BPTP BENGKULU
1
BPTP BENGKULU
2
BPTP BENGKULU
3
BPTP BENGKULU
PENGANTAR Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah Unit Pelaksana Teknis dibidang penelitian dan pengembangan pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Litbang Pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/ 2006 tanggal 1 Maret 2006, BPTP Bengkulu berkoordinasi dengan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu, BPTP Bengkulu selama Tahun Anggaran (TA) 2012 telah melaksanakan berbagai kegiatan pengkajian untuk mendapatkan paket teknologi spesifik lokasi. Selain melaksanakan pengkajian, BPTP juga melakukan kegiatan diseminasi hasil pengkajian dan mempercepat transfer teknologi kepada pengguna melalui kegiatan seminar, lokakarya, workshop, temu lapang, ekspose atau pameran serta publikasi di media cetak dan elektronik. Laporan tahunan ini juga menyajikan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan selama tahun 2012 dengan pembiayaan dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BPTP Bengkulu No. 2174/018-09.2.01/08/2012. Laporan ini sekaligus juga menyajikan ringkasan hasil-hasil pengkajian dan diseminasi selama TA. 2012. Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi aktif dalam pembuatan laporan ini.
Bengkulu,
Desember 2012
Kepala Balai,
Dr. DEDI SUGANDI, MP NIP. 19590206 198603 1002
4
BPTP BENGKULU
I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Tugas pokok BPTP Bengkulu adalah melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi. Adapun fungsi dari BPTP Bengkulu adalah: 1) Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian, 2) Pengkajian dan perakitan teknologi pertanian, 3) Penyiapan paket teknologi untuk penyuluhan pertanian, 4) Pelayanan teknik kegiatan pengkajian dan 5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. Pengkajian dilaksanakan berdasarkan identifikasi kebutuhan teknologi dan diprioritaskan pada komoditas unggulan nasional dan daerah. Pengkajian dan diseminasi hasil pengkajian dilaksanakan secara sinergis, efektif dan efisien sesuai dengan kondisi agroekosistem dan sosial budaya masyarakat Bengkulu. Tujuan dari diseminasi adalah dihasilkan.
untuk mempercepat adopsi dan difusi inovasi teknologi yang
Manfaat
dari
adopsi
dan
difusi
teknologi
adalah
peningkatan
produktivitas, produksi dan nilai tambah produk pertanian secara berkelanjutan, sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat tani. Kondisi lingkungan internal maupun ekternal
selalu berubah dan dinamis
seiring dengan perjalanan waktu. BPTP Bengkulu telah mengemban rencana strategis untuk mengantisipasi perubahan dan dinamika lingkungan dalam kurun waktu 2010-2014. Rencana strategis diperlukan sebagai panduan dalam pelaksanaan seluruh program dan kegiatan BPTP Bengkulu dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Rencana strategis disusun secara rasional, ringkas, jelas, akurat, terukur, dan dapat dicapai pada kurun waktu tertentu (5 tahun). Struktur rencana strategis secara komprehensif dijabarkan dalam visi, misi, strategi utama, sasaran utama, tujuan dan program serta indikator kinerja utama tahunan. Sebagai wujud dari pertanggung jawaban pelaksanaan rencana kerja tahunan 2012, disusun laporan tahunan dengan rincian sebagai berikut: (i) pendahuluan meliputi gambaran umum kinerja sumberdaya pengkajian, diseminasi, visi dan misi dan program utama tahun 2012, (ii) reformasi birokrasi, (iii) sarana dan prasarana, (iv) kinerja hasil kerjasama dan pengkajiana, (v) anggaran dan (vi) intisari hasil kegiatan tahun 2012.
5
BPTP BENGKULU
1.2. Sumberdaya Pengkajian dan Diseminasi BPTP Bengkulu dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006. BPTP Bengkulu dikoordinir secara langsung oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). BPTP Bengkulu dipimpin oleh pejabat struktural Eselon IIIa sebagai Kepala Balai dan dibantu oleh dua pejabat struktural Eselon IVa yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP). Wilayah kerja BPTP Bengkulu meliputi 9 kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Mukomuko, Lebong, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu. Keberadaan BPTP Bengkulu membuka peluang yang lebih besar bagi tersedianya teknologi spesifik lokasi untuk mendukung pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu yang sesuai dengan kebijakan, kondisi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sosial ekonomi dan budaya masyarakat Bengkulu. Kekuatan Ketersediaan SDM dan fasilitas`pendukung yang berupa alat transportasi, laboratorium, perpustakaan, rumah kaca dan klinik agribisnis memainkan peran yang sangat strategis dalam mendukung program pembangunan pertanian daerah dan nasional. Kelengkapan database wilayah yang penting seperti peta AEZ dan status kesuburan lahan, paket rekomendasi teknologi, serta sumber referensi digital, memposisikan BPTP sebagai salah satu pilar sumber informasi perkembangan teknologi pertanian di Provinsi Bengkulu. Dengan program peningkatan kompetensi SDM yang terus ditingkatkan, keberadaan BPTP Bengkulu semakin diperhitungkan oleh Pemerintah Daerah Bengkulu,
yang tercermin dengan semakin bertambahnya peran strategis dalam
pengawalan dan pendampingi program strategis nasional dan daerah seperti pendampingan program SL-PTT, PSDSK, dan kawasan hortikultura.
6
BPTP BENGKULU
Kelemahan Ketersediaan SDM yang berkualitas, dana yang memadai, dan managemen yang baik merupakan komponen
penting dalam pelaksanaan pengkajian dan
perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi serta diseminasi hasil pengkajian. Tiga komponen tersebut saling mengunci satu dengan yang lainnya, sehingga jika ada salah satu komponen yang kurang optimal akan berpengaruh terhadap kinerja dari komponen lainnya. Kurang tersedianya SDM dan dana merupakan komponen yang paling sering menjadi faktor pembatas dalam pelaksanaan dan pencapaian tugas suatu intisari di BPTP Bengkulu sebagai berikut 15 orang peneliti, 6 orang penyuluh, 13 orang calon peneliti dan 2 orang calon penyuluh, 5 orang teknisi dan 36 orang administrasi. Wilayah kerja BPTP Bengkulu yang luas dengan keragaman agroekosistem, sosial-ekonomi dan budaya masyarakat menuntut tersedianya SDM dan dana yang cukup
besar.
Anggaran
Belanja
BPTP
Bengkulu
tahun
2012
sebesar
Rp.
9.709.994.000,- dengan komposisi belanja gaji Rp. 3.574.602.000,-, barang Rp., 5.381.392.000- dan modal Rp. 754.000.000,- Kondisi ini dirasakan masih belum proporsional sehingga masih perlu ditingkatkan guna tercapainya harapan para pemangku kebijakan (stakeholders di daerah). Isu-Isu Strategis Pekembangan isu strategis yang berpeluang dalam peningkatan peran BPTP Bengkulu diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap kemajuan pembangunan pertanian di Bengkulu semakin meningkat seiring dengan program otonomi dan pemekaran daerah. 2. Kegiatan sektor pertanian di Bengkulu belum sepenuhnya mengadopsi teknologi yang telah dihasilkan/direkomendasikan oleh BPTP Bengkulu. 3. Pesatnya perkembangan teknologi informasi, memungkinkan proses produksi dan distribusi inovasi pertanian dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
7
BPTP BENGKULU
Isu-isu strategis lainnya juga memberikan tantangan bahkan ancaman bagi pengkajian dan diseminasi ke depan diantaranya adalah: 1. Sebagai UPT Pusat di daerah, BPTP bertugas melakukan pendampingan program strategis Deptan yang cenderung meningkat, selain melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 2. Pertambahan penduduk berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan produk pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian dan diseminasi inovasi yang lebih baik. 3. Diratifikasinya piagam ASEAN (ASEAN Charter) oleh DPR-RI pada tanggal 8 Oktober 2008 berdampak pada peningkatan persaingan kualitas, kuantitas dan harga produk-produk pertanian, sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing. 4. Perubahan iklim global berdampak langsung pada produksi pertanian sehingga menuntut penataan ulang sistem pertanian. 1.3. Visi, Misi dan Strategi Utama 1.3.1. Visi Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tahun 2010-2014, untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian tepat guna bertaraf internasional,
maka visi BPTP Bengkulu
adalah: Pada Tahun 2014 BPTP Bengkulu menjadi lembaga pengkajian terdepan
penghasil dan penyedia teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi untuk menunjang pembangunan pertanian di Bengkulu. 1.3.2. Misi 1. Menghasilkan dan menyediakan teknologi pertanian spesifik lokasi kepada pengguna. 2. Meningkatkan kemitraan dengan pemerintah daerah/kabupaten, intitusi terkait dan swasta dalam pemberdayaan petani. 3. Meningkatkan kapasitas SDM dan fasilitas pendukung pengkajian dan diseminasi. 4. Memberikan bahan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam penyusunan kebijakan pertanian. 8
BPTP BENGKULU
5. Mempercepat transfer teknologi pertanian kepada pengguna dan memperoleh umpan balik kepada stakeholders bagi penajaman program pengkajian teknologi pertanian berikutnya. 1.3.3. Strategi Utama Beranjak dari visi dan misi yang ada, strategi utama BPTP Bengkulu tahun 2012 ditetapkan sebagai berikut: 1. Optimalisasi sumberdaya internal/eksternal untuk peningkatan kapasitas institusi. 2. Meningkatkan intensitas dan efektifitas koordinasi antara BPTP dengan BBP2TP, Puslit/BB/LRPI dan Balit serta dengan berbagai lembaga penelitian pertanian dari dalam dan luar negeri. 3. Mendapatkan dan mendistribusikan inovasi teknologi dan kelembagaan untuk mendukung pembangunan pertanian Provinsi Bengkulu. 4. Membangun sistem manajemen mutu untuk semua lini kegiatan. 1.4. Sasaran Utama dan Tujuan 1.4.1. Sasaran Utama Sasaran utama BPTP Bengkulu pada tahun 2012 yang ingin dicapai adalah: 1. Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi. 2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian. 3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian). 4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian. 5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian. 1.4.2. Tujuan 1. Meningkatkan ketersediaan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi. 2. Meningkatkan penyebarluasan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi. 3. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.
9
BPTP BENGKULU
1.5. Program Utama BPTP Bengkulu Untuk mencapai sasaran utama dan tujuan di atas, pada tahun 2012 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merencanakan 6 program utama: 1) Penelitian, pengkajian dan pengujian inovasi pertanian spesifik lokasi Bengkulu; 2) Pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu: 3) Percepatan pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik inovasi pertanian spesifik lokasi; 4) Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis inovasi Pertanian; 5) Kerjasama kemitraan penelitian, pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi; 6) Pendampingan program strategis pembangunan pertanian; Program tersebut dijabarkan dalam 8 sub program sebagaimana diuraikan dalam langkah operasional. Langkah Operasional Agar program utama dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan maka
ditetapkan
kebijakan
operasional sebagai berikut:
1) Rayonisasi dalam proses perencanaan, monitoring dan evaluasi; 2) Pembentukan tim pendukung manajemen sesuai kebutuhan, dan 3) Penetapan indikator kinerja utama untuk masing-masing program. Langkah operasional dari program pengkajian dan pengembangan pertanian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Program Pengkajian dan Pengembangan Pertanian BPTP Bengkulu. No
Program
Sub Program
Indikator Kinerja Utama
1
Penelitian, pengkajian dan pengujian inovasi pertanian spesifik lokasi Bengkulu
Penelitian, pengkajian dan pengujian spesifik lokasi yang lebih dibutuhkan petani
Informasi dan umpan balik dari calon pengguna yang menjadikan penelitian di BPTP Bengkulu lebih fokus. Paket hasil penelitian dan pengkajian spesifik lokasi yang siap didiseminasikan
2
Pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu
Peningkatan pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu
Menghasilkan paket rekomendasi teknologi unggulan Provinsi Bengulu
10
BPTP BENGKULU
No
Program
Sub Program
Percepatan pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik inovasi pertanian spesifik lokasi.
Optimasi pengembangan sistem informasi diseminasi inovasi pertanian.
Optimasi penyebaran benih/bibit, dan jasa analisis/uji.
Nilai PNBP BPTP meningkat dua kali lipat sampai tahun 2014
4
Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis inovasi Pertanian
Analisis kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif.
Opsi kebijakan pembangunan pertanian wilayah yang antisipatif dan responsif.
5
Kerjasama kemitraan penelitian, pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi
Pengembangan jaringan kerjasama pengkajian dan diseminasi dengan berbagai lembaga nasional dan internasional.
Bagian anggaran BPTP dari kerjasama dalam negeri dan luar negeri masingmasing meningkat > 50%
6
Pendampingan program strategis pembangunan pertanian
Pendampingan program strategis Kementerian Pertanian dan program pembangunan pertanian daerah.
Integrasi program BPTP dengan program Kemtan semakin baik.
Integrasi program BPTP dengan program Daerah semakin baik.
3
Indikator Kinerja Utama
Pengembangan diseminasi partisipatif.
11
Makin beragamnya media diseminasi yang digunakan BPTP. Kegiatan diseminasi yang lebih efektif dalam mensosialisasikan hasil pengkajian
BPTP BENGKULU
II REFORMASI BIROKRASI 2.1. Pengembangan Kapasitas Lembaga Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan berkualitas BPTP Bengkulu sebagai UPT Badan Litbang berkewajiban melaksanakan kebijakan reformasi
birokrasi
yang
telah
diimplementasikan
secara
nasional
baik
di
lembaga–lembaga maupun instansi pemerintah secara berkelanjutan. Sesuai dengan semangat reformasi dan birokrasi
setiap UPT dituntut untuk memiliki standar
performance sesuai standar mutu dalam bidang pelayanan publik, BPTP Bengkulu telah melaksanakan reformasi birokrasi sejak 1 Juli 2010 atas arahan Badan Litbang Pertanian untuk menerapkan sertifikasi ISO 9001:2008. Reformasi birokrasi menuntut adanya perubahan kultur dalam budaya bekerja, salah satunya adalah disiplin pegawai dalam kehadiran dengan mentaati jam kerja yang telah disepakati. Untuk mendukung hal tersebut, BPTP Bengkulu telah menerapkan sistem absensi mesin hand key untuk meningkatkan disiplin kerja. Hasil absensi secara berkala dilaporkan ke BBP2TP dan Badan Litbang Pertanian. Pelaksanaan disiplin pegawai Negeri Sipil (PNS) juga mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Pasal 3 butir 11 “ Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja dan mentaati jam kerja”. Komitmen Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 juga diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 06/PERMENTAN/OT.140/1/2010 tanggal 22 Januari 2010 tentang pedoman peningkatan disiplin pegawai. PNS adalah abdi Negara diharapkan dapat memiliki sikap, tindakan dan perilaku yang dapat menginisiasi terciptanya aparatur negara efisien, hemat dan disiplin tinggi serta anti KKN. 2.2. Kondisi dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sumberdaya manusia sebagai salah satu input dalam indikator kinerja BPTP Bengkulu memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung kinerja BPTP menuju institusi yang akuntabel. Perencanaan, pembinaan dan pengembangan SDM BPTP Bengkulu yang berkualitas akan memberikan dampak langsung terhadap perbaikan potensi, kinerja dan dorongan untuk meningkatkan kompetensi institusi.
12
BPTP BENGKULU
Keberhasilan pengembangan SDM ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pelaksanaan pengkajian dan diseminasi serta manajemen institusi. BPTP Bengkulu perlu didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi untuk melakukan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian sesuai dengan tugas dan fungsi serta Visi dan Misi BPTP sebagai lembaga pengkajian terdepan. BPTP Bengkulu pada tahun 2012 didukung oleh 79 orang pegawai yang terdiri dari 14 orang peneliti, 7 orang penyuluh, 17 orang PNK dan 45 orang staf (administrasi, kebersihan, pengemudi dan keamanan). Selain itu BPTP Bengkulu juga menerima CPNS sebanyak 5 orang dengan kualifikasi pendidikan strata 1 (S1) terdiri dari 2 orang calon analis laboratorium, 2 orang calon peneliti dan 1 orang calon penyuluh pertanian. Keragaan SDM BPTP berdasarkan pendidikan disajikan pada tabel 2 dengan sebaran terbesar tingkat pendidikan Pegawai BPTP Bengkulu didominasi pada tingkat strata 1 (S1) 33% dengan komposisi sebagai tenaga fungsional penyuluh pertanian, peneliti pertama dan peneliti non kelas, selanjutnya jabatan non fungsional atau tenaga administrasi didominasi oleh tingkat SLTA (31%) sebagai tenaga administrasi dan ketatausahaan, sebaran keragaan PNS BPTP seperti pada gambar 1. Tabel 2. Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2012.
