Source, Sumber dari luar organisasi ini dapat dilakukan dengan melalui beberapa cara yaitu : a. Iklan/Advertensi, perusahaan dapat memanfaatkan media masa untuk menyampaikan penawaran pormasi kerja pada masyarakat. b. Biro
Tenaga
tenaga
kerja
Kerja,
mendapatkan
melalui
biro
informasi
tenaga
kerja,
pasar untuk
mencarikan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
87
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
c. Rekomendasi dari Tenaga Kerja Lama, tenaga kerja yang sudah ada dan dipandang berhasil dapat diminta rekomendasi untuk mencarikan tenaga kerja sesuai kebutuhan. d. Lembaga
pendidikan
perusahaan
dapat
(schools
and
colleges),
memanfaatkan
lembaga
pendidikan sebagai sumber penarikan tenaga kerja, dengan cara meminta rekomendasi atau referensi pimpinan lembaga mengenai calon tenaga kerja. e. Pelamar secara insidentil (casual applicants), masuknya surat lamaran kerja secara langsung tanpa didasrkan pada pengumuman atau iklan. f. Depnaker, perusahaan dapat memanfaatkan lembaga pemerintah
ini
sebagai
pusat
informasi
bagi
didasarkan
atas
ketersediaan tenaga kerja. g. Nepotisme,
penarikan
pekerja
kedekatan dengan calon pekerja. Rekrutman yang bersumber dari eksternal ini memiliki keuntungan sebagai berikut : a. Memberikan ide dan pandangan baru yang lebih konstruktif. b. Pada
umunya
mampu
menghindari
kesalahan-
kesalahan pengisian jabatan. c. Mendapatkan
kualifikasi
tenaga
kerja yang lebih
terjamin. d. Memungkinkan karyawan untuk melakukan perubahaperubahan tanpa berkepentingan. e. Tidak banyak merubah hirarki organisasional yang ada.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
88
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Sedangkan kelemahan rekrutmen yang bersumber dari eksternal adalah : a. Adanya
waktu
yang
hilang
karena
adanya
penyesuaian-penyesuaian. b. Prosesnya panjang dan emamakan waktu, sehingga lowongan jabatan tidak segera terisi. c. Menimbulkan biaya yang besar. d. Menghancurkan insentif karyawan yang ada untuk berjuang meraik promosi. e. Tidak tersedia informasi kemampuan individu untuk menyesuiakan dalam organisasi baru. Apabila dalam sumber rekrutmen dari internal dan eksternal belum berjalan, maka untuk menjalan organisasi/ perusahaan seperti biasanya dapat dilakukan kegiatan lembur, penggunaan
pekerja
sementara
(temporer),
sub-kontrak
pekerjaan, dan menyewa pekerja.
2. Kriteria Penarikan Tenaga Kerja Beberapa
kriteria
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pelaksanaan penarikan, yaitu : a. Memperhatikan
petunjuk/ketentuan
sesuai
dengan
kebijakan pemerintah. b. Kualifikasi
dari
pelamar
(applicant
qualification),
didasarkan pada kebutuhan tenaga sesuai kualifikasi tertentu. c. Sesuai dengan permintaan (petunjuk pimpinan) d. Nepotisme, apabila dikehendaki dan sesuai dengan kriteria.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
89
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
e. Tanggung
jawab
sosial,
dengan
memperhatikan
lingkungan masyarakat sekitar sebagai bagian dari respek atau perhatian pada lingkungannya.
3. Evaluasi Terhadap Penarikan tenaga Kerja Sebagai langkah akhir dari penarikan harus dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan dari proses penarikan tersebut. Keberhasilan ini dapat dilihat menggunakan beberapa indikator yang dapat mengukur efektivitas dari metode yang digunakan, yaitu : a. Jumlah pelamar, b. Jumlah penawaran, c. Jumlah Tenaga Kerja yang Diterima, d. Jumlah Penempatan Tenaga Kerja yang tepat. Jadi proses rekrutmen itu sendiri dimulai sejak mencari pelamar-pelamar dan diakhiri dengan diterimanya surat-surat lamaran. Hasil dari proses rekrutmen adalah sekelompok pelamar yang kelak akan dipilih melalui proses seleksi menjadi pegawai baru. Agar proses rekrutmen atau penarikan berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal, harus dihindari kendalakendala yang timbul dalam proses rekrutmen seperti : a. Kebijakan-kebijakan organisasi. Kebijakan yang dapat mempengaruhi
misalnya
kebijakan
kompensasi
dan
kesejahteraan, promosi, status karyawan, dan sumber tenaga kerja. b. Persyaratan
jabatan. Kelengkapan
persyaratan
akan
menentukan banyak tidaknya pelamar.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
90
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
c. Metode
pelaksanaan
penarikan.
