Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer “Subnnetting”
Nama
: Ria Permata Sari
NIM
: 1107020
Prodi
: Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2013
A. TUJUAN 1. Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan komputer. 2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan. 3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal. 4. Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer.
B. ALAT DAN BAHAN 1. Personal Computer 2. LAN Card / NIC 3. Switch / Hub 4. Kabel ethernet Straight / Trought
C. TEORI PENDUKUNG Subnet Mask IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah system komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interface komputer. IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. IP address ini mempunyai range dari: 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork). Alamat IP penting untuk dibagibagi karena persediaan IP address saat ini terbatas dan disisi lain juga laju pertumbuhan device-device yang tersambung dengan internet pun semakin banyak. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID. Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24
bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID. Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0. Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan
sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni: •
Notasi Desimal Bertitik
•
Notasi Panjang Prefiks Jaringan Desimal Bertitik Sebuah subnet mask biasanya di ekspresikan di dalam notasi desimal bertitik
(dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32 bit tersebut akan di konversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun di representasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP. Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.
Formatnya adalah:
IP Address
: www.xxx.yyy.zzz
Subnet Mask : www.xxx.yyy.zzz
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut: 138.96.58.0, 255.255.255.0 Subnetting Alamat Ip Kelas A Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas A.
Subnetting Alamat IP kelas B Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas B.
Subnetting Alamat IP kelas C Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas C.
Variable-length Subnetting Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variablelength Subnet Mask (VLSM). Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnetsubnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnetsubnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli. Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehatihatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmensegmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya. Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, disubnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bitbit host. VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP address secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :
D. LANGKAH KERJA 1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straight/trought dan switch/hub. 2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel ethernet, seperti gambar berikut :
3. Lakukanlah pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC, sesuaikan dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan dibagian akhir jobsheet. 4. Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel Network Connections akan muncul gambar seperti di bawah ini.
5. Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini. Klik ganda Internet Protocol seperti pada gambar.
6. Langkah selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet mask. Sebagai contoh, komputer yang terhubung pada jaringan komputer anda adalah Range IP address 192.168.0.1 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.
7. Klik OK. Kemudian klik 2x gambar no.1 di atas, maka LAN akan enable.
E. EVALUASI 1. Kelompok yang dibuat memiliki anggota 6 orang. 2. Kelompok B membangun LAN (192.168.1.131 s/d 192.168.1.136). Percobaan pertama menggunakan subnet mask nya 255.255.255.128. IP addres yang saya gunakan adalah 192.168.1.132. a. Konfigurasi IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
b. Hasil dari uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping: NO 1.
UJI KONEKSI (PING) DARI KE 192.168.1.132 192.168.1.131 192.168.1.133 192.168.1.134 192.168.1.135 192.168.1.136
RESPON Ping diterima (terkoneksi) Ping diterima (terkoneksi) Ping diterima (terkoneksi) Ping diterima (terkoneksi) Ping diterima (terkoneksi)
Berikut gambar Command Prompt dari PC saya ke PC yang lainnya:
c. Melalui Command Prompt DOS, ketik net view.
d. Kesimpulan dari percobaan di atas adalah: Ketika kita menggunakan subnet masknya 255.255.255.128 maka IP Address yang dapat ditampung sebanyak 254, yakni dari IP Address 192.168.1.1 s/d 192.168.1.155.
3. Penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga terbentuk jaringan seperti gambar berikut :
4. Percobaan kedua menggunakan host subnet mask nya 255.255.255.0 IP address yang saya gunakan adalah 192.168.1.2. a. Konfigurasi IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
b. Hasil dari uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan Command Prompt.
c. Melalui Command Prompt DOS, ketik ditampilkan.
d. Hasil Sharing dari PC04-PC ke LUKMAN.
net view Lihat
informasi
yang
5. Jelaskan manfaat dan kegunaan Subnet Mask pada pengalamatan Jaringan Komputer.
Subnet Mask fungsinya ada dua: 1. Untuk membedakan antara Network ID dengan Host ID. 2. Untuk menentukan alamat tujuan paket data, apakah “local” atau “remote”.
Subnet mask dapat juga digunakan untuk membuat suatu jaringan lebih tertata. Secara default Subnet mask yang ada : 1. Kelas A 255.0.0.0 2. Kelas B 255.255.0.0 3. Kelas C 255.255.255.0 Subnet mask dapat juga diartikan sebagai penanda jaringan. Subnet juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah host suatu jaringan, contohnya jika IP Address = 192.168.1.0 yang merupakan IP Kelas C, memiliki Subnet Mask 255.255.255.0, maka IP Address ini memiliki range IP sebanyak 254 host
yang artinya jaringan ini dapat menampung 254
komputer yang saling terhubung. Jika kita menginginkan jaringan yang hanya mampu menampung host secara terbatas, maka kita harus memodifikasi Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni dengan mengubah nilai kelompok ke-4 Subnet Mask. Alasan melakukan subnetting antara lain: 1. Mengurangi trafik jaringan. Jika tidak menggunakan router, sebuah host tidak dapat berkomunikasi network
berbeda.
dengan
host
Dengan melakukan
yang
memiliki
subnetting
berarti
alamat juga
memperbanyak jumlah broadcast domain dan memperkecil ukuran
broadcast domain, berarti juga mengurangi lalulintas data dalam sebuah jaringan. 2. Meningkatkan performance jaringan, yang merupakan akibat dari berkurangnya trafik. 3. Menyederhanakan manajemen, lebih mudah mengidentifikasi dan mengisolasi masalah yang terjadi dalam jaringan.
F. KESIMPULAN Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID. Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.