No
Pendidikan
Jumlah (orang)
Persen (%)
1
S3
3
4
2
S2
11
10
3
S1
26
33
4
D3
9
12
5
SLTA
26
31
6
SLTP
4
9
79
100
Jumlah
13
BPTP BENGKULU
Gambar 1. Sebaran PNS BPTP Bengkulu berdasarkan pendidikan akhir.
Peningkatan kualitas dan pembinaan manajemen sumberdaya manusia BPTP Bengkulu dilakukan melalui kegiatan 1). Perencanaan dan pengembangan pegawai antara lain: pelatihan jangka panjang (sekolah biaya Negara dan biaya sendiri), pelatihan jangka pendek, Ujian Dinas/persamaan Ijazah, Penerimaan pegawai dan pemutakhiran database SIMPEG. 2). Mutasi Kepegawaian meliputi: Kenaikan pangkat regular maupun fungsional, pemerosesan DP3 pegawai, Penyesuaian Ijazah, impassing gaji dan proses cuti. Dalam rangka peningkatan kompetensi dan pengalaman karyawan BPTP Bengkulu pada tahun 2012 telah mengikutsertakan kepada pegawai untuk mengikuti berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan jangka pendek seperti kursus, seminar, lokakarya dan symposium yang diadakan oleh Badan Litbang Pertanian maupun institusi – institusi lain (LIPI). Tabel 3. Pengembangan SDM BPTP Bengkulu Pelaksanaan Diklat Fungsional Peneliti dan Penyuluh tahun 2012. No
Nama Pegawai/ NIP
Waktu Pelaksanaan
Hasil Pemantauan
1
Andi Ishak, A.Pi, M.Si
1 s.d 21 Aprl 2012
Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I
2
Lina Ivanti, S.TP
27 Mei – 16 Juni 2012
3
Yahumri, SP
19 Mei – 10 Juni 2012
4
Yesmawati, SP
24 Juni s.d 14 Juli 2012
5
Bunaiyah Honorita, SP
14 Juli – 5 Agus 2012
Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I Telah mengikuti Diklat Fungsional Penyuluh Pertanian
14
BPTP BENGKULU
Selain meningkatkan kompetensi melalui pendidikan jangka pendek, BPTP Bengkulu hingga tahun 2012 juga telah mengirimkan bebarapa pegawai untuk mengikuti pendidikan jangka panjang (tugas belajar) beasiswa program Strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) serta pendidikan atas biaya sendiri. PNS BPTP yang sedang mengikuti program pendidikan disajikan pada tabel 4. Tabel 4. PNS BPTP Bengkulu yang sedang mengikuti program pendidikan jangka panjang sampai dengan Desember 2012. No
Nama / NIP
Universitas
Program/ jurusan
Tahun Rencana selesai
Keterangan
1
Rudi Hartono, SP, MP 197304301999031001
S3/Perncanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
IPB Bogor
2012
Beasiswa Badan Litbang Pertanian
2
Shannora Yuliasari, STP, MP 197407312003122001
S3/Ilmu Pangan
IPB Bogor
2012
3
Ir. Miswarti 196508202000032001
S2/Ilmu Pertanian
UNPAD Bandung
2012
4
Sudarmansyah 197608242007011002
S1/Agribisnis
2013
5
Rahmat Oktavia 197910032007011001
S1/Agribisnis
2013
Biaya sendiri
6
Rizal Efendi 197206052000031001
S1/Ekonomi
2014
Biaya sendiri
7
Bastian 197404021999031002
S1/Ekonomi
2014
Biaya sendiri
8
Adianto, A.Md 197201031998031004
S1/Teknik Informatika
2014
Biaya sendiri
9
Waluyo, A.Md 197601112000031001
S1/Teknik Informatika
2014
Biaya sendiri
10
Sudarwati 197605192007012001
S1/Agribisnis
2015
Biaya sendiri
11
Heryan Iswadi 198310102008121002
S1/Agribisnis
2015
Biaya sendiri
12
Johardi 197201102007011001
S1/Agribisnis
Universitas Muhammadiyah Bengkulu Universitas Muhammadiyah Bengkulu Universitas Muhammadiyah Bengkulu Universitas Muhammadiyah Bengkulu Universitas Muhammadiyah Bengkulu Universitas Muhammadiyah Bengkulu Universitas Muhammadiyah Bengkulu Universitas Muhammadiyah Bengkulu Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Beasiswa Badan Litbang Pertanian Beasiswa Badan Litbang Pertanian Biaya sendiri
2015
Biaya sendiri
15
BPTP BENGKULU
2.3. Budaya Kerja BPTP Bengkulu pada tahun 2012 telah melaksanakan budaya kerja terhadap disiplin kehadiran pegawai sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Pasal 3 butir 11 “ Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja dan mentaati jam kerja”. Berdasarkan hasil rekapitulasi kehadiran pegawai dengan menggunakan system absensi elekronik terlihat peningkatan kedisiplinan pegawai terhitung sejak bulan Februari 2012 dengan rata – rata persentase kehadiran sebelum jam 7.30 yaitu 67%. Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku pegawai sebagai aparatur Negara agar dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas kerja guna
menghadapi
berbagai
tantangan
dan
masa
mendatang.
Rekapitulasi
Pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 5. Upaya BPTP Bengkulu dalam melakukan perubahan dalam budaya kerja adalah melakukan Survey Evaluasi Indek Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) terhadap seluruh pegawai BPTP Bengkulu untuk tahun
2012. Survei
dilakukan dengan menyebarkan kuisioner untuk diisi oleh seluruh PNS. Kuisioner Pengukuran Indek Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) Aparatur Negara lingkup Departemen Pertanian berdasarkan Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara No.
25/Kep/M.PAN/4/2002.
Berdasarkan
hasil
rekapitulasi
pengolahan
data
pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2012, rata – rata IPNBK pegawai BPTP Bengkulu adalah 3,75 dengan nilai kualitas budaya kerja 74,93. Capaian nilai IPNBK pada tahun 2012 lebih baik dibandingkan dengan IPNBK pada tahun 2011 yang berada pada angka 3,4 dengan nilai kualitas budaya kerja 68,80. Artinya IPNBK pegawai BPTP Bengkulu masuk dalam kategori 68,01–84,00 dengan predikat baik. Secara rinci nilai IPNBK pegawai BPTP Bengkulu disajikan pada tabel 6 dan Diagram pengolahan data pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2012 disajikan dengan model sarang laba-laba disajikan pada Gambar 2. Secara umum IPNBK BPTP Bengkulu pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai diatas rata-rata (3,5),sehingga rencana tindak lanjut adalah mempertahan nilai IPNBK serta memperbaiki pada tahun 2013.
16
BPTP BENGKULU
Tabel 5. Rekapitulasi Pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu Tahun 2012.
NO
NILAI DASAR
INDIKATOR
IPNBK
NILAI KUALITAS BUDAYA KERJA
1.
Komitmen dan konsisten, terhadap visi, misi dan tujuan
1 - 3 (3)
3.92
78.38
2.
Wewenang dan tanggungjawab
4 - 6 (3)
3.76
75.25
3.
Keiklasan dan kejujuran
7 - 9 (3)
3.91
78.28
4.
Integritas dan profesionalisme
10 - 13 (4)
3.69
73.79
5.
Kreativitas dan kepekaan
14 - 16 (3)
3.53
70.61
6.
Kepemimpinan dan keteladanan
17 - 18 (2)
3.81
76.21
7.
Kebersamaan dan dinamika kelompok
19 - 21 (3)
3.65
72.93
8.
Ketepatan dan kecepatan
22 - 24 (3)
3.67
73.43
9.
Rasionalitas dan kecerdasan emosi
25 - 27 (3)
3.83
76.57
10.
Keteguhan dan ketegasan
28 - 30 (3)
3.91
78.28
11.
Disiplin dan keteraturan kerja
31 - 35 (5)
3.89
77.76
12.
Keberanian dan kearifan Dedikasi dan loyalitas
36 - 39 (4)
3.72
74.47
13.
40 - 41 (2)
3.52
70.30
14.
Semangat dan motivasi
42 - 44 (3)
3.67
73.43
15.
Ketekunan dan kesabaran
45 - 48 (4)
3.70
74.09
16.
Keadilan dan keterbukaan
49 - 51 (3)
3.72
74.44
17.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
52 - 53 (2)
3.78
75.61
3.75
74.93
Indeks Penerapan Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja = KETERANGAN : 20,01 - 36,00
=
Tidak Baik
36,01 52,01 68,01 81,01
= = = =
Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
- 52,00 - 68,00 - 84,00 - 100,00
17
BPTP BENGKULU
Tabel 6. Rekapitulasi Pengukuran Indek Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja BPTP Bengkulu tahun 2011 dan 2012. Tahun No
Nilai Dasar
2011
2012
1
Komitmen dan konsisten terhadap visi, misi dan tujuan
73.00
78.38
2
Wewenang dan tanggung jawab
71.20
75.25
3
Keikhasan dan kejujuran
68.40
78.28
4
Integritas dan profesionalisme
64.80
73.79
5
Kearifan dan kepekaan
64.10
70.61
6
Kepemimpinan dan keteladanan
70.30
76.21
7
Kebersamaan dan dinamika kelompok
67.00
72.93
8
Ketepatan dan kecepatan
65.80
73.43
9
Rasionalisme dan kecerdasan emosi
69.70
76.57
10
Keteguhan dan ketegasan
76.40
78.28
11
Disiplin dan keteraturan kerja
72.60
77.76
12
Keberanian dan kearifan
68.80
74.47
13
Dedikasi dan loyalitas
70.00
70.30
14
Semangat dan motivasi
67.50
73.43
15
Ketekunan dan kesabaran
66.80
74.09
16
Keadilan dan keterbukaan
66.70
74.44
17
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
66.20
74.93
Indek Penerapan Nilai-nilai Dasar Budaya Kerja
68.80
74.93
18
BPTP BENGKULU
Gambar 2. Diagram pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2012 dengan model sarang laba-laba.
Evaluasi IPNBK di BPTP Bengkulu merupakan salah satu upaya komitmen organisasi untuk melakukan perubahan dan perbaikan system organisasi yang mengarah ke professional dan kemampuan aparatur untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada para stakeholders.
19
BPTP BENGKULU
III SARANA DAN PRASARANA Dalam rangka mendukung Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu diperlukan adanya sarana dan prasarana serta sumber dana yang mencukupi. Dukungan sarana dan prasarana akan sangat menunjang kegiatan pengkajian dan administrasi yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu. Pengadaan inventaris sarana dan prasarana BPTP Bengkulu diperoleh dari hibah dan pembelian melalui anggaran DIPA BPTP. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan barang inventaris Barang Milik Negara (BMN) tersebut meliputi barang-barang tidak bergerak dan barang bergerak, BPTP Bengkulu dalam mempertanggungjawabkan barang-barang tersebut melalui proses yang mengacu pada Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara. 3.1. Barang Tidak Bergerak Barang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di Jalan Irian Km 6,5 Kelurahan Semarang Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. Dengan kondisi sebagai berikut:
Luas lahan seluruhnya 22.874 m2, yang digunakan untuk bangunan gedung perkantoran, Gedung Rumah Kaca, Perpustakaan, Garasi/pool, Klinik Teknologi, Mess/guest house dan perumahan dinas.
Barang–barang bangunan kantor BPTP Bengkulu berasal dari Eks Balai Informasi Pertanian (BIP). Rekaputulasi barang tidak bergerak disajikan pada Tabel 7.
3.2. Barang Bergerak Inventaris barang bergerak dibagi menjadi barang inventaris alat angkutan dan inventaris peralatan kantor. Tahun 2011 BPTP Bengkulu memiliki kendaraan roda 4 sebanyak 6 unit dan kendaraan roda 2 sebanyak 8 unit. Rekapitulasi barang bergerak disajikan pada Tabel 8.
20
BPTP BENGKULU
Tabel 7. Rekapitulasi Barang tidak Bergerak. No
Jenis
Jumlah (m2)
1
Luas Lahan
22.874
2
Gedung Perkantoran
694
3
Rumah Kaca
129
4
Laboratorium Tanah
130
5
Gedung Pasca panen
129
6
Laboratorium Diseminasi
65
7
Klinik Teknologi(etalase bibit)
76
8
Garasi/pool kendaraan
170
9
Perpustakaan
500
10
Gedung Utama
160
11
Pos Jaga
24
12
Unit Procesing Unit
129
13
Gudang Arsip
25
14
Mess/guest house
210
15
Rumah Dinas
910
Tabel 8. Rekapitulasi Barang Bergerak. No 1
2
Jenis Kendaraan Roda 4
Kendaraan Roda 2
Jenis Kendaraan
Jumlah (unit)
1.
Toyota Kijang
3
2.
Mitsubishi Kuda
1
3.
Toyota Kijang Innova
1
4.
Toyota Hillux
1
1.
Honda Mega Pro
4
2.
Honda GL Pro
3
3.
Honda Supra Fit
1
21
BPTP BENGKULU
IV KINERJA HASIL KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN 4.1. Urusan Pelayanan Pengkajian Sarana dan peralatan untuk melaksanakan penelitian dan pengkajian dalam menghasilkan teknologi yang dapat direkomendasikan sangat diperlukan. BPTP Bengkulu saat ini memiliki 1 unit gedung utama, yang digunakan untuk ruang kerja Kepala, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, unit program dan keuangan, 1 unit gedung Auditorium, 1 unit gedung pustaka, 1 unit gedung laboratorium tanah, 1 unit Laboratorium Diseminasi, 2 unit rumah kaca, 1 unit gedung workshop, 1 unit garasi, 1 unit gudang dan 1 unit mushalla, 1 unit klinik teknologi. Disamping itu, juga terdapat rumah jabatan/dinas sebanyak 18 unit dan 1 unit mess, 1 unit procesing padi yang berada dikomplek perkantoran BPTP Bengkulu.
Mobilitas
aktivitas
kantor
didukung
oleh
tersedianya
kendaraan
operasional yang terdiri atas 6 (enam) unit mobil minibus dan 8 (delapan) unit sepeda motor. 4.1.1. Laboratorium Tanah Laboratorium Tanah merupakan salah satu sarana penelitian/pengkajian yang digunakan untuk mendukung penelitian/pengkajian dasar dan terapan, serta melayani pengguna untuk analisis tanah, tanaman, air dan pupuk. Laboratorium tanah berfungsi untuk melayani permintaan analisis dari peneliti baik dari BPTP maupun dari luar seperti: perguruan tinggi, perusahaan Swasta dan instansi pemerintah serta petani. Laboratorium Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu berdiri sejak tahun 2003 dan mulai operasional pada tahun 2004. Peralatan yang dimiliki laboratorium tanah BPTP Bengkulu antara lain adalah Digestion System untuk distruksi unsur, alat Destilasi untuk pengukuran nitrogen, Laboratory Drying Oven, Mufle Furnance dan lain-lain. Adapun jenis layanan analisis Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu antara lain: 1) Analisis Tanah meliputi kadar air, tekstur 3 fraksi, ph air dan KCl, bahan organik (C dan N), P dan K potensial, P dan K tersedia, nilai tukar kation (kapasitas tukar kation, Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd), dan kemasaman ditukar (Al-dd dan H-dd), 2) Analisis Tanah untuk tujuan khusus meliputi; serapan P, retensi P, fraksionasi P, fraksionasi bahan organik, Al dan Fe, 22
BPTP BENGKULU
ekstrak ditionit oksalat, pirofosfat, 3) Analisis Tanaman meliputi; unsur makro dan mikro (N, P, KCa, Mg, S, Fe, Al, Mn, Cu, Zn, B dan Mo), unsur logam berat (Pb, Cd, Co, Cr, Ni, Ag, As, Se, Sn, 4) Analisis Air irigasi dan 5) Analisis Pupuk dan Amelioran. Untuk analisis tanah dan analisis tanaman (unsur makro) dilakukan di laboratorium BPTP Bengkulu, sedangkan untuk jenis analisis lainnya dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah, Bogor. 4.1.2. Perpusatakaan Hasil-hasil pengkajian yang telah diperoleh BPTP Bengkulu, perlu dikemas dan dipublikasikan kepada pengguna. Unit Sarana dan Hasil Pengkajian mempunyai tugas untuk membantu kepala Balai dalam melakukan penyiapan bahan informasi dan dokumentasi, penyebarluasan dan pendayagunaan hasil-hasil pengkajian serta penyiapan bahan laporan. Dalam melaksanakan tugasnya, BPTP Bengkulu telah dilengkapi dengan satu unit perpustakaan yang melayani buku dan publikasi di bidang ilmu pertanian dan ilmu pengetahuan umum yang terkait dengan pertanian serta hasil-hasil penelitian BPTP Bengkulu. Pengguna perpustakaan terdiri dari peneliti, teknisi, dan karyawan lingkup BPTP, serta masyarakat umum dan perguruan tinggi. Pada Unit Perpustakaan masih diperlukan tenaga yang profesional untuk mengelola perpustakaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia melalui kegiatan pelatihan/kursus. Selama tahun 2012, perpustakaan BPTP Bengkulu mendapatkan penambahan beberapa koleksi buku yang berasal dari pengadaan dan hasil-hasil penelitian. Koleksi buku pustaka disajikan pada tabel 9. Tabel 9. Koleksi Buku Perpustakaan BPTP Bengkulu per 31 Desember 2012.
