NO:26/1.017.C/RKTM/2012
LAPORAN AKHIR TAHUN PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
1
LAPORAN AKHIR TAHUN PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU
Oleh : EDDY MAKRUF JOHAN SYAFRI HERIYAN ISWADI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
1
LEMBAR PENGESAHAN
1. JUDUL RKTM
: Pengelolaan Instalasi Pengkajian
2. Unit Kerja
: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkuliu
3. Alamat
: Jl. Irian Km 6,5 Kotak Pos 38119 Bengkulu
4. Penanggung Jawab
:
a. Nama
: Ir. Eddy Makruf
b. Pangkat/Golongan
: Pembina/IV.b
c. Jabatan c1. Struktural
: -
c2. Fungsional
: Penyuluh Pertanian Madya
5. Lokasi kegiatan
: Provinsi Bengkulu
6. Status Kegiatan
: Baru
7. Biaya Tahun Anggaran
: Rp. 39.000.000 (Tiga Puluh Sembilan Juta Rupiah)
8. Sumber Dana
: Satker Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A.2012.
Mengetahui,
Penanggung Jawab Kegiatan
Kepala Balai
Dr.Ir. Dedi Sugandi, MP
Ir. Eddy Makruf
NIP. 19590206 198603 1 002
NIP. 19561005 198803 1 001
ii
PENGANTAR
Mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga laporan akhir tahun kegiatan Pengelolaan Rumah Kaca dapat diselesaikan.
Kegiatan ini didanai oleh DIPA BPTP
Bengkulu tahun anggaran 2012. Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Kepala BPTP Bengkulu sebagai Kuasa Pengguna Anggaran yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik.
2.
Peneliti BPTP Bengkulu yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan memberi kan saran dalam penyelesaian laporan akhir.
3.
Teknisi Litkayasa yang terlibat dan membantu dalam pelaksanaan kegiatan serta penyelesaian laporan akhir. Laporan akhir tahun ini berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dari bulan
Januari sampai bulan desember 2012 dan untuk melengkapi administrasi penggunaan anggaran yang telah dipergunakan pada kegiatan Pengelolaan Rumah Kaca . Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan. Bengkulu, Desember 2012 Penyusun
iii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL .......................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
ii
PENGANTAR ............................................................................................
iii
DAFTAR ISI .............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................
v
LAMPIRAN FOTO ............................................................................
vi
RINGKASAN ...................................................................................
vii
I.
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Tujuan .........................................................................................
2
C. Keluaran .......................................................................................
2
D. Dasar Pertimbangan .....................................................................
2
II.
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
4
III.
PROSEDUR PELAKSANAAN ........................................................
5
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
6
V.
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................
13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
iv
14
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Keragaan pertumbuhan tanaman dan komponen hasil penelitian dibandingkan dengan deskripsi varietas antar perlakuan………………
5
Tabel 2.
Data komponen hasil panjang malai (cm), gabah hampa (butir), gabah isi (butir), berat 1000 butir (gr), hasil/pot (gr) ketiga varietas inpago 4, 5 dan 6 …………………………………………………………………….
6
Tabel 3.
Keragaan pertumbuhan tanaman dan komponen hasil penelitian dibandingkandengan deskripsi varietas antar perlakuan ……………...
7
Tabel 4.
Data komponen hasil Panjang Malai (cm), Gabah Hampa (butir), Gabah Isi (butir), Berat 1000 butir (gr), Hasil/Pot (gr) keempat Varietas Inpara 1, 2, 4 dan 5………………………………………………………
8
Tabel 5.
Hasil Panen Sayuran dirumah Kaca................................................
9
Tabel 6.
Waktu dan Dosis Pemupukan Kubis Bunga ....................................
9
Tabel 7.
Waktu dan Dosis Pemupukan Jagung Manis ..................................
11
v
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN Halaman Photo 1. VUB padi Inpago umur 9 minggu setelah tanam ……………………..
16
Photo 2.
VUB padi Inpara umur 9 minggu setelah tanam ………………………..
17
Photo 3.
Proses pengomposan Limbah padat burung puyuh ……………………
18
Photo 4.
Kacang tanah umur 3 minggu setelah tanam …………………………….