Metode
ini
dapat
dilakukan secara tertutup maupun terbuka. d. Kondisi pasar tenaga kerja. Semakin banyak penawaran semakin terbuka pelamar. e. Solidaritas
perusahaan.
Merupakan
kepercayaan
masyarakat pada perusahaan/organisasi. f. Kondisi-kondisi lingkungan eksternal. Jika perekonomian tumbuh cepat dan saingan banyak maka pelamar akan sedikit, jika sebalinya akan banyak.
G. PENYELEKSIAN/SELEKSI Penseleksian merupakan proses tindaklanjut dari kegiatan perekrutan, karena pada tahap ini telah terkumpul sejumlah calon tenaga kerja yang memenuhi syarat umum yang dibutuhkan, maka proses selanjutnya melakukan pemilihan dari calon pelamar terseleksi. Pemilihan ini dikenal dengan seleksi, dilakukan untuk mendapat tenaga kerja sesuai dengan perencanaan Sumber Daya Manusia. Pengertian seleksi lebih jelas seperti dikemukan oleh Wayne F. Cascio yang menyatakan bahwa : ” To select is to choose one or more
individuals
in
preference
to
other.”
Kemudian
Sikula
menyebutkan : Selecting is choosing. Any selection in a collection of thing chosen. The selection process involves picking out by preference some objects or thing from among others. In reference to staffing and employment, selection refers specifically to decision no hire a limited number of wokers from a group of potential employees. (Penyeleksian adalah pemilihan. Menyeleksi merupakan suatu pengumpulan dari suatu pilihan. Proses seleksi melibatkan pilihan dari berbagai objek dengan mengutamakan beberapa objek saja yang
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
91
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
dipilih. Dalam kepegawaian, seleksi lebih secara khusus mengambil keputusan dengan membatasi jumlah pegawai yang dapat dikontrakkerjakan daripilihan sekelompok calon pegawai yang potensial. Menurut Dale Yoder menyebutkan : Selectian is the process by with candidates for employment are divided into two those who be affered employed and who will not. (Seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan dibagi dua bagian yaitu yang diterima dan yang ditolak). Sedangkan menurut Stoner disebutkan : The selection process involved evaluating and closing among job candidate. Application form resumes, interview, snd reference checks are commonly uses selection decrees. (Proses seleksi meliputi penilaian dan penetapan diantara calon-calon pengisi jabatan. Aplikasi dari penilaian, wawancara, dan pengecekan referensi adalah yang biasa digunakan dalam penetapan keputusan seleksi). Dari simpulkan
beberapa bahwa
pendapat diatas
seleksi
adalah
suatu
maka
dapat penulis
rangkaian
kegiatan
pengambilan keputusan untuk menentukan kelayakan/ketepatan atau ketidaklayakan
seorang tenaga kerja untuk diterima atau
ditolak menjadi pegawai. Dasar seleksi penerimaan pegawai baru harus didasarkan pada kebijakan yang telah digariskan baik secara internal maupun eksternal organisasi, supaya pelaksanaan dan hasil seleksi dapat dipertangungjawabkan. Dasar seleksi ini adalah : a. Kebijakan perburuan pemerintah. b. Job Specification atau jabatan c. Ekonomis rasional d. Etika sosial.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
92
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Melalui dasar tersebut diharapkan seleksi akan mencapai tujuan
sebagaimana
diharapkan.
Tujuan
seleksi
penerimaan
pegawai ini diantaranya : a. Karyawan yang qualified dan potensial b. Karyawan jujur dan disiplin c. Cakap dengan penempatan yang tepat d. Terampil dan bersemangat dalam bekerja e. Memenuhi persyaratan kebijakan perburuhan f. Dapat bekerja sama dengan baik g. Dinamis dan kreatif h. Inovatif dan bertanggung jawab i.
Loyal dan berdedikasi tinggi
j.
Rendah turnover
k. Mudah dikembangkan l.
Memiliki kemandirian
m. Memiliki perilaku yang baik.