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Koleksi
Judul
Exemplar
Buku teks Prosiding Majalah/Buletin/Jurnal Bibliografi khusus Brosur Liptan/leaflet/folder Laporan Lain-lain (surat kabar)
1.956 193 48 37 94 261 165 5
2.680 200 989 37 155 659 171 374
Jumlah
2.759
5.238
23
BPTP BENGKULU
Mulai tahun 2009 BPTP Bengkulu telah memiliki website. Website BPTP Bengkulu disajikan dalam berbentuk 2 versi bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 4.1.3. Laboratorium Diseminasi Laboratorium Diseminasi dibentuk untuk meningkatkan kapasitas kinerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. Menyadari bahwa baik dokumen maupun bahan informasi sejatinya menjadi keharusan dalam penyampaian atau penyajiannya sudah dalam bentuk dikemas dengan baik, maka diperlukan upaya dan penanganan secara baik pula dan dipandang perlu ditangani secara profesional. Tidak dipungkiri bahwa kualitas kemasan dokumen maupun produk diseminasi lainnya tidak kalah pentingnya perlu diperhatikan, selain kualitas data maupun informasi yang dikemas. Kedua aspek tersebut (isi dan kemasan) merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan ikut menentukan citra dan tampilan BPTP Bengkulu dimata luar. Di tahun 2012, pelayanan Laboratorium Diseminasi telah cukup memberikan andil besar bagi pelaksanaan tugas dan fungsi Balai. Banyak kegiatan administrasi dan lapangan yang membutuhkan suplay bahan cetakan yang bersifat segera telah dapat dilayani dengan baik. Sampai akhir tahun kegiatan tahun 2012, pelayanan Laboratorium Diseminasi telah diupayakan maksimal dan terbukti semua kebutuhan Balai menyangkut produk Laboratorium Diseminasi dapat dipenuhi pada saat dibutuhkan. Selain menyangkut produk media tercetak sendiri, Laboratorium Diseminasi juga memberikan andil besar dalam kelancaran pelaksanaan setiap kegiatan dengan penanggulangan sementara beban pembiayaannya. Hal ini mengingat sistem keuangan di Balai yang pemenuhan biaya/anggaran direalisasikan oleh bendahara pengeluaran setelah kegitan fisik selesai dilaksanakan. Untuk itulah, dirasakan sangat diperlukan Laboratorium Diseminasi menyediakan dana taktis operasional dalam bentuk pengelolaan keuangan kas sendiri. Sampai akhir tahun 2012 kebutuhan tersebut telah dapat ditangani secara mandiri oleh Laboratorium Diseminasi. Peran Laboratorium Diseminasi lainnya dalam pelaksanaan tugasnya, selain melakukan pelayanan internal Balai, selama tahun 2012 juga telah dapat melayani instansi lingkup pertanian di Provinsi Bengkulu diantaranya; 1) Dinas Pertanian 24
BPTP BENGKULU
Provinsi Bengkulu, 2) Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, 3) Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, dan 4) Badan Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko. Dalam upaya lebih meningkatkan lagi kinerja Laboratorium Diseminasi di tahun
2013,
diperlukan
upaya-upaya
melengkapi
kebutuhan
peralatan
dan
penyempurnaan manajemen operasional ke arah yang lebih proporsional dan profesional sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. a. Aktivitas Laboratorium Diseminasi Tahun 2012 Pelaksanaan pelayanan/produksi media cetak Laboratorium Diseminasi dalam tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 10 Tabel 10. Rekapitulasi Produksi Media Cetak Laboratorium Diseminasi Tahun 2012.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Judul Publikasi
Jumlah
Spanduk Leaflet Buku Plang Merek Kop Surat Amplop Piagam Baliho X-banner Kartu Cover CD Poster Kalender Warta Tas Jilid Proposal, laporan,dll
94 6.313 1.075 23 7.500 1.250 165 14 32 260 10 407 100 100 310 669
b. Pelayanan Internal/BPTP Pelayanan Laboratorium Diseminasi untuk keperluan penyediaan bahan tercetak BPTP Bengkulu sendiri mencakup; cetak/penggandaan laporan, penyiapan bahan informasi berupa buku dan leaflet, pembuatan plang merk untuk dipasang di lapangan pada kegiatan pengkajian dan diseminasi serta pemenuhan kebutuhan spanduk-spanduk kegiatan.
25
BPTP BENGKULU
Kegiatan pelayanan internal yang menonjol di tahun 2012 adalah memenuhi kebutuhan
kelengkapan acara pada even Expose dan Seminar Inovasi Teknologi
Pertanian (Exsitek 2012) pada tanggal 14 – 15 Desember 2012. Produk yang dilayani meliputi pembuatan leaflet, panduan acara, block note, piagam seminar, desain banner, desain spanduk dan baliho serta pembuatan tas jinjing. c. Pelayanan Ekternal/Instansi lain Instansi lain yang memanfaatan jasa layanan Laboratorium Diseminasi di tahun 2012 adalah: 1. Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 2. Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, 3. Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih, 4. Badan Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko. Jenis produk yang umumnya dilayani berupa pembuatan leaflet, desain banner, baliho dan spanduk serta penggandaan laporan. Kegiatan pelayanan eksternal yang menonjol di tahun 2012 adalah diminta oleh Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu menangani desain dan kelengkapan even Bengkulu Hortikultura Expo 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 17 – 23 November 2012. 4.1.4. Laboratorium Pascapanen Laboratorium
Pascapanen
BPTP
Bengkulu memiliki dua
unit
sarana
bangunan, yaitu unit pengolahan hasil pertanian dan unit produksi beras. Kedua unit tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Unit pengolahan pangan berfungsi untuk mengembangkan teknologi pengolahan hasil pertanian melalui serangkaian ujicoba. Sementara itu, unit produksi beras berfungsi untuk memproduksi beras dan melayani jasa penggilingan padi bagi masyarakat sekitar. Secara umum, sarana dan prasarana unit Laboratorium Pascapanen sudah lengkap. Unit pengolahan hasil pertanian dilengkapi dengan sarana bangunan yang cukup memadai, dengan peralatan yang lengkap. Peralatan pada unit ini terbagi menjadi
alat-alat
pengolahan
pangan,
mesin
pertanian,
alat
penyimpanan,
pengemasan, alat pengukuran, dan perlengkapan pameran/ekspose (Lampiran 1). Kondisi peralatan tersebut dalam keadaan baik, namun beberapa diantaranya perlu dimodifikasi agar dapat beroperasi secara maksimal. Selain itu, beberapa alat mesin 26
BPTP BENGKULU
(alsin) pertanian seperti alat pengupas kopi (pulper) dan alat pencuci lendir (washer) yang dipinjamkan kepada kelompok tani di Desa Imigrasi Permu, Kabupaten Kepahiang sudah ditarik kembali. Sementara alsin pencacah tongkol jagung yang masih dimanfaatkan olah kelompok tani di Desa Air Meles, Kabupaten Rejang Lebong. Harapan ke depan, Laboratorium Pascapanen dilengkapi dengan instrumen analisis mutu fisik dan kimia komoditas pertanian sehingga produk-produk yang dihasilkan dapat dievaluasi mutunya agar sesuai dengan standar mutu yang ada. Selain itu, diperlukan sarana bangunan yang lebih luas untuk menyimpan peralatan yang ada. Peralatan yang sudah ada juga dioptimalkan dalam hal penggunaan dan perawatannya. Perawatan juga dibutuhkan dalam menangani alsin pada unit produksi beras yang telah dilengkapi dengan dua unit perontok padi (power thresser), satu unit penggiling padi (rice milling), satu unit mesin sosoh dan lantai jemur padi. Sarana dan
prasarana
tersebut
selain
digunakan
untuk
memproduksi
beras
juga
dimanfaatkan oleh Unit Produksi Benih/Bibit Sumber (UPBS). Sejauh ini, peralatan tersebut masih bisa beroperasi dengan baik kecuali satu unit perontok padi (power
thresser) yang tidak dapat digunakan. Oleh karena itu, bangunan unit produksi beras perlu disempurnakan lagi, dilengkapi dengan plafon, jaring-jaring penutup ventilasi, dan kanopi penghalang hujan. Selain itu, teknis koordinasi perlu diperjelas lagi karena saat ini unit produksi padi berada dikoordinir oleh koordinator Laboratorium Pascapanen, namun secara operasional ditangani oleh Unit Alih Teknologi dan UPBS. Kegiatan yang dilaksanakan di Unit Laboratorium Pascapanen meliputi; a. Pelayanan Konsultasi Teknologi Pascapanen b. Alih teknologi c. Pengkajian Pascapanen Komoditas Pertanian Spesifik Lokasi d. Pameran dan ekspose
27
BPTP BENGKULU
4.1.5. Rumah Kaca Instalasi Rumah kaca/screen house merupakan sumber daya yang sangat penting bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta diseminasi inovasi teknologi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu . Oleh karena itu pengelolaan rumah kaca perlu mempertimbangkan optimalisai penggunaan dan pemanfaatannya untuk mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu pada saat ini mempunyai 2 unit rumah kaca dengan luas lahan lebih kurang 1962 M 2. Kegiatan pengelolaan Rumah Kaca bertujuan adalah: 1) Meningkatkan profesinalisme sumber (peneliti,
penyuluh,
teknisi
litkayasa)
BPTP
Bengkulu
daya manusia
melalui
kegiatan
penelitian/pengkajian mandiri, 2) Display Komponen teknologi/paket teknologi secara berkelanjutan selama 12 bulan melalui kegiatan diseminasi seperti plot teknologi. Hasil yang telah dicapai selama 12 bulan adalah 1) Uji Adaptasi VUB Padi Inpago dan Inpara di Rumah Kaca, 2) Display teknologi budidaya Kacang Tanah, 3) Display teknologi budidaya Sayuran organik Tomat Varietas Berlian dan Sawi varietas Tosakan, 4) Display teknologi budidaya Kubis Bunga (Brassica botrytis L. cauliflora
DC), 5) Display teknologi budidaya Kubis (brassica oleracea), 6) Display teknologi budidaya Jagung Manis, dan 7) Display teknologi budidaya Talas Jepang Jepang (satoimo). Disamping itu sebagai Plot display teknologi, rumah kaca dikunjungi oleh kelompok oleh pengguna teknologi seperti kunjungan dari pengurus kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Bengkulu, Kelompok Wanita Tani Rumah Pangan Lestari dan Petugas Pendamping dari Tebing Kaning Bengkulu Utara, Kelompok Wanita Tani Rumah Pangan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah. Kunjungan yang tidak terjadwal berasal dari petugas, mahasiswa dan masyakat yang datang ke BPTP dengan keperluan konsultasi, ke perpustakaan, membeli benih padi di Unit UPBS dan membeli bibit di kebun bibit inti model rumah pangan lestari. 4.2. Kerjasama Pengkajian dan Diseminasi Kerjasama penelitian dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta dilaksanakan dalam upaya peningkatan efektifitas dan efesiensi penelitian. Selain itu, melalui kerjasama dapat saling memanfaatkan potensi yang dimiliki 28
BPTP BENGKULU
masing-masing pihak dengan tujuan saling memberi dan menerima informasi yang bermanfaat dalam upaya menentukan arah dan langkah kebijakan dibidang pembangunan pertanian berikutnya. Pada
tahun 2012 BPTP
Bengkulu meningkatkan
kerjasama
dengan
Kementerian Riset dan Teknologi melalui program Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) sebanyak 3 judul yaitu 1) Analisis faktor-fakor yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu, 2) Berbagai Klon Unggul Karet Spesifik Untuk Peningkatan Produksi Karet Rakyat Di Bengkulu, 3) Kajian Efikasi, Efisiensi Dan Perkembangan Gulma Jangka Pendek Dari 3 Herbisida Pada Kelapa Sawit Rakyat Di Provinsi Bengkulu dan program system inovasi nasional (SINas) sebanyak 2 judul: 1) Model usaha sapi potong dilahan kering berbasis tanaman sawit dan 2) Pengembangan enkapsulasi minyak sawit merah sebagai engredien pangan fingional untuk peningkatan nilai tambah minyak sawit merah sebesar 20%. 4.3. Urusan Perencanaan dan Program Urusan perencanaan dan program meliputi penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pengkajian serta diseminasi, melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran pengkajian dan diseminasi serta menyusun database dan SIM. Menyiapkan bahan pembahasan rencana dan program pengkajian/diseminasi, menghimpun, mengolah menyajikan data pelaksanaan program pengkajian dalam Data Base Sistem Informasi Manajemen Program (SIMPROG). Menyiapkan bahan penyusunan dan pembahasan rencana dan program pengkajian. Menyiapkan bahan usulan dan perhitungan anggaran pengkajian. Menyiapkan bahan pendukung pembahasan anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari aspek komponen kegiatan pengkajian. Mengusulkan, mengolah dan menyiapkan bahan para daftar isian pelaksanaan anggaran dan lembaran kerja (RKA-KL) berdasarkan satuan tiga. Menyiapkan bahan dan menyelesaikan naskah serta rencana operasional kegiatan. Disamping itu juga mendapatkan umpan balik bagi kegiatan pengkajian maupun diseminasi. Urusan Perencanaan dan Program juga melaksanakan seminar ROPP/RODHP, Temu Informasi Teknologi serta seminar hasil pengkajian. 4.4. Evaluasi dan Pelaporan 29
BPTP BENGKULU
Monitoring dan evaluasi (Monev) kegiatan pengkajian dan diseminasi tahun anggaran 2012 telah dilakukan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang terdiri dari pejabat struktural, Ketua Kelompok Pengkaji dan staf program. Monev kegiatan pengkajian
dan
diseminasi
BPTP
Bengkulu
TA.
2012
bertujuan
untuk
mengevaluasi/menilai kegiatan pengkajian dan diseminasi dan memberikan saran sebagai masukan dalam perbaikan kegiatan dan laporan. Monev tersebut dilakukan terhadap administrasi dan pelaksanaan kegiatan penelitian/pengkajian dan diseminasi di lapangan yang terdiri dari 12 kegiatan pengkajian dan 7 kegiatan diseminasi. Monev administrasi dilakukan dengan mengevaluasi kesesuaian dan kelengkapan kegiatan pengkajian dan diseminasi secara
administrasi
mulai
dari
RPTP/RDHP,
ROPP/RPTP
dan
Juknis/Juklak,
Sedangkan monev lapangan dilakukan dengan membandingkan ROPP/RODHP dan Juknis/Juklak dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
30
BPTP BENGKULU
V ANGGARAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu sebagai lembaga pengkajian pusat yang berada di daerah memiliki tugas dan fungsi melakukan kegiatan pengkajian serta perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Untuk menjalankan aktivitas
tersebut, BPTP
Bengkulu mengelola
anggaran
pembiayaan tahunan untuk kepentingan berbagai kegiatan selama satu tahun. Dalam melaksanakan tupoksinya sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan pengembangan Satker BPTP Bengkulu pada TA. 2012 didukung oleh sumber dana yang berasal dari Dana APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM). Anggaran Satker Susunan Surat Pengesahan Daftar Isian Anggaran (DIPA) BPTP Bengkulu TA. 2012 tanggal 19 Desember 2011 sebesar Rp 9.709.994.000,-. Dana tersebut dialokasikan untuk melaksanakan program-program Badan Litbang Pertanian dalam mendukung Program Kementerian Pertanian. Selain itu BPTP Bengkulu mendapatkan dana dari Kementerian Riset dan Teknologi melalui program Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa dan Sistem Inovasi Nasional sebanyak Rp. 950.000.000,-. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja Tahun 2012. No 1. 2. 3.