18
Photo 5.
Hasil panen Kacang tanah.....................................................
19
Photo 6. Kubis bunga dataran rendah …………………………………………………..
19
Photo 7. Sawi Varietas Tosakan ................................................................
20
Photo 8. Kubis Varietas Summer Autum...............................................
21
Photo 9. Jagung Manis Varietas Bonanza F1..............................................
21
Photo 10. Tomat Varietas Ratna………. ……………………………………………………..
25
Photo 11. Talas Jepang (Satoimo)...............................................................
25
vi
RINGKASAN
Instalasi Rumah kaca/screen house merupakan sumber daya yang sangat penting bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta diseminasi inovasi teknologi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu . Oleh karena itu pengelolaan rumah kaca perlu mempertimbangkan optimalisai penggunaan dan pemanfaatannya untuk mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu pada saat ini mempunyai 2 unit rumah kaca dengan luas lahan lebih kurang 1962 M2. Kegiatan pengelolaan Rumah Kaca bertujuan adalah : 1).Meningkatkan profesinalisme sumber daya manusia (peneliti, penyuluh, teknisi litkayasa) BPTP Bengkulu melalui kegiatan penelitian/pengkajian mandiri, 2). Display Komponen teknologi/paket teknologi secara berkelanjutan selama 12 bulan melalui kegiatan diseminasi seperti plot teknologi. Hasil yang telah dicapai selama 12 bulan adalah 1). Uji Adaptasi VUB Padi Inpago dan Inpara di Rumah Kaca, 2). Display teknologi budidaya Kacang Tanah, 3). Display teknologi budidaya Sayuran organik Tomat Varietas Berlian dan Sawi varietas Tosakan, 4). Display teknologi budidaya Kubis Bunga (Brassica botrytis L. cauliflora DC), 5). Display teknologi budidaya Kubis (brassica oleracea), 6). Display teknologi budidaya Jagung Manis, dan 7). Display teknologi budidaya Talas Jepang Jepang (satoimo). Disamping itu sebagai Plot display teknologi , rumah kaca dikunjungi oleh kelompok oleh pengguna teknologi seperti kunjungan dari pengurus kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Bengkulu, Kelompok Wanita Tani Rumah Pangan Lestari dan Petugas Pendamping dari Tebing Kaning Bengkulu Utara, Kelompok Wanita Tani Rumah Pangan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah. Kunjungan yang tidak terjadwal berasal dari petugas, mahasiswa dan masyakat yang datang ke BPTP dengan keperluan konsultasi, ke perpustakaan, membeli bini padi di Unit UPBS dan membibeli bibit di kebun bibit inti model rumah pangan lestari.
Kata Kunci : Pengelolaan, Rumah Kaca, Penelitian, Diseminasi, Plot kunjungan.
vii
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Instalasi Rumah kaca/screen house merupakan sumber daya yang sangat penting bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta diseminasi inovasi
teknologi.
mempertimbangkan
Oleh
karena
optimalisai
itu
pengelolaan
penggunaan
dan
rumah
kaca
perlu
pemanfaatannya
untuk
mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu pada saat ini mempunyai 2 unit rumah kaca dengan luas lahan lebih kurang 1962 M2.
Sebagai lembaga
penelitian publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada di daerah, BPTP Bengkulu senantiasa berupaya mengahasilkan teknologi yang mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Informasi teknologi yang dihasikan disebarluaskan ke berbagai pengguna terutama penyuluh dan petani.
Teknologi
tersebut antara lain adalah varietas dan bibit unggul, teknik budidaya, pengendalian OPT, pengelolaan panen dan pasca panen. Fungsi Utama Rumah Kaca BPTP Bengkulu untuk menunjang kegiatan penelitian dan pengkajian dan diseminasi, antara lain kegiatan pengkajian skala rumah kaca, Show-window teknologi dan visitor-plot, Media pendidikan seperti magang/kerja praktek kerja lapang bagi siswa/mahasiswa/penyuluh/petani dan produksi benih sumber. Secara umum, permasalahan pengelolaan Instalasi rumah kaca BPTP Bengkulu mencakup aspek sumberdaya (SDM, sarana/prasarana) serta aspek penggunaan dan pemanfaatannya, sehingga perlu pembinaan lebih lanjut untuk pengembangannya. B. TUJUAN 1.