1. Metode Seleksi Dengan adanya tujuan seleksi, diperlukan proses penetapan cara, sistem, dan tahapan-tahapan seleksi yang akan dilakukan. Dengan
tujuan
dapat
menentukan
jumlah
pegawai
yang
dibutuhkan. Oleh karena itu penetapan kebutuhan pegawai perlu dipertimbangkan secara cermat dengan cara menggunakan Metode Non-Ilmiah dan Metode Ilmiah. -
Metode Non-ilmiah,
Dengan metode ini jumlah kebutuhan pegawai didasarkan pada
perkiraan-perkiraan saja, bukan pada perhitungan yang
cermat atas dasar volume maupun standar prestasi pekerjaan. -
Metode Ilmiah,
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
93
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Jumlah karyawan yang dibutuhan disesuaikan dengan perhitungan dan analisis beban kerja (work load analysis) serta standar prestasi pekerja. Melalui metode ilmiah ini dapat dilakukan perhitungan-perhitungan : -
Analisis beban kerja yaitu penentuan jumlah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
Analsisi beban Kerja =
Volume Pekerjaan Standar Prestasi
x
satu orang
Contoh : CV. Mandiri memproduksi 800 unit roda setiap hari, standar prestasi seorang pekerja peehari selama 7 jam sebanyak 10 unit. Berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan? Jawab : 800 x satu orang 10 Jadi karyawan yang dibutuhkan 80 orang. Apabila kerja
Analsisi beban Kerja
=
dilakukan secara efektif maka akan didapat hasil sesuai target baik jumlah maupun waktunya.
-
Analisis rata-rata ketidakhadiran/kehadiran pegawai. Absen
=
Jumlah hari kerja absen per bulan jumlah hari kerja per bulan
x
100%
Contoh : Jumlah Karyawan CV. Mandiri 10 orang, jumlah ketidakhadiran karyawan 20 hari perbulan, jumlah hari kerja per bulan 25 hari, berapa ketidakhadiran karyawan pada bulan tersebut? Jawab : Absen
=
20
x
100%
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
94
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
10 x 25 Tingkat ketidakhadiran : 8% Jadi dapat diketahui tingkat ketidakhadiran 8% x 10 = 0,8 orang atau 1 orang.
-
Perputaran karyawan (turnover), yaitu perbandingan antara masuk
dan
berhentinya
karyawan
dari
sebuah
organisasi/perusahaan.
Turnover
=
Σ (yang diterima – yang keluar) ½ Σ (Kary. Awal – Kary. Akhir)
x
100%
Contoh : Karyawan CV. Mandiri pada tanggal 1 Januari 2007 100 orang sedangkan tanggal 31 Desember 2007 berjumlah 96 orang. Karyawan yang berhenti
10 orang yang diterima 6 orang.
Berapa Turnover-nya? Jawab : Turnover
10 - 6 ½ (100 - 96)
=
x
100%
rupa
untuk
Turnover-nya sebesar : 4%
2. Syarat-syarat Seleksi Seleksi
yang
diupayakan
sedemikian
mendapatkan hasil yang sesuai, harus dilakukan secara baik dan objektif. Sehingga keputusannya mampu memberikan dampak positif pada kepentingan semua pihak. Agar seleksi mencapai hasil yang sesuai harus didasari oleh syarat-syarat sebagai berikut : a. Seleksi harus selalu dihubungkan dengan Job Analysis. Untuk memperoleh pegawai paling memenuhi syarat harus sesuai
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
95
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
dengan terurai dalam uraian jabatan, spesifikasi jabatan, dan standar jabatan. b. Realibilitas. Untuk melakukan seleksi harus didasarkan pada alat tes/seleksi yang tepat atau reliabel artinya memiliki derajat konsistensi yang realatif tinggi. c. Validitas. Alat tes-pun harus valid artinya setiap alat tes harus dirancang sesuai dengan tujuan tertentu. Valisiditas berarti pula hasil tes secara signifikan dihubungkan dengan performance jabatan atau kriteria lain yang relevan. Ada dua pendekatan umum dalam validitas yaitu : 1. Pendekatan empiris, yaitu menghubungkan hasil tes dengan kriteria yang berhubungan dengan jabatan (performance). Meliputi pendekatan : a) Validitas Prediktif, pegawai dites kemudian ditempatkan dengan jabatan, dan performance-nya diukur. b) Validitas Konkuren, mengukur hasil tes pegawai yang dihubungkan dengan pengukuran langsung terhadap performance-nya. 2. Pendekatan Rasional, digunakan apabila subjek rendah untuk dijadikan sample yang dapat diterima untuk tes. Terdiri dari dua bagian yaitu : a) Content
Validity,
keterampilan
yang
sejumlah
sample
dibutuhkan
yang
untuk
mewakili
menampilkan
performance dengan baik. Contoh tes mengetik untuk juru ketik. b) Construct
validity,
performance
menetapkan
dengan
hubungan
karakteristik
penting
antara untuk
menampilkan performance.