Jenis Belanja Pegawai Barang Modal Jumlah DIPA
Pagu DIPA (Rp)
Realisasi (Rp)
Sisa Dana (Rp)
3.574.602.000 5.381.392.000 754.000.000
3.677.731.606 4.841.896.327 748.067.000
103.129.606 539.495.673 5.933.000
Realisasi (%) 102,89 89,97 99,21
9.709.994.000
9.267.694.933
442.299.067
95,44
4
PKPP (ristek)
600.000.000
600.000.000
0
100,00
5
SINas
350.000.000
350.000.000
0
100,00
Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Realisasi keuangan Satker BPTP Bengkulu atas dasar SP2D sampai dengan akhir TA. 2012 mencapai Rp. 9.267.694.933,- (95,44%) dari total anggaran yang dialokasikan dalam DIPA 2012. Realisasi anggaran tertinggi
31
BPTP BENGKULU
pada belanja pegawai sebesar Rp. 3.677.731.606 (102,89%). Realisasi anggaran terendah pada belanja barang, yaitu sebesar Rp. 4.841.896.327 (89,97%). Sisa anggaran tahun 2012, yaitu sebesar sebesar Rp. 442.299.067,- atau 4.56%. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan oleh BPTP Bengkulu pada tahun 2012 diperoleh dari penerimaan umum dan penerimaan fungsional. Estimasi PNBP yang dialokasikan pada Satker BPTP Bengkulu sesuai DIPA tahun anggaran 2012 adalah sebesar Rp. 15.426.000 yang terdiri sari estimasi penerimaan umum sebesar Rp 4.999.000 dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 10.427.000 Realisasi penerimaan umum pada tahun 2012 sebesar Rp. 24.864.531 sehingga estimasi PNBP pada tahun 2012 mengalami surplus sebesar Rp. 19.865.531 atau mencapai 497,39%. Sedangkan realisasi penerimaan fungsional pada tahun 2012 dari estimasi Rp. 10.427.000 realisasi sebesar Rp. 55.949.700 atau mengalami surplus sebesar Rp. 45.522.700 atau mencapai 536,58%. Berdasarkan kategorinya, penerimaan umum diperoleh dari penerimaan pendapatan sewa rumah dinas/negara, penerimaan kembali belanja pegawai pusat TAYL, dan pendapatan anggaran lain-lain (tunjangan fungsional peneliti). Pendapatan fungsional diperoleh dari pendapatan info penerbitan dan hasil cetak di laboratorium diseminasi, jasa analisis tanah di laboratorium tanah, pendapatan penjualan hasil pertanian berupa benih padi dari Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) dan pendapatan penjualan hasil pertanian kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL).
32
BPTP BENGKULU
VI INTISARI HASIL KEGIATAN 6.1. Kegiatan Koordinasi 6.1.1. Koordinasi dan Sinkronisasi Ekstrnal dan Internal Peran utama bidang pertanian dalam pembangunan nasional adalah sebagai penyumbang perolehan devisa, penyedia lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan. Bidang pertanian juga menjadi tumpuan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Dengan demikian bidang pertanian mempunyai peranan yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian membutuhkan kerjasama dan dukungan banyak pihak, komunikasi yang intensif antar berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan petani sebagai subyek pembangunan daerah ( Menteri Pertanian RI 2007). Dimana semua komponen tersebut mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian, baik dalam menaggapi isu-isu aktual di bidang pertanian maupun dalam hal pengembangan inovasi teknologi pertanian. Dari sisi manajemen dipahami bahwa pembangunan pertanian perlu memadukan fungsi-fungsi yang ada diberbagai sektor dan tata-hubungan pemerintah, pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota, legislatif serta masyarakat pertanian kesemuanya perlu bahu membahu dan memiliki visi yang sama. Dalam pembangunan pertanian, Kementerian Pertanian mempunyai program untuk swasembada (jagung dan kedelai) dan swasembada berkelanjutan (padi), Swasembada daging sapi, swasembada gula, dan pengembangan Kawasan Hortikultura. Sebagai upaya percepatan pelaksanaan berbagai program tersebut, diperlukan adanya sinergi yang saling memperkuat antara berbagai stakeholder yang terkait, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Sehubungan dengan upaya untuk mendukung tercapainya berbagai program dan kegiatan tersebut, BPTP Bengkulu sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian di daerah yang memiliki tugas dan fungsi dalam penyiapan kerjasama serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, maka diperlukan suatu kegiatan untuk 33
BPTP BENGKULU
menfasilitasi Koordinasi dan Sinkronisasi dengan stakeholder sebagai upaya untuk menindaklanjuti pelaksanaan program Kementerian Pertanian dan pelaksanaan program pembangunan pertanian di wilayah Bengkulu. Kegiatan yang telah dilakukan terkait koordinasi dan sinkronisasi ekternal dan internal adalah sebagai berikut: 1. Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan dalam rangka menuju surplus 10 juta ton beras tahun 2012 di Jakarta dan Koordinasi Program ke Bogor. 2. Mengikuti Raker Lingkup BBP2TP di Batam tanggal 6 – 9 Maret 2012. 3. Pertemuan koordinasi dan evaluasi manajemen pembibitan ternak terpadu di Bogor. 4. Pertemuan koordinasi dan evaluasi manajemen pembibitan ternak terpadu di Bogor. 5. Workshop kerjasama pengkajian dan diseminasi TA. 2012 di Cisarua Bogor. 6. Workshop kerjasama pengkajian dan diseminasi TA. 2012 di Cisarua Bogor. 7. Rapat Koordinasi Eksternal melalui Kegiatan Sosialisasi Program Pengkajian dan Diseminasi BPTP Bengkulu TA. 2012. 8. Temu
Informasi
Teknologi
Pertanian
dan
Ekspose
Pemanfaatan
Lahan
Teknologi
Pertanian
dan
Ekspose
Pemanfaatan
Lahan
Pekarangan. 9. Temu
Informasi
Pekarangan. 6.1.2 Sosialisasi Kegiatan ke Stakeholder Sosialisasi kegiatan BPTP kepada stakeholders Kabupaten/Kota dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas instusi dengan pemaparan rencana kegiatan BPTP tahun 2012 yang akan dilaksanakan di Kabupaten dan Kota serta evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan dilaksanakannya sosialisasi adalah: 1) Mensosialisasikan program strategis Kementerian Pertanian (utamanya SL-PTT, Permentan 45, dan KRPL) serta kegiatan yang dilakukan BPTP Bengkulu di Kabupaten dan Kota; 2) Menyamakan persepsi antar instansi terkait tentang program strategis Kementerian Pertanian terutama SL-PTT, Permentan 45, dan KRPL; 3) Mendapatkan masukan dari stakeholder di Kabupaten dan Kota tentang kegiatan BPTP yang sedang berlangsung maupun yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang. 34
BPTP BENGKULU
Gambar 3. Sosialisai Program BPTP Bengkulu Tahun 2012 di Kota Bengkulu.
Metode yang digunakan adalah komunikasi tatap muka, guna memperoleh umpan balik /feed back dan kesepakatan secara langsung dari stakeholders dan pengguna. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Sosialisasi dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Waktu dan Lokasi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Tahun 2012. No 1 2 3 4 5 6
Materi
Tempat
Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Kab. Bengkulu Tengah Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Kab. Kepahiang Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Kabupaten Rejang Lebong Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Kota Bengkulu Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Kaur Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada stakeholders di Bengkulu Selatan
Waktu pelaksanaan
BPTP Bengkulu
24Maret 2012
Aula Bappeda
28 Februari
Aula Dinas Pertanian Hotel Santika
25 April 2012
Aula Dinas Pertanian Aula Dinas Pertanian
26 Maret 2012 Maret 2012 Maret 2012
Sosialisasi kepada stakeholders se Provinsi Bengkulu dilaksanakan untuk mensinergikan kegiatan BPTP dengan Dinas/instansi terkait. Pada kesempatan itu disampaikan hasil litkaji BPTP tahun 2011, rencana kegiatan BPTP di Kabupaten yang bersangkutan tahun 2012, serta umpan balik kebutuhan inovasi dari stakeholders. Sosialisasi Kabupaten Bengkulu Tengah diikuti 40 peserta, yang berasal dari: Bappeda, Dinas Pertanian dan Perkebunan, BP4K, Dinas Kelautan dan perikanan, BKP Benteng, Tim penggerak PKK Kabupaten, PPK/Korluh, Petani Kooperator
35
BPTP BENGKULU
kegiatan MKRPL, peneliti dan penyuluh BPTP. Rangkaian Acara: diawali dengan Pembukaan, diikuti Penyampaian Materi dan diskusi, dan Penutupan. Pembukaan, acara sosialisasi dibuka secara resmi oleh Ka. BPTP Bengkulu, dilanjutkan dengan penyampaian program BPTP 2012, serta diskusi langsung dipimpin oleh ka BPTP. a. Penyampaan Materi Kegiatan BPTP Bengkulu tahun 2012 yang dsampaikan kepada stakeholders Kab Benteng antara lain: Permentan No. 12 tahun 2011 dan rencana pendampingan SL-PTT, PSDSK (Dr. Wahyu), Kegiatan M-KRPL (Dr. Umi PA). Disamping kegiatan BPTP juga disampaikan kegiatan Dinas Pertanian dalam Implementasi Permentan No. 12 tahun 2011 tentang Tata Hubungan kerja antar kelembagaan teknis, penelitian dan pengembangan, dan penyuluhan pertanian dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional/P2BN (disampaikan sekretaris Dinas), Badan Ketahanan Pangan menyampaikan program optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. b. Diskusi 1. Perlu tambahan pengetahuan apakah Gadung bisa diolah menjadi
makanan
yang bermanfaat. 2. Untuk M-KRPL dapat dicoba di kawasan penduduk asli. 3. Bappeda
sebagai
perencana
sudah
mengakomodir
seluruh
program
pembangunan ini (10 juta ton, dsb), namun masih ada kendala pembiayaan daerah. Permasalahan yang dihadapi antara lain : 1. Alih fungsi lahan dari padi ke sawit banyak (BPTP perannya apa). 2. Hasil-hasil kajian yang dilaksanakan di Bengkulu Utara belum disampaikan ke penyuluh lapangan. 3. Informasi teknologi yang berupa media cetak masih sangat diperlukan, bagi penyuluh di lapangan. 4. VUB yang spesifik belum banyak tersedia, dosis pupuk dan pengendalian hama. 5. musim tanam tidak seragam. 6. Waktu tanam padi darat/ gogo tidak jelas. Rencana Tindak Lanjut adalah:
36
BPTP BENGKULU
1. Perlu tindak lanjut dan ketegasan dari pemerintah Kabupaten 2. Segera dikompilasi hasil-hasil
Litkaji BPTP Bengkulu untuk diterbitkan dan
didistribusikan ke stakeholders (utamanya di tingkat Provinsi dan kabupaten) 3. Perlu sosialisasi UPBS kita ke seluruh Kabupaten/Kota 4. Setiap kegiatan pengkajian dan diseminasi wajib membuat paket teknologi yang dikaji dalam bentuk leaflet dan dibagikan kepada petani, penyuluh lapangan dan BPP dimana kegiatan berlangsung Sosialisasi di Kota dan stakeholders Provinsi Bengkulu Kegiatan diikuti 50 orang, yang berasal dari: Dinas Pertanian Provinsi dan Kota, Dinas perkebunan dan kehutanan Provinsi dan Kota, Bappeda Provinsi dan Kota, Bakorluh, BP4K Kota, Dinas Perikanan Provinsi dan Kota, Badan Ketahanan Pangan
Provinsi
dan
Kota,
Balitbangda,
Badan
Pemberdayaan
Perempuan,
Masyarakat dan Keluaraga Berencana Provinsi dan Kota, Tim penggerak PKK Provinsi dan Kota. Pembukaan: oleh Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi), dilanjutkan Penyampaian Materi dan Diskusi, moderator oleh Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Masyarakat dan KB Provinsi Bengkulu (Ir. Diah Iriani, Msi). 1 Penyampaian materi diawali dari BPTP yaitu : program BPTP tahun 2012 serta implementasi Permentan no.12 Tahun 2011 (Dr. Dedi Sugandi), serta kegiatan MKRPL tahun 2012 di Bengkulu (Dr. Umi PA). 2 Materi selanjutnya disampaikan dari Dinas lingkup Pertanian di Provinsi yaitu : Program PSDSK di Bengkulu oleh Kepala Dinas Peternakan Prov Bengkulu (Drh. Irianto Abdullah), Implementasi permentan 12. Tahun 2011 dan PUAP di Bengkulu oleh Plh Kadistan (Ir. Trismartono PW), Pelaksanaan program pemanfaatan lahan pekarangan oleh Kepala BKP (Muslih, SH.MH), serta Dukungan penyuluh dalam kegiatan P2BN dan PUAP di Bengkulu boleh Sekretariat Bakorluh Provinsi Bengkulu (Ir. Trasno). Hasil diskusi disepakati adanya sinergi kegiatan antar SKPD, bahan informasi teknologi untuk tanaman di pekarangan belum ada sehingga tanaman sering mati, mohon kegiatan M-KRPL dapat melibatkan tim penggerak PKK. Tindak lanjut dari pertemuan ini adalah:
37
BPTP BENGKULU
1. BPTP siap menerbitkan petunjuk teknis budidaya dan pemeliharaan tanaman sayuran. 2. M-KRPL akan diperluas ke PKK, sekolah dan Puskesmas yang ada di desa terpilih. 3. Informasi tentang M-KRPL (bahan cetakan) akan disebarluaskan ke semua Kabupaten, juga akan disebarluaskan melalui siaran radio ataupun TVRI. 6.1.3. Pameran Inovasi Teknologi Pameran Inovasi direncanakan dalam anggaran sebanyak 1 kali namun realisasi dapat dilaksanakan sebanyak 4 kali yaitu di Kota Bengkulu (dalam rangka HUT Kota Bengkulu), di Balitbangda dalam rangka Hakteknas, di halaman Dinas Pertanian (Hortikultura Expo), serta di Nusa Tenggara Timur dalam rangka PPSL lahan kering. Pada pameran inovasi dalam rangka HUT Kota Bengkulu BPTP menampilkan Inovasi pengelolaan lahan perkotaan untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan di Kota Bengkulu dilaksanakan pada bulan Maret selama 6 hari di Halaman Kantor Walikota Bengkulu. Acara dibuka oleh Bapak Walikota,didampingi seluruh muspida, ibu-ibu PKK, LPM, SDPD Kota Bengkulu. Dari inovasi yang ditampilkan yang paling banyak diminati adalah inovasi M-KRPL (tanaman sayuran dalam polybag). Jumlah pengunjung pameran selama 6 hari sekitar 600 pengunjung. Dampak dari kegiatan pameran, banyak masyarakat dan stakeholders berkunjung ke KBI dan Display MKRPL yang ada di lokasi kantor BPTP. Pameran kedua dilaksanakan bersamaan dengan ekspose pemanfaatan lahan pekarangan dalam rangka TITP 2012 di halaman BPTP Bengkulu. Acara pameran dibuka oleh Asisten II Setda Provinsi, dan dikunjungi oleh Bpk Walikota Bengkulu, serta stakeholders dan siswa SMP dan SMA sebanyak 200 pengunjung. Pameran Inovasi ke tiga dilaksanakan dalam rangka Hari Kebaktian Teknologi Nasional bertempat di Balitbangda Provinsi Bengkulu dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 selama 1 hari. Materi yang dipamerkan adalah inovasi pemanfaatan lahan pekarangan, inovasi peningkatan produksi padi, dan inovasi pengolahan hasil. Acara pameran dibuka oleh Plt Gubernur, Asisten Setda Provinsi, seluruh kepala SKPD se Provinsi Bengkulu, Universitas, serta anak sekolah. Jumlah pengunjung sebanyak 300 orang.