Meningkatkan profesinalisme sumber daya manusia (peneliti, penyuluh, teknisi litkayasa) BPTP Bengkulu melalui kegiatan penelitian/pengkajian mandiri.
1
2.
Display Komponen teknologi/paket teknologi secara berkelanjutan selama 12 bulan melalui kegiatan diseminasi seperti plot teknologi
C. KELUARAN 1.
Terlaksana kegiatan pengembangan profesinalisme sumber (peneliti,
penyuluh,
daya manusia
teknisi litkayasa) BPTP Bengkulu melalui kegiatan
penelitian/pengkajian mandiri. 2.
Terlaksana display Komponen teknologi/paket teknologi secara berkelanjutan selama 12 bulan melalui kegiatan diseminasi seperti plot teknologi
D. DASAR PERTIMBANGAN Dalam paradigma Penelitian untuk Pembangunan, peranan perencanaan penelitian dan pengembangan sangat strategis mendukung pencapaian sasaran Badan Litbang Pertanian, meliputi : (1) terciptanya varietas unggul dan galur (benih dan bibit) dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; (2) terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; (3) terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor; (4) tersedianya kebijakan
pengembangan
kelembagaan
agribisnis
dan
agroindustri
untuk
peningkatan kesejahteraan petani; (5) meningkatnya sistem diseminasi, promosi dan diseminasi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional; dan (6) meningkatnya jumlah publikasi dan jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI) serta komersialisasi hasil penelitian. Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian tahun 2010-2014, untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian tepat guna bertaraf internasional.
Oleh karena itu pendayagunaan
instalasi penelitian/pengkajian yang ada di BPTP perlu ditingkatkan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai lembaga penelitian publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada di daerah, BPTP senantiasa berupaya mengahasilkan teknologi yang mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Informasi teknologi yang dihasikan disebar luaskan ke berbagai pengguna terutama penyuluh dan petani. Teknologi tersebut antara lain adalah varietas dan bibit unggul, teknik budidaya, pengendalian OPT, pengelolaan panen dan pasca Instalasi pengkajian yang ada di BPTP Bengkulu adalah : 1). Laboratorium tanah, 2). Laboratorium Pascapanen dan 3), Unit Rumah Kaca.
Kegiatan yang
pernah dilakukkan seperti kegiatan visitor plot, pengkajian/penelitian mandiiri yang dilakukan oleh peneliti dan sebagai tempat kerja praktek/magang siswa-siswi sekolah menengah kejuruan pertanian/SPP Provinsi Bengkulu (SPP Kelobak Kepahiang, SPP Lebong dan SPP Selali Bengkulu Selatan) Green house atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah barang baru bagi pelaku agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian, hal itu tidak menjamin bahwa semua petani Indonesia mengerti dan mengetahui tentang green house ini. Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin melihatnya saja belum pernah. Berdasarkan pertimbangan tersebut,dalam bahasan ini akan diulas gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green house sebagai penunjang agribisnis kita. Rumah kaca yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang Pertanian
(http://www.bangfad.com/search/manfaat-
rumah-kaca-untuk-pertanian)
3
III.
PROSEDUR PELAKSANAAN
3. 1. Ruang Lingkup Pengelolaan rumah kaca rumah kaca meliputi kegiatan : Penelitian/pengkajian dan diseminasi yang dilaksanakan oleh peneliti, penyuluh dan teknisi litkayasa BPTP Bengkulu Display Komponen teknologi/Paket Teknologi Hasil Penelitian/Pengkajian BPTP/Balit Komoditas Litbang Pertanian melalui plot teknologi selama 12 bulan 4. 2. Tahapan Konsultasi,koordinasi dengan penanggung jawab RKTM Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian BPTP Bengkulu Desk Studi hasil penelitian/pengkajian Balit Komoditas dan BPTP Menyusun Petunjuk teknis dan petunjuk Pelaksanaan. Penanaman, pemeliharaan, pengamatan Pengamatan dan analisa data Dokumentasi dan Pelaporan.