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
96
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
3. Prosedur/Langkah-Langkah Seleksi Prosedur atau langkah-langkah seleksi banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya menurut Flippo sebagai berikut : Tahap 1 : Initial or Preliminary Interview Seleksi yang tidak memerlukan waktu lama. Wawancara secara singkat, sesuai informasi yang dibutuhkan seperti penampilan, kemampuan berkomunikasi, serta pemberian informasi tentang organisasi/perusahaan yang dilamar. Tahap 2 : Application Blank Informasi factual dapat dilihat dari formulir, sehingga dapat diketahui
informasi
seperti
pendidikan,
keahlian,
pengalaman, dll. Tahap 3 : Check of References Seleksi melalui referensi ditujuan untuk mengetahui latar belakang pelamar dimasa lalu. Referensi dapat berasal dari lembaga/organisasi
dan
personal
yang
berhubungan
dengannya. Tahap 4 : Psychological Test Merupakan tahap seleksi untuk memperoleh tentang aspek mental,
emosional,
imajinasi,
intelensi,bakat,
dan
kemampuan kerja sama pelamar. Test ini meliputi Aptitude test, Interest test, Intelegence test, dan Personality Test, serta Achievement Test. Tahap 5 : Employment Interview Wawancara merupakan metode yang banyak dipakai untuk menseleksi
calon
pegawai.
Wawancara
meliputi
wawancara terpimpin dan wawancara bebas. Tahap6 : Approval by the Supervisor
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
97
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Pengesahan oleh atas langsung. Pelamar dihadapkan pada atasan langsungnya yang melakukan seleksi yang isinya tentang pekerjaan/jabatan yang sesungguhnya diberikan pada pelamar. Tahap 7 : Physical Examination Pelamar dapat diperiksa oleh tim kesehatan khusus yang ditunjuk oleh organisasi/perusahaan. Aspek yang diperiksa sesuai dengan spesifikasi jabatan. Tahap 8 : Induction Orientation Pengenalan
dan
orientasi
merupakan
hal
yang
berhubungan dengan masalah memperkenalkan pegawai baru dalam organisasi. Masa ini disebut sebagai masa percobaan. Dalam
proses
seleksi
lazim
dilakukan
pendekatan-
pendekatan yang sesuai dengan tujuan dan biaya yang tersedia. Pendekatan ini meliputi : 1. Successive Hurdles Selection Approach Pelamar
mengikuti
seleksi
secara
bertahap.
Untuk
mengikuti tahap selanjutnya tergantung kelulusan pada tahap-tahap sebelumnya. 2. Compensatory Selection Approach Pelamar melakukan semua tahapan seleksi dari awal sampai akhir, penilaiannya didasarkan pada nilai terbesar secara keseluruhan tahapan.
H. PENEMPATAN Penempatan
adalah
suatu
langkah
lanjutan
dalam
penseleksian yang merupakan proses pengaturan awal atau
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
98
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
pengaturan kembali dari pegawai pada suatu jabatan tertentu baik baru maupun jabatan yang berlainan. Bagi pegawai baru merupakan pengaturan awal suatu jabatan bagi pegawai yang baru bekerja sebagai tindak lanjut dari hasil seleksi. Demosi, promosi, mutasi maupun rotasi termasuk konsep penempatan bagi pegawai yang sudah ada/lama. Promosi dimaksudkan sebagai proses perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain, dimana jabatan barunya memiliki tingkat organisasional lebih tinggi, tanggung jawab yang lebih luas, dan kompensasi yang lebih tinggi. Promosi ini dibedakan menjadi : -
Merit based promotion ; promosi yang didasarkan atas jasa/prestasi yang diberikan, atau didasarkan atas performance appraisal.
-
Seniority based promotion ; promosi didasarkan pada lamanya bekerja pada organisasi atau jabatan tertentu.
Mutasi dan rotasi merupakan bagian dari proses transfer yaitu suatu proses perpindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain yang memiliki tingkat organisasional, tanggung jawab, serta kompensasi yang relatif sama. Sedangkan demosi adalah proses perpindahan seseorang pegawai dari jabatan satu ke jabatan lainnya yang memiliki tingkat organisasional, tanggung jawab serta kompensasi yang lebih rendah. Demosi terjadi umumnya sebagai upaya
pembinaan
kesalahan,
atau
karena
bahkan
yang sebagai
bersangkutan upaya
melakukan
perlahan
dalam
melakukan pemecatan. Setelah pegawai menempati jabatan ataun pekerjaan tertentu maka dilakukan proses orientasi atau sosialisasi terhadap tugas dan tanggung jawabnya serta pengenalan terhadap lingkungan kerjanya. Proses ini sangat penting bagi kedua belah
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
99
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
pihak baik individu maupun organisasi. Bagi pegawai langkah ini sebagai penyesuaian dan bagi organisasi untuk mengetahui ketepatan penempatan.
I. LATIHAN/PERTANYAAN
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa
100
Manajemen Sumber Daya Manusia – BAB IV
Deden Mastaka Ekapraja, Drs., SE., MM STIE Gema Widya Bangsa