38
BPTP BENGKULU
Gambar 4. Kegiatan Pameran Inovasi Teknologi Pertanian di Kota Bengkulu.
Pameran Inovasi ke empat dilaksanakan di BPTP Nusa Tenggara Timur dalam rangka PPSL lahan kering pada bulan September 2012 selama 4 hari. Pada kesempatan itu pameran dibuka oleh Bpk. Kepala Badan Litbang Pertanian beserta seluruh eselon II lingkup Badan Litbang, seluruh BPTP se Indonesia, dan masyarakat luas NTT. Materi yang ditampilkan pada saat pameran adalah hasil inovasi BPTP Bengkulu di lahan kering antara lain : teknologi budidaya Jeruk Gerga Lebong, olahan Jeruk Kalamansi (sirup), Kakao. Kopi luwak, dan beberapa banner. Pameran inovasi ke empat dilaksanakan di
Dinas Pertanian Provinsi
Bengkulu bersamaan dengan acara Hortikultura Expo dalam rangka HUT Provinsi Bengkulu, yang diikuti oleh seluruh Kabupaten/Kota. Acara dibuka oleh Plt Gubernur, dihadiri oleh seluruh SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pameran dilaksanakan selama 7 hari pada bulan November 2012, jumlah pengunjung diperkirakan 500 orang. Materi yang ditampilkan dalam pameran antara lain : inovasi lahan pekarangan dengan irigasi tetes, budidaya tanaman sayuran, buah-buahan (pepaya Merah Delima, pisang tanpa jantung), teknologi pengendalian lalat buah pada Jeruk, serta budidaya kentang merah. 6.1.4. Open House/ekpose Kegiatan open house dan ekspose dilaksanakan pada bulan Desember 2012 selama 2 hari bersamaan dengan kegiatan seminar hasil litkaji tahun 2012. Jumlah peserta sebanyak 200 orang yang terdiri dari seluruh stakeholders Kabupaten/Kota, stakeholders Provinsi, serta 9 BPTP di luar Bengkulu. Tema open house “Inovasi
39
BPTP BENGKULU
Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung Empat Sukses Program Strategis Kementerian Pertanian di Provinsi Bengkulu”.
Gambar 5. Kegiatan Open House dan Ekspose Tahun 2012 di BPTP Bengkulu
Tujuan
kegiatan:
1)
Menyebarluaskan inovasi
hasil pengkajian
dan
diseminasi teknologi pertanian kepada stakeholder dan pengguna teknologi lainnya; 2) Mendapatkan numpan balik untuk penyempurnaan kegiatan pengkajiian dan diseminasi dimasa mendatang; 3) Tukar menukar informasi tentang berbagai pengembangan usahatani berbasis inovasi teknologi pertanian dalam mewujudkan pembangunan pertanian di provinsi Bengkulu. Open House Expo dan Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi (Exsitek) dihadiri oleh: a) Perguruan tinggi sebanyak 15 orang, b) Lembaga lingkup pertanian
Provinsi
Bengkulu
sebanyak
15
orang,
c)
lingkup
pertanian
Kabupaten/Kota Bengkulu sebanyak 20 orang, d) Lembaga penelitian/pengkajian di Provinsi Bengkulu sebanyak 50 orang, dan e) Peneliti dari provinsi lain sebanyak 15 orang. Pada saat pembukaan dihadiri oleh: a) Gubernur Bengkulu yang diwakili oleh Asisten II Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan; Ir. H.M. Nashsyah, MM, MT (Gubernur tidak bisa hadir karena persiapan pelantikan definitif Gubernur bengkulu pada tanggal 17 Desember 2012), b) kepala Badan Litbang Pertanian yang diwakili oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pegembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Bogor; Dr. Kasdi Subagiyono, c) Kepala Dinas instansi lingkup pertanian Provinsi Bengkulu, d) Kelompok tani, dan e) Tokoh masyarakat sekitar BPTP Bengkulu.
40
BPTP BENGKULU
Ekspose dan Seminar inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi (Exsitek) ini tidak hanya mengundang antusias petani, nampak mahasiswa, pelajar, dan stakeholder juga hadir. Selain itu kegiatan ini diliput oleh Koran setempat, RRI Regional Bengkulu, dan TVRI Bengkulu. Penyampaian materi expo dilakukan dalam berbagai bentuk sehinga dapat diterima secara cepat dan tepat oleh barbagai sasaran. Open House ini rencananya akan menjadi ajang acara dua tahunan BPTP Bengkulu dengan akronim EXSITEK yaitu singkatan dari Expose Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi. 6.2. Kegiatan Pengkajian 6.2.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Di Bengkulu (Rekomendasi Program Ketahanan Pangan Dan DampakPerubahan Iklim) Salah satu fungsi BPTP Bengkulu adalah membantu Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Bengkulu dalam merumuskan alternatif rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian. Pada tahun 2012 melalui kegiatan Analisis Kebijakan telah dilakukan survei yang bertujuan untuk: (1) melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kebun kelapa sawit rakyat, dan (2) melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
petani
melakukan
diversifikasi
pangan
melalui
pemanfaatan
pekarangan. Dari survei ini diharapkan diperoleh alternatif strategi pencegahan alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan dan strategi pemanfaatan pekarangan sebagai penyedia sumber pangan keluarga. Survei dilaksanakan di beberapa kabupaten sesuai dengan topik kajian. Data yang dikumpulkan meliputi keragaan responden dan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan dan diversifikasi pangan melalui pemanfaatan pekarangan. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik. Sampai dengan bulan Desember tahun 2012 telah dilakukan survei di 6 kabupaten yaitu: (1) Kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan untuk mensintesis strategi pencegahan alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan menjadi perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu; (2) Kabupaten Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu untuk mendapatkan rekomendasi diversifikasi pangan melalui pemanfaatan pekarangan.
41
BPTP BENGKULU
Gambar 6. Rangkaian Kegiatan Anjak di Provinsi Bengkulu
Dari survei tersebut diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kebun kelapa sawit di Bengkulu adalah luas lahan sawah, tingkat pengetahuan petani tentang larangan melakukan alih fungsi lahan tanaman pangan, kekurangan air irigasi, dan pendapatan usahatani padi yang lebih rendah daripada kelapa sawit. Rekomendasi alternatif arah kebijakan untuk mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian menjadi kebun kelapa sawit di Bengkulu adalah: 1) menetapkan lahan abadi pertanian tanaman pangan di wilayahwilayah sentra produksi padi untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi kebun kelapa sawit, 2) melakukan perbaikan saluran irigasi dan mendorong peran kelembagaan petani dalam pengelolaan jaringan irigasi, 3) meningkatkan penyuluhan kepada petani, kelompok tani, dan pemuka masyarakat tentang aturan perundangan
mengenai
larangan
alih
fungsi
lahan,
dan
4)
meningkatkan
produktivitas padi melalui penerapan teknologi untuk peningkatan pendapatan petani. Rekomendasi alternatif arah kebijakan untuk mengembangkan pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan diversifikasi pangan di Bengkulu adalah: 1) meningkatkan penyuluhan kepada wanita tani tentang teknologi dan manfaat pemanfaatan pekarangan, 2) membuka peluang pemanfaatan pekarangan secara berkisanambungan dengan menumbuhkan kelompok pengolahan hasil pertanian. 6.2.2. Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Gerga di Lebong Jeruk RGL merupakan komoditas unggulan Kabupaten Lebong karena mempunyai keunggulan kompetitif yaitu buahnya berwarna kuning-orange dan berbuah sepanjang tahun. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengembangan 42
BPTP BENGKULU
jeruk RGL yang ditemui di lapangan pada proses produksi jeruk RGL di Lebong, diantaranya adalah belum ada dosis pupuk yang spesifik lokasi, biaya pupuk dan pestisida yang tinggi dan penampilan sebagian kulit buah pucat dan tidak mulus atau burik/kusam. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian dengan tujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas jeruk. Pengkajian dilaksanakan pada tahun 2012 di Kelurahan Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong. Ruang lingkup pengkajian yaitu: 1) pengkajian pemangkasan dan pemupukan jeruk RGL dan 2) kajian saat petik buah jeruk yang optimal. Pengkajian pemangkasan dann pemupukan menggunakan RAK faktorial 2 faktor dengan faktor ke-1 adalah pemangkasan yang terdiri dari 2 perlakuan pangkas yaitu (1) pemangkasan rekomendasi dan (2) pemangkasan cara petani (kontrol). Faktor ke-2 adalah pemupukan yang terdiri dari 3 perlakuan pupuk yaitu: (1) berdasarkan hasil panen terangkut; (2) berdasarkan analisis tanah dan tanaman dan (3) berdasarkan teknologi petani (kontrol). Jumlah kombinasi perlakuan ada 6 dengan ulangan sebanyak 4 kali. Pengamatan yang dilakukan meliputi keragaan vegetatif tanaman, jumlah/produktivitas buah, dan hama penyakit utama yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas buah. Kajian saat petik buah optimal menggunakan RAL dengan 7 perlakuan saat petik yang diulang 3 kali dengan pengambilan buah menurut kuadran. Perlakuan saat petik : 32, 34, 36, 38, 40, 42, 44 minggu setelah bunga mekar.
Gambar 7. Kegiatan Pengkajian Jeruk Gerga di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu
43
BPTP BENGKULU
Parameter yang diukur adalah kualitas buah (nilai brix). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Hasil pengkajian selama 2 kali pemupukan memperlihatkan bahwa perlakuan pemupukan berdasarkan analisis tanah dan tanaman dengan pemangkasan rekomendasi (rutin) maupun cara petani menghasilkan jumlah buah yang lebih banyak yaitu masing-masing 95 dan 133 buah/pohon. Penampilan buah yang terbaik pada pohon yang dipangkas secara rutin. Dari kajian saat petik buah yang optimal belum diperoleh umur buah yang tepat untuk memperoleh kualitas buah yang tinggi, karena pemetikan buah baru dilakukan 2 kali. Nilai brix yang diperoleh adalah 11. Kajian masih berlangsung hingga Februari 2013. 6.2.3. Pengkajian Peluang Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Ternak Sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong Dalam usaha perternakan sapi perah, kualitas susu dipengaruhi oleh genetik (bibit), pakan dan tatalaksana pemeliharaan. Pakan merupakan bagian terpenting dan menentukan tinggi rendahnya kualitas susu, pertumbuhan dan pada akhirnya akan menentukan besar kecilnya pendapatan. Tujuan pengkajian adalah mengkaji peluang pemanfaatan bahan baku pakan lokal untuk pengembangan ternak sapi perah dan mengkaji pengaruh pemberian pakan tambahan berbahan baku lokal terhadap peningkatan produktivitas ternak sapi perah. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilaksanakan pada kelompok (P4S) Harapan Maju Kelurahan Air Duku, Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan 20 ekor sapi selama 4 bulan, dimulai
Januari sampai dengan
November 2012 dengan 4 perlakuan 5 ulangan, perlakuan 1 (P1) hijauan 10% dari berat badan ditambah dedak padi 2 kg ditambah konsentrat 0,8 kg ditambah kulit kopi 0,2 kg ditambah ultramineral 0,1 kg ditambah ubi kayu 1,0 kg, Perlakuan 2 (P2) hijauan 10% dari berat badan ditambah dedak padi 2 kg ditambah konsentrat 0,4 kg ditambah kulit kopi 0,6 kg ditambah ultramineral 0,1 kg ditambah ubi kayu 1,0 kg, Perlakuan 3 (P3) ) hijauan 10% dari berat badan ditambah dedak padi 2 kg ditambah kulit kopi 0,1 kg ditambah ultramineral 0,1 kg ditambah ubi kayu 1,0 kg dan Perlakuan 4 (P4) hijauan saja (kontrol).
44
BPTP BENGKULU
Gambar 8. Pengkajian Peluang Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Sapi Perah di Kabupaten Rejang Lebong.
Hasil kegiatan diperoleh data sebagai berikut perlakuan pertama adalah ratarata produksi susu 15 liter/ekor/hari, kadar protein 15,52%, lemak 3,28%, pH 6,72 dan BJ 1,0272, Perlakuan kedua produksi susu 13 liter/ekor/hari, kadar potein 15,168%, lemak 3,78%, pH 6,62 dan BJ 1,0298, perlakuan ketiga produksi susu 12 liter/ekor/hari, kadar protein 14,244%, lemak 3,78%, pH 6,78 dan BJ 1,0247, sedangkan perlakuan keempat (kontrol) produksi susu 8 liter/ekor/hari, kadar protein 12,414%, lemak 4,5%, pH 6,72 dan BJ 1,0285. Kesimpulan Pemberian
pakan
tambahan berbahan baku lokal dapat meningkatkan kadar protein, kadar lemak, kadar pH dan Berat Jenis susu sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong. 6.2.4. Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Kabupaten Kepahiang Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) dilakukan di Desa Suro Bali Kacamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu dari bulan Februari – November 2012. Daerah ini merupakan salah satu sentra produksi kakao di Kabupaten Kepahiang. Tujuan Pengkajian ini adalah
1)
Mengkaji implementasi paket teknologi pengendalian hama PBK pada perkebunan kakao milik rakyat dan 2) Mempelajari respon petani terhadap paket teknologi pengendalian PBK. Dalam pengkajian ini Menggunanak rancangan acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Menggunakan lahan perkebunan kakao petani seluas 5 ha. Perlakuan merupakan komponen teknologi pengendalian Hama PBK yang disusun antara lain: 1) Pemangkasan, panen sering, sanitasi dan pengendalian hayati, 2) Pemangkasan, panen sering, sanitasi, dan pengendalian 45
BPTP BENGKULU
kimiawi, 3) Pemangkasan, panen sering, sanitasi dan sarungisasi buah kakao, dan 4) Kontrol (kebiasaan petani). Pemupukan diberikan sesuai anjuran.
Gambar 9. Kegiatan Pengkajian Kakao di laksanakan di Kabupaten Kepahiang.
Parameter yang diamati adalah persentase buah terserang (%), intensitas serangan (%), dan berat biji basah dan kering (gram). Pengamatan dilakukan setiap minggu. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa penerapan komponen teknologi pemangkasan, panen sering, sanitasi dan penyarungan buah memperlihatkan terjadinya penurunan intensitas serangan berat dari 53,33 % pada 4 minggu setelah aplikasi teknologi (MSA) menjadi 36,67 % pada 8 minggu setelah aplikasi teknologi (MSA). Produktifitas meningkat dari rata rata 835 kg/ha/th menjadi 960 kg/ha/th dalam masa 8 bulan penerapan inovasi teknologi pengendalian PBK. Pada pengamatan analisis usahatani dengan nilai R/C 3,42, maka secara ekonomi, usahatani kakao yang dikelola petani dengan inovasi teknologi dapat memberikan keuntungan yang signifikan dan layak untuk diusahakan secara berkelanjutan. 6.2.5. Pengkajian Peluang Pasar dan Teknologi Produksi Kentang Merah Spesifik Lokasi Dataran Tinggi dan Medium Provinsi Bengkulu Pengkajian Peluang Pasar dan Teknologi Produksi Kentang Merah Spesifik Lokasi Dataran Tinggi dan Medium Provinsi Bengkulu terdiri dari dua kegiatan pengkajian yaitu peluang pasar dan Teknologi Produksi Kentang Merah. Tujuan dilakukan guna: a) mendapatkan gambaran kelayakan usahatani Kentang Merah yang menguntungkan, b) melakukan penilaian pasar atas produk kentang di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang, c) alternatif pengembangan Kentang Merah di Provinsi Bengkulu.