4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji Adaptasi VUB Padi Inpago dan Inpara di Rumah Kaca Tujuan dari kegiatan ini untuk menguji menguji
VUB padi Inpara dan
Inpago yang cocok dibudidayakan berdasarkan spesifik lokasi dan untuk mendapatkan keragaan agronomis dari masing-masing VUB terhadap komponen hasil. Dari kegiatan ini diharapkan diketahui jenis VUB padi inpago dan inpara yang cocok dibudidayakan berdasarkan spesifik lokasi dan keragaan agronomis dari masing-masing VUB terhadap komponen hasil. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu varietas (V) terdiri dari Varietas Inpara 5 varietas, dan Varietas Inpago 3 varietas. Setiap varietas diulang sebanyak 3 kali. Bahan yang digunakan adalah benih VUB padi .Tanah sawah yang diambil dari Kelurahan Semarang Kota Bengkulu. Bahan lain adalah pupuk urea, SP-18, KCl, dan insektisida karbofuran. Alat yang digunakan adalah pot plastik, timbangan, label, penggaris, isolasi. Hasil uji adaptasi beberapa varietas unggul baru yang datanya di laporkan adalah varietas unggul baru padi gogo,varietas unggul padi rawa. Tabel 1. Keragaan pertumbuhan tanaman dan komponen hasil penelitian dibandingkan dengan deskripsi varietas antar perlakuan. Varietas
Inpago 4 Inpago 5 Inpago 6
Tinggi Tanaman (cm) Hasil Deskripsi Selisih Peneliti (cm) (cm) an (cm) 131.29 134 -2.71 131.00 132 -1 137.14 117 20.14
Jumlah anakan produktif Hasil Penelitian
Deskripsi
Selisih
12.86 17.14 10.57
11 14 11
1.86 3.14 -0.43
Untuk tinggi tanaman dari ketiga varietas tersebut hanya varietas inpago 6 yang lebih tinggi dari yang di deskripsi padi yang dirilis Balai Besar Padi, sedangkan jumlah anakan produktif diatas deskripsi padi semua. Berdasarkan deskripsi padi, varietas inpago 4 tinggi tanaman + 134 cm dengan jumlah anakan + 11 batang, inpago 5 + 132 cm jumlah anakan + 14 batang dan inpago
5
6 + 117 cm dan jumlah anakan + 11 batang (Suprihatno, dkk., 2011). Rendahnya batang tanaman ini diperkirakan dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi varietas yang berbeda. Untuk komponen hasil dari semua parameter yang diamati semua menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali pada berat 1000 butir. Setelah di uji secara statistik, berat 1000 butir yang tertinggi adalah varietas inpago 5 yaitu 26.31 gr. Sedangkan varietas inpago 4 dan 6 sudah mendekati yang dideskripsi yaitu 23 gr dan 23.29 gr (92 % dan 93.16 %) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data komponen hasil panjang malai (cm), gabah hampa (butir), gabah isi (butir), berat 1000 butir (gr), hasil/pot (gr) ketiga varietas inpago 4, 5 dan 6. Gabah Gabah Isi Berat 1000 Hampa (Butir) Butir (gr) (Butir) Inpago 4 24.12 b 46.51 a 82.75 b 23.00a c a c Inpago 5 22.00 52.98 45.46 26.31a a b a Inpago 6 27.30 22.02 142.21 23.29a Angka-angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % uji DMRT. Perlakuan
Panjang Malai (cm)
Hasil/Pot (gr) 21.38 b 12.45 c 31.53 a
Hasil per pot pada tiap perlakuan menunjukkan perbedaan yaitu inpago 6 memperoleh hasil tertinggi yaitu 31.53 gr/pot sedangkan inpago 4 dan 5 yaitu 21.38 gr/pot dan 12.45 gr/pot. Rendahnya hasil ini diduga karena pada perlakuan inpago 4 dan 5 terjadi serangan hama semut dan burung yang menyebabkan gabah banyak menjadi hampa, hal ini dapat dilihat dimana gabah hampa antar perlakuan inpago 4 dan 5 berbeda nyata dengan inpago 6. Hasil per pot pada tiap perlakuan menunjukkan perbedaan yaitu inpago 6 memperoleh hasil tertinggi yaitu 31.53 gr/pot sedangkan inpago 4 dan 5 yaitu 21.38 gr/pot dan 12.45 gr/pot. Rendahnya hasil ini diduga karena pada perlakuan inpago 4 dan 5 terjadi serangan hama semut dan burung yang menyebabkan gabah banyak menjadi hampa, hal ini dapat dilihat dimana gabah hampa antar perlakuan inpago 1 dan 2 berbeda nyata dengan inpago 6.
6
Pada Tabel 3. Menunjukkan bahwa pada keragaan pertumbuhan tanaman yang dihasilkan penelitian dilaksanakan mempunyai selisih dengan yang ada di deskripsi varietas antar perlakuan. Selisih hasil penelitian dengan deskripsi tersebut ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Perlakuan Inpara 1, 4 dan 5 bahwa keragaan tanaman untuk tinggi tanaman dan jumlah anakan hasil penelitian lebih tinggi dari deskrpsi, sedangkan inpara 2 tinggi tanaman sama dengan yang di deskripsi tetapi jumlah anakan hasil penelitian lebih tinggi dari yang dideskripsi. Tabel 3. Keragaan pertumbuhan tanaman dan komponen hasil penelitian di bandingkan dengan deskripsi varietas antar perlakuan
Varietas Inpara Inpara Inpara Inpara
1 2 4 5
Keragaan Pertumbuhan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah anakan produktif Hasil Deskripsi Selisih Hasil Penelitian Deskripsi Selisih (cm) (cm) Penelitian (cm) 115.80 111 4.8 20.60 18 2.6 103.00 103 0 19.80 16 3.8 98.80 94 4.8 22.80 18 4.8 103.60 92 11.6 26.80 18 8.8
Untuk tinggi tanaman dari keempat varietas tersebut hanya varietas inpara 2 yang sama dengan deskripsi padi yang dirilis BB yaitu + 103 cm, sedangkan jumlah anakan diatas deskripsi padi semua (Suprihatno, dkk., 2011). Tingginya batang tanaman ini diperkirakan bahwa kondisi tanah yang digunakan sebagai media tanaman yang digunakan sangat adaptif dengan tanaman tersebut. Untuk komponen hasil dari semua parameter panjang malai, jumlah gabah isi per malai tidak menunjukkan beda nyata antar perlakuan, sedangkan jumlah gabah hampa pada perlakuan inpara 5 menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan yang lain. Pada parameter berat 1000 butir dimana perlakuan inpara 2 dan 4 menunjukan perbedaan yang nyata dengan perlakuan inpara 1 dan 5, setelah di uji secara statistik, untuk berat 1000 butir yang tertinggi adalah varietas inpara 1 yaitu 24.80 gr ini menunjukan lebih berat diatas deskripsi yang dirilis BB yaitu + 23.25 gr. Sedangkan varietas inpara 2, 4 dan 5 sudah mendekati yang dideskripsi yaitu 20.30 gr, 17.07 gr dan 21.93 gr (79.11 %, 87.54 % dan 87.72 %) dapat dilihat pada Tabel 4.
7
Tabel 4. Data komponen hasil Panjang Malai (cm), Gabah Hampa (butir), Gabah Isi (butir), Berat 1000 butir (gr), Hasil/Pot (gr) keempat Varietas Inpara 1, 2, 4 dan 5. Perlakuan Inpara Inpara Inpara Inpara
1 2 4 5
Panjang Malai (cm) 19.93 b 20.06 ab 20.22 ab 22.54 a
Gabah Hampa (Butir) 32.50 a 29.34 a 26.50 a 7.87 b
Gabah Isi (Butir) 70.16 a 73.12 a 68.60 a 91.80 a
Berat 1000 Butir (gr) 24.80a 20.30 bc 17.07 c 21.93 ab
Hasil/Pot (gr) 35.67 ab 35.92 ab 22.35 b 40.15 a
Angka-angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % uji DMRT. Pada tiap perlakuan untuk hasil per pot dari perlakuan tersebut hanya inpara 4 yang menunjukkan perbedaan yang sangat nyata, yang memperoleh hasil tertinggi yaitu perlakuan inpara 5 yaitu 40.15 gr/pot sedangkan inpara 1, 2 dan 4 yaitu 35.67 gr/pot, 35.92 gr/pot dan 22.35 gr/pot. Rendahnya hasil pada perlakuan inpara 4 terjadi serangan hama burung dan kesalahan dari teknis saat perawatan yang menyebabkan gabah banyak rontok dilapangan dan hampa. 4.2.