46
BPTP BENGKULU
Gambar 10. Kegiatan Pengkajian Kentang Merah di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
Hasil kajian yang diharapkan gambaran tentang situasi pasar, potensi pasar, serta atribut-atribut kentang yang disukai konsumen. Informasi hasil kajian ini akan digunakan untuk menyusun strategi pemasaran bagi petani-petani kentang di Provinsi Bengkulu, 2) Penerapn teknologi produksi dilakukan dengan: a) pelaksanaan pengkajian secara partisipatif di lahan 3 orang petani kooperator di lahan dataran tinggi dan 3 orang petani kooperator di lahan dataran medium, dan b) pengkajian dilakukan sebanyak 4 ulangan. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui peluang pasar Kentang Merah dan mendapatkan teknologi Budidaya Kentang Merah spesifik dataran tinggi dan dataran medium di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Keuntungan usahatani kentang yang telah dilakukan cukup besar dengan tingkat pengembalian biaya tertinggi sebesar 1,5 yang berarti usahatani kentang di lokasi layak diusahakan. Produktivitas umbi tertinggi rata-rata 16,000 ton/ha untuk dataran medium dan produktivitas umbi tertinggi rata-rata 22,500 ton/ha untuk dataran tinggi. 6.2.6. Studi Potensi dan Peluang Pengembangan Sapi Perah di Bengkulu Kesadaran masyarakat akan konsumsi susu untuk meningkatkan gizi menjadi salah satu faktor meningkatnya permintaan susu, maka pengembangan usaha sapi perah merupakan salah satu alternatif termasuk Provinsi Bengkulu merupakan wilayah yang mempunyai potensi dan cocok untuk pengembangan sapi perah. Untuk itu dilakukan pengkajian studi potensi dan peluang pengembangan sapi perah di Bengkulu, di lokasi sentra sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis potensi daerah untuk pengembangan
47
BPTP BENGKULU
sapi perah sebagai penghasil susu dan mengetahui peluang pasar susu sapi di Bengkulu. Pengkajian ini termasuk dalam kajian analisis studi potensi menggunakan metode dasar deskriptif analisis, yaitu survei dan desk study. Pengamatan potensi dan peluang pengembangan sapi perah bersumber dari data skunder dan data primer darii survei pengisian kuesioner melalui metoda wawancara langsung, FGD dan pertemuan terhadap 30 orang peternak sapi perah sebagai responden dipilih secara purposive berdasarkan sebaran peternak dengan kriteria sudah memiliki pengalaman usaha minimal 2 tahun dan memiliki sapi perah laktasi. Data terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif menggunakan persentasi tabel, analisis SWOT (potensi apeluang pengembangan sapi perah di Bengkulu. Hasil pengkajian memberikan potensi daerah dengan ketinggian 840 – 1.400 m dpl, suhu rata-rata 260C serta karakteristik peternak dengan usia produktif 42 Tahun, pendidkan SLTA, anggota keluarga terlibat usahatani 2 orang. Didukung keragaan usahaternak dengan kepemilikan 2 – 3 ekor sapi perah pada kodisi reproduksi (S/C) 1,66 dan produksi susu hanya mencapai 4 – 5 liter/ekor/hari serta kepemilikan kebun rumput mencapai 0,533 ha daya tampung kecukupan pakan hijauan 6 ST
merupakan
potensi dan peluang pengembangan usahaternak sapi perah.
Gambar 11. Kegiatan Pengkajian Potensi Sapi Perah di Provinsi Bengkulu
Dilihat dari peluang pasar memberikan potensi keinginan konsumen mengkonsumsi susu segar (pasteurisasi) cukup tinggi dengan atribut rasa strowberi dan rasa cokelat (59,45% dan 35,14%); kemasan berupa cup plastik (51,35%) dengan volume isi 240 ml (86,49%) dengan patokan harga Rp 2.000 sampai Rp 4.000/unit kemasan (86,49%) dan 73,38% konsumen sangat setuju diperoleh secara berlangganan. Sedangkan dilihat dari skala prioritas strategi peluang pengembangan 48
BPTP BENGKULU
sapi perah di Bengkulu teridentifikasi 4 faktor utama strategi secara berurutan adalah: meningkatkan produksi susu sapi perah; pemberian pakan tambahan berbasiskan sumberdaya lokal diproduksi sarana pabrik pakan yang sudah ada; penumbuhan dan penguatan kelembagaan pelaku usaha maupun pemasaran hasil dan produk olahan susu; serta optimalisasi pengembangan kebun rumput dan pembibitan hijauan unggul oleh peternak masing-masing dengan nilai skor ketertarikan (attractive score) 5,70; 5,45; 4,30 dan 3,80. 6.2.7. Pengkajian Varietas Unggul Padi Rawa Pada 2 Tipe Lahan Rawa Spesifik Bengkulu Pengkajian varietas unggul padi rawa pada 2 tife lahan rawa spesifik Bengkulu bertujuan untuk 1) mengevaluasi adaptasi 8 varietas unggul padi pada lahan rawa spesifik lokasi, 2) menguji respon 8 varietas unggul padi rawa pada dua level pemupukan di dua tipologi lahan rawa spesifik Bengkulu, 3) menguji respon varietas padi rawa terhadap musim tanam di Provinsi Bengkulu, 4) Mengevaluasi penyebarluasan varietas unggul padi rawa. Pengkajian dilakukan pada musim kemarau pada lahan rawa lebak di Desa Dusun Baru Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah dan rawa pantai di Kelurahan Rawa Makmur Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu.
Gambar 12. Kegiatan Pengkajian Padi Rawa yang dilaksanakan pada dua Kabupaten di Provinsi Bengkulu.
Rancangan percobaan yang
digunakan adalah rancangan petak terpisah
dengan 3 ulangan. Petak utama adalah perlakuan dosis pupuk yang terdiri atas dua level, yaitu: 1) urea 100 kg/ha , SP-36 50 kg/ha dan KCl 50 kg dan 2) urea 200 kg/ha , SP-36 100 kg/ha dan KCl 100 kg. Anak petak adalah 8 varietas padi sawah 49
BPTP BENGKULU
terdiri atas 7 varietas padi rawa dan 1 varietas padi sawah irigasi (sebagai pembanding). Keenam varietas padi rawa yang digunakan adalah; Inpara 1, Inpara2, Inpara-3, Inpara-4, Inpara-5, Indragiri dan Banyuasin sedangkan varietas padi sawah irigasi yang digunakan adalah Cigelis. Hasil pengkajian menunjukan bahwa 1) Varietas Inpara 1, Inpara 2 dan Indragiri merupakan varietas yang adaptif di lahan rawa lebak spesifik
Bengkulu, 2) Varietas Inpara 3 dan Banyuasin merupakan
varietas yang adaptif di lahan rawa pantai spesifik
Bengkulu 3) Perlakuan dosis
pupuk belum dapat diterapkan karena adanya cekaman iklim yang terjadi di lapangan, 4) Penyebaran varietas padi rawa terdapat di Kabupaten Seluma, Kota Bengkulu, Bengkulu Tengah dan Muko-muko hingga saat ini baru Inpara 5. 6.2.8. Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap Produksi Kelapa Sawit Rakyat di Provinsi Bengkulu Penelitian analisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan di Provinsi Bengkulu pada bulan januari sampai dengan september 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu,mengetahui tingkat keuntungan petani kealpa sawit dan mengetahui tren produksi kelapa sawit lima tahun yang akan datang. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di kabupaten Seluma dan Kabupaten Mukomuko dengan responden
berjumlah
148
orang
petani
kelapa
sawit
rakyat
yang
sudah
menghasilkan. Responden dipilih secara purposive random sampling dengan kriteria memiliki kebun kelapa sawit yang telah menghasilkan pada lahan kering atau lahan gambut.
Gambar 13. Kegiatan Penelitian Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi Kelapa Sawit Rakyat di Provinsi Bengkulu.
50
BPTP BENGKULU
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui informasi yang dihimpun dari responden menggunakan instrumen daftar pertanyaan yang disusun secara terstruktur
(kuesioner)
meliputi
identitas
responden,
kelembagaan
petani
kepemilikan lahan dan ternak, aksesibilitas wilayah serta input produksi. Data sekunder yang digunakan seperti produksi dan luas lahan kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu tahun 2006- 2010. Analisis data dilakukan melalui pendekatan fungsi produksi bertipe cobb-douglas. Hasil yang diperoleh adalah faktor yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit rakyat adalah luaslahan, umur tanaman, jumlah pemberian pupuk dan curahan tenaga kerja dengan tingkat keuntungan yang diperoleh petani adalah Rp. 5.092.534/Ha/tahun. Luasan pertanaman kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu sampai tahun 2010 adalah 413.263 ha dengan produksi 1.384.329 ton. Selama periode 2011 – 2016 kelapa sawit di provinsi bengkulu diramalkan akan semakin meningkat. 6.2.9. Berbagai Klon Unggul Karet Spesifik Untuk Peningkatan Produksi Karet Rakyat Di Bengkulu Survei
Berbagai Klon Unggul Karet Spesifik Untuk Peningkatan Produksi
Karet Rakyat di Bengkulu sudah dilaksanakan dari bulan Juni sampai bulan Juli 2012. Survei bertujuan untuk 1) Mengetahui klon unggul karet spesifik yang sesuai di Propinsi Bengkulu, 2) Mengetahui tingkat penerapan teknologi budidaya dan pasca panen karet rakyat di Provinsi Bengkulu.
Gambar 14. Kegiatan Penelitian Berbagai Klon Unggul Karet Spesifik Untuk Peningkatan Produksi Karet Rakyat di Bengkulu.
51
BPTP BENGKULU
Survei dengan menggunakan kuisioner dilakukan di lima Kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Utara, Selatan, Seluma, Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kaur dengan total petani responden sebanyak 250 orang. Data yang dihimpun meliputi keragaan petani, penerapan teknologi budidaya, penggunaan klon unggul dan produktifitasnya. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani karet rakyat di Bengkulu telah menanam 5 klon unggul yaitu PB260, GT 1, BPM 24,
RRIC 100, dan BPM 1. Produktivitas klon unggul karet tertinggi
dihasilkan oleh klon PB 260 yaitu sebesar 1.185 kg/ha/tahun. diikuti klon GT 1, BPM 24, RRIC 100, dan BPM 1 masing masing 1.067, 996, 878 dan 777 kg/ha/tahun. Produktivitas seluruh klon tersebut masih di bawah potensi produksinya. Rendahnya produktivitas karet rakyat sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain teknik budidaya yang diterapkan belum mengikuti anjuran seperti
dosis pemupukan di
bawah dosis anjuran, cara pemupukan yang tidak tepat, teknik penyadapan belum tepat anjuran. Selain itu serangan penyakit jamur akar putih menyebabkan banyaknya tanaman yang rusak dan mati sehingga populasi tanaman berkurang. Selain itu penyakit mati bidang sadap akibat teknik penyadapan yang tidak tepat juga berkontribusi terhadap rendahnya produktifitas latek ditingkat petani. 6.2.10. Kajian Efikasi, Efisiensi Dan Perkembangan Gulma Jangka Pendek Dari 3 Herbisida Pada Kelapa Sawit Rakyat Di Provinsi Bengkulu Peningkatan produktivitas kelapa sawit dapat ditingkatkan melalui penerapan inovasi teknologi pengendalian gulma, pengendalian gulma membutuhkan biaya yang tinggi (Sahid dan Chan, 2000; Azahari dkk., 2004). Sehingga perlu dilakukan kajian efikasi, efisiensi dan perkembangan gulma jangka pendek dari 3 herbisida pada kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu. Percobaan pengendalian gulma dengan herbisida (paraquat, glifosat dan oxyfluorfene) dilaksanakan pada dua agroekosistem, yaitu pada agroekosistem lahan mineral (optimal) dan agroekosistem lahan bergambut (sub optimal) di Provinsi Bengkulu. Percobaan dilakukan pada bulan Februari sampai dengan September 2012. Percobaan lapangan dilaksanakan pada tanaman kelapa sawit yang telah menghasilkan dengan kisaran umur 4-5 tahun. Percobaan yang terdiri atas 7 perlakuan akan dirancang dalam RCBD dengan 3 ulangan. Tiap plot berukuran 4,5 x 27 m yang terdiri atas 3 tanaman kelapa sawit. Tujuan dari kajian ini adalah: 1) Untuk menentukan efektifitas dari 3 herbisida
52
BPTP BENGKULU
berbahan aktif paraquat, glifosat dan oxyflourfene dalam pengendalian gulma campuran pada tanaman kelapa sawit, 2) Untuk mengevaluasi efikasi dari penggunaan herbisida campuran dari 2 bahan aktif, 3) Untuk menentukan perlakuan yang paling efisien dalam pengendalian gulma, 4) Mengkaji tingkat pengetahuan dan keterampilan petani dikaitkan dengan penggunaan herbisida dan penggunaan perlengkapan keselamatan kerja.
Gambar 15. Kajian Efikasi, Efisiensi Dan Perkembangan Gulma Jangka Pendek Dari 3 Herbisida Pada Kelapa Sawit Rakyat Di Provinsi Bengkulu.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa herbisida paraquat dan glifosat secara tunggal sama-sama efisien dalam pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit yang telah menghasilkan. Penggunaan herbisida paraquat dan glifosat memerlukan biaya
yang
lebih
murah
(Rp.1.218.679)
dibandingkan
dengan
penggunaan
oxyfluorfen (Rp. 2.301.596).Petani perkebunan kelapa swait belum memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja dalam aplikasi herbisida. Selain itu juga belum ada pendampingan dari pihak petugas/stakeholder mengenai kesehatan dan keselamatan kerja petani perkebunan kelapa sawit rakyat dalam melakukan penyemprotan. 6.2.11. Model Usahatani Sapi Potong di Lahan Kering Berbasis Kelapa sawit. Sampai saat ini usaha ternak sapi dikawasan perkebunan kelapa sawit belum optimal karena peternak belum memamahi dengan baik manfaat limbah sawit berupa pelepah dan solid untuk pakan ternak. Penelitian model usaha sapi potong dilahan kering berbasis tanaman sawit dilakukan pada tingkat peternak dalam satu kelompok peternak penggemukan sapi Bali di Kabupaten Seluma. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sumberdaya pakan lokal hasil samping tanaman
53
BPTP BENGKULU
sawit (pelepah sawit dan solid) secara optimal untuk penggemukan sapi Bali, menentukan komposisi pakan konsentrat dan hasil samping industry perkebunan dan menentukan
tingkat
efisiensi
usaha
penggemukan
berdasarkan
rasio
nilai
pendapatan dengan biaya produksi. Penelitian ini menggunakan sapi milik peternak sebanyak 32 ekor sapi Bali dengan perlakuan 8 ekor diberi pakan hijauan 100% ditambah solid fermentasi 2 kg (A1), 8 ekor diberi pakan hijauan 100% ditambah pakan komersial (A2), 8 ekor diberi pakan hijauan 80% dengan pelepah sawit fermentasi 20% ditambah solid fermentasi 2 kg (B1), dan 8 ekor diberi pakan hijauan 80% dengan pelepah sawit fermentasi 20% ditambah pakan komersial 2 kg (B2).
Gambar 16. Kegiatan Model Usaha Sapi Potong dilahan Kering Berbasis Kelapa Sawit di Bengkulu.