Kacang Tanah Komposisi perlakuan pemupukan kacang tanah varietas macan adalah 300 kg kompos/ha, 50 kg urea/ha, 100 kg SP-36/ha dan KCL 25 kg/ha. Luas lahan perlakuan 2 x 2 meter yang diulang 3 kali. Jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga populasi tanaman berkisar 300 rumpun. Hasil polong kacang tanah varietas macan pada luasan 12 M2 sebesar 1.333 kg.
Sedangkan menurut deskripsi
berkisar 1,3 – 2,4 ton/ha. Hal ini disebabkan pada saat pengisian polong (MeiJuni) memasuki musim kemarau. 4.3. Sayuran organik Tomat Varietas Berlian dan Sawi varietas Tosakan Menggunakan media tumbuh tanah, kompos dan sekam padi dengan perbandingan 2 : 2 : 1. Pestisida digunakan pada saat persiapan media tumbuh yaitu carbofuran.
Umur bibit tomat Berlian dipersemaian 21 hari, sedangkan
sawi varietas Tosakan disebar langsung di dalam Pot dan hasilnya seperti pada Tabel 5.
8
Tabel 5. Hasil Panen Sayuran dirumah Kaca No
Jenis Sayuran
Berat Buah (kg)
Keterangan
1
Tomat varitas Berlian
55,5
10 kali panen
2
Sawi varietas Tosakan
24,5
2 kali panen
Keterangan : Jumlah Pot tanaman masing 100 buah
4.4. Kubis Bunga (Brassica botrytis L. cauliflora DC) Menggunakan media tumbuh tanah, kompos dan sekam padi dengan perbandingan 2 : 2 : 1. Pestisida digunakan pada saat persiapan media tumbuh yaitu carbofuran.Bibit kubis bunga siap tanam pada umur 21 hari setelah semai dan varietas yang digunakan adalah PM 126. Komposisi perlakuan pemupukan kubis bunga varietas PM 126 adalah 1250 - 7500 kg kompos/ha, 250 kg urea/ha, 400 kg ZA/ha, 225 kg SP-36 kg/ha dan KCL 375 kg/ha. Jarak tanam dilapangan adalah 50 cm x 50 cm sehingga populasi tanaman berkisar 25.000 tanaman /ha dan populasi jarak tanam 45 cm x 65 cm adalah sebanyak 35.000 tanaman/ ha. Hasil rata- rata panen kubis bunga varietas PM 126 mencapai 500 – 800 gram per tanaman. Tabel 6. Waktu dan Dosis Pemupukan Kubis Bunga JADWAL PEMUPUKAN
PUPUK DASAR (UMUR 7- 10 HST) PUPUK SUSULAN 1 (UMUR 20 HST) PUPUK SUSULAN 2 (UMUR 30-35 HST)
4.5.