Hasil penelitian ini adalah: 1) Konsumsi pakan sapi Bali jantan sampai dengan lama penggemukan 90 hari tertinggi dicapai pada perlakuan B2 dengan formulasi pakan hijauan 80% dan pelepah sawit fermentasi 20% dan konsentrat komersial 2 kg yaitu sebesar 28,07 kg/ekor/hari, kemudian diikuti perlakuan A2 sebesar 22,51 kg/ekor/hari, B1 sebesar 21,39 kg/ekor/hari dan paling rendah pada perlakuan A1 yaitu sebesar 19,70 kg/ekor/hari, 2) Tingkat konversi pakan perlakuan A1 27,75 dengan formulasi pakan hijauan 100% dan solid fermentasi 2 kg/ekor/hari adalah yang paling baik diikuti perlakuan B2 40,68, B1 41,94 dan A2 53,60 3) PBBH tertinggi di capai pada perlakuan A1 yaitu sebesar 0,71 kg/ekor/hari, kemudian diikuti B2 sebesar 0.70 kg/ekor/hari, B1 sebesar 0.51 kg/ekor/hari dan terendah A2 sebesar 0.42 kg/ekor/hari. Kesimpulan yang diperoleh yaitu 1) limbah kelapa sawit dalam bentuk pelepah dan solid fermentasi dapat digunakan untuk pakan ternak sapi potong, 2) Komposisi pakan berupa rumput adlibitum ditambah solid fermentasi 2 54
BPTP BENGKULU
kg/hari memberikan respon terhadap pertambahan bobot badan harian paling tinggi, 3) Secara ekonomi penggunaan limbah sawit lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan pakan komersial. 6.2.12. Pengembangan Nanoekapsulasi Minyak sawit Merah Sebagai Ingredien Pangan Fungsional Untuk meningkatkan Nilai Tambah Minyak sawit Merah sebesar 20% Salah satu produk turunan minyak sawit dengan nilai tambah tinggi adalah minyak sawit merah (Red Palm Olein).Minyak sawit merah mengandung β-karoten 375 ppm, vitamin E 559-1000 ppm dalam bentuk tokoferol 18-22% dan tokotrienol 78-82%.Beta karoten merupakan golongan karotenoid dengan aktivitas provitamin A tertinggi karena dalam saluran pencernaan diubah menjadi vitamin A atau retinol dengan potensi satu unit beta karoten menjadi dua unit retinol. Beberapa penelitian telahmenunjukkan bahwa karotenoid dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia, melindungidan mencegah terhadap gangguan kesehatan seperti penyakit jantung, kanker, dan katarak.Berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, β-karoten sangat potensial digunakan sebagai bahan fungsional dalam produk pangan. Namun, β-karotenbersifat tidak larut dalam air dan kelarutannya lemah dalam minyak karenabentuk kristalnya, sehingga sulituntuk memasukkan dalam produk pangan. Selain itu β-karoten juga bersifat sensitif terhadap cahaya,oksigen, dan panas, yang membatasi aplikasinya dalam industri pangan Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut telah mendorong peneliti untuk melakukan penelitian Pengembangan Nanoenkapsulasi Minyak Sawit Merah sebagai Ingredien Pangan Fungsional untuk Meningkatkan Nilai Tambah Minyak Sawit Merah sebesar 20%. Kegiatan penelitian yang telah dilakukan selama Februari – Nopember 2012 meliputi 1) konsultasi teknologi, 2) pengolahan minyak sawit merah, 3) karakterisasi sifat fisikokimia minyak sawit merah (RPO), 4) formulasi emulsi minyak sawit merah, 5) karakterisasi ukuran droplet emulsi, 6) formulasi nanoenkapsulasi minyak sawit merah, dan 7) karakterisasi nanoenkapsulasi minyak sawit merah. Minyak sawit merah yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit merah yang diolah dari minyak sawit mentah ( Crude Palm Oil) pada skala pilot plant, meliputi prosesdegumming, deasidifikasi, deodorisasi dan fraksinasi. Hasil uji karakteristik minyak sawit merah menunjukkan minyak sawit merah yang digunakan pada penelitian ini memiliki total karoten 556,93±0,24 ppm, kadar beta karoten 333 55
BPTP BENGKULU
ppm, kadar asam lemak bebas sebesar 0,13±0,0%, bilangan peroksida 0,81±0,0 miliequivalent peroksida/kg, bilangan TBA 0,015±0,001 mg malonaldehid/kg minyak, dan kadar air 0,07±0,01%.
Gambar 17. Foto kegiatan Pengembangan Nanoenkapsulasi Minyak Sawit Merah di Laboratorium IPB, Bogor.
Nanoemulsi pada prinsipnya dapat dibuat dengan menggunakan dua pendekatan metode, yaitu energi tinggi atau energi rendah. Pada penelitian ini pendekatan energi rendah dilakukan dengan metode emulsifikasi spontan, dan pendekatan energi tinggi dengan ultraturrax homogenizer danhigh pressure
homogenizer. Hasil uji kelarutan minyak sawit merah dalam pelarut menunjukkan pelarut yang dapat digunakan untuk formulasi nanoemulsi adalah ethyl asetat jenuh air. Dengan pendekatan energi rendah metode emulsifikasi spontan, formulasi emulsifier Tween 20 pada formulasi fase air : fase organik 10 : 90 menghasilkan droplet emulsi minyak yang masih berukuran besar sekitar 1 sampai 3 µm. Dengan meningkatkan konsentrasi minyak sawit merah dengan perbandingan fase organik : fase air 20 : 80 dan 30 : 70, emulsifier Tween 20 menunjukkan ukuran droplet emulsi yang semakin kecil namun masih berkisar 0,5 sampai 2,8 µm. Formulasi emulsi dengan emulsifier Tween 80 ternyata dapat menurunkan ukuran droplet emulsi minyak sawit merah hingga kurang dari 1,2 µm baik pada formulasi fase minyak : fase air 10:90, 20:80, dan 30:70. Peningkatan kecepatan ultraturrax
homogenizer dapat menurunkan ukuran droplet emulsi minyak sawit merah, namun tetap belum bisa mencapai ukuran kurang dari 1 µm. Formulasi nanoemulsifikasi dengan rasio fase minyak : fase air 5 : 95, 1 : 9, dan 15 : 85 (v/v), serta konsentrasi emulsifier 5% dan 10% (v/v), denganhigh pressure homogenizer pada tekanan 5.000 psi dan 10 siklus sudah dapat menghasilkan larutan nanoemulsi minyak sawit 56
BPTP BENGKULU
merah yang memiliki ukuran diameter droplet kurang dari 100 nm dan distribusi ukuran droplet relatif sempit. Ukuran diameter droplet nanoemulsi minyak sawit merah dipengaruhi oleh rasio fase minyak : fase air, konsentrasi emulsifier, dan tekanan homogenisasi. Setelah proses enkapsulasi dengan pengering semprot ( spray
drier), bubuk enkapsulat nanoemulsi minyak sawit merah mengalami peningkatan ukuran diameter droplet menjadi lebih dari 1 µm. Penelitian ini terkendala pada uji coba metode nanoemulsifikasi sehingga penentuan formulas nanoemulsifikasi terpilih menjadi lebih lama, akibatnya tahap nanoenkapsulasi menjadi kurang optimal. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk optimasi proses nanoenkapsulasi minyak sawit merah serta aplikasi nanoenkapsulat ke dalam sistem model produk pangan. 6.3.
Kegiatan Diseminasi
6.3.1. Visitor Plot Teknologi Budidaya Padi Rawa Kegiatan percepatan pengembangan inovasi teknologi yang melalui kegiatan diseminasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemandu lapangan. Visitor plot adalah bagian dari diseminasi teknologi hasil penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan dirumah kaca, kebun percobaan, lahan petani. Kegiatan visitor di lahan petani yang dilaksanakan BPTP Bengkulu Tahun Anggaran 2012 adalah Visitor Plot Teknologi Budidaya Padi rawa yang melibatkan kelompoktani Harapan Jaya Desa Karang Anyar dan petugas lapang Kecamatan Semidang
Alas
Maras
Kabupaten
Seluma,
Kelompoktani
Harapan
Makmur,
kelompoktani Serunting Sakti/Srigunting Desa Rimbo Kedui Kecamatan Seluma selatan dan Kelompoktani Lembak Mekar Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. Inovasi teknologi yang diterapkan adalah Pengelolaan Tanah dan Tanaman Terpadu (PTT) padi rawa dengan varietas Inpara 2. Lahan rawa yang dipilih adalah lahan rawa lebak pematang dan lebak tengahan. Hasil pelaksanaan kegiatan sebagai berikut 1). Hasil rata-rata gabah kering panen padi varietas Inpara 2 adalah 6.8 t/ha pada ekosistem lahan rawa lebak pematang atau dangkal tanah mineral dan lahan rawa lebak tengahan tanah bergambut, 2) Hasil análisis usahatani rata-rata penerimaan pendapatan usahatani petani kooperator di Desa Rimbo Kedui kecamatan seluma selatan selama lebih kurang 4 bulan adalah Rp.17.160.100,(Rp.4.290.025/bulan).
Sedangkan
di
Kecamatan
Semidang
Alas
Maras
Rp.16.311.400,- (Rp.4.077.850/bulan dan petani non kooperator Rp.11.307.400,57
BPTP BENGKULU
(Rp.2.826.850/bulan), 3). Respon visitor terhadap adopsi komponen teknologi adalah: varietas 80%, Sistem tanam jajar legowo 75%, jumlah bibit 1-3 batang 70%, umur bibit muda 60 %, jumlah bibit 1-3 batang 70%, luas persemaian 50% sedangkan komponen teknologi lannya di bawah 50% seperti jumlah kebutuhan benih/ha hanya 45%, pemupukan 3 kali hanya 30%, dan dosis pupuk anjuran 20%.
Gambar 18. Kegiatan Visitor Plot Teknologi Budidaya Padi Rawa di Provinsi Bengkulu.
Alasan petani memilih varietas Inpara 2 adalah rasa nasi 95%, produksi tinggi 9%,dan anakan banyak 70% dan 4). Penyebarannya varietas inpara pada MH 2012/2013 bertambah dalam jumlah vulome, rencana luas tanam pada tiga kabupaten dan sembilan Kecamatan melalui kegiatan diseminasi Visitor Plot tahun 2012. Kabupaten Seluma pada tahun 2012 penyebaran benih melalui jalur benih antar lapang sebesar 2635 kg benih. Kabupaten Bengkulu Selatan penyebarannya pada dua kecamatan sebesar 150 kg benih, sedangkan Kabupaten Kaur pada satu kecamatan sebanyak 100 kg beni atau untuk luas tanam 4 ha. 6.3.2. Gelar Teknologi Pertanian Gelar Teknologi merupakan salah satu proses diseminasi kegiatan untuk menunjukkan atau menggelar berbagai paket teknologi yang dihasilkan oleh Balai Pengkajian dan dibandingkan dengan teknologi yang ada pada petani. Kegiatan ini lebih mengarah kepada promosi paket teknologi yang di yakini lebih baik dari pada teknologi yang diterapkan petani. Paket teknologi yang diimplementasikan pada hakekatnya berupa paket teknologi dengan mempertimbangkan karakteristik biofisik dan sosial ekonomi masyarakat setempat.
58
BPTP BENGKULU
Gambar 19. Kegiatan Gelar Teknologi Pertanian di Provinsi Bengkulu.
Hal ini menjadi aspek penting untuk keberlanjutan penerapan teknologi dan sistem usaha yang dianjurkan, dengan demikian diharapkan petani mampu mengadopsi dan menerapkan
teknologi
dimaksud
dalam
usahataninya
sehingga
pendapatan
meningkat. Kegiatan Gelar Teknologi tahun 2012 terdiri dari 3 kegiatan yakni kegiatan gelar teknologi bio untuk kompos yang dilaksanakan di Desa Srikaton Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, kegiatan gelar teknologi pemberian pakan tambahan untuk sapi potong yadi dilaksanakan di desa Bukit Peninjauan I Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma dan kegiatan gelar teknologi budidaya tomat di pekarangan yang dilaksanakan di BPTP Bengkulu Kelurahan Semarang Kota Bengkulu dan demplot di Desa Srikaton dan kelurahan Semarang Kota Bengkulu. Pelaksanaan gelar dihadiri oleh anggota kelompok tani/ternak di lokasi gelar dilaksanakan dan undangan dari dinas/instansi terkait. Tahapan pelaksanaan dimulai dengan pembuatan demplot oleh petani kooperator, temu lapang yang terdiri dari pembukaan, sambutan, penyampaian materi oleh petani kooperator dan narasumber dan diakhiri dengan demontrasi. Selama pelaksanaan gelar berlangsung peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dan setelah acara gelar dievaluasi tingkat penerapan teknologi yang telah digelarkan oleh masyrakat/peserta gelar. 6.3.3. Temu Informasi Teknologi Pertanian Temu Informasi Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian (TITP) Propinsi Bengkulu dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2012. Materi TITP adalah Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu dengan tujuan menyampaikan hasil
evaluasi pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan; menghimpun
59
BPTP BENGKULU
kebutuhan teknologi pemanfaatan lahan pekarangan dan pengolahan hasil dari kabupaten dan kota. Acara TITP terdiri dari: Klasikal untuk penyampaian materi dan diskusi, dan Kunjungan lapangan (ekspose display KRPL dan pengolahan hasil dilokasi BPTP). Peserta TITP dan ekspose sebanyak 120 orang yang terdidiri dari pemerintah provinsi, dinas dan lembaga penyuluhan terkait dari kabupaten/kota, kelompok PKK dan kawasan rumah pangan lestari di Provinsi Bengkulu. Materi yang disampaikan pada acara Temu Informasi Teknologi Pertanian meliputi: 1. Program pemanfaatan lahan pekarangan oleh Badan ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu. 2. Pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian perkotaan oleh Bapak Walikota Bengkulu. 3. Dukungan teknologi dalam pemanfaatan lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu oleh BPTP Bengkulu dan Balai Penelitian Tanah. 4. Evaluasi pelaksanaan pemanfaatan pekarangan dan kebutuhan teknologi di wilayah
kota/kabupaten
oleh
Badan
Ketahanan
Pangan
atau
BP3KP
Kabupaten/Kota. 5. Pengalaman petani dalam pemanfaatan pekarangan di Kabupaten/Kota oleh petani kooperator MKRPL Kab. Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.
Gambar 20. Kegiatan Temu Informasi Kawasan Rumah Pangan Lestari di Provinsi Bengkulu.
Setelah penyampaian materi, dilaksanakan diskusi guna memperoleh masukan dari peserta. Kesepakatan yang diperoleh dari TITP yang diselenggarakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian pada tanggal 12 Juni 2012 dengan tema
60
BPTP BENGKULU
“Pengoptimalan pemanfaatan pekarangan guna memenuhi kebutuhan pangan dan pengembangan ekonomi produktif”: 1. Pengembangan MKRPL trelah dilakukan pada kabupaten (Kaur, Bengkulu Selatan, Seluma, Bengkulu Utara, Mukomuko dan Bengkulu Tengah) dan Kota Bengkulu oleh kelompok ibu-ibu rumah tangga dan wanita tani serta kelompok PKK desa/kelurahan dengan pengembangan komoditas sayuran untuk memenuhi kecukupan pangan rumah tangga. 2. Kegiatan Rumah Pangan Lestari yang telah dilaksanakan telah dapat dinikmati hasilnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Pada lokasi yang sama (Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu) sudah mampu menjual hasilnya ke pasar). 3. Pemasaran tanaman sayuran sementara tidak mengalami kesulitan. 4. Diseminasi teknologi dalam pengembangan KRPL meliputi: pendampingan, display, media cetak dan demo pengolahan hasil komoditas tanaman pekarangan. 5. Saran dan umpan balik
perbaikann
kebutuhan
teknologi
dalam
rangka
pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan (KRPL) yang akan datang adalah: a. Meningkatkan dan mengembangkan kawasan pemanfaatan lahan pekarangan 10 kabupaten/kota. b. Mensinergikan kegiatan pengembangan KRPL dan program pemerintah kabupaten/kota yang mendukung program tersebut, seperti halnya kelompok P2KP, dasawisma, PKK dan lembaga masyarakat lainnya. c. Mendiseminasikan berbagai inovasi teknologi mendukung usahatani lahan pekarangan seperti inovasi teknologi pembibitan, budidaya tanaman dalam polybag dan vertikultur, PHT, panen dan pascapanen/pengolahan hasil, kelembagaan pemasaran hasil dan olahan, budidaya ternak dan kolam pekarangan, baik dalambentuk display maupun bahan informasi tercetak dan dalam bentuk visual berupa film instruksional sertabuku petunjuk teknis lainnya. d. Pengembangan kebun bibit induk (KBI) didaerah sentra pengembangan KRPL dan kebun bibit desa (KBD) disetiap desa atau kelompok usaha pengembangan KRPL, serta penyediaan lokasi magang sebagai wadah proses belajar
61
BPTP BENGKULU
peningkatan ilmu pengetahuan masyarakat menuju pengembangan rumah pangan lestari. e. Mensinergikan berbagai program yang mendukung KRPL baik dari Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, Badan Ketahanan Pangan dan Lembaga Penyuluhan Kabupaten/kota serta lembaga terkait lainnya, sehingga dapat mengembangkan diversifikasi pangan melalui optimalisasi lahan pekarangan dan pemberdayaan rumah tangga di pedesaan, sekaligus meningkatkan kecukupan pangan dan perekonomian masyarakat di Provinsi bengkulu. 6.3.4. Penyusunan Bahan Diseminasi Artikel dalam surat kabar lokal di Bengkulu tentang kegiatan Ekspose dan Seminar Inovasi Teknologi Pertanian merupakan bentuk penyebarluasan informasi teknologi kepada khalayak ramai. Informasi dalam surat kabar dibaca oleh semua kalangan baik dari segala lapisan ekonomi, berbagai status sosial dari perkotaan sampai ke daerah pedesaan. Informasi disajikan secara beragam dalam bentuk artikel maupun foto-foto yang informatif di dalam dua surat kabar harian yang paling banyak penyebarannya di Bengkulu yaitu Bengkulu Ekspress dan Rakyat Bengkulu. Melalui media informasi ini diharapkan masyarakat dapat lebih cepat mengetahui informasi teknologi yang dihasilkan oleh BPTP Bengkulu. Selain dalam surat kabar yang sifatnya visual, informasi tentang seminar dan ekspose teknologi juga disampaikan dalam media audio visual yaitu melalui CD teknologi dan siaran TVRI Bengkulu. Pengambilan gambar dan editing dilakukan bersama antara BPTP Bengkulu dengan pihak TVRI. Selain informasi seminar dan ekspose juga diproduksi dan ditayangkan 5 topik film teknologi yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu pada tahun 2012. Sebagai lembaga pengkajian teknologi, BPTP Bengkulu juga mencetak Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi mendukung Empat Sukses Program Strategis Kementerian Pertanian di Provinsi Bengkulu. Prosiding tersebut berisi makalah hasil seminar yaitu: 1. Keynote speech oleh Badan Litbang Pertanian: Dukungan Inovasi Teknologi dalam Pencapaian Target Sukses Pembangunan Pertanian di Provinsi Bengkulu. 2. Makalah utama sebanyak 3 judul dari Bappeda Provinsi Bengkulu, Universitas Bengkulu, dan Komda SDG Provinsi Bengkulu. 62
BPTP BENGKULU
3. Makalah penunjang sebanyak 56 judul yang terdiri atas 16 makalah yang dipresentasikan dalam bentuk oral dan 40 makalah poster. Informasi tercetak lainnya yang dihasilkan pada tahun 2012 adalah buku, komik, dan booklet. Informasi tersebut disusun berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan bahan informasi dari penanggung jawab kegiatan pengkajian dan diseminasi. 6.4. Kegiatan Pendampingan 6.4.1. Pendampingan SL-PTT Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program strategis Kementerian Pertanian. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan pendampingan SL-PTT Tahun 2012 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota, dari bulan Januari sampai dengan Desember 2012. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa: 1) Permentan No. 45 Tahun 2011 belum diimplementasikan dan koordinasi antar institusi belum berjalan dengan optimal, 2) Komponen teknologi SL-PTT yang diterapkan oleh petani padi masih relatif rendah (25,92%), 3) Pelatihan di tingkat provinsi dan kabupaten bersifat on call bases, sedangkan penyampaian materi informasi inovasi teknologi disampaikan dalam bentuk media tercetak maupun media elektronik, 4) Demfarm padi dilaksanakan di 6 Kabupaten dan display dilakukan di 8 Kabupaten, dengan produktivitas rata-rata 7 ton/ha dan demfarm jagung di 2 Kabupaten dalam kondisi masih di pertanaman.
Gambar 21. Demfarm Padi dan Kedelai di Provinsi Bengkulu.
63
BPTP BENGKULU
Untuk perbaikan dalam pendampingan disarankan: 1) Perlu dilakukan rapat koordinasi antar institusi di tingkat provinsi dan kabupaten agar permentan No. 45 Tahun 2011 dapat diimplementasikan dengan optimal, 2) Perlu strategi untuk mengatasi faktor penghambat adopsi komponen teknologi SL-PTT (Kurangnya pemahaman petani terhadap komponen SL-PTT; Kurang ketersediaan benih unggul bersertifikat di kios pertanian; Petani belum menyisihkan sebagian keuntungan usaha taninya untuk diinvestasikan pada pertanaman berikutnya; Ketersediaan pupuk yang tidak tepat waktu, jumlah dan jenisnya; Kurang tersedianya alat bantu kerja (caplak roda, gasrok dll). 6.4.2. Pendampingan PSDSK Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Bengkulu antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Bengkulu masih merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi, dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Tujuan dari kegiatan Pendampingan PSDSK di 3 (tiga) Kabupaten adalah meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan sapi potong, meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pelatihan, ekspose dan temu lapang, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pembinaan secara partisipatif. Prosedur kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDSK) di Bengkulu antara lain: koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seluma, identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, melaksanakan sosialisasi, pelatihan, ekspose teknologi dan temu lapang teknologi yang akan diintroduksikan, melaksanakan pelatihan petani dan petugas, dan melaksanakan demplot teknologi penggemukan sapi potong.
64
BPTP BENGKULU
Gambar 22. Kegiatan pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu.
Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pendampingan yaitu: 1) Melalui kegiatan pendampingan PSDSK telah meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan pakan berbasis kulit kopi, sagu rumbia dan ampas tahu, 2) Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang dan inseminator) melalui pelatihan, sosialisasi, ekspose dan temu lapang, 3) Pendampingan PSDSK juga telah meingkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk pakan ternak melalui kegiatan demplot. 6.4.3. Kegiatan M-P3MI Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) yang dibangun merupakan unit percontohan penggunaan inovasi yang menyediakan opsi solusi terbaik terhadap persoalan peningkatan produksi pertanian. Fokus kegiatannya berbasis agroekosistem dan atau berbasis pada komoditas unggulan di perdesaan. Inovasi teknologi yang diuji cobakan dalam unit percontohan M-P3MI yaitu teknologi budidaya padi, merupakan teknologi yang matang dan siap digunakan pada skala pengembangan serta mempunyai potensi untuk memberikan dampak terutama dampak produksi yang tinggi. Tujuan kegiatan yaitu Menyebarluaskan informasi inovasi teknologi produksi dan perbenihan padi, Pengembangan pembinaan Kelompoktani,
dan
Mendukung
program
swasembada
pangan
Kementerian
Pertanian. Prosedur pelaksanaan kegiatan yang dilakukan merupakan aplikasi dari Spektrum Diseminasi multi Channel (SDMC). Semua kegiatan yang ada pada M-P3MI merupakan wujud dari pelaksanaan SDMC di lapangan.
65
BPTP BENGKULU
Gambar 23. Kegiatan M-P3MI di Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan pada wujud kegiatannya, jenis mediasi dan saluran komunikasi pada SDMC dibedakan atas 4 bentuk yaitu: a) Pameran/Peragaan (In-house visitor display,
public-display/Expo,
visitor
plot/petak
percontohan,
tecnology
showcase/gelar teknologi), b) Forum Pertemuan (temu informasi, temu lapang, temu aplikasi teknologi, rapat kerja, rapat teknis, seminar, simposium, pelatihan, lokakarya, sekolah lapang, kegiatan partisipatif lainnya), c) Media Cetak (Buku, Booklet, Komik, brosur, Leaflet, Flyer, Poster, Baliho, koran, Majalah/Jurnal, Tabloid, Warta/news letter, Buletin, Liptan), dan d) Media Elektronik/Digital (radio, televisi, internet, mobile phone (WAP), SMS Center, CD/VCD/DVD). Hasil yang diperoleh yaitu keberhasilan pelaksanaan berdasarkan indikator yang dapat di nilai dari kegiatan : a) terjadinya peningkatan produktivitas padi dari produktivitas rata-rata petani antara 1,90 – 4,76 t/ha GKP sebelum dilakukan percontohan, menjadi masing-masing 5,44 ; 6,65 ; dan 5,96 t/ha GKP untuk varietas Inpari 6, 10, dan 13; Penanaman selanjutnya untuk Inpari 10 menjadi 6,7 t/ha dan 6,51 t/ha. Sementara penanaman di Desa Talang Kabu, Kecamatan Ilir Talo sebesar 8,12 dan 10,70 t/ha untuk varietas Inpara 1 dan Inpara 3, b) terjadinya peningkatan optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian yaitu dari pengunaan pupuk setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 348,00 ; 221,77 ; dan 37,66 kg/ha menjadi pengunaan pupuk berimbang setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 297,83 ; 125,00 ; dan 75,00 kg/ha, c) tercapainya diversifikasi produk baik secara horizontal atau Vertikal sesudah dilakukannya percontohan. Secara horizontal; lahan yang ditanam padi, selanjutnya ditanam padi kembali dan kacang tanah, sedangkan lahan yang sebelumnya ditanam jagung, selanjutnya ditanam padi. Secara vertikal; penanaman
66
BPTP BENGKULU
padi yang selama ini untuk produksi konsumsi, melalui petak percontohan dilakukan penangkaran
benih,
d)
terjadinya
peningkatan
pemberdayaan
kelembagaan
pendukung usaha agribisnis berupa kemitraan dengan BPSB dalam mensertifikasi benih yang dihasilkan, dan e) terjadinya peningkatan perkembangan jumlah adopter setelah pelaksanaan percontohan, yaitu jumlah dalam kelurahan sebanyak 4 orang menjadi 10 kelompok, selanjutnya pada tahun 2012 menjadi 13 kelompok. 6.4.4. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan “Model Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan kegiatan adalah: 1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan; 2) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga secara lestari dalam suatu kawasan; 3) Meningkatkan
ketahanan
pangan
dan
pendapatan
rumah
tangga;
4)
Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian pemanfaatan pekarangan; 5) Mereplikasi model perkotaan dan perdesaan di 5 Kabupaten Baru, dan Kelurahan baru di Kota Bengkulu. Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan adalah partisipatif, bimbingan teknis, dan demplot sebanyak 2 KK setiap unit kawasan.
67
BPTP BENGKULU
Gambar 24. Kegiatan M-KRPL di Provinsi Bengkulu.
Hasil kegiatan adalah: 1) 4.502 keluarga telah mengetahui manfaat lahan pekarangan dan mampu menanam tanaman di pekarangan, 2) tanaman yang diusahakan di lahan pekarangan mampu memenuhi kebutuhan sayuran harian bagi keluarganya, sebagian dibagikan tetangga dan sebagian kecil dijual, 3) terbentuknya 1 unit KBI dan 6 KBD untuk keberlanjutan usaha di perdesaan, 4) terbentuknya 14 unit kawasan M-KRPL di 6 Kabupaten dan Kota. Dampak sosial dari kegiatan M-KRPL antara lain: masyarakat lebih bersosialisasi (adanya aktifitan di rumah tangga pagi dan sore menyiram tanaman bias saling berbagi suka duka, saling berbagi hasil sehingga lebih akrab), lingkungan menjadi hijau dan bersih. 6.4.5. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Salah satu teknologi dasar yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian untuk meningkatkan produktivitas padi adalah varietas unggul. Sampai saat ini Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah menghasilkan tidak kurang dari 40 varietas unggul baru padi sejak tahun 2008, namun pengaruh penggunaan varietas unggul terhadap peningkatan produktivitas akan terlihat apabila ditanam dalam skala luas.
68
BPTP BENGKULU
Gambar 25. Kegiatan UPBS di Provinsi Bengkulu.
Permasalahan yang dihadapi adalah informasi tentang varietas unggul padi yang masih terbatas diketahui oleh pengguna, khususnya penangkar dan petani padi. Selain itu juga sulit untuk memperoleh benih sumbernya apabila dibutuhkan. Oleh karena itu BPTP Bengkulu sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang Pertanian pada tahun 2012 melaksanakan kegiatan UPBS/Perbenihan untuk mempercepat diseminasi varietas unggul padi kepada pengguna di Provinsi Bengkulu. Tujuan dari kegiatan ini adalah: 1) memperbanyak VUB melalui kegiatan penangkaran di lahan petani, 2) mensosialisasikan teknologi budidaya padi, khususnya penggunaan varietas unggul baru kepada petani dan dinas/instansi terkait, dan 3) mempercepat penyebarluasan VUB hasil penangkaran. Kegiatan UPBS/ Perbenihan dilaksanakan melalui kegiatan lapangan dan sosialisasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil kegiatan adalah sebagai berikut: 1) telah dilakukan penangkaran benih padi seluas + 27 ha di Kabupaten Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, dan Kota Bengkulu, disamping itu juga dilakukan perbaikan teknologi budidaya padi untuk peningkatan produktivitas lahan, efisiensi usahatani, dan penggunaan benih yang tahan cekaman kekeringan, 2) penyebarluasan informasi tentang kegiatan UPBS/Perbenihan BPTP Bengkulu dilaksanakan melalui 5 kali kegiatan sosialisasi/temu usaha/open house, dan 3) VUB yang telah telah disebarluaskan berjumlah 17.962 kg kepada pengguna (petani dan perusahaan swasta/BUMN).
69
BPTP BENGKULU
VII PENUTUP Laporan tahunan ini menyampaikan hasil yang telah dicapai pada T.A. 2012 serta kelebihan dan kekurangan yang dialami. Keberhasilan ini tidak terlepas dari perhatian dan bantuan yang besar dari Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang didukung oleh perhatian dan bantuan Pemerintah Propinsi Bengkulu beserta Pemerintah Kabupaten dan Kota, Dinas dan Instansi terkait serta Komisi Teknologi dan Tim Teknis pengkajian yang telah banyak memberikan bantuan, saran masukan dalam menyusun rencana, pelaksanaan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian. Disadari bahwa pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi yang sudah dilakukan masih belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Oleh karena itu, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu terus berupaya untuk meningkatkan kinerja atau kemampuannya agar bisa memenuhi kebutuhan teknologi pengguna (petani dan peternak), sehingga dapat berperan dalam percepatan pembangunan pertanian di Bengkulu di masa yang akan datang.
70
BPTP BENGKULU
VIII KINERJA HASIL Hasil yang telah dicapai pada tahun 2012 yaitu: 1) inovasi teknologi spesifik lokasi sebanyak 6 kegiatan, 2) Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna sebanyak 7 kegiatan, 3) rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kementerian Pertanian program strategis nasional/daerah kegiatan sebanyak 2 rekomedasi, 4) dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana sebanyak 3 dokumen, 5) penerapan ISO 9001:2008 sebanyak 1 dokumen, 6) peningkatan kompetensi SDM sebanyak 14 orang, dan 7) upload website dan database secara berkelanjutan sebanyak 1 website. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 9.709.994.000,- yang terserap sebesar Rp. 9.267.694.933,- atau 95,44 %, sedangkan dana yang tidak terserap sebesar Rp. 442.299.067,- atau 4.56 %. Dana tersebut dialokasikan untuk melaksanakan program-program Badan Litbang Pertanian dalam mendukung Program Kementerian Pertanian. Kendala-kendala yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran adalah keterbatasan SDM (peneliti, penyuluh dan teknisi) ditinjau dari segi bidang keilmuan dan jumlahnya, serta keterbatasan sarana dan prasarana penunjang. Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah: 1) mengoptimalkan SDM yang ada dan meningkatkan kapasitas SDM melalui training jangka pendek, 2) melakukan perbaikan rencana kegiatan dan RKA-KL, meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait, serta penambahan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan. Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 13.
71
BPTP BENGKULU
Tabel 13. Evaluasi dan Analsis Akuntasi Kinerja Tahun 2012. Sasaran Strategis 1 1. Tersedianya inovasi Pertanian unggulan 2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian
3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (dibidang pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian. 4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian 5. Meingkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
2 1. Jumlah inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi 1. Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna
3 6 teknologi 7 teknologi
4 6 teknologi 7 teknologi
5 100,00
2. laporan kegiatan pendampingan model spectrum diseminasi multi chanel dan program strategis nasional/daerah 3. Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kementerian Pertanian program strategis nasional/daerah 1. Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian
4 laporan
4 laporan
100,00
2 rek.
2 rek.
100,00
1 laporan
1 laporan
100,00
1. Jumlah sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian 2. Jumlah Juklak/juknis
1 laporan
1 laporan
100,00
2 juknis/ juklak 3 dokumen
2 juknis/ Juklak 3 dokumen
100,00
1 satker
1 satker
100,00
13 orang
14 orang
107,00
10 artikel
30 artikel
300,00
1 database
1 database
100,00
1. Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana. 2. Jumlah BPTP yang menerapkan ISO 9001 :2008 3. Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya 4. Jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional 5. Jumlah website dan data base yang ter-update secara berkelanjutan
72
100,00
100,00