JENIS DAN DOSIS PUPUK KOMPOS
ZA
UREA
SP-36
KCL
( Kg/POT)
(Gr/POT)
(Gr/POT)
(Gr/POT)
(Gr/POT)
1.25
1.5
0.75
1.5
0.75
-
1.5
0.75
0.75
1.5
-
1
1
0
1.5
Kubis (brassica oleracea) Kubis dalam bahasa latin bisa disebut Brassica oleracea merupakan komoditas pertanian yang cukup bagus untuk dikembangkan baik di dataran rendah atau dataran tinggi,selain itu juga memiliki nilai ekonomis sebagai tanaman tumpang sari atau tanaman pokok. Media yang digunakan terdiri dari
9
tanah lapisan atas (top Soil),sekam dan kompos dengan perbandingan 2:1:2. Varietas yang ditanam dalam dan diluar rumah kaca adalah Summer Autumn. Jumlah tanaman didalam rumah kaca sebanyak 70 pot dan dilahan luar rumah kaca senbanyak 40 tanaman.Kubis siap tanam pada umur 3 - 4 dengan jarak tanam dilahan rumah kaca 50 cm x 60 cm. Pupuk yang digunakan adalah Urea 200 kg/ha, SP-36 250 kg/ha, KCL 200 kg/ha dan ZA 250 kg/ha. Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali pada saat tanam, 15 HST dan 30 HST.Pengendalian serangan hama pada kubis dapat dilakukan dengan insektisida jenis sintetik prietroid,jika serangan penyakit dapat dikendalikan dengan fungisida berbahan aktif pyraclostrobin atau propineb.Panen dilakukan saat krop sudah penuh dan padat,pada umur 80-90 HST.Produksi kubis bisa mencapai 300 – 500 gram per tanaman atau 40-60 ton per hektar jika dibudidayakan dengan baik. 4.6.
Jagung Manis Tanaman Jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,adalah salah
satu
jenis
tanaman
biji-bijian
dari
keluarga
rumput-rumputan
(Graminaceae) yang sudah popular diseluruh dunia. Tanaman jagung dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun di dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan. Suhu optimal antara 21- 34 °C, pH. Tanah antara 5,6- 7.5 dengan ketinggian optimum antara 50-600 dpl. Pengolahan lahan dilakukan sebelum tanam dan penebaran pupuk kandang atau kompos pada jalur tanam, sambil diaduk rata.Varietas jagung manis yang digunakan adalah varietas Bonanza F1 dengan jarak tanam 70 x 40 cm dua biji per lobang tanam.Pemeliharan dan penyiangan gulma dilakukan sesuai kebutuhan. Dosis dan waktu pemberian pupuk seperti Tabel berikut
10
Tabel 7. Waktu dan Dosis Pemupukan Jagung Manis No
Jenis Pupuk
1
Urea (kg)
2
NPK Phonska (kg)
Dosis dan Waktu Pemberian 0-7 HST 7-14 HST 30-35 HST 0 120 100 0
200
200
Keterangan 10 cm dari batang 10 cm dari batang
Luas lahan tanaman jagung manis seluas 675 m² dengan hasil panen sebanyak 810 – 850 kg dan panen dilakukan pada umur 70-75 HST. Hasil pengamatan pada saat panen adalah tinggi rata-rata 280.33 cm, tinggi letak tongkol dari permukaan tanah rata-rata 138.93 cm, berat jagung tongkol basah 3,5 – 4 gram 4.7. Talas Jepang Jepang (satoimo) Keladi atau talas jepang (satoimo) mempunyai kandungan gizi yang hampir seimbang antara karbohidrat dan mineralnya. Sebab itu bisa di gunakan sebagai bahan baku pengganti makanan pokok. Talas juga mengandung sejumlah mineral dan vitamin seperti vitamin C, E, asam folat, potassium, Mg serta serat kasar. Keladi jepang dibudidayakan di dalam rumah kaca dengan media tumbuh tanah, kompos dan sekam padi dengan perbandingan 3 : 2 : 1, kemudian diaduk secara merata dan disiram air secukupnya, selanjutnya didiamkan selama 2 s/d 4 hari sebelum mulai tanam. Umbi yang telah tumbuh berdaun dua dan telah berakar (kondisi sehat), diletakkan pada lobang tanam dengan kedalaman dari permukaan maksimum 10 cm. Pemberian pupuk NPK ( 15-15-15 ) 5 gr setiap tanaman pada umur tanaman 1 bulan setelah tanam yang ditaburkan 10 cm – 20 cm dari batang tanaman (melingkar) dan langsung ditimbun tanah sekitarnya. Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur antara ±5 bulan setelah tanam. Keistimewaan talas jepang adalah bisa tumbuh di berbagai lahan dan tingkat produktivitasnya tinggi, dengan sistem budidaya yang baik hasilnya bisa mencapai 30 ton/ha. Dan panen bisa di lakukan 2 kali dalam setahun.
11
4.8. Plot Kunjungan Plot display teknologi dikunjungi oleh kelompok oleh pengguna teknologi seperti kunjungan dari pengurus kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Bengkulu, Kelompok Wanita Tani Rumah Pangan Lestari dan Petugas Pendamping dari Tebing Kaning Bengkulu Utara, Kelompok Wanita Tani Rumah Pangan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah.
Kunjungan yang tidak terjadwal berasal dari petugas, mahasiswa
dan masyakat yang datang ke BPTP dengan keperluan konsultasi, ke perpustakaan, membeli bini padi di Unit UPBS dan membibeli bibit di kebun bibit inti model rumah pangan lestari.
12
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam laporan akhir tahun kegiatn pengelolaan rumah kaca yang telah dilakukan selama satu tahun adalah : a.
Memperbaiki instalasi sumur bor, memperbaiki jalan masuk dan membersih atap rumah kaca.
b.
Melakukan uji adaptasi Varietas unggul baru padai rawa dan padi gogo
c.
Membuat kompos yang berasal dari limbah padat ternak burung puyuh
d.
Mendisplaykan tenologi budidaya tanaman sayuran dataran rendah di dalam rumah kaca seperti, toamat Ratna, sawi varietas Tosakan, Terong varietas, Kol bunga, Kol, Talas Jepang.
e.
Mendisplaykan teknologi budidaya di lahan sekitar rumah kaca seperti tanaman Jagung manis, Kacang tanah, kol bunga dan kol.
f.
Dalam persiapan penanaman tanaman buah-buahan seperti Durian, Avokad, Sirsak, Pisang yang berasal dari Balai Penelitian Buah Solok Sumatera barat. Tanaman buah tersebut dioersiapkan untuk pohon induk kegiatan Kebun Bibit Inti mendukung kegiatan Model Rumah Pangan Lestari.
g.
Disamping tanaman buah-buahan, sedang dalam persiapan penanam tanam ubi-ubian seperti ubi rambat unggul beta 1 dan 2, dan ganyong.
h.
Sebagai saran diharapkan ada Panduan Umum Pengelolaan Instalasi Rumah Kaca di BPTP, seperti Panduan Umum Pengelolaan Kebun Percobaan yang ada di Balai Penelitian Komoditas. Sebagai saran diharapkan untuk kelancaran pelaksanaan Rumah kaca dilengkapi dengan gudang penyimpanan alat-alat dan saprodi. tenaga teknisi khusun pengelolaan rumah kaca.
13
Memerlukan
DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011. Pedoman umum perencanaan penelitian dan pengembangan pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tentang Panduan Umum Pengelolaan Kebun Percobaan Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Kebun Percobaan (KP) Lingkup Badan Litbang Pertanian Kementrian Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011 Departemen Pertanian. 2008. Panduan Umum Pengelolaan Kebun Percobaan Lingkup Badan Litbang Pertanian. (http://www.bangfad.com/search/manfaat-rumah-kaca-untuk-pertanian) Suprihatno, B., Aan A. Daradjat, Satato, Erwin Lubis, Baehaki, SE., S. Dewi Indrasari, I Putu Wardana dan M.J. Mejaya. 2011. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. 118 hal.
14
LAMPIRAN FOTO
15
Foto 1. VUB padi Inpago umur 9 minggu setelah tanam
16
Foto 2. VUB padi Inpara umur 9 minggu setelah tanam
17
Foto 3. Proses pengomposan Limbah padat burung puyuh yang dikerjakan oleh teknisi
Foto 4. Kacang tanah umur 3 minggu setelah tanam
18
Photo 4. Hasil panen Kacang tanah
Foto 5. Hasil Panen Kacang Tanah
Foto 6. Kubis bunga dataran rendah
19
Foto 7. Sawi Varietas Tosakan
20
Foto. 8 Kubis Varietas Summer Autum
Foto.9 Jagung manis Varietas Bonanza
21
Foto 10. Jagung manis Varietas Bonanza
22
Foto 11. Jagung manis Varietas Bonanza
23
Foto 12. Tongkol Jagung manis Varietas Bonanza
24
Foto 13. Tomat Varietas Ratna
Foto 14. Talas Jepang (sotaimo)
